Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-07 Terurut Topik givingnewhope


> > LD:  menurutku, Tuhan itu ingin dikenal. Buat  apa dong Dia 
> menciptakan manusia dan alam? Iseng? Main dadu?
> DH: Secara falsafah, sulit dapat kita cernakan "Tuhan ingin 
dikenal". 
> memangnya Madonna atau Penelopez Cruz atau Jennifer Lopes? Untuk 
apa 
> Dia menciptakan alam semesta tak ada yang dapat memahaminya. 
mengapa? 


Kenapa Tuhan menciptakan dunia? 
jawab: Tuhan menciptakan segala sesuatu "bukan untuk menambah 
kemuliaan-Nya, melainkan untuk mewartakan dan menyampaikan kemuliaan-
Nya". Tuhan tidak mempunyai alasan lain untuk mencipta selain cinta-
Nya dan kebaikan-Nya: "Makhluk ciptaan keluar dari tangan Allah yang 
dibuka dengan kunci cinta". 

Lalu muncul lagi pertanyaan: kalo Tuhan adalah cinta kenapa Tuhan 
tidak menciptkan sebuah dunia yang sempurna tanpa kejahatan?
jawab: Dalam kuasa-Nya yang tidak terbatas Allah dapat saja 
menciptakan sesuatu yang lebih baik. Tetapi dalam kebijaksanaan dan 
kebaikan-Nya yang tidak terbatas Allah, karena kehendak bebas-Nya, 
ingin menciptakan satu dunia yang berada "di jalan" menuju 
kesempurnaannya yang terakhir.




--- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> 
> wrote:
> > 
> > 
> > LD: Memang didokumentasikan mbah. Tapi apa manusia itu membaca 
> > dokumentasi tsb? Andai mereka membacapun, apa terus mereka dapat 
> > pencerahan.
> 
> DH: Para penyelidik sejarah dan sejarawan pada umumnya, serta semua 
> yang tertarik pada sejarah dapat mengikuti perkembangan sejarah 
yang 
> tertulis dengan tepat dan lengkap, selama dokumentasinya lengkap 
> pula: Farao, Maya, Tiongkok, India, Sumeria, Assyria, Babylonia, 
dsb.
> Pencerahan pasti bagi mereka yang melakukan penyeldikan secara 
benar 
> benar ilmiah, tak dicampur dengan dongeng, legenda ataupun 
mythologie.
> 
> --
> 
> 
> > 
 
> > Einstein aja bilang Tuhan itu tidak main dadu. Kalau Tuhan tak 
> perlu 
> > ingin, ngapain dong menjelma kedalam tubuh Yesus? Ada sesuatu 
yang 
> > Dia inginkan. Apa mbah mau mengatakan, itu bukan keinginan Tuhan 
> > masuk kedalam tubuh Yesus?? cuma gereja aja yang buat konsep spt 
> itu?
> 
> 
> DH: Secara falsafah, sulit dapat kita cernakan "Tuhan ingin 
dikenal". 
> memangnya Madonna atau Penelopez Cruz atau Jennifer Lopes? Untuk 
apa 
> Dia menciptakan alam semesta tak ada yang dapat memahaminya. 
mengapa? 
> Karena ini terjadi jauh sebelum kita diciptakan, dan kekal, setelah 
> kita - mungkin - musnah. "keinginan untuk masuk ketubuh Yesus?", 
tak 
> ada yang bicara mengenai "keinginan" ini. kalau Dia menentukan 
> demikian, ya terjadilah.
> 
> ---
> 
> 
> LD: Soal KehendakNya, itu tinggal masalah waktu (masalah kapan) 
bukan 
> > masalah apa yang Dia inginkan.
> 
> DH: Apa yang dikehendakiNya, bilamana DSia menghendakiNya, dan apa 
> yang terjadi kemudian, adalah diluar jangkauan nalar kita. Tak 
> mungkin kita bahas atau andai andaikan.
> 
> --
> 
> 
> > LD: Bukan ini yang saya maksudkan meski itu ungkapan yang benar. 
> > Sunatullah yang saya maksudkan adalah hukum alam. Gampangnya, 
Tuhan 
> > dah ngasih tau kalau kamu mau pinter, kamu harus belajar. Itu 
> > sunatullah. Kalau ada manusia melawan sunatullah dgn gak mau 
> > belajar, dia akan jadi bodoh. Sunatullah telah berlaku. Itu yang 
> > dimaksud dengan sunatullah dan kebebasan manusia memilih karena 
> > akalnya. Ini ajaran yang sangat universal dan sangat liberal yang 
> di 
> > bawa oleh Nabi SAW.
> 
> DH: Hukum alam sudah ada selama penciptaan ini ada. jauh sebelum 
nabi 
> Muhammad lahir, juga Yesus serta nabi nabi lain, Sidharta dalam 
> meditasinya telah mendapatkan pencerahan mengenai adanya hukum alam 
> (bukan diberitahu oleh malaikat, zin, ataupun mahluk gaib lainnya).
> 
> Instinkt belajar sudah ada pada manusia, sejak dia exist, karena 
itu 
> mereka beranjak dari taraf yang rendah sebagai manusia purba 
menjadi 
> sekarang. rakyat USA dan Eropa serta Jepang belajar dan lihatlah 
apa 
> hasilnya. Banyak rakyat didunia ini, kebanyakan, berhenti belajar, 
> lihatlah pula apa hasilnya.
> 
> Hukum alam ini telah pula difahami oleh para cendekiawan yang 
> menerobosnya melalui falsafah, seperti Descartes, Spinoza, Karl 
> Popper, August Compte, kant dsb. Mereka menemukannya tanpa melalui 
> wahyu apapun.
> 
> Kisah kisah mengenai nabi nabi memang asyik dibacanya seperti 
> dongeng, namun sulit dipakai sebagai bahan analisa falsafah.
> 
> Salam
> 
> danardono





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi 

Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-07 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
> 
> 
> LD: Memang didokumentasikan mbah. Tapi apa manusia itu membaca 
> dokumentasi tsb? Andai mereka membacapun, apa terus mereka dapat 
> pencerahan.

DH: Para penyelidik sejarah dan sejarawan pada umumnya, serta semua 
yang tertarik pada sejarah dapat mengikuti perkembangan sejarah yang 
tertulis dengan tepat dan lengkap, selama dokumentasinya lengkap 
pula: Farao, Maya, Tiongkok, India, Sumeria, Assyria, Babylonia, dsb.
Pencerahan pasti bagi mereka yang melakukan penyeldikan secara benar 
benar ilmiah, tak dicampur dengan dongeng, legenda ataupun mythologie.

--


> 
> LD:  menurutku, Tuhan itu ingin dikenal. Buat  apa dong Dia 
menciptakan manusia dan alam? Iseng? Main dadu? 
> Einstein aja bilang Tuhan itu tidak main dadu. Kalau Tuhan tak 
perlu 
> ingin, ngapain dong menjelma kedalam tubuh Yesus? Ada sesuatu yang 
> Dia inginkan. Apa mbah mau mengatakan, itu bukan keinginan Tuhan 
> masuk kedalam tubuh Yesus?? cuma gereja aja yang buat konsep spt 
itu?


DH: Secara falsafah, sulit dapat kita cernakan "Tuhan ingin dikenal". 
memangnya Madonna atau Penelopez Cruz atau Jennifer Lopes? Untuk apa 
Dia menciptakan alam semesta tak ada yang dapat memahaminya. mengapa? 
Karena ini terjadi jauh sebelum kita diciptakan, dan kekal, setelah 
kita - mungkin - musnah. "keinginan untuk masuk ketubuh Yesus?", tak 
ada yang bicara mengenai "keinginan" ini. kalau Dia menentukan 
demikian, ya terjadilah.

---


LD: Soal KehendakNya, itu tinggal masalah waktu (masalah kapan) bukan 
> masalah apa yang Dia inginkan.

DH: Apa yang dikehendakiNya, bilamana DSia menghendakiNya, dan apa 
yang terjadi kemudian, adalah diluar jangkauan nalar kita. Tak 
mungkin kita bahas atau andai andaikan.

--


> LD: Bukan ini yang saya maksudkan meski itu ungkapan yang benar. 
> Sunatullah yang saya maksudkan adalah hukum alam. Gampangnya, Tuhan 
> dah ngasih tau kalau kamu mau pinter, kamu harus belajar. Itu 
> sunatullah. Kalau ada manusia melawan sunatullah dgn gak mau 
> belajar, dia akan jadi bodoh. Sunatullah telah berlaku. Itu yang 
> dimaksud dengan sunatullah dan kebebasan manusia memilih karena 
> akalnya. Ini ajaran yang sangat universal dan sangat liberal yang 
di 
> bawa oleh Nabi SAW.

DH: Hukum alam sudah ada selama penciptaan ini ada. jauh sebelum nabi 
Muhammad lahir, juga Yesus serta nabi nabi lain, Sidharta dalam 
meditasinya telah mendapatkan pencerahan mengenai adanya hukum alam 
(bukan diberitahu oleh malaikat, zin, ataupun mahluk gaib lainnya).

Instinkt belajar sudah ada pada manusia, sejak dia exist, karena itu 
mereka beranjak dari taraf yang rendah sebagai manusia purba menjadi 
sekarang. rakyat USA dan Eropa serta Jepang belajar dan lihatlah apa 
hasilnya. Banyak rakyat didunia ini, kebanyakan, berhenti belajar, 
lihatlah pula apa hasilnya.

Hukum alam ini telah pula difahami oleh para cendekiawan yang 
menerobosnya melalui falsafah, seperti Descartes, Spinoza, Karl 
Popper, August Compte, kant dsb. Mereka menemukannya tanpa melalui 
wahyu apapun.

Kisah kisah mengenai nabi nabi memang asyik dibacanya seperti 
dongeng, namun sulit dipakai sebagai bahan analisa falsafah.

Salam

danardono





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-07 Terurut Topik Lina Dahlan


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> 
> wrote:
> > 
> > Iya mbah.
> > Cuma masalahnya manusia yang membuat sejarah itu gak bisa hidup 
> > seribu tahun. Manusia yang dicerahi Islam juga harus mati dan 
> > digantikan dengan manusia lainnya. 
> 
> ---
> 
> DH: Gak apa apa to mBak, kan penulisannya didokumentasikan. sampai 
> kini kita masih dapat ikut secara sangat tepat, kejadian dizaman 
> Farao.
> 

LD: Memang didokumentasikan mbah. Tapi apa manusia itu membaca 
dokumentasi tsb? Andai mereka membacapun, apa terus mereka dapat 
pencerahan.
> > 
> > Tuhan itu ingin manusia belajar bahwa Tuhan itu Maha Adil/Maha 
> > Penyayang: siapa yang tak mengikuti sunatullah..akan kalah...
> 
> DH: Mbak sayang, Tuhan itu tak perlu ingin. Apa yang 
dikehendakiNya > berlaku detik itu pula. Dia yang menciptakan 
matahari, nah satu detik > saja matahari tak bersinar, kan kita 
semua modar?

LD: Mbahku yang ku sayang, menurutku, Tuhan itu ingin dikenal. Buat 
apa dong Dia menciptakan manusia dan alam? Iseng? Main dadu? 
Einstein aja bilang Tuhan itu tidak main dadu. Kalau Tuhan tak perlu 
ingin, ngapain dong menjelma kedalam tubuh Yesus? Ada sesuatu yang 
Dia inginkan. Apa mbah mau mengatakan, itu bukan keinginan Tuhan 
masuk kedalam tubuh Yesus?? cuma gereja aja yang buat konsep spt itu?

Soal KehendakNya, itu tinggal masalah waktu (masalah kapan) bukan 
masalah apa yang Dia inginkan.
> 
> Siapapun akan kalah menghadapi kekuatanNya. 

LD: Bukan ini yang saya maksudkan meski itu ungkapan yang benar. 
Sunatullah yang saya maksudkan adalah hukum alam. Gampangnya, Tuhan 
dah ngasih tau kalau kamu mau pinter, kamu harus belajar. Itu 
sunatullah. Kalau ada manusia melawan sunatullah dgn gak mau 
belajar, dia akan jadi bodoh. Sunatullah telah berlaku. Itu yang 
dimaksud dengan sunatullah dan kebebasan manusia memilih karena 
akalnya. Ini ajaran yang sangat universal dan sangat liberal yang di 
bawa oleh Nabi SAW.
> 
> Salam
> 
> danardono

wassalam,
Lina





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-07 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO


--- In ppiindia@yahoogroups.com, Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
> 
> maaf pak danardono, anda mengaku sebagai pengagum spinoza
> schopenhauer dan hermann hesse... tapi kok pernyataan-pernyataan
> anda lebih mirip renungan august comte dan nietszhe...? dua orang
> filsuf positivis dan eksistensialis yang tergolong rasionalis 
ekstrem...



Tambahan mas Nugroho:

Saya tak mengikuti faham nihiliist dari Nietzsche. Terlalu sederhana, 
dan tak membawa pencerahan. Kita layak juga mendengar apa yang 
dikatakan oleh Sir Karl Popper, yang mengkomentari Imannuel Kant.




Nah, ada bacaan yang sangat mencerahkan dalam hubungan agama dan 
falsafah, seperti misalnya:

"The Roots of Rudolf Otto's Theory of Numinosity in Immanuel Kant, 
Jakob Fries, and Leonard Nelson,".

Selamat membaca.

salam 

danardono


The notion of the sacred or the numinous as a category for 
understanding religion was substantially launched by Rudolf Otto 
(1869-1937) in his classic Idea of the Holy (Das Heilige) in 1917. 
Otto, indeed, coined the term "numinous," which has now become part 
of common usage. Otto's influence on thought about religion extends 
from C.G. Jung (1875-1961) to the "Chicago School" of history of 
religion founded by Mircea Eliade (1907-1986). On the other hand, 
Otto's influence on the philosophy of religion has been less strong, 
perhaps because he was professionally more of a theologian (not 
rigorous enough for philosophers) and is too easily misunderstood and 
dismissed as describing some kind of mysticism. Even in the history 
of religion, Otto's own analysis often does not persuade because of 
his clear preferences for Christianity and his devaluation of 
religions that do not measure up to Christian paradigms. 

The history of Rudolf Otto's theory of the sacred begins, however, 
more than a century earlier, with the great philosopher Immanuel Kant 
(1724-1804). Otto's own confidence in his ability to talk about God 
has its origin in Kant's own theory about the basis of the concept of 
God in human reason. In the Critique of Pure Reason (1781) Kant had 
reworked the traditional distinction between the immanent (within the 
world) and the transcendent (outside the world) by distinguishing 
between phenomena and things-in-themselves. "Phenomena" are how it is 
that objects appear in our own conscious minds. We do not have access 
to the world outside of the experiences we enjoy through our own 
consciousness, and Kant believed that consciousness itself, or the 
possibility of conscious experience, imposes certain conditions on 
the manner in which phenomenal objects appear to us. Among those 
conditions are the forms of space and time and the abstract forms of 
connections between events and objects such as the concept of 
substance and the relation between cause and effect. David Hume (1711-
1776) had challenged philosophers to show why it is that we believe 
in principles such as the one that every event must have a cause. 
Kant's answer, then, was that the mind itself constructs a phenomenal 
reality according to just such a rule. 

Things-in-themselves, in turn, are the way that reality exists apart 
from our experience, our consciousness, our minds, and all the 
conditions that our minds might impose on phenomenal objects. The 
question occurs, then, whether concepts like substance and cause and 
effect apply to things-in-themselves the same way that they do to 
phenomena. Kant did not think that we could know. However, he did 
notice something very curious: it isn't just that we apply the 
principle of cause and effect to phenomena, it is that we apply in a 
certain way. In phenomenal reality, cause and effect are applied in a 
continuous series. Every effect has a cause, but every cause also has 
a cause, and so forth, ad infinitum. This adds up to a philosophical 
principle of determinism, that everything is causally determined to 
act in a certain way. Kant believed that science sees things that 
way, but we do not, for the idea of free will contradicts 
determinism. Free will involves a free cause, i.e. a cause that is 
not determined by some prior cause. We can also call that an 
unconditioned cause, since it is free of a prior causal condition, 
and it occurred to Kant that a characteristic of phenomenal reality 
was that everything was conditioned by something else. In that, Kant 
hit upon the same point that had been made earlier in Buddhist 
philosophy: in the reality that we see, everything is conditioned by 
everything else. One example of this in Buddhist thought is the 
doctrine of Relative Existence or No Self Nature: Nothing has a 
essence, nature, or character by itself. Things in isolation are 
shûnya, "empty." The nature of things only exists in relation to 
everything else that exists. Existence as we know it is thus 
completely relative and conditioned by everything else. Only Nirvâna 
would be unconditioned, although we cannot know what it is like. 

I

[list_indonesia] Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-07 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **


--- In ppiindia@yahoogroups.com, Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
> 
> maaf pak danardono, anda mengaku sebagai pengagum spinoza
> schopenhauer dan hermann hesse... tapi kok pernyataan-pernyataan
> anda lebih mirip renungan august comte dan nietszhe...? dua orang
> filsuf positivis dan eksistensialis yang tergolong rasionalis 
ekstrem...
> 

DH  :Mas Nugroho, saya bukan pengagum mereka secara pribadi, namun 
kepada para filosof pada umumnya, atas jasa mereka, memeras otak buat 
kita. Saya lebih dekat pada ajaran Sidharta daripada Nietzsche yang 
nihilist itu.


> mereka mengatakan segala sesuatu yang dapat diindra oleh panca
> indra kita itulah yang rasional... sesuatu lainnya yang tak dapat
> dicerna panca indera kita tergolong irasional, termasuk tuhan...
> 

DH: Tuhan bagi Nietzsche dkk irrational, namun tidak bagi Hermann 
Hesse dkk.

---
> sebaliknya kita tahu spinoza memberi tempat pada spiritualisme,
> bahkan dia percaya adanya tuhan kendati dengan nama alam...
> bahwa ada sesuatu yang supra rasional... sesuatu yang tak dapat
> dicerna panca indra (rasio) tapi juga bukan irasional karena batin
> spiritual kita merasakan keberadaannya...

DH: begitulah..

-
> 
> nah, kalau kita baca sejarah peradaban manusia, spitualisme/agama
> itu mewarnai hampir semua peradaban mereka termasuk kemajuan
> ilmu pengetahuan dan teknologinya... mulai dari asyiria, mesir kuno,
> tiongkok, romawi, persia, india sampai islam... satu-satunya
> peradaban yang "menolak" spiritualisme/agama adalah peradaban
> barat sekarang... ini karena ada sejarah traumatik hubungan
> spiritualisme/agama dan ilmu pengetahuan di masa lalu...

DH: menolak sih tidak. bacalah pendapat pendapat filosof Katholik. 
Yang ditolak kebanyakan orang adalah agama sebagai organisasi, dengan 
setumpuk aturan aturan ritualnya. Mereka rata rata tidak menolak 
spiritualisme. Lihat saja Richard Gere, yang menganut Thearavada.

--

> 
> tapi penolakan itu toh tak sepenuhnya... setelah era comte,
> perlahan-lahan para filsuf barat bisa menerima spiritualisme, 
kendati
> masih enggan dikait-kaitkan dengan agama...

DH: yup! Mereka sangat membedakan agama dan spiritualitas. Mereka 
akui adanya Zat yang Mahakuasa. Namun enggan memberinya nama dan 
sifat sifat manusia, seperti Tuna yang manis, yang baik, yang pemarah 
atau apapun.
--
> 
> mengenai nama peradaban islam, saya kira itu cuma nama generik
> saja... islam itu artinya keselamatan/penyerahan diri... maka tak 
aneh
> dalam qur'an semua agama sebelumnya juga disebut islam = penyerahan
> diri kepada tuhan siapapun orang yang menyerahkan diri kepada
> tuhan disebut orang islam
> 
> saya percaya peradaban-peradaban maju umat manusia dari dulu
> sampai sekarang adalah peradaban orang-orang yang menyerahkan
> diri kepada tuhan... (kalau dia mengakui ada zat yang maha tinggi
> di luar dirinya dan berbuat baik kepada sesama sebagai bukti 
cintanya
> kepada zat yang maha tinggi itu...)
> 
> dan mensyukuri kurnia tuhan berupa akal... (kalau dia menggunakan
> akalnya untuk berpikir yang positif, maka dia tergolong mensyukuri
> kurnia tuhan kendati formalnya mungkin dia mengaku ateis, agnotis,
> dll...)
> 
> dengan motivasi yang begitu tinggi itulah mereka mengembangkan
> ilmu pengetahuan dan teknologi
> 

DH: Sangat setuju! Baik yang dinamakan Zat Tertinggi ataupun kita, 
adalah energy. Tubuh dan segala embel embel hanyalah wahana yang kita 
pakai untuk menghayati kehidupan didunia. Nah, secara falsafah masih 
diperdebatkan, mana yang sebenarnya "kehidupan", yang kita alami ini 
didunia, atau justeru, kalau kita sedang tidak berjasat?

Kita sering campur adukkan antara atheistis, agnotist, atau yang 
sekedar menolak bentuk bentuk agama sebagai organisasi formal. 
Atheist benar benar yakin, kalau kita mati, maka habislah, game!
Jadi makanan belatung. Akhir dari existensi.

salam

danardono





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Liha

Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-07 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO


--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
> 
> Iya mbah.
> Cuma masalahnya manusia yang membuat sejarah itu gak bisa hidup 
> seribu tahun. Manusia yang dicerahi Islam juga harus mati dan 
> digantikan dengan manusia lainnya. 

---

DH: Gak apa apa to mBak, kan penulisannya didokumentasikan. sampai 
kini kita masih dapat ikut secara sangat tepat, kejadian dizaman 
Farao.

> 
> Tuhan itu ingin manusia belajar bahwa Tuhan itu Maha Adil/Maha 
> Penyayang: siapa yang tak mengikuti sunatullah..akan kalah...

DH: Mbak sayang, Tuhan itu tak perlu ingin. Apa yang dikehendakiNya 
berlaku detik itu pula. Dia yang menciptakan matahari, nah satu detik 
saja matahari tak bersinar, kan kita semua modar?

Siapapun akan kalah menghadapi kekuatanNya. 

Salam

danardono






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-07 Terurut Topik Lina Dahlan


Iya mbah.
Cuma masalahnya manusia yang membuat sejarah itu gak bisa hidup 
seribu tahun. Manusia yang dicerahi Islam juga harus mati dan 
digantikan dengan manusia lainnya. 

Tuhan itu ingin manusia belajar bahwa Tuhan itu Maha Adil/Maha 
Penyayang: siapa yang tak mengikuti sunatullah..akan kalah...

--- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" > --
--
> 
> DH: kalau kita resuskan logika ini, maka seharusnya, semua negara 
> yang memeluk Islam, terus menerus mengembangkan ilmunya, karena 
> mereka sudah dicerahi Islam. 
> 
> Namun, sejarah membuktikan, setelah jatuhnya kalifat Cordoba, maka 
> negara negara pemeluk Islam tidak lagi, meneruskan perkembangan 
ilmu 
> pengetahuan sebagaimana mereka memajukannya saat itu.
> 
> Setuju, bangsa kulit putih berhasil maju tekhnologis setelah 
> Pencerahan (Enlightment, Aufklärung). Kalau Eropa berhasil maju 
> kembali setelah sekularisasi, mengapa, negara negara Islam yang 
tetap 
> beriman sama, malah tekhnologis mundur? Lihat negara negara 
Magrheb 
> di Afrika utara? Bangla Desh, Pakistan..atau Indonesia?
> 
> Dimnanakah motor imani yang dahulu sanggup menangkat budaya Islam 
> sampai kepuncak?
> 
> Salam
> 
> danardono
> 
>





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-07 Terurut Topik Samudjo

Mula-mula saya juga heran koq Islam di ronde 2 malah kehabisan nafas dan KO
Penjelasannya adalah sikap puas diri masyarakat Islam pada masa itu
Menganggap bahwa zaman sudah mendekati akhir, seperti duduk tahiyat akhir
dalam sholat menjelang salam
Tidak ada lagi yang perlu diperbuat, ditemukan dan dipelajari semua ilmu
sudah didapat demikian kira-kira atmosfir elite pada masa itu.
Seharusnya kalau Islam itu sempurna, tentu ada mekanisme dalam ajarannya
untuk mencegah pembusukan dari dalam semacam ini ?
Sayangnya pada ronde tersebut syaitan berhasil mengalahkan naluri
mempertahankan diri dari peradaban Islam.
Ketika terdengar Baghdad akan diserang tentara Mongol, tidak ada diantara
para pemikir itu tergerak untuk memikirkan cara bagaimana mempertahankan
diri, karena mereka asyik berpolemik mengenai masalah furuiyah.
Persis seperti Amina Wadud berhasil mengalihkan perhatian umat Islam dari
masalah besar yang sedang kita hadapi.
Apakah setelah itu Islam benar-benar musnah dari peradaban manusia, tidak
juga, sebab memang Allah akan menjaganya hingga akhir zaman.
Motor iman tetap ada, kami percaya bahwa dalam keadaan apapun Allah akan
tetap memberikan rezekinya.
Kedengarannya sih memang left behind seperti kata mbak Carla, tapi
kenyataannya teknologi yang ada sudah lebih dari cukup untuk memenuhi
kebutuhan hajat hidup.
Penguasaan teknologi menjadi keharusan apabila kita tidak ingin dipecundangi
oleh bangsa lain, hal mana lebih menyangkut bangsa ketimbang agama.
Ini sedikit cross posting:
Quote.
Date: Tue, 5 Apr 2005 18:23:35 +0700 (WIT)
Subject: Re: Pesawat Terbang

Mas Koni,

Itulah masalahnya, Pak Habibie sangat jeli melihat peluang
membuat pesawat jarak pendek yg bisa mengalahkan twin Otter
(paling tidak menurut saya) dari segi kenyamanan, seperti naik
bis malam executiv, sementara Twin otter seperti bis kota klas
eekonomi, N-212 bisa terbang tinggi diatas awan (less
turbulence), pasti jauh lebih ekonomis dari B-737 untuk jarak
300-400 km, bisa mendarat di landasan yg pendek, utk take-off
hanya lari bbrp meter sdh bisa terbang --> berarti mesinnya
sangat kuat.
Twin Otter hanya bisa bawa barang 900 kg, N-212 bisa 1,500 kgs.

Sayang, sekarang kayaknya mimpi pak Habibie utk menjadikan
bangsa yg tidak 'kucluk' teknologi, hanya bisa jadi dongeng
untuk para cucu.:
.. dahulu waktu jaman eyang masih muda ada genius Indonesia
bernama prof Habibie yg hampir berhasil mematahkan dominasi
barat dalam teknologi pesawat terbang jarak pendek, dan
mengantar negara kita jadi produsen pesawat
terbangduludulu...

Unquote..
Begitu,
samudjo
- Original Message -
From: "RM Danardono HADINOTO" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Thursday, April 07, 2005 2:37 PM
Subject: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan
Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah




--- In ppiindia@yahoogroups.com, A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>

..Begitu.
Islam maju karena melaksanakan ajaran agama Islam,
seperti membaca, menuntut ilmu, berjuang, dsb, dan
mundur ketika ummatnya meninggalkan ajaran Islam.



DH: kalau kita resuskan logika ini, maka seharusnya, semua negara
yang memeluk Islam, terus menerus mengembangkan ilmunya, karena
mereka sudah dicerahi Islam.

Namun, sejarah membuktikan, setelah jatuhnya kalifat Cordoba, maka
negara negara pemeluk Islam tidak lagi, meneruskan perkembangan ilmu
pengetahuan sebagaimana mereka memajukannya saat itu.

Setuju, bangsa kulit putih berhasil maju tekhnologis setelah
Pencerahan (Enlightment, Aufklärung). Kalau Eropa berhasil maju
kembali setelah sekularisasi, mengapa, negara negara Islam yang tetap
beriman sama, malah tekhnologis mundur? Lihat negara negara Magrheb
di Afrika utara? Bangla Desh, Pakistan..atau Indonesia?

Dimnanakah motor imani yang dahulu sanggup menangkat budaya Islam
sampai kepuncak?

Salam

danardono






> > Ya memang begitulah, mas mas. Seperti Anda katakan.
> >
> > Perkembangan peradaban berjalan secara universal dan
> > saling menjalar
> > dari wilayah satu kewilayah lain, sehingga sulit
> > dikatakan, bangsa
> > anu menemukan ilmu anu.
> >
> > Pada saat yang hampir sama, peradaban Firaun,
> > Sumeria, Iran, Tiongkok
> > dan India. Yang PENTING, suatu perkembangan
> > peradaban adalah hasil
> > karya suatu budaya bangsa, misalnya Mesir kuno,
> > Maya, Tiongkok,
> > India, Iran dsb. BUKAN agama yang kebetulan dipeluk
> > mayoritasnya.
> > Penemuan teekhnik pembuatan porselen ditemukan di
> > Tiongkok, apakah
> > ini lalu ilmu Tao atau Konfucianisme?
> >
> > Perkembangan dahyat Jepang kini, juga tidak kita
> > namakan,
> > perkembangan ilmu Shinto. Kejayaan negara Shinto.
> > Tidak kan? Atau
> > perkembangan Eropa dan USA adalah perkembangannegara
> > negara
> > Kristiani? Tidak pula kan?.
>
> S

Re: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-07 Terurut Topik Nugroho Dewanto


maaf pak danardono, anda mengaku sebagai pengagum spinoza
schopenhauer dan hermann hesse... tapi kok pernyataan-pernyataan
anda lebih mirip renungan august comte dan nietszhe...? dua orang
filsuf positivis dan eksistensialis yang tergolong rasionalis ekstrem...

mereka mengatakan segala sesuatu yang dapat diindra oleh panca
indra kita itulah yang rasional... sesuatu lainnya yang tak dapat
dicerna panca indera kita tergolong irasional, termasuk tuhan...

sebaliknya kita tahu spinoza memberi tempat pada spiritualisme,
bahkan dia percaya adanya tuhan kendati dengan nama alam...
bahwa ada sesuatu yang supra rasional... sesuatu yang tak dapat
dicerna panca indra (rasio) tapi juga bukan irasional karena batin
spiritual kita merasakan keberadaannya...

nah, kalau kita baca sejarah peradaban manusia, spitualisme/agama
itu mewarnai hampir semua peradaban mereka termasuk kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologinya... mulai dari asyiria, mesir kuno,
tiongkok, romawi, persia, india sampai islam... satu-satunya
peradaban yang "menolak" spiritualisme/agama adalah peradaban
barat sekarang... ini karena ada sejarah traumatik hubungan
spiritualisme/agama dan ilmu pengetahuan di masa lalu...

tapi penolakan itu toh tak sepenuhnya... setelah era comte,
perlahan-lahan para filsuf barat bisa menerima spiritualisme, kendati
masih enggan dikait-kaitkan dengan agama...

mengenai nama peradaban islam, saya kira itu cuma nama generik
saja... islam itu artinya keselamatan/penyerahan diri... maka tak aneh
dalam qur'an semua agama sebelumnya juga disebut islam = penyerahan
diri kepada tuhan siapapun orang yang menyerahkan diri kepada
tuhan disebut orang islam

saya percaya peradaban-peradaban maju umat manusia dari dulu
sampai sekarang adalah peradaban orang-orang yang menyerahkan
diri kepada tuhan... (kalau dia mengakui ada zat yang maha tinggi
di luar dirinya dan berbuat baik kepada sesama sebagai bukti cintanya
kepada zat yang maha tinggi itu...)

dan mensyukuri kurnia tuhan berupa akal... (kalau dia menggunakan
akalnya untuk berpikir yang positif, maka dia tergolong mensyukuri
kurnia tuhan kendati formalnya mungkin dia mengaku ateis, agnotis,
dll...)

dengan motivasi yang begitu tinggi itulah mereka mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi

salam,



At 06:06 AM 4/7/05 +, you wrote:


>Ya memang begitulah, mas mas. Seperti Anda katakan.
>
>Perkembangan peradaban berjalan secara universal dan saling menjalar
>dari wilayah satu kewilayah lain, sehingga sulit dikatakan, bangsa
>anu menemukan ilmu anu.
>
>Pada saat yang hampir sama, peradaban Firaun, Sumeria, Iran, Tiongkok
>dan India. Yang PENTING, suatu perkembangan peradaban adalah hasil
>karya suatu budaya bangsa, misalnya Mesir kuno, Maya, Tiongkok,
>India, Iran dsb. BUKAN agama yang kebetulan dipeluk mayoritasnya.
>Penemuan teekhnik pembuatan porselen ditemukan di Tiongkok, apakah
>ini lalu ilmu Tao atau Konfucianisme?
>
>Perkembangan dahyat Jepang kini, juga tidak kita namakan,
>perkembangan ilmu Shinto. Kejayaan negara Shinto. Tidak kan? Atau
>perkembangan Eropa dan USA adalah perkembangannegara negara
>Kristiani? Tidak pula kan?.
>
>Ini yang sering disalah pahami, dan timbul julukan masa perkembangan
>ilmu pengetahuan islami. Kejayaan negara Islam.
>
>Banyak theori ilmu pengetahuan modern ditemukan oleh orang Yahudi
>penganut agama Yahudi di Israel, namun ilmu yang ditemukannya, adalah
>ilmu fisika, kedokteran, biologi, ekonomi, dll, bukan ilmu Yahudi.
>Tidak menandakan kejayaan negara Yahudi. Kejayaan USA bukanlah
>kejayaan negara Kristen. Demikian juga Eropa. Jepang. Perkembangan IT
>kini di India, bukanlah kejayaan negara Hindu.
>
>Salam
>
>danardono
>



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-07 Terurut Topik Carla Annamarie


once again..u have made excellent points..Mbah..

anyway, scr psikologis bisa dipahami, akar pemahaman budaya dari Islam
berbeda dari pemahaman budaya dari bgs2 lain, masalahnya Islam selalu
mengkaitkan semua aspek dengan keIslamannya, akan tetapi jika diperhadapkan
dengan realitas sosial/peradaban, kemajuan tehnologi/ilmu pengetahuan yang
ada saat ini dibanding dengan negara2 lain, seperti eropa, amerika, china,
jepang.., peradaban Islam mungkin kalah jauh, bahkan tertinggal jauh
dibelakang, contohnya..negara arab selama ini mengandalkan sumber daya
alamnya, tetapi kemampuan untuk invention dan tehnologi bahkan pengembangan
sumber daya manusianya ketinggalan dengan negara2  lain, , negara singapore
termasuk neg tanpa sumber daya alam, luas tanahnya juga kecil, tapi bisa
jadi neg perdagangan yang diakui dunia, sehingga banyak orang mengkhayalkan
kembali dunia kejayaan islam (yang pada dasarnya kejayaan itu hanya
bersifat lokal dan dikenal hanya dikalangan Islam sendiri) hal-hal tersebut
timbul dari rasa inferioritas, mungkin kehilangan identitas, ingin
mengeklusifkan diri karena melihat perkembangan peradaban dunia saat ini,
dana rasa ketakutan berlebihan terhadap segala sesuatu yang bukan Islam,
actually  perhaps there're two choices..
either they mingled, blend, or keep up with the rest of  world or they just
left behind..





   
  "RM Danardono 
   
  HADINOTO"To:   
ppiindia@yahoogroups.com  
  <[EMAIL PROTECTED]cc: 

  oo.de>   Subject:  Nabi Lebih Liberal 
Progresif daripada Ulil   Re:  
[ppiindia] Kejayaan Negara 
Islam - Re: Absurditas Khilafah 
  04/07/2005 01:06  Islamiyah   
   
  PM
   
  Please respond to 
   
  ppiindia  
   

   

   






Ya memang begitulah, mas mas. Seperti Anda katakan.

Perkembangan peradaban berjalan secara universal dan saling menjalar
dari wilayah satu kewilayah lain, sehingga sulit dikatakan, bangsa
anu menemukan ilmu anu.

Pada saat yang hampir sama, peradaban Firaun, Sumeria, Iran, Tiongkok
dan India. Yang PENTING, suatu perkembangan peradaban adalah hasil
karya suatu budaya bangsa, misalnya Mesir kuno, Maya, Tiongkok,
India, Iran dsb. BUKAN agama yang kebetulan dipeluk mayoritasnya.
Penemuan teekhnik pembuatan porselen ditemukan di Tiongkok, apakah
ini lalu ilmu Tao atau Konfucianisme?

Perkembangan dahyat Jepang kini, juga tidak kita namakan,
perkembangan ilmu Shinto. Kejayaan negara Shinto. Tidak kan? Atau
perkembangan Eropa dan USA adalah perkembangannegara negara
Kristiani? Tidak pula kan?.

Ini yang sering disalah pahami, dan timbul julukan masa perkembangan
ilmu pengetahuan islami. Kejayaan negara Islam.

Banyak theori ilmu pengetahuan modern ditemukan oleh orang Yahudi
penganut agama Yahudi di Israel, namun ilmu yang ditemukannya, adalah
ilmu fisika, kedokteran, biologi, ekonomi, dll, bukan ilmu Yahudi.
Tidak menandakan kejayaan negara Yahudi. Kejayaan USA bukanlah
kejayaan negara Kristen. Demikian juga Eropa. Jepang. Perkembangan IT
kini di India, bukanlah kejayaan negara Hindu.

Salam

danardono






--- In ppiindia@yahoogroups.com, Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> setuju bung bobby...
>
> kalau pake bahasa anak-anak muda dari partai rakyat demokratik
(prd),
> setiap nabi itu progresif revolusioner hehehe...
>
> mereka selalu membawa perubahan besar pada zamannya
> masing-masing...
>
> manusia biasa paling banter cuma jadi reformer/pembaru... itupun
> harus menanggung resiko dicap kufur, bid'ah, dan sejenisnya...
itulah
> nasib yang pernah menimpa martin luther, ahmad dahlan, dll...
>
> salam,
>
>
> At 07:43 AM 4/6/05 -0700, you wrote:
>
> >Orang barat menyebut angka yg dipakai angka arab, orang Arab
menyebutnya
> >angka India.
> >Orang-orang Arab di barat (berpusat di Spanyol) belum mengenal
angka nul,
> >mereka mengenal angka nul dari orang-orang Arab di timur (berpusat
di
> >Bagdad). Sehingga awalnya bule-bule jg nggak kenal angka nul.
> >
> >Al - Khawarizmi menulis 2 buku yg sangat terkenal, darinya dikenal
aljabar
> >dan algoritma spt ditulis Nizami. Selain Al-Khawariz

Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-07 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO


--- In ppiindia@yahoogroups.com, A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 

..Begitu.
Islam maju karena melaksanakan ajaran agama Islam,
seperti membaca, menuntut ilmu, berjuang, dsb, dan
mundur ketika ummatnya meninggalkan ajaran Islam.



DH: kalau kita resuskan logika ini, maka seharusnya, semua negara 
yang memeluk Islam, terus menerus mengembangkan ilmunya, karena 
mereka sudah dicerahi Islam. 

Namun, sejarah membuktikan, setelah jatuhnya kalifat Cordoba, maka 
negara negara pemeluk Islam tidak lagi, meneruskan perkembangan ilmu 
pengetahuan sebagaimana mereka memajukannya saat itu.

Setuju, bangsa kulit putih berhasil maju tekhnologis setelah 
Pencerahan (Enlightment, Aufklärung). Kalau Eropa berhasil maju 
kembali setelah sekularisasi, mengapa, negara negara Islam yang tetap 
beriman sama, malah tekhnologis mundur? Lihat negara negara Magrheb 
di Afrika utara? Bangla Desh, Pakistan..atau Indonesia?

Dimnanakah motor imani yang dahulu sanggup menangkat budaya Islam 
sampai kepuncak?

Salam

danardono






> > Ya memang begitulah, mas mas. Seperti Anda katakan.
> > 
> > Perkembangan peradaban berjalan secara universal dan
> > saling menjalar 
> > dari wilayah satu kewilayah lain, sehingga sulit
> > dikatakan, bangsa 
> > anu menemukan ilmu anu.
> > 
> > Pada saat yang hampir sama, peradaban Firaun,
> > Sumeria, Iran, Tiongkok 
> > dan India. Yang PENTING, suatu perkembangan
> > peradaban adalah hasil 
> > karya suatu budaya bangsa, misalnya Mesir kuno,
> > Maya, Tiongkok, 
> > India, Iran dsb. BUKAN agama yang kebetulan dipeluk
> > mayoritasnya. 
> > Penemuan teekhnik pembuatan porselen ditemukan di
> > Tiongkok, apakah 
> > ini lalu ilmu Tao atau Konfucianisme?
> > 
> > Perkembangan dahyat Jepang kini, juga tidak kita
> > namakan, 
> > perkembangan ilmu Shinto. Kejayaan negara Shinto.
> > Tidak kan? Atau 
> > perkembangan Eropa dan USA adalah perkembangannegara
> > negara 
> > Kristiani? Tidak pula kan?.
> 
> Sebelum Islam datang, bangsa Arab adalah bangsa nomad
> yang bodoh. Saling berperang satu sama lain. Berada
> dalam jajahan Romawi dan Persia. Tapi begitu agama
> Islam datang dengan ajaran "iqra'" (perintah membaca),
> menuntut ilmu wajib bagi muslim pria dan muslim
> wanita, serta berjuang sekuat tenaga (jihad), maka
> bangsa Arab segera menjadi bangsa yang bukan saja
> melek huruf, tapi juga mempunyai banyak perpustakaan
> serta mengembangkan ilmu pengetahuan. Akhirnya bukan
> saja lepas dari penjajahan Romawi dan Persia, tapi
> juga menundukkan keduanya bahkan kekuasaannya sampai
> portugis dan spanyol.
> 
> Kenapa perkembangan Eropa dan AS tidak dinamakan
> perkembangan Kristiani?
> 
> Karena sebelum agama Kristen masuk, peradaban Eropa
> (Yunani dan Romawi) begitu tinggi. Mereka menguasai
> wilayah sekitarnya. Tapi begitu agama Kristen masuk,
> Eropa langsung masuk ke dalam abad kegelapan (Dark
> Ages). Galileo diancam hukuman mati oleh para
> pendeta(begitu pula dgn Nicolao Copernicus) hanya
> karena mengatakan bumi itu bulat. Para pendeta
> beranggapan bumi itu datar.
> 
> Akhirnya, setelah diadakan gerakan sekularisasi
> (pemisahan agama dengan negara), baru Eropa bisa maju.
> 
> Begitu.
> Islam maju karena melaksanakan ajaran agama Islam,
> seperti membaca, menuntut ilmu, berjuang, dsb, dan
> mundur ketika ummatnya meninggalkan ajaran Islam.
> 
> Sebaliknya, Eropa masuk Dark Ages ketika para pendeta
> berkuasa, dan maju ketika memisahkan agama dari negara
> (sekularisasi)
> 
> 
> Bacalah artikel tentang Islam di:
> http://www.nizami.org
> 
> 
>   
> __ 
> Yahoo! Messenger 
> Show us what our next emoticon should look like. Join the fun. 
> http://www.advision.webevents.yahoo.com/emoticontest





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://do

Re: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-07 Terurut Topik Ari Condro

Kalo pas pengajian dulu mah, pernah dikritisi sma ustadnya,
pepatah Belajar sampai ke negeri China itu adalah pepatah Arab,
udah lama beredar dari jaman sebelum Nabi.

Jadi kalo para sahabat atau nabi pernah mengucapkan
sih, ya, nggak heran.

Saya juga pernah menemukan kalimat ini di buku kumpulan
pepatah bahasa Arab.  Judul buku lupa, udah dari jaman kuliah,
pinjeman pula, dari bokapnya teman yg orang gontor.

Ntar kalo udah ada rujukan pasti, saya update lagi datanya.

salam,
Ari Condro

- Original Message -
From: "abu abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]>

hadist mengenai "belajar sampai ke negeri cina" itu ga ada, kemaren juga
dipakai oleh mas ari condro dan saya tanya (krn saya ga tau
perawinya -sebagai pendukung sebuah hadist-) ke mas ari ternyata beliau juga
ga tau :) so..tolong jangan pake data (hadist) yang satu itu.






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-07 Terurut Topik abu abdurrahman

hadist mengenai "belajar sampai ke negeri cina" itu ga ada, kemaren juga 
dipakai oleh mas ari condro dan saya tanya (krn saya ga tau perawinya -sebagai 
pendukung sebuah hadist-) ke mas ari ternyata beliau juga ga tau :) 
so..tolong jangan pake data (hadist) yang satu itu. 

Robertus Budiarto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Orang barat menyebut angka yg 
dipakai angka arab, orang Arab menyebutnya angka India.
Orang-orang Arab di barat (berpusat di Spanyol) belum mengenal angka nul, 
mereka mengenal angka nul dari orang-orang Arab di timur (berpusat di Bagdad). 
Sehingga awalnya bule-bule jg nggak kenal angka nul.

Al - Khawarizmi menulis 2 buku yg sangat terkenal, darinya dikenal aljabar dan 
algoritma spt ditulis Nizami. Selain Al-Khawarizmi masih banyak cendekiawan dan 
ilmuwan lain. Hal ini tidak aneh karena banyak Hadis yg memberi semangat pada 
ilmu pengetahuan spt:

Carilah ilmu pengetahuan mulai dari ayunan sampai ke liang lahat
Carilah ilmu pengetahuan walaupun sejauh Cina
Orang berilmu walaupun sedikit, lebih baik daripada orang yang banyak ibadah
Seorang alim (berilmu) tujuh puluh kali lebih tinggi derajatnya daripada 
seorang abid (yg banyak beribadah).

Itu lah yang aku baca (salah satunya dari buku Islam Rasional oleh Prof Dr 
Harun Nasution, percetakan MIZAN). Kalau melihat begini aku jadi bertanya 
mengapa orang-orang seperti Cak Nur, Gus Dur, Ulil A Abdala, dll masih banyak 
jg dimaki-maki sesama muslim  Aneh  Kalau membaca hadis di atas, jelas 
sekali Ulil itu tidaklah terlalu liberal. Kalau Nabi Muhammad sudah mengatakan 
belajarlah sampai ke negeri orang kafir (Cina) pada lebih dari 1400 tahun lalu, 
gimana opini-opini kaya Ulil itu bisa dibilang murtad dan ada yg memberi fatwa 
mati segala...   Bener-bener aneh  Sekali lagi 1400 tahun lalu...  Ulil kok 
liberal, progresif..??? .  nggak ada apa-apanya lah  dibanding dengan Nabi 
Muhammad..!

Lalu kok bisa kaya gini sekarang? Salah satu jawaban dari Prof Harun, Islam 
emang sangat maju di jaman Islam Klasik (650-1250 M) tapi setelah itu 
(1250-1800 M) jadi kolot konservatif, karena pemikiran rasional diganti 
pemikiran tradisional yang sempit.

Di tempat lain ada yg mengatakan: sebabnya karena budaya berfilsafat dimatikan. 
filsafat spekulatif diharamkan.

Sungguh sayang. Padahal Islam bisa membantu banyak menghilangkan racun-racun 
budaya modern. Islam sebenarnya dapat berdampingan dengan Pemikir-Pemikir Barat 
misalnya Mazab Frankfurt (Misalnya Frankfurter Schule : Horkheimer, Adorno, 
Herbert Marcuse, Juergen Habermas dkk) yang terus menerus mencoba lebih 
memanusiakan jaman. Yang lebih membebaskan.

Logika Nizami betul sekali. Kalau orang arab dianggap tidak menemukan apa-apa, 
maka orang barat jg bisa dianggap demikian. Bule-bule dulu jelas masih bego 
dibanding arab-arab. Tapi justru itu ironisnya, kenapa sekarang mereka lebih 
maju? Mungkinkah ini bukti kebenaran bahwa roda selalu beputar???  Lalu kapan 
nasib tanah air tercinta ini naik ke atas?

Daripada kita saling menggelembungkan NARSISME kita, saling merendahkan.  Mari 
kita berdoa bersama untuk perbaikan nasib ibu pertiwi ini. Siapa tahu Allah 
mulai "mengerti" kita karena suara keras kita yang saling memaki semakin 
meredup. 

Wassalam
Bobby Budiarto





A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Orang Barat saja mengaku bahwa angka yang dipakainya
adalah "ARABIC NUMERAL" (baca: Islam), yang berarti
angka Arab.

Orang Barat juga yang menyebut beberapa ilmu sebagai
"ALGEBRA" (Aljabar), "ALGORITHM" (Algoritma), dll.

Kalau anda mengatakan bahwa ummat Islam/Arab tidak
menemukan apa2 karena sekedar mengambil ilmu Persia,
dll, ya berarti Barat juga tidak menemukan apa2 karena
hanya mengambil ilmu dari Islam seperti angka Arab,
Aljabar, algoritma, dll.

Menurut saya, orang berbudi adalah orang yang tidak
lupa darimana ilmu tsb dia dapat. Menyangkal
pemberian/ilmu dari pihak lain adalah perbuatan
amoral.

--- Samudjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Maksudnya diterjemahkan ke bahasa Arab, bukan
> diklaim
> Kebudayaan Islam tidak dikenal sebagai pengklaim
> ilmu
> Berkali-kali dalam AlQuran dikatakan
> "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, maka kamu jangan
> termasuk orang yang
> ragu-ragu"
> Sehingga merangsang orang Islam (jadul) menuntut
> ilmu demikian juga berbagai
> pengungkapan fenomena alam dalam AlQuran.
> Dari sana berkembanglah ilmu Astronomi sebagai upaya
> manusia untuk mengerti
> kedudukan mereka di alam ini.
> Kemudian Islam menjadi pemegang obor keilmuan selama
> beberapa abad sampai
> Baghdad sebagai pusat dokumentasi keilmuan hancur
> dalam waktu 3 hari invasi
> bangsa Mongol, sungai tigris berubah warnanya
> menjadi hitam  akibat
> lunturnya tinta dari buku-buku yang dibuang disana
> Ilmu kedokteran kemudian berkembang di Andalusia,
> Ibnu Sina menulis buku
> pengobatan dengan sangat teliti, sehingga sampai
> abad ke 17 menjadi text
> book yang penting di dunia kedokteran.
> Ada ilmu yang secara spesifik dilarang dikembangkan
> oleh AlQuran, ilmu
> tersebut 

Re: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-06 Terurut Topik A Nizami


--- RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> 
> Ya memang begitulah, mas mas. Seperti Anda katakan.
> 
> Perkembangan peradaban berjalan secara universal dan
> saling menjalar 
> dari wilayah satu kewilayah lain, sehingga sulit
> dikatakan, bangsa 
> anu menemukan ilmu anu.
> 
> Pada saat yang hampir sama, peradaban Firaun,
> Sumeria, Iran, Tiongkok 
> dan India. Yang PENTING, suatu perkembangan
> peradaban adalah hasil 
> karya suatu budaya bangsa, misalnya Mesir kuno,
> Maya, Tiongkok, 
> India, Iran dsb. BUKAN agama yang kebetulan dipeluk
> mayoritasnya. 
> Penemuan teekhnik pembuatan porselen ditemukan di
> Tiongkok, apakah 
> ini lalu ilmu Tao atau Konfucianisme?
> 
> Perkembangan dahyat Jepang kini, juga tidak kita
> namakan, 
> perkembangan ilmu Shinto. Kejayaan negara Shinto.
> Tidak kan? Atau 
> perkembangan Eropa dan USA adalah perkembangannegara
> negara 
> Kristiani? Tidak pula kan?.

Sebelum Islam datang, bangsa Arab adalah bangsa nomad
yang bodoh. Saling berperang satu sama lain. Berada
dalam jajahan Romawi dan Persia. Tapi begitu agama
Islam datang dengan ajaran "iqra'" (perintah membaca),
menuntut ilmu wajib bagi muslim pria dan muslim
wanita, serta berjuang sekuat tenaga (jihad), maka
bangsa Arab segera menjadi bangsa yang bukan saja
melek huruf, tapi juga mempunyai banyak perpustakaan
serta mengembangkan ilmu pengetahuan. Akhirnya bukan
saja lepas dari penjajahan Romawi dan Persia, tapi
juga menundukkan keduanya bahkan kekuasaannya sampai
portugis dan spanyol.

Kenapa perkembangan Eropa dan AS tidak dinamakan
perkembangan Kristiani?

Karena sebelum agama Kristen masuk, peradaban Eropa
(Yunani dan Romawi) begitu tinggi. Mereka menguasai
wilayah sekitarnya. Tapi begitu agama Kristen masuk,
Eropa langsung masuk ke dalam abad kegelapan (Dark
Ages). Galileo diancam hukuman mati oleh para
pendeta(begitu pula dgn Nicolao Copernicus) hanya
karena mengatakan bumi itu bulat. Para pendeta
beranggapan bumi itu datar.

Akhirnya, setelah diadakan gerakan sekularisasi
(pemisahan agama dengan negara), baru Eropa bisa maju.

Begitu.
Islam maju karena melaksanakan ajaran agama Islam,
seperti membaca, menuntut ilmu, berjuang, dsb, dan
mundur ketika ummatnya meninggalkan ajaran Islam.

Sebaliknya, Eropa masuk Dark Ages ketika para pendeta
berkuasa, dan maju ketika memisahkan agama dari negara
(sekularisasi)


Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org



__ 
Yahoo! Messenger 
Show us what our next emoticon should look like. Join the fun. 
http://www.advision.webevents.yahoo.com/emoticontest


 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
~-> 

***
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***
__
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED]
5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED]
6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED]
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-06 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO


Ya memang begitulah, mas mas. Seperti Anda katakan.

Perkembangan peradaban berjalan secara universal dan saling menjalar 
dari wilayah satu kewilayah lain, sehingga sulit dikatakan, bangsa 
anu menemukan ilmu anu.

Pada saat yang hampir sama, peradaban Firaun, Sumeria, Iran, Tiongkok 
dan India. Yang PENTING, suatu perkembangan peradaban adalah hasil 
karya suatu budaya bangsa, misalnya Mesir kuno, Maya, Tiongkok, 
India, Iran dsb. BUKAN agama yang kebetulan dipeluk mayoritasnya. 
Penemuan teekhnik pembuatan porselen ditemukan di Tiongkok, apakah 
ini lalu ilmu Tao atau Konfucianisme?

Perkembangan dahyat Jepang kini, juga tidak kita namakan, 
perkembangan ilmu Shinto. Kejayaan negara Shinto. Tidak kan? Atau 
perkembangan Eropa dan USA adalah perkembangannegara negara 
Kristiani? Tidak pula kan?.

Ini yang sering disalah pahami, dan timbul julukan masa perkembangan 
ilmu pengetahuan islami. Kejayaan negara Islam.

Banyak theori ilmu pengetahuan modern ditemukan oleh orang Yahudi 
penganut agama Yahudi di Israel, namun ilmu yang ditemukannya, adalah 
ilmu fisika, kedokteran, biologi, ekonomi, dll, bukan ilmu Yahudi. 
Tidak menandakan kejayaan negara Yahudi. Kejayaan USA bukanlah 
kejayaan negara Kristen. Demikian juga Eropa. Jepang. Perkembangan IT 
kini di India, bukanlah kejayaan negara Hindu.

Salam

danardono






--- In ppiindia@yahoogroups.com, Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
> 
> setuju bung bobby...
> 
> kalau pake bahasa anak-anak muda dari partai rakyat demokratik 
(prd),
> setiap nabi itu progresif revolusioner hehehe...
> 
> mereka selalu membawa perubahan besar pada zamannya
> masing-masing...
> 
> manusia biasa paling banter cuma jadi reformer/pembaru... itupun
> harus menanggung resiko dicap kufur, bid'ah, dan sejenisnya... 
itulah
> nasib yang pernah menimpa martin luther, ahmad dahlan, dll...
> 
> salam,
> 
> 
> At 07:43 AM 4/6/05 -0700, you wrote:
> 
> >Orang barat menyebut angka yg dipakai angka arab, orang Arab 
menyebutnya 
> >angka India.
> >Orang-orang Arab di barat (berpusat di Spanyol) belum mengenal 
angka nul, 
> >mereka mengenal angka nul dari orang-orang Arab di timur (berpusat 
di 
> >Bagdad). Sehingga awalnya bule-bule jg nggak kenal angka nul.
> >
> >Al - Khawarizmi menulis 2 buku yg sangat terkenal, darinya dikenal 
aljabar 
> >dan algoritma spt ditulis Nizami. Selain Al-Khawarizmi masih 
banyak 
> >cendekiawan dan ilmuwan lain. Hal ini tidak aneh karena banyak 
Hadis yg 
> >memberi semangat pada ilmu pengetahuan spt:
> >
> >Carilah ilmu pengetahuan mulai dari ayunan sampai ke liang lahat
> >Carilah ilmu pengetahuan walaupun sejauh Cina
> >Orang berilmu walaupun sedikit, lebih baik daripada orang yang 
banyak ibadah
> >Seorang alim (berilmu) tujuh puluh kali lebih tinggi derajatnya 
daripada 
> >seorang abid (yg banyak beribadah).
> >
> >Itu lah yang aku baca (salah satunya dari buku Islam Rasional oleh 
Prof Dr 
> >Harun Nasution, percetakan MIZAN). Kalau melihat begini aku jadi 
bertanya 
> >mengapa orang-orang seperti Cak Nur, Gus Dur, Ulil A Abdala, dll 
masih 
> >banyak jg dimaki-maki sesama muslim  Aneh  Kalau membaca 
hadis di 
> >atas, jelas sekali Ulil itu tidaklah terlalu liberal. Kalau Nabi 
Muhammad 
> >sudah mengatakan belajarlah sampai ke negeri orang kafir (Cina) 
pada lebih 
> >dari 1400 tahun lalu, gimana opini-opini kaya Ulil itu bisa 
dibilang 
> >murtad dan ada yg memberi fatwa mati segala...   Bener-bener 
> >aneh  Sekali lagi 1400 tahun lalu...  Ulil kok liberal, 
progresif..??? 
> >.  nggak ada apa-apanya lah  dibanding dengan Nabi Muhammad..!
> >
> >Lalu kok bisa kaya gini sekarang? Salah satu jawaban dari Prof 
Harun, 
> >Islam emang sangat maju di jaman Islam Klasik (650-1250 M) tapi 
setelah 
> >itu (1250-1800 M) jadi kolot konservatif, karena pemikiran 
rasional 
> >diganti pemikiran tradisional yang sempit.
> >
> >Di tempat lain ada yg mengatakan: sebabnya karena budaya 
berfilsafat 
> >dimatikan. filsafat spekulatif diharamkan.
> >
> >Sungguh sayang. Padahal Islam bisa membantu banyak menghilangkan 
> >racun-racun budaya modern. Islam sebenarnya dapat berdampingan 
dengan 
> >Pemikir-Pemikir Barat misalnya Mazab Frankfurt (Misalnya 
Frankfurter 
> >Schule : Horkheimer, Adorno, Herbert Marcuse, Juergen Habermas 
dkk) yang 
> >terus menerus mencoba lebih memanusiakan jaman. Yang lebih 
membebaskan.
> >
> >Logika Nizami betul sekali. Kalau orang arab dianggap tidak 
menemukan 
> >apa-apa, maka orang barat jg bisa dianggap demikian. Bule-bule 
dulu jelas 
> >masih bego dibanding arab-arab. Tapi justru itu ironisnya, kenapa 
sekarang 
> >mereka lebih maju? Mungkinkah ini bukti kebenaran bahwa roda 
selalu 
> >beputar???  Lalu kapan nasib tanah air tercinta ini naik ke atas?
> >
> >Daripada kita saling menggelembungkan NARSISME kita, saling 
> >merendahkan.  Mari kita berdoa bersama untuk perbaikan nasib ibu 
pertiwi 
> >ini. Siapa tahu Allah mulai "mengerti" kita karena suara keras 
kita yang 
> >saling memaki semakin 

Re: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-06 Terurut Topik Nugroho Dewanto


setuju bung bobby...

kalau pake bahasa anak-anak muda dari partai rakyat demokratik (prd),
setiap nabi itu progresif revolusioner hehehe...

mereka selalu membawa perubahan besar pada zamannya
masing-masing...

manusia biasa paling banter cuma jadi reformer/pembaru... itupun
harus menanggung resiko dicap kufur, bid'ah, dan sejenisnya... itulah
nasib yang pernah menimpa martin luther, ahmad dahlan, dll...

salam,


At 07:43 AM 4/6/05 -0700, you wrote:

>Orang barat menyebut angka yg dipakai angka arab, orang Arab menyebutnya 
>angka India.
>Orang-orang Arab di barat (berpusat di Spanyol) belum mengenal angka nul, 
>mereka mengenal angka nul dari orang-orang Arab di timur (berpusat di 
>Bagdad). Sehingga awalnya bule-bule jg nggak kenal angka nul.
>
>Al - Khawarizmi menulis 2 buku yg sangat terkenal, darinya dikenal aljabar 
>dan algoritma spt ditulis Nizami. Selain Al-Khawarizmi masih banyak 
>cendekiawan dan ilmuwan lain. Hal ini tidak aneh karena banyak Hadis yg 
>memberi semangat pada ilmu pengetahuan spt:
>
>Carilah ilmu pengetahuan mulai dari ayunan sampai ke liang lahat
>Carilah ilmu pengetahuan walaupun sejauh Cina
>Orang berilmu walaupun sedikit, lebih baik daripada orang yang banyak ibadah
>Seorang alim (berilmu) tujuh puluh kali lebih tinggi derajatnya daripada 
>seorang abid (yg banyak beribadah).
>
>Itu lah yang aku baca (salah satunya dari buku Islam Rasional oleh Prof Dr 
>Harun Nasution, percetakan MIZAN). Kalau melihat begini aku jadi bertanya 
>mengapa orang-orang seperti Cak Nur, Gus Dur, Ulil A Abdala, dll masih 
>banyak jg dimaki-maki sesama muslim  Aneh  Kalau membaca hadis di 
>atas, jelas sekali Ulil itu tidaklah terlalu liberal. Kalau Nabi Muhammad 
>sudah mengatakan belajarlah sampai ke negeri orang kafir (Cina) pada lebih 
>dari 1400 tahun lalu, gimana opini-opini kaya Ulil itu bisa dibilang 
>murtad dan ada yg memberi fatwa mati segala...   Bener-bener 
>aneh  Sekali lagi 1400 tahun lalu...  Ulil kok liberal, progresif..??? 
>.  nggak ada apa-apanya lah  dibanding dengan Nabi Muhammad..!
>
>Lalu kok bisa kaya gini sekarang? Salah satu jawaban dari Prof Harun, 
>Islam emang sangat maju di jaman Islam Klasik (650-1250 M) tapi setelah 
>itu (1250-1800 M) jadi kolot konservatif, karena pemikiran rasional 
>diganti pemikiran tradisional yang sempit.
>
>Di tempat lain ada yg mengatakan: sebabnya karena budaya berfilsafat 
>dimatikan. filsafat spekulatif diharamkan.
>
>Sungguh sayang. Padahal Islam bisa membantu banyak menghilangkan 
>racun-racun budaya modern. Islam sebenarnya dapat berdampingan dengan 
>Pemikir-Pemikir Barat misalnya Mazab Frankfurt (Misalnya Frankfurter 
>Schule : Horkheimer, Adorno, Herbert Marcuse, Juergen Habermas dkk) yang 
>terus menerus mencoba lebih memanusiakan jaman. Yang lebih membebaskan.
>
>Logika Nizami betul sekali. Kalau orang arab dianggap tidak menemukan 
>apa-apa, maka orang barat jg bisa dianggap demikian. Bule-bule dulu jelas 
>masih bego dibanding arab-arab. Tapi justru itu ironisnya, kenapa sekarang 
>mereka lebih maju? Mungkinkah ini bukti kebenaran bahwa roda selalu 
>beputar???  Lalu kapan nasib tanah air tercinta ini naik ke atas?
>
>Daripada kita saling menggelembungkan NARSISME kita, saling 
>merendahkan.  Mari kita berdoa bersama untuk perbaikan nasib ibu pertiwi 
>ini. Siapa tahu Allah mulai "mengerti" kita karena suara keras kita yang 
>saling memaki semakin meredup.
>
>Wassalam
>Bobby Budiarto
>
>
>
>
>
>A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>Orang Barat saja mengaku bahwa angka yang dipakainya
>adalah "ARABIC NUMERAL" (baca: Islam), yang berarti
>angka Arab.
>
>Orang Barat juga yang menyebut beberapa ilmu sebagai
>"ALGEBRA" (Aljabar), "ALGORITHM" (Algoritma), dll.
>
>Kalau anda mengatakan bahwa ummat Islam/Arab tidak
>menemukan apa2 karena sekedar mengambil ilmu Persia,
>dll, ya berarti Barat juga tidak menemukan apa2 karena
>hanya mengambil ilmu dari Islam seperti angka Arab,
>Aljabar, algoritma, dll.
>
>Menurut saya, orang berbudi adalah orang yang tidak
>lupa darimana ilmu tsb dia dapat. Menyangkal
>pemberian/ilmu dari pihak lain adalah perbuatan
>amoral.
>
>--- Samudjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> > Maksudnya diterjemahkan ke bahasa Arab, bukan
> > diklaim
> > Kebudayaan Islam tidak dikenal sebagai pengklaim
> > ilmu
> > Berkali-kali dalam AlQuran dikatakan
> > "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, maka kamu jangan
> > termasuk orang yang
> > ragu-ragu"
> > Sehingga merangsang orang Islam (jadul) menuntut
> > ilmu demikian juga berbagai
> > pengungkapan fenomena alam dalam AlQuran.
> > Dari sana berkembanglah ilmu Astronomi sebagai upaya
> > manusia untuk mengerti
> > kedudukan mereka di alam ini.
> > Kemudian Islam menjadi pemegang obor keilmuan selama
> > beberapa abad sampai
> > Baghdad sebagai pusat dokumentasi keilmuan hancur
> > dalam waktu 3 hari invasi
> > bangsa Mongol, sungai tigris berubah warnanya
> > menjadi hitam  akibat
> > lunturnya tinta dari buku-buku yang dibuang disana
> > Ilmu kedokteran kemudi

Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah

2005-04-06 Terurut Topik Robertus Budiarto

Orang barat menyebut angka yg dipakai angka arab, orang Arab menyebutnya angka 
India.
Orang-orang Arab di barat (berpusat di Spanyol) belum mengenal angka nul, 
mereka mengenal angka nul dari orang-orang Arab di timur (berpusat di Bagdad). 
Sehingga awalnya bule-bule jg nggak kenal angka nul.
 
Al - Khawarizmi menulis 2 buku yg sangat terkenal, darinya dikenal aljabar dan 
algoritma spt ditulis Nizami. Selain Al-Khawarizmi masih banyak cendekiawan dan 
ilmuwan lain. Hal ini tidak aneh karena banyak Hadis yg memberi semangat pada 
ilmu pengetahuan spt:
 
Carilah ilmu pengetahuan mulai dari ayunan sampai ke liang lahat
Carilah ilmu pengetahuan walaupun sejauh Cina
Orang berilmu walaupun sedikit, lebih baik daripada orang yang banyak ibadah
Seorang alim (berilmu) tujuh puluh kali lebih tinggi derajatnya daripada 
seorang abid (yg banyak beribadah).
 
Itu lah yang aku baca (salah satunya dari buku Islam Rasional oleh Prof Dr 
Harun Nasution, percetakan MIZAN). Kalau melihat begini aku jadi bertanya 
mengapa orang-orang seperti Cak Nur, Gus Dur, Ulil A Abdala, dll masih banyak 
jg dimaki-maki sesama muslim  Aneh  Kalau membaca hadis di atas, jelas 
sekali Ulil itu tidaklah terlalu liberal. Kalau Nabi Muhammad sudah mengatakan 
belajarlah sampai ke negeri orang kafir (Cina) pada lebih dari 1400 tahun lalu, 
gimana opini-opini kaya Ulil itu bisa dibilang murtad dan ada yg memberi fatwa 
mati segala...   Bener-bener aneh  Sekali lagi 1400 tahun lalu...  Ulil kok 
liberal, progresif..??? .  nggak ada apa-apanya lah  dibanding dengan Nabi 
Muhammad..!
 
Lalu kok bisa kaya gini sekarang? Salah satu jawaban dari Prof Harun, Islam 
emang sangat maju di jaman Islam Klasik (650-1250 M) tapi setelah itu 
(1250-1800 M) jadi kolot konservatif, karena pemikiran rasional diganti 
pemikiran tradisional yang sempit.
 
Di tempat lain ada yg mengatakan: sebabnya karena budaya berfilsafat dimatikan. 
filsafat spekulatif diharamkan.
 
Sungguh sayang. Padahal Islam bisa membantu banyak menghilangkan racun-racun 
budaya modern. Islam sebenarnya dapat berdampingan dengan Pemikir-Pemikir Barat 
misalnya Mazab Frankfurt (Misalnya Frankfurter Schule : Horkheimer, Adorno, 
Herbert Marcuse, Juergen Habermas dkk) yang terus menerus mencoba lebih 
memanusiakan jaman. Yang lebih membebaskan.
 
Logika Nizami betul sekali. Kalau orang arab dianggap tidak menemukan apa-apa, 
maka orang barat jg bisa dianggap demikian. Bule-bule dulu jelas masih bego 
dibanding arab-arab. Tapi justru itu ironisnya, kenapa sekarang mereka lebih 
maju? Mungkinkah ini bukti kebenaran bahwa roda selalu beputar???  Lalu kapan 
nasib tanah air tercinta ini naik ke atas?
 
Daripada kita saling menggelembungkan NARSISME kita, saling merendahkan.  Mari 
kita berdoa bersama untuk perbaikan nasib ibu pertiwi ini. Siapa tahu Allah 
mulai "mengerti" kita karena suara keras kita yang saling memaki semakin 
meredup. 
 
Wassalam
Bobby Budiarto
 
 
 


A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Orang Barat saja mengaku bahwa angka yang dipakainya
adalah "ARABIC NUMERAL" (baca: Islam), yang berarti
angka Arab.

Orang Barat juga yang menyebut beberapa ilmu sebagai
"ALGEBRA" (Aljabar), "ALGORITHM" (Algoritma), dll.

Kalau anda mengatakan bahwa ummat Islam/Arab tidak
menemukan apa2 karena sekedar mengambil ilmu Persia,
dll, ya berarti Barat juga tidak menemukan apa2 karena
hanya mengambil ilmu dari Islam seperti angka Arab,
Aljabar, algoritma, dll.

Menurut saya, orang berbudi adalah orang yang tidak
lupa darimana ilmu tsb dia dapat. Menyangkal
pemberian/ilmu dari pihak lain adalah perbuatan
amoral.

--- Samudjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Maksudnya diterjemahkan ke bahasa Arab, bukan
> diklaim
> Kebudayaan Islam tidak dikenal sebagai pengklaim
> ilmu
> Berkali-kali dalam AlQuran dikatakan
> "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, maka kamu jangan
> termasuk orang yang
> ragu-ragu"
> Sehingga merangsang orang Islam (jadul) menuntut
> ilmu demikian juga berbagai
> pengungkapan fenomena alam dalam AlQuran.
> Dari sana berkembanglah ilmu Astronomi sebagai upaya
> manusia untuk mengerti
> kedudukan mereka di alam ini.
> Kemudian Islam menjadi pemegang obor keilmuan selama
> beberapa abad sampai
> Baghdad sebagai pusat dokumentasi keilmuan hancur
> dalam waktu 3 hari invasi
> bangsa Mongol, sungai tigris berubah warnanya
> menjadi hitam  akibat
> lunturnya tinta dari buku-buku yang dibuang disana
> Ilmu kedokteran kemudian berkembang di Andalusia,
> Ibnu Sina menulis buku
> pengobatan dengan sangat teliti, sehingga sampai
> abad ke 17 menjadi text
> book yang penting di dunia kedokteran.
> Ada ilmu yang secara spesifik dilarang dikembangkan
> oleh AlQuran, ilmu
> tersebut pertama kali dikembangkan di negeri Babil
> yaitu ilmu sihir.
> Termasuk didalamnya adalah apa yang diperagakan
> dalam acara TV Hypnotis
> Pada masa kerajaan Islam yang terakhir di Turki,
> berkembang ilmu tata kelola
> agraria sebagai upaya manusia untuk menetapkan hak
> atas sebidang tanah,
> arsipnya sedemik