Re: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN
Sanak ANB jo sanak2 sa palanta yth Gagasan pak Muhammad Natsir itu brilliant krn juga bersifat inklusif, menampung semua kelompok yg beragam dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dapat dimaklumi kalau tidak ada resistensi thd NKRI itu secara besar2an, tapi mulai terjadi gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis, Gerakan APRA, Gerakan RMS. Kejatuhan kabinet Natsir menurut salah satu sumber karena "adanya mosi tidak percaya dari PNI menyangkut pencabutan Peraturan Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS. PNI menganggap peraturan pemerintah No. 39 th 1950 mengenai DPRD terlalu menguntungkan Masyumi. Mosi tersebut disetujui parlemen sehingga Kabinet Natsir harus mengembalikan mandatnya kepada Presiden." Jadi, amat disayangkan karena pembahasan ttg peraturan pemerintah itu kelihatannya tidak menyeluruh sehingga digunakan oleh pihak oposisi (PNI) untuk menjatuhkan kabinet. Atas dasar itu saya melihat pentingnya ditumbuh-kembangkan kemampuan bernegosiasi dan mengatasi konflik untuk keberlanjutan suatu pemerintahan Salam FMNS L65bdg Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Akmal Nasery Basral Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sun, 21 Jul 2013 13:28:49 To: rantaunet@googlegroups.com Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN Betul sekali Pak FMNS, terima kasih atas penjelasannya. Pertanyaan ambo: jika sejarah sudah membuktikan gagasan NKRI adalah ide brilian Pak Natsir, yang juga tokoh Islam, mengapa hampir tak terdengar ada resistensi apalagi sebuah gerakan besar bernama "Negara Kristen Indonesia", "Negara Katolik Indonesia", "Negara Hindu Indonesia", dll? Bukankah selayaknya mereka yang tidak nyaman jika mayoritas eksekutif dan legislatif diisi oleh muslim? Bagaimana Pak FMNS melihat hal ini? Wassalam, ANB 45, Cibubur Pada Minggu, 21 Juli 2013, menulis: > ** > Sanak ANB dan para sanak sa palanta yth. > > Kalau disigi sejarah Indonesia, gagasan NKRI dari pak Muhammad Natsir itu > merupakan gagasan yg brilliant, karena membebaskan RI dari ikatan formal > Uni Indonesia Belanda sbg hasil Konperensi Meja Bundar di Den Haag th 1949. > Dengan diterimanya gagasan itu, pak Muhammad Natsir dr Masyumi ditunjuk > oleh pres Sukarno sbg PM pertama NKRI. Tapi sayang kabinet ini hanya > bertahan sktr 6 bulan, krn mosi tidak percaya oleh PNI. Penerus beliau pak > Sukiman juga dr Masyumi juga berusia pendek pemerintahannya, hampir 1 > tahun, krn PNI menarik dukungannya. Sejak akhir April 1952 sd awal Maret > 1957 jabatan PM selalu dipegang oleh tokoh PNI (Wilopo dan Ali > Sastroamidjojo), kecuali dari Agustus 1955 sd Maret 1956 oleh Burhanudin > Harahap. > > Yang menarik, pak Muhammad Natsir menekankan pada pembangunan ekonomi > antara lain penyehatan keuangan dg "gunting Syafrudin" serta memajukan > pengusaha2 Indonesia pribumi dg Sistem Gerakan Ekonomi Benteng oleh Sumitro > Djojohadikusumo. > > Kebijakan pak Muhammad Natsir itu terlihat mirip dengan kebijakan partai > Islam yg sukses di Turki sekarang. Sayang kondisi Indonesia waktu itu > berbeda dg Turki di awal pemerintahan partai Islam. > > Pelajaran yang dapat diambil dari keadaan di atas adalah pentingnya > kemampuan membangun kerjasama dan mengatasi konflik agar pemerintahan bisa > berkelanjutan. > > Salam > FMNS > L65bdg > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > -- > *From: * Akmal Nasery Basral 'cvml', 'ak...@rantaunet.org');>> > *Sender: * rantaunet@googlegroups.com 'rantaunet@googlegroups.com');> > *Date: *Sun, 21 Jul 2013 08:16:44 +0700 > *To: *rantaunet@googlegroups.com 'rantaunet@googlegroups.com');> 'cvml', 'rantaunet@googlegroups.com');> > > > *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com 'rantaunet@googlegroups.com');> > *Subject: *Re: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari > Re : Pak Saaf dan Pak MN > > Pak Saaf, Mak Sutan Sinaro n.a.h. > manuruik ambo dek karano NKRI adolah ide pemikiran Allahyarham Moh. > Natsir, ayahanda kita semua, bapak bangsa ini kelahiran Lembah Gumanti, > yang disampaikannya lewat Mosi Integral (1950) dan diimplementasikan oleh > Bung Karno, rasonyo Pak Natsir indak ka mungkin memformulasikan sebuah > bentuk negara yang steril dari Islam. > > Cuma banyak orang, tanpa lebih dulu menyimak halaman-halaman sejarah > bangsa ini, sudah berprasangka bahwa NKRI adalah produk (kolaborasi) kubu > nasionalis-(liberalis, sekularis) dengan kalangan non-muslim. > > Wassalam, > > ANB > 45, Cibubur. > > Pada Minggu, 21 Juli 2013, Dr. Saafroedin Bahar. menulis: > >> Sanak Sutan Sinaro, sabana janiah penjelasan Sanak ttg Negara Islam nan >> sasuai utk Indonesia. Intinyo: manuruik model khulafaurrasyidin dek sari, >> dikaikkan jo Piagam Jakarta, hukumnyo duo macam: hukum syarak dan hukum >> sipil; dan sagalo parubahan nan dikarajokan dek Amien Rais dkk dibuang. >> Satahu
Re: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN
Sanak ANB dan para sanak sa palanta yth. Kalau disigi sejarah Indonesia, gagasan NKRI dari pak Muhammad Natsir itu merupakan gagasan yg brilliant, karena membebaskan RI dari ikatan formal Uni Indonesia Belanda sbg hasil Konperensi Meja Bundar di Den Haag th 1949. Dengan diterimanya gagasan itu, pak Muhammad Natsir dr Masyumi ditunjuk oleh pres Sukarno sbg PM pertama NKRI. Tapi sayang kabinet ini hanya bertahan sktr 6 bulan, krn mosi tidak percaya oleh PNI. Penerus beliau pak Sukiman juga dr Masyumi juga berusia pendek pemerintahannya, hampir 1 tahun, krn PNI menarik dukungannya. Sejak akhir April 1952 sd awal Maret 1957 jabatan PM selalu dipegang oleh tokoh PNI (Wilopo dan Ali Sastroamidjojo), kecuali dari Agustus 1955 sd Maret 1956 oleh Burhanudin Harahap. Yang menarik, pak Muhammad Natsir menekankan pada pembangunan ekonomi antara lain penyehatan keuangan dg "gunting Syafrudin" serta memajukan pengusaha2 Indonesia pribumi dg Sistem Gerakan Ekonomi Benteng oleh Sumitro Djojohadikusumo. Kebijakan pak Muhammad Natsir itu terlihat mirip dengan kebijakan partai Islam yg sukses di Turki sekarang. Sayang kondisi Indonesia waktu itu berbeda dg Turki di awal pemerintahan partai Islam. Pelajaran yang dapat diambil dari keadaan di atas adalah pentingnya kemampuan membangun kerjasama dan mengatasi konflik agar pemerintahan bisa berkelanjutan. Salam FMNS L65bdg Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Akmal Nasery Basral Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sun, 21 Jul 2013 08:16:44 To: rantaunet@googlegroups.com Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN Pak Saaf, Mak Sutan Sinaro n.a.h. manuruik ambo dek karano NKRI adolah ide pemikiran Allahyarham Moh. Natsir, ayahanda kita semua, bapak bangsa ini kelahiran Lembah Gumanti, yang disampaikannya lewat Mosi Integral (1950) dan diimplementasikan oleh Bung Karno, rasonyo Pak Natsir indak ka mungkin memformulasikan sebuah bentuk negara yang steril dari Islam. Cuma banyak orang, tanpa lebih dulu menyimak halaman-halaman sejarah bangsa ini, sudah berprasangka bahwa NKRI adalah produk (kolaborasi) kubu nasionalis-(liberalis, sekularis) dengan kalangan non-muslim. Wassalam, ANB 45, Cibubur. Pada Minggu, 21 Juli 2013, Dr. Saafroedin Bahar. menulis: > Sanak Sutan Sinaro, sabana janiah penjelasan Sanak ttg Negara Islam nan > sasuai utk Indonesia. Intinyo: manuruik model khulafaurrasyidin dek sari, > dikaikkan jo Piagam Jakarta, hukumnyo duo macam: hukum syarak dan hukum > sipil; dan sagalo parubahan nan dikarajokan dek Amien Rais dkk dibuang. > Satahu ambo, indak ado larangan memperjuangkan gagasan itu doh. Indak > saroman gagasan negara kuminih. Jadi lanjuikkanlah malewakan. Ambo doakan > semoga berhasil. Mulailah dari warga RN iko, alah dapek 2.000 urang, sudah > tu urang awak, alah sapuluah juta urang pulo. > Salamaik bapuaso. > Wassalam, > SB. > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > === > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > === > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari > Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com. > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > > > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subje
Re: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN
Betul sekali Pak FMNS, terima kasih atas penjelasannya. Pertanyaan ambo: jika sejarah sudah membuktikan gagasan NKRI adalah ide brilian Pak Natsir, yang juga tokoh Islam, mengapa hampir tak terdengar ada resistensi apalagi sebuah gerakan besar bernama "Negara Kristen Indonesia", "Negara Katolik Indonesia", "Negara Hindu Indonesia", dll? Bukankah selayaknya mereka yang tidak nyaman jika mayoritas eksekutif dan legislatif diisi oleh muslim? Bagaimana Pak FMNS melihat hal ini? Wassalam, ANB 45, Cibubur Pada Minggu, 21 Juli 2013, menulis: > ** > Sanak ANB dan para sanak sa palanta yth. > > Kalau disigi sejarah Indonesia, gagasan NKRI dari pak Muhammad Natsir itu > merupakan gagasan yg brilliant, karena membebaskan RI dari ikatan formal > Uni Indonesia Belanda sbg hasil Konperensi Meja Bundar di Den Haag th 1949. > Dengan diterimanya gagasan itu, pak Muhammad Natsir dr Masyumi ditunjuk > oleh pres Sukarno sbg PM pertama NKRI. Tapi sayang kabinet ini hanya > bertahan sktr 6 bulan, krn mosi tidak percaya oleh PNI. Penerus beliau pak > Sukiman juga dr Masyumi juga berusia pendek pemerintahannya, hampir 1 > tahun, krn PNI menarik dukungannya. Sejak akhir April 1952 sd awal Maret > 1957 jabatan PM selalu dipegang oleh tokoh PNI (Wilopo dan Ali > Sastroamidjojo), kecuali dari Agustus 1955 sd Maret 1956 oleh Burhanudin > Harahap. > > Yang menarik, pak Muhammad Natsir menekankan pada pembangunan ekonomi > antara lain penyehatan keuangan dg "gunting Syafrudin" serta memajukan > pengusaha2 Indonesia pribumi dg Sistem Gerakan Ekonomi Benteng oleh Sumitro > Djojohadikusumo. > > Kebijakan pak Muhammad Natsir itu terlihat mirip dengan kebijakan partai > Islam yg sukses di Turki sekarang. Sayang kondisi Indonesia waktu itu > berbeda dg Turki di awal pemerintahan partai Islam. > > Pelajaran yang dapat diambil dari keadaan di atas adalah pentingnya > kemampuan membangun kerjasama dan mengatasi konflik agar pemerintahan bisa > berkelanjutan. > > Salam > FMNS > L65bdg > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > -- > *From: * Akmal Nasery Basral 'cvml', 'ak...@rantaunet.org');>> > *Sender: * rantaunet@googlegroups.com 'rantaunet@googlegroups.com');> > *Date: *Sun, 21 Jul 2013 08:16:44 +0700 > *To: *rantaunet@googlegroups.com 'rantaunet@googlegroups.com');> 'cvml', 'rantaunet@googlegroups.com');> > > > *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com 'rantaunet@googlegroups.com');> > *Subject: *Re: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari > Re : Pak Saaf dan Pak MN > > Pak Saaf, Mak Sutan Sinaro n.a.h. > manuruik ambo dek karano NKRI adolah ide pemikiran Allahyarham Moh. > Natsir, ayahanda kita semua, bapak bangsa ini kelahiran Lembah Gumanti, > yang disampaikannya lewat Mosi Integral (1950) dan diimplementasikan oleh > Bung Karno, rasonyo Pak Natsir indak ka mungkin memformulasikan sebuah > bentuk negara yang steril dari Islam. > > Cuma banyak orang, tanpa lebih dulu menyimak halaman-halaman sejarah > bangsa ini, sudah berprasangka bahwa NKRI adalah produk (kolaborasi) kubu > nasionalis-(liberalis, sekularis) dengan kalangan non-muslim. > > Wassalam, > > ANB > 45, Cibubur. > > Pada Minggu, 21 Juli 2013, Dr. Saafroedin Bahar. menulis: > >> Sanak Sutan Sinaro, sabana janiah penjelasan Sanak ttg Negara Islam nan >> sasuai utk Indonesia. Intinyo: manuruik model khulafaurrasyidin dek sari, >> dikaikkan jo Piagam Jakarta, hukumnyo duo macam: hukum syarak dan hukum >> sipil; dan sagalo parubahan nan dikarajokan dek Amien Rais dkk dibuang. >> Satahu ambo, indak ado larangan memperjuangkan gagasan itu doh. Indak >> saroman gagasan negara kuminih. Jadi lanjuikkanlah malewakan. Ambo doakan >> semoga berhasil. Mulailah dari warga RN iko, alah dapek 2.000 urang, sudah >> tu urang awak, alah sapuluah juta urang pulo. >> Salamaik bapuaso. >> Wassalam, >> SB. >> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung >> Teruuusss...! >> >> -- >> . >> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat >> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ >> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. >> === >> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: >> * DILARANG: >> 1. Email besar dari 200KB; >> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; >> 3. Email One Liner. >> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta >> mengirimkan biodata! >> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting >> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply >> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & >> mengganti subjeknya. >> === >> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: >> http://groups.google.com/group/RantauNet/ >> --- >> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari >> G
Re: [R@ntau-Net] Puasa bulan ramadan sebagian uamat Islam
Maffkanlah ambo, tantang umua ko memang sasudah pansiun tahun 1994, waktu mulai pensiun umua tacatek 56 tahun, kini alah 19 tahun, data kalahiran dItampek karajo tacatek 7 Juli 1938 (7-7-1938) Dulu memang anak petani jarang nan batulih tanggal kelahiran didindiang. tamasuak awak ciek. Sasudah pansiun dicubo-cubo sato mangana sajarah nagari awak wakatu Agresi ke duo 1948.Wakatu itu awak disuruah ijok dari rumah sikola dek guru, takana tahun 1948 tu awak kelas 4 SR -sekolah Rakyat, Mestinyo tahun ajaran 1950 - 1951 awaklah SMP kelas 1. tapi baru bisa masuk SMP pada tahun ajaran 1952-1953, wakatu ijok 1948- awal1950, 2 tahun awak inda sakola. Jadi sabananyo awak lahir tahun1936, ikolah nan mangacau.Kadang-kadang takecean mano nan takana sajo, maaf lah ambo yo Pada 21 Juli 2013 11.41, ZulTan menulis: > > Iyo juo tu Dinda Anwar. > Tiok 30 tahun masehi balabiah umua wak 1 hijiriah. > Jadi urang nan baumua 60 tahun masehi sabananyo baumua 62 tahun hijriah. > Ampia saumua jo Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. > > > Salam, > ZulTan, L, 52, Bogor > > -Original Message- > From: alhaqirwalfa...@yahoo.com > Sender: rantaunet@googlegroups.com > Date: Sun, 21 Jul 2013 04:17:23 > To: RantauNet@googlegroups.com > Reply-To: rantaunet@googlegroups.com > Subject: Re: [R@ntau-Net] Puasa bulan ramadan sebagian uamat Islam > > > Kanda Zultan NSP, > > 75 tu umua dlm thn Masehi > > 77 tu umua dlm thn Hijriah > > Mungkin eih > > > Sangenek! > > > > > Wassalam, > anwardjambak 44+, > mudiak Pyk, kanakan Dt Rajo Malano(Maulana), > > "Maminteh Sabalun Hanyuik!!! > > Sent from my BlackBerry® smartphone powered by U Mobile > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > === > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > === > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari > Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > === > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > === > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari > Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > > > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/gr
Re: [R@ntau-Net] Puasa bulan ramadan sebagian uamat Islam
Iyo juo tu Dinda Anwar. Tiok 30 tahun masehi balabiah umua wak 1 hijiriah. Jadi urang nan baumua 60 tahun masehi sabananyo baumua 62 tahun hijriah. Ampia saumua jo Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Salam, ZulTan, L, 52, Bogor -Original Message- From: alhaqirwalfa...@yahoo.com Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sun, 21 Jul 2013 04:17:23 To: RantauNet@googlegroups.com Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Puasa bulan ramadan sebagian uamat Islam Kanda Zultan NSP, 75 tu umua dlm thn Masehi 77 tu umua dlm thn Hijriah Mungkin eih Sangenek! Wassalam, anwardjambak 44+, mudiak Pyk, kanakan Dt Rajo Malano(Maulana), "Maminteh Sabalun Hanyuik!!! Sent from my BlackBerry® smartphone powered by U Mobile -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
[R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta
Insya Allah akan jalan taruih Pak Saaf, tarimo kasih. Kalau dukungan dari Pak Saaf, Mak Muchlis Hamid, para mamak-bundo, uni-uda, dan adi dunsanak Palanta RN ko alhamdulillah alah jaleh dan signifikan. Tapi dalam konteks upaya "membangkit batang tarandam" agar kisah Buya Hamka lebih bergaung lagi di zaman sekarang, rasonyo kito nan urang Minang harus lebih aktif dan kalau bisa "selangkah di depan" dibandingkan "stakeholder" Buya Hamka lain (seperti kawan-kawan di Al Azhar atau Muhammadiyah). Mohon maaf bagi para dunsanak yang mungkin merasa kisah Buya Hamka masih akrab bagi generasi muda kita, ternyata pengalaman ambo di lapangan tidak selalu menunjukkan hal itu. Di Bandung, saat ambo diundang panitia Islamic Book Fair (Landmark Building, Braga, Mei lalu) untuk bicara di panggung utama, salah seorang penanya yang antusias adalah seorang mahasiswa tahun 1 asal Bukittinggi. Intinya, meski nama Buya Hamka familiar di telinganya, tapi dia mengaku hampir "tidak tahu apa-apa" tentang Buya, kecuali beberapa roman karya Buya yang memang diminta dibaca oleh guru bahasa Indonesianya. Di Jogja awal pekan lalu, acara dibuka oleh pembacaan Qur'an seorang qari, mahasiswa semester 2 Fak. Sastra Arab UIN, yang makhrajnya bersih sekali. Usai diskusi, di ruang panitia, ternyata sang qari berasal dari Batusangkar (ibu) dan Pasaman (ayah). Dan persis seperti mahasiswa asal Bukittinggi di Bandung, pemuda Batusangkar ini berujar, "Saya baru merasa kenal Buya Hamka sejak seminggu lalu, setelah selesai baca novel Pak Akmal," katanya. Bukankah ini sudah bisa menjadi "wake up call" bagi kita rang Minang, Pak Saaf? Tanpa ada pengakuan dua mahasiswa itu (yang lahir dan besar di Minang, baru saat kuliah mereka merantau ke Jawa), mungkin tak akan pernah terlintas di benak ambo bahwa akan ada anak muda Minang yang tidak tahu (bukan hanya sekadar pernah mendengar nama) Buya Hamka. Tapi itulah yang terjadi. Mungkin seperti aneh atau bahkan mustahil bagi awak-awak nan ado di Palanta ko. Tapi itulah yang kini terjadi. Lain dari tu, mohon doa Pak Saaf dek karano ambo bisuak diminta memberikan kuliah umum di Auditorium Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan tema "Teladan Kepemimpinan Umat: Studi Kasus Buya Hamka dan KH Ahmad Dahlan". Semoga kita seluruh anggota Palanta RN ini selalu mendapat berkah dan ampunan Allah (apalagi di periode kedua Ramadhan ini, fase maghfirah) di tengah kesibukan masing-masing. Wassalam, ANB 45, Cibubur Pada Jumat, 19 Juli 2013, Dr. Saafroedin Bahar. menulis: > Pertanyaan nan rancak, bung Akmal. Masih lumayan masalahnyo hanyo > dinginnyo sambutan. Akan labiah parah kalau nan tajadi adolah > digarakkannyo resistensi terorganisasi, saparati nan dialami Gebu Minang > dlm mausahokan rumusan ABS SBK, dalam KKM/SKM GM 2010. Tapi indak baa doh, > kok kito lai istiqamah, sarupo nan dilakukan BK3AM ini, dan kalau karajo > kito elok, indak ado lai nan manggurajaikan doh. Jalan taruih sajolah. > Wassalam, > SB. > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > > -- > . > > > > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Re: Bls: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN
Pak Saaf, sanak Arman Bahar, St. Sinaro, ANB serta para sanak sa palanta yth. Dihargai usaha pak Saaf dan St. Sinaro sbg pemikir tentang Negara dan Negara Islam. Terlihat adanya analogi sebuah negara dengan sebuah bangunan gedung. Supaya negara atau gedung itu berdiri kokoh, perlu dibangun pondasi yang kokoh terlebih dahulu, yaitu dasar negara/konstitusi dan struktur pemerintahan. Tapi terlihat terdapat perbedaan paham ttg Dasar Negara ini. Perbedaan paham itu mulai terjadi di RI ketika pengesahan UUD 1945 termasuk Pembukaannya (Piagam Jakarta minus 7 kata). Perbedaan tidak dapat diatasi krn Sidang Konstituante (yg dibentuk setelah Pemilu 1955) gagal menyusun dasar negara/konstitusi baru pengganti UUD Sementara NKRI. Akibatnya Konstituante dibubarkan oleh pres Sukarno dg Dekrit kembali ke UUD 1945 pd 5 Juli 1959. Kita lihat sendiri bagaimana UUD 1945 itu "dipermainkan" baik oleh Orde Lama maupun Orde Baru sampai 1998. Juga sama2 kita rasakan hasil amandemen UUD oleh Orde Reformasi. Berdasarkan pengalaman itu, kelihatannya analogi dasar negara/konstitusi dg pondasi bangunan gedung tidak tepat, krn ternyata dasar negara itu masih bisa dikutak-katik, ditafsirkan ber-beda2, diselewengkan dll. Oleh karena itu, tanpa mengurangi rasa hormat kepada tokoh2 yang sibuk memikirkan dasar negara serta struktur pemerintahan, ada baiknya fokus dialihkan kepada usaha2 utk menjalankan roda pemerintahan yang bersih dan efektif memajukan bangsa serta meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salam FMNS L65bdg Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Arman Bahar Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sat, 20 Jul 2013 22:03:13 To: rantaunet@googlegroups.com Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Bls: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN Assalamualaikum ww Masyarakat kita kan blm siap bicara itu Prioritas utama dan pertama kita itu adalah MELAKUKAN PERUBAHAN KULTURAL DIBARENGI DG MELAKUKAN PERUBAHAN STRUKRURAL Hmm, ada yg faham dg hal ini ? abp Dari: Sutan Sinaro Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" Dikirim: Sabtu, 20 Juli 2013 12:26 Judul: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN Assalamu'alaikum. w.w. Negara Islam seperti apa ? Ada pertanyaan tentang negara Islam seperti apa yang sesuai untuk Indonesia ?. Saya bisa menjawab negara Islam yang seperti Indonesia itu lah, tapi Indonesia yang mana ?. Jawabnya Negara Indonesia yang sesuai dengan cita-cita para pendiri Republik ini dahulunya. Perselisihan dalam urusan ini Insyaa Allah dapat selesai dengan memberi penjelasan tambahan seperti berikut. Secara singkat bisa dikatakan negara Islam yang sesuai dengan Syara' adalah negara Islam di zaman khulafaa ur-rasyidin dahulu. Ketika itu tidak ada sistem kerajaan yang turun temurun, pemimpin dipilih dari rakyat biasa dan diangkat oleh "Majelis Syuro". Pengangkatan Abu Bakar ra, Umar ra, Usman ra dan Ali kw, semuanya dengan Majelis Syuro. Kita lihat Indonesia, ketika negeri ini hendak ditegakkan, contoh khulafaa ur-rasyidin inilah yang diambil dan dituangkan dengan cara Indonesia pula oleh para pendiri negara ini dulunya. "Majlis" adalah bahasa Arab, "musyawarah" juga bahasa Arab, "ra'yat" juga bahasa Arab. Di Indonesiakan, maka muncul istilah "Majelis Permusyawaratan Rakyat" yang di-identic-kan dengan Majelis Syuro tadi. Ketika di zaman khulafa ur-rasyidin dulu, orang-orangnya masih sedikit, sehingga dengan mudah diketahui siapa-siapa orang-orang pintar (pentolan-pentolan) yang akan duduk di majelis syuro itu, baik dari suku Quraisy sendiri ataupun pihak Madinah, Aus dengan Khazraj. Berbeda dengan Indonesia yang orang-orangnya yang sudah banyak sehingga tidak dapat diketahui dengan mudah siapa pentolan-pentolannya. Oleh sebab itu harus dipilih para wakil dari orang yang banyak itu untuk bisa didudukkan di majelis syuro tadi. Hasil diskusi para pendiri negara ini memutuskan untuk membuat suatu lembaga guna mengumpulkan para wakil tadi dalam satu bangunan yang terdiri dari orang-urang yang pintar yang diutus oleh kelompok-kelompok rakyat. "Dhiwan" bahasa Arab yang artinya bangunan, gedung, atau lembaga, di Indonesiakan dengan kata "Dewan". "wakil" adalah bahasa arab yang berarti perwakilan orang-orang pintar tadi. Maka muncullah Istilah "Dewan Perwakilan Rakyat", yang orang-orangnya nanti akan didudukkan di Majelis syuro tadi ditambah dengan golongan-golongan atau kelompok yang belum terwakili yang disebut "Majelis Permusyawaratan Rakyat". Jadi untuk memilih siapa yang akan menjadi pemimpin atau khalifah, yang istilah nya kemudian diadopsi dari barat menjadi "Presiden", maka tiap-tiap kelompok rakyat berkumpul memilih siapa orang-orang pintar yang ada di kelompok mereka yang akan bisa mewakili suara mereka untuk memilih siapa yang akan
Bls: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN
Sementara itu sedang berproses, buat sementara cari aja jalan aman dg memakai dan mengatur sedemikian rupa format gabungan, jan lupo pakai jurus Iyo-an nan di urang lalu-an lo nan di awak, asali tanduak lai ka makan, pandai2 sajo lah tu nah aman kan ? wasalam abp Dari: Arman Bahar Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" Dikirim: Sabtu, 20 Juli 2013 22:03 Judul: Bls: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN Assalamualaikum ww Masyarakat kita kan blm siap bicara itu Prioritas utama dan pertama kita itu adalah MELAKUKAN PERUBAHAN KULTURAL DIBARENGI DG MELAKUKAN PERUBAHAN STRUKRURAL Hmm, ada yg faham dg hal ini ? abp Dari: Sutan Sinaro Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" Dikirim: Sabtu, 20 Juli 2013 12:26 Judul: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN Assalamu'alaikum. w.w. Negara Islam seperti apa ? Ada pertanyaan tentang negara Islam seperti apa yang sesuai untuk Indonesia ?. Saya bisa menjawab negara Islam yang seperti Indonesia itu lah, tapi Indonesia yang mana ?. Jawabnya Negara Indonesia yang sesuai dengan cita-cita para pendiri Republik ini dahulunya. Perselisihan dalam urusan ini Insyaa Allah dapat selesai dengan memberi penjelasan tambahan seperti berikut. Secara singkat bisa dikatakan negara Islam yang sesuai dengan Syara' adalah negara Islam di zaman khulafaa ur-rasyidin dahulu. Ketika itu tidak ada sistem kerajaan yang turun temurun, pemimpin dipilih dari rakyat biasa dan diangkat oleh "Majelis Syuro". Pengangkatan Abu Bakar ra, Umar ra, Usman ra dan Ali kw, semuanya dengan Majelis Syuro. Kita lihat Indonesia, ketika negeri ini hendak ditegakkan, contoh khulafaa ur-rasyidin inilah yang diambil dan dituangkan dengan cara Indonesia pula oleh para pendiri negara ini dulunya. "Majlis" adalah bahasa Arab, "musyawarah" juga bahasa Arab, "ra'yat" juga bahasa Arab. Di Indonesiakan, maka muncul istilah "Majelis Permusyawaratan Rakyat" yang di-identic-kan dengan Majelis Syuro tadi. Ketika di zaman khulafa ur-rasyidin dulu, orang-orangnya masih sedikit, sehingga dengan mudah diketahui siapa-siapa orang-orang pintar (pentolan-pentolan) yang akan duduk di majelis syuro itu, baik dari suku Quraisy sendiri ataupun pihak Madinah, Aus dengan Khazraj. Berbeda dengan Indonesia yang orang-orangnya yang sudah banyak sehingga tidak dapat diketahui dengan mudah siapa pentolan-pentolannya. Oleh sebab itu harus dipilih para wakil dari orang yang banyak itu untuk bisa didudukkan di majelis syuro tadi. Hasil diskusi para pendiri negara ini memutuskan untuk membuat suatu lembaga guna mengumpulkan para wakil tadi dalam satu bangunan yang terdiri dari orang-urang yang pintar yang diutus oleh kelompok-kelompok rakyat. "Dhiwan" bahasa Arab yang artinya bangunan, gedung, atau lembaga, di Indonesiakan dengan kata "Dewan". "wakil" adalah bahasa arab yang berarti perwakilan orang-orang pintar tadi. Maka muncullah Istilah "Dewan Perwakilan Rakyat", yang orang-orangnya nanti akan didudukkan di Majelis syuro tadi ditambah dengan golongan-golongan atau kelompok yang belum terwakili yang disebut "Majelis Permusyawaratan Rakyat". Jadi untuk memilih siapa yang akan menjadi pemimpin atau khalifah, yang istilah nya kemudian diadopsi dari barat menjadi "Presiden", maka tiap-tiap kelompok rakyat berkumpul memilih siapa orang-orang pintar yang ada di kelompok mereka yang akan bisa mewakili suara mereka untuk memilih siapa yang akan menjadi pemimpin dengan catatan orang ini juga harus mampu jadi pemimpin karena ia berhak memilih dan dipilih. (Jadi bukan siapa yang banyak pitih dan gadang ota yang akan diutus, tapi orang yang pintar). Wakil dari kelompok-kelompok inilah yang dikirim ke Dewan tadi (DPR) yang akhirnya nanti akan masuk ke Majelis syuro (MPR) untuk menentukan siapa yang akan jadi pemimpin negeri ini (termasuk dirinya sendiri berhak dipilih untuk jadi pemimpin). Jadi kesemuanya ini didasarkan kepada cara negara Islam yang disetujui oleh Syara'. Oleh sebab itu, untuk menyesuaikannya dengan cara Indonesia maka dibuat kesekapatan yang terkenal dengan nama "The Jakarta Charter" (Piagam Jakarta) yang diletakkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar. (Ingat kata-kata dalam Pembukaan, "Berkat rahmat Allah swt. ...", artinya negrara Indonesia ini berdiri berkat rahmat Allah swt.-red). Hukum yang dipakai adalah hukum Syara' bagi orang Islam, dan hukum Civil umum atau hukum agamanya sendiri bagi orang yang bukan Islam. Jadi pertanyaan itu tidak sulit untuk dijawab rasanya. "Negara Islam yang seperti apa?". Jawabnya, Negara Islam yang seperti Indonesia dengan mengembalikan 7 kata ("dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya"), yang dulu dibuang oleh Soekarno, kembali ke dalam UUD. Kenapa demikian ?, karena ide pembentukan negara Indonesia dahulu did
[R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta
Sanak Donard di Perth, sabananyo ini bukan hanyo manyangkuik "minat baca" dan "beli buku" generasi muda. Ini lebih pada "sense of belonging" terhadap Buya Hamka sebagai salah seorang putra terbaik Minang. Kalau dibuek "mapping" sia sajo nan maraso "memiliki Buya Hamka", katakanlah sebagai stakeholder, sekurangnyo ado 4 pihak. Dari sisi organisatoris ado Perguruan Al Azhar (Indonesia) dan Persyarikatan Muhammadiyah. Secara emosional ado urang Minang dan urang Indonesia non-Minang. Nah, dari respon samantaro ko, Al Azhar alah berinisiatif membuat acara "Mengenang 105 Tahun Buya Hamka" di Masjid Al Azhar Pusat pada hari Isra Mi'raj (6 Juni). PP Muhammadiyah alah pulo berinisiatif membuat acara di kantua mereka pada 7 Juni (dari Palanta datang Pak Dr. dr. Rahyussalim). Dari kalangan non-Minang, labiah sambuah lai. Untuk Ramadhan iko sajo misalnyo, diskusi di Kukusan Depok (belakang UI) itu dimotori oleh urang Betawi (seorang alumni Matematika, ITB) dan komunitas Betawi Depok yang sejak awal 60-an sudah membaca buku-buku Buya Hamka. Sementara acara di BSD City, dimotor sepasang suami istri aktivis masjid Al Hakim, di mana keduanya berasal dari Medan. Itu nan ambo mukasuik, sanak Donard. Keinginan membuat sebuah acara untuk "membumikan", "mengaktualisasikan" atau apa pun namanya, dari kisah Buya Hamka ini yang (sejauh ini) tidak terlihat dari komunitas Minang sendiri (bukan respon perorangan. Kalau respon perorangan, Alhamdulillah dukungan adi dunsanak Palanta RN terus mengalir). Wakatu ambo diundang sebuah radio remaja di Bandung (CBL 90.7 FM), ambo sempat "khawatir" melihat arsitektur radio itu yang sangat "anak muda" (Barat), apolai sabalun jadwal talkshow dengan ambo adolah sebuah diskusi tentang acara musik kampus yang sangat ramai. "Bagaimana kalau setelah ini topik acara berganti tentang Buya Hamka?" pikir ambo. "Mungkin tidak akan ada yang menelepon ke studio." Ternyata, dugaan ambo keliru. Bukan saja talkshow dengan Buya Hamka ko mendapat respon positif dari "barudak Bandung" dsk, bahkan acara yang tadinya dijadwalkan satu jam, diperpanjang menjadi dua jam karena tanggapan pendengar yang tak putus-putus! Nah, semangat seperti anak-anak Bandung atau 3 "stakeholders" Buya lainnya seperti ambo tulis di ateh itu nan alun taliek dari komunitas Minang, yang mungkin memang lebih suka, hanap-hanap saja. :) Wassalam, ANB 45, Cibubur Pada Sabtu, 20 Juli 2013, menulis: > Uda Akmal yth. > > Dugaan ambo salah satu penyebab dinginnyo tanggapan di Ranah Minang adalah > randahnyo minat baca dan beli buku generasi muda. Pernah ambo survei ketek2 > di beberapa kelas di Fekon Unand beberapa th lalu iyo sangenek bana > mahasiswa yang bali buku. Kalaupun ado yg masih taingek dek ambo mereka > manyabuik Harry Potter dan Raditya Dika wakatu tu. > > Ambo akhir th 2011 menerbitkan buku ttg kewirausahaan di Sumbar. Iyo buku > sadarhana sajo. Cuma 200 urang Padang yg minat. Itupun via fb nan banyak. > Lalu ambo kirimkan ka pemimpin2 Sumbar dan mhs2 gratis, ndak tau apokah kai > dibaco atau indak. > > Mungkin mambaco bukan karano kebiasaan. Kalau didekati mungkin masih > banyak yang tertarik buku sabananyo, antahlah. > > Salam > Donard 33perth > > > > > > Akmal Nasery Basral wrote: > > > > Tarimo kasih Mak Muchlis Hamid n.a.h. > > Acara di Jogja ini merupakan ketiga setelah di Kukusan, Depok (belakang > UI) dan di jamaah pengajian Masjid Al Hakim BSD City. Insya Allah awal > pekan ini di (Univ. Muhammadiyah) Purwokerto, dan setelah itu Solo. Semua > atas undangan mereka, bukan inisiatif ambo atau penerbit. Jadi tampaknya > memang ada kerinduan umat terhadap sosok Buya Hamka. > > Satu hal yang bagi ambo cukup menjadi "pertanyaan" adalah mengapa dari > seluruh acara ini, termasuk yang berlangsung sebelum Ramadhan, yang > bersemangat justru masyarakat non-Minang (kecuali di UBH Padang atas > inisiatif Uni Rita Desfitri, awal April lalu). Begitu juga dengan > radio-radio yang sudah mengadakan talk-show (hampir 10 radio), seluruhnya > radio umum dan dakwah non-Minang. > > Sebetulnya, minimnya respon mayarakat/komunitas Minang seperti ini bukan > "pengalaman pertama". Ketika novel sejarah "Presiden Prawiranegara" terbit > (2011) dan menurut Aisyah Prawiranegara, putri Ayah Sjaf, sangat berperan > dalam menggolkan Mr. Sjafruddin Prawiranegara yang sudah di-blacklist baik > Orde Lama maupun Orde Baru, sebagai Pahlawan Nasional baru (2011), ambo pun > pernah menulis di milis ini tentang "respon dingin" masyarakat/organisasi > Minang. Satu-satunya respon positif yang muncul saat itu adalah dari > almarhum Pak Darwin Bahar, yang di hari-hari terakhir hidupnya sempat > membaca novel PP itu dan membayangkan bagaimana bermanfaatnya jika kisah > perjuangan Pak Saaf itu bisa dimuat bersambung di harian Minang, seperti > Singgalang. > > Jadi, meski ambo "menyiapkan diri" untuk tidak terkejut seandainya dengan > novel sejarah tentang Buya Hamka ini pun respon warga Minang (dengan > indikator dari respon dunsanak Palanta RN) ini tetap "tida
Bls: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN
Assalamualaikum ww Masyarakat kita kan blm siap bicara itu Prioritas utama dan pertama kita itu adalah MELAKUKAN PERUBAHAN KULTURAL DIBARENGI DG MELAKUKAN PERUBAHAN STRUKRURAL Hmm, ada yg faham dg hal ini ? abp Dari: Sutan Sinaro Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" Dikirim: Sabtu, 20 Juli 2013 12:26 Judul: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN Assalamu'alaikum. w.w. Negara Islam seperti apa ? Ada pertanyaan tentang negara Islam seperti apa yang sesuai untuk Indonesia ?. Saya bisa menjawab negara Islam yang seperti Indonesia itu lah, tapi Indonesia yang mana ?. Jawabnya Negara Indonesia yang sesuai dengan cita-cita para pendiri Republik ini dahulunya. Perselisihan dalam urusan ini Insyaa Allah dapat selesai dengan memberi penjelasan tambahan seperti berikut. Secara singkat bisa dikatakan negara Islam yang sesuai dengan Syara' adalah negara Islam di zaman khulafaa ur-rasyidin dahulu. Ketika itu tidak ada sistem kerajaan yang turun temurun, pemimpin dipilih dari rakyat biasa dan diangkat oleh "Majelis Syuro". Pengangkatan Abu Bakar ra, Umar ra, Usman ra dan Ali kw, semuanya dengan Majelis Syuro. Kita lihat Indonesia, ketika negeri ini hendak ditegakkan, contoh khulafaa ur-rasyidin inilah yang diambil dan dituangkan dengan cara Indonesia pula oleh para pendiri negara ini dulunya. "Majlis" adalah bahasa Arab, "musyawarah" juga bahasa Arab, "ra'yat" juga bahasa Arab. Di Indonesiakan, maka muncul istilah "Majelis Permusyawaratan Rakyat" yang di-identic-kan dengan Majelis Syuro tadi. Ketika di zaman khulafa ur-rasyidin dulu, orang-orangnya masih sedikit, sehingga dengan mudah diketahui siapa-siapa orang-orang pintar (pentolan-pentolan) yang akan duduk di majelis syuro itu, baik dari suku Quraisy sendiri ataupun pihak Madinah, Aus dengan Khazraj. Berbeda dengan Indonesia yang orang-orangnya yang sudah banyak sehingga tidak dapat diketahui dengan mudah siapa pentolan-pentolannya. Oleh sebab itu harus dipilih para wakil dari orang yang banyak itu untuk bisa didudukkan di majelis syuro tadi. Hasil diskusi para pendiri negara ini memutuskan untuk membuat suatu lembaga guna mengumpulkan para wakil tadi dalam satu bangunan yang terdiri dari orang-urang yang pintar yang diutus oleh kelompok-kelompok rakyat. "Dhiwan" bahasa Arab yang artinya bangunan, gedung, atau lembaga, di Indonesiakan dengan kata "Dewan". "wakil" adalah bahasa arab yang berarti perwakilan orang-orang pintar tadi. Maka muncullah Istilah "Dewan Perwakilan Rakyat", yang orang-orangnya nanti akan didudukkan di Majelis syuro tadi ditambah dengan golongan-golongan atau kelompok yang belum terwakili yang disebut "Majelis Permusyawaratan Rakyat". Jadi untuk memilih siapa yang akan menjadi pemimpin atau khalifah, yang istilah nya kemudian diadopsi dari barat menjadi "Presiden", maka tiap-tiap kelompok rakyat berkumpul memilih siapa orang-orang pintar yang ada di kelompok mereka yang akan bisa mewakili suara mereka untuk memilih siapa yang akan menjadi pemimpin dengan catatan orang ini juga harus mampu jadi pemimpin karena ia berhak memilih dan dipilih. (Jadi bukan siapa yang banyak pitih dan gadang ota yang akan diutus, tapi orang yang pintar). Wakil dari kelompok-kelompok inilah yang dikirim ke Dewan tadi (DPR) yang akhirnya nanti akan masuk ke Majelis syuro (MPR) untuk menentukan siapa yang akan jadi pemimpin negeri ini (termasuk dirinya sendiri berhak dipilih untuk jadi pemimpin). Jadi kesemuanya ini didasarkan kepada cara negara Islam yang disetujui oleh Syara'. Oleh sebab itu, untuk menyesuaikannya dengan cara Indonesia maka dibuat kesekapatan yang terkenal dengan nama "The Jakarta Charter" (Piagam Jakarta) yang diletakkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar. (Ingat kata-kata dalam Pembukaan, "Berkat rahmat Allah swt. ...", artinya negrara Indonesia ini berdiri berkat rahmat Allah swt.-red). Hukum yang dipakai adalah hukum Syara' bagi orang Islam, dan hukum Civil umum atau hukum agamanya sendiri bagi orang yang bukan Islam. Jadi pertanyaan itu tidak sulit untuk dijawab rasanya. "Negara Islam yang seperti apa?". Jawabnya, Negara Islam yang seperti Indonesia dengan mengembalikan 7 kata ("dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya"), yang dulu dibuang oleh Soekarno, kembali ke dalam UUD. Kenapa demikian ?, karena ide pembentukan negara Indonesia dahulu didasarkan kepada ide pemerintahan khulafaa ur-rasyidin yang sesuai dengan Syara'. Seluruh hukum kolonial harus dibuang, dan ide Amin Rais memilih Presiden langsung dari rakyat yang mengakibatkan hilangnya fungsi Majelis Syuro tadi (MPR) harus dihapus, diganti dengan amandemen lain yang sesuai dengan Syara'. Sarak mangato adat mamakai. Selesai. Billahil hidayah wat taufiq Wassalam St. Sinaro -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan
Bls: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta
Udah saya angsur2, susah juga pak ...Mereka sudah sangat terdoktin utk hrs pakai qunut terus2an abp Dari: Akmal Nasery Basral Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" Dikirim: Sabtu, 20 Juli 2013 19:29 Judul: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta Maka itulah tugas Pak Arman Bahar dan dunsanak lain yang tahu bahwa berqunut bukan harus terus dilakukan, untuk menjelaskan kepada mereka yang merasa qunut harus terus dilakukan. Wassalam, ANB 45, Cibubur Pada Minggu, 21 Juli 2013, Arman Bahar menulis: Yg gak berqunut tau kenapa gak berqunut dan kalau berqunut tau kapan gak qunut lagi . > >Yg berqunut tau kenapa berqunut, sayang gak tau kapan berhenti berqunut >sehingga amalan sunat qunut bagi mereka se-olah2 dudah menjadi amalan wajib >... gak PD klu gak qunut, rasa2 ada yg kurang klu gak pakai qunut, imam yg gak >qunut ntar besok gak bakalan diberi kesempatan lagi jadi imam di mesjid itu >wasalam >abp > > > > Dari: Akmal Nasery Basral >Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" >Dikirim: Sabtu, 20 Juli 2013 18:25 >Judul: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta > > > >Pak FMNS, >Justru karena itulah Buya Hamka bersifat fleksibel menghadapi orang (kelompok) >yang menerapkan qunut pada SETIAP shalat Subuh. Silaturahim sebagai sesama >muslim lebih penting bagi Buya. >Wassalam, >ANB >45, Cibubur > >Pada Minggu, 21 Juli 2013, menulis: > >Sanak ANB dan para sanak sapalanta yth. >> >>"Qunut Subuh" Buya Hamka ini yang terjadi bukan hanya sekali (misalnya hanya >>dengan KH Abdullah Syafi'i), melainkan (ternyata) beberapa kali baik dengan >>KH Idham Chalid maupun KH Wahid Hasyim >>bisa diintrepetasikan sbg "toleransi". >> >>Tapi patut diingat bahwa qunut itu hukumnya sunat (atau ada yg berpendapat >>lain)? >>Salam >>FMNS >>L65bdg >> >> >>From: Akmal Nasery Basral >>Sender: rantaunet@googlegroups.com >>Date: Sun, 21 Jul 2013 07:57:48 +0700 >>To: rantaunet@googlegroups.com >>ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com >>Subject: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta >> >>Betul Ari, >>saya juga percaya bahwa kisah "toleransi qunut Subuh" Buya Hamka ini terjadi >>bukan hanya sekali (misalnya hanya dengan KH Abdullah Syafi'i), melainkan >>bisa beberapa kali baik dengan KH Idham Chalid maupun KH Wahid Hasyim. >> >> >>Boleh jadi berkat inspirasi toleransi qunut inilah maka Din Syamsuddin yang >>mantan ketua IPNU terinspirasi "pindah kapling" ke Muhammadiyah :) dan bahkan >>terpilih menjadi ketua umum PP pula selama dua periode. >>Wassalam, >>ANB >>45, Cibubur >> -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Re: [R@ntau-Net] Puasa bulan ramadan sebagian uamat Islam
Mantab tausiahnyo mah Mamanda Itu bana nan dimukasuik dek Junjungan kito Baginda Rasulullah SAW. Segala macam penyakit Lahir dan Batin bermula dari PERUT (yang kekenyangan) Dan setiap makanan yg Haram akan menghitamkan Hati, hanya api nerakalah pembersihnya... Sangenek, Wassalam, anwardjambak 44+, mudiak Pyk, kanakan Dt Rajo Malano(Maulana), "Maminteh Sabalun Hanyuik!!! Sent from my BlackBerry® smartphone powered by U Mobile -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Re: [R@ntau-Net] Puasa bulan ramadan sebagian uamat Islam
Kanda Zultan NSP, 75 tu umua dlm thn Masehi 77 tu umua dlm thn Hijriah Mungkin eih Sangenek! Wassalam, anwardjambak 44+, mudiak Pyk, kanakan Dt Rajo Malano(Maulana), "Maminteh Sabalun Hanyuik!!! Sent from my BlackBerry® smartphone powered by U Mobile -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Re: [R@ntau-Net] Puasa bulan ramadan sebagian uamat Islam
Rasonyo Mak Maturidi ko urang ka puaso ko mamperkenalkan diri. Sangkek tu umua baliau 75. Kinilah 77 tahun. Capek bana naiknyo Mak? Antah kok awak nan salah? Salam, ZulTan, L, 52, Bogor -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
[R@ntau-Net] Puasa bulan ramadan sebagian uamat Islam
Kawan2 di RN, untuk sama-sama kita renungkan. Berpuasa setiap bulan ramadan. Tujuan berpuasa dibulan ramadan yang dilaksanakan umat islam, menurut pendapat para ulama ialah untuk pengendalian diri yang diharapkan beujung kepada peningkatan kesalehan idividu dan kesalehan sosial. Kedua kesalehan ini melekat kepada individu muslim seperti 1 koin dengan 2 sisi yang tak bisa dipisahkan Pada kesalehan idividu, nilainya mungkin sulit terlihat, tapi dalam kesalehan sosial akan tampak jelas dalam masyarakat,karena kesalehan itu merupakan sebaran kesalehan umum umat islam. Pada bulan puasa kita disuruh lebih menahan diri, untuk beberapa hal mungkin sudah tapi untuk makanan dan pakaian tanpaknya agak sulit untuk ditahan malah konsumsi kita mungkin lebih besar pada bulan puasa dari pada bulan biasa.. Kadang kita mempertanyakan sendiri nilai puasa kita.Siang kita berpuasa, pada siang itu juga kita mempersiapkan apa yang akan disantap pada saat berbuka sorenya.Berati kita sudah tahu akan makan enak pada saat berbuka nantinya sedangkan simiskin yang akan dimakan sore itu yang belum jelas adanya.Nabi berbuka mencontohkan cukup dengan sebiji kurma, kebanyakan kita mungkin jauh melebihi ukuran itu. Apa yang bisa dicapai dengan puasa kita yang demikian, hanya Allah yang tahu. Ditambah lagi dengan efek berantai berikutnya, akibat konsumsi kita naik pada bulan puasa juga berefek kepada naiknya harga yang berefek macam-macam kesusahan bagi duafa. Mudah-mudahan kedepan jadi renungan kita bersama. Maturidi 77 th asal Talang Solok, suku Kutianyia aekarang di Duri-Riau -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Bls: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta
Yg gak berqunut tau kenapa gak berqunut dan kalau berqunut tau kapan gak qunut lagi . Yg berqunut tau kenapa berqunut, sayang gak tau kapan berhenti berqunut sehingga amalan sunat qunut bagi mereka se-olah2 dudah menjadi amalan wajib ... gak PD klu gak qunut, rasa2 ada yg kurang klu gak pakai qunut, imam yg gak qunut ntar besok gak bakalan diberi kesempatan lagi jadi imam di mesjid itu wasalam abp Dari: Akmal Nasery Basral Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" Dikirim: Sabtu, 20 Juli 2013 18:25 Judul: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta Pak FMNS, Justru karena itulah Buya Hamka bersifat fleksibel menghadapi orang (kelompok) yang menerapkan qunut pada SETIAP shalat Subuh. Silaturahim sebagai sesama muslim lebih penting bagi Buya. Wassalam, ANB 45, Cibubur Pada Minggu, 21 Juli 2013, menulis: Sanak ANB dan para sanak sapalanta yth. > >"Qunut Subuh" Buya Hamka ini yang terjadi bukan hanya sekali (misalnya hanya >dengan KH Abdullah Syafi'i), melainkan (ternyata) beberapa kali baik dengan KH >Idham Chalid maupun KH Wahid Hasyim >bisa diintrepetasikan sbg "toleransi". > >Tapi patut diingat bahwa qunut itu hukumnya sunat (atau ada yg berpendapat >lain)? > >Salam >FMNS >L65bdg > >> > >From: Akmal Nasery Basral >Sender: rantaunet@googlegroups.com >Date: Sun, 21 Jul 2013 07:57:48 +0700 >To: rantaunet@googlegroups.com >ReplyTo: rantaunet@googlegroups.com >Subject: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta > >Betul Ari, >saya juga percaya bahwa kisah "toleransi qunut Subuh" Buya Hamka ini terjadi >bukan hanya sekali (misalnya hanya dengan KH Abdullah Syafi'i), melainkan bisa >beberapa kali baik dengan KH Idham Chalid maupun KH Wahid Hasyim. > > >Boleh jadi berkat inspirasi toleransi qunut inilah maka Din Syamsuddin yang >mantan ketua IPNU terinspirasi "pindah kapling" ke Muhammadiyah :) dan bahkan >terpilih menjadi ketua umum PP pula selama dua periode. > > >Wassalam, > > >ANB >45, Cibubur > >Pada Minggu, 21 Juli 2013, Ari Noviandi menulis: > >Kanda Akmal, >> >> Kalau versi yang sering saya dengar, adalah ketika Buya Hamka naik kapal >>pergi Haji yang isinya ada petinggi NU. Diatas kapal yang berminggu-minggu >>itu, yang isinya lengkap dengan pengikut Muhammadiyah dan pengikut NU kedua >>ulama besar ini bergantian menjadi imam. Ketika Buya Hamka yang jadi imam >>beliau melakukan qunut, sebaliknya jika petinggi NU yang jadi imam, maka >>beliau malah tidak qunut. Tetangga saya pak Haji yang orang betawi tiap >>bertemu saya senang sekali menceritakan kisah ini, tapi tak menyebutkan siapa >>petinggi NU itu. Ketika barusan saya google, sang 'petinggi' NU itu rupanya >>adalah KH Idham Chalid. Mungkin cerita ini bisa diverifikasi juga karena >>rasanya cukup sering saya dengar disebutkan orang. >> >> Kalau cerita sang Khatib dibawah, bisa jadi salah tapi bisa jadi benar. >>Sebelum wafatnya KH Wahid Hasyim, saya rasa bisa saja ada undangan ke Madura >>tersebut. Bisa saja ditanyain ke anak keturunan atau orang dekat sang Kiai >>atau Buya Hamka. Cara lain, adalah kalau sanak Imran bisa ketemu khatib >>tersebut lagi tentu bisa juga ditanya darimana sumbernya. >>wassalam >>.ari 37thn jkt >> -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Re: Bls: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta
Pak Arman, Samo jo mode urg kini mah, -Ndah ba Hape ndak PD pdhl bukan wajib -Ndak ba oto ndak PD, pdhl bukan Wajib -Ndak basipatu ndak PD, pdhl bukan wajib -dst..nya Jadi masalahnyo bukan masalah PD atau Wajibnyo Pak, tapi masalah Istiqomahnyo setiap amalan nan elok (walaupun sunat atau mubah/jais) Sangenek, Wassalam, anwardjambak 44+, mudiak Pyk, kanakan Dt Rajo Malano(Maulana), "Maminteh Sabalun Hanyuik!!! Sent from my BlackBerry® smartphone powered by U Mobile -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
[R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta
Maka itulah tugas Pak Arman Bahar dan dunsanak lain yang tahu bahwa berqunut bukan harus terus dilakukan, untuk menjelaskan kepada mereka yang merasa qunut harus terus dilakukan. Wassalam, ANB 45, Cibubur Pada Minggu, 21 Juli 2013, Arman Bahar menulis: > Yg gak berqunut tau kenapa gak berqunut dan kalau berqunut tau kapan gak > qunut lagi . > > Yg berqunut tau kenapa berqunut, sayang gak tau kapan berhenti berqunut > sehingga amalan sunat qunut bagi mereka se-olah2 dudah menjadi amalan wajib > ... gak PD klu gak qunut, rasa2 ada yg kurang klu gak pakai qunut, imam yg > gak qunut ntar besok gak bakalan diberi kesempatan lagi jadi imam di mesjid > itu > wasalam > abp > -- > *Dari:* Akmal Nasery Basral 'cvml', 'ak...@rantaunet.org');>> > *Kepada:* "rantaunet@googlegroups.com 'rantaunet@googlegroups.com');>" > 'rantaunet@googlegroups.com');>> > > *Dikirim:* Sabtu, 20 Juli 2013 18:25 > *Judul:* [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta > > Pak FMNS, > Justru karena itulah Buya Hamka bersifat fleksibel menghadapi orang > (kelompok) yang menerapkan qunut pada SETIAP shalat Subuh. Silaturahim > sebagai sesama muslim lebih penting bagi Buya. > Wassalam, > ANB > 45, Cibubur > > Pada Minggu, 21 Juli 2013, menulis: > > ** > Sanak ANB dan para sanak sapalanta yth. > > "Qunut Subuh" Buya Hamka ini yang terjadi bukan hanya sekali (misalnya > hanya dengan KH Abdullah Syafi'i), melainkan (ternyata) beberapa kali baik > dengan KH Idham Chalid maupun KH Wahid Hasyim > bisa diintrepetasikan sbg "toleransi". > > Tapi patut diingat bahwa qunut itu hukumnya sunat (atau ada yg berpendapat > lain)? > > Salam > FMNS > L65bdg > > -- > *From: * Akmal Nasery Basral > *Sender: * rantaunet@googlegroups.com > *Date: *Sun, 21 Jul 2013 07:57:48 +0700 > *To: *rantaunet@googlegroups.com > *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com > *Subject: *[R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta > > Betul Ari, > saya juga percaya bahwa kisah "toleransi qunut Subuh" Buya Hamka ini > terjadi bukan hanya sekali (misalnya hanya dengan KH Abdullah Syafi'i), > melainkan bisa beberapa kali baik dengan KH Idham Chalid maupun KH Wahid > Hasyim. > > Boleh jadi berkat inspirasi toleransi qunut inilah maka Din Syamsuddin > yang mantan ketua IPNU terinspirasi "pindah kapling" ke Muhammadiyah :) dan > bahkan terpilih menjadi ketua umum PP pula selama dua periode. > > Wassalam, > > ANB > 45, Cibubur > > Pada Minggu, 21 Juli 2013, Ari Noviandi menulis: > > Kanda Akmal, > Kalau versi yang sering saya dengar, adalah ketika Buya Hamka naik kapal > pergi Haji yang isinya ada petinggi NU. Diatas kapal yang berminggu-minggu > itu, yang isinya lengkap dengan pengikut Muhammadiyah dan pengikut NU kedua > ulama besar ini bergantian menjadi imam. Ketika Buya Hamka yang jadi imam > beliau melakukan qunut, sebaliknya jika petinggi NU yang jadi imam, maka > beliau malah tidak qunut. Tetangga saya pak Haji yang orang betawi tiap > bertemu saya senang sekali menceritakan kisah ini, tapi tak menyebutkan > siapa petinggi NU itu. Ketika barusan saya google, sang 'petinggi' NU itu > rupanya adalah KH Idham Chalid. Mungkin cerita ini bisa diverifikasi juga > karena rasanya cukup sering saya dengar disebutkan orang. > Kalau cerita sang Khatib dibawah, bisa jadi salah tapi bisa jadi benar. > Sebelum wafatnya KH Wahid Hasyim, saya rasa bisa saja ada undangan ke > Madura tersebut. Bisa saja ditanyain ke anak keturunan atau orang dekat > sang Kiai atau Buya Hamka. Cara lain, adalah kalau sanak Imran bisa ketemu > khatib tersebut lagi tentu bisa juga ditanya darimana sumbernya. > wassalam > .ari 37thn jkt > > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > === > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > === > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari > Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+berhenti > berlangga...@googlegroups.com 'berlangga...@googlegroups.com');>. > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > > > -- . * Posting yg berasal da
Bls: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN
Assalamualaikum ww Buya M Natsir pernah berujar "Islam beribadah akan dibiarkan, Islam ber-ekonomi akan diawasi, Islam berpolitik akan dicabut hingga ke akar2" (Dicabuik tali pusek'e) Sekularisasi akan mereka utamakan utk berkembang Ini berhasil otak dan pemikiran sebagian umat Islam pun udah ter-virusi dg faham sekuler ini ... Untung sejak kemenangan Islam Turki yg berhasil menggeser posisi kaum sekuler sekitar 2006 yg lalu menyadarkan sebagian umat Islam termasuk di Indonesia utk bangkit kembali, dan ini ditandai di awal era reformasi 1998 dg berdirinya orpol pertama yg berani mencantumkan Islam dlm AD/ART sbg Dasar Partai (yg selama ini kan hrs berdasarkan pancasila) ... wasalam abp Dari: Sutan Sinaro Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" Dikirim: Sabtu, 20 Juli 2013 12:26 Judul: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN Assalamu'alaikum. w.w. Negara Islam seperti apa ? Ada pertanyaan tentang negara Islam seperti apa yang sesuai untuk Indonesia ?. Saya bisa menjawab negara Islam yang seperti Indonesia itu lah, tapi Indonesia yang mana ?. Jawabnya Negara Indonesia yang sesuai dengan cita-cita para pendiri Republik ini dahulunya. Perselisihan dalam urusan ini Insyaa Allah dapat selesai dengan memberi penjelasan tambahan seperti berikut. Secara singkat bisa dikatakan negara Islam yang sesuai dengan Syara' adalah negara Islam di zaman khulafaa ur-rasyidin dahulu. Ketika itu tidak ada sistem kerajaan yang turun temurun, pemimpin dipilih dari rakyat biasa dan diangkat oleh "Majelis Syuro". Pengangkatan Abu Bakar ra, Umar ra, Usman ra dan Ali kw, semuanya dengan Majelis Syuro. Kita lihat Indonesia, ketika negeri ini hendak ditegakkan, contoh khulafaa ur-rasyidin inilah yang diambil dan dituangkan dengan cara Indonesia pula oleh para pendiri negara ini dulunya. "Majlis" adalah bahasa Arab, "musyawarah" juga bahasa Arab, "ra'yat" juga bahasa Arab. Di Indonesiakan, maka muncul istilah "Majelis Permusyawaratan Rakyat" yang di-identic-kan dengan Majelis Syuro tadi. Ketika di zaman khulafa ur-rasyidin dulu, orang-orangnya masih sedikit, sehingga dengan mudah diketahui siapa-siapa orang-orang pintar (pentolan-pentolan) yang akan duduk di majelis syuro itu, baik dari suku Quraisy sendiri ataupun pihak Madinah, Aus dengan Khazraj. Berbeda dengan Indonesia yang orang-orangnya yang sudah banyak sehingga tidak dapat diketahui dengan mudah siapa pentolan-pentolannya. Oleh sebab itu harus dipilih para wakil dari orang yang banyak itu untuk bisa didudukkan di majelis syuro tadi. Hasil diskusi para pendiri negara ini memutuskan untuk membuat suatu lembaga guna mengumpulkan para wakil tadi dalam satu bangunan yang terdiri dari orang-urang yang pintar yang diutus oleh kelompok-kelompok rakyat. "Dhiwan" bahasa Arab yang artinya bangunan, gedung, atau lembaga, di Indonesiakan dengan kata "Dewan". "wakil" adalah bahasa arab yang berarti perwakilan orang-orang pintar tadi. Maka muncullah Istilah "Dewan Perwakilan Rakyat", yang orang-orangnya nanti akan didudukkan di Majelis syuro tadi ditambah dengan golongan-golongan atau kelompok yang belum terwakili yang disebut "Majelis Permusyawaratan Rakyat". Jadi untuk memilih siapa yang akan menjadi pemimpin atau khalifah, yang istilah nya kemudian diadopsi dari barat menjadi "Presiden", maka tiap-tiap kelompok rakyat berkumpul memilih siapa orang-orang pintar yang ada di kelompok mereka yang akan bisa mewakili suara mereka untuk memilih siapa yang akan menjadi pemimpin dengan catatan orang ini juga harus mampu jadi pemimpin karena ia berhak memilih dan dipilih. (Jadi bukan siapa yang banyak pitih dan gadang ota yang akan diutus, tapi orang yang pintar). Wakil dari kelompok-kelompok inilah yang dikirim ke Dewan tadi (DPR) yang akhirnya nanti akan masuk ke Majelis syuro (MPR) untuk menentukan siapa yang akan jadi pemimpin negeri ini (termasuk dirinya sendiri berhak dipilih untuk jadi pemimpin). Jadi kesemuanya ini didasarkan kepada cara negara Islam yang disetujui oleh Syara'. Oleh sebab itu, untuk menyesuaikannya dengan cara Indonesia maka dibuat kesekapatan yang terkenal dengan nama "The Jakarta Charter" (Piagam Jakarta) yang diletakkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar. (Ingat kata-kata dalam Pembukaan, "Berkat rahmat Allah swt. ...", artinya negrara Indonesia ini berdiri berkat rahmat Allah swt.-red). Hukum yang dipakai adalah hukum Syara' bagi orang Islam, dan hukum Civil umum atau hukum agamanya sendiri bagi orang yang bukan Islam. Jadi pertanyaan itu tidak sulit untuk dijawab rasanya. "Negara Islam yang seperti apa?". Jawabnya, Negara Islam yang seperti Indonesia dengan mengembalikan 7 kata ("dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya"), yang dulu dibuang oleh Soekarno, kembali ke dalam UUD. Kenapa demikian ?, karena ide pembentukan negara Indonesia dahulu didasarkan kepa
Re: [R@ntau-Net] OOT: Konteks Kenegaraan dari Agamo.
Ada baiknya kalau mau bicara soal NKRI diingat lagi peran ayahanda kita semua, Bapak Bangsa Allahyarham Mohammad Natsir, yang kelahiran Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Solok. NKRI adalah usulan beliau lewat Mosi Integral, sebagai Perdana Menteri kelima, yang akhirnya diterima Bung Karno pada 17 Agustus 1950, di tengah republik Indonesia yang nyaris tercabik-cabik saat itu. Siapa Natsir? Perlukah kita ragukan kadar keislaman seorang Natsir, sehingga seakan-akan NKRI adalah produk yang sama sekali sekuler dan tak punya muatan agama sama sekali? Wassalam, ANB 45, Cibubur Pada Sabtu, 20 Juli 2013, menulis: > > > Jadi sabana e Juklak NKRI ko banyak macamnyo yo Joe... > > Tapi sajak Otda ko dan lah lapehnyo salah satu Propinsinyo, ndak sasuai di > sabuik NKRI lei ndak Joehehehe > > Atau namonyo NKRI-1, > Atau NKRI -1 +7 > > Atau NKRI= Negara KeRajaan Islam > > Sangenek, > > > > > Wassalam, > anwardjambak 44+, > mudiak Pyk, kanakan Dt Rajo Malano(Maulana), > > "Maminteh Sabalun Hanyuik!!! > > Sent from my BlackBerry® smartphone powered by U Mobile > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > === > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > === > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari > Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com. > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > > > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
[R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta
Betul Ari, saya juga percaya bahwa kisah "toleransi qunut Subuh" Buya Hamka ini terjadi bukan hanya sekali (misalnya hanya dengan KH Abdullah Syafi'i), melainkan bisa beberapa kali baik dengan KH Idham Chalid maupun KH Wahid Hasyim. Boleh jadi berkat inspirasi toleransi qunut inilah maka Din Syamsuddin yang mantan ketua IPNU terinspirasi "pindah kapling" ke Muhammadiyah :) dan bahkan terpilih menjadi ketua umum PP pula selama dua periode. Wassalam, ANB 45, Cibubur Pada Minggu, 21 Juli 2013, Ari Noviandi menulis: > Kanda Akmal, > Kalau versi yang sering saya dengar, adalah ketika Buya Hamka naik kapal > pergi Haji yang isinya ada petinggi NU. Diatas kapal yang berminggu-minggu > itu, yang isinya lengkap dengan pengikut Muhammadiyah dan pengikut NU kedua > ulama besar ini bergantian menjadi imam. Ketika Buya Hamka yang jadi imam > beliau melakukan qunut, sebaliknya jika petinggi NU yang jadi imam, maka > beliau malah tidak qunut. Tetangga saya pak Haji yang orang betawi tiap > bertemu saya senang sekali menceritakan kisah ini, tapi tak menyebutkan > siapa petinggi NU itu. Ketika barusan saya google, sang 'petinggi' NU itu > rupanya adalah KH Idham Chalid. Mungkin cerita ini bisa diverifikasi juga > karena rasanya cukup sering saya dengar disebutkan orang. > Kalau cerita sang Khatib dibawah, bisa jadi salah tapi bisa jadi benar. > Sebelum wafatnya KH Wahid Hasyim, saya rasa bisa saja ada undangan ke > Madura tersebut. Bisa saja ditanyain ke anak keturunan atau orang dekat > sang Kiai atau Buya Hamka. Cara lain, adalah kalau sanak Imran bisa ketemu > khatib tersebut lagi tentu bisa juga ditanya darimana sumbernya. > > > wassalam > .ari 37thn jkt > > > 2013/7/19 Akmal Nasery Basral 'cvml', 'ak...@rantaunet.org');>> > >> Dinda Imran, >> untungnya kisah yang disampaikan khatib Jumat yang dinda dengar tadi >> masih "separuh benar" karena esensinya adalah pada sikap toleransi Buya >> Hamka terhadap pihak lain, bukan pada sosok pihak lain itu. Jadi bukan >> kesalahan fatal. >> >> Tetapi tentu saja jika nama tokoh itu bisa akurat sebagaimana peristiwa >> yang terjadi, akan lebih baik lagi. >> >> Wassalam, >> >> ANB >> 45, Cibubur >> >> >> Pada Jumat, 19 Juli 2013, menulis: >> >>> ** >>> Semoga dengan lahirnya buku ke 2 ini, sejarah nya jadi lurus.. Tak >>> bertukar lagi seperti pernyataan khatib jumat tadi.. >>> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung >>> Teruuusss...! >>> -- >>> *From: * Akmal Nasery Basral >>> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com >>> *Date: *Fri, 19 Jul 2013 22:16:00 +0700 >>> *To: *rantaunet@googlegroups.com >>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com >>> *Subject: *[R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta >>> >>> >>> >>> Pada Jumat, 19 Juli 2013, menulis: >>> ** Aslm kanda akmal.. Tadi siang, dalam khutbah jumat, khatib menyebut tentang buya hamka yang praktek kan doa qunut sewaktu pergi ke madura atas undangan orang tua gus dur.. Adakah kisah ini diangkat dalam novel nya yang kedua nanti.. Ini sangat bagus dalam konteks ukhuwah islamiyah.. Dalam khutbah jumat nya tadi, khatib menyebut ttg buya yang muhammadiyah, karena dipersilahkan tuan rumah yang notabene nadliyin utk jadi imam, maka buya melakukan shalat sebagaimana yang diyakini orang NU. Imran, 37, tingga di pdg, asal baso, agam Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -- * * >>> Wa'alaikum salam Wr. Wb sanak Imran, >>> menurut ambo ada 2 kemungkinan penjelasan, yakni: >>> >>> 1. Kalau disebut khatib yang mengundang adalah orang tua Gus Dur, >>> berarti itu KH Wahid Hasyim, menteri agama pertama RI, yang meninggal >>> dunia muda (sekitar umur 38 tahun) di awal tahun 50-an. Saya belum pernah >>> mendengar versi ini, meski mungkin saja terjadi di awal 50-an itu Buya >>> Hamka sudah bertemu KH Wahid Hasyim. >>> >>> Versi soal Buya Hamka ikut qunut Subuh yang lebih bisa diverifikasi >>> adalah ketika beliau diundang ke tempat KH Abdullah Syafi'i, ulama yang >>> kondang disebut "Macan Betawi". Di tempat KHAS lah Buya Hamka melakukan >>> qunut (sebagai imam). >>> >>> Lalu ketika gantian KHAS datang ke Al Azhar membalas kunjungan Buya >>> Hamka saat salat Jumat, Buya Hamka yang saat itu dijadwalkan menjadi khatib >>> dan imam, menyilakan KHAS menjadi khatib dan imam. Untuk menghormati >>> sahabatnya itu, dilakukan dua kali azan Jumat (yang tak pernah dilakukan Al >>> Azhar sebelumnya) yang dilakukan oleh bilal Al Azhar atas permintaan Buya >>> Hamka. >>> >>> 2. Kemungkinan besar, dua nama ini (KH Abdullah Syafi'i dan KH Wahid >>> Hasyim) sering tertukar (tanpa sengaja) ketika para khatib/muballigh >>> berkisah soal qunut Subuh yang dilakukan Buya Hamka. Sejauh ini, saya lebih >>> cenderung percaya pada versi kejadian itu dengan KHAS ketimbang dengan KHWH. >>> >>> Ya, sanak Imran, insya Allah kisah "toler
[R@ntau-Net] OOT: Pedagang Tanah Abang: Ahok Jangan Terlalu Kejamlah!
Sanak2 sa palanta yth. Nan Barikuik adolah kalanjutan dari artikel2 ttg Pedagang Kaki Lima (PKL) yg diminta pindah ke gedung Blok G oleh pemda DKI Jakarta, krn pd lokasi sekarang menimbulkan kemacetan lalulintas. Nan mengherankan, walau penataan/relokasi PKL marupokan salah satu konsep unggulan Jokowi, tapi indak nampak saketek juo penerapan konsep itu di Tanah Abang. Kalau memang mau direlokasi, jauah2 wakatu saandaknyo dipaeloki Blok G itu, dan disadiokan fasilitas untuak manampuang lonjakan jumlah PKL manjalang Hari Rayo. Bahkan labiah elok sabalun bulan puaso para PKL alah pindah kasitu dg sanang ati. Sanak MM mampatanyokan aa gunonyo mampabincangkan hal iko di palanta ko, karana indak ka dibaco dek Ahok. Tapi awak masiah ingaik bahaso ado sanak di palanta ko nan dakek jo Jokowi, panah makan samo2 di tenda PKL di Solo, dan manjadi salah satu pendukung Jokowi-Ahok menjelang Pilkada yll. Harapan awak semoga sanak nantun basadio manjadi panyambuang lidah kito ka gubernur/wagub DKI Jakarta kiniko. Salam FMNS L65Bdg Pedagang Tanah Abang: Ahok Jangan Terlalu Kejamlah! TEMPO.CO, Jakarta--Para pedagang kaki lima di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, meminta kepada Pemerintah DKI Jakarta agar mengizinkan mereka untuk berjualan di bahu jalan hingga menjelang Lebaran Idul Fitri. "Ahok (Wakil Gubernur DKI Jakarta), jangan terlalu kejam lah, tolong pikirkan rakyat kecil. Kalau kami kaya, ngapain jualan di pinggir jalan,” kata pedagang pakaian yang meminta dipanggil Adi, 38 tahun, kepada Tempo, Sabtu, 20 Juli 2013. Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama menuding kemacetan lalu lintas di sekitar Pasar Tanah Abang disebabkan oleh aktivitas pedagang kaki lima. Untuk itu, dia meminta para pedagang untuk mengisi Blok G dan melarang berjualan di bahu jalan. Namun, Senin 15 Juli lalu, para pedagang tetap nekat berjualan karena mereka tidak memiliki tempat lain untuk berjualan. Ulah para pedagang tersebut membuat Ahok—sapaan akrab Basuki--geram, sehingga dia mengancam jika pedagang tetap membandel, dia akan mengerahkan aparatnya untuk meindak. Adi mengaku enggan pindah ke Blok G, lantaran kondisi bangunannya yang banjir dan beraroma tak sedap bila turun hujan. “Kalau di relokasi ya jangan kayak kandang kerbau, kenyamanan kurang, apalagi keamanan,” ujar Adi. Dari sisi keamanan, menurut dia, setiap malam tiba, lantai atas Blok G kerap digunakan para perempuan malam untuk menjajakan diri. “Situ dekat lokalisasi, kerap ditemukan kondom bekas dilantai 3,” kata dia. Alasan yang sama disampaikan Manizar, 57 tahun, pedagang pakaian, meminta Ahok agar tidak terlalu keras dengan mereka. “Bapak Ahok keras, tapi janganlah emosinya dihadapkan pada masyarakat kecil seperti kami,” kata dia. Menurut Manizar, sejak rencana relokasi digulirkan, pembeli pembeli dan pendapatannya merosot. “Pembeli pada takut, jadi sehari kadang cuma laku tiga potong celana, itu untungnya tidak ada seratus ribu,” ujarnya. Ia juga bergeming ketika diminta untuk pindah ke Blok G lantaran kondisi bangunan yang kotor, tidak layak serta lahan parkir yang kurang. Hanum, 40 tahun, pedagang baju, berharap hingga lebaran tiba diberi kesempatan untuk tetap berjualan tanpa harus bongkar pasang lapak. “Kami diizinkan buka pukul 10 hingga pukul 5, tapi karena harus dibongkar pasang, lapak kami baru siap pukul 12, itu pengunjung sudah sepi, kasihlah kami kelonggaran hingga lebaran,” kata Hanum mengeluh. Menurut Hanum, setiap pagi aparat berkeliling untuk memastikan PKL tidak membuka lapak sesuai jam yang telah ditentukan untuk meminimalisasi kemacetan. Rencana relokasi pun tak dihiraukan oleh Hanum lantaran kondisi Blok G tidak nyaman dan tidak aman. “Kalau kami dipindah ke tempat yang kondisinya seperti Pasar Jati Baru, baru kami bersedia karena tempatnya mendingan,” kata Hanum. LINDA TRIANITA Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dar
[R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta
Pak FMNS, Justru karena itulah Buya Hamka bersifat fleksibel menghadapi orang (kelompok) yang menerapkan qunut pada SETIAP shalat Subuh. Silaturahim sebagai sesama muslim lebih penting bagi Buya. Wassalam, ANB 45, Cibubur Pada Minggu, 21 Juli 2013, menulis: > ** > Sanak ANB dan para sanak sapalanta yth. > > "Qunut Subuh" Buya Hamka ini yang terjadi bukan hanya sekali (misalnya > hanya dengan KH Abdullah Syafi'i), melainkan (ternyata) beberapa kali baik > dengan KH Idham Chalid maupun KH Wahid Hasyim > bisa diintrepetasikan sbg "toleransi". > > Tapi patut diingat bahwa qunut itu hukumnya sunat (atau ada yg berpendapat > lain)? > > Salam > FMNS > L65bdg > > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > -- > *From: * Akmal Nasery Basral 'cvml', 'ak...@rantaunet.org');>> > *Sender: * rantaunet@googlegroups.com 'rantaunet@googlegroups.com');> > *Date: *Sun, 21 Jul 2013 07:57:48 +0700 > *To: *rantaunet@googlegroups.com > *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com > *Subject: *[R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta > > Betul Ari, > saya juga percaya bahwa kisah "toleransi qunut Subuh" Buya Hamka ini > terjadi bukan hanya sekali (misalnya hanya dengan KH Abdullah Syafi'i), > melainkan bisa beberapa kali baik dengan KH Idham Chalid maupun KH Wahid > Hasyim. > > Boleh jadi berkat inspirasi toleransi qunut inilah maka Din Syamsuddin > yang mantan ketua IPNU terinspirasi "pindah kapling" ke Muhammadiyah :) dan > bahkan terpilih menjadi ketua umum PP pula selama dua periode. > > Wassalam, > > ANB > 45, Cibubur > > Pada Minggu, 21 Juli 2013, Ari Noviandi menulis: > > Kanda Akmal, > Kalau versi yang sering saya dengar, adalah ketika Buya Hamka naik kapal > pergi Haji yang isinya ada petinggi NU. Diatas kapal yang berminggu-minggu > itu, yang isinya lengkap dengan pengikut Muhammadiyah dan pengikut NU kedua > ulama besar ini bergantian menjadi imam. Ketika Buya Hamka yang jadi imam > beliau melakukan qunut, sebaliknya jika petinggi NU yang jadi imam, maka > beliau malah tidak qunut. Tetangga saya pak Haji yang orang betawi tiap > bertemu saya senang sekali menceritakan kisah ini, tapi tak menyebutkan > siapa petinggi NU itu. Ketika barusan saya google, sang 'petinggi' NU itu > rupanya adalah KH Idham Chalid. Mungkin cerita ini bisa diverifikasi juga > karena rasanya cukup sering saya dengar disebutkan orang. > Kalau cerita sang Khatib dibawah, bisa jadi salah tapi bisa jadi benar. > Sebelum wafatnya KH Wahid Hasyim, saya rasa bisa saja ada undangan ke > Madura tersebut. Bisa saja ditanyain ke anak keturunan atau orang dekat > sang Kiai atau Buya Hamka. Cara lain, adalah kalau sanak Imran bisa ketemu > khatib tersebut lagi tentu bisa juga ditanya darimana sumbernya. > > > wassalam > .ari 37thn jkt > > > 2013/7/19 Akmal Nasery Basral > > Dinda Imran, > untungnya kisah yang disampaikan khatib Jumat yang dinda dengar tadi masih > "separuh benar" karena esensinya adalah pada sikap toleransi Buya Hamka > terhadap pihak lain, bukan pada sosok pihak lain itu. Jadi bukan kesalahan > fatal. > > Tetapi tentu saja jika nama tokoh itu bisa akurat sebagaimana peristiwa > yang terjadi, akan lebih baik lagi. > > Wassalam, > > ANB > 45, Cibubur > > > Pada Jumat, 19 Juli 2013, menulis: > > ** > Semoga dengan lahirnya buku ke 2 ini, sejarah nya jadi lurus.. Tak > bertukar lagi seperti pernyataan khatib jumat tadi.. > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > -- > *From: * Akmal Nasery Basral > *Sender: * rantaunet@googlegroups.com > *Date: *Fri, 19 Jul 2013 22:16:00 +0700 > *To: *rantaunet@googlegroups.com > *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com > *Subject: *[R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta > > > > Pada Jumat, 19 Juli 2013, menulis: > > ** > Aslm kanda akmal.. > > Tadi siang, dalam khutbah jumat, khatib menyebut tentang buya hamka yang > praktek kan doa qunut sewaktu pergi ke madura atas undangan orang tua gus > dur.. Adakah kisah ini diangkat dalam novel nya yang kedua nanti.. > > Ini sangat bagus dalam konteks ukhuwah islamiyah.. Dalam khutbah jumat nya > tadi, khatib menyebut ttg buya yang muhammadiyah, karena dipersilahkan tuan > rumah yang notabene nadliyin utk jadi imam, maka buya melakukan shalat > sebagaimana yang diyakini orang NU. > > Imran, 37, tingga di pdg, asal baso, agam > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > -- > * > * > > Wa'alaikum salam Wr. Wb sanak Imran, > menurut ambo ada 2 kemungkinan penjelas > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > === > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email
Re: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN
Pak Saaf, Mak Sutan Sinaro n.a.h. manuruik ambo dek karano NKRI adolah ide pemikiran Allahyarham Moh. Natsir, ayahanda kita semua, bapak bangsa ini kelahiran Lembah Gumanti, yang disampaikannya lewat Mosi Integral (1950) dan diimplementasikan oleh Bung Karno, rasonyo Pak Natsir indak ka mungkin memformulasikan sebuah bentuk negara yang steril dari Islam. Cuma banyak orang, tanpa lebih dulu menyimak halaman-halaman sejarah bangsa ini, sudah berprasangka bahwa NKRI adalah produk (kolaborasi) kubu nasionalis-(liberalis, sekularis) dengan kalangan non-muslim. Wassalam, ANB 45, Cibubur. Pada Minggu, 21 Juli 2013, Dr. Saafroedin Bahar. menulis: > Sanak Sutan Sinaro, sabana janiah penjelasan Sanak ttg Negara Islam nan > sasuai utk Indonesia. Intinyo: manuruik model khulafaurrasyidin dek sari, > dikaikkan jo Piagam Jakarta, hukumnyo duo macam: hukum syarak dan hukum > sipil; dan sagalo parubahan nan dikarajokan dek Amien Rais dkk dibuang. > Satahu ambo, indak ado larangan memperjuangkan gagasan itu doh. Indak > saroman gagasan negara kuminih. Jadi lanjuikkanlah malewakan. Ambo doakan > semoga berhasil. Mulailah dari warga RN iko, alah dapek 2.000 urang, sudah > tu urang awak, alah sapuluah juta urang pulo. > Salamaik bapuaso. > Wassalam, > SB. > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss...! > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > === > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > === > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari > Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com. > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > > > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Re: [R@ntau-Net] ABS SBK dan Islam
Sanak Sutan Sinaro jo bung Elmuharis, nampaknyo alah batambah ciek lai versi ABS SBK. Jadi labiah kayo. Nan ambo catat salamo ko ado ampek versi: 1) versi KKM/SKM GM 2010; 2) versi Gubernur Irwan Prayitno; 3) versi M. Sayuti Dt Rajo Penghulu Ketua Umum LKAAM Sumbar; 4) versi Armen Zulkarnain. Kini tambah ciek lai, 5) versi Sutan Sinaro. Bak kecek Rasulullah saw, ' perbedaan pandapek dalam umatku adalah rahmat', dan sasuai jo ajaran adat ' basilang kayu dalam tungku di sinan makonyo api akan hiduik', ambo raso batambahnyo versi iko adolah rancak. Banyak pilihan, ambiak nan sasuai. Selamat bapuaso. Wassalam, SB. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Re: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta
Sanak ANB dan para sanak sapalanta yth. "Qunut Subuh" Buya Hamka ini yang terjadi bukan hanya sekali (misalnya hanya dengan KH Abdullah Syafi'i), melainkan (ternyata) beberapa kali baik dengan KH Idham Chalid maupun KH Wahid Hasyim bisa diintrepetasikan sbg "toleransi". Tapi patut diingat bahwa qunut itu hukumnya sunat (atau ada yg berpendapat lain)? Salam FMNS L65bdg Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Akmal Nasery Basral Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sun, 21 Jul 2013 07:57:48 To: rantaunet@googlegroups.com Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta Betul Ari, saya juga percaya bahwa kisah "toleransi qunut Subuh" Buya Hamka ini terjadi bukan hanya sekali (misalnya hanya dengan KH Abdullah Syafi'i), melainkan bisa beberapa kali baik dengan KH Idham Chalid maupun KH Wahid Hasyim. Boleh jadi berkat inspirasi toleransi qunut inilah maka Din Syamsuddin yang mantan ketua IPNU terinspirasi "pindah kapling" ke Muhammadiyah :) dan bahkan terpilih menjadi ketua umum PP pula selama dua periode. Wassalam, ANB 45, Cibubur Pada Minggu, 21 Juli 2013, Ari Noviandi menulis: > Kanda Akmal, > Kalau versi yang sering saya dengar, adalah ketika Buya Hamka naik kapal > pergi Haji yang isinya ada petinggi NU. Diatas kapal yang berminggu-minggu > itu, yang isinya lengkap dengan pengikut Muhammadiyah dan pengikut NU kedua > ulama besar ini bergantian menjadi imam. Ketika Buya Hamka yang jadi imam > beliau melakukan qunut, sebaliknya jika petinggi NU yang jadi imam, maka > beliau malah tidak qunut. Tetangga saya pak Haji yang orang betawi tiap > bertemu saya senang sekali menceritakan kisah ini, tapi tak menyebutkan > siapa petinggi NU itu. Ketika barusan saya google, sang 'petinggi' NU itu > rupanya adalah KH Idham Chalid. Mungkin cerita ini bisa diverifikasi juga > karena rasanya cukup sering saya dengar disebutkan orang. > Kalau cerita sang Khatib dibawah, bisa jadi salah tapi bisa jadi benar. > Sebelum wafatnya KH Wahid Hasyim, saya rasa bisa saja ada undangan ke > Madura tersebut. Bisa saja ditanyain ke anak keturunan atau orang dekat > sang Kiai atau Buya Hamka. Cara lain, adalah kalau sanak Imran bisa ketemu > khatib tersebut lagi tentu bisa juga ditanya darimana sumbernya. > > > wassalam > .ari 37thn jkt > > > 2013/7/19 Akmal Nasery Basral 'cvml', 'ak...@rantaunet.org');>> > >> Dinda Imran, >> untungnya kisah yang disampaikan khatib Jumat yang dinda dengar tadi >> masih "separuh benar" karena esensinya adalah pada sikap toleransi Buya >> Hamka terhadap pihak lain, bukan pada sosok pihak lain itu. Jadi bukan >> kesalahan fatal. >> >> Tetapi tentu saja jika nama tokoh itu bisa akurat sebagaimana peristiwa >> yang terjadi, akan lebih baik lagi. >> >> Wassalam, >> >> ANB >> 45, Cibubur >> >> >> Pada Jumat, 19 Juli 2013, menulis: >> >>> ** >>> Semoga dengan lahirnya buku ke 2 ini, sejarah nya jadi lurus.. Tak >>> bertukar lagi seperti pernyataan khatib jumat tadi.. >>> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung >>> Teruuusss...! >>> -- >>> *From: * Akmal Nasery Basral >>> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com >>> *Date: *Fri, 19 Jul 2013 22:16:00 +0700 >>> *To: *rantaunet@googlegroups.com >>> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com >>> *Subject: *[R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta >>> >>> >>> >>> Pada Jumat, 19 Juli 2013, menulis: >>> ** Aslm kanda akmal.. Tadi siang, dalam khutbah jumat, khatib menyebut tentang buya hamka yang praktek kan doa qunut sewaktu pergi ke madura atas undangan orang tua gus dur.. Adakah kisah ini diangkat dalam novel nya yang kedua nanti.. Ini sangat bagus dalam konteks ukhuwah islamiyah.. Dalam khutbah jumat nya tadi, khatib menyebut ttg buya yang muhammadiyah, karena dipersilahkan tuan rumah yang notabene nadliyin utk jadi imam, maka buya melakukan shalat sebagaimana yang diyakini orang NU. Imran, 37, tingga di pdg, asal baso, agam Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -- * * >>> Wa'alaikum salam Wr. Wb sanak Imran, >>> menurut ambo ada 2 kemungkinan penjelasan, yakni: >>> >>> 1. Kalau disebut khatib yang mengundang adalah orang tua Gus Dur, >>> berarti itu KH Wahid Hasyim, menteri agama pertama RI, yang meninggal >>> dunia muda (sekitar umur 38 tahun) di awal tahun 50-an. Saya belum pernah >>> mendengar versi ini, meski mungkin saja terjadi di awal 50-an itu Buya >>> Hamka sudah bertemu KH Wahid Hasyim. >>> >>> Versi soal Buya Hamka ikut qunut Subuh yang lebih bisa diverifikasi >>> adalah ketika beliau diundang ke tempat KH Abdullah Syafi'i, ulama yang >>> kondang disebut "Macan Betawi". Di tempat KHAS lah Buya Hamka melakukan >>> qunut (sebagai imam). >>> >>> Lalu ketika gantian KHAS da
Re: [R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta
Kanda Akmal, Kalau versi yang sering saya dengar, adalah ketika Buya Hamka naik kapal pergi Haji yang isinya ada petinggi NU. Diatas kapal yang berminggu-minggu itu, yang isinya lengkap dengan pengikut Muhammadiyah dan pengikut NU kedua ulama besar ini bergantian menjadi imam. Ketika Buya Hamka yang jadi imam beliau melakukan qunut, sebaliknya jika petinggi NU yang jadi imam, maka beliau malah tidak qunut. Tetangga saya pak Haji yang orang betawi tiap bertemu saya senang sekali menceritakan kisah ini, tapi tak menyebutkan siapa petinggi NU itu. Ketika barusan saya google, sang 'petinggi' NU itu rupanya adalah KH Idham Chalid. Mungkin cerita ini bisa diverifikasi juga karena rasanya cukup sering saya dengar disebutkan orang. Kalau cerita sang Khatib dibawah, bisa jadi salah tapi bisa jadi benar. Sebelum wafatnya KH Wahid Hasyim, saya rasa bisa saja ada undangan ke Madura tersebut. Bisa saja ditanyain ke anak keturunan atau orang dekat sang Kiai atau Buya Hamka. Cara lain, adalah kalau sanak Imran bisa ketemu khatib tersebut lagi tentu bisa juga ditanya darimana sumbernya. wassalam .ari 37thn jkt 2013/7/19 Akmal Nasery Basral > Dinda Imran, > untungnya kisah yang disampaikan khatib Jumat yang dinda dengar tadi masih > "separuh benar" karena esensinya adalah pada sikap toleransi Buya Hamka > terhadap pihak lain, bukan pada sosok pihak lain itu. Jadi bukan kesalahan > fatal. > > Tetapi tentu saja jika nama tokoh itu bisa akurat sebagaimana peristiwa > yang terjadi, akan lebih baik lagi. > > Wassalam, > > ANB > 45, Cibubur > > > Pada Jumat, 19 Juli 2013, menulis: > >> ** >> Semoga dengan lahirnya buku ke 2 ini, sejarah nya jadi lurus.. Tak >> bertukar lagi seperti pernyataan khatib jumat tadi.. >> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung >> Teruuusss...! >> -- >> *From: * Akmal Nasery Basral >> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com >> *Date: *Fri, 19 Jul 2013 22:16:00 +0700 >> *To: *rantaunet@googlegroups.com >> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com >> *Subject: *[R@ntau-Net] Re: (OOT) Membincang Buya Hamka di Jogjakarta >> >> >> >> Pada Jumat, 19 Juli 2013, menulis: >> >>> ** >>> Aslm kanda akmal.. >>> >>> Tadi siang, dalam khutbah jumat, khatib menyebut tentang buya hamka yang >>> praktek kan doa qunut sewaktu pergi ke madura atas undangan orang tua gus >>> dur.. Adakah kisah ini diangkat dalam novel nya yang kedua nanti.. >>> >>> Ini sangat bagus dalam konteks ukhuwah islamiyah.. Dalam khutbah jumat >>> nya tadi, khatib menyebut ttg buya yang muhammadiyah, karena dipersilahkan >>> tuan rumah yang notabene nadliyin utk jadi imam, maka buya melakukan shalat >>> sebagaimana yang diyakini orang NU. >>> >>> Imran, 37, tingga di pdg, asal baso, agam >>> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung >>> Teruuusss...! >>> -- >>> * >>> * >>> >> Wa'alaikum salam Wr. Wb sanak Imran, >> menurut ambo ada 2 kemungkinan penjelasan, yakni: >> >> 1. Kalau disebut khatib yang mengundang adalah orang tua Gus Dur, >> berarti itu KH Wahid Hasyim, menteri agama pertama RI, yang meninggal >> dunia muda (sekitar umur 38 tahun) di awal tahun 50-an. Saya belum pernah >> mendengar versi ini, meski mungkin saja terjadi di awal 50-an itu Buya >> Hamka sudah bertemu KH Wahid Hasyim. >> >> Versi soal Buya Hamka ikut qunut Subuh yang lebih bisa diverifikasi >> adalah ketika beliau diundang ke tempat KH Abdullah Syafi'i, ulama yang >> kondang disebut "Macan Betawi". Di tempat KHAS lah Buya Hamka melakukan >> qunut (sebagai imam). >> >> Lalu ketika gantian KHAS datang ke Al Azhar membalas kunjungan Buya Hamka >> saat salat Jumat, Buya Hamka yang saat itu dijadwalkan menjadi khatib >> dan imam, menyilakan KHAS menjadi khatib dan imam. Untuk menghormati >> sahabatnya itu, dilakukan dua kali azan Jumat (yang tak pernah dilakukan Al >> Azhar sebelumnya) yang dilakukan oleh bilal Al Azhar atas permintaan Buya >> Hamka. >> >> 2. Kemungkinan besar, dua nama ini (KH Abdullah Syafi'i dan KH Wahid >> Hasyim) sering tertukar (tanpa sengaja) ketika para khatib/muballigh >> berkisah soal qunut Subuh yang dilakukan Buya Hamka. Sejauh ini, saya lebih >> cenderung percaya pada versi kejadian itu dengan KHAS ketimbang dengan KHWH. >> >> Ya, sanak Imran, insya Allah kisah "toleransi qunut" ini akan ada juga di >> novel TCBP 2. >> >> Wassalam, >> >> ANB, >> >>> 45, Cibubur >> >>> >>> >> >> >> >> > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > === > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lo
Re: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN
Sanak Sutan Sinaro, sabana janiah penjelasan Sanak ttg Negara Islam nan sasuai utk Indonesia. Intinyo: manuruik model khulafaurrasyidin dek sari, dikaikkan jo Piagam Jakarta, hukumnyo duo macam: hukum syarak dan hukum sipil; dan sagalo parubahan nan dikarajokan dek Amien Rais dkk dibuang. Satahu ambo, indak ado larangan memperjuangkan gagasan itu doh. Indak saroman gagasan negara kuminih. Jadi lanjuikkanlah malewakan. Ambo doakan semoga berhasil. Mulailah dari warga RN iko, alah dapek 2.000 urang, sudah tu urang awak, alah sapuluah juta urang pulo. Salamaik bapuaso. Wassalam, SB. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Re: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN
Sanak St Sinaro jo sanak2 sapalanta yth. السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. Pemikiran sanak St Sinaro itu secara konsepsional benar, tapi mengamati perkembangan sejarah perpolitikan dan pemerintahan di Indonesia nampaknya perlu mengatasi banyak tantangan untuk mewujudkannya. Kegagalan pemerintahan Taliban di Afghanistan dan Mursi di Mesir antara lain karena tidak memahami sejarah negara masing2. Sebaliknya bertahannya kerajaan Saudi Arabia dan republik Iran karena faktor sejarah yg dominan. Di Saudi fondasi kerajaan adalah faham Wahabi, sedangkan di Iran keberadaan struktur Ayatullah sbg keturunan Rasulullah SAW. Bertahannya pemerintahan oleh partai Islam di Turki krn berhasil memajukan negara dan meningkatkan taraf hidup rakyat, tanpa harus mengubah konstitusi yg sekuler (krn akan menimbulkan konflik, dan mengundang kudeta militer). Indonesia, Mesir, dan negara2 berpenduduk mayoritas Islam kelihatannya perlu meniru Turki. Raihlah kekuasaan melalui pemilu, lalu jalankan pemerintahan yg efektif dan bersih serta inklusif. Buktikan kemampuan memajukan negara dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Inshaa Allah kalau sukses akan berlanjut. Salam Fashridjal M. Noor Sidin L65Bdg Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Sutan Sinaro Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sat, 20 Jul 2013 12:26:31 To: rantaunet@googlegroups.com Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: [R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN Assalamu'alaikum. w.w. Negara Islam seperti apa ? Ada pertanyaan tentang negara Islam seperti apa yang sesuai untuk Indonesia ?. Saya bisa menjawab negara Islam yang seperti Indonesia itu lah, tapi Indonesia yang mana ?. Jawabnya Negara Indonesia yang sesuai dengan cita-cita para pendiri Republik ini dahulunya. Perselisihan dalam urusan ini Insyaa Allah dapat selesai dengan memberi penjelasan tambahan seperti berikut. Secara singkat bisa dikatakan negara Islam yang sesuai dengan Syara' adalah negara Islam di zaman khulafaa ur-rasyidin dahulu. Ketika itu tidak ada sistem kerajaan yang turun temurun, pemimpin dipilih dari rakyat biasa dan diangkat oleh "Majelis Syuro". Pengangkatan Abu Bakar ra, Umar ra, Usman ra dan Ali kw, semuanya dengan Majelis Syuro. Kita lihat Indonesia, ketika negeri ini hendak ditegakkan, contoh khulafaa ur-rasyidin inilah yang diambil dan dituangkan dengan cara Indonesia pula oleh para pendiri negara ini dulunya. "Majlis" adalah bahasa Arab, "musyawarah" juga bahasa Arab, "ra'yat" juga bahasa Arab. Di Indonesiakan, maka muncul istilah "Majelis Permusyawaratan Rakyat" yang di-identic-kan dengan Majelis Syuro tadi. Ketika di zaman khulafa ur-rasyidin dulu, orang-orangnya masih sedikit, sehingga dengan mudah diketahui siapa-siapa orang-orang pintar (pentolan-pentolan) yang akan duduk di majelis syuro itu, baik dari suku Quraisy sendiri ataupun pihak Madinah, Aus dengan Khazraj. Berbeda dengan Indonesia yang orang-orangnya yang sudah banyak sehingga tidak dapat diketahui dengan mudah siapa pentolan-pentolannya. Oleh sebab itu harus dipilih para wakil dari orang yang banyak itu untuk bisa didudukkan di majelis syuro tadi. Hasil diskusi para pendiri negara ini memutuskan untuk membuat suatu lembaga guna mengumpulkan para wakil tadi dalam satu bangunan yang terdiri dari orang-urang yang pintar yang diutus oleh kelompok-kelompok rakyat. "Dhiwan" bahasa Arab yang artinya bangunan, gedung, atau lembaga, di Indonesiakan dengan kata "Dewan". "wakil" adalah bahasa arab yang berarti perwakilan orang-orang pintar tadi. Maka muncullah Istilah "Dewan Perwakilan Rakyat", yang orang-orangnya nanti akan didudukkan di Majelis syuro tadi ditambah dengan golongan-golongan atau kelompok yang belum terwakili yang disebut "Majelis Permusyawaratan Rakyat". Jadi untuk memilih siapa yang akan menjadi pemimpin atau khalifah, yang istilah nya kemudian diadopsi dari barat menjadi "Presiden", maka tiap-tiap kelompok rakyat berkumpul memilih siapa orang-orang pintar yang ada di kelompok mereka yang akan bisa mewakili suara mereka untuk memilih siapa yang akan menjadi pemimpin dengan catatan orang ini juga harus mampu jadi pemimpin karena ia berhak memilih dan dipilih. (Jadi bukan siapa yang banyak pitih dan gadang ota yang akan diutus, tapi orang yang pintar). Wakil dari kelompok-kelompok inilah yang dikirim ke Dewan tadi (DPR) yang akhirnya nanti akan masuk ke Majelis syuro (MPR) untuk menentukan siapa yang akan jadi pemimpin negeri ini (termasuk dirinya sendiri berhak dipilih untuk jadi pemimpin). Jadi kesemuanya ini didasarkan kepada cara negara Islam yang disetujui oleh Syara'. Oleh sebab itu, untuk menyesuaikannya dengan cara Indonesia maka dibuat kesekapatan yang terkenal dengan nama "The Jakarta Charter" (Piagam Jakarta) yang diletakkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
[R@ntau-Net] Negara Islam seperti apa (Tayang Ulang) dari Re : Pak Saaf dan Pak MN
Assalamu'alaikum. w.w. Negara Islam seperti apa ? Ada pertanyaan tentang negara Islam seperti apa yang sesuai untuk Indonesia ?. Saya bisa menjawab negara Islam yang seperti Indonesia itu lah, tapi Indonesia yang mana ?. Jawabnya Negara Indonesia yang sesuai dengan cita-cita para pendiri Republik ini dahulunya. Perselisihan dalam urusan ini Insyaa Allah dapat selesai dengan memberi penjelasan tambahan seperti berikut. Secara singkat bisa dikatakan negara Islam yang sesuai dengan Syara' adalah negara Islam di zaman khulafaa ur-rasyidin dahulu. Ketika itu tidak ada sistem kerajaan yang turun temurun, pemimpin dipilih dari rakyat biasa dan diangkat oleh "Majelis Syuro". Pengangkatan Abu Bakar ra, Umar ra, Usman ra dan Ali kw, semuanya dengan Majelis Syuro. Kita lihat Indonesia, ketika negeri ini hendak ditegakkan, contoh khulafaa ur-rasyidin inilah yang diambil dan dituangkan dengan cara Indonesia pula oleh para pendiri negara ini dulunya. "Majlis" adalah bahasa Arab, "musyawarah" juga bahasa Arab, "ra'yat" juga bahasa Arab. Di Indonesiakan, maka muncul istilah "Majelis Permusyawaratan Rakyat" yang di-identic-kan dengan Majelis Syuro tadi. Ketika di zaman khulafa ur-rasyidin dulu, orang-orangnya masih sedikit, sehingga dengan mudah diketahui siapa-siapa orang-orang pintar (pentolan-pentolan) yang akan duduk di majelis syuro itu, baik dari suku Quraisy sendiri ataupun pihak Madinah, Aus dengan Khazraj. Berbeda dengan Indonesia yang orang-orangnya yang sudah banyak sehingga tidak dapat diketahui dengan mudah siapa pentolan-pentolannya. Oleh sebab itu harus dipilih para wakil dari orang yang banyak itu untuk bisa didudukkan di majelis syuro tadi. Hasil diskusi para pendiri negara ini memutuskan untuk membuat suatu lembaga guna mengumpulkan para wakil tadi dalam satu bangunan yang terdiri dari orang-urang yang pintar yang diutus oleh kelompok-kelompok rakyat. "Dhiwan" bahasa Arab yang artinya bangunan, gedung, atau lembaga, di Indonesiakan dengan kata "Dewan". "wakil" adalah bahasa arab yang berarti perwakilan orang-orang pintar tadi. Maka muncullah Istilah "Dewan Perwakilan Rakyat", yang orang-orangnya nanti akan didudukkan di Majelis syuro tadi ditambah dengan golongan-golongan atau kelompok yang belum terwakili yang disebut "Majelis Permusyawaratan Rakyat". Jadi untuk memilih siapa yang akan menjadi pemimpin atau khalifah, yang istilah nya kemudian diadopsi dari barat menjadi "Presiden", maka tiap-tiap kelompok rakyat berkumpul memilih siapa orang-orang pintar yang ada di kelompok mereka yang akan bisa mewakili suara mereka untuk memilih siapa yang akan menjadi pemimpin dengan catatan orang ini juga harus mampu jadi pemimpin karena ia berhak memilih dan dipilih. (Jadi bukan siapa yang banyak pitih dan gadang ota yang akan diutus, tapi orang yang pintar). Wakil dari kelompok-kelompok inilah yang dikirim ke Dewan tadi (DPR) yang akhirnya nanti akan masuk ke Majelis syuro (MPR) untuk menentukan siapa yang akan jadi pemimpin negeri ini (termasuk dirinya sendiri berhak dipilih untuk jadi pemimpin). Jadi kesemuanya ini didasarkan kepada cara negara Islam yang disetujui oleh Syara'. Oleh sebab itu, untuk menyesuaikannya dengan cara Indonesia maka dibuat kesekapatan yang terkenal dengan nama "The Jakarta Charter" (Piagam Jakarta) yang diletakkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar. (Ingat kata-kata dalam Pembukaan, "Berkat rahmat Allah swt. ...", artinya negrara Indonesia ini berdiri berkat rahmat Allah swt.-red). Hukum yang dipakai adalah hukum Syara' bagi orang Islam, dan hukum Civil umum atau hukum agamanya sendiri bagi orang yang bukan Islam. Jadi pertanyaan itu tidak sulit untuk dijawab rasanya. "Negara Islam yang seperti apa?". Jawabnya, Negara Islam yang seperti Indonesia dengan mengembalikan 7 kata ("dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya"), yang dulu dibuang oleh Soekarno, kembali ke dalam UUD. Kenapa demikian ?, karena ide pembentukan negara Indonesia dahulu didasarkan kepada ide pemerintahan khulafaa ur-rasyidin yang sesuai dengan Syara'. Seluruh hukum kolonial harus dibuang, dan ide Amin Rais memilih Presiden langsung dari rakyat yang mengakibatkan hilangnya fungsi Majelis Syuro tadi (MPR) harus dihapus, diganti dengan amandemen lain yang sesuai dengan Syara'. Sarak mangato adat mamakai. Selesai. (...Sutan. Sarak Mangato adaik mamakai... kalau begitu Minangisasi tu Sutan takah Jawanisasi pula ?. ... eh kalau sesuai dengan Syara' ... mengapa Tidak ?). Billahil hidayah wat taufiq Wassalam St. Sinaro -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim
[R@ntau-Net] (Tayang Ulang) Bentuk Negara
Assalamu'alaikum. w.w. Menjawab pertanyaan pak Saafruddin yang mungkin tidak tercover oleh pak Mochtar saya coba jawab seperti berikut ini. Pertanyaan yang singkat tetapi rinci sehingga menjadi panjang. Membahasnya mungkin tidak dapat sekaligus, harus satu demi satu. Dan pertanyaan ini dijawab dengan sebuah pemikiran, yang dulu pernah pak Saaf singgung sebagai penterjemahan agama oleh saya. Saya katakan, tidak demikian hal nya. Pemikiran ini hanyalah sebutir dari pemikiran seorang Islam warga negara Indonesia yang mencoba menterjemahkan apa yang diperlukan oleh rakyat Indonesia dan bagaimana pemerintahan khulafa ur-rasyidin dahulu. Jika benar, maka semuanya datang dari Allah swt., jika salah, maka itu adalah kekhilafan saya sendiri. Dan mohon jangan di cap sebagai orang sok pintar karena ini hanyalah sebutir, seperti kata Soekarno, sebutir dari pemikiran seorang Islam warga negara Indonesia. Kita mulai dari bentuk Negara. Rasulullah saw. Pernah bersabda bahwa selepas beliau nanti akan ada zaman kekhalifahan, kemudian zaman raja-raja dan kemudian diktator-diktator yang zhalim. Dari tela’ah ringkas sabda Rasulullah saw. ini, nampak bahwa hanya satu bentuk pemerintahan atau negara yang disetujui, yakni kekhalifahan sementara yang disebut belakangan adalah pemerintahan yang tergolong zhalim. Mengapa ?, karena kita pernah mendengar kata-kata “khalifah rasulullah” untuk khulafa ur-rasyidin walaupun ketika zaman ‘Umar bin khatab ra. Umar sudah dipanggil “Amirul Mu’minin” dan khalifah rasulullah jadinya tinggal untuk Abu bakar ra. saja. Sementara amirul mu’minin berlanjut sampai dinasti Umayyah dan Abassiah dan kemudian berubah menjadi pemerintahan raja-raja karena turun temurun. Yang dapat dijadikan pedoman hanyalah yang disebut sebagai khulafa ur- rasyidin (khalifah yang empat) ditambah Umar bin ‘Abdul ‘aziz (cucu Umar bin khattab ra.). Lalu bagaimana bentuk Negara yang ada ketika itu ?. Bentuk Negara adalah kekhalifahan yang dipimpin oleh seorang khalifah yang dipilih oleh rakyat dan dari rakyat dalam suatu "majelis syuro". Secara gamblang, susah memahami hal ini karena khabar ataupun sejarah detail mengenai ini tidak sampai ke tangan kita dan dewasa ini para peneliti juga kurang memperhatikan hal ini karena sudah diselingi oleh bentuk-bentuk Negara dan pemerintahan yang datang dari JJ. Rusou, John Locke, ataupun Montesque dengan Trias Politica nya. Kalau kita simak kedekatannya, kedekatan bukanlah sama, tetapi mendekati. Maka bentuk Negara kekhalifahan adalah dekat dengan bentuk “Republik”. Karena dalam republik Kepala Negara juga dipilih oleh rakyat dan dari rakyat. Hanya saja ada perbedaan yang cukup esensiil akan tetapi secara global tidak tampak. Nah, menilik kedekatan seperti ini, tidak salah bila para pendiri Negara Indonesia dahulu yang sebagian besar adalah para ulama, kiyai, orang-orang pesantren dan orang-orang yang faqih dalam agama, bercampur dengan orang-orang yang mendapat pendidikan belanda, menyetujui kedekatan ini dan disebutlah bentuk Negara sebagai negara “Republik”, maka lahirlah istilah "Republik Indonesia", dan disimpulkan "Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik". Mengapa tidak disebut "Kekhalifahan Indonesia", karena pada masa itu masa kolonial yang bermaksud membalaskan kekalahan perang salib, oleh sebab itu yang berbau Islam akan dihapuskan dan bila ada, tidak akan disetujui sebagai negara merdeka. Sebenarnya saudara-saudara-ku, menilik penglihatan-ku ini, bila saja pemerintahan saat ini berpegang teguh kepada ajaran agama Islam secara kaffah, holistic dan integral seperti kata pak Mochtar, maka bentuk negara sekarang layak disebut “kekhalifahan” dan "sang Presiden" adalah "Khalifah Allah" di muka bumi yang memegang amanah dari Allah swt. Sayang, filosofi seperti ini yang melenceng dari yang semestinya. Kenapa ?, karena perbedaan yang sedikit tadi (yang secara filosofis sangat esensil tetapi secara global tidak tampak) sudah tidak dipedulikan lagi, dan saya sangat yakin para pendiri negara dahulu menginginkan yang sebenarnya. Apa perbedaan itu ?, bagaimana ?, nanti kita bahas, supaya tulisan ini tidak terlalu panjang dan dapat dicerna dahulu. Sekali lagi ini hanyalah sebutir pemikiran seorang Islam warga negara Indonesia yang mencoba mentela’ah sejarah panjang bangsanya berdasarkan agama yang dianutnya. Sampai di sini dulu. Pertanyaan pak Saafruddin sangat singkat tetapi padat dan penuh tantangan. Wasaaalam St. Sinaro -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (liha
Re: [R@ntau-Net] ABS SBK dan Islam
Wa'alaikum salam. w.w. Dunsanak kami Emulharis patopang. Kalau ditanyo ka ambo, bukan hanyo duo propinsi tu, tapi juo tamasuak Jawab Barat plus Banten, Sulawesi selatan, bahkan kok ditilik sejarah pendirian Negara ko, baa bana azas dasar pendirian NKRI ko, seluruh Indonesia harus takah itu. Baa dek bitu ?, cubo simak tayang ulang duo tulisan ambo tentang "Bentuk Negara" dan "Negara Islam sepreti apa", sarupo nan ambo katokan ka pak Saaf. Wassalam St. Sinaro From: elmuharis patopang To: rantaunet@googlegroups.com Sent: Saturday, 20 July 2013 10:00 PM Subject: [R@ntau-Net] ABS SBK dan Islam Assalammualaykum...! Ado nan taraso dek ambo... Dan ingin pulo minta pandapek ka dunsanak di palanta iko tentang falsafah ABS SBK... Kalau manuruik ambo ABS SBK itu artinyo sumber dari segala sumber hukum yg harus dipakai di minangkabau ko adolah Alqur'an dan Sunnah... Jadi Alquran dan Sunnah dilatakkan dan diposisikan diateh dari pado aturan2 nan lain tamasuak pancasila dan uud45... Kesimpulan ambo di Minangkabau ko harus diberlakukan hukum islam seperti di Aceh...!! Karano disamping sdh mjd suatu kewajiban jg bisa untuk membasmi perkembangan faham sekuler n pluralis di minangkabau ko...! Baa kiro2 manuruik pandapek dunsanak2 di palanta ko..? -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Re: [R@ntau-Net] Re: Tour de Jambu Lipo, Rajo Manjalang Rantau
Ooohh rumah gadang. nasibmu kini Wassalaamu'alaikum Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta), 17/8/1947, suku Mandahiliang, gala Bagindo Gasan Gadang Pariaman - Tebingtinggi Deli - Jakarta - Sterling, Virginia USA 2013/7/20 asmun sjueib > Aww. Ddn. RP dan Palanta nan berbahagia, > aaa) Tarimo kasieh atas kiriman informasi dan foto RG yang menarik. > bbb) Sekiranya kito dapek kontak jo "owner" RG tsb. dapeik bicarakan untuk > dikelola sebagai asset Nagari ybs. dan manakala masih baik untuk ditinggali > kiranya bagaimana yach. > ccc) Mungkin ada investor lokal yang berminat kerjasama untuk pelestarian > RG di Minangkabau supayo indak punah dimakan jaman. > Wassalam, > Haasma Depok. > > > -- > *Dari:* Ramadhanil pitopang > *Kepada:* "rantaunet@googlegroups.com" > *Dikirim:* Sabtu, 20 Juli 2013 7:22 > *Judul:* Bls: [R@ntau-Net] Re: Tour de Jambu Lipo, Rajo Manjalang Rantau > > Awal bulan Juli nan ko ambo pulang ka Ranah Minang, sempat pulo batandang > ka Silungkang ka tampek kerabat nan rumahnya basubalahan jo Rumah gadang 13 > ruang punyo Urang Pitopang juo nan alah lamo ditinggakan, dek mereka > merantau kasadonyo. > Ruponyo selain di daerah luhak 50 Kota, dan Luhak nan Tuo sarato Riau > daratan (Kampar, Palalawan) di daerah Silungkang (lihat foto terlampir) > dan Sijunjuang ( tampek kerajaan Jambu Lipo) iko bakambang pulo Suku > PITOPANG nan dikambangkan dek niniak Datuak Sakalok Dunia...Saudaro > sabapak Datuak Parpatiah nan Sabatang nan mendirikan Sistem Kelarasan Lareh > Nan Panjang. Tapi nan aneh di Luhak Agam ndak ado suku PITOPANG iko doh.. > > Wassalam, > Ramadhanil PITOPANG > 49 thn- Palu Sulawesi Tengah > > > > -- > *Dari:* Sjamsir Sjarif > *Kepada:* rantaunet@googlegroups.com > *Dikirim:* Sabtu, 20 Juli 2013 20:54 > *Judul:* [R@ntau-Net] Re: Tour de Jambu Lipo, Rajo Manjalang Rantau > > Caliak petanyo: > http://peta.sijunjung.go.id/ > -- MakNgah > Sjamsir Sjarif > > On Saturday, July 20, 2013 2:34:42 AM UTC-7, Nofend St. Mudo wrote: > > Melacak Kejayaan Kerajaan Jambu Lipo di Sijunjung > Padang Ekspres • Sabtu, 20/07/2013 13:28 WIB • Riki Chandra • 76 klik > [image: Rumah bagonjong ini adalah pusat kerajaan Jambu Lipo di Sijunjung] > *Rentang* sejarah panjang Minangkabau sudah tak bisa diragukan lagi dan > terpatri dalam garis sejarah Indonesia. Berbagai situs dan warisan > budayapun hingga kini masih bisa dilacak, termasuk yang berada di > Sijunjung. Ya, di Sijunjung ini ternyata hingga saat ini masih eksis > kerajaan Jambu Lipo yang tetap bertahan dan menjalankan ritual adat dan > budayanya. > > Sumatera Barat, menyimpan cerita tentang adat Minangkabau, serta > basis-basis penyebaran adat, budaya, serta agama. Seperti, Batusangkar, > dengan Istano Pagaruyuang-nya, atau Makam Syeh Burhanudin di Pariaman, dan > sebagainya. Namun, tidak semua dari peninggalan-peninggalan budaya itu > dilestarikan dengan baik. > > Padang Ekspres bersama rombongan Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) Regional > ke 11 tahun 2013 Sumbar, yang diselenggarakan Balai Pelestarian Nilai > Budaya (BPNB) Padang, mencoba menyisir beberapa tempat bersejarah di > Kabupaten Sijunjung. > > Sijunjung merupakan salah satu dari 19 Kabupaten/Kota di Sumbar, yang > memiliki andil besar dalam perjalanan sejarah Sumbar, Bahkan, sejarah > Bangsa Indonesia. Sebab, di Sijunjung ada Nagari Sumpurkudus, yang > termasuk salah satu basis Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). > > Begitu juga peninggalan-peninggalan sejarah budaya dan adat-istiadat. > Salah satunya Kerajaan Jambu Lipo yang terletak di Kenagarian Lubuk > Tarok. Pada daerah ini ditemukan berbagai peninggal benda budaya seperti > adanya sebuah Kerajaan, Rumah Gadang 13 ruang, serta lesung panjang. > > Dengan adanya bangunan-bangunan tua itu, terlihat betul, bahwa daerah > Kerajaan Jambu Lipo memang sudah tua, dan seharusnya dilestarikan. Kendati > demikian, akses jalan menuju Kerajaan Jambu Lipo yang hanya berjarak > sekitar 20 KM dari Muaro Sijunjung, sangat memprihatinkan. Lebih-lebih > saat hari hujan, aspal tanahnya naik, dan mengakibatkan becek yang sulit > untuk dilalui sepeda motor. > > Lebih memiriskan lagi, tak satupun petunjuk jalan yang dipasang gerbang > masuk jalan utama, yang menyatakan di dalam sana ada sebuah istana > Kerajaan. Tidak adanya panduan dan petunjuk jalan ini, menyebabkan para > pengunjung kebingunan menuju lokasi lokasi itu. > > Hati ini iba saat melihat nasib Kerajaan Jambu Lipo. Perasaan semula > membayangkan Kerajaan yang begitu megah ternyata salah. Kerajaan Jambu > seperti tak bertuan saja. Kerajaan bak Rumah Bagonjong kecil itu bercat > kuning dan kusennya berwarna hitam. Atapnyapun sudah tak kokoh. Sisi kanan, > kiri, depan, belakang fondasinya mulai goyah. > > Menurut Hamidi Nan Kodo Kayo, 62, salah seorang penduduk setempat, di > Kerajaan Jambu Lipo ada tiga Raja, atau b
Bls: [R@ntau-Net] Re: Tour de Jambu Lipo, Rajo Manjalang Rantau
Aww. Ddn. RP dan Palanta nan berbahagia, aaa) Tarimo kasieh atas kiriman informasi dan foto RG yang menarik. bbb) Sekiranya kito dapek kontak jo "owner" RG tsb. dapeik bicarakan untuk dikelola sebagai asset Nagari ybs. dan manakala masih baik untuk ditinggali kiranya bagaimana yach. ccc) Mungkin ada investor lokal yang berminat kerjasama untuk pelestarian RG di Minangkabau supayo indak punah dimakan jaman. Wassalam, Haasma Depok. Dari: Ramadhanil pitopang Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" Dikirim: Sabtu, 20 Juli 2013 7:22 Judul: Bls: [R@ntau-Net] Re: Tour de Jambu Lipo, Rajo Manjalang Rantau Awal bulan Juli nan ko ambo pulang ka Ranah Minang, sempat pulo batandang ka Silungkang ka tampek kerabat nan rumahnya basubalahan jo Rumah gadang 13 ruang punyo Urang Pitopang juo nan alah lamo ditinggakan, dek mereka merantau kasadonyo. Ruponyo selain di daerah luhak 50 Kota, dan Luhak nan Tuo sarato Riau daratan (Kampar, Palalawan) di daerah Silungkang (lihat foto terlampir) dan Sijunjuang ( tampek kerajaan Jambu Lipo) iko bakambang pulo Suku PITOPANG nan dikambangkan dek niniak Datuak Sakalok Dunia...Saudaro sabapak Datuak Parpatiah nan Sabatang nan mendirikan Sistem Kelarasan Lareh Nan Panjang. Tapi nan aneh di Luhak Agam ndak ado suku PITOPANG iko doh.. Wassalam, Ramadhanil PITOPANG 49 thn- Palu Sulawesi Tengah Dari: Sjamsir Sjarif Kepada: rantaunet@googlegroups.com Dikirim: Sabtu, 20 Juli 2013 20:54 Judul: [R@ntau-Net] Re: Tour de Jambu Lipo, Rajo Manjalang Rantau Caliak petanyo: http://peta.sijunjung.go.id/ -- MakNgah Sjamsir Sjarif On Saturday, July 20, 2013 2:34:42 AM UTC-7, Nofend St. Mudo wrote: Melacak Kejayaan Kerajaan Jambu Lipo di Sijunjung > > Padang Ekspres • Sabtu, 20/07/2013 13:28 WIB • Riki Chandra • 76 klik >Rentang sejarah panjang Minangkabau sudah tak bisa diragukan lagi dan >terpatri dalam garis sejarah Indonesia. Berbagai situs dan warisan budayapun >hingga kini masih bisa dilacak, termasuk yang berada di Sijunjung. Ya, di >Sijunjung ini ternyata hingga saat ini masih eksis kerajaan Jambu Lipo yang >tetap bertahan dan menjalankan ritual adat dan budayanya. > >Sumatera Barat, menyimpan cerita tentang adat Minangkabau, serta basis-basis >penyebaran adat, budaya, serta agama. Seperti, Batusangkar, dengan Istano >Pagaruyuang-nya, atau Makam Syeh Burhanudin di Pariaman, dan sebagainya. >Namun, tidak semua dari peninggalan-peninggalan budaya itu dilestarikan >dengan baik. > >Padang Ekspres bersama rombongan Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) Regional ke >11 tahun 2013 Sumbar, yang diselenggarakan Balai Pelestarian Nilai Budaya >(BPNB) Padang, mencoba menyisir beberapa tempat bersejarah di Kabupaten >Sijunjung. > >Sijunjung merupakan salah satu dari 19 Kabupaten/Kota di Sumbar, yang memiliki >andil besar dalam perjalanan sejarah Sumbar, Bahkan, sejarah Bangsa >Indonesia. Sebab, di Sijunjung ada Nagari Sumpurkudus, yang termasuk salah >satu basis Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). > >Begitu juga peninggalan-peninggalan sejarah budaya dan adat-istiadat. Salah >satunya Kerajaan Jambu Lipo yang terletak di Kenagarian Lubuk Tarok. Pada >daerah ini ditemukan berbagai peninggal benda budaya seperti adanya sebuah >Kerajaan, Rumah Gadang 13 ruang, serta lesung panjang. > >Dengan adanya bangunan-bangunan tua itu, terlihat betul, bahwa daerah Kerajaan >Jambu Lipo memang sudah tua, dan seharusnya dilestarikan. Kendati demikian, >akses jalan menuju Kerajaan Jambu Lipo yang hanya berjarak sekitar 20 KM dari >Muaro Sijunjung, sangat memprihatinkan. Lebih-lebih saat hari hujan, aspal >tanahnya naik, dan mengakibatkan becek yang sulit untuk dilalui sepeda motor. > >Lebih memiriskan lagi, tak satupun petunjuk jalan yang dipasang gerbang masuk >jalan utama, yang menyatakan di dalam sana ada sebuah istana Kerajaan. Tidak >adanya panduan dan petunjuk jalan ini, menyebabkan para pengunjung >kebingunan menuju lokasi lokasi itu. > >Hati ini iba saat melihat nasib Kerajaan Jambu Lipo. Perasaan semula >membayangkan Kerajaan yang begitu megah ternyata salah. Kerajaan Jambu >seperti tak bertuan saja. Kerajaan bak Rumah Bagonjong kecil itu bercat >kuning dan kusennya berwarna hitam. Atapnyapun sudah tak kokoh. Sisi kanan, >kiri, depan, belakang fondasinya mulai goyah. > >Menurut Hamidi Nan Kodo Kayo, 62, salah seorang penduduk setempat, di >Kerajaan Jambu Lipo ada tiga Raja, atau biasa disebut dengan Rajo Tigo Selo. >Yaitu, Rajo Alam, Rajo Ibadat, serta Rajo Adat. Ketiga Raja ini mesti seiya >dan sekata dalam memutuskan suatu persoalan adat. Kendati demikian, yang >ditinggian dari tiga Raja tersebut adalah Rajo Alam. Sebab, semua seluruh >persoalan bermuara dan diselesaikan oleh Rajo Alam. > >“Kalau Rajo Alam sukunya Chaniago, sebutannya Rajo Gadang, menguasai masalah >Agama, Adat, dan seluruh persoalan, dan berasal dari Pagaru
[R@ntau-Net] OOT:Televisi Prancis Tayangkan Azan
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Sanak-sanak sa palanta yth. Semoga artikel barikuik bamanfa'at untuak kito kasamonyo Salam FMNS L65bdg Televisi Prancis Tayangkan Azan 20 Juli 2013 19:40 WIB Muslim Prancis REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kabar gembira bagi pemirsa Muslim televisi di Prancis. Mereka kini bisa menyaksikan siaran langsung azan dari layar kaca. Saluran televisi Prancis La Locale mulai mengakomodasi tayangan azan selama bulan Ramadhan. Program tersebut mengikuti salah satu stasiun televisi di Kota London, Channel 4, beberapa waktu lalu. ABNA News melaporkan, saluran La Locale menjadi stasiun pertama di Prancis yang menampilkan panggilan shalat itu. Selain azan, La Locale juga membuat program semarak Ramadhan lainnya, termasuk di antaranya program-program diskusi Islam maupun hiburan selama berpuasa. La Locale sepertinya tidak meninggalkan nuansa keberagamaan yang kental selama bulan suci umat Islam itu. Mereka telah menyiapkan armada untuk diterjunkan dari masjid-ke masjid. Prancis merupakan negara di benua Eropa dengan tingkat populasi Muslim terbesar. Marseille, dikenal sebagai kantong Muslim di Prancis. Tidak ada catatan resmi berapa angka pasti Muslim di negara itu. Namun, sepertinya tidak kurang dari delapan juta jiwa. Ratusan ribu di antaranya adalah mualaf. Sementara itu, di Inggris, anggota parlemen dari kelompok konservatif Angie Bray menilai tayangan azan di saluran televisi adalah pelecehan. Bray mengkritik program Channel 4 yang menayangkan azan ketika semua warga menikmati waktu istirahat dan tidur. "Channel 4 telah merendahkan agama Islam dengan tayangannya. Siapa yang menikmati panggilan berdoa (shalat) saat pukul 03.00 dini hari," kata dia, seperti dilansir the Guardian, Selasa (16/7). Menanggapi itu, Kepala Eksekutif Channel 4 David Ibrahim menyayangkan komentar sinis Bray. Menurut dia, tayangan azan selama Ramadhan adalah bagian dari pelayanan publik. ''Saya pikir ini bagian dari latihan kebijaksanaan dalam penyiaran. Ini harus saya akui positif untuk pelayanan,'' ujarnya. Red: Damanhuri Zuhri Rep: Bambang Noroyono Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
[R@ntau-Net] ABS SBK dan Islam
Assalammualaykum...! Ado nan taraso dek ambo... Dan ingin pulo minta pandapek ka dunsanak di palanta iko tentang falsafah ABS SBK... Kalau manuruik ambo ABS SBK itu artinyo sumber dari segala sumber hukum yg harus dipakai di minangkabau ko adolah Alqur'an dan Sunnah... Jadi Alquran dan Sunnah dilatakkan dan diposisikan diateh dari pado aturan2 nan lain tamasuak pancasila dan uud45... Kesimpulan ambo di Minangkabau ko harus diberlakukan hukum islam seperti di Aceh...!! Karano disamping sdh mjd suatu kewajiban jg bisa untuk membasmi perkembangan faham sekuler n pluralis di minangkabau ko...! Baa kiro2 manuruik pandapek dunsanak2 di palanta ko..? -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
[R@ntau-Net] Re: Tour de Jambu Lipo, Rajo Manjalang Rantau
Caliak petanyo: http://peta.sijunjung.go.id/ -- MakNgah Sjamsir Sjarif On Saturday, July 20, 2013 2:34:42 AM UTC-7, Nofend St. Mudo wrote: > > Melacak Kejayaan Kerajaan Jambu Lipo di Sijunjung > > Padang Ekspres • Sabtu, 20/07/2013 13:28 WIB • Riki Chandra • 76 klik > > [image: Rumah bagonjong ini adalah pusat kerajaan Jambu Lipo di Sijunjung] > > *Rentang* sejarah panjang Minangkabau sudah tak bisa diragukan lagi dan > terpatri dalam garis sejarah Indonesia. Berbagai situs dan warisan > budayapun hingga kini masih bisa dilacak, termasuk yang berada di > Sijunjung. Ya, di Sijunjung ini ternyata hingga saat ini masih eksis > kerajaan Jambu Lipo yang tetap bertahan dan menjalankan ritual adat dan > budayanya. > > > > Sumatera Barat, menyimpan cerita tentang adat Minangkabau, serta > basis-basis penyebaran adat, budaya, serta agama. Seperti, Batusangkar, > dengan Istano Pagaruyuang-nya, atau Makam Syeh Burhanudin di Pariaman, dan > sebagainya. Namun, tidak semua dari peninggalan-peninggalan budaya itu > dilestarikan dengan baik. > > > > Padang Ekspres bersama rombongan Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) Regional > ke 11 tahun 2013 Sumbar, yang diselenggarakan Balai Pelestarian Nilai > Budaya (BPNB) Padang, mencoba menyisir beberapa tempat bersejarah di > Kabupaten Sijunjung. > > > > Sijunjung merupakan salah satu dari 19 Kabupaten/Kota di Sumbar, yang > memiliki andil besar dalam perjalanan sejarah Sumbar, Bahkan, sejarah > Bangsa Indonesia. Sebab, di Sijunjung ada Nagari Sumpurkudus, yang > termasuk salah satu basis Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). > > > > Begitu juga peninggalan-peninggalan sejarah budaya dan adat-istiadat. > Salah satunya Kerajaan Jambu Lipo yang terletak di Kenagarian Lubuk > Tarok. Pada daerah ini ditemukan berbagai peninggal benda budaya seperti > adanya sebuah Kerajaan, Rumah Gadang 13 ruang, serta lesung panjang. > > > > Dengan adanya bangunan-bangunan tua itu, terlihat betul, bahwa daerah > Kerajaan Jambu Lipo memang sudah tua, dan seharusnya dilestarikan. Kendati > demikian, akses jalan menuju Kerajaan Jambu Lipo yang hanya berjarak > sekitar 20 KM dari Muaro Sijunjung, sangat memprihatinkan. Lebih-lebih > saat hari hujan, aspal tanahnya naik, dan mengakibatkan becek yang sulit > untuk dilalui sepeda motor. > > > > Lebih memiriskan lagi, tak satupun petunjuk jalan yang dipasang gerbang > masuk jalan utama, yang menyatakan di dalam sana ada sebuah istana > Kerajaan. Tidak adanya panduan dan petunjuk jalan ini, menyebabkan para > pengunjung kebingunan menuju lokasi lokasi itu. > > > > Hati ini iba saat melihat nasib Kerajaan Jambu Lipo. Perasaan semula > membayangkan Kerajaan yang begitu megah ternyata salah. Kerajaan Jambu > seperti tak bertuan saja. Kerajaan bak Rumah Bagonjong kecil itu bercat > kuning dan kusennya berwarna hitam. Atapnyapun sudah tak kokoh. Sisi kanan, > kiri, depan, belakang fondasinya mulai goyah. > > > > Menurut Hamidi Nan Kodo Kayo, 62, salah seorang penduduk setempat, di > Kerajaan Jambu Lipo ada tiga Raja, atau biasa disebut dengan Rajo Tigo > Selo. Yaitu, Rajo Alam, Rajo Ibadat, serta Rajo Adat. Ketiga Raja ini mesti > seiya dan sekata dalam memutuskan suatu persoalan adat. Kendati demikian, > yang ditinggian dari tiga Raja tersebut adalah Rajo Alam. Sebab, semua > seluruh persoalan bermuara dan diselesaikan oleh Rajo Alam. > > > > “Kalau Rajo Alam sukunya Chaniago, sebutannya Rajo Gadang, menguasai > masalah Agama, Adat, dan seluruh persoalan, dan berasal dari > Pagaruyung. Rajo Ibadat sukunya Piliang, membahas dan menguasai urusan > Agama, menurut sejarah datangnya dari Solok Selatan. Serta Rajo Adat > sukunya Melayu, menguasai tentang adat-istiadat,” ujar lelaki yang mengaku > Mambako pada Rajo Alam, karena Rajo Alam kemenakan dari Ayahnya. > > > > Hamidi yang berasal dari suku Panai Melayu itu menyebutkan, dalam > lingkungan Kenagarian Lubuk Tarok itu sendiri terdiri dari empat sudut. > Serta memiliki empat suku pula. Yaitu, suku Melayu, Chaniago, Piliang, dan > Pitopang. > > > > “Tapi, karena Kerajaan ini adanya di Nagari, karena ini kampung Raja, > jadi, tidak ada sukunya. Dan disebut orang Kerajaan Jambu Lipo saja,” papar > pria yang sudah merantau hingga ke Irian Jaya ini. > > Menurut Tuanku Rajo Gadang Firman Bagindo Tan Ameh, yang Dipertuan Rajo > Alam Jambu Lipo, dalam catatan sejarah Kerajaan Jambu Lipo ini telah ada > sejak abad ke-10 Masehi. Raja pertamanya bernama Dungku Dangaka. > > > > “Dulunya, pusat pemerintahan Kerajaan Jambu Lipo ini di Bukit Jambu > Lipo. Baru, setelah pemerintahan Raja ke-4 yang bernama Buayo Kumbang > mengadakan perundingan, dan disepakatilah memindahkan pusat pemerintahan > ke Nagari Lubuk Tarok,” jelas Tuanko Rajo Alam. > > > > Firman Bagindo Tan Ameh yang saat ini menduduki posisi Raja yang ke-14 > sebagai Pemimpin Kerajaan menyebutkan, jika di Kerajaan Jambu Lipo
Re: [R@ntau-Net] Bingkisan RantauNet untuak anak2 Du'afa di kota Padang
Pak Iqbal..bisa juo tampeknyo di musajik, misalnyo janjian sholat zhuhur basamo di musajik nan di UNP, sambia manunggu ashar...bisa kito diskusikan dimusajik tuh sajo. atau musajik muhammadiyah nan di pasa raya. salam ephi Pada Sabtu, 20 Juli 2013 16:30:17 UTC+7, iqbal rahman menulis: > > Mak Sati , itulah alun dapek jawaban dari Rita , baa kalau di rumah Mamak > sajo , tolong Di info alamatnyo dih > > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: sjams...@yahoo.com.sg > Sender: rant...@googlegroups.com > Date: Sat, 20 Jul 2013 09:09:01 > To: > > Reply-To: rant...@googlegroups.com > Subject: Re: [R@ntau-Net] Bingkisan RantauNet untuak anak2 Du'afa di kota > Padang > > Nakan Iqbal, > > Rasonyo kalau di UBH agak tipih kemungkinan, apo lai hari Sabtu. Seluruh > ruangan dikunci dek satpam. Utk maagiah kuliah tambahan sajo hari Sabtu tu, > harus ado rekomendasi tertulis dari Dekan ybs. Rancaklah Iqbal cari tampek > lain nan ka mungkin. > Bara urang nan ka hadir gak ati? > Ambo insya Allah hari itu bisa hadir. > > Mak Sati (L. 76+4+18) > asa Galuang, Sungai Pua, Agam > Jl. Sitawa 25, Tabiang > 0852 63000 868 As > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -Original Message- > From: "iqbal rahman" > > Sender: rant...@googlegroups.com > Date: Sat, 20 Jul 2013 04:28:09 > To: rantau groups> > Reply-To: rant...@googlegroups.com > Subject: [R@ntau-Net] Bingkisan RantauNet untuak anak2 Du'afa di kota > Padang > > Assalammualaikum wr wb > > Mak Sati , Pak. ZD , Add Ephi Lintau dan Add Rita Murai Kukuban di Padang > > Assalammualaikum. Wr Wb > > Sesuai jo program dunsanak kito di rantaunet nan di koodinir dek ajo duta > tantang bingkisan dari rantaunet untuak anak-anak du'afa di kota Padang ala > mulai jalan . > Satantangan baitu , kito nan di Padang mandapek amanah untuak mancari dima > bingkisan akan kito sarahkan . > Hasil bicaro ambo jo dunsanak kito Ephi Lintau , ambo mausulkan kito > bicarakan dulu tantang sagalo sesuatunyo untuak itu kalau ado wakatu baanyo > kalau kito batamu pado jam siang hari Sabtu nan akan datang tanggal.27 juli > 2013 tampek pertemuan manyusul , > Rencana ambo kito batamu muko di UBH ulak karang sajo tampek adiak kito > Rangkayo Rita Murai kukuban maaja ( tapi alun konfirmasi) , mohon atensi > yo > Salam , > Iqbal Rahman > L60+ Pdg > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > === > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > === > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari > Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+berhenti berlan...@googlegroups.com . > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > === > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > === > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari > Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+berhenti berlan...@googlegroups.com . > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > > > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dip
Re: [R@ntau-Net] Bingkisan RantauNet untuak anak2 Du'afa di kota Padang
Misscall se ambo. Atau kirim no hp Iqbal. Mak Sati (L. 76+4+18) asa Galuang, Sungai Pua, Agam Jl. Sitawa 25, Tabiang 0852 63000 868 As Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "iqbal rahman" Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sat, 20 Jul 2013 09:30:17 To: rantau groups Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Bingkisan RantauNet untuak anak2 Du'afa di kota Padang Mak Sati , itulah alun dapek jawaban dari Rita , baa kalau di rumah Mamak sajo , tolong Di info alamatnyo dih Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: sjamsira...@yahoo.com.sg Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sat, 20 Jul 2013 09:09:01 To: Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Bingkisan RantauNet untuak anak2 Du'afa di kota Padang Nakan Iqbal, Rasonyo kalau di UBH agak tipih kemungkinan, apo lai hari Sabtu. Seluruh ruangan dikunci dek satpam. Utk maagiah kuliah tambahan sajo hari Sabtu tu, harus ado rekomendasi tertulis dari Dekan ybs. Rancaklah Iqbal cari tampek lain nan ka mungkin. Bara urang nan ka hadir gak ati? Ambo insya Allah hari itu bisa hadir. Mak Sati (L. 76+4+18) asa Galuang, Sungai Pua, Agam Jl. Sitawa 25, Tabiang 0852 63000 868 As Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "iqbal rahman" Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sat, 20 Jul 2013 04:28:09 To: rantau groups Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: [R@ntau-Net] Bingkisan RantauNet untuak anak2 Du'afa di kota Padang Assalammualaikum wr wb Mak Sati , Pak. ZD , Add Ephi Lintau dan Add Rita Murai Kukuban di Padang Assalammualaikum. Wr Wb Sesuai jo program dunsanak kito di rantaunet nan di koodinir dek ajo duta tantang bingkisan dari rantaunet untuak anak-anak du'afa di kota Padang ala mulai jalan . Satantangan baitu , kito nan di Padang mandapek amanah untuak mancari dima bingkisan akan kito sarahkan . Hasil bicaro ambo jo dunsanak kito Ephi Lintau , ambo mausulkan kito bicarakan dulu tantang sagalo sesuatunyo untuak itu kalau ado wakatu baanyo kalau kito batamu pado jam siang hari Sabtu nan akan datang tanggal.27 juli 2013 tampek pertemuan manyusul , Rencana ambo kito batamu muko di UBH ulak karang sajo tampek adiak kito Rangkayo Rita Murai kukuban maaja ( tapi alun konfirmasi) , mohon atensi yo Salam , Iqbal Rahman L60+ Pdg Powered by Telkomsel BlackBerry® -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. ===
Re: [R@ntau-Net] OOT: Konteks Kenegaraan dari Agamo.
Sanak Sutan Sinaro, tarimo kasih. Alhamdulillah kok baitu. Salamaik babuko. Tingga kito tunggu penjelasan pak Mochtar Naim. Wassalam, SB. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Re: [R@ntau-Net] OOT: Konteks Kenegaraan dari Agamo.
Maaf sabalun babuko, ambo koreksi pak Saaf saketek, salain nan pak Saaf kecekkan tu, ambo juo pendukung NKRI, tapi mungkin indak samo jo konsep pak Saaf tentang NKRI. Kalau ndak salah dulu lah pernah ambo postingkan "Negara Islam sepeti apa ?", kalau alun, pak Saaf ambo raso, tantu lah mambaco di dinding FB ambo, tantang "Negara Islam seperti apa ?", cuma pura-purak ndak tau se, jaweknyo "NKRI itu lah", cuma mukasuik indak samo jo nan kini. Kalau alun, atau pak Saaf memang ndak amuah mambaco di sinan, beko ambo copy paste kan di siko. Wassalam St. Sinaro From: Dr. Saafroedin Bahar. To: Rantau Net Rantau Net Sent: Saturday, 20 July 2013 12:59 AM Subject: Re: [R@ntau-Net] OOT: Konteks Kenegaraan dari Agamo. Sanak ZulTan, tujuannyo jaleh babeda. Ambo mandukuang NKRI, Sanak Sutan Sinaro mandukuang NII. Wassalam, SB. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Bls: [R@ntau-Net] OOT: Konteks Kenegaraan dari Agamo.
Samo batenggang di nan rumik Pak Saaf jo Mamak Sutan Sinaro tampak e mah. Salam, Suryadi Dari: Sutan Sinaro Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" Dikirim: Sabtu, 20 Juli 2013 12:08 Judul: Re: [R@ntau-Net] OOT: Konteks Kenegaraan dari Agamo. Maaf sabalun babuko, ambo koreksi pak Saaf saketek, salain nan pak Saaf kecekkan tu, ambo juo pendukung NKRI, tapi mungkin indak samo jo konsep pak Saaf tentang NKRI. Kalau ndak salah dulu lah pernah ambo postingkan "Negara Islam sepeti apa ?", kalau alun, pak Saaf ambo raso, tantu lah mambaco di dinding FB ambo, tantang "Negara Islam seperti apa ?", cuma pura-purak ndak tau se, jaweknyo "NKRI itu lah", cuma mukasuik indak samo jo nan kini. Kalau alun, atau pak Saaf memang ndak amuah mambaco di sinan, beko ambo copy paste kan di siko. Wassalam St. Sinaro From: Dr. Saafroedin Bahar. To: Rantau Net Rantau Net Sent: Saturday, 20 July 2013 12:59 AM Subject: Re: [R@ntau-Net] OOT: Konteks Kenegaraan dari Agamo. Sanak ZulTan, tujuannyo jaleh babeda. Ambo mandukuang NKRI, Sanak Sutan Sinaro mandukuang NII. Wassalam, SB. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Re: Bls: [R@ntau-Net] OOT: Konteks Kenegaraan dari Agamo.
Jadi sabana e Juklak NKRI ko banyak macamnyo yo Joe... Tapi sajak Otda ko dan lah lapehnyo salah satu Propinsinyo, ndak sasuai di sabuik NKRI lei ndak Joehehehe Atau namonyo NKRI-1, Atau NKRI -1 +7 Atau NKRI= Negara KeRajaan Islam Sangenek, Wassalam, anwardjambak 44+, mudiak Pyk, kanakan Dt Rajo Malano(Maulana), "Maminteh Sabalun Hanyuik!!! Sent from my BlackBerry® smartphone powered by U Mobile -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Re: [R@ntau-Net] Bingkisan RantauNet untuak anak2 Du'afa di kota Padang
Mak Sati , itulah alun dapek jawaban dari Rita , baa kalau di rumah Mamak sajo , tolong Di info alamatnyo dih Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: sjamsira...@yahoo.com.sg Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sat, 20 Jul 2013 09:09:01 To: Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Bingkisan RantauNet untuak anak2 Du'afa di kota Padang Nakan Iqbal, Rasonyo kalau di UBH agak tipih kemungkinan, apo lai hari Sabtu. Seluruh ruangan dikunci dek satpam. Utk maagiah kuliah tambahan sajo hari Sabtu tu, harus ado rekomendasi tertulis dari Dekan ybs. Rancaklah Iqbal cari tampek lain nan ka mungkin. Bara urang nan ka hadir gak ati? Ambo insya Allah hari itu bisa hadir. Mak Sati (L. 76+4+18) asa Galuang, Sungai Pua, Agam Jl. Sitawa 25, Tabiang 0852 63000 868 As Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "iqbal rahman" Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sat, 20 Jul 2013 04:28:09 To: rantau groups Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: [R@ntau-Net] Bingkisan RantauNet untuak anak2 Du'afa di kota Padang Assalammualaikum wr wb Mak Sati , Pak. ZD , Add Ephi Lintau dan Add Rita Murai Kukuban di Padang Assalammualaikum. Wr Wb Sesuai jo program dunsanak kito di rantaunet nan di koodinir dek ajo duta tantang bingkisan dari rantaunet untuak anak-anak du'afa di kota Padang ala mulai jalan . Satantangan baitu , kito nan di Padang mandapek amanah untuak mancari dima bingkisan akan kito sarahkan . Hasil bicaro ambo jo dunsanak kito Ephi Lintau , ambo mausulkan kito bicarakan dulu tantang sagalo sesuatunyo untuak itu kalau ado wakatu baanyo kalau kito batamu pado jam siang hari Sabtu nan akan datang tanggal.27 juli 2013 tampek pertemuan manyusul , Rencana ambo kito batamu muko di UBH ulak karang sajo tampek adiak kito Rangkayo Rita Murai kukuban maaja ( tapi alun konfirmasi) , mohon atensi yo Salam , Iqbal Rahman L60+ Pdg Powered by Telkomsel BlackBerry® -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan re
[R@ntau-Net] Tour de Jambu Lipo, Rajo Manjalang Rantau
Melacak Kejayaan Kerajaan Jambu Lipo di Sijunjung Padang Ekspres • Sabtu, 20/07/2013 13:28 WIB • Riki Chandra • 76 klik [image: Rumah bagonjong ini adalah pusat kerajaan Jambu Lipo di Sijunjung] *Rentang* sejarah panjang Minangkabau sudah tak bisa diragukan lagi dan terpatri dalam garis sejarah Indonesia. Berbagai situs dan warisan budayapun hingga kini masih bisa dilacak, termasuk yang berada di Sijunjung. Ya, di Sijunjung ini ternyata hingga saat ini masih eksis kerajaan Jambu Lipo yang tetap bertahan dan menjalankan ritual adat dan budayanya. Sumatera Barat, menyimpan cerita tentang adat Minangkabau, serta basis-basis penyebaran adat, budaya, serta agama. Seperti, Batusangkar, dengan Istano Pagaruyuang-nya, atau Makam Syeh Burhanudin di Pariaman, dan sebagainya. Namun, tidak semua dari peninggalan-peninggalan budaya itu dilestarikan dengan baik. Padang Ekspres bersama rombongan Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) Regional ke 11 tahun 2013 Sumbar, yang diselenggarakan Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Padang, mencoba menyisir beberapa tempat bersejarah di Kabupaten Sijunjung. Sijunjung merupakan salah satu dari 19 Kabupaten/Kota di Sumbar, yang memiliki andil besar dalam perjalanan sejarah Sumbar, Bahkan, sejarah Bangsa Indonesia. Sebab, di Sijunjung ada Nagari Sumpurkudus, yang termasuk salah satu basis Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Begitu juga peninggalan-peninggalan sejarah budaya dan adat-istiadat. Salah satunya Kerajaan Jambu Lipo yang terletak di Kenagarian Lubuk Tarok. Pada daerah ini ditemukan berbagai peninggal benda budaya seperti adanya sebuah Kerajaan, Rumah Gadang 13 ruang, serta lesung panjang. Dengan adanya bangunan-bangunan tua itu, terlihat betul, bahwa daerah Kerajaan Jambu Lipo memang sudah tua, dan seharusnya dilestarikan. Kendati demikian, akses jalan menuju Kerajaan Jambu Lipo yang hanya berjarak sekitar 20 KM dari Muaro Sijunjung, sangat memprihatinkan. Lebih-lebih saat hari hujan, aspal tanahnya naik, dan mengakibatkan becek yang sulit untuk dilalui sepeda motor. Lebih memiriskan lagi, tak satupun petunjuk jalan yang dipasang gerbang masuk jalan utama, yang menyatakan di dalam sana ada sebuah istana Kerajaan. Tidak adanya panduan dan petunjuk jalan ini, menyebabkan para pengunjung kebingunan menuju lokasi lokasi itu. Hati ini iba saat melihat nasib Kerajaan Jambu Lipo. Perasaan semula membayangkan Kerajaan yang begitu megah ternyata salah. Kerajaan Jambu seperti tak bertuan saja. Kerajaan bak Rumah Bagonjong kecil itu bercat kuning dan kusennya berwarna hitam. Atapnyapun sudah tak kokoh. Sisi kanan, kiri, depan, belakang fondasinya mulai goyah. Menurut Hamidi Nan Kodo Kayo, 62, salah seorang penduduk setempat, di Kerajaan Jambu Lipo ada tiga Raja, atau biasa disebut dengan Rajo Tigo Selo. Yaitu, Rajo Alam, Rajo Ibadat, serta Rajo Adat. Ketiga Raja ini mesti seiya dan sekata dalam memutuskan suatu persoalan adat. Kendati demikian, yang ditinggian dari tiga Raja tersebut adalah Rajo Alam. Sebab, semua seluruh persoalan bermuara dan diselesaikan oleh Rajo Alam. “Kalau Rajo Alam sukunya Chaniago, sebutannya Rajo Gadang, menguasai masalah Agama, Adat, dan seluruh persoalan, dan berasal dari Pagaruyung. Rajo Ibadat sukunya Piliang, membahas dan menguasai urusan Agama, menurut sejarah datangnya dari Solok Selatan. Serta Rajo Adat sukunya Melayu, menguasai tentang adat-istiadat,” ujar lelaki yang mengaku Mambako pada Rajo Alam, karena Rajo Alam kemenakan dari Ayahnya. Hamidi yang berasal dari suku Panai Melayu itu menyebutkan, dalam lingkungan Kenagarian Lubuk Tarok itu sendiri terdiri dari empat sudut. Serta memiliki empat suku pula. Yaitu, suku Melayu, Chaniago, Piliang, dan Pitopang. “Tapi, karena Kerajaan ini adanya di Nagari, karena ini kampung Raja, jadi, tidak ada sukunya. Dan disebut orang Kerajaan Jambu Lipo saja,” papar pria yang sudah merantau hingga ke Irian Jaya ini. Menurut Tuanku Rajo Gadang Firman Bagindo Tan Ameh, yang Dipertuan Rajo Alam Jambu Lipo, dalam catatan sejarah Kerajaan Jambu Lipo ini telah ada sejak abad ke-10 Masehi. Raja pertamanya bernama Dungku Dangaka. “Dulunya, pusat pemerintahan Kerajaan Jambu Lipo ini di Bukit Jambu Lipo. Baru, setelah pemerintahan Raja ke-4 yang bernama Buayo Kumbang mengadakan perundingan, dan disepakatilah memindahkan pusat pemerintahan ke Nagari Lubuk Tarok,” jelas Tuanko Rajo Alam. Firman Bagindo Tan Ameh yang saat ini menduduki posisi Raja yang ke-14 sebagai Pemimpin Kerajaan menyebutkan, jika di Kerajaan Jambu Lipo sendiri, adat yang dibawa Datuak Parpatih Nan Sabatang dan Datuak Katumanggungan, sama-sama diberlakukan. “Titiak Dari Ateh, ataupun Mambasuik Dari Bumi, samo-samo dipakai di Kerajaan Jambu Lipo ini,” tegasnya. Lebih lanjut Firman Bagindo Tan Ameh memaparkan, saat ini, kondisi Kerajaan Jambu Lipo sangat memprihatinkan keberadaannya. Bahkan, sejak tahun 1932 hingga sekarang, belum pernah terj
Re: [R@ntau-Net] Bingkisan RantauNet untuak anak2 Du'afa di kota Padang
Nakan Iqbