[ppiindia] Polisi Gerebek Istana Surga Eden

2010-01-14 Thread sunny
Refleksi : Kalau Ahmad adalah Tuhan, maka tentu saja Tuhan mempunyai kekuasaan 
atas malaekat-malaekat cantik nan sexy.
  
http://www.antaranews.com/berita/1263460759/polisi-gerebek-istana-surga-eden

Polisi Gerebek Istana Surga Eden
Kamis, 14 Januari 2010 16:19 WIB | Peristiwa | Hukum/Kriminal |
Sumber (ANTARA News) - Jajaran petugas Reserse dan Kriminal dan Perlindungan 
Perempuan Polda Jabar bersama puluhan anggota ormas Islam Kota Cirebon, Kamis, 
menggerebek dua rumah yang diduga sebagai tempat kegiatan Surga Eden, ajaran 
yang dipimpin Ahmad Tantowi. 

Penggerebekan pertama di sebuah rumah di Desa Pamengkan, Kecamatan Mundu, 
Kabupaten Cirebon, yang diberi nama Istana Surga Eden, yang disebut-sebut 
sebagai tempat pembaiatan anggota sekaligus tempat tinggal sang pemimpin ajaran 
itu, Ahmad Tantowi.

Dalam penggerebekan tersebut Ahmad Tantowi dan beberapa pengikutnya yang 
sebagian besar perempuan melakukan perlawanan.

Tantowi mencabut keris dan berusaha melawan sebelum diringkus petugas.

Petugas juga mendatangi rumah milik Ahmad Tantowi, tidak jauh dari rumah 
pertama. Menurut Ahmad Tantowi, rumah itu tempat tinggal anak asuhnya. 

Terjadi kontak fisik antara anggota ormas Islam dengan sejumlah orang yang ada 
di rumah tersebut. Namun setelah petugas datang, seluruh pengikut Surga Eden 
yang ada di sana diangkut petugas. Ahmad Tantowi dan tujuh pengikutnya langsung 
dibawa ke Mapolda Jabar.

Dalam penggerebekan tersebut, petugas menemukan sebuah kolam yang dihiasi 
patung wanita telanjang, persis di depan kamar Tantowi. Selain itu ditemukan 
juga keris dan berbagai benda yang diduga digunakan sebagai alat ritual.

Penggerebekan itu dilakukan petugas berdasarkan laporan Andi (40), orang yang 
mengaku pernah menjadi pengikut ajaran itu.
  
Berdasarkan penuturan Andi, Ahmad Tantowi menyatakan diri sebagai Tuhan dan 
boleh menggauli pengikut perempuannya.

"Saya pernah menjadi pengikut Surga Aden ini. Namun setelah ada upaya Tantowi 
akan menggauli istri saya dengan dalih syarat menjadi pengikutnya, saya tidak 
terima dan langsung keluar dari ajaran dia. Kemudian saya laporkan hal ini 
kepada polisi," kata Andi.

Sementara itu berdasarkan penuturan warga setempat, Ahmad Tantowi dikenal warga 
sebagai seorang penjual barang antik yang dermawan. 

Dia selalu menjadi donatur terbesar setiap kali ada kegiatan di kampung seperti 
saat peringatan 17 Agustus.

"Selama ini kami tidak melihat kegiatan yang janggal seperti ritual keagamaan 
apalagi meresahkan warga," kata Budi Hartono, Kuwu Desa Pamengkang.

Kanit Reskrim Polda Jabar Kompol Fatimah Noer mengatakan, Ahmad Tantowi dan 
tujuh pengikutnya akan menjalani pemeriksaan di Mapolda Jabar.

"Mereka kami bawa ke Mapolda Jabar untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata 
Fatimah.(*)







[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Majalah Bhinneka - dan pencarian dana

2010-01-14 Thread Soe Tjen Marching
Teman-teman,
Funding majalah Bhinneka akan segera berakhir. Karena itu, untuk melanjutkan 
majalah gratis ini, kami terpaksa mencari iklan. Bila ada yang membantu dengan 
pencarian dana ini, mohon menghubungi saya: Soe Tjen Marching 
 

Daftar harga iklan di Majalah Bhinneka:




Halaman
isi:



- 
Satu halaman Rp 2 juta (warna)

- 
Satu halaman Hitam putih Rp 1,5
juta 

- 
Setengah halaman warna Rp 1,4
juta

- 
Setengah halaman hitam putih Rp
1 juta 

 





Halaman
Cover: 


- 
Satu halaman warna Rp 5 juta
(Cover 4)

- 
Satu halaman warna Rp 3 juta
(cover 3/cover dalam belakang)

- 
Satu halaman warna Rp 4 juta
(cover 2/cover dalam depan)

 

Untuk Edisi Berikut (terbit awal Febuari),
pengiriman & pembayaran iklan paling lambat tanggal 25 Januari 2010.







  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Sri Mulyani Diperiksa Pansus, 300 Orang Geruduk DPR, Sri Mulyani: Saya Bertanggung Jawab

2010-01-14 Thread sunny
http://hariansib.com/?p=106678

Sri Mulyani Diperiksa Pansus, 300 Orang Geruduk DPR, Sri Mulyani: Saya 
Bertanggung Jawab 
Posted in Berita Utama by Redaksi on Januari 14th, 2010 

DIAMANKAN POLISI: Seorang aktivis diamankan petugas kepolisian saat mengikuti 
aksi unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (13/1). Para pengunjuk 
rasa tersebut menuntut pengusutan tuntas kasus skandal Bank Century. (FOTO 
ANTARA/Ismar Patrizki)

Jakarta (SIB)
Saat Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dicecar pertanyaan oleh Pansus 
Angket Century, sedikitnya 300 orang dari Forum Masyarakat Peduli Bangsa 
geruduk DPR. Massa menuntut Sri Mulyani mundur. Aksi ini diikuti sejumlah 
elemen mahasiswa, pemuda dan masyarakat, bertempat di depan Gedung DPR, 
Senayan, Jakarta, Rabu (13/1).


Massa membawa poster bergambar Sri Mulyani dengan taring drakula dan diberi 
tulisan "Artis maling Century", serta poster bergambar Boediono yang juga 
diberi taring drakula bertuliskan "Biarkan rakyat mengadili. Mundur." Poster 
itu ditempel di pagar DPR. Beberapa orang tampak memakai kaos hitam bertuliskan 
"Tolak SBY."


Dalam aksinya, seorang seniman membacakan puisi berjudul Negeri Para Bedebah, 
karya Adhie Massardie dan massa menyanyikan lagu-lagu perjuangan. "Kebijakan 
yang diambil Sri Mulyani selaku menteri keuangan dalam kasus Century sungguh 
sulit dimaafkan karena dalam kebijakan itu pemerintah telah memfasilitasi para 
perampok untuk merampok uang rakyat," kata koordinator aksi, Taufik. Sri 
Mulyani juga dituntut menyampaikan permohonan maaf karena ulahnya.
Massa duduk-duduk sambil mendengarkan orasi dan lagu-lagu. Akibatnya, lalu 
lintas Gatot Subroto ke Slipi menjadi tersendat karena massa memakan sepertiga 
badan jalan. Aksi berlangsung dan dijaga 50 polisi.


Sri Mulyani: Saya Bertanggung Jawab
Mantan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang juga Menteri 
Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan dirinya bertanggung jawab penuh atas 
keputusan penyelamatan Bank Century berdasarkan data awal nilai bailout dari 
Bank Indonesia (BI) sebesar Rp 632 miliar. Angka Rp 632 miliar tersebut 
ditetapkan oleh BI sebagai acuan dana yang harus digelontorkan dalam penanganan 
Bank Century. Namun ternyata dana yang dibutuhkan melonjak mencapai Rp 6,7 
triliun.
"Saya bertanggung jawab mencegah krisis dengan melakukan penyelamatan (Bank 
Century)," ujar Sri Mulyani menjawab pertanyaan Anggota Pansus Akbar Faishal 
Dalam rapat Pansus Century di Gedung DPR-RI, Jakarta, Rabu (13/01).
Sebelumnya Akbar menanyakan sampai tanggung jawab seorang Ketua KSSK atas dana 
bailout yang disuntikan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).


"Apakah ibu Sri Mulyani bertanggung jawab terhadap dana yang hanya Rp 632 
miliar saja, sesuai dengan data BI, atau Ibu bertanggung jawab sampai 
penyertaan sebelum UU JPSK ditolak atau hingga dana membengkak hingga Rp 6,7 
triliun?," tanya Akbar. Sri Mulyani kemudian menjawab dengan berdasarkan data 
nilai bailout dari BI.
"Saya yang bertanggung jawab menetapkan kebijakan untuk mencegah krisis. Saya 
mencegah krisis dengan menyelamatkan Bank Century berdasarkan data Rp 632 
miliar," tutur Sri Mulyani. Sri Mulyani juga mengatakan hingga saat ini negara 
tidak mengalami kerugian sama sekali. "Uang negara tidak digunakan, uang negara 
di LPS masih ada Rp 4 triliun," jelasnya.


Maka sesuai dengan jawaban Sri Mulyani, Akbar mengambil kesimpulan bahwa BI 
memberikan data-data yang tidak tepat sehingga nilai bailout membengkak menjadi 
Rp 6,7 triliun serta Ketua KSSK hanya bertanggung jawab sampai dengan dana Rp 
632 miliar. Sri Mulyani Diperiksa, Suami & Pendukung Penuhi Balkon
Sebelumnya Sri Mulyani tampak percaya diri ketika memasuki ruang rapat Pansus 
Angket Century. Balkon pun dipenuhi pendukung Sri Mulyani.


Sri Mulyani masuk ke ruang rapat Pansus di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 
(13/1) sekitar pukul 10.45 WIB.
Tampak balkon ruang rapat Pansus penuh dengan pendukung Sri Mulyani. Pegawai 
Departemen Keuangan (Depkeu), Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmani dan Wakil Menkeu 
Anggito Abimanyu dan suami Sri Mulyani, Tonny Sumartono, juga tampak memenuhi 
balkon.


Sri Mulyani yang tampak cantik dengan batik hitam merah dan rok hitam itu 
tampak percaya diri memasuki ruang Pansus. Dia melambai-lambaikan tangannya 
kepada wartawan sebelum bersalaman dengan anggota Pansus.
Sebelumnya Sri Mulyani mendapatkan sebuket bunga dari kaum profesional. Bunga 
diserahkan oleh 7 orang pelaku pasar modal, seperti mantan komisaris BEI Lily 
Widjaya.


Sri Mulyani Bawa Pasukan Eselon I
Selain suami, dalam pemeriksaan Sri Mulyani itu seluruh pejabat eselon I Depkeu 
ikut hadir 'mendukung'.
Kehadiran para pejabat eselon I Depkeu ini sempat dipermasalahkan oleh salah 
satu Anggota Pansus yaitu Akbar Faisal dari Fraksi Partai Hanura. "Seluruh 
Eselon I ini hadir di sini, lalu bagaimana dengan Depkeu?" ujarnya dalam rapat 
Pansus Century di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1).


Akbar mengatakan, dengan lengkapnya pejabat eselon 

[ppiindia] Dana Kesra, Uang Lauk Pauk dan Dana Insentif Belum Dibay ar, Ribuan Guru di Labura "Gigit Jari"

2010-01-14 Thread sunny
http://hariansib.com/?p=106684

Dana Kesra, Uang Lauk Pauk dan Dana Insentif Belum Dibayar, Ribuan Guru di 
Labura "Gigit Jari"
Posted in Berita Utama by Redaksi on Januari 14th, 2010 
Labura (SIB)
Ribuan guru pegawai negeri sipil (PNS) di Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura) 
akhirnya "gigit jari". Penyebabnya, dana kesra untuk Januari, Februari dan 
Maret 2009 dan uang lauk pauk serta dana insentif dari Pemprovsu tahun 2009 
belum dibayarkan.
Sejumlah guru di Kecamatan Marbau, Na IX-X, Aekkuo dan Aeknatas yang 
dikonfirmasi SIB secara terpisah mengatakan, dana kesra Rp400 ribu/bulan belum 
juga dibayar untuk Januari, Februari dan Maret 2009. Demikian juga dengan uang 
lauk pauk tahun 2009 selama 12 bulan (Rp15.000/hari jika hadir kerja) serta 
uang insentif dari Pemprovsu Rp50.000/bulan selama 12 bulan.
Lebih lanjut dikatakan, PNS di Labuhanbatu telah menerima uang tersebut. Kenapa 
PNS di Labura belum menerima dana tersebut. Ke mana dana itu mengalir hingga 
saat ini tidak ada penjelasan yang resmi.


Padahal, kalau tampil di depan umum atau saat berpidato dalam seminar, para 
pejabat di negeri ini selalu berkata akan meningkatkan kesejahteraan guru dan 
akan memperhatikan nasib guru. Tapi realitanya, dana yang sudah diatur oleh 
undang-undang pun tidak dibayarkan kepada guru, ironisnya, para pejabat 
tersebut seolah-olah tidak peduli, ujar guru yang mengaku bermarga Siregar itu.


Penjabat Bupati Labura Drs H Daudsyahy MM ketika dikonfirmasi melalui pesan 
layanan singkat (SMS) Selasa (12/1) tidak direspon, meski SMS terkirim. 
Sedangkan Kepala Dinas Pendidikan Labura H Ridwan Rambe SPd ketika dikonfirmasi 
mengatakan, dana kesra untuk Januari, Februari dan Maret berada di Pemkab 
Labuhanbatu. Sebab pembayaran gaji guru untuk Januari, Februari dan Maret 
dibayarkan Pemkab Labuhanbatu karena itu merekalah yang membayar dana kesra itu.
Untuk uang lauk pauk sudah disatukan ke dalam dana kesra. Sementara dana 
insentif dari Pemprovsu masih diproses, sebelumnya dana itu ditransfer ke 
Pemkab Labuhanbatu, jadi administrasinya sedang diurus, kata Ridwan.
Sekdakab Labuhanbatu Hasban Ritonga SH ketika dikonfirmasi Selasa (12/1), 
masalah dana kesra tersebut, melalui SMS, tidak ada jawaban. (Tim/m)


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Pansus Mulai Dimandulkan

2010-01-14 Thread sunny
Refleksi :Memang harus dimandulkan, supaya bukti tidak memberatkan rezim 
kleptokratik!

http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=13060

2010-01-14 
Pansus Mulai Dimandulkan



[JAKARTA] Penggantian sejumlah anggota Pansus Hak Angket Kasus Bank Century 
dinilai sebagai upaya pemandulan agar Pansus tidak bisa mengungkap tuntas 
skandal perbankan tersebut. Hal tersebut dikhawatirkan membuat hasil kerja 
Pansus bertentangan harapan rakyat. Demikian rangkuman pendapat yang dihimpun 
SP, Kamis (14/1), dari inisiator hak angket dari Fraksi PPP Kurdi Mukri, 
pengamat politik Burhanuddin Muhtadi, dan Direktur Eksekutif Reform Institute 
Yudi Latif. 

Kurdi Mukri menyatakan, sejak awal dirinya sudah memprediksi ada upaya 
pemandulan Pansus. "Saya sangat prihatin terhadap pencopotan anggota Pansus 
yang kritis," katanya.

Dengan dicopotnya sejumlah anggota Pansus yang kritis, lanjutnya, dikhawatirkan 
tujuan untuk mengungkap skandal Bank Century, tidak akan tercapai. "Ini semua 
karena kuatnya kepentingan partai politik," katanya. 

Sedangkan, pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin 
Muhtadi mengemukakan penarikan anggota Pansus dari PAN dan PKB membuktikan 
telah terjadi "perang psikologis" antara Presiden SBY sebagai pengendali 
koalisi dengan mitranya. Penarikan itu juga membuktikan pernyataan SBY mengenai 
evaluasi mitra koalisi. Tujuannya agar mitra koalisi tidak kritis dan tajam 
menyikapi kasus Bank Century.


Pimpinan Parpol Ditekan

Ia menegaskan, SBY tidak bisa mengintervensi Pansus Century. Karena itu, cara 
yang diambil adalah dengan menekan elite-elite partai politik peserta koalisi. 
"Tekanan itu membuat pimpinan parpol tidak bisa tidur nyenyak, sehingga 
mengganti anggotanya di Pansus Century. Tindakan mereka seperti mencari muka 
terhadap SBY," katanya.

Tindakan pimpinan parpol itu, lanjut Burhanuddin, menunjukkan mereka masih 
loyal terhadap SBY, sekaligus menunjukkan koalisi parpol tetap solid. 

Meski demikian, dia menyayangkan penggantian itu karena menghilangkan daya 
kritis dalam Pansus, karena anggota yang menggantikannya tidak paham skandal 
Century. "Saya ragu hasil Pansus Century sesuai harapan rakyat. Pansus pada 
akhirnya hanya menjadi ladang bargaining politik," katanya. 

Senada dengannya, Yudi Latif menyatakan, tindakan menekan mitra koalisi 
terlihat sangat vulgar. "Pansus sebaiknya tetap fokus menyelesaikan skandal 
Century. Sangat berbahaya kalau hasilnya tidak sesuai harapan masyarakat," 
ujarnya. 

Sementara itu, sejumlah anggota Pansus dari partai koalisi telah diganti dan 
dikabarkan masih ada yang akan dicopot karena tekanan Partai Demokrat sebagai 
pimpinan koalisi. Dari informasi yang dihimpun SP, sedikitnya lima anggota 
Pansus yang telah dan akan diganti. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) 
akan mencopot Marwan Ja'far dan Anna Mu'awanah, Fraksi Partai Amanat Nasional 
(FPAN) akan menarik Chandra Tirta Widjaya dan Catur Sapto Edi, sedangkan Fraksi 
Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) akan mengganti Andi Rahmat. Pada umumnya 
mereka melontarkan pertanyaan tajam terhadap mantan Gubernur BI, Boediono dan 
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati. 

Terkait hal itu, beberapa anggota Pansus mengaku mendengar desas-desus 
pergantian rekan mereka sejak pekan lalu. Sebagian anggota menyatakan 
pergantian itu merupakan hal wajar dan ditentukan fraksi, tetapi beberapa di 
antaranya mengakui adanya tekanan dari Partai Demokrat. 

"Penggantian tersebut merupakan bentuk tekanan koalisi terhadap Pansus Century 
yang sudah dikhawatirkan sejak awal. Tapi kita harapkan PDI-P, Hanura, dan 
Gerindra, serta para inisiator hak angket tetap kompak," kata anggota Pansus 
yang menolak disebut namanya.

Sejak Rabu (13/1), Marwan Ja'far, telah diganti oleh Agus Sulistiono dan 
Chandra Tirta Widjaya telah resmi diganti Asman Abnur, sejak Senin (11/1). 
Sedangkan, Anna Mu'awanah mengakui ada pergantian anggota Pansus dan hal itu 
diberitahukan langsung Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. 

"Saya dikasih tahu ketua umum secara langsung, kemarin (Selasa, 12/1) malam. 
Katanya, ada pembagian tugas jadi saya akan diganti supaya lebih fokus ke 
komisi. Tapi SK-nya sampai sekarang belum turun," ujar Anna. 

Menanggapi hal itu, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS), Mustafa 
Kamal mengatakan, pihaknya belum berencana mengganti anggota di Pansus Hak 
Angket Century. Berdasarkan evaluasi intenal terhadap empat anggota di Pansus, 
mereka telah menjalankan tugas dengan baik dan normal. "Jadi tidak ada rencana 
untuk mengganti mereka. Soal penggantian Andi Rahmat, itu hanya isu," kata 
Mustafa.

