Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
> > LD: menurutku, Tuhan itu ingin dikenal. Buat apa dong Dia > menciptakan manusia dan alam? Iseng? Main dadu? > DH: Secara falsafah, sulit dapat kita cernakan "Tuhan ingin dikenal". > memangnya Madonna atau Penelopez Cruz atau Jennifer Lopes? Untuk apa > Dia menciptakan alam semesta tak ada yang dapat memahaminya. mengapa? Kenapa Tuhan menciptakan dunia? jawab: Tuhan menciptakan segala sesuatu "bukan untuk menambah kemuliaan-Nya, melainkan untuk mewartakan dan menyampaikan kemuliaan- Nya". Tuhan tidak mempunyai alasan lain untuk mencipta selain cinta- Nya dan kebaikan-Nya: "Makhluk ciptaan keluar dari tangan Allah yang dibuka dengan kunci cinta". Lalu muncul lagi pertanyaan: kalo Tuhan adalah cinta kenapa Tuhan tidak menciptkan sebuah dunia yang sempurna tanpa kejahatan? jawab: Dalam kuasa-Nya yang tidak terbatas Allah dapat saja menciptakan sesuatu yang lebih baik. Tetapi dalam kebijaksanaan dan kebaikan-Nya yang tidak terbatas Allah, karena kehendak bebas-Nya, ingin menciptakan satu dunia yang berada "di jalan" menuju kesempurnaannya yang terakhir. --- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > > > > LD: Memang didokumentasikan mbah. Tapi apa manusia itu membaca > > dokumentasi tsb? Andai mereka membacapun, apa terus mereka dapat > > pencerahan. > > DH: Para penyelidik sejarah dan sejarawan pada umumnya, serta semua > yang tertarik pada sejarah dapat mengikuti perkembangan sejarah yang > tertulis dengan tepat dan lengkap, selama dokumentasinya lengkap > pula: Farao, Maya, Tiongkok, India, Sumeria, Assyria, Babylonia, dsb. > Pencerahan pasti bagi mereka yang melakukan penyeldikan secara benar > benar ilmiah, tak dicampur dengan dongeng, legenda ataupun mythologie. > > -- > > > > > > Einstein aja bilang Tuhan itu tidak main dadu. Kalau Tuhan tak > perlu > > ingin, ngapain dong menjelma kedalam tubuh Yesus? Ada sesuatu yang > > Dia inginkan. Apa mbah mau mengatakan, itu bukan keinginan Tuhan > > masuk kedalam tubuh Yesus?? cuma gereja aja yang buat konsep spt > itu? > > > DH: Secara falsafah, sulit dapat kita cernakan "Tuhan ingin dikenal". > memangnya Madonna atau Penelopez Cruz atau Jennifer Lopes? Untuk apa > Dia menciptakan alam semesta tak ada yang dapat memahaminya. mengapa? > Karena ini terjadi jauh sebelum kita diciptakan, dan kekal, setelah > kita - mungkin - musnah. "keinginan untuk masuk ketubuh Yesus?", tak > ada yang bicara mengenai "keinginan" ini. kalau Dia menentukan > demikian, ya terjadilah. > > --- > > > LD: Soal KehendakNya, itu tinggal masalah waktu (masalah kapan) bukan > > masalah apa yang Dia inginkan. > > DH: Apa yang dikehendakiNya, bilamana DSia menghendakiNya, dan apa > yang terjadi kemudian, adalah diluar jangkauan nalar kita. Tak > mungkin kita bahas atau andai andaikan. > > -- > > > > LD: Bukan ini yang saya maksudkan meski itu ungkapan yang benar. > > Sunatullah yang saya maksudkan adalah hukum alam. Gampangnya, Tuhan > > dah ngasih tau kalau kamu mau pinter, kamu harus belajar. Itu > > sunatullah. Kalau ada manusia melawan sunatullah dgn gak mau > > belajar, dia akan jadi bodoh. Sunatullah telah berlaku. Itu yang > > dimaksud dengan sunatullah dan kebebasan manusia memilih karena > > akalnya. Ini ajaran yang sangat universal dan sangat liberal yang > di > > bawa oleh Nabi SAW. > > DH: Hukum alam sudah ada selama penciptaan ini ada. jauh sebelum nabi > Muhammad lahir, juga Yesus serta nabi nabi lain, Sidharta dalam > meditasinya telah mendapatkan pencerahan mengenai adanya hukum alam > (bukan diberitahu oleh malaikat, zin, ataupun mahluk gaib lainnya). > > Instinkt belajar sudah ada pada manusia, sejak dia exist, karena itu > mereka beranjak dari taraf yang rendah sebagai manusia purba menjadi > sekarang. rakyat USA dan Eropa serta Jepang belajar dan lihatlah apa > hasilnya. Banyak rakyat didunia ini, kebanyakan, berhenti belajar, > lihatlah pula apa hasilnya. > > Hukum alam ini telah pula difahami oleh para cendekiawan yang > menerobosnya melalui falsafah, seperti Descartes, Spinoza, Karl > Popper, August Compte, kant dsb. Mereka menemukannya tanpa melalui > wahyu apapun. > > Kisah kisah mengenai nabi nabi memang asyik dibacanya seperti > dongeng, namun sulit dipakai sebagai bahan analisa falsafah. > > Salam > > danardono Yahoo! Groups Sponsor ~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~-> *** Berdikusi
Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > LD: Memang didokumentasikan mbah. Tapi apa manusia itu membaca > dokumentasi tsb? Andai mereka membacapun, apa terus mereka dapat > pencerahan. DH: Para penyelidik sejarah dan sejarawan pada umumnya, serta semua yang tertarik pada sejarah dapat mengikuti perkembangan sejarah yang tertulis dengan tepat dan lengkap, selama dokumentasinya lengkap pula: Farao, Maya, Tiongkok, India, Sumeria, Assyria, Babylonia, dsb. Pencerahan pasti bagi mereka yang melakukan penyeldikan secara benar benar ilmiah, tak dicampur dengan dongeng, legenda ataupun mythologie. -- > > LD: menurutku, Tuhan itu ingin dikenal. Buat apa dong Dia menciptakan manusia dan alam? Iseng? Main dadu? > Einstein aja bilang Tuhan itu tidak main dadu. Kalau Tuhan tak perlu > ingin, ngapain dong menjelma kedalam tubuh Yesus? Ada sesuatu yang > Dia inginkan. Apa mbah mau mengatakan, itu bukan keinginan Tuhan > masuk kedalam tubuh Yesus?? cuma gereja aja yang buat konsep spt itu? DH: Secara falsafah, sulit dapat kita cernakan "Tuhan ingin dikenal". memangnya Madonna atau Penelopez Cruz atau Jennifer Lopes? Untuk apa Dia menciptakan alam semesta tak ada yang dapat memahaminya. mengapa? Karena ini terjadi jauh sebelum kita diciptakan, dan kekal, setelah kita - mungkin - musnah. "keinginan untuk masuk ketubuh Yesus?", tak ada yang bicara mengenai "keinginan" ini. kalau Dia menentukan demikian, ya terjadilah. --- LD: Soal KehendakNya, itu tinggal masalah waktu (masalah kapan) bukan > masalah apa yang Dia inginkan. DH: Apa yang dikehendakiNya, bilamana DSia menghendakiNya, dan apa yang terjadi kemudian, adalah diluar jangkauan nalar kita. Tak mungkin kita bahas atau andai andaikan. -- > LD: Bukan ini yang saya maksudkan meski itu ungkapan yang benar. > Sunatullah yang saya maksudkan adalah hukum alam. Gampangnya, Tuhan > dah ngasih tau kalau kamu mau pinter, kamu harus belajar. Itu > sunatullah. Kalau ada manusia melawan sunatullah dgn gak mau > belajar, dia akan jadi bodoh. Sunatullah telah berlaku. Itu yang > dimaksud dengan sunatullah dan kebebasan manusia memilih karena > akalnya. Ini ajaran yang sangat universal dan sangat liberal yang di > bawa oleh Nabi SAW. DH: Hukum alam sudah ada selama penciptaan ini ada. jauh sebelum nabi Muhammad lahir, juga Yesus serta nabi nabi lain, Sidharta dalam meditasinya telah mendapatkan pencerahan mengenai adanya hukum alam (bukan diberitahu oleh malaikat, zin, ataupun mahluk gaib lainnya). Instinkt belajar sudah ada pada manusia, sejak dia exist, karena itu mereka beranjak dari taraf yang rendah sebagai manusia purba menjadi sekarang. rakyat USA dan Eropa serta Jepang belajar dan lihatlah apa hasilnya. Banyak rakyat didunia ini, kebanyakan, berhenti belajar, lihatlah pula apa hasilnya. Hukum alam ini telah pula difahami oleh para cendekiawan yang menerobosnya melalui falsafah, seperti Descartes, Spinoza, Karl Popper, August Compte, kant dsb. Mereka menemukannya tanpa melalui wahyu apapun. Kisah kisah mengenai nabi nabi memang asyik dibacanya seperti dongeng, namun sulit dipakai sebagai bahan analisa falsafah. Salam danardono Yahoo! Groups Sponsor ~--> DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~-> *** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
--- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > --- In ppiindia@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > > > > Iya mbah. > > Cuma masalahnya manusia yang membuat sejarah itu gak bisa hidup > > seribu tahun. Manusia yang dicerahi Islam juga harus mati dan > > digantikan dengan manusia lainnya. > > --- > > DH: Gak apa apa to mBak, kan penulisannya didokumentasikan. sampai > kini kita masih dapat ikut secara sangat tepat, kejadian dizaman > Farao. > LD: Memang didokumentasikan mbah. Tapi apa manusia itu membaca dokumentasi tsb? Andai mereka membacapun, apa terus mereka dapat pencerahan. > > > > Tuhan itu ingin manusia belajar bahwa Tuhan itu Maha Adil/Maha > > Penyayang: siapa yang tak mengikuti sunatullah..akan kalah... > > DH: Mbak sayang, Tuhan itu tak perlu ingin. Apa yang dikehendakiNya > berlaku detik itu pula. Dia yang menciptakan matahari, nah satu detik > saja matahari tak bersinar, kan kita semua modar? LD: Mbahku yang ku sayang, menurutku, Tuhan itu ingin dikenal. Buat apa dong Dia menciptakan manusia dan alam? Iseng? Main dadu? Einstein aja bilang Tuhan itu tidak main dadu. Kalau Tuhan tak perlu ingin, ngapain dong menjelma kedalam tubuh Yesus? Ada sesuatu yang Dia inginkan. Apa mbah mau mengatakan, itu bukan keinginan Tuhan masuk kedalam tubuh Yesus?? cuma gereja aja yang buat konsep spt itu? Soal KehendakNya, itu tinggal masalah waktu (masalah kapan) bukan masalah apa yang Dia inginkan. > > Siapapun akan kalah menghadapi kekuatanNya. LD: Bukan ini yang saya maksudkan meski itu ungkapan yang benar. Sunatullah yang saya maksudkan adalah hukum alam. Gampangnya, Tuhan dah ngasih tau kalau kamu mau pinter, kamu harus belajar. Itu sunatullah. Kalau ada manusia melawan sunatullah dgn gak mau belajar, dia akan jadi bodoh. Sunatullah telah berlaku. Itu yang dimaksud dengan sunatullah dan kebebasan manusia memilih karena akalnya. Ini ajaran yang sangat universal dan sangat liberal yang di bawa oleh Nabi SAW. > > Salam > > danardono wassalam, Lina Yahoo! Groups Sponsor ~--> Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~-> *** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
--- In ppiindia@yahoogroups.com, Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > maaf pak danardono, anda mengaku sebagai pengagum spinoza > schopenhauer dan hermann hesse... tapi kok pernyataan-pernyataan > anda lebih mirip renungan august comte dan nietszhe...? dua orang > filsuf positivis dan eksistensialis yang tergolong rasionalis ekstrem... Tambahan mas Nugroho: Saya tak mengikuti faham nihiliist dari Nietzsche. Terlalu sederhana, dan tak membawa pencerahan. Kita layak juga mendengar apa yang dikatakan oleh Sir Karl Popper, yang mengkomentari Imannuel Kant. Nah, ada bacaan yang sangat mencerahkan dalam hubungan agama dan falsafah, seperti misalnya: "The Roots of Rudolf Otto's Theory of Numinosity in Immanuel Kant, Jakob Fries, and Leonard Nelson,". Selamat membaca. salam danardono The notion of the sacred or the numinous as a category for understanding religion was substantially launched by Rudolf Otto (1869-1937) in his classic Idea of the Holy (Das Heilige) in 1917. Otto, indeed, coined the term "numinous," which has now become part of common usage. Otto's influence on thought about religion extends from C.G. Jung (1875-1961) to the "Chicago School" of history of religion founded by Mircea Eliade (1907-1986). On the other hand, Otto's influence on the philosophy of religion has been less strong, perhaps because he was professionally more of a theologian (not rigorous enough for philosophers) and is too easily misunderstood and dismissed as describing some kind of mysticism. Even in the history of religion, Otto's own analysis often does not persuade because of his clear preferences for Christianity and his devaluation of religions that do not measure up to Christian paradigms. The history of Rudolf Otto's theory of the sacred begins, however, more than a century earlier, with the great philosopher Immanuel Kant (1724-1804). Otto's own confidence in his ability to talk about God has its origin in Kant's own theory about the basis of the concept of God in human reason. In the Critique of Pure Reason (1781) Kant had reworked the traditional distinction between the immanent (within the world) and the transcendent (outside the world) by distinguishing between phenomena and things-in-themselves. "Phenomena" are how it is that objects appear in our own conscious minds. We do not have access to the world outside of the experiences we enjoy through our own consciousness, and Kant believed that consciousness itself, or the possibility of conscious experience, imposes certain conditions on the manner in which phenomenal objects appear to us. Among those conditions are the forms of space and time and the abstract forms of connections between events and objects such as the concept of substance and the relation between cause and effect. David Hume (1711- 1776) had challenged philosophers to show why it is that we believe in principles such as the one that every event must have a cause. Kant's answer, then, was that the mind itself constructs a phenomenal reality according to just such a rule. Things-in-themselves, in turn, are the way that reality exists apart from our experience, our consciousness, our minds, and all the conditions that our minds might impose on phenomenal objects. The question occurs, then, whether concepts like substance and cause and effect apply to things-in-themselves the same way that they do to phenomena. Kant did not think that we could know. However, he did notice something very curious: it isn't just that we apply the principle of cause and effect to phenomena, it is that we apply in a certain way. In phenomenal reality, cause and effect are applied in a continuous series. Every effect has a cause, but every cause also has a cause, and so forth, ad infinitum. This adds up to a philosophical principle of determinism, that everything is causally determined to act in a certain way. Kant believed that science sees things that way, but we do not, for the idea of free will contradicts determinism. Free will involves a free cause, i.e. a cause that is not determined by some prior cause. We can also call that an unconditioned cause, since it is free of a prior causal condition, and it occurred to Kant that a characteristic of phenomenal reality was that everything was conditioned by something else. In that, Kant hit upon the same point that had been made earlier in Buddhist philosophy: in the reality that we see, everything is conditioned by everything else. One example of this in Buddhist thought is the doctrine of Relative Existence or No Self Nature: Nothing has a essence, nature, or character by itself. Things in isolation are shûnya, "empty." The nature of things only exists in relation to everything else that exists. Existence as we know it is thus completely relative and conditioned by everything else. Only Nirvâna would be unconditioned, although we cannot know what it is like. I
[list_indonesia] Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** --- In ppiindia@yahoogroups.com, Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > maaf pak danardono, anda mengaku sebagai pengagum spinoza > schopenhauer dan hermann hesse... tapi kok pernyataan-pernyataan > anda lebih mirip renungan august comte dan nietszhe...? dua orang > filsuf positivis dan eksistensialis yang tergolong rasionalis ekstrem... > DH :Mas Nugroho, saya bukan pengagum mereka secara pribadi, namun kepada para filosof pada umumnya, atas jasa mereka, memeras otak buat kita. Saya lebih dekat pada ajaran Sidharta daripada Nietzsche yang nihilist itu. > mereka mengatakan segala sesuatu yang dapat diindra oleh panca > indra kita itulah yang rasional... sesuatu lainnya yang tak dapat > dicerna panca indera kita tergolong irasional, termasuk tuhan... > DH: Tuhan bagi Nietzsche dkk irrational, namun tidak bagi Hermann Hesse dkk. --- > sebaliknya kita tahu spinoza memberi tempat pada spiritualisme, > bahkan dia percaya adanya tuhan kendati dengan nama alam... > bahwa ada sesuatu yang supra rasional... sesuatu yang tak dapat > dicerna panca indra (rasio) tapi juga bukan irasional karena batin > spiritual kita merasakan keberadaannya... DH: begitulah.. - > > nah, kalau kita baca sejarah peradaban manusia, spitualisme/agama > itu mewarnai hampir semua peradaban mereka termasuk kemajuan > ilmu pengetahuan dan teknologinya... mulai dari asyiria, mesir kuno, > tiongkok, romawi, persia, india sampai islam... satu-satunya > peradaban yang "menolak" spiritualisme/agama adalah peradaban > barat sekarang... ini karena ada sejarah traumatik hubungan > spiritualisme/agama dan ilmu pengetahuan di masa lalu... DH: menolak sih tidak. bacalah pendapat pendapat filosof Katholik. Yang ditolak kebanyakan orang adalah agama sebagai organisasi, dengan setumpuk aturan aturan ritualnya. Mereka rata rata tidak menolak spiritualisme. Lihat saja Richard Gere, yang menganut Thearavada. -- > > tapi penolakan itu toh tak sepenuhnya... setelah era comte, > perlahan-lahan para filsuf barat bisa menerima spiritualisme, kendati > masih enggan dikait-kaitkan dengan agama... DH: yup! Mereka sangat membedakan agama dan spiritualitas. Mereka akui adanya Zat yang Mahakuasa. Namun enggan memberinya nama dan sifat sifat manusia, seperti Tuna yang manis, yang baik, yang pemarah atau apapun. -- > > mengenai nama peradaban islam, saya kira itu cuma nama generik > saja... islam itu artinya keselamatan/penyerahan diri... maka tak aneh > dalam qur'an semua agama sebelumnya juga disebut islam = penyerahan > diri kepada tuhan siapapun orang yang menyerahkan diri kepada > tuhan disebut orang islam > > saya percaya peradaban-peradaban maju umat manusia dari dulu > sampai sekarang adalah peradaban orang-orang yang menyerahkan > diri kepada tuhan... (kalau dia mengakui ada zat yang maha tinggi > di luar dirinya dan berbuat baik kepada sesama sebagai bukti cintanya > kepada zat yang maha tinggi itu...) > > dan mensyukuri kurnia tuhan berupa akal... (kalau dia menggunakan > akalnya untuk berpikir yang positif, maka dia tergolong mensyukuri > kurnia tuhan kendati formalnya mungkin dia mengaku ateis, agnotis, > dll...) > > dengan motivasi yang begitu tinggi itulah mereka mengembangkan > ilmu pengetahuan dan teknologi > DH: Sangat setuju! Baik yang dinamakan Zat Tertinggi ataupun kita, adalah energy. Tubuh dan segala embel embel hanyalah wahana yang kita pakai untuk menghayati kehidupan didunia. Nah, secara falsafah masih diperdebatkan, mana yang sebenarnya "kehidupan", yang kita alami ini didunia, atau justeru, kalau kita sedang tidak berjasat? Kita sering campur adukkan antara atheistis, agnotist, atau yang sekedar menolak bentuk bentuk agama sebagai organisasi formal. Atheist benar benar yakin, kalau kita mati, maka habislah, game! Jadi makanan belatung. Akhir dari existensi. salam danardono Yahoo! Groups Sponsor ~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~-> *** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Liha
Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
--- In ppiindia@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Iya mbah. > Cuma masalahnya manusia yang membuat sejarah itu gak bisa hidup > seribu tahun. Manusia yang dicerahi Islam juga harus mati dan > digantikan dengan manusia lainnya. --- DH: Gak apa apa to mBak, kan penulisannya didokumentasikan. sampai kini kita masih dapat ikut secara sangat tepat, kejadian dizaman Farao. > > Tuhan itu ingin manusia belajar bahwa Tuhan itu Maha Adil/Maha > Penyayang: siapa yang tak mengikuti sunatullah..akan kalah... DH: Mbak sayang, Tuhan itu tak perlu ingin. Apa yang dikehendakiNya berlaku detik itu pula. Dia yang menciptakan matahari, nah satu detik saja matahari tak bersinar, kan kita semua modar? Siapapun akan kalah menghadapi kekuatanNya. Salam danardono Yahoo! Groups Sponsor ~--> Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~-> *** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
Iya mbah. Cuma masalahnya manusia yang membuat sejarah itu gak bisa hidup seribu tahun. Manusia yang dicerahi Islam juga harus mati dan digantikan dengan manusia lainnya. Tuhan itu ingin manusia belajar bahwa Tuhan itu Maha Adil/Maha Penyayang: siapa yang tak mengikuti sunatullah..akan kalah... --- In ppiindia@yahoogroups.com, "RM Danardono HADINOTO" > -- -- > > DH: kalau kita resuskan logika ini, maka seharusnya, semua negara > yang memeluk Islam, terus menerus mengembangkan ilmunya, karena > mereka sudah dicerahi Islam. > > Namun, sejarah membuktikan, setelah jatuhnya kalifat Cordoba, maka > negara negara pemeluk Islam tidak lagi, meneruskan perkembangan ilmu > pengetahuan sebagaimana mereka memajukannya saat itu. > > Setuju, bangsa kulit putih berhasil maju tekhnologis setelah > Pencerahan (Enlightment, Aufklärung). Kalau Eropa berhasil maju > kembali setelah sekularisasi, mengapa, negara negara Islam yang tetap > beriman sama, malah tekhnologis mundur? Lihat negara negara Magrheb > di Afrika utara? Bangla Desh, Pakistan..atau Indonesia? > > Dimnanakah motor imani yang dahulu sanggup menangkat budaya Islam > sampai kepuncak? > > Salam > > danardono > > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~-> *** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
Mula-mula saya juga heran koq Islam di ronde 2 malah kehabisan nafas dan KO Penjelasannya adalah sikap puas diri masyarakat Islam pada masa itu Menganggap bahwa zaman sudah mendekati akhir, seperti duduk tahiyat akhir dalam sholat menjelang salam Tidak ada lagi yang perlu diperbuat, ditemukan dan dipelajari semua ilmu sudah didapat demikian kira-kira atmosfir elite pada masa itu. Seharusnya kalau Islam itu sempurna, tentu ada mekanisme dalam ajarannya untuk mencegah pembusukan dari dalam semacam ini ? Sayangnya pada ronde tersebut syaitan berhasil mengalahkan naluri mempertahankan diri dari peradaban Islam. Ketika terdengar Baghdad akan diserang tentara Mongol, tidak ada diantara para pemikir itu tergerak untuk memikirkan cara bagaimana mempertahankan diri, karena mereka asyik berpolemik mengenai masalah furuiyah. Persis seperti Amina Wadud berhasil mengalihkan perhatian umat Islam dari masalah besar yang sedang kita hadapi. Apakah setelah itu Islam benar-benar musnah dari peradaban manusia, tidak juga, sebab memang Allah akan menjaganya hingga akhir zaman. Motor iman tetap ada, kami percaya bahwa dalam keadaan apapun Allah akan tetap memberikan rezekinya. Kedengarannya sih memang left behind seperti kata mbak Carla, tapi kenyataannya teknologi yang ada sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup. Penguasaan teknologi menjadi keharusan apabila kita tidak ingin dipecundangi oleh bangsa lain, hal mana lebih menyangkut bangsa ketimbang agama. Ini sedikit cross posting: Quote. Date: Tue, 5 Apr 2005 18:23:35 +0700 (WIT) Subject: Re: Pesawat Terbang Mas Koni, Itulah masalahnya, Pak Habibie sangat jeli melihat peluang membuat pesawat jarak pendek yg bisa mengalahkan twin Otter (paling tidak menurut saya) dari segi kenyamanan, seperti naik bis malam executiv, sementara Twin otter seperti bis kota klas eekonomi, N-212 bisa terbang tinggi diatas awan (less turbulence), pasti jauh lebih ekonomis dari B-737 untuk jarak 300-400 km, bisa mendarat di landasan yg pendek, utk take-off hanya lari bbrp meter sdh bisa terbang --> berarti mesinnya sangat kuat. Twin Otter hanya bisa bawa barang 900 kg, N-212 bisa 1,500 kgs. Sayang, sekarang kayaknya mimpi pak Habibie utk menjadikan bangsa yg tidak 'kucluk' teknologi, hanya bisa jadi dongeng untuk para cucu.: .. dahulu waktu jaman eyang masih muda ada genius Indonesia bernama prof Habibie yg hampir berhasil mematahkan dominasi barat dalam teknologi pesawat terbang jarak pendek, dan mengantar negara kita jadi produsen pesawat terbangduludulu... Unquote.. Begitu, samudjo - Original Message - From: "RM Danardono HADINOTO" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Thursday, April 07, 2005 2:37 PM Subject: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah --- In ppiindia@yahoogroups.com, A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > ..Begitu. Islam maju karena melaksanakan ajaran agama Islam, seperti membaca, menuntut ilmu, berjuang, dsb, dan mundur ketika ummatnya meninggalkan ajaran Islam. DH: kalau kita resuskan logika ini, maka seharusnya, semua negara yang memeluk Islam, terus menerus mengembangkan ilmunya, karena mereka sudah dicerahi Islam. Namun, sejarah membuktikan, setelah jatuhnya kalifat Cordoba, maka negara negara pemeluk Islam tidak lagi, meneruskan perkembangan ilmu pengetahuan sebagaimana mereka memajukannya saat itu. Setuju, bangsa kulit putih berhasil maju tekhnologis setelah Pencerahan (Enlightment, Aufklärung). Kalau Eropa berhasil maju kembali setelah sekularisasi, mengapa, negara negara Islam yang tetap beriman sama, malah tekhnologis mundur? Lihat negara negara Magrheb di Afrika utara? Bangla Desh, Pakistan..atau Indonesia? Dimnanakah motor imani yang dahulu sanggup menangkat budaya Islam sampai kepuncak? Salam danardono > > Ya memang begitulah, mas mas. Seperti Anda katakan. > > > > Perkembangan peradaban berjalan secara universal dan > > saling menjalar > > dari wilayah satu kewilayah lain, sehingga sulit > > dikatakan, bangsa > > anu menemukan ilmu anu. > > > > Pada saat yang hampir sama, peradaban Firaun, > > Sumeria, Iran, Tiongkok > > dan India. Yang PENTING, suatu perkembangan > > peradaban adalah hasil > > karya suatu budaya bangsa, misalnya Mesir kuno, > > Maya, Tiongkok, > > India, Iran dsb. BUKAN agama yang kebetulan dipeluk > > mayoritasnya. > > Penemuan teekhnik pembuatan porselen ditemukan di > > Tiongkok, apakah > > ini lalu ilmu Tao atau Konfucianisme? > > > > Perkembangan dahyat Jepang kini, juga tidak kita > > namakan, > > perkembangan ilmu Shinto. Kejayaan negara Shinto. > > Tidak kan? Atau > > perkembangan Eropa dan USA adalah perkembangannegara > > negara > > Kristiani? Tidak pula kan?. > > S
Re: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
maaf pak danardono, anda mengaku sebagai pengagum spinoza schopenhauer dan hermann hesse... tapi kok pernyataan-pernyataan anda lebih mirip renungan august comte dan nietszhe...? dua orang filsuf positivis dan eksistensialis yang tergolong rasionalis ekstrem... mereka mengatakan segala sesuatu yang dapat diindra oleh panca indra kita itulah yang rasional... sesuatu lainnya yang tak dapat dicerna panca indera kita tergolong irasional, termasuk tuhan... sebaliknya kita tahu spinoza memberi tempat pada spiritualisme, bahkan dia percaya adanya tuhan kendati dengan nama alam... bahwa ada sesuatu yang supra rasional... sesuatu yang tak dapat dicerna panca indra (rasio) tapi juga bukan irasional karena batin spiritual kita merasakan keberadaannya... nah, kalau kita baca sejarah peradaban manusia, spitualisme/agama itu mewarnai hampir semua peradaban mereka termasuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologinya... mulai dari asyiria, mesir kuno, tiongkok, romawi, persia, india sampai islam... satu-satunya peradaban yang "menolak" spiritualisme/agama adalah peradaban barat sekarang... ini karena ada sejarah traumatik hubungan spiritualisme/agama dan ilmu pengetahuan di masa lalu... tapi penolakan itu toh tak sepenuhnya... setelah era comte, perlahan-lahan para filsuf barat bisa menerima spiritualisme, kendati masih enggan dikait-kaitkan dengan agama... mengenai nama peradaban islam, saya kira itu cuma nama generik saja... islam itu artinya keselamatan/penyerahan diri... maka tak aneh dalam qur'an semua agama sebelumnya juga disebut islam = penyerahan diri kepada tuhan siapapun orang yang menyerahkan diri kepada tuhan disebut orang islam saya percaya peradaban-peradaban maju umat manusia dari dulu sampai sekarang adalah peradaban orang-orang yang menyerahkan diri kepada tuhan... (kalau dia mengakui ada zat yang maha tinggi di luar dirinya dan berbuat baik kepada sesama sebagai bukti cintanya kepada zat yang maha tinggi itu...) dan mensyukuri kurnia tuhan berupa akal... (kalau dia menggunakan akalnya untuk berpikir yang positif, maka dia tergolong mensyukuri kurnia tuhan kendati formalnya mungkin dia mengaku ateis, agnotis, dll...) dengan motivasi yang begitu tinggi itulah mereka mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi salam, At 06:06 AM 4/7/05 +, you wrote: >Ya memang begitulah, mas mas. Seperti Anda katakan. > >Perkembangan peradaban berjalan secara universal dan saling menjalar >dari wilayah satu kewilayah lain, sehingga sulit dikatakan, bangsa >anu menemukan ilmu anu. > >Pada saat yang hampir sama, peradaban Firaun, Sumeria, Iran, Tiongkok >dan India. Yang PENTING, suatu perkembangan peradaban adalah hasil >karya suatu budaya bangsa, misalnya Mesir kuno, Maya, Tiongkok, >India, Iran dsb. BUKAN agama yang kebetulan dipeluk mayoritasnya. >Penemuan teekhnik pembuatan porselen ditemukan di Tiongkok, apakah >ini lalu ilmu Tao atau Konfucianisme? > >Perkembangan dahyat Jepang kini, juga tidak kita namakan, >perkembangan ilmu Shinto. Kejayaan negara Shinto. Tidak kan? Atau >perkembangan Eropa dan USA adalah perkembangannegara negara >Kristiani? Tidak pula kan?. > >Ini yang sering disalah pahami, dan timbul julukan masa perkembangan >ilmu pengetahuan islami. Kejayaan negara Islam. > >Banyak theori ilmu pengetahuan modern ditemukan oleh orang Yahudi >penganut agama Yahudi di Israel, namun ilmu yang ditemukannya, adalah >ilmu fisika, kedokteran, biologi, ekonomi, dll, bukan ilmu Yahudi. >Tidak menandakan kejayaan negara Yahudi. Kejayaan USA bukanlah >kejayaan negara Kristen. Demikian juga Eropa. Jepang. Perkembangan IT >kini di India, bukanlah kejayaan negara Hindu. > >Salam > >danardono > Yahoo! Groups Sponsor ~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~-> *** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
once again..u have made excellent points..Mbah.. anyway, scr psikologis bisa dipahami, akar pemahaman budaya dari Islam berbeda dari pemahaman budaya dari bgs2 lain, masalahnya Islam selalu mengkaitkan semua aspek dengan keIslamannya, akan tetapi jika diperhadapkan dengan realitas sosial/peradaban, kemajuan tehnologi/ilmu pengetahuan yang ada saat ini dibanding dengan negara2 lain, seperti eropa, amerika, china, jepang.., peradaban Islam mungkin kalah jauh, bahkan tertinggal jauh dibelakang, contohnya..negara arab selama ini mengandalkan sumber daya alamnya, tetapi kemampuan untuk invention dan tehnologi bahkan pengembangan sumber daya manusianya ketinggalan dengan negara2 lain, , negara singapore termasuk neg tanpa sumber daya alam, luas tanahnya juga kecil, tapi bisa jadi neg perdagangan yang diakui dunia, sehingga banyak orang mengkhayalkan kembali dunia kejayaan islam (yang pada dasarnya kejayaan itu hanya bersifat lokal dan dikenal hanya dikalangan Islam sendiri) hal-hal tersebut timbul dari rasa inferioritas, mungkin kehilangan identitas, ingin mengeklusifkan diri karena melihat perkembangan peradaban dunia saat ini, dana rasa ketakutan berlebihan terhadap segala sesuatu yang bukan Islam, actually perhaps there're two choices.. either they mingled, blend, or keep up with the rest of world or they just left behind.. "RM Danardono HADINOTO"To: ppiindia@yahoogroups.com <[EMAIL PROTECTED]cc: oo.de> Subject: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah 04/07/2005 01:06 Islamiyah PM Please respond to ppiindia Ya memang begitulah, mas mas. Seperti Anda katakan. Perkembangan peradaban berjalan secara universal dan saling menjalar dari wilayah satu kewilayah lain, sehingga sulit dikatakan, bangsa anu menemukan ilmu anu. Pada saat yang hampir sama, peradaban Firaun, Sumeria, Iran, Tiongkok dan India. Yang PENTING, suatu perkembangan peradaban adalah hasil karya suatu budaya bangsa, misalnya Mesir kuno, Maya, Tiongkok, India, Iran dsb. BUKAN agama yang kebetulan dipeluk mayoritasnya. Penemuan teekhnik pembuatan porselen ditemukan di Tiongkok, apakah ini lalu ilmu Tao atau Konfucianisme? Perkembangan dahyat Jepang kini, juga tidak kita namakan, perkembangan ilmu Shinto. Kejayaan negara Shinto. Tidak kan? Atau perkembangan Eropa dan USA adalah perkembangannegara negara Kristiani? Tidak pula kan?. Ini yang sering disalah pahami, dan timbul julukan masa perkembangan ilmu pengetahuan islami. Kejayaan negara Islam. Banyak theori ilmu pengetahuan modern ditemukan oleh orang Yahudi penganut agama Yahudi di Israel, namun ilmu yang ditemukannya, adalah ilmu fisika, kedokteran, biologi, ekonomi, dll, bukan ilmu Yahudi. Tidak menandakan kejayaan negara Yahudi. Kejayaan USA bukanlah kejayaan negara Kristen. Demikian juga Eropa. Jepang. Perkembangan IT kini di India, bukanlah kejayaan negara Hindu. Salam danardono --- In ppiindia@yahoogroups.com, Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > setuju bung bobby... > > kalau pake bahasa anak-anak muda dari partai rakyat demokratik (prd), > setiap nabi itu progresif revolusioner hehehe... > > mereka selalu membawa perubahan besar pada zamannya > masing-masing... > > manusia biasa paling banter cuma jadi reformer/pembaru... itupun > harus menanggung resiko dicap kufur, bid'ah, dan sejenisnya... itulah > nasib yang pernah menimpa martin luther, ahmad dahlan, dll... > > salam, > > > At 07:43 AM 4/6/05 -0700, you wrote: > > >Orang barat menyebut angka yg dipakai angka arab, orang Arab menyebutnya > >angka India. > >Orang-orang Arab di barat (berpusat di Spanyol) belum mengenal angka nul, > >mereka mengenal angka nul dari orang-orang Arab di timur (berpusat di > >Bagdad). Sehingga awalnya bule-bule jg nggak kenal angka nul. > > > >Al - Khawarizmi menulis 2 buku yg sangat terkenal, darinya dikenal aljabar > >dan algoritma spt ditulis Nizami. Selain Al-Khawariz
Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
--- In ppiindia@yahoogroups.com, A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > ..Begitu. Islam maju karena melaksanakan ajaran agama Islam, seperti membaca, menuntut ilmu, berjuang, dsb, dan mundur ketika ummatnya meninggalkan ajaran Islam. DH: kalau kita resuskan logika ini, maka seharusnya, semua negara yang memeluk Islam, terus menerus mengembangkan ilmunya, karena mereka sudah dicerahi Islam. Namun, sejarah membuktikan, setelah jatuhnya kalifat Cordoba, maka negara negara pemeluk Islam tidak lagi, meneruskan perkembangan ilmu pengetahuan sebagaimana mereka memajukannya saat itu. Setuju, bangsa kulit putih berhasil maju tekhnologis setelah Pencerahan (Enlightment, Aufklärung). Kalau Eropa berhasil maju kembali setelah sekularisasi, mengapa, negara negara Islam yang tetap beriman sama, malah tekhnologis mundur? Lihat negara negara Magrheb di Afrika utara? Bangla Desh, Pakistan..atau Indonesia? Dimnanakah motor imani yang dahulu sanggup menangkat budaya Islam sampai kepuncak? Salam danardono > > Ya memang begitulah, mas mas. Seperti Anda katakan. > > > > Perkembangan peradaban berjalan secara universal dan > > saling menjalar > > dari wilayah satu kewilayah lain, sehingga sulit > > dikatakan, bangsa > > anu menemukan ilmu anu. > > > > Pada saat yang hampir sama, peradaban Firaun, > > Sumeria, Iran, Tiongkok > > dan India. Yang PENTING, suatu perkembangan > > peradaban adalah hasil > > karya suatu budaya bangsa, misalnya Mesir kuno, > > Maya, Tiongkok, > > India, Iran dsb. BUKAN agama yang kebetulan dipeluk > > mayoritasnya. > > Penemuan teekhnik pembuatan porselen ditemukan di > > Tiongkok, apakah > > ini lalu ilmu Tao atau Konfucianisme? > > > > Perkembangan dahyat Jepang kini, juga tidak kita > > namakan, > > perkembangan ilmu Shinto. Kejayaan negara Shinto. > > Tidak kan? Atau > > perkembangan Eropa dan USA adalah perkembangannegara > > negara > > Kristiani? Tidak pula kan?. > > Sebelum Islam datang, bangsa Arab adalah bangsa nomad > yang bodoh. Saling berperang satu sama lain. Berada > dalam jajahan Romawi dan Persia. Tapi begitu agama > Islam datang dengan ajaran "iqra'" (perintah membaca), > menuntut ilmu wajib bagi muslim pria dan muslim > wanita, serta berjuang sekuat tenaga (jihad), maka > bangsa Arab segera menjadi bangsa yang bukan saja > melek huruf, tapi juga mempunyai banyak perpustakaan > serta mengembangkan ilmu pengetahuan. Akhirnya bukan > saja lepas dari penjajahan Romawi dan Persia, tapi > juga menundukkan keduanya bahkan kekuasaannya sampai > portugis dan spanyol. > > Kenapa perkembangan Eropa dan AS tidak dinamakan > perkembangan Kristiani? > > Karena sebelum agama Kristen masuk, peradaban Eropa > (Yunani dan Romawi) begitu tinggi. Mereka menguasai > wilayah sekitarnya. Tapi begitu agama Kristen masuk, > Eropa langsung masuk ke dalam abad kegelapan (Dark > Ages). Galileo diancam hukuman mati oleh para > pendeta(begitu pula dgn Nicolao Copernicus) hanya > karena mengatakan bumi itu bulat. Para pendeta > beranggapan bumi itu datar. > > Akhirnya, setelah diadakan gerakan sekularisasi > (pemisahan agama dengan negara), baru Eropa bisa maju. > > Begitu. > Islam maju karena melaksanakan ajaran agama Islam, > seperti membaca, menuntut ilmu, berjuang, dsb, dan > mundur ketika ummatnya meninggalkan ajaran Islam. > > Sebaliknya, Eropa masuk Dark Ages ketika para pendeta > berkuasa, dan maju ketika memisahkan agama dari negara > (sekularisasi) > > > Bacalah artikel tentang Islam di: > http://www.nizami.org > > > > __ > Yahoo! Messenger > Show us what our next emoticon should look like. Join the fun. > http://www.advision.webevents.yahoo.com/emoticontest Yahoo! Groups Sponsor ~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~-> *** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://do
Re: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
Kalo pas pengajian dulu mah, pernah dikritisi sma ustadnya, pepatah Belajar sampai ke negeri China itu adalah pepatah Arab, udah lama beredar dari jaman sebelum Nabi. Jadi kalo para sahabat atau nabi pernah mengucapkan sih, ya, nggak heran. Saya juga pernah menemukan kalimat ini di buku kumpulan pepatah bahasa Arab. Judul buku lupa, udah dari jaman kuliah, pinjeman pula, dari bokapnya teman yg orang gontor. Ntar kalo udah ada rujukan pasti, saya update lagi datanya. salam, Ari Condro - Original Message - From: "abu abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]> hadist mengenai "belajar sampai ke negeri cina" itu ga ada, kemaren juga dipakai oleh mas ari condro dan saya tanya (krn saya ga tau perawinya -sebagai pendukung sebuah hadist-) ke mas ari ternyata beliau juga ga tau :) so..tolong jangan pake data (hadist) yang satu itu. Yahoo! Groups Sponsor ~--> Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~-> *** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
hadist mengenai "belajar sampai ke negeri cina" itu ga ada, kemaren juga dipakai oleh mas ari condro dan saya tanya (krn saya ga tau perawinya -sebagai pendukung sebuah hadist-) ke mas ari ternyata beliau juga ga tau :) so..tolong jangan pake data (hadist) yang satu itu. Robertus Budiarto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:Orang barat menyebut angka yg dipakai angka arab, orang Arab menyebutnya angka India. Orang-orang Arab di barat (berpusat di Spanyol) belum mengenal angka nul, mereka mengenal angka nul dari orang-orang Arab di timur (berpusat di Bagdad). Sehingga awalnya bule-bule jg nggak kenal angka nul. Al - Khawarizmi menulis 2 buku yg sangat terkenal, darinya dikenal aljabar dan algoritma spt ditulis Nizami. Selain Al-Khawarizmi masih banyak cendekiawan dan ilmuwan lain. Hal ini tidak aneh karena banyak Hadis yg memberi semangat pada ilmu pengetahuan spt: Carilah ilmu pengetahuan mulai dari ayunan sampai ke liang lahat Carilah ilmu pengetahuan walaupun sejauh Cina Orang berilmu walaupun sedikit, lebih baik daripada orang yang banyak ibadah Seorang alim (berilmu) tujuh puluh kali lebih tinggi derajatnya daripada seorang abid (yg banyak beribadah). Itu lah yang aku baca (salah satunya dari buku Islam Rasional oleh Prof Dr Harun Nasution, percetakan MIZAN). Kalau melihat begini aku jadi bertanya mengapa orang-orang seperti Cak Nur, Gus Dur, Ulil A Abdala, dll masih banyak jg dimaki-maki sesama muslim Aneh Kalau membaca hadis di atas, jelas sekali Ulil itu tidaklah terlalu liberal. Kalau Nabi Muhammad sudah mengatakan belajarlah sampai ke negeri orang kafir (Cina) pada lebih dari 1400 tahun lalu, gimana opini-opini kaya Ulil itu bisa dibilang murtad dan ada yg memberi fatwa mati segala... Bener-bener aneh Sekali lagi 1400 tahun lalu... Ulil kok liberal, progresif..??? . nggak ada apa-apanya lah dibanding dengan Nabi Muhammad..! Lalu kok bisa kaya gini sekarang? Salah satu jawaban dari Prof Harun, Islam emang sangat maju di jaman Islam Klasik (650-1250 M) tapi setelah itu (1250-1800 M) jadi kolot konservatif, karena pemikiran rasional diganti pemikiran tradisional yang sempit. Di tempat lain ada yg mengatakan: sebabnya karena budaya berfilsafat dimatikan. filsafat spekulatif diharamkan. Sungguh sayang. Padahal Islam bisa membantu banyak menghilangkan racun-racun budaya modern. Islam sebenarnya dapat berdampingan dengan Pemikir-Pemikir Barat misalnya Mazab Frankfurt (Misalnya Frankfurter Schule : Horkheimer, Adorno, Herbert Marcuse, Juergen Habermas dkk) yang terus menerus mencoba lebih memanusiakan jaman. Yang lebih membebaskan. Logika Nizami betul sekali. Kalau orang arab dianggap tidak menemukan apa-apa, maka orang barat jg bisa dianggap demikian. Bule-bule dulu jelas masih bego dibanding arab-arab. Tapi justru itu ironisnya, kenapa sekarang mereka lebih maju? Mungkinkah ini bukti kebenaran bahwa roda selalu beputar??? Lalu kapan nasib tanah air tercinta ini naik ke atas? Daripada kita saling menggelembungkan NARSISME kita, saling merendahkan. Mari kita berdoa bersama untuk perbaikan nasib ibu pertiwi ini. Siapa tahu Allah mulai "mengerti" kita karena suara keras kita yang saling memaki semakin meredup. Wassalam Bobby Budiarto A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Orang Barat saja mengaku bahwa angka yang dipakainya adalah "ARABIC NUMERAL" (baca: Islam), yang berarti angka Arab. Orang Barat juga yang menyebut beberapa ilmu sebagai "ALGEBRA" (Aljabar), "ALGORITHM" (Algoritma), dll. Kalau anda mengatakan bahwa ummat Islam/Arab tidak menemukan apa2 karena sekedar mengambil ilmu Persia, dll, ya berarti Barat juga tidak menemukan apa2 karena hanya mengambil ilmu dari Islam seperti angka Arab, Aljabar, algoritma, dll. Menurut saya, orang berbudi adalah orang yang tidak lupa darimana ilmu tsb dia dapat. Menyangkal pemberian/ilmu dari pihak lain adalah perbuatan amoral. --- Samudjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Maksudnya diterjemahkan ke bahasa Arab, bukan > diklaim > Kebudayaan Islam tidak dikenal sebagai pengklaim > ilmu > Berkali-kali dalam AlQuran dikatakan > "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, maka kamu jangan > termasuk orang yang > ragu-ragu" > Sehingga merangsang orang Islam (jadul) menuntut > ilmu demikian juga berbagai > pengungkapan fenomena alam dalam AlQuran. > Dari sana berkembanglah ilmu Astronomi sebagai upaya > manusia untuk mengerti > kedudukan mereka di alam ini. > Kemudian Islam menjadi pemegang obor keilmuan selama > beberapa abad sampai > Baghdad sebagai pusat dokumentasi keilmuan hancur > dalam waktu 3 hari invasi > bangsa Mongol, sungai tigris berubah warnanya > menjadi hitam akibat > lunturnya tinta dari buku-buku yang dibuang disana > Ilmu kedokteran kemudian berkembang di Andalusia, > Ibnu Sina menulis buku > pengobatan dengan sangat teliti, sehingga sampai > abad ke 17 menjadi text > book yang penting di dunia kedokteran. > Ada ilmu yang secara spesifik dilarang dikembangkan > oleh AlQuran, ilmu > tersebut
Re: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
--- RM Danardono HADINOTO <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ya memang begitulah, mas mas. Seperti Anda katakan. > > Perkembangan peradaban berjalan secara universal dan > saling menjalar > dari wilayah satu kewilayah lain, sehingga sulit > dikatakan, bangsa > anu menemukan ilmu anu. > > Pada saat yang hampir sama, peradaban Firaun, > Sumeria, Iran, Tiongkok > dan India. Yang PENTING, suatu perkembangan > peradaban adalah hasil > karya suatu budaya bangsa, misalnya Mesir kuno, > Maya, Tiongkok, > India, Iran dsb. BUKAN agama yang kebetulan dipeluk > mayoritasnya. > Penemuan teekhnik pembuatan porselen ditemukan di > Tiongkok, apakah > ini lalu ilmu Tao atau Konfucianisme? > > Perkembangan dahyat Jepang kini, juga tidak kita > namakan, > perkembangan ilmu Shinto. Kejayaan negara Shinto. > Tidak kan? Atau > perkembangan Eropa dan USA adalah perkembangannegara > negara > Kristiani? Tidak pula kan?. Sebelum Islam datang, bangsa Arab adalah bangsa nomad yang bodoh. Saling berperang satu sama lain. Berada dalam jajahan Romawi dan Persia. Tapi begitu agama Islam datang dengan ajaran "iqra'" (perintah membaca), menuntut ilmu wajib bagi muslim pria dan muslim wanita, serta berjuang sekuat tenaga (jihad), maka bangsa Arab segera menjadi bangsa yang bukan saja melek huruf, tapi juga mempunyai banyak perpustakaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan. Akhirnya bukan saja lepas dari penjajahan Romawi dan Persia, tapi juga menundukkan keduanya bahkan kekuasaannya sampai portugis dan spanyol. Kenapa perkembangan Eropa dan AS tidak dinamakan perkembangan Kristiani? Karena sebelum agama Kristen masuk, peradaban Eropa (Yunani dan Romawi) begitu tinggi. Mereka menguasai wilayah sekitarnya. Tapi begitu agama Kristen masuk, Eropa langsung masuk ke dalam abad kegelapan (Dark Ages). Galileo diancam hukuman mati oleh para pendeta(begitu pula dgn Nicolao Copernicus) hanya karena mengatakan bumi itu bulat. Para pendeta beranggapan bumi itu datar. Akhirnya, setelah diadakan gerakan sekularisasi (pemisahan agama dengan negara), baru Eropa bisa maju. Begitu. Islam maju karena melaksanakan ajaran agama Islam, seperti membaca, menuntut ilmu, berjuang, dsb, dan mundur ketika ummatnya meninggalkan ajaran Islam. Sebaliknya, Eropa masuk Dark Ages ketika para pendeta berkuasa, dan maju ketika memisahkan agama dari negara (sekularisasi) Bacalah artikel tentang Islam di: http://www.nizami.org __ Yahoo! Messenger Show us what our next emoticon should look like. Join the fun. http://www.advision.webevents.yahoo.com/emoticontest Yahoo! Groups Sponsor ~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM ~-> *** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *** __ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: [EMAIL PROTECTED] 5. No-email/web only: [EMAIL PROTECTED] 6. kembali menerima email: [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
Ya memang begitulah, mas mas. Seperti Anda katakan. Perkembangan peradaban berjalan secara universal dan saling menjalar dari wilayah satu kewilayah lain, sehingga sulit dikatakan, bangsa anu menemukan ilmu anu. Pada saat yang hampir sama, peradaban Firaun, Sumeria, Iran, Tiongkok dan India. Yang PENTING, suatu perkembangan peradaban adalah hasil karya suatu budaya bangsa, misalnya Mesir kuno, Maya, Tiongkok, India, Iran dsb. BUKAN agama yang kebetulan dipeluk mayoritasnya. Penemuan teekhnik pembuatan porselen ditemukan di Tiongkok, apakah ini lalu ilmu Tao atau Konfucianisme? Perkembangan dahyat Jepang kini, juga tidak kita namakan, perkembangan ilmu Shinto. Kejayaan negara Shinto. Tidak kan? Atau perkembangan Eropa dan USA adalah perkembangannegara negara Kristiani? Tidak pula kan?. Ini yang sering disalah pahami, dan timbul julukan masa perkembangan ilmu pengetahuan islami. Kejayaan negara Islam. Banyak theori ilmu pengetahuan modern ditemukan oleh orang Yahudi penganut agama Yahudi di Israel, namun ilmu yang ditemukannya, adalah ilmu fisika, kedokteran, biologi, ekonomi, dll, bukan ilmu Yahudi. Tidak menandakan kejayaan negara Yahudi. Kejayaan USA bukanlah kejayaan negara Kristen. Demikian juga Eropa. Jepang. Perkembangan IT kini di India, bukanlah kejayaan negara Hindu. Salam danardono --- In ppiindia@yahoogroups.com, Nugroho Dewanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > setuju bung bobby... > > kalau pake bahasa anak-anak muda dari partai rakyat demokratik (prd), > setiap nabi itu progresif revolusioner hehehe... > > mereka selalu membawa perubahan besar pada zamannya > masing-masing... > > manusia biasa paling banter cuma jadi reformer/pembaru... itupun > harus menanggung resiko dicap kufur, bid'ah, dan sejenisnya... itulah > nasib yang pernah menimpa martin luther, ahmad dahlan, dll... > > salam, > > > At 07:43 AM 4/6/05 -0700, you wrote: > > >Orang barat menyebut angka yg dipakai angka arab, orang Arab menyebutnya > >angka India. > >Orang-orang Arab di barat (berpusat di Spanyol) belum mengenal angka nul, > >mereka mengenal angka nul dari orang-orang Arab di timur (berpusat di > >Bagdad). Sehingga awalnya bule-bule jg nggak kenal angka nul. > > > >Al - Khawarizmi menulis 2 buku yg sangat terkenal, darinya dikenal aljabar > >dan algoritma spt ditulis Nizami. Selain Al-Khawarizmi masih banyak > >cendekiawan dan ilmuwan lain. Hal ini tidak aneh karena banyak Hadis yg > >memberi semangat pada ilmu pengetahuan spt: > > > >Carilah ilmu pengetahuan mulai dari ayunan sampai ke liang lahat > >Carilah ilmu pengetahuan walaupun sejauh Cina > >Orang berilmu walaupun sedikit, lebih baik daripada orang yang banyak ibadah > >Seorang alim (berilmu) tujuh puluh kali lebih tinggi derajatnya daripada > >seorang abid (yg banyak beribadah). > > > >Itu lah yang aku baca (salah satunya dari buku Islam Rasional oleh Prof Dr > >Harun Nasution, percetakan MIZAN). Kalau melihat begini aku jadi bertanya > >mengapa orang-orang seperti Cak Nur, Gus Dur, Ulil A Abdala, dll masih > >banyak jg dimaki-maki sesama muslim Aneh Kalau membaca hadis di > >atas, jelas sekali Ulil itu tidaklah terlalu liberal. Kalau Nabi Muhammad > >sudah mengatakan belajarlah sampai ke negeri orang kafir (Cina) pada lebih > >dari 1400 tahun lalu, gimana opini-opini kaya Ulil itu bisa dibilang > >murtad dan ada yg memberi fatwa mati segala... Bener-bener > >aneh Sekali lagi 1400 tahun lalu... Ulil kok liberal, progresif..??? > >. nggak ada apa-apanya lah dibanding dengan Nabi Muhammad..! > > > >Lalu kok bisa kaya gini sekarang? Salah satu jawaban dari Prof Harun, > >Islam emang sangat maju di jaman Islam Klasik (650-1250 M) tapi setelah > >itu (1250-1800 M) jadi kolot konservatif, karena pemikiran rasional > >diganti pemikiran tradisional yang sempit. > > > >Di tempat lain ada yg mengatakan: sebabnya karena budaya berfilsafat > >dimatikan. filsafat spekulatif diharamkan. > > > >Sungguh sayang. Padahal Islam bisa membantu banyak menghilangkan > >racun-racun budaya modern. Islam sebenarnya dapat berdampingan dengan > >Pemikir-Pemikir Barat misalnya Mazab Frankfurt (Misalnya Frankfurter > >Schule : Horkheimer, Adorno, Herbert Marcuse, Juergen Habermas dkk) yang > >terus menerus mencoba lebih memanusiakan jaman. Yang lebih membebaskan. > > > >Logika Nizami betul sekali. Kalau orang arab dianggap tidak menemukan > >apa-apa, maka orang barat jg bisa dianggap demikian. Bule-bule dulu jelas > >masih bego dibanding arab-arab. Tapi justru itu ironisnya, kenapa sekarang > >mereka lebih maju? Mungkinkah ini bukti kebenaran bahwa roda selalu > >beputar??? Lalu kapan nasib tanah air tercinta ini naik ke atas? > > > >Daripada kita saling menggelembungkan NARSISME kita, saling > >merendahkan. Mari kita berdoa bersama untuk perbaikan nasib ibu pertiwi > >ini. Siapa tahu Allah mulai "mengerti" kita karena suara keras kita yang > >saling memaki semakin
Re: Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
setuju bung bobby... kalau pake bahasa anak-anak muda dari partai rakyat demokratik (prd), setiap nabi itu progresif revolusioner hehehe... mereka selalu membawa perubahan besar pada zamannya masing-masing... manusia biasa paling banter cuma jadi reformer/pembaru... itupun harus menanggung resiko dicap kufur, bid'ah, dan sejenisnya... itulah nasib yang pernah menimpa martin luther, ahmad dahlan, dll... salam, At 07:43 AM 4/6/05 -0700, you wrote: >Orang barat menyebut angka yg dipakai angka arab, orang Arab menyebutnya >angka India. >Orang-orang Arab di barat (berpusat di Spanyol) belum mengenal angka nul, >mereka mengenal angka nul dari orang-orang Arab di timur (berpusat di >Bagdad). Sehingga awalnya bule-bule jg nggak kenal angka nul. > >Al - Khawarizmi menulis 2 buku yg sangat terkenal, darinya dikenal aljabar >dan algoritma spt ditulis Nizami. Selain Al-Khawarizmi masih banyak >cendekiawan dan ilmuwan lain. Hal ini tidak aneh karena banyak Hadis yg >memberi semangat pada ilmu pengetahuan spt: > >Carilah ilmu pengetahuan mulai dari ayunan sampai ke liang lahat >Carilah ilmu pengetahuan walaupun sejauh Cina >Orang berilmu walaupun sedikit, lebih baik daripada orang yang banyak ibadah >Seorang alim (berilmu) tujuh puluh kali lebih tinggi derajatnya daripada >seorang abid (yg banyak beribadah). > >Itu lah yang aku baca (salah satunya dari buku Islam Rasional oleh Prof Dr >Harun Nasution, percetakan MIZAN). Kalau melihat begini aku jadi bertanya >mengapa orang-orang seperti Cak Nur, Gus Dur, Ulil A Abdala, dll masih >banyak jg dimaki-maki sesama muslim Aneh Kalau membaca hadis di >atas, jelas sekali Ulil itu tidaklah terlalu liberal. Kalau Nabi Muhammad >sudah mengatakan belajarlah sampai ke negeri orang kafir (Cina) pada lebih >dari 1400 tahun lalu, gimana opini-opini kaya Ulil itu bisa dibilang >murtad dan ada yg memberi fatwa mati segala... Bener-bener >aneh Sekali lagi 1400 tahun lalu... Ulil kok liberal, progresif..??? >. nggak ada apa-apanya lah dibanding dengan Nabi Muhammad..! > >Lalu kok bisa kaya gini sekarang? Salah satu jawaban dari Prof Harun, >Islam emang sangat maju di jaman Islam Klasik (650-1250 M) tapi setelah >itu (1250-1800 M) jadi kolot konservatif, karena pemikiran rasional >diganti pemikiran tradisional yang sempit. > >Di tempat lain ada yg mengatakan: sebabnya karena budaya berfilsafat >dimatikan. filsafat spekulatif diharamkan. > >Sungguh sayang. Padahal Islam bisa membantu banyak menghilangkan >racun-racun budaya modern. Islam sebenarnya dapat berdampingan dengan >Pemikir-Pemikir Barat misalnya Mazab Frankfurt (Misalnya Frankfurter >Schule : Horkheimer, Adorno, Herbert Marcuse, Juergen Habermas dkk) yang >terus menerus mencoba lebih memanusiakan jaman. Yang lebih membebaskan. > >Logika Nizami betul sekali. Kalau orang arab dianggap tidak menemukan >apa-apa, maka orang barat jg bisa dianggap demikian. Bule-bule dulu jelas >masih bego dibanding arab-arab. Tapi justru itu ironisnya, kenapa sekarang >mereka lebih maju? Mungkinkah ini bukti kebenaran bahwa roda selalu >beputar??? Lalu kapan nasib tanah air tercinta ini naik ke atas? > >Daripada kita saling menggelembungkan NARSISME kita, saling >merendahkan. Mari kita berdoa bersama untuk perbaikan nasib ibu pertiwi >ini. Siapa tahu Allah mulai "mengerti" kita karena suara keras kita yang >saling memaki semakin meredup. > >Wassalam >Bobby Budiarto > > > > > >A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >Orang Barat saja mengaku bahwa angka yang dipakainya >adalah "ARABIC NUMERAL" (baca: Islam), yang berarti >angka Arab. > >Orang Barat juga yang menyebut beberapa ilmu sebagai >"ALGEBRA" (Aljabar), "ALGORITHM" (Algoritma), dll. > >Kalau anda mengatakan bahwa ummat Islam/Arab tidak >menemukan apa2 karena sekedar mengambil ilmu Persia, >dll, ya berarti Barat juga tidak menemukan apa2 karena >hanya mengambil ilmu dari Islam seperti angka Arab, >Aljabar, algoritma, dll. > >Menurut saya, orang berbudi adalah orang yang tidak >lupa darimana ilmu tsb dia dapat. Menyangkal >pemberian/ilmu dari pihak lain adalah perbuatan >amoral. > >--- Samudjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Maksudnya diterjemahkan ke bahasa Arab, bukan > > diklaim > > Kebudayaan Islam tidak dikenal sebagai pengklaim > > ilmu > > Berkali-kali dalam AlQuran dikatakan > > "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, maka kamu jangan > > termasuk orang yang > > ragu-ragu" > > Sehingga merangsang orang Islam (jadul) menuntut > > ilmu demikian juga berbagai > > pengungkapan fenomena alam dalam AlQuran. > > Dari sana berkembanglah ilmu Astronomi sebagai upaya > > manusia untuk mengerti > > kedudukan mereka di alam ini. > > Kemudian Islam menjadi pemegang obor keilmuan selama > > beberapa abad sampai > > Baghdad sebagai pusat dokumentasi keilmuan hancur > > dalam waktu 3 hari invasi > > bangsa Mongol, sungai tigris berubah warnanya > > menjadi hitam akibat > > lunturnya tinta dari buku-buku yang dibuang disana > > Ilmu kedokteran kemudi
Nabi Lebih Liberal Progresif daripada Ulil Re: [ppiindia] Kejayaan Negara Islam - Re: Absurditas Khilafah Islamiyah
Orang barat menyebut angka yg dipakai angka arab, orang Arab menyebutnya angka India. Orang-orang Arab di barat (berpusat di Spanyol) belum mengenal angka nul, mereka mengenal angka nul dari orang-orang Arab di timur (berpusat di Bagdad). Sehingga awalnya bule-bule jg nggak kenal angka nul. Al - Khawarizmi menulis 2 buku yg sangat terkenal, darinya dikenal aljabar dan algoritma spt ditulis Nizami. Selain Al-Khawarizmi masih banyak cendekiawan dan ilmuwan lain. Hal ini tidak aneh karena banyak Hadis yg memberi semangat pada ilmu pengetahuan spt: Carilah ilmu pengetahuan mulai dari ayunan sampai ke liang lahat Carilah ilmu pengetahuan walaupun sejauh Cina Orang berilmu walaupun sedikit, lebih baik daripada orang yang banyak ibadah Seorang alim (berilmu) tujuh puluh kali lebih tinggi derajatnya daripada seorang abid (yg banyak beribadah). Itu lah yang aku baca (salah satunya dari buku Islam Rasional oleh Prof Dr Harun Nasution, percetakan MIZAN). Kalau melihat begini aku jadi bertanya mengapa orang-orang seperti Cak Nur, Gus Dur, Ulil A Abdala, dll masih banyak jg dimaki-maki sesama muslim Aneh Kalau membaca hadis di atas, jelas sekali Ulil itu tidaklah terlalu liberal. Kalau Nabi Muhammad sudah mengatakan belajarlah sampai ke negeri orang kafir (Cina) pada lebih dari 1400 tahun lalu, gimana opini-opini kaya Ulil itu bisa dibilang murtad dan ada yg memberi fatwa mati segala... Bener-bener aneh Sekali lagi 1400 tahun lalu... Ulil kok liberal, progresif..??? . nggak ada apa-apanya lah dibanding dengan Nabi Muhammad..! Lalu kok bisa kaya gini sekarang? Salah satu jawaban dari Prof Harun, Islam emang sangat maju di jaman Islam Klasik (650-1250 M) tapi setelah itu (1250-1800 M) jadi kolot konservatif, karena pemikiran rasional diganti pemikiran tradisional yang sempit. Di tempat lain ada yg mengatakan: sebabnya karena budaya berfilsafat dimatikan. filsafat spekulatif diharamkan. Sungguh sayang. Padahal Islam bisa membantu banyak menghilangkan racun-racun budaya modern. Islam sebenarnya dapat berdampingan dengan Pemikir-Pemikir Barat misalnya Mazab Frankfurt (Misalnya Frankfurter Schule : Horkheimer, Adorno, Herbert Marcuse, Juergen Habermas dkk) yang terus menerus mencoba lebih memanusiakan jaman. Yang lebih membebaskan. Logika Nizami betul sekali. Kalau orang arab dianggap tidak menemukan apa-apa, maka orang barat jg bisa dianggap demikian. Bule-bule dulu jelas masih bego dibanding arab-arab. Tapi justru itu ironisnya, kenapa sekarang mereka lebih maju? Mungkinkah ini bukti kebenaran bahwa roda selalu beputar??? Lalu kapan nasib tanah air tercinta ini naik ke atas? Daripada kita saling menggelembungkan NARSISME kita, saling merendahkan. Mari kita berdoa bersama untuk perbaikan nasib ibu pertiwi ini. Siapa tahu Allah mulai "mengerti" kita karena suara keras kita yang saling memaki semakin meredup. Wassalam Bobby Budiarto A Nizami <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Orang Barat saja mengaku bahwa angka yang dipakainya adalah "ARABIC NUMERAL" (baca: Islam), yang berarti angka Arab. Orang Barat juga yang menyebut beberapa ilmu sebagai "ALGEBRA" (Aljabar), "ALGORITHM" (Algoritma), dll. Kalau anda mengatakan bahwa ummat Islam/Arab tidak menemukan apa2 karena sekedar mengambil ilmu Persia, dll, ya berarti Barat juga tidak menemukan apa2 karena hanya mengambil ilmu dari Islam seperti angka Arab, Aljabar, algoritma, dll. Menurut saya, orang berbudi adalah orang yang tidak lupa darimana ilmu tsb dia dapat. Menyangkal pemberian/ilmu dari pihak lain adalah perbuatan amoral. --- Samudjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Maksudnya diterjemahkan ke bahasa Arab, bukan > diklaim > Kebudayaan Islam tidak dikenal sebagai pengklaim > ilmu > Berkali-kali dalam AlQuran dikatakan > "Kebenaran itu datang dari Tuhanmu, maka kamu jangan > termasuk orang yang > ragu-ragu" > Sehingga merangsang orang Islam (jadul) menuntut > ilmu demikian juga berbagai > pengungkapan fenomena alam dalam AlQuran. > Dari sana berkembanglah ilmu Astronomi sebagai upaya > manusia untuk mengerti > kedudukan mereka di alam ini. > Kemudian Islam menjadi pemegang obor keilmuan selama > beberapa abad sampai > Baghdad sebagai pusat dokumentasi keilmuan hancur > dalam waktu 3 hari invasi > bangsa Mongol, sungai tigris berubah warnanya > menjadi hitam akibat > lunturnya tinta dari buku-buku yang dibuang disana > Ilmu kedokteran kemudian berkembang di Andalusia, > Ibnu Sina menulis buku > pengobatan dengan sangat teliti, sehingga sampai > abad ke 17 menjadi text > book yang penting di dunia kedokteran. > Ada ilmu yang secara spesifik dilarang dikembangkan > oleh AlQuran, ilmu > tersebut pertama kali dikembangkan di negeri Babil > yaitu ilmu sihir. > Termasuk didalamnya adalah apa yang diperagakan > dalam acara TV Hypnotis > Pada masa kerajaan Islam yang terakhir di Turki, > berkembang ilmu tata kelola > agraria sebagai upaya manusia untuk menetapkan hak > atas sebidang tanah, > arsipnya sedemik