Ketika ditanya isu penggantian tersebut terkait dengan tekanan koalisi seiring 
dengan evaluasi kabinet yang akan dilakukan Presiden SBY, Mustafa menampiknya.

"Evaluasi kabinet tidak akan pengaruhi anggota DPR dari FPKS dalam menjalankan 
fungsinya, termasuk di Pansus Century. Kami percaya Presiden bijak dan bisa 
membedakan kabinet tidak berhubungan dengan DPR,

[ppiindia] Islam Krisis (Kolom)

2010-01-14 Thread MGR
Islam Krisis

KH Abdurrahman “Gus Dur” Wahid meninggalkan pengaruh yang dalam pada saya, jauh 
sebelum saya menjadi penyiarnya di acara “Kongkow Bareng Gus Dur” tiap Sabtu di 
Utan Kayu. Pada awal tahun 1997, ketika saya baru lulus dari sebuah pesantren 
dan menjadi guru muda di pesantren itu, saya mengikuti sebuah pelatihan untuk 
guru dan santri se Jawa Timur. Sohibul bait-nya: Kajian 193 Universitas Islam 
Malang. Gus Dur hadir sebagai narasumber. Jujur saja waktu itu saya tak suka 
Gus Dur dan Nurcholish “Cak Nur” Madjid. Saya memperoleh informasi tentang dua 
tokoh ini dari media-media seperti Sabili, Media Dakwah dan Hidayatullah. Kala 
itu saya mengidolakan sosok Amien Rais yang dianggap sebagai representasi tokoh 
Islam, sedangkan Gus Dur dan Cak Nur sering dituding oleh media-media itu 
“kurang kadar keislamannya”.

Saya tidak terlalu tertarik presentasi Gus Dur, sejak pertama kali melihat Gus 
Dur saya tak sabar ingin mengeluarkan uneg-uneg saya (yang negatif). Bakda Gus 
Dur presentasi, saya yang pertama kali mengacungkan tangan untuk bertanya. 
Dimulailah percakapan dan dialog pertama kali saya dengan Gus Dur yang mengubah 
haluan pemikiran saya.

“Gus, saya seorang santri, sebelum saya mengajukan pertanyaan, saya ingin 
mengajak kita semua untuk meyakini Islam sebagai agama paling benar, kalau kita 
sudah yakin, lantas bagaimana menjadikan Islam sebagai agama yang “rahmatan lil 
alamin” (menjadi berkah bagi alam semesta)?” Pertanyaan ini adalah sindiran 
saya yang halus kepada Gus Dur yang menurut su’ud dzon saya pada dia—seperti 
yang saya baca dari media-media itu—Gus Dur tidak terlalu kuat Islamnya karena 
sering membela non-muslim.

Respon Gus Dur di luar perkiraan saya. “Siapa nama santri tadi itu, santri kok 
Islamnya krisis.” Mendengar ucapakan Gus Dur ini, belasan orang yang hadir 
tertawa terbahak-bahak. Saya hanya bisa tersenyum kecut. Ucapan Gus Dur seperti 
setrum megawatt yang menyengat saya. “Kalau kita sudah yakin pada Islam, tak 
perlu teriak-teriak lagi, biasanya yang sering teriak itu masih ragu atau 
takut. Saya sering dianggap tidak Islam hanya gara-gara sering membela orang 
non-muslim, saya dianggap tidak ngerti ayat Quran yang berbunyi tidak akan 
pernah rela orang Yahudi dan Kristen pada kamu (orang Islam), sampai kamu 
mengikuti agama mereka” sambung Gus Dur yang mengutip penggalan ayat 120 dari 
surat Al-Baqarah. Ungkapan Gus Dur tadi juga seperti mengorek-orek 
asumsi-asumsi buruk yang menempel di otak saya.

Gus Dur melanjutkan: “Bagi saya makna “tidak rela” itu jangan didramatisir, 
dipahami biasa-biasa saja, karena sebaliknya kita orang Islam tidak pernah rela 
pada keyakinan mereka. Sama saja kan? “Tidak rela” bukan berarti mau menyakiti 
atau membunuh. Contohnya Siti Nurbaya tidak rela menikah dengan Datuk 
Maringgih. Yaaa Siti tidak rela saja, bukan lantas dia ingin menyakiti atau 
membunuh Datuk Maringgih, buktinya Siti Nurbaya melahirkan anak-anak Datuk 
Maringgih.” Orang-orang yang hadir kembali tertawa lebar mendengar tamsil Gus 
Dur soal “tidak rela” itu. Ketika ia menjawab soal saya tentang “Islam rahmatan 
lil alamin” Gus Dur mengutip wejangan KH Ahmad Siddiq bahwa Islam harus merawat 
tiga ikatan persaudaraan yaitu “ukhuwah Islamiyah” (persaudaraan keislaman), 
“ukhuwah wathaniyah” (persaudaraan kebangsaan) dan “ukhuwah basyariyah” 
(persaudaraan kemanusiaan), jika Islam mampu merawat tiga ikatan persaudaraan 
ini maka, Islam
 itu akan menjadi berkah bagi alam semesta.

Sindiran Gus Dur yang menganggap saya sebagai seorang muslim yang 
krisis—meskipun saya lulusan pesantren dan telah menimba ilmu keislaman selama 
bertahun-tahun—membuat saya kembali bertanya pada diri sendiri. Benar juga 
komentar Gus Dur itu, kalau saya benar memiliki keimanan terhadap Islam yang 
kuat, kenapa perlu teriak-teriak yang menunjukkan saya masih ragu? Merasa 
paling benar memang kadang untuk menyembunikan keraguan.

Pertemuan dengan Gus Dur itu telah meruntuhkan fanatisme saya yang sebelumnya 
mudah curiga dan menyalahkan pendapat orang lain. Saya yang selalu menganggap 
diri sendiri sebagai muslim yang paling benar. Pertemuan itu juga mengubah imej 
saya terhadap Gus Dur. Seperti menebus dosa, saya mulai rajin mencari dan 
membaca buku-buku karangan Gus Dur untuk mengenal pemikiran Gus Dur secara 
langsung bukan dari tulisan atau perkataan orang lain. Ketika saya melanjutkan 
studi di Univeritas al-Azhar Mesir pada tahun 1998 saya masuk NU Mesir untuk 
mengukuhkan kekaguman saya pada Gus Dur. Pun saya mulai tertarik untuk membaca 
pemikiran Cak Nur langsung dari tulisan-tulisannya.

Dalam kesempatan yang lain, Gus Dur juga sering merujuk soal “Islam-krisis” ini 
pada fenomena kekerasan dan kebencian yang dilakukan oleh kelompok-kelompok 
Islam radikal terhadap kelompok yang lain. Krisis yang dimaksud adalah rasa tak 
percaya diri atau diliputi penuh ketakutan. Kata Gus Dur “mereka itu dalam 
bayang-bayang ketakutan, merasa terkepung dan terancam oleh Barat, tapi di sisi 
l

[ppiindia] Kokain meningkatkan Kecerdasan ?

2010-01-14 Thread rifky pradana
Penelitian
terbaru yang memfokuskan pada satu bagian otak yang disebut epigenetik, yakni
gen yang terdapat dalam otak yang akan mempengaruhi fungsi keseluruhan otak,
menemukan bahwa ada penambahan jumlah dendrit atau percabangan sel-sel pada
otak para pengguna kokain dan methamphetamine.
 

Penelitian
dilakukan dengan memberikan dosis kecil kokain pada tikus. Setelah beberapa
lama, dilakukan pengamatan pada otak tikus tersebut.
 
Pengamatan
tersebut menemukan adanya perubahan pola gen. Gen di otak menghasilkan sebuah
protein yang disebut dengan nama protein G9a.
 
Protein
ini terbentuk karena adanya perubahan pada nucleus accumbens, yakni bagian otak
yang berfungsi merasakan senang dan memicu keinginan seseorang.
 
Adanya
protein tersebut di otak akan membuat gen yang mengatur pembentukan dendrit
atau percabangan sel-sel otak meningkat.
 
Penambahan
jumlah dendrit berarti ada penambahan jumlah koneksi sel-sel otak yang sangat
erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan seseorang. 
 
Dalam
kondisi orang yang normal, semakin banyak dendrit pada otak, maka IQ akan
semakin meningkat.
 
Namun
yang terjadi pada para pecandu kokain dan methamphetamine justru
berkebalikannya. Mereka justru sering terlihat linglung, hilang kendali dan
tampak tak berdaya.
 

Dengan
adanya fakta baru tersebut, apakah dapat disimpulkan bahwa pemberian kokain dan
methamphetamine dapat jumlah yang sedikit berarti dapat meningkatkan kecerdasan
seseorang ?.
 

Para
peneliti dari Mount Sinai School of Medicine itu tak berani terburu-buru
menyimpulkan penemuan fakta itu yang dikorelasikan dengan peningkatan
kecerdasan IQ seseorang.
 
Tentu
diperlukan penelitian yang lebih mendalam lagi untuk sampai kepada kesimpulan
yang demikian.
 
Saat
ini, mereka baru berani menyimpulkan bahwa salah satu efek samping lainnya dari
kokain adalah menambah jumlah koneksi sel-sel otak.
 

Itulah
mungkin yang menyebabkan Pecandu kokain dan methamphetamine relatif lebih sulit
disembuhkan dibanding pecandu heroin atau obat-obatan lainnya.
 
Para
pecandu kokain dan methamphetamine memang paling sukar disembuhkan. Ada
tersedia sedikit obat untuk menolong para pecandu heroin, tapi sangat sedikit
sekali obat yang benar-benar efektif untuk para pecandu kokain dan
methamphetamine.
 
Pada
umumnya para pecandu kokain dan methamphetamine oleh dokter diberikan obat
levamisole. Namun obat itu justru berpotensi menyebabkan masalah pada sistem
imunitas dan sangat mungkin menimbulkan risiko yang bisa lebih parah lagi.
 

Oleh
sebab itu, para peneliti itu berharap, penemuan ini bisa jadi petunjuk untuk
lebih fokus pada gen tersebut dalam rangka penelitian lebih lanjut di masa
depan terhadap penanganan kecanduan kokain dan methamphetamine.
 
Sekali
lagi, para peneliti itu mengingatkan bahwa penemuan ini diharapkan tidak
disalahartikan. Sebaliknya, hasil studi ini bisa dikembangkan lebih lanjut
untuk membuat metode baru penanganan kecanduan kokain dengan cara mengatur
bagian epigenetik pada otaknya.
 

Akhrulkalam,
tentunya dan memang seharusnya tak ada yang sedemikian bodohnya sehingga ingin
menjadi lebih cerdas dengan cara mengkonsumsi kokain atau methamphetamine
(shabu-shabu) yang hasilnya justru akan membikin tambah linglung.
 

Wallahualambishshawab.
 

*
Catatan
Kaki :
* Foto diatas hanyalah ilustrasi untuk
mempermanis tampilan, yang dicopypaste dari sumber di internet.
* Tulisan ini dikutip dari berbagai
sumber yang terserak di dunia maya internet.
 
*
Kokain meningkatkan Kecerdasan ?
http://kesehatan.kompasiana.com/2010/01/14/kokain-meningkatkan-kecerdasan/
*


  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Ruhut Picu Emosi Pansus

2010-01-14 Thread sunny
http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=13056

ck 
2010-01-14 
Ruhut Picu Emosi Pansus


JK: Kasus Century Bukan Akibat Krisis



SP/Charles Ulag
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan keterangan saat hadir sebagai 
saksi pada rapat Pansus Bank Century di gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, 
Kamis (14/1).

[JAKARTA] Anggota Fraksi Partai Demokrat (FPD), Ruhut Sitompul kembali 
mengeluarkan pernyataan kontroversial dalam rapat Pansus Hak Angket Kasus Bank 
Century. Saat pemeriksaan mantan Wapres Jusuf Kalla (JK), Kamis (14/1) pagi, 
sapaan "Daeng" yang berulang kali dilontarkan Ruhut kepada JK, menyulut emosi 
dan reaksi keras anggota Pansus dari fraksi lain. Bahkan JK pun tidak bersedia 
menjawab pertanyaan Ruhut.

Pada rapat pemeriksaan saksi Kamis pagi, FPD memperoleh kesempatan bertanya 
setelah Fraksi Partai Hanura. Ruhut yang mengambil kesempatan itu mengawalinya 
dengan mengutip peringatan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif, 
agar anggota Pansus mengedepankan etika saat bertanya kepada saksi.

Selanjutnya, Ruhut mengomentari secara detail tentang intervensi yang dilakukan 
JK terhadap Kepolisian untuk menangkap Robert Tantular. Ruhut menyampaikan 
bahwa Robert Tantular mengakui ada kebencian kepada JK. Sebab, JK dinilai 
sering mengintervensi lembaga-lembaga hukum. 

Namun, JK menegaskan, bahwa yang dilakukan adalah perintah. "Intervensi itu 
rendah. Saya tidak intervensi, tapi saya perintahkan. Sebagai aparat 
pemerintah, atasan polisi adalah presiden," tegas JK, yang menjalankan tugas 
kepresidenan saat keputusan penyelamatan Century diambil pada November 2008, 
karena Presiden SBY tengah berada di AS.

Selanjutnya, pertanyaan Ruhut sempat dipotong oleh JK. Ruhut pun minta JK tidak 
memotong pertanyaannya dengan berkata, "Mohon Daeng tidak marah terlebih dulu. 
Saya menghormati Daeng." 

Sapaan "Daeng" itu diucapkan sedikitnya lima kali. JK tampak diam menyimak 
pertanyaan Ruhut. Namun, anggota Pansus dari Fraksi Partai Hanura, Akbar Faisal 
menginterupsi, dan mengingatkan Pansus agar tidak menggunakan simbol-simbol 
kultural. "Ini bagian dari etika yang harus dipegang. Penggunaan simbol-simbol 
kultural bisa membuat situasi tidak nyaman," kata Akbar.

Peringatan Akbar langsung disambut teriakan anggota Pansus lainnya. "Sebagai 
orang Bugis, saya tersinggung dengan pemanggilan 'Daeng' tersebut," serunya 
dengan keras. Setelah dipersoalkan, Ruhut pun mengalah. Ruhut mengaku dia 
menyapa JK dengan "Daeng" sebagai penghormatan. "Saya mohon maaf," kata Ruhut. 

Mahfud Siddiq yang memimpin sidang akhirnya menyudahi debat sengit itu dengan 
mengingatkan agar peristiwa tersebut tidak terulang.

Dari rentetan pertanyaan dan komentar Ruhut yang memicu emosi tersebut, JK pun 
tidak merasa perlu menjawab. "Saya tidak usah menjawab," katanya.

Ulah Ruhut yang memicu perdebatan sengit di Pansus tersebut, sebelumnya juga 
terjadi saat pemeriksaan saksi, pada Rabu (6/1) lalu. Saat itu Ruhut berdebat 
sengit dengan pimpinan rapat, Gayus Lumbuun dari Fraksi Partai Demokrasi 
Indonesia Perjuangan, mengenai alokasi waktu pendalaman materi tiap fraksi. 
Emosi keduanya, memicu Ruhut menghardik Gayus dengan sebutan "bangsat".

Menanggapi ulah Ruhut tersebut, Koordinator Koalisi Masyarakat Sipil 
Antikorupsi (Kompak), Fadjroel Rahman menilainya sebagai "kampungan" dan 
kekanak-kanakan. Menurutnya, apa yang dilakukan Ruhut sangat memalukan, baik 
terhadap Pansus maupun DPR secara keseluruhan.

Tindakan itu juga memalukan bagi Partai Demokrat, termasuk Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono, sebagai Ketua Pembina Partai Demokrat. Tetapi anehnya, 
meskipun sering membuat ulah, Ruhut tidak ditegur dan tak kunjung ditarik dari 
Pansus Century oleh Partai Demokrat. 

"SBY kan sebagai pembina Demokrat. Perilaku Ruhut itu mempengaruhi citra SBY. 
Tetapi kok dibiarkan. Kalau tetap dipertahankan maka perilaku Ruhut bisa 
menunjukkan kualitas pembinaannya. Memalukan jika seperti itu," ujarnya. 


Krisis Kecil

Saat diperiksa Pansus, JK menjelaskan, dalam pandangannya, Indonesia hanya 
mengalami krisis kecil dan tidak berdampak sama sekali ke sistem moneter, saat 
krisis finansial hebat melanda AS pada 2008. Oleh karenanya, JK berpendapat 
bahwa persoalan yang dihadapi Bank Century, sejatinya bukan akibat krisis, 
tetapi karena secara fundamental sudah bobrok.

"Bank yang mengalami krisis hanya satu, yakni Bank Century. Hal ini berbeda 
sekali dengan krisis 1998 lalu," ujarnya.

Ia menambahkan, laporan audit investigasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) 
merupakan bukti yang kuat mengenai dugaan penyelewengan dan pelanggaran aturan, 
yang bisa berpotensi merugikan negara hingga Rp 6,7 triliun.

Kepada Pansus, JK juga membantah telah menerima pesan singkat (SMS) dari 
Menteri Keuangan saat itu Sri Mulyani Indrawati, terkait bailout untuk 
menyelamatkan Bank Century. "Saya tidak diberikan laporan pada 22 November 
2008. SMS itu ditujukan kepada Presiden dan saya hanya diberikan tembusan. 
Jadi,

Re: [ppiindia] Pansus Mulai Dimandulkan

2010-01-14 Thread Irwan Kurniawan
Tadi siang sempat menonton siaran langsung dari TV, ada penjelasan dari
Chandra Tirta Widjaya yang sempat dikabarkan diganti, ternyata hadir dalam
sesi setelah istirahat (sejak pukul 14:00). Chandra menyebutkan bahwa yang
sebenarnya terjadi adalah PAN menyiapkan 5 aleg untuk PangKet BC ini..

Yang disebut" penggantian tersebut sebenarnya adalah 'rolling' karena
kenyataannya, kerja PangKet ini cukup lama (marathon) dan membutuhkan
energi yang besar.

IMHO, media massa perlu lebih berhati" dan menerapkan cover both side dalam
menurunkan berita. Beda halnya kalau media massa menerbitkan buku.. :-)

-- 
Wassalam,

Irwan.K
"Better team works could lead us to better results"
http://irwank.blogspot.com

Pada 14 Januari 2010 18:56, sunny  menulis:

>
>
> Refleksi : Memang harus dimandulkan, supaya bukti tidak memberatkan rezim
> kleptokratik!
>
> http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=13060
>
> 2010-01-14
> Pansus Mulai Dimandulkan
>
> [JAKARTA] Penggantian sejumlah anggota Pansus Hak Angket Kasus Bank Century
> dinilai sebagai upaya pemandulan agar Pansus tidak bisa mengungkap tuntas
> skandal perbankan tersebut. Hal tersebut dikhawatirkan membuat hasil kerja
> Pansus bertentangan harapan rakyat. Demikian rangkuman pendapat yang
> dihimpun SP, Kamis (14/1), dari inisiator hak angket dari Fraksi PPP Kurdi
> Mukri, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi, dan Direktur Eksekutif Reform
> Institute Yudi Latif.
>
> Kurdi Mukri menyatakan, sejak awal dirinya sudah memprediksi ada upaya
> pemandulan Pansus. "Saya sangat prihatin terhadap pencopotan anggota Pansus
> yang kritis," katanya.
>
> Dengan dicopotnya sejumlah anggota Pansus yang kritis, lanjutnya,
> dikhawatirkan tujuan untuk mengungkap skandal Bank Century, tidak akan
> tercapai. "Ini semua karena kuatnya kepentingan partai politik," katanya.
>
> Sedangkan, pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin
> Muhtadi mengemukakan penarikan anggota Pansus dari PAN dan PKB membuktikan
> telah terjadi "perang psikologis" antara Presiden SBY sebagai pengendali
> koalisi dengan mitranya. Penarikan itu juga membuktikan pernyataan SBY
> mengenai evaluasi mitra koalisi. Tujuannya agar mitra koalisi tidak kritis
> dan tajam menyikapi kasus Bank Century.
>
> Pimpinan Parpol Ditekan
>
> Ia menegaskan, SBY tidak bisa mengintervensi Pansus Century. Karena itu,
> cara yang diambil adalah dengan menekan elite-elite partai politik peserta
> koalisi. "Tekanan itu membuat pimpinan parpol tidak bisa tidur nyenyak,
> sehingga mengganti anggotanya di Pansus Century. Tindakan mereka seperti
> mencari muka terhadap SBY," katanya.
>
> Tindakan pimpinan parpol itu, lanjut Burhanuddin, menunjukkan mereka masih
> loyal terhadap SBY, sekaligus menunjukkan koalisi parpol tetap solid.
>
> Meski demikian, dia menyayangkan penggantian itu karena menghilangkan daya
> kritis dalam Pansus, karena anggota yang menggantikannya tidak paham skandal
> Century. "Saya ragu hasil Pansus Century sesuai harapan rakyat. Pansus pada
> akhirnya hanya menjadi ladang bargaining politik," katanya.
>
> Senada dengannya, Yudi Latif menyatakan, tindakan menekan mitra koalisi
> terlihat sangat vulgar. "Pansus sebaiknya tetap fokus menyelesaikan skandal
> Century. Sangat berbahaya kalau hasilnya tidak sesuai harapan masyarakat,"
> ujarnya.
>
> Sementara itu, sejumlah anggota Pansus dari partai koalisi telah diganti
> dan dikabarkan masih ada yang akan dicopot karena tekanan Partai Demokrat
> sebagai pimpinan koalisi. Dari informasi yang dihimpun SP, sedikitnya lima
> anggota Pansus yang telah dan akan diganti. Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa
> (FPKB) akan mencopot Marwan Ja'far dan Anna Mu'awanah, Fraksi Partai Amanat
> Nasional (FPAN) akan menarik Chandra Tirta Widjaya dan Catur Sapto Edi,
> sedangkan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) akan mengganti Andi
> Rahmat. Pada umumnya mereka melontarkan pertanyaan tajam terhadap mantan
> Gubernur BI, Boediono dan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati.
>
> Terkait hal itu, beberapa anggota Pansus mengaku mendengar desas-desus
> pergantian rekan mereka sejak pekan lalu. Sebagian anggota menyatakan
> pergantian itu merupakan hal wajar dan ditentukan fraksi, tetapi beberapa di
> antaranya mengakui adanya tekanan dari Partai Demokrat.
>
> "Penggantian tersebut merupakan bentuk tekanan koalisi terhadap Pansus
> Century yang sudah dikhawatirkan sejak awal. Tapi kita harapkan PDI-P,
> Hanura, dan Gerindra, serta para inisiator hak angket tetap kompak," kata
> anggota Pansus yang menolak disebut namanya.
>
> Sejak Rabu (13/1), Marwan Ja'far, telah diganti oleh Agus Sulistiono dan
> Chandra Tirta Widjaya telah resmi diganti Asman Abnur, sejak Senin (11/1).
> Sedangkan, Anna Mu'awanah mengakui ada pergantian anggota Pansus dan hal itu
> diberitahukan langsung Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar.
>
> "Saya dikasih tahu ketua umum secara langsung, kemarin (Selasa, 12/1)
> malam. Katanya, ada pembagian tugas jadi saya akan diganti supaya lebih

[ppiindia] Important Announcement From James Carrion*

2010-01-14 Thread aycoynatalia
Important Announcement From James Carrion*
>>
>>
>> Effective March 1st, 2010, I am relinquishing my position as MUFON 
>> International Director to take on a different position within the 
>> organization.
http://www.unifaweb.com.ar/modules/news/article.php?storyid=698


__ Información de ESET NOD32 Antivirus, versión de la base de firmas de 
virus 4770 (20100114) __

ESET NOD32 Antivirus ha comprobado este mensaje.

http://www.eset.com



[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Perang Fatwa Ulama Palestina vs Ulama Al-Azhar

2010-01-14 Thread sunny
Refleksi : Agaknya bukan ulama Palestina vs Al-Azhar, tetapi Hamas yang 
berhubungan erat dengan Hisbullah (lebanon) yang berada dibawah asuhan Iran. 
Hubungan antara Iran dan Mesir tak begitu mesra hubungan mereka. Bukan saja 
Mesir, tetapi juga Arab Saudia, negeri-ngeri teluk Persia dan Magreb yang 
beraliran Sunni.

http://www.eramuslim.com/berita/dunia/perang-fatwa-ulama-palestina-vs-ulama-al-azhar.htm

Perang Fatwa Ulama Palestina vs Ulama Al-Azhar
Rabu, 13/01/2010 16:01 WIB  
Genderang perang antara Ikatan Ulama Palestina (Rabithah Ulama Filasthin) 
dengan Dewan Riset Islam (Majma al-Buhuts al-Islamiyyah) Al-Azhar Mesir telah 
bertabuh.



Ulama Palestina mengkritik tajam Al-Azhar, yang dikepalai oleh Grand Syaikh 
Muhammad Sayyid Thanthawi, terkait fatwanya tentang "halalnya secara syari'at 
bagi Mesir untuk membangun dan menanam tembok logam disepanjang perbatasan 
Mesir-Gaza".

Terkait fatwa kontroversial pihak Al-Azhar tersebut, Ulama Palestina 
menyebutnya dengan "fatwa bayaran" dan "sama sekali bukan fatwa yang 
berlandaskan kemuliaan bagi mereka yang memiliki hati, nurani, dan pendengaran".

Sebelumnya, mencuat "perang fatwa" (harb al-fatwa) antara Al-Azhar dengan 
Ikatan Ulama Palestina terkait hukum membangun dan menanam tembok logam di 
sepanjang perbatan wilayah Mesir-Gaza oleh pihak pemerintahan Mesir, yang 
panjangnya mencapai 5 kilo meter serta tinggi dan dalamnya 13 meter.

Al-Azhar memandang apa yang dilakukan oleh pemerintahannya adalah "sah dan 
halal secara syara', bahkan diharuskan". Hal ini, menurut Al-Azhar, karena 
sudah menjadi hak setiap negara untuk melakukan apa saja guna mengamankan 
daerah kekuasaannya, termasuk dengan membangun tembok benteng di sepanjang 
wilayah perbatasan.

Fatwa tersebut bertentangan dengan fatwa Ikatan Ulama Palestina, yang 
menegaskan tindakan pembangunan tersebut haram secara syara'. Fatwa ini juga 
senada dengan fatwa yang dibesut oleh Ikatan Ulama Muslim Internasional (yang 
diketuai oleh Syaikh Dr. Yusuf al-Qardhawi), Dewan Ulama Aljazair, Ikatan Ulama 
Syari'ah di Teluk Arab, dan lain-lain.

Fatwa Al-Azhar sendiri bahkan ditentang oleh pihak internal sesama Al-Azhar, 
yaitu oleh Front Ulama Al-Azhar (Jabhah 'Ulama al-Azhar). (ags/db)


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Glasses vs. Contact LensesAn ophthalmic guide to saving the planet.

2010-01-14 Thread sunny
http://www.slate.com/id/2240634/

Glasses vs. Contact LensesAn ophthalmic guide to saving the planet.
By Nina Shen RastogiPosted Tuesday, Jan. 12, 2010, at 9:29 AM ET 
Are glasses better for the planet than contact lenses?Instead of glasses, I 
wear contact lenses. This means throwing out scraps of plastic (as well as 
their packaging) every two weeks, in addition to using cleaning fluid (which 
comes in plastic containers) and plastic lens cases. How much better would it 
be for the planet if I switched to glasses?

Sure, there are going to be impacts associated with manufacturing contact 
lenses-for example, you need energy to run the factories (which will result in 
greenhouse gas emissions), and until soy-based contact lenses hit the market, 
you need petroleum to make the plastic. But the Lantern doesn't believe that 
contact lenses represent some kind of major, hidden environmental concern. 
However, as a lifelong four-eyes herself, she'll admit a certain curiosity 
about this question. 

Let's start by estimating the amount of plastic that goes into a pair of 
contact lenses and a pair of eyeglasses. According to data collected in the 
early 2000s by Eurolens Research-an industry consulting group based at the 
University of Manchester-a single pair of soft contact lenses weighs about 25 
milligrams after it's been dehydrated. Twenty-six pairs of your biweekly 
lenses, then, would produce about 0.65 grams of dried-out plastic. A year's 
worth of the Lantern's own daily disposables-that's 730 lenses total-would 
produce 9.125 grams of plastic-or a little less than would go into the 
production of two credit cards.

What about eyeglass lenses? The amount of material can vary, depending on the 
type of plastic used, the prescription, and the shape of the frame. But a 
reasonable estimate, according to the Minnesota-based manufacturer Vision-Ease 
Lens, might be 120 grams of plastic for a pair of blanks-little slabs that 
opticians can grind down into finished lenses-and 35 for lenses that come 
pre-finished from the manufacturer, and just need to be shaped to fit the 
frame. Consumers tend to buy new glasses every 2.2 years, but 35 grams of 
plastic is the equivalent of almost four years' worth of daily contacts, or 
more than 50 years' worth of biweeklies.


This calculation leaves out several important factors, though. As you note, 
contact lenses come with a lot of extra plastic paraphernalia, like bottles of 
solution, lens cases, and individual blister packs. Once you've accounted for 
all these, eyeglasses start looking much better. In a 2003 paper, the Eurolens 
researchers calculated how much waste contact lens wearers generate in a year. 
They looked at one brand of daily disposables, which don't require cleaning, 
and one brand of monthly disposables, which are cleaned and stored at night. A 
year's worth of daily lenses-360 pairs, in this study-produced 953 grams of 
plastic, between the lenses themselves and the blister packaging. Twelve pairs 
of monthlies, with 12 carrying cases and 12 bottles of cleaning solution, 
produced 549 grams. (The researchers also tallied the metal used to seal the 
blister packs and the paper used in the boxes and instructional leaflets.)

Eyeglasses do come with their own accoutrements, but these hardly make a 
difference in the overall calculation. At this online shop, the heaviest pair 
of eyeglasses-with lenses included-weighs about 0.07 pounds. At Amazon.com, 
cases seem to max out at around 0.25 pounds. Even if you threw in a stack of 
chamois cloths, it seems unlikely that a pair of glasses would create more than 
a pound or so of consumer waste. Plus, most contact lens wearers need a pair of 
glasses, too-meaning they will almost always produce more trash. 

For all that, it's not worth getting worked up over the impacts of contact 
lenses. A year's supply of dailies produces a total of about 3 pounds of 
plastic, metal, and paper trash; monthlies, about 2.5 pounds. By comparison, 
the average American generates an annual total of more than 1,600 pounds of 
garbage (PDF). And according to Philip Morgan, one of the co-authors of the 
Eurolens paper, companies have been steadily reducing the amount of plastic 
used in their bottles and blister packs-perhaps by as much as 10 percent or 20 
percent. 

Of course, the picture would get far more complicated if we stepped back and 
looked at the entire life cycle of each option. The Lantern's been able to 
collect some scraps of data on the topic-for example, Bausch & Lomb told her 
that making one pair of soft contact lenses produces approximately 0.29 pounds 
of carbon dioxide equivalent, and Vision-Ease has estimated that (in its 
Minnesota facility, at least) making a pair of eyeglass lenses produces 10.5 
pounds of CO2-equivalent. If those numbers can be trusted, wearing daily 
disposables for a couple of years would contribute 22 times more greenhouse gas 
emissions than wearing a pair of glasses over that

[ppiindia] Barack Obama not disclosing extraterrestrial presence is top ET/UFO story of 2009

2010-01-14 Thread mediacare
Barack Obama not disclosing extraterrestrial presence is top ET/UFO story of 
2009

http://www.examiner.com/x-2912-Seattle-Exopolitics-Examiner~y2010m1d3-Barack-Obama-not-disclosing-extraterrestrial-presence-is-top-ETUFO-story-of-2009
Facebook:
Radityo Djadjoeri


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Telah Kering Tinta Itu

2010-01-14 Thread muhammad muallim
 
Telah Kering Tinta Itu 


#fullpost {display:none;}

 
Telah Kering Tinta Itu
Oleh : Muhammad Muallim

Maha suci Allah dengan segala firman-Nya, entah kenapa tiba-tiba saya bisa 
menulis kembali dengan judul ini, cukup lama penulis membisu dalam kesibukan, 
meski sebnarnya bisa menulis, namun toh ternyata bisa menulis bukanlah hakku, 
akan tetapi atas kehendak-Nya lah aku bisa menulis.

Hal demikian baru kusadari ketika secara acak saya membaca buku aiqodlul himam, 
yang menjadi ide adalah sebuah kata-kata yang sering penulis dengar ketika 
kawan-kawan penulis bercanda dengan bahasa arab, ana uriid wa anta turid 
walakin Allah yaf'alu ma yuriid. Aku ingin, Kamu ingin tetapi Allah menakdirkan 
yang diinginkan-Nya.

Hidup itu ada pilihan apa nggak menurut anda? Jawabanya adalah tidak.


Hidup itu ya hidup tidak ada pilihan, maka hidup harus dijalani sampai masa 
aktifnya selesai, gerak kita terbatas, kemampuan kita terbatas, langkah kita 
terbatas, lalu apa yang anda siapkan saat batas itu memindahkan anda ke akherat?

Apakah 4 istri cantik lengkap dengan 4 rumah megah beserta 4 mobil mewah?

Mungkin jawaban pembaca beraneka ragam dan yang jelas semua orang juga mau hal 
itu, yang tidak mau coba katakan??

Sebagian orang terlihat begitu sibuk dalam upaya untuk mencapai sebuah puncak 
kejayaan dalam segi apapun. Dengan berbagai cara mereka melompat menuju sebuah 
tujuan yang bernama kebahagian menurut versi masing-masing. Ada yang bahagia 
dengan 4 istri, ada yang bahagia dengan 4 mobil mewah, ada yang bahagia dengan 
4 trilyun, dan berbagai hal. Hal-hal diatas memicu mereka untuk meminjam, 
berhutang, berhutang pada rentenir, mencuri, korupsi, berebut, atau menipu.

Semua efek negatif itu akan berkembang searah dengan berkembangnya cita-cita 
yang tidak terukur, keimanan akan tipis jika efek negatif itu berkembang biak, 
dan ini bisa menjangkiti siapa saja, baik ilmuwan, agamawan, negarawan, 
karyawan, pemerintahan, yayasan dan sebagainya.

Kenapa ini terjadi?

Karena mereka tidak mau mengikuti takdir, tidak sabar dengan takdir hidup 
cukup, mencoba berhutang dan jatuh menjadi miskin. Mungkin pembaca juga tahu, 
bahwa banyak juga orang berhutang dan sukses, itu jika kita melihat dari luar, 
coba kita kedalam dan bertanya: apakah mereka sudah puas dengan kesuksesanya? 
Jawaban logisnya "belum".

وأوحى الله تعالى إلى داوود عليه السلام فقال يا داوود تريد وأريد ولا يكون إلا ما 
أريد فإن سلمت لي ما أريد أتيتك بما تريد وإن لم تسلم لي ما أريد أتعبتك فيما تريد 
ولا يكون ألا ما أريد وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم لأبي هريرة جف القلم بما 
أنت لاق
Dan Allah memberi wahyu kepada Dawud a.s. Allah berfirman : Wahai Dawud kamu 
punya keinginan dan Aku punya keinginan, dan tidak akan terjadi selain yang Aku 
inginkan, Jika kamu pasrah atas ketentuan-Ku maka Aku berikan keinginanmu, dan 
jika kamu tidak pasrah denga keinginan-Ku, Aku buat kau lelah dengan 
keinginanmu, dan tidak akan terjadi apapun kecuali apa yang Aku kehendaki.

Rosulullah bersabda kepada abu hurairah : Telah kering tinta itu atas apa yang 
kau jumpai.

Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali 
tidak ada pilihan bagi mereka . Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang 
mereka persekutukan. QS.28:68

Maka bersabarlah kamu terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti 
orang yang berada dalam ikan ketika ia berdo'a sedang ia dalam keadaan marah 
QS.68:48




Mochammad Moealliem
http://www.muallimku.blogspot.com or http://www.facebook.com/muallimku

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] FMP3 Jatim Haramkan Rebonding Wanita Single

2010-01-14 Thread sunny
http://surabaya.detik.com/read/2010/01/14/174927/1278680/475/fmp3-jatim-haramkan-rebonding-wanita-single

Kamis, 14/01/2010 17:49 WIB


FMP3 Jatim Haramkan Rebonding Wanita Single

Samsul Hadi - detikSurabaya

Kediri - Forum Musyawarah Pondok Pesantren Putri (FMP3) se Jawa Timur kembali 
menggelar bahtsul masa'il atau pembahasan masalah di Pondok Pesantren Lirboyo, 
Kediri. Salah satu poin yang dihasilkan pelurusan rambut atau rebonding, khusus 
untuk wanita yang berstatus single atau belum berkeluarga haram. 

Dalam rumusan pengharaman rebonding bagi wanita single, FMP3 melihat pada aspek 
kemanfaatan yang dianggap bertolak belakang dengan ajaran agama. Rebonding bagi 
wanita single dianggap bentuk maksiat, mengingat keberadaannya berdasarkan 
syariat Islam seharusnya tertutup pada seluruh auratnya. 

"Pada masyarakat kita saat ini, berpenampilan menarik dengan tujuan menjalankan 
syariat agama sepertinya sangat kecil kemungkinan dapat dilakukan. Terutama 
pada wanita single yang justru nantinya cenderung untuk gaya-gayaan saja," 
jelas Perumus Komisi B FMP3 ustadz Darul Azka (30), dalam jumpa pers di Gedung 
TPA dan TPQ Lirboyo, Kamis (14/1/2010). 

Darul menambahkan, pengambilan keputusan haram pada rebonding khusus untuk 
wanita single juga didasarkan pada nalar atau pemikiran ulama, yang menganggap 
keberadaan wanita single seharusnya terlindung dari segala hal yang sifatnya 
mengundang terjadinya maksiat. "Bukan tidak mungkin dari sekedar gaya bisa 
mendatangkan maksiat dan sebelum itu terjadi, akan lebih baik diantisipasi," 
imbuhnya. 

Keputusan sebaliknya diterapkan untuk rebonding bagi wanita yang sudah 
bersuami. FMP3 justru menyarankan agar rebonding dilakukan, dengan dasar wanita 
bersuami memiliki kewajiban membahagiakan suaminya. Salah satunya dengan 
berpenampilan menarik di hadapan suami. 

"Untuk wanita bersuami ada gharad shahih atau alasan pembenaran, yakni 
kewajiban setiap istri membahagiakan suaminya dengan penampilan indah. Dalam 
hal ini tidak hanya rebonding, tapi juga berbusana rapi dan bersih ataupun 
penampilan indah lainnya," tegas Darul. 

Meski begitu, pemberian hukum halal rebonding bagi wanita bersuami juga 
disampaikan dengan catatan. Pelaksanaannya tidak boleh disalah artikan dengan 
berpenampilan indah saat tidak di hadapan suami. 

"Untuk di luar rumah, tetap sesuai syariat agama wanita diwajibkan menutup 
aurat yang untuk rambut bisa dilakukan dengan berjilbab," ujar Darul. 

Atas semua yang dirumuskan dalam forum bahtsul masa'il, FMP3 menegaskan tidak 
memberlakukannya secara ketat. Rumusan tersebut tetap dianggap sebagai saran, 
dengan penerapannya dikembalikan ke masing-masing masyarakat. 

"FMP3 bukan forum atau lembaga yang berwenang memutuskan fatwa haram dan hala. 
Jadi keputusan kami sifatnya saran, dengan penerapannya kami kembalikan ke 
pribadi masing-masing," pungkas Darul. 

Untuk pelaksanaan bahtsul masa'il FMP3 kali ini merupakan yang ke XII dan 
digelar bertepatan dengan jelang perayaan 1 abad Pondok Pesantren Lirboyo. 
Kegiatan ini diikuti 248 perwakilan dari 46 pondok pesantren putri se Jawa 
Timur.

(fat/fat) 


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Alasan Krisis Mengada-ada

2010-01-14 Thread sunny
http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/read/alasan-krisis-mengada-ada/

Kamis, 14 Januari 2010 12:36 
Jusuf Kalla:

Alasan Krisis Mengada-ada
OLEH: TUTUT HERLINA/ WEB WAROUW



Jakarta - Gembar-gembor krisis ekonomi yang selama ini dijadikan alasan untuk 
memberi­kan dana talangan pada Bank Century, dinilai mengada-ada. 

 
Krisis yang dimulai di Amerika Serikat (AS) sebenar­nya tidak membawa dampak 
serius bagi Indonesia. Sebalik­nya, Bank Century gagal karena dipicu 
"perampokan" di internal bank.  Hal tersebut dikemukakan mantan Wakil Presiden 
(Wa­pres) Jusuf Kalla di hadapan Pa­nitia Khusus (Pansus) Ang­ket Bank Century, 
Kamis (14/1). 


"Tetap sepakat," ujar Kalla ketika ditanya oleh Anggota Pa­nitia Angket dari 
Fraksi Par­tai Hanura Akbar Faizal. Akbar menanyakan apakah Kalla masih tetap 
dalam pendiriannya bahwa kasus Bank Century merupakan kasus perampokan. 
Menurut Kalla, berdasar­kan alasan terjadinya peram­pok­an itu, Kalla kemudian 
me­la­porkan ke pihak kepolisian. Ia sebenarnya sudah meminta kepada Gubernur 
Bank Indo­nesia (BI) Boediono untuk melaporkan kejahatan itu. Namun, Boediono 
menolak dengan alasan tidak memiliki dasar hukum bagi pelaporan kasus tersebut. 


"Saya bilang laporkan saja. Urusan ada atau tidak pelanggaran hukum itu urusan 
polisi, bukan urusan Anda. Karena tidak dilaporkan makanya saya melaporkan," 
paparnya. 


Kalla menjelaskan, krisis di AS memiliki efek pada pasar modal. Ini kemudian 
berimbas pada bank-bank yang memberikan pinjaman pada perusahaan, seperti 
Lehman Brother. Namun, untuk Indonesia, hal itu tidak menimbulkan dam­pak yang 
parah, karena BI tidak memberikan pinjaman pada Lehman Brother. 

Tidak Baca Pesan Singkat 
Krisis di Indonesia hanya disebabkan oleh menurunnya angka ekspor ke AS yang 
terkena krisis. "Jadi secara moneter tidak ada krisis itu. Hanya impor turun, 
saham-saham di pasar modal kita hanya 23 persen dari GDP.  Yang memi­liki saham 
pun tidak ada sete­ngah dari jumlah penduduk kita," imbuhnya. 
Kalla juga membantah krisis 2008 lebih parah diban­dingkan krisis tahun 1998. 
Dari sisi persentase, krisis 1998 meng­akibatkan kenaikan kurs mata uang hingga 
600 persen, sedangkan untuk krisis 2008, kenaikannya hanya 20 persen. 

Dalam kesempatan itu, Kalla sempat memberikan perumpamaan untuk menggambarkan 
krisis ekonomi yang digunakan sebagai alasan untuk memberikan dana talangan 
kepada Bank Century. "Ibarat badai, dari 1.000 rumah, dampaknya kena 500 rumah, 
itu baru krisis. Tapi ini hanya satu. Apaan, masak krisis cuma satu?" katanya.  
Ia juga kembali menegaskan, bahwa sebagai pejabat kepala pemerintahan, ia baru 
mendapat laporan tentang dana talangan Century dari Menteri Keuangan (Menkeu) 
setelah semuanya dilaksanakan. 


KSSK membuat laporan pada 21 November 2008, dan kemudian dana talangan 
diberikan pada 23 November 2008. 
Sementara itu, terkait kiriman pesan layanan singkat dari Menkeu Sri Mulyani, 
Kalla mengaku tidak membacanya.  "Saya tidak tahu. Saya tahu belakangan setelah 
semuanya sudah dilaksanakan," katanya menjawab pertanyaan Anggota Pansus dari 
Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Ahmad Muzani. 


Di luar persidangan, Wakil Ketua Pansus dari PKS, Mahfudz Siddiq menegaskan 
bahwa pemeriksaan pada saksi Jusuf Kalla selaku mantan Wakil Presiden sangat 
strategis untuk membongkar kasus skandal Bank Century. "Jusuf Kalla cukup 
mengetahui latar belakang dari kasus skandal Bank Century ini. Kita akan 
menanyakan soal laporan Sri Mulyani tentang pemberian dana talangan kepada 
Century pada Jusuf Kalla," demikian kata Mahfudz Siddiq. Dia juga menjelaskan 
bahwa sampai hari ini Pansus belum mengambil kesimpulan, namun semua saksi 
menurutnya cenderung membela keputusan pemberian dana talangan untuk 
kepentingan masing-masing. "Keterangan mereka sering berbeda dan saling lempar 
tanggung jawab untuk menyelamatkan diri," ujarnya. (wishnugroho ak


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Keberlanjutan Korupsi di Indonesia

2010-01-14 Thread sunny
http://www.sinarharapan.co.id/cetak/berita/read/keberlanjutan-korupsi-di-indonesia/

Kamis, 14 Januari 2010 13:01 
Keberlanjutan Korupsi di Indonesia
OLEH: RILUS A KINSENG



Korupsi bukanlah merupakan fe­no­mena baru di In­do­nesia; ia su­dah ada sejak 
puluhan tahun silam. 

 
Upaya pemberantasan korupsi juga telah di­lakukan sejak lama. Namun ter­nyata 
korupsi itu tidak kunjung lenyap dari negeri ini. Keberlanjutan korupsi di 
In­donesia cukup bagus. Maka pertanyaan yang sangat penting adalah, mengapa 
korupsi tetap langgeng di negeri ini? 


Tulisan ini mencoba menjelaskan keberlanjutan korupsi di Indonesia serta 
strategi penanggulangannya dari suatu perspektif dalam sosiologi, yakni 
perspektif struktural-fungsional. Dalam perspektif struktural-fungsional, jika 
suatu fenomena sosial eksis, ber­­arti fenomena tersebut mem­punyai fungsi 
positif (fung­sional) dalam masyarakat. De­ngan istilah lain, fenomena sosial 
itu eksis karena ia ber­fungsi bagi sistem sosial-bu­daya di mana ia ada. 
Sosiolog Herbert Gans, misalnya, me­nunjukkan bahwa kemiskinan itu tetap eksis 
karena ia mempunyai fungsi positif bagi berbagai kelompok dalam masyarakat 
(Gans, 1972).   


Dalam perspektif ini, ko­rupsi eksis karena ia mempunyai fungsi positif dalam 
ma­syarakat.  Apa fungsi positif ko­rupsi? Korupsi fungsional bagi yang memberi 
maupun yang menerima "upeti". Bagi si pe­nerima, korupsi berfungsi untuk 
menambah pendapatan, kekayaan, atau kenyamanan hidup lainnya, dengan cara yang 
cukup mudah dan cepat pula. Tentu saja ini sangat menggiurkan, apalagi di 
tengah kehidupan modern yang sangat materialistik, konsumeristik, dan 
hedonistik ini. Pemberian "upeti" dalam bentuk uang, harta benda, dan fasilitas 
lain amat berharga bagi si pe­nerima.  


Bagaimana dengan si pemberi? Apakah korupsi juga fungsional? Tentu saja! Bagi 
seorang pengusaha, misalnya, "upeti" itu akan memberi jaminan dan kepastian 
bagi kelanjutan usahanya. Dalam tender proyek, dengan memberikan "upeti" kepada 
pihak yang berwewenang, seorang pe­ngusaha akan mendapat jaminan bahwa dialah 
yang mendapatkan proyek tersebut. Begitu pula dalam kasus hukum. De­ngan 
memberikan "upeti", se­seorang bisa dibebaskan dari hu­kuman sekalipun dia 
me­lakukan kejahatan. Urusan juga bisa menjadi lebih cepat dan lancar dengan 
membe­rikan "upeti". 


Jadi, korupsi sangat fungsional bagi sang penerima maupun pemberi "upeti" di 
negeri ini. Begitu fungsionalnya korupsi bagi kedua belah pihak, sampai-sampai 
muncul profesi khusus yang disebut makelar kasus di dunia peradilan kita, yang 
juga menikmati fungsi positif korupsi. Nah, karena korupsi mempunyai fungsi 
positif bagi para pelaku korupsi, baik penerima mau­pun pemberi "upeti" serta 
para makelar kasus maka mereka berkepentingan untuk me­langgengkan korupsi. 


Kalau dikatakan korupsi eksis karena ia berfungsi bagi masyarakat, tentu 
pernyataan tersebut perlu diklarifikasi. Jika tidak, ia bisa dijadikan alasan 
untuk membenarkan praktik korupsi. Dalam hal ini maka konsep disfungsi 
(dysfunction) dari sosiolog Robert K Merton menjadi sangat pen­ting.  Menurut 
Merton, suatu fe­nomena bisa saja berfungsi untuk kelompok tertentu, tapi 
sebaliknya merugikan (dysfunction) bagi kelompok yang lain bahkan merugikan 
sistem sosial secara keseluruhan. Oleh sebab itu, menurut Merton, kita perlu 
bertanya secara kritis, berfungsi dan tak berfungsi untuk siapa? (functional 
and dysfunctional for whom?).  


Saya kira kita sepakat bahwa korupsi itu dysfunction bagi sebagian besar rakyat 
Indonesia, bahkan sesungguhnya dysfunction bagi bangsa Indonesia secara 
keseluruhan. Oleh sebab itu, sebenarnya jauh lebih baik jika korupsi itu 
di­enyahkan dari bumi Indonesia. Hemat saya, eksistensi korupsi di negeri ini 
sesungguhnya lebih karena ia fungsional bagi segelintir orang yang powerful, 
baik dalam kekuasaan maupun ekonomi. Buktinya, kalau rakyat kecil seperti Bu 
Minah itu yang melakukan "korupsi" maka hukum diterapkan se­cara tegas.

Memberantas Korupsi
Dapatkah kita mengandalkan pendekatan moralitas atau etika untuk memberantas 
korupsi di Indonesia? Hingga kini nampaknya belum bisa. Nilai-nilai agama saja 
yang diklaim sebagai "the ultimate value" oleh umat beragama, toh tidak mampu 
mengenyahkan korupsi dari bumi Indonesia.  Rupanya agama hanya dija­lan­kan 
secara formal-ritual saja, sementara dalam praktik keseharian banyak yang 
menganut "agama underground", yakni materialisme, hedonisme, kon­su­merisme, 
pragmatisme, "in­stanisme", serta egoisme. 


Nah, dalam perspektif struk­tural-fungsional, pem-beran­tasan korupsi dapat 
dila­kukan dengan menciptakan atau mencari yang disebut oleh Merton sebagai 
functional alternatives. Artinya, perlu dicarikan cara atau mekanisme lain yang 
dapat menggantikan fungsi korupsi bagi para koruptor itu. Strategi kedua yang 
sangat penting adalah, menciptakan suatu sistem atau mekanisme yang membuat 
korupsi itu sendiri menjadi dysfunction. 


Dalam hal ini, pu­nishment/hukum

[ppiindia] Pertumbuhan Penduduk Tinggi Positif bagi Pertumbuhan Ekonomi

2010-01-14 Thread sunny
Refleksi : Apa komentar Anda terhadap thesis: "Pertumbuhan Penduduk Tinggi 
Positif bagi Pertumbuhan Ekonomi"?

http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=13046


2010-01-14 
Pertumbuhan Penduduk Tinggi Positif bagi Pertumbuhan Ekonomi


Wilson Rajagukguk



[JAKARTA] Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat berpengaruh terhadap 
pertumbuhan ekonomi. Karena itu, meskipun program keluarga berencana (KB) 
digalakkan Indonesia, di sisi lain diperlukan angka pertumbuhan penduduk yang 
tinggi untuk meningkatkan angka pertumbuhan ekonomi.

Pendapat yang didasarkan atas kajian penelitian itu dilontarkan oleh dosen 
Sekolah Tinggi Teologia (STT) Baptis Jakarta, Wilson Rajagukguk dalam disertasi 
doktornya di Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Kamis (14/1) pagi. 
Penelitian itu berangkat dari keinginan membuktikan dan mencari kebenaran 
mengenai adakah hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan penduduk.

Karena itu, Wilson Rajagukguk dalam disertasinya berjudul Pertumbuhan Penduduk 
sebagai Faktor Endogen dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia mengangkat masalah 
tersebut dalam ujian untuk meraih gelar doktor ilmu ekonomi di UI dengan 
penguji Sri Moertiningsih Adioetomo, Nachrowi Djalal, Prijono Tjiptoherijanto 
(promotor), berikut N Haidy Pasay, dan Mangara Tambunan dengan hasil sangat 
memuaskan.

Berdasarkan simulasi dan analisis yang dilakukan dalam penelitiannya, ternyata 
terlihat kalau angka pertumbuhan ekonomi proporsional terhadap angka 
pertumbuhan penduduk. Ini berarti, pertumbuhan penduduk di Indonesia 
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian Wilson ini 
diperkuat dengan argumen yang dikemukakan oleh Jones (1995), yaitu pertumbuhan 
ekonomi yang tinggi pada masa lalu disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang 
tinggi.

Seperti diketahui, ada tiga aliran pemikiran dalam beberapa periode waktu yang 
membahas mengenai hubungan antara pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi. 
Aliran pertama adalah aliran tradisional pesimistis (1950-1970-an) yang 
beranggapan kalau pertumbuhan penduduk yang tinggi akan menghambat pertumbuhan 
ekonomi (Malthusian dan Neo-Malthusian).


Masa Lalu

Aliran kedua adalah aliran revisionis yang meragukan pernyataan aliran 
sebelumnya karena tidak disertai dengan cukup bukti empiris. Sedangkan, aliran 
ketiga adalah aliran yang beranggapan kalau pertumbuhan penduduk memang sangat 
berarti bagi perkembangan ekonomi (population does matter, Birdsall dan 
Sindings, 2001).

Selain itu, disertasi timbul akibat banyaknya pendapat berbeda dari berbagai 
pemikir hebat mengenai pertumbuhan ekonomi pada masa lalu apakah karena 
meningkatnya pertumbuhan penduduk. Dengan menggunakan indikator angka 
pertumbuhan konsumsi, angka pertumbuhan kapital dan angka pertumbuhan output 
untuk mengevaluasi pertumbuhan ekonomi dan menggunakan indikator angka 
pertumbuhan penduduk untuk mengevaluasi pertumbuhan penduduk, maka penelitian 
ini lebih dapat akurat.

Sementara itu, Young (1995) mengemukakan, kalau pertumbuhan yang terjadi di 
Indonesia bersama Jepang, Hong Kong, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, 
Thailand, dan Malaysia merupakan dampak transisi demografi. Negara-negara 
tersebut bertumbuh karena mereka mengambil langkah besar dalam akumulasi modal 
fisik dan modal manusia.

Karena itu, Wilson ingin membuktikan kalau pendapat yang mengemuka selama ini 
kalau pertumbuhan penduduk berbanding negatif dengan pertumbuhan ekonomi adalah 
salah. Karena masih ada indikasi yang lain, yaitu berhubungan dengan anak usia 
sekolah yang selanjutnya bekerja. [NOV/M-17]


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Berharap Hikmah Aceh di Haiti

2010-01-14 Thread sunny
Refleksi : NKRI jauh dari Haiti. Jauh di mata jauh di hati?

http://www.suarapembaruan.com/index.php?detail=News&id=13058

2010-01-14 
Berharap Hikmah Aceh di Haiti



Seorang pria terperangkap setengah badan di luar mobilnya yang hancur tertimpa 
reruntuhan. Dia tak mampu membebaskan kedua kakinya dari dalam mobil selama 
lebih dari 24 jam. Beberapa kerabatnya hanya mampu menonton, tanpa bisa berbuat 
apa-apa.

Pria itu sudah tampak kelelahan dan kehilangan harapan hidup. Dia mengalami 
pendarahan serius. "Dia akan mati sebelum kami dapat mengeluarkannya," bisik 
Wilson, seorang mahasiswa yang menyaksikan kejadian itu. Tidak ada alat apapun 
untuk membantu mengeluarkan pria malang itu dari mobil. Peristiwa di Jalan 
Saint Honore, ibu kota Port-Au-Prince itu hanya salah satu dari banyak 
kegetiran lainnya di Haiti setelah dihantam gempa.

Tapi di antara isak tangis puluhan ribu orang saat ini, menyeruak harapan akan 
masa depan lebih baik bagi Haiti, salah satu negara termiskin di dunia, yang 
terus didera konflik politik berkepanjangan. "Ada banyak harapan akan masa 
depan Haiti. Harapan yang tak pernah hadir selama bertahun-tahun sebelumnya," 
kata Hillary Clinton. 

"Lalu datanglah kekuatan alam dan meratakannya," tambah Menlu AS itu. Ucapan 
Hillary mengacu pada Aceh, yang didera masalah pemberontakan bertahun-tahun 
sebelum tsunami dahsyat merenggut lebih dari 150.000 jiwa. Hikmah dari bencana 
ini, perdamaian hadir di Aceh. [AFP/B-14]


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Kapan ke Nusakambangan?

2010-01-14 Thread sunny
 

  http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=28330

Kamis, 14 Januari 2010 , 09:06:00

Kapan ke Nusakambangan?

 


SETELAH muak dan mual melihat "pornografi" praktik diskriminasi di penjara 
kita, lalu apa kelanjutannya? Kepala Rutan Pondok Bambu Sardju Wibowo sudah 
dicopot. Cukupkah? Tentu sangat belum cukup. Harus ada sikap yang tegas lebih 
lanjut. Para pembesar Depkum HAM tidak boleh memperlihatkan sikap yang malah 
menambah kejengkelan masyarakat. Mereka harus menindak para napi atau tahanan 
yang selama ini terbukti menikmati hak istimewa.

Sangat disesalkan, setelah terbongkarnya fasilitas mewah di lautan kekumuhan di 
penjara itu, ada pejabat Depkum HAM yang dengan dingin menganggap enteng 
ketelanjangan diskriminasi itu. Ada yang bilang itu fasilitas untuk umum (sudah 
dibantah oleh Satgas Antimafia Hukum). Ada yang menyebut fasilitas itu dibiayai 
APBN (kalau benar, itu juga bisa jadi kasus korupsi). Ada yang mempertanyakan 
aturan mana atau putusan hakim mana yang melarang pemberian fasilitas mewah 
untuk mereka (pejabat ini perlu "dimasyarakatkan" lagi dengan belajar 
kepatutan).


Ada yang mengatakan, "Masak mantan pejabat disamakan dengan pencopet?" (Ayin 
mantan pejabat apa? Lagi pula, bukankah mantan pejabat yang melanggar hukum 
seharusnya diperlakukan lebih berat daripada pencopet? Kalau pencopet korbannya 
individual, bukankah pejabat yang korup atau menyeleweng bisa menimbulkan 
"dampak sistemik"?)


Pejabat-pejabat yang punya logika jenis itu tidak layak lagi menduduki 
jabatannya. Rakyat rugi besar menggaji dan memberikan fasilitas kepada mereka. 
Ternyata, mereka menjalankan kekuasaan sesuai dengan logika pikiran bengkoknya. 
Ketika publik terperangah melihat temuan sidak Satgas Antimafia Hukum, refleks 
mereka adalah mencari pembenaran. Bukan mengakui kesalahan dan siap membenahi. 
Yang ironis, pembelaan diri mereka (sekaligus membela tahanan dan napi berduit) 
terkesan menafikan kenyataan bahwa masyarakat sudah sangat cerdas melihat 
situasi. Ini tidak beda dengan pernyataan salah seorang penghuni "tahanan VIP" 
yang kepergok itu: "Jangan zalimi kami lagi." Padahal, kenyataannya, bukankah 
mereka sendiri yang layak disebut telah menzalimi masyarakat?


Menkum HAM Patrialis Akbar harus lebih tegas. Selain mengusut dan membenahi 
internal departemennya, dia juga harus tegas terhadap napi atau tahanan yang 
mungkin bisa menambah bobrok kinerja hukum kita. Ayin dan teman-temannya, 
dengan uang, kekuasaan, lobi yang mereka miliki, bisa dengan mudah mendapatkan 
keinginan mereka. Jaringan lobi mereka yang luas di lembaga hukum dan 
pemerintahan bisa melayani mereka secara ilegal.


Patrialis Akbar harus membuktikan dirinya "patriot yang agung" (sesuai dengan 
makna namanya) dengan bekerja keras membersihkan hukum negeri kita dari jual 
beli. Normalnya, segala transaksi dan jual beli memang harus berhenti ketika 
menyangkut keadilan dan kebenaran. Aparat hukum baru bisa menjadi "penegak 
hukum" apabila mereka tidak menjadi economic animal saat menjalankan tugasnya. 
Ingat, imbalan tidak ternilai ketika mereka menegakkan keadilan dan kebenaran 
adalah kemuliaan. Bukankah mereka sedang menjadi wakil keadilan, bahkan wakil 
Tuhan, ketika menegakkan keadilan. Ini mengingatkan pada kepala surat dakwaan 
atau tuntutan jaksa, yakni demi keadilan (pro-justitia) atau kepala putusan 
hakim "Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa". Sebagai departemen 
yang mengurusi hukum, Depkum HAM tentu harus paling paham soal keadilan ini.


Demi menegakkan keadilan kita yang sudah doyong oleh ulah Ayin dan 
kawan-kawannya, beranikah Menkum HAM menindaklanjuti usul-usul, seperti desakan 
agar Ayin diboyong ke Nusakambangan? Tujuannya membuktikan bahwa Patrialis 
Akbar -yang tidak keberatan disebut kawan lama Ayin- tetap bisa bersikap tegas. 
Termasuk kepada "kawannya" saat rasa keadilan republik ini sudah disodok tepat 
di ulu hatinya. (*)








[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] 4 Pasien Gizi Buruk Meninggal

2010-01-14 Thread sunny
Refleksi : Meninggal karena  gizi buruk ataukah sebnarnya disebabkan oleh 
kelaparan?

http://www.equator-news.com/index.php?mib=berita.detail&id=12146


Rabu, 13 Januari 2010 , 14:21:00

4 Pasien Gizi Buruk Meninggal



PONTIANAK. Dari 43 kasus gizi buruk sepanjang 2009 lalu di Kota Pontianak, 
empat orang di antaranya meninggal dunia karena penyakit penyertanya. "Semua 
anak yang meninggal tersebut setelah dirujuk ke rumah sakit. Mereka juga 
mengalami infeksi saluran pernapasan atas (ispa), anorexia serta penyakit lain 
seperti paru-paru. Jadi, bukan disebabkan gizi buruk murni," kata Kepala Seksi 
Gizi Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Uray Ridwan kepada Equator, Selasa (12/1). 

Masing-masing yang meninggal itu pada Januari sebanyak dua orang, Agustus satu 
orang disusul satu orang pada November. Sedangkan dari 43 kasus yang terdeteksi 
tersebut yang dirawat di Puskesmas Kampung Dalam sebanyak 23 kasus. 

"Sisanya ada yang dirawat di puskesmas rawat rumah tangga tetapi ada juga yang 
langsung dirujuk ke rumah sakit. Mereka tidak lewat Puskesmas Kampung Dalam," 
ujar Uray. 

Penanganan gizi buruk ini, kata Uray, 100 persen ditangani dengan bantuan paket 
dari Pemerintah Kota Pontianak. Namun penanganannya mengalami kesulitan di 
lapangan karena rata-rata penderita diketahui menderita gizi buruk dalam 
kondisi yang sudah sangat parah. 

"Ini karena tidak adanya informasi, jadi kami berharap masyarakat RT/RW jika 
ada warganya terdeteksi memiliki badan sangat kurus diharapkan langsung melapor 
ke puskesmas, dan ini akan ditangani langsung," ungkap Uray. 

Ia berharap partisipasi masyarakat untuk melapor jika ada temuan, khususnya 
keluarga miskin. "Nantinya akan ada petugas puskesmas yang langsung turun ke 
lapangan, mengecek apakah benar gizi buruk atau ada kelainan lain. Itulah yang 
akan dicek," jelasnya. 

Jumlah tersebut, lanjut Uray, jika dibandingkan dengan jumlah penderita gizi 
buruk 2008 memang terjadi peningkatan. "Sebelumnya itu jumlahnya 41 kasus, 
sekarang ini 43 kasus. Memang dari jumlah ada peningkatan tetapi kalau dari 
keberhasilan program kami sudah surveillance gizi yang hasilnya sudah cukup 
baik. Untuk itu jangan dilihat dari jumlahnya melainkan seberapa banyak kasus 
gizi buruk bisa ditangkap," kata Uray.  Terpisah, Pelaksana Gizi Puskesmas 
Kampung Dalam, Herkulana Farida Sgz, di ruang kerjanya mengatakan penemuan 
kasus gizi buruk di Puskesmas Kampung Dalam sepanjang 2009 ini sebanyak 23 
kasus. 

"Sedangkan total kasus dari 2006-2009 sebanyak 95 kasus, dengan rincian 2006 
sebanyak 16 kasus, 2007 sebanyak 18 kasus, 2008 sebanyak 38 kasus dan 2009 
sebanyak 23 kasus," jelasnya.  Menurut Herkulana memang pada 2009 terjadi 
penurunan kasus penemuan gizi buruk ini. "Tetapi masih dalam tanda kutip 
penurunan ini," ungkapnya tidak yakin. 

Karena, kata dia, rata-rata pasien yang ditemukan sebagai kasus gizi buruk 
tersebut tidak mau dirawat dengan berbagai alasan seperti rumah tidak ada yang 
menjaga, ataupun kedua orang tua bekerja. "Inilah yang menjadi kendala kami," 
tegasnya. 

Lebih lanjut Herkulana mengatakan 23 kasus yang dirawat di Puskesmas Kampung 
Dalam, empat di antaranya meninggal dunia setelah rujukan ke rumah sakit. 
"Mereka ini meninggal karena penyakit komplikasi yang berat. Dari empat orang 
meninggal ini dua orang berasal dari Kecamatan Pontianak Timur dan dua lainnya 
berasal dari Kecamatan Pontianak Barat.," tegasnya. (ian) 
 

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] 1.500 Mayat Penuhi Rumah Sakit Haiti

2010-01-14 Thread sunny
Refleksi : Rupanya  selama ini NKRI yang sering ditimpa bencana alam tidak 
mempunyai kesatuan penolong (rescue unit) yang tersedia dan siap setiap waktu 
dapat dikirim kemana saja, baik dalam negeri maupun ke negeri lain untuk 
membantu masyarakat  penderita bencana alam, maka oleh sebab itu tidak ada 
suara untuk dikirim membantu di Haiti. Kalau benar dugaan ini, maka NKRI ini 
sebetulnya hanya faedahnya  untuk kepentingan kaum berkuasa yang pandai 
korupsi. Bernilaikah negara demikian?

Bagaimana dengan situasi di Padang dan sekitarnya yang ditimpa bencana gempa 
bumi beberapa waktu silam? Sampai dimana rakyat disana sudah dibantu?

http://www.antaranews.com/berita/1263496115/1500-mayat-penuhi-rumah-sakit-haiti

1.500 Mayat Penuhi Rumah Sakit Haiti
Jumat, 15 Januari 2010 02:08 WIB | 
Port-au-Prince (ANTARA News/Reuters) - Sedikitnya 1.500 mayat menumpuk di luar 
dan di dalam kamar mayat Rumah Sakit Umum Port-au-Prince, Kamis, sementara 
truk-truk pick-up terus berdatangan dengan mengangkut korban tewas dalam gempa 
bumi Selasa, kata direktur rumah sakit itu.

"Saya tidak bisa mengatakan berapa banyak lagi mayat yang akan dibawa ke sini," 
kata Guy LaRoche kepada Reuters, dengan menambahkan bahwa hingga pukul 11.00 
waktu setempat (pukul 23.00 WIB) jumlah mayat mencapai sedikitnya 1.500.

Polisi juga terus membawa jasad korban ke kendaraan-kendaraan yang sudah 
dipenuhi mayat.

Palang Merah Internasional mengatakan sebelumnya, jumlah kematian akibat gempa 
Selasa itu bisa mencapai 45.000 hingga 50.000, dan tiga juta orang terluka atau 
kehilangan tempat tinggal.

Di ibukota Haiti yang hancur akibat gempa tersebut, mayat bisa dilihat di bawah 
puing-puing, bergeletakan di sisi jalan, atau menumpuk di kendaraan-kendaraan.

Gempa bumi Selasa itu merupakan gempa paling kuat yang mengguncang Haiti dalam 
lebih dari 200 tahun, yang merobohkan istana presiden serta rumah-rumah 
perbukitan, dan membuat negara yang berpenduduk sembilan juta orang itu meminta 
bantuan internasional.

Gempa itu berkekuatan 7,0 skala Richter dan pusatnya hanya 16 kolometer dari 
Port-au-Prince, ibukota Haiti. Sekitar empat juta orang tinggal di kota itu dan 
daerah sekitarnya, dan banyak penduduk tidur di luar rumah di tanah, jauh dari 
dinding-dinding bangunan yang melemah, sementara gempa-gempa susulan yang 
berkekuatan 5,9 mengguncang kota itu sepanjang Selasa malam hingga Rabu.(*)

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] What we can do to help Haiti, now and beyond

2010-01-14 Thread sunny
http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2010/01/13/AR2010011304604.html?wpisrc=nl_pmopinions

What we can do to help Haiti, now and beyond
  
  Men remove the body of a girl from the rubble of a building in 
Port-au-Prince, Haiti, Jan. 13, 2010, a day after a 7.0 earthquake struck the 
area. (AP Photo/Miami Herald, Patrick Farrell)  
By Bill Clinton
Thursday, January 14, 2010 


As I write, we don't know the extent of the damage wrought by the earthquake 
that rocked the coast of Haiti on Tuesday. But a tragic number of people have 
been killed or injured, and early estimates indicate that nearly 3 million 
people -- almost a third of Haiti's population-- may need aid, making this one 
of the great humanitarian emergencies in the history of the Americas. 

I met with U.N. Secretary General Ban Ki-moon on Wednesday and with other key 
U.N. leaders to discuss Haiti's immediate and long-term needs. Those who are 
still alive under the rubble must be found. The bodies of those who have died 
must be taken away. Power must be restored and roadways cleared. But what Haiti 
needs most is money for water, food, shelter and basic medical supplies to 
bring immediate relief to those who are homeless, hungry and hurt. 
The entire United Nations system is working hard to meet these needs and to 
regroup on the ground in Haiti after the collapse of our headquarters building 
and the loss of many of our colleagues. The U.S. government has pledged its 
full support to the recovery effort, as have the governments of many other 
nations. Nongovernmental organizations and ordinary citizens have offered to 
help. Even small contributions will make a big difference in the aftermath of 
such destruction. 

But after the emergency passes, the work of recovery and reconstruction will 
remain. Since Hillary and I first traveled to Haiti in December 1975, I have 
been captivated by that country's promise and peril and by the persistence of 
hope among its people even in the face of abuse, neglect and poverty. Already, 
the Haitian government and citizens, the Haitian Diaspora, neighboring 
countries and allies, NGOs and international groups were committed to a plan 
for long-term development. These efforts will need to be amended because of 
Tuesday's disaster, but they cannot be abandoned. 

As president I worked to end a violent military dictatorship in Haiti and to 
restore Haiti's elected president to office. Last June, I accepted the role of 
U.N. special envoy for Haiti to help implement Haiti's long-term development 
plan by increasing foreign government assistance and private investment and by 
coordinating and increasing the contributions of nongovernmental groups 
involving more members of the Haitian Diaspora. This work helps create more 
jobs, better education, better health care, less deforestation and more clean 
energy for a nation in desperate need. 

We made a good beginning, and before the earthquake I believed that Haiti was 
closer than ever to securing a bright future. 

Despite this tragedy, I still believe that Haiti can succeed. 

First we must care for the injured, take care of the dead, and sustain those 
who are homeless, jobless and hungry. As we clear the rubble, we will create 
better tomorrows by building Haiti back better: with stronger buildings, better 
schools and health care; with more manufacturing and less deforestation; with 
more sustainable agriculture and clean energy. 

Establishing this foundation for a better Haitian future will require 
assistance from governments, businesses and private citizens. The people of 
Haiti deserve our support. Those eager to help can donate through the U.N. 
effort, my own foundation or by text message (text "HAITI" to 20222 to donate 
$10 to U.N. relief efforts). 

In the coming days, stories of loss and the triumph of the human spirit will be 
told. They will call us to help -- not just to restore Haiti but to assist it 
in becoming the strong, secure nation its people have always desired and 
deserved. 

The writer was the 42nd president of the United States and is the U.N. special 
envoy for Haiti.


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Janji Penjual Obat dan Citra Politisi!

2010-01-14 Thread sunny

   
http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2010011500580315

  Jum'at, 15 Januari 2010 
 
  BURAS 
 
 
 
Janji Penjual Obat dan Citra Politisi! 

   
  H. Bambang Eka Wijaya



  PENJUAL obat kuat di terminal terhenyak, belum selesai menggelar lapak di 
hari kelima dia di kota itu, pembeli mengerubutinya sehingga semua stok obat 
yang dia bawa habis! Ia bingung, apakah obatnya benar-benar manjur hingga 
promosi dari mulut ke mulut meluas, atau berkat provokasinya, obat kuatnya 
ramuan warisan raja 100 selir?"

  Untuk memastikan, ia tanya salah satu pembeli yang masih menunggu bus. 
"Dari mana Anda dapat info tentang obat saya, hingga membeli sampai lima paket?"

  "Saya petugas balai pengawas obat dan makanan!" jawab yang ditanya. "Saya 
beli sampel untuk dianalisis, atas permintaan polisi daerah!"

  "Polisi daerah?" penjual obat terkejut. "Anda lihat sendiri pembeli 
obatku ramai, tak ada masalah!"

  "Yang berjubel tadi intel-intel polsek dari semua penjuru!" jawab 
petugas. "Bisa jadi mereka cari contoh barang bukti untuk penyelidikan kasus, 
berdasar laporan warga! Mungkin karena skala kasusnya luas, polisi daerah ikut 
turun!"

  "Polsek semua penjuru?" penjual obat tersentak. "Masak sekali gagal 
membuktikan kemanjuran obatku menjadikan dirinya raja 100 selir, orang lantas 
ramai-ramai mengadu ke polisi? Sangat tidak adil! Dari pemilu ke pemilu jutaan 
orang tertipu janji politisi mengentaskan mereka dari kemiskinan, tak satu pun 
mengadu ke polisi!"

  "Polisi kan cuma menjalankan tugas! Ada laporan warga, mereka follow up!" 
tegas petugas. "Jadi jangan salahkan polisi! Introspeksi diri, belajar pada 
politisi kenapa janji-janjinya tak terbukti pun tidak diadukan ke polisi, malah 
pemilu berikutnya dipilih kembali!"

  "Karena setiap lima tahun politisi datang dengan program sosial dan 
hiburan buat rakyat!" timpal penjual obat. "Politisi bisa melakukan itu karena 
penghasilan bulanannya dari uang rakyat selama lima tahun besar sekali! Penjual 
obat keliling dari kota ke kota, tak mungkin melakukan hal serupa!"

  "Dalam hal ini pangkal masalahnya mungkin tingkat kejutannya yang 
berbeda!" ujar petugas. "Terhadap politisi, rakyat tak terkejut janji-janji 
mereka tak terbukti, karena secara umum rakyat sudah cukup maklum memang 
begitulah politisi! Sedang pada penjual obat, pada dasarnya rakyat masih 
percaya obatnya manjur! Akibatnya, rakyat terkejut dan kecewa berat ketika 
janjinya tidak terbukti! Reaksi warga melapor ke polisi sejajar dengan tingkat 
kekecewaan mereka itu!"

  "Kok terbalik?" entak penjual obat. "Seharusnya penilaian umum rakyat 
terhadap politisi adalah tokoh-tokoh yang integritas dan kredibilitasnya 
tinggi, janji-janjinya diyakini akan terbukti, bukan malah rakyat cukup maklum 
dan menganggap wajar janji politisi tidak terbukti!"

  "Kalau sudah begitu citra politisi di mata rakyat, kita bisa apa?" timpal 
petugas. "Apalagi jika para politisi malah nyaman dengan citra demikian!" **
 








[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Membongkar Gurita Kekerasan

2010-01-14 Thread sunny
http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2010011500580344

Jum'at, 15 Januari 2010

OPINI

Membongkar Gurita Kekerasan 
Wahyu Hidayat
Pekerja di Center For Women's Studies UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


Praktek kekerasan rupanya semakin memenuhi ruang dan waktu hidup kita. 
Kekerasan sepertinya sudah membudaya di negeri ini. Elizabeth Fuller Collins, 
peneliti Ohio University untuk kajian Asia Tenggara pernah menyebutkan itu. 
Kekerasan yang dahulu banyak dilakukan oknum militer dan aparatur negara, kini 
telah beranak pinak dan banyak dilakukan masyarakat biasa. Kata "kekerasan" 
sering masih dipahami sebagai bentuk kekerasan fisik yang kasar, kejam, dan 
menimbulkan dampak negatif yang menyakitkan. Pandangan ini kemudian menjadikan 
perilaku oprressive (menekan) terhadap orang lain sering tidak digolongkan 
kekerasan.

Kekerasan pada dasarnya meliputi semua bentuk perilaku, baik verbal (kata-kata) 
maupun nonverbal (fisik). Kekerasan biasanya dilakukan oleh seseorang maupun 
kelompok terhadap seseorang atau kelompok lain yang dapat menimbulkan efek 
negatif baik secara psikologis, fisik, maupun sosial-ekonomi. Terkadang 
perilaku kekerasan yang menekan dapat mengakibatkan ketakutan dan rasa 
terkekang sehingga membatasi ruang gerak korban dalam mengaktualisasikan 
potensi yang dimilikinya.

Pada umumnya pihak dari kelompok atau perorangan yang kuat sering melakukan 
tidak kekerasan terhadap pihak yang lemah. Salah satu temuan menarik yang 
dikemukakan Colombijn dan Lindbald kekerasan dipandang sebagai cara legitimitas 
"hanya jika ditujukan pada orang asing (outsiders)."

Di sini, "orang asing" merupakan hasil konstruksi sosial berdasarkan situasi 
dan konteks tertentu. Mereka bisa merupakan orang-orang di luar kelompok 
(outgroup), tetapi bisa juga anggota di dalam kelompok (ingroup) yang 
dipersepsi sebagai "orang asing". Atau bahkan bisa juga hasil dari konstruksi 
yang sama sekali imajiner, suatu kategori yang dapat dikenakan pada siapa saja, 
seperti "zionis", "kapitalis", "komunis", dan seterusnya yang tidak pernah 
jelas dan berlaku semena-mena.

Kekerasan di Masyarakat

Hal serupa terjadi dalam lingkungan kita, seperti yang diberitakan di Lampung 
Post (4-1) Oktober terdapat 181 kasus anak yang berkonflik dengan hukum dan 172 
kasus anak yang menjadi korban kekerasan pada 2009. Kemudian aksi perampasan 
dan perampokan pada 2009 meningkat (Lampung Post, [3-1] Oktober) yang berakibat 
pada aksi kekerasan. Keadaan ini semakin menambah daftar aksi kekerasan di 
masyarakat.

Kekerasan yang dilakukan terkadang bertumpu pada masalah ekonomi. Sistem 
kapitalis telah mengabaikan kesejahteraan seluruh umat manusia. Sistem ekonomi 
kapitalistik menitikberatkan hanya pertumbuhan dan bukan pemerataan. 
Pembangunan negara yang diongkosi utang luar negeri dan merajalelanya perilaku 
kolusi dan korupsi pada semua lini pemerintahan, telah meremukkan sendi-sendi 
perekonomian bangsa.

Tak kurang 70% penduduk Indonesia berada di bawah garis kemiskinan. Mereka 
tidak mampu menghidupi diri secara layak karena negara mengabaikan pemenuhan 
kebutuhan pokok mereka. Impitan ekonomi inilah yang menjadi salah satu pemicu 
orang berbuat nekat melakukan kejahatan, termasuk munculnya kekerasan. Banyak 
kasus kekerasan menimpa keluarga miskin, dipicu ketidakpuasan dalam hal ekonomi.

Lebih dari itu, kekerasan sering dipicu dua faktor. Pertama, faktor individu. 
Kurangnya ketakwaan pada individu-individu, lemahnya pemahaman terhadap relasi 
dalam rumah tangga, dan karakteristik individu yang temperamental adalah pemicu 
bagi seseorang untuk melanggar hukum, termasuk melakukan tindakan kekerasan.

Kedua, faktor sistemik. Kekerasan yang terjadi saat ini sudah menggejala 
menjadi penyakit sosial di masyarakat, baik di lingkungan domestik maupun 
publik. Kekerasan yang terjadi bersifat struktural yang disebabkan oleh 
berlakunya sistem yang tidak menjamin kesejahteraan masyarakat, mengabaikan 
nilai-nilai ruhiyah dan menafikkan perlindungan atas eksistensi manusia.

Struktur sosial di masyarakat telah memaksa untuk melakukan tindakan di luar 
batas kewajaran, dampak arus globalisasi telah berdampak pada pola hidup yang 
konsumtif dan hedonis. Kondisi ini diperparah dengan kebijakan pemerintah yang 
kurang memedulikan nasib rakyatnya. Sehingga kekerasan dalam kompetisi 
kehidupan semakin nyata dan dianggap hal yang "lumrah".

Penegak hukum semestinya mampu membaca situasi ini agar keadaan di masyarakat 
lebih kondusif. Terlebih dengan agenda-agenda yang syarat kepentingan publik 
yang sudah bias dengan kepentingan pribadi. Sehingga aktor-aktor intelektual di 
balik kejadian kekerasan ini bisa dilakukan tindakan yang lebih represif karena 
akan berdampak sistemik terhadap kehidupan masa depan.

Persoalan kekerasan merupakan fenomena gunung es yang terlihat puncaknya 
sedikit tetapi sebetulnya tidak menunjukkan fakta yang valid. Masalah kekerasan 
banyak terjadi di lingkungan keluarga, tapi pada umumnya korban tidak mempunyai 

[ppiindia] Menperin Siap Jadi Negosiator ACFTA

2010-01-14 Thread sunny
Refleksi : Bagus perdaganagn bebas, tetapi  kalau bebas harus sama-sama kuat 
seperti orang bertinju, harus kelasnya sama. Bukan kelas berat melawan kelas 
ringan,  kalau  pertandingan kelas tidak seimbang maka petinju kelas ringan 
akan di-knockout sebelum ronde pertama selesai.  Masalahnya sama dalam 
persaingan dagang. 

Bidang industri berat maupun inustri ringan NKRI sangat terkebelakang, jadi 
kekuatan apa dalam persaingan perdangan bebas untuk bisa mempertahankan 
keunguanl? 

Bagi kaum penguasa komparador dalam persaingan bebas atau tidak bebas akan 
selalu mendapat rejeki. Apa komentar Anda?

http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2010011500554730

  Jum'at, 15 Januari 2010 
 
  EKONOMI 
 
 
 
Menperin Siap Jadi Negosiator ACFTA 

  JAKARTA (Lampost): Menteri Perindustrian (Menperin) M.S. Hidayat 
menyatakan siap jika ditunjuk menjadi negosiator ulang ASEAN-China Free Trade 
Agreement (ACFTA).

  "Kalau kami ditunjuk menjadi negosiator ACFTA, kami siap," kata M.S. 
Hidayat di Jakarta, Kamis, setelah membuka acara diskusi Growth and Effisiency 
in The Indonesian Services Sector.

  Ia mengatakan renegosiasi diperkirakan akan dilaksanakan paling lambat 
bulan ini. Pemerintah juga sudah mulai membuat notifikasi untuk memulai 
perundingan terhadap 228 pos tarif yang ditetapkan mulai berlaku 1 Januari 2010 
dalam ACFTA. "Membuat notifikasi untuk 228 pos tarif itu sudah dianggap sebagai 
program pemerintah," kata dia.

  Pihaknya sendiri mengusulkan agar dilakukan modifikasi ketentuan, 
misalnya sektor besi baja, diminta untuk ditunda hingga 2012. "Daftarnya 
terperinci, paling tidak ada usulan industri setelah dua bulan, kemudian 
dirundingkan di tingkat Menko Perekonomian kemudian disahkan," kata dia.

  Ia mengatakan ada pola tertentu dalam ACFTA, di mana perjanjian bersifat 
negosiable dari semula ditetapkan 2010, dapat dinegosiasi pada tahap kedua 
2012, tahap selanjutnya 2018, dan hingga highly sensitively. "Sebagian terutama 
untuk tekstil, besi baja, alas kaki, elektronik, dan kemikalia," kata dia.

  Menurut dia, notifikasi yang nantinya diusulkan dalam negosiasi akan 
dikompensasi dengan sektor lain yang dinilai telah lebih siap bersaing. 
"Kompensasi bisa dalam bentuk sektor-sektor lain di kita yang sudah establish 
kami tawarkan," kata dia. Saat ini, kata dia, segala sesuatu, termasuk 
keberhasilan negosiasi sangat tergantung pada negosiator.

  Sektor Jasa Tertinggal

  M.S. Hidayat juga mengatakan sektor jasa di Indonesia masih tertinggal 
dibanding negara-negara pesaing. "Sektor jasa kita masih one step behind 
dibandingkan negara-negara kompetitor," kata dia.

  Ia mencontohkan berdasarkan asumsi Bank Dunia, Australia, dan Filipina 
memiliki sektor jasa yang jauh lebih maju ketimbang Indonesia. Menurut Hidayat, 
sektor jasa memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. "Sektor jasa 
membuat segalanya lebih efisien dan yang harus kita tingkatkan, di antaranya 
sektor telekomunikasi, kesehatan, dan pendidikan," kata dia.

  Ia berpendapat ke depan sektor jasa di Indonesia harus didorong agar 
lebih kompetitif. "Saya ingin membuat ini menjadi salah satu sektor terdepan 
yang digarap pemerintah," kata dia.

  Selain itu, Menperin juga mengatakan ongkos produksi barang dan jasa di 
Indonesia sampai kini kurang kompetitif. "Dari segi biaya, Indonesia tidak 
pernah lebih efisien dibandingkan negara kompetitor."

  Sebab itu, menghadapi ACFTA, Indonesia baru menyadari bahwa ongkos 
produksi barang dan jasa di Tanah Air jauh lebih tinggi dibandingkan kompetitor 
atau negara pesaing. Sebab itu, kata Menteri, kini pihaknya sedang 
mempersiapkan tiap komponen secara apple to apple untuk meningkatkan daya saing 
Indonesia.

  Ia mencontohkan pihaknya bersama empat kementerian lain akan meresmikan 
sistem bea cukai (costum) barang di Batam yang dinilai lebih efisien. "Jadi 
bukan sistem costum-nya saja tetapi juga layanannya," kata dia.

  Sedangkan Wakil Ketua Kadin Bidang Corporate Governance dan Etika Bisnis 
Mas Achmad Daniri mengatakan Indonesia bisa lebih siap menghadapi perdagangan 
bebas sesuai Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA) dengan penghapusan 
praktek suap.n E-1
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] MUI: Kajian Keislaman Banyak Dikuasai Kaum Liberal

2010-01-14 Thread sunny
Refleksi: Maunya MUI supaya kajian keislaman dikuasai kaum seperti Taliban?

http://www.republika.co.id/berita/101018/mui_kajian_keislaman_banyak_dikuasai_kaum_liberal

MUI: Kajian Keislaman Banyak Dikuasai Kaum Liberal
Kamis, 14 Januari 2010, 14:41 WIB

YOGI ARDHI/REPUBLIKA 
Ketua MUI KH Cholil Ridwan
JAKARTA--Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai bahwa saat ini tidak banyak 
kajian-kajian keislaman yang dihasilkan oleh para pemuka agama Islam, para 
ulama maupun para da'i di negeri ini. Ini ditegaskan Ketua MUI KH Cholil Ridwan 
dalam perbincangan dengan Republika di sela-sela peluncuran Buku Indeks Hadits 
dan Syarah oleh Buya H. Muhammad Alfis Chaniago di Gedung MUI Jakarta, Kamis 
(14/1).

''Sebenarnya kajian-kajian keislaman di negeri ini sudah berlangsung sejak 
lama, namun belakangan tidak banyak lagi kajian-kajian keislaman yang 
dihasilkan.Sayangnya, kajian keislaman ini belakangan justru banyak dikuasai 
oleh kalangan liberal. Sehingga yang banyak berkembang di kalangan umat 
belakangan ini adalah paham-paham liberal,'' tegas kiai Cholil Ridwan.

Karena banyak dikuasai oleh kalangan liberal, menurut kiai Ridwan maka praktis 
masalah-masalah seperti sekularisasi agama dan hal-hal yang berkait dengan 
paham liberal dan yang bertentangan dengan MUI, justru menjadi marak di negeri 
ini.

Menurut kiai Ridwan, ini karena metode dakwah para ulama dan da'i di Indonesia 
belakangan ini cenderung tetap mempertahankan cara-cara konvensional. ''Jadi 
para da'i dan ulama terjebak pada kegiatan-kegiatan rutin dakwah yang sifatnya 
normatif dan konvensional,'' papar kiai Ridwan.

Walaupun diakui kiai Ridwan bahwa MUI maupun ormas Islam seperti Muhammadiyah 
dan NU telah memiliki pusat kajian keislaman. Namun itu tetap dirasa kurang. 
Karena itu pihaknya berharap agar para ulama, da'i dan pemuka agama Islam juga 
banyak melakukan kajian-kajian keislaman yang berhubungan langsung dengan 
persoalan-persoalan keseharian yang dihadapi umat.

Belum Menjawab Persoalan Umat

Sementara itu, Buya H. Muhammad Alfis Chaniago, mengungkapakan bahwa 
kajian-kajian keislaman yang dilakukan oleh para ulama, pemuka agama Islam, dan 
para da'i dirasa sudah cukup banyak. Sayangnya, kajian-kajian keislaman 
tersebut belum bisa menjawab sepenuhnya persoalan-persoalan yang tengah 
dihadapi umat dalam kehidupan keseharian. 

''Memang sudah banyak kajian-kajian keislaman dilakukan, namun sayangnya belum 
bisa menjawab sepenuhnya persoalan-persoalan yang dihadapi umat,'' kata Alfis. 
''Jadi sebenarnya umat sekarang ini masih banyak mengharapkan para ulama, da'i, 
dan pemuka agama untuk melakukan kajian-kajian keislaman yang bisa menjawab 
tantangan ke depan,'' tambahnya.

Dalam upaya menjawab tantangan tersebut, Alfis meluncurkan buku Indeks Hadits 
yang terdiri dari dua jilid itu. Buku tersebut ditulis Alfis selama dua tahun 
dengan menyisihkan waktunya tiga jam setiap hari. Buku Indeks Hadits dan Syarah 
ini berisi 1.646 Hadits pilihan dari enam kitab Hadits Shaheh.


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Presiden Puas dengan Program 100 Hari

2010-01-14 Thread sunny
Refleksi: Dalam 100 hari apa saja yang dicapai selain Bank Century? 

http://www.republika.co.id/berita/101102/presiden_puas_dengan_program_100_hari

Presiden Puas dengan Program 100 Hari
Kamis, 14 Januari 2010, 21:07 WIB

 
JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono puas dengan pencapaian kinerja 
Kabinet Indonesia Bersatu Kedua dalam 100 hari pertama. "Presiden puas dengan 
ini dan cara kerja ini supaya dilanjutkan setelah 100 hari," kata Ketua Unit 
Kerja Presiden untuk Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan (UKP4) Kuntoro 
Mangkusubroto, usai rapat kabinet paripurna membahas evaluasi program 100 hari 
di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis.


Memasuki hari ke-75 dari program 100 hari pertama, Kuntoro menyebutkan, hanya 
dua dari 129 rencana aksi yang dinilai mengecewakan. Sedangkan 19 rencana aksi 
sudah berhasil dilaksanakan. Namun, ia tidak detil menjelaskan rencana-rencana 
aksi tersebut. "Macam-macam yang 19 itu," ujarnya. 


Sedangkan dua rencana aksi dinilai mengecewakan, menurut dia, salah satunya 
adalah revitalisasi industri yang masuk dalam program Departemen Perindustrian. 
"Yang dua itu, pertama revitalisasi industri di Departemen Perindustrian. Satu 
lagi saya lupa," ujarnya


Namun, lanjut dia, rencana aksi revitalisasi industri yang belum terlaksana itu 
hanya masalah keterlambatan. "Saya kira itu gambarannya. Tapi secara menyeluruh 
capaiannya itu menggembirakan karena semua sudah sinkron dan sudah sejalan 
dengan yang sudah dicapai," ujar Kuntoro. Dengan capain itu, menurut dia, 
Presiden Yudhoyono sama sekali tidak kecewa dengan kinerja kabinet selama 100 
hari pertama.


Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan 
pencapaian target program 100 hari pertama sudah mencapai 82 persen pada hari 
ke-75. Sisanya, lanjut dia, akan dikejar dalam waktu tiga pekan lagi menjelang 
batas akhir 1 Februari 2010 karena Presiden Yudhoyono menargetkan semua program 
aksi harus tercapai 100 persen.


Dalam rapat Kabinet Indonesia Bersatu yang dihadiri oleh seluruh menteri 
Kabinet Indonesia Bersatu Kedua, Ketua UKP4 mempresentasikan pencapaian rencana 
aksi dari program 100 hari yang ada di masing-masing kementerian dan lembaga.


[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] INTERMEZZO

2010-01-14 Thread sunny
Reflection: What kind of machine is Mr Goel?

  
http://www.nytimes.com/2010/01/15/world/middleeast/15harem.html?ref=global-home


Israel Raids Polygamist Compound 
By ISABEL KERSHNER
Published: January 14, 2010 

JERUSALEM - A cult-like Israeli figure who lived openly with at least 17 women 
and fathered dozens of children was remanded in court on Thursday on suspicion 
of enslavement, sexual abuse and possible rape. 

Skip to next paragraph 
 
Yossi Zeliger/European Pressphoto Agency
Goel Razon, a 60-year-old Israeli, was brought to court in Tel Aviv, Israel. He 
is accused of sexual enslavement, rape, extortion and sexual assault. 

The police said that the suspect, Goel Ratzon, was either 59 or 60, and was 
arrested early Tuesday after a seven-month investigation. A gag order on the 
case was lifted Thursday. 

Mr. Ratzon, considered the "savior of the universe" by his followers, has 
aroused the curiosity of the public, the police and the social services for 
years, and were the subject of a television documentary last year. But so far 
Mr. Ratzon has not been charged with any crimes. He was legally married to one 
or two women, according to the police, though he considered all the women his 
wives. 

Mr. Ratzon maintained his community in a compound consisting of several 
apartments in a residential neighborhood of south Tel Aviv. The police entered 
three apartments on Tuesday and found 17 women and "at least 40 children," a 
police spokesman, Micky Rosenfeld, said. 

Mr. Rosenfeld said that Mr. Ratzon is suspected of keeping people in conditions 
of slavery, an offense under an Israeli law against human trafficking that was 
passed in 2006, as well as other crimes. He added that Mr. Ratzon had set up 
closed circuit cameras in the various apartments where the women and children 
lived and was "watching them 24 hours a day." 

Some of the women worked outside the compound to help pay the bills. The 
extended family lived according to Mr. Ratzon's "book of rules," according to 
the police, and the women were required to pay hefty fines for a long list of 
violations. Among other things, it was "forbidden to talk nonsense" ($55 fine) 
or - the heftiest penalty, at around $800 - to work "while a 'man' of over 12 
years of age is in the house." 

Mr. Ratzon denied breaking any laws and told the authorities that the women 
lived with him by choice and were free to come and go.

Gabi Zohar of the Center for Cult Victims in Israel told Israel Radio on 
Thursday that his organization gathered evidence against Mr. Ratzon, leading to 
his arrest. 

"What took place inside this house was a form of terror," Mr. Zohar said. 
"There was very serious abuse," he said, adding that the women had joined Mr. 
Ratzon willingly at first, but had undergone brainwashing and lived in a 
hierarchy where the women kept their eyes on each other. 

The documentary, broadcast on Israel's commercial Channel 10 last year, offered 
a rare glimpse into Mr. Ratzon's world. Some of the women in the film described 
Mr. Ratzon, spectacled with a flowing mane of white hair, as a kind of messiah. 
Explaining what he saw as the attraction, Mr. Ratzon said, "I am perfect. I 
have all the attributes a woman wants." 

Many of the children's names included a form of Goel, Mr. Ratzon's first name, 
which is Hebrew for savior. 





[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Indonesia pulls new strings to tackle terror

2010-01-14 Thread sunny
http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/LA15Ae01.html

  Jan 15, 2010

Indonesia pulls new strings to tackle terror 
By Sara Schonhardt 


JAKARTA - Nasir Abas' easy smile grows when asked to explain the aims of Jemaah 
Islamiyah (JI), the radical Southeast Asian terror group he once led and which 
stands accused of plotting some of Indonesia's most deadly terrorist attacks, 
including the 2002 bombing of a Bali nightclub that took more than 200 lives. 

JI has long called for the creation of an Islamic caliphate in Muslim areas of 
Southeast Asia, including across Indonesia, but that objective has over the 
years come at the expense of civilian lives. Nasir remains at heart a jihadi, 
but he now uses words rather than weapons to challenge Islamists about the 
killing of other Muslims. 

Over a plate of sushi and a cup of Oolong tea, Nasir spoke with Asia Times 
Online on his views about the diminished threat of Indonesian extremism, why 
the creation of an Islamic state would never work in Indonesia and how talking 
with terrorists is the best way to stem the spread of violence and radicalism. 

After his arrest in 2003, Nasir was the first JI leader to provide assistance 
to Indonesia's special counter-terrorism task force, Detachment 88. The unit 
was formed by the national police in the wake of the Bali bombing and has 
received technical assistance and training from US and Australian authorities. 

Tasked with rooting out JI and its terror networks, Detachment 88 has succeeded 
in co-opting former radicals like Nasir, who said then-counter-terrorism head, 
Brigadier General Bekto Suprapto, won him over by speaking to him as an equal, 
commander to commander. 

"He gave me trust, so I decided I should give him trust," said Nasir, who 
detailed his own time in detention to explain why programs aimed at 
de-radicalizing terrorists require dialogue and religious guidance. 

Nasir currently leads discussions with prisoners convicted on terrorism charges 
and trains Islamic clerics on how to relate better to former and current JI 
members. The foundation he assists, Ikrar Bina Umat, or Human Development 
Pledge, has also approached the children of convicted terrorists to help them 
understand why their family members have been imprisoned. 

A recent study conducted by the University of Indonesia's psychology 
department, in collaboration with Nasir, challenged inmates convicted of 
terrorism in a debate over the use of violence that involved Islamic leaders 
and psychologists. Prison de-radicalization programs in Yemen and Saudi Arabia 
also use theological debate as a tool of reform, but critics say mere 
discussion fails to change fundamentally extremists' mindsets. 

"When [terrorist inmates] start to have discussions, it means they are opening 
their minds to accept other ideas," said Nasir. "The dangerous people are those 
who don't want to sit down and talk." 

Indeed, therapeutic conversation doesn't always work; some inmates who have 
participated in rehabilitation programs have later returned to their radical 
networks. At a counter-terrorism conference held in Jakarta in November, 
Detachment 88 chief, Usman Nasution, spoke to the need for more vigilance in 
post-release monitoring of former terrorists. 

He raised the case of Urwah, a JI member arrested and jailed for four years in 
connection with the 2004 Australian Embassy bombing who on release took part in 
last July's J W Marriott and Ritz Carlton hotel attacks. 

Nasir argues that such recidivism occurs because of a lack of funding and 
effort in government de-radicalization programs. He believes that most JI 
members are not criminals, but rather people who have been misled. It takes 
time and effort to gain the trust needed to get extremists thinking 
differently, Nasir said. 

That's because the JI movement has deep ideological and historical roots. JI 
splintered from the Darul Islam, an Islamic group that had for decades sought 
the establishment of an Islamic state in Indonesia. After forming in 1993, JI 
carried on DI's mission, until, in 1998, al-Qaeda go-between and JI operations 
chief, Riduan Isamuddin, also known as Hambali, carried a message from Osama 
bin Laden that called for revenge against the United States and its allies. 

The message didn't resonate well with Nasir and other JI leaders who believed a 
tit-for-tat battle with the West was counterproductive to their overarching 
goal of creating an Islamic state. Bin Laden often referred to scriptures in 
the Koran to justify terror attacks against soft targets, Nasir said. 

In recent years, terrorist targets in Indonesia have varied, waged sometimes 
against what radicals consider an infidel government since it does not operate 
according to Islamic law, and other times against Western interests, evidenced 
in the July bombings of Western-owned and frequented hotels. 

Despite disagreeing with some of bin Laden's ideas, Nasir said he still 
respects the al-Qaeda le

[ppiindia] Reform Tide Turning in Jakarta

2010-01-14 Thread sunny
http://www.asiasentinel.com/index.php?option=com_content&task=view&id=2241&Itemid=175


Reform Tide Turning in Jakarta


  Written by Our Correspondent 
  Thursday, 14 January 2010  
  Vice President and Finance Minister may be more secure in their jobs 

  Indonesian Finance Minister Sri Mulyani Indrawati and Vice President 
Boediono may be gaining ground in their effort to halt attempts to oust them 
from President Susilo Bambang Yudhoyono's government over the U$710 million 
bailout of Bank Century, which capsized in November 2008 due to massive 
corruption.

  Sri Mulyani faced down a 32-member House of Representatives inquiry 
committee Wednesday, calmly answering a barrage of questions despite repeated 
interruptions from lawmakers. Earlier concerns that the political circus in the 
House, which has pointedly avoided some obvious targets of any real 
investigation in favor of grandstanding about the Finance Minister, would claim 
the valued technocrat seem to ease as she came through the ordeal with flying 
colors. At one point, her admirers gave her a bouquet of flowers as she entered 
the parliament. At the end of her testimony, Idrus Marham, the chairman of the 
committee, said she might be summoned again but gave no schedule. 

  The real action over calls for Sri Mulyani to resign and maneuvers by 
some lawmakers to start impeachment proceedings against Boediono, has been not 
in the televised spectacle of the hearings but in the presidential palace. 
After weeks of wobbling, on Dec. 17 Yudhoyono stood up publicly and let it be 
known that he supported the two following a meeting in which Sri Mulyani 
reportedly asked him if he intended to throw the pair to the wolves. Both Sri 
Mulyani and Boediono privately have threatened to quit if either of them was 
pushed out, well-placed sources insist. "They are united," said a source close 
to the vice president.

  Earlier this week, an official with Yudhoyono's Democratic Party also 
said that a cabinet reshuffle might be in the wind. This was widely interpreted 
as a threat directed at troublemakers in the ruling coalition who were 
attacking the two in the House. They could lose out by having their parties 
booted from the cabinet if they don't get in line. 

  In addition, Yudhoyono's chief Islamic party ally and closest advisor, 
Hatta Rajasa, the Coordinating Economic Minister, took over the chairmanship of 
the National Mandate Party (PAN) this week, and promptly replaced some of his 
party's vocal critics on the House panel with his own allies. 

  At issue in the House is the fact that Sri Mulyani was in charge of the 
Committee for Financial Sector Stability, which came to the rescue of the 
ailing bank. Opposition members charged that she and Boediono, then the central 
bank governor, had far exceeded their authority and the amount of funds 
authorized by the legislature in bailing out the bank, a tar baby that that has 
stuck to everybody it touches - not only Sri Mulyani and Boediono but the 
national police force, the attorney general, some of the country's richest 
families and the Corruption Eradication Commission (KPK). A recent book has 
leveled high-profile charges that foundations associated with Yudhoyono 
misappropriated bailout funds for political purposes during last year's 
election cycle. . 

  Interestingly, the committee has shown no interest in probing the trail 
of where the bailout money went after it entered Bank Century, which is now 
called Bank Mutiara. There has been no move to question the Democratic Party or 
political operatives like Hatta, who has been inked by some sources to the 
campaign financing issue. 

  In addition, Century's largest depositor, one-time tobacco magnate Budi 
Sampoerna, one of the country's richest men and a Yudhoyono ally, benefitted 
greatly from the bailout because his sizable holdings were saved from 
disappearing in the collapse. The House committee has no plans to summon him 
either and lawmakers have barely uttered his powerful name. 

  Sri Mulyani told the committee that the bailout played a major role in 
saving the financial system, which at that time was at risk because of the 
global credit crisis. The worsening financial panic kicked off a run on Bank 
Century as depositors fled, with the management - some of whom are now in 
prison for fraud while others are on the run - announcing the bank was 
insolvent and raising concerns that other banks would follow it into 
insolvency. The collapse of the bank, she told lawmakers, would have eaten into 
confidence in the banking sector and put it under enormous pressure. 

  "All the horrid economic predictions about layoffs in the hundreds of 
thousands, growth contractions and enormous crisis cost did not materialize. 
Instead, our state budget today is one of the best in the world and [we are] 
one of the fastest growing countries," she told the committee.

  Sti Mulyani'

[ppiindia] Undang-undang Syariah di Aceh

2010-01-14 Thread sunny
http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2010&dt=0115&pub=Utusan_Malaysia&sec=Luar_Negara&pg=lu_07.htm

Undang-undang Syariah di Aceh

 
  Gambar yang diambil pada 2 Disember 2009 merakamkan polis Syariah wanita 
Aceh (kanan) menasihati seorang wanita yang menunggang motosikal supaya memakai 
pakaian yang sopan semasa ditahan di satu sekatan jalan raya di Banda Aceh. - 
AFP 

--
 


BANDA ACEH 14 Jan. - Suasana damai berjalan seperti biasa di mana kawasan 
pantai, anak kecil bermain ombak, gadis-gadis sunti bersembang di pantai yang 
berpasir dan muzik kedengaran dari corong radio daripada sekumpulan budak 
lelaki.

Namun, pantai terletak di Banda Aceh ini, merupakan satu-satunya wilayah 
Indonesia yang melaksanakan undang-undang Syariah sebagai kod perundangan dan 
keadaan menjadi tegang apabila anggota polis tiba dengan trak pikap.

Unit polis yang dipanggil 'Wilayatul Hisbah' ini menjalankan rondaan untuk 
mencegah aktiviti maksiat pasangan belum berkahwin, wanita Islam tidak 
bertudung atau memakai pakaian ketat, serta mereka yang minum arak atau berjudi.

Dalam keramaian di pantai, sentiasa ada pasangan duduk berdua-duaan walaupun 
tidak terlalu dekat, namun masih menjadi sasaran polis Syariah.

"Kamu masih belum berkahwin, kamu tidak boleh berdua-duaan di sini. Balik 
sekarang," kata seorang polis kepada pasangan yang kemudian berjalan dalam 
kekecewaan ke tempat letak kenderaan.

Remaja perempuan yang memakai seluar ketat juga turut tidak terlepas daripada 
menerima tindakan.

"Kamu sepatutnya malu berpakaian begini. Balik ke rumah dan tukar pakaian 
kepada pakaian yang lebih sopan," kata seorang pegawai lain kepada dua gadis 
berseluar jeans.

Indonesia merupakan negara yang mempunyai penduduk Islam terbesar di dunia, 
namun Aceh adalah wilayah yang paling kuat melaksanakan undang-undang Syariah, 
selari dengan gelarannya sebagai 'Serambi Mekah' kerana ia merupakan wilayah 
pertama di rantau ini menerima Islam.

Aceh mendapat hak menggunakan undang-undang Syariah sebagai sebahagian daripada 
perjanjian autonomi yang ditandatangani pada 2002 yang bertujuan menamatkan 
konflik antara pemisah Islam dengan tentera Indonesia yang telah meragut 
beribu-rubu nyawa.

Seramai 160,000 maut dalam tragedi tsunami Lautan Hindi pada 2004, yang membuka 
jalan ke arah perdamaian antara kedua-dua pihak serta kemasukan berbilion dolar 
bantuan asing. - REUTERS


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [ppiindia] Menperin Siap Jadi Negosiator ACFTA

2010-01-14 Thread fishbed warlord
Saya tidak setuju dgn refleksi tersebut. Dalam ekonomi tidak ada pihak yang 
bertujuan untuk mengalahkan atau menghancurkan pihak lain. Paradigma baru ialah 
win-win solution. Bukan berarti kita menjadi gegabah dalam menjalankan AFTA 
tetapi juga jangan terlalu membatasi diri. Sesungguhnya semua pihak saling 
membutuhkan, Perdagangan bebas bukanlah momok yang harus disikapi secara 
berlebihan. Sebab sebagai suatu sistem, bahaya atau peluang yang ditimbulkannya 
adalah efek samping yang harus disikapi secara netral.

--- On Thu, 1/14/10, sunny  wrote:

From: sunny 
Subject: [ppiindia] Menperin Siap Jadi Negosiator ACFTA
To: undisclosed-recipi...@yahoo.com
Date: Thursday, January 14, 2010, 4:06 PM







 



  



  
  
  Refleksi : Bagus perdaganagn bebas, tetapi  kalau bebas harus sama-sama 
kuat seperti orang bertinju, harus kelasnya sama. Bukan kelas berat melawan 
kelas ringan,  kalau  pertandingan kelas tidak seimbang maka petinju kelas 
ringan akan di-knockout sebelum ronde pertama selesai.  Masalahnya sama dalam 
persaingan dagang. 



Bidang industri berat maupun inustri ringan NKRI sangat terkebelakang, jadi 
kekuatan apa dalam persaingan perdangan bebas untuk bisa mempertahankan 
keunguanl? 



Bagi kaum penguasa komparador dalam persaingan bebas atau tidak bebas akan 
selalu mendapat rejeki. Apa komentar Anda?



http://www.lampungp ost.com/cetak/ berita.php? id=2010011500554 730



Jum'at, 15 Januari 2010 

 

  EKONOMI 

 

 

 

Menperin Siap Jadi Negosiator ACFTA 



JAKARTA (Lampost): Menteri Perindustrian (Menperin) M.S. Hidayat menyatakan 
siap jika ditunjuk menjadi negosiator ulang ASEAN-China Free Trade Agreement 
(ACFTA).



"Kalau kami ditunjuk menjadi negosiator ACFTA, kami siap," kata M.S. Hidayat di 
Jakarta, Kamis, setelah membuka acara diskusi Growth and Effisiency in The 
Indonesian Services Sector.



Ia mengatakan renegosiasi diperkirakan akan dilaksanakan paling lambat bulan 
ini. Pemerintah juga sudah mulai membuat notifikasi untuk memulai perundingan 
terhadap 228 pos tarif yang ditetapkan mulai berlaku 1 Januari 2010 dalam 
ACFTA. "Membuat notifikasi untuk 228 pos tarif itu sudah dianggap sebagai 
program pemerintah," kata dia.



Pihaknya sendiri mengusulkan agar dilakukan modifikasi ketentuan, misalnya 
sektor besi baja, diminta untuk ditunda hingga 2012. "Daftarnya terperinci, 
paling tidak ada usulan industri setelah dua bulan, kemudian dirundingkan di 
tingkat Menko Perekonomian kemudian disahkan," kata dia.



Ia mengatakan ada pola tertentu dalam ACFTA, di mana perjanjian bersifat 
negosiable dari semula ditetapkan 2010, dapat dinegosiasi pada tahap kedua 
2012, tahap selanjutnya 2018, dan hingga highly sensitively. "Sebagian terutama 
untuk tekstil, besi baja, alas kaki, elektronik, dan kemikalia," kata dia.



Menurut dia, notifikasi yang nantinya diusulkan dalam negosiasi akan 
dikompensasi dengan sektor lain yang dinilai telah lebih siap bersaing. 
"Kompensasi bisa dalam bentuk sektor-sektor lain di kita yang sudah establish 
kami tawarkan," kata dia. Saat ini, kata dia, segala sesuatu, termasuk 
keberhasilan negosiasi sangat tergantung pada negosiator.



Sektor Jasa Tertinggal



M.S. Hidayat juga mengatakan sektor jasa di Indonesia masih tertinggal 
dibanding negara-negara pesaing. "Sektor jasa kita masih one step behind 
dibandingkan negara-negara kompetitor," kata dia.



Ia mencontohkan berdasarkan asumsi Bank Dunia, Australia, dan Filipina memiliki 
sektor jasa yang jauh lebih maju ketimbang Indonesia. Menurut Hidayat, sektor 
jasa memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi. "Sektor jasa membuat 
segalanya lebih efisien dan yang harus kita tingkatkan, di antaranya sektor 
telekomunikasi, kesehatan, dan pendidikan," kata dia.



Ia berpendapat ke depan sektor jasa di Indonesia harus didorong agar lebih 
kompetitif. "Saya ingin membuat ini menjadi salah satu sektor terdepan yang 
digarap pemerintah," kata dia.



Selain itu, Menperin juga mengatakan ongkos produksi barang dan jasa di 
Indonesia sampai kini kurang kompetitif. "Dari segi biaya, Indonesia tidak 
pernah lebih efisien dibandingkan negara kompetitor."



Sebab itu, menghadapi ACFTA, Indonesia baru menyadari bahwa ongkos produksi 
barang dan jasa di Tanah Air jauh lebih tinggi dibandingkan kompetitor atau 
negara pesaing. Sebab itu, kata Menteri, kini pihaknya sedang mempersiapkan 
tiap komponen secara apple to apple untuk meningkatkan daya saing Indonesia.



Ia mencontohkan pihaknya bersama empat kementerian lain akan meresmikan sistem 
bea cukai (costum) barang di Batam yang dinilai lebih efisien. "Jadi bukan 
sistem costum-nya saja tetapi juga layanannya," kata dia.



Sedangkan Wakil Ketua Kadin Bidang Corporate Governance dan Etika Bisnis Mas 
Achmad Daniri mengatakan Indonesia bisa lebih siap menghadapi perdagangan bebas 
sesuai Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA) dengan penghapusan praktek 
suap.n E-1

 



[Non-text portions of this mes

[ppiindia] (Ponpes of the Day) Pondok Pesantren Darul Falah, Jepara

2010-01-14 Thread Ananto
Pondok Pesantren Darul Falah



Penggembleng santri dalam  Membaca Arab Gundul



Pondok Pesantren Darul Falah terletak di desa Sidorejo Kecamatan Bangsri
Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Tepatnya di desa Sidorejo RT 03/12 Bangsri,
kira-kira 20 km sebelah utara kota Jepara. Secara geografis, keberadaan
pondok masuk dalam jalur jalan raya Jepara – Pati.



Sejarah pendirian pondok pesantren dimulai sejak tahun 1996.  Ketika lulus
dari Pesantren Maslakul Huda di pati, Jawa Tengah pada 1995, Taufiqul Hakim
merintis cita-citanya, mendirikan pesantren. Sebuah gubug 36 meter persegi
di desanya ia jadikan pesantren sederhana. Taufiqul Hakim memberi nama
pondoknya dengan nama Darul Falah, “ Rumah Keberuntungan”. Penamaan Darul
Falah diilhami dari latar belakang kondisi di desanya. Dar artinya rumah, di
mana untuk mengenang rumah dia yang roboh dan desanya yang rusak penuh judi
dan lokalisasi. Sedangkan falah artinya beruntung yang diambilkan dari nama
pesantrennya dulu, Matholiul Falah.


Pada awalnya santrinya hanya empat orang. Empat orang tersebut adalah teman
seangkatannya dari Kajen Pati yang kebetulan belum mahir membaca Arab
gundul. Kemudian disusul anak-anak disekitar desanya. Kebetulan waktu itu
Taufiqul Hakim belum punya tempat untuk menempatkan para santrinya. Akhirnya
dia meminjam rumah sebelahnya untuk ditinggali oleh para santri. Setelah
itu, majlis taklim sudah diikuti oleh 100-an anak.


Namun, hasrat Kiai Taufiqul Hakim untuk menuntut ilmu tidak bias terbendung.
Maka ia memutuskan untuk nyantri ke Pondok Pesantren yang berada di Klaten.
Di sana dia berguru thoriqoh kepada KH. Salman Dahlawi. Selama 100 hari dia
diberi anugerah Allah bisa menghatamkan thoriqoh yang mestinya harus
ditempuh sampai 5 tahun.


Setelah selesai mondok di Klaten, namun ia mendapati pondoknya yang
dirintisnya dulu telah bubar. Hanya menyisakan satu orang yang masih ada,
Sodiqin yang adalah keponakannya.


Rintisan pondoknya dimulai lagi dari nol dengan mengajarkan ngaji yang
sederhana. Beberapa kali ada kejadian yang tidak disengaja, waktu itu ada
tetangga yang sakit, bergegaslah K. Taufiqul hakim mencoba mengobati dengan
cara membacakan ayat kursi. Kemudian orang tersebut langsung sembuh. Sejak
saat itu anak-anak mulai berdatangan untuk belajar agama kembali dan banyak
tamu-tamu berdatangan untuk berobat.


Seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak santri yang ingin mengunduh
ilmu dari Taufiqul Hakim ini.


System Pesantren


Sekarang ini seluruh santrinya sudah mencapai 800 orang. Santrinya berasal
dari seluruh Indonesia dan luar negeri. Sebut saja dari pulau jawa,
Kalimantan, sumatera, Sulawesi, Bengkulu, Irian. Yang dari luar negeri ada
dari Malaysia, Bangladesh, India, Singapura.


Kurikulum


Materi wajib yang diberikan kepada santrinya adalah belajar Amtsilaty,
metode nahwu-shorof dalam membaca arabb gundul. Bagi santri alumnus program
Amtsilaty, yang masih dalam usia sekolah, pesantren juga menawarkan program
pasca-Amtsilaty, yang bermaterikan pendalaman ilmu fiqh, hadits, tafsir, dan
tasawwuf. Program ini digabung dengan sekolah formal terpadu tingkat SMP dan
SMK.


Program Kilatan


Bagi murid yang rajin dan mempunyai kemampuan yang lebih, satu pekt
Amtsilaty akan selesai dalam waktu tiga sampai empat bulan. Adapun bagi
murid dengan kemampuan menengah, metode ini diharapkan akan selesai dalam
waktu lima sampai enam bulan. Sedangkan murid-murid yang agak lamban, akan
tetap selesai meski dengan waktu yang relative lama.


Saat ini pesantren darul falah, selain santri reguler, ada juga
santri-santri kilat, yang biasanya terdiri para ustadz dari berbagai daerah
yang ingin mengikuti tutorial pengajaran Amtsilaty. Durasi belajar santri
kilat ini bermacam-macam. Ada yang seminggu, ada yang sebulan, ada yang tiga
bulan, ada juga yang mengambil paket penuh dengan durasi enam bulan.


Prosesi Khataman


Suatu siang di halaman di halaman pesantren darul falah. Hadirin dibuat
terkesima saat belasan anak menunjukkan kemampuan mereka dalam membaca kitab
klasik yang ditulis dalam huruf arab gundul. Tak hanya membaca, anak-anak
belia itu juga mampu memberi alasan mengapa tulisan gundul itu dibaca
begini-begitu, dengan dalil-dalil dari nadham kitab Alfiyyah Ibnu Malik,
salah satu kitab standar gramatika Arab tinkaty lanjut.


Untuk membuktikan bahwa para santri ini benar-benar menguasai pembacaan
nahwu-shorof, salah seorang kiai yang sejak awal memandu acara mempersilakan
hadirin menulis kalimat bahasa Arab tanpa diberi harakat atau tanda baca.
Lalu sang kiai memilih tiga santri yang paling kecil untuk membaca tulisan
tersebut.


Dengan dibantu kamus al munawwir mereka mengartikan dan menjelaskan maksud
kalimat tersebut dengan sangat baik. Tak pelak,  kemahiran bocah-bocah itu
membuat hadirin terharu meneteskan air mata.


Demikianlah suasana khataman dan wisuda Amtsilaty, sebuah metode belajar
membaca kitab kuning berdurasi enam bulan.


Dengan system belajar konvensional yang biasa dipakai diberbagai pesantren,
umumnya seor

[ppiindia] HE WHO IS DISUNITED WILL BE WEAK

2010-01-14 Thread Risa Amada
INTRODUCTION:
The previous sunnatullah talked about people who are united.. When people work 
at being united, they attain unassailable strength. We now look at the opposite 
situation: i.e. that of people who are not united. It is Allah’s rule of 
sunnatullah that whoever is disunited will be weak. more click: 
http://www.tafaqquh.com/new/knowing.php?act=full&id=15



  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] INFO BUKU: Spiritualitas Jilani untuk Semua Agama

2010-01-14 Thread Hasyim Nuansa
istimewa

http://oase.kompas.com/read/2009/11/02/1218329/Spiritualitas.Jilani.untuk.Semua.Agama

Judul Buku: Jila’ al-Khatir
Penulis: Syeikh Abdul Al-Qadir Jilani (wacana-wacana kekasih Allah)
Penerjemah: Luqman Hakim
Penerbit: Marja (Bandung) Oktober 2009.
Tebal: 264 Halaman.
Harga 45.000

*Selama* ini Abdul Qadir al-Jilani dikenal sebagai sufi (spiritual) muslim
tradisional, tetapi melalui Jila-al-khatir ini pesonanya berubah 180
derajat. Ia bukan seorang sufi eskapis dan sektarian, melainkan seorang
motivator, spiritualis dan universalis. Sebuah buku dahsyat yang akan
mengubah kehidupan spiritualitas berubah seketika. Sebuah buku yang akan
membawa kita kepada kesadaran etos kerja, kemandirian dan pemikiran positif
untuk meraih kebahagiaan hidup di masa krisis sekarang ini. Layak dibaca
oleh pemeluk agama manapun.

Para pecandu spiritual di kalangan Islam baik mazhab Sunni maupun Syiah
sepakat bahwa Abdul Qadir Jilani adalah manusia spiritual yang mencapai hal
dan maqam spiritual yang tidak pernah dicapai sufi lainnya. Puncak spiritual
sufisme yang paling fenomenal ialah munculnya jargon, "kakiku berda di atas
leher setiap sufi,” yang berarti bahwa dia adalah seorang tokoh spiritual
paling top sepanjang sejarah kehidupan umat manusia.

Sang fenomenal inilah yang kemudian menarik perhatian kalangan ilmuwan di
Eropa. Sejak tahun 1920 hingga kini, tak henti-hentinya para peneliti
membongkar manuskrip tentang pemikiran dan jalan sufi Abdul Qadir Jilani.
Para peneliti itu kebanyakan melihat sosoknya sebagai seorang spiritualis
sejati yang memiliki keunikan mampu melepas dari kontroversi lintas mazhab:
Ini yang membedakan Abdul Qadir dengan sufi radikal lainnya semisal Siti
Jenar atau al-Hallaj.

Jila’ al-Khathir yang diterbitkan Isytar Press, Baghdad 1989 ini sekarang
hadir ke tengah-tengah kesibukan kita. Memang sudah banyak buku atau kitab
klasik yang mengulas pemikiran dan biografi Abdul Qadir, tetapi buku ini
belum lengkap jika diabaikan. Buku ini memuat 40 manuskrip spesial dari
Abdul Qadir Jilani yang memiliki sejumlah keunggulan seperti, rasionalitas
pemikiran tentang konsep ketuhanan, empirisme praktik spiritualitas dan
nilai universalitasnya.

Kalau selama ini sosok Jilani dianggap sebagai sufi tradisional abad
pertengahan yang jauh dari nilai rasional, buku ini membuktikan lain.
Mungkin karena pemikiran yang beredar selama ini cenderung disajikan dalam
kemasan Islam tradisional dan kebanyakan diapresiasi oleh golongan Islam
marjinal, maka buku ini sungguh menampilkan wajah Jilani yang lain, wajah
Jilani yang modernis dan universalis.

Apa relevansinya Jila’ al-Khatir untuk kita semua?

Pertama, terletak pada nilai motivatornya. Tren modernitas yang kini
menghadirkan pemikiran inklusif di setiap bidang memang sarat dengan
nilai-nilai motivasi hidup. Dari sisi sosial-ekonomi hal ini bisa dimaklumi
karena memang kondisi krisis selalu membutuhkan motivasi untuk bangkit.
Wacana spiritualitas yang selama ini dikembangkan oleh banyak orang ternyata
cukup banyak memberi kontribusi bagi masyarakat untuk bangkit. Sosok Mario
Teguh dan beberapa motivator lainnya bisa menjadi contohnya. Jilani dengan
universalitas spiritualnya akan membawa kita pada laku etik yang penuh
kebajikan dan selalu mengarahkan pada sikap kemandirian, sikap dermawan dan
sikap peduli pada sesama dengan pilar kasih-sayang.

Kedua, Jilani oleh para pengamat spiritualis Barat dianggap sebagai
pengusung ide sufi (spiritualitas) yang tidak sektarian. Sekalipun ia
seorang muslim yang taat, tetapi ternyata melalui Jila al-Khatir ini Jilani
adalah seorang genius yang secara implisit ingin memberikan kontribusi
pemikiran kepada non muslim. Wacana cinta sesama dan kiat menggapai
spiritualitas ketuhanan yang ditulisnya sangat relevan untuk golongan agama
manapun.

Ketiga, Jilani memiliki keunggulan karena mampu melepaskan jerat determinasi
sosial-politik yang berkembang di masa hidupnya. Pemikiran-pemikiran dalam
buku ini sungguh sangat menarik karena memperlihatkan kemampuan
spiritualitas Jilani yang tidak terpengaruhi kehidupan masa itu sehingga
saat kita baca sekarang pun masih terasa hangat dan bisa kita cumbui secara
mesra untuk meraih nilai spiritual kehidupan di masa krisis sekarang ini.

 Jila’ al-Khatir. Bukanlah strategi melarikan diri dari kenyataan
(eskapisme) melainkan strategi spiritual yang akan membawa kita ke dalam
kehidupan yang positif. Selamat menikmati.

Arifin Hakim, Alumni Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tinggal
di Cirebon.


[Non-text portions of this message have been removed]





***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***
__
Mohon Perha

[ppiindia] Ilmu Akhlak

2010-01-14 Thread muhamad agus syafii
Ilmu Akhlak

By: Prof. Dr. Achmad Mubarok MA

Manusia adalah makhluk yang bisa menjadi subyek dan obyek sekaligus. Manusia 
bisa mempertanyakan tentang diri sendiri. Diantara yang dipertanyakan oleh 
manusia adalah tentang jiwa. Pertanyaan tentang jiwa dijawab oleh filsafat, 
psikologi dan agama. Plato misalnya sudah menyatakan bahwa manusia adalah 
jiwanya, sedangkan tubuhnya hanyalah sekedr alat saja. Aristoteles, berbeda 
dngan Plato mengatakan bahwa jiwa adalah fungsi dari badan sebagaimana 
penglihatan adlah fungsi dari mata.  Kajian tenbtang jiwa di Yunani selanjutnya 
menurun bersama dengan runtuhnya peradaban Yunani. Runtuhnya peradaban Yunani 
Rumawi memberi peluang kepada pemikir-pemikir Islam mengisi panggung sejarah. 
Melalui gerakan penterjemahan dan kemudian komentar serta karya orisinil yang 
dilakukan oleh para pemikir Islam terutama pada masa Daulah Abbasiyyah, esensi 
dari pemikiran Yunani diangkat dan diperkaya, dan selanjutnya melalui peradaban 
Islamlah Barat menemukan kembali kekayaan
 keilmuan yang telah hilang itu.

Psikologi (Ilmu Jiwa) yang lahir pada akhir abad 18 M mestinya dikatakan 
sebagai ilmu yang berbicara tentang jiwa sebagaimana lazimnya definisi ilmu 
pengetahuan, tetapi Psikologi tidak berbicara tentang jiwa. Ia berbicara 
tentang tingkah laku manusia yang diasumsikan sebagai gejala dari jiwanya. 
Penelitian Psikologi tak pernah meneliti jiwa manusia, yang diteliti adalah 
tingkah laku manusia melalui perenungan, pengamatan dan laboratorium,  kemudian 
dari satu tingkah laku dihubungkan dengan tingkah laku yang lain selanjutnya  
dirumuskan hukum-hukum kejiwaan manusia.

Di Barat, perkembangan Psychology –disebut Psikologi Barat atau Psikologi 
Modern – sudah sangat maju , kaya dengan penelitian empirik dan metodologi 
hingga melahirkan cabang-cabang Psikologi yang mencakup berbagai wilayah. 
Psikologi lahir dari kultur sekuler dan pertumbuhannya bukan saja tidak dikawal 
oleh agama tetapi bahkan bermusuhan dengan agama (gereja), karena pada masa itu 
sedang terjadi konflik antara Gereja dengan ilmu pengetahuan. ilmuwan yang 
pandangannya bertentangan dengan pendapat Gereja dimusuhi, bahkan bisa dihukum 
mati, seperti Galileo. Oleh karena itu Psikologi tidak mengenal agama, Tuhan, 
dosa , nilai baik buruk, dan nilai-nilai sakral, yang ada hanya sehat atau 
tidak sehat secara psikologis.

Ilmu semacam Psikologi tidak lahir dari sejarah keilmuan Islam, padahal jiwa 
(nafs) disebut lebih dari 300 kali dalam al Qur’an. Berbeda dengan sejarah 
keilmuan Barat yang berlawanan dengan agama (gereja), pertumbuhan ilmu 
pengetahuan dalam sejarah Islam justeru berada dibawah panduan para ulama. Jiwa 
dalam ilmu keislaman tidak dibahas sebagai perilaku, tetapi dibahas dalam 
konteks hubungan manusia dengan Alloh SWT, maka yang lahir adalah Ilmu Akhlak.  
Jika Psikologi bertugas menerangkan, meramalkan dan mengendalikan perilaku, 
Ilmu Akhlak berbicara tentang perilaku yang baik dan yang buruk dan bagaimana 
membentuk perilaku yang baik, Ilmu Akhlak berbicara tentang bagaimana jiwa 
manusia dapat merasa dekat dengan Alloh SWT.

sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com

Wassalam,
agussyafii

---
Yuk, sambut satu cinta untuk anak-anak Amalia. Dalam kampanye program 'Satu 
Cinta Untuk Amalia (TALIA)'  Hari Ahad, Tanggal 17 Januari di Monas (Momumen 
Nasional) Jakarta. Kirimkan dukungan dan komentar anda di 
http://agussyafii.blogspot.com atau http://www.facebook.com/agussyafii, 
http://www.twitter.com/agussyafii, atau sms di 087 8777 12 431 




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] Widjojo Nitisastro: Pembangunan Jangan Berhenti di Era Persaingan

2010-01-14 Thread Infobank infobanknews.com
http://www.infobanknews.com/index.php?mib=mib_news.detail&id=1296

Tanggal:  15 Januari 2010 - 09:38 WIB
Sumber: infobanknews.com


Widjojo sebagai seorang sosok patriotik yang loyal terhadap pembangunan bangsa 
ditengah gempuran tuduhan yang terkadang menyudutkannya. Rully Ferdian

 

Jakarta--Ekonom legendaris Indonesia, Widjojo Nitisastro berharap, pembangunan 
bangsa tidak berhenti atau mundur di era persaingan. 

 

Ekonom yang kerap dijuluki Mafia Barkley ini juga berharap, generasi yang akan 
datang mampu memberikan kontribusi nyata dan bercermin melalui pengalaman 
hidupnya sebagai arsitek ekonomi Indonesia. 

 

Hal itu disampaikan Widjojo Nitisastro, pada Kamis, 14 Januari 2009, di 
Jakarta, saat peluncuran buku “Pengalaman Pembangunan Indonesia: Kumpulan 
Tulisan dan Uraian” dan “Esai Dari 27 Negara Tentang Widjojo Nitisastro: 
Penghargaan dari Para Tokoh”. 

 

Hadir pada acara tersebut di antaranya Wakil Presiden RI Boediono, dan Menteri 
Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, Menteri Negara 
Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana, serta para kolega Widjojo 
Nitisastro seperti Emil Salim, Jacob Oetama.

 

Widjojo Nitisastro merupakan sosok inspiratif dibalik penulisan kedua buku ini. 
Professor bidang ekonomi yang sangat detail ini berhasil menyelesaikan koreksi 
dan revisinya sepanjang beberapa tahun demi mencapai kesempurnaan sebuah buku.

 

Buku “Pengalaman Pembangunan Indonesia: Kumpulan Tulisan dan Uraian” merupakan 
buku yang diharapkan dapat menjadi sebuah landasan kebijakan bagi generasi 
sekarang dan yang akan datang.

 

Boediono dalam sambutannya mengatakan, Widjojo sebagai seorang sosok patriotik 
yang loyal terhadap pembangunan bangsa ditengah gempuran tuduhan yang terkadang 
menyudutkannya.

 

Peluncuran buku ini merupakan bentuk konsistensi dan eksistensi ekonom dunia 
ini. Hal ini terlihat pada sikap perfeksionis pria kelahiran 23 September 1927 
di Malang, Jawa Timur ini, untuk terjun langsung kelapangan guna mempersiapkan 
acara yang berlangsung di Grand Ballroom Dharmawangsa Hotel.

 

Sementara itu, Emil Salim mengatakan, Widjojo Nitisastro merupakan suatu 
tahapan yang diisi oleh semangat zaman yang penuh doa, kerja, karya, keringat, 
dan air mata.

 

"Widjojo merupakan arsitek ekonomi Indonesia yang diakui oleh dunia. Hal ini 
tercermin dari berbagai pemimpin dunia yang memberikan pujian terhadap dedikasi 
beliau dalam dunia ekonomi.," ujarnya. 

 

Dr. Manmohan Singh, Perdana Menteri India, menyatakan, Widjojo merupakan 
seorang Kepribadian Asia yang Legendaris.

 

Mantan Perdana Menteri Jepang, Noboru Takeshita menambahkan, Widjojo merupakan 
seorang kawan yang tak tergantikan dalam meningkatkan persahabatan dua negara.

 

Sedangkan Stanley Fischer, Mantan Deputi Pertama Direktur Pelaksana, 
International Monetary Fund, mengatakan, Widjojo sebuah legenda yang hidupnya 
sesuai dengan reputasinya yang Cemerlang. (*)





  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ppiindia] ‘Secret Operation’ Metro TV Diaborsi Bosn ya

2010-01-14 Thread yayat cipasang
‘Secret Operation’ Metro TV Diaborsi Bosnya
 
Kabar mengejutkan datang dari Metro TV. Salah satu acara
unggulannya, ‘Secret Operation’ dibredel pemilik sahamnya sendiri gara-gara
tayangkan terakhirnya yang muncul Selasa lalu berjudul “Naga Cina Melilit 
Garuda”.
 
Kabar yang beredar di lingkungan Media Group, program yang
mendapat sejumlah penghargaan ini dibekukan oleh pemimpin redaksinya, Elman
Saragih. Pembekuan tanpa surat hanya secara lisan, Rabu sore lalu. Redaksi 
kabarnya mendapat tekanan dari
Kedubes Cina di Indonesia lewat Surya Paloh.
 
Padahal, tayangan ‘Naga Cina Melilit Garuda’ ini sebenarnya
dibuat atas keresahan sejumlah pengusaha Tionghoa di Indonesia atas Perdagangan 
Bebas
Cina-ASEAN. Namun, pengusaha Cina yang properdagangan bebas kabarnya ‘mengirim
pesan’ keberatan kepada Lestari Luhur, Direktur Marketing Media Group—yang saat
itu berada di Singapura. Tayangan itu dianggap berbau SARA dan dapat memicu
kerusuhan.
 
‘Naga Cina Melilit Garuda’ dibuat berdasarkan hasil
wawancara kepada sejumlah pengusaha keturunan Tionghoa yang sangat keberatan
dengan perdagangan bebas itu. Terutama pengusaha elektronik dan tekstil. Di
sisi lain pemerintah Indonesia tidak berdaya dan tidak menyosialisasikannya. 
Diulas juga peran sejumlah
intelijen Cina sejak Orde Lama, Orde Baru dan hingga kini.
 
Gubrak!!!
 
Kalo ingin lebih banyak mungkin hubungi PR
Heni  0816908625
 




  

[Non-text portions of this message have been removed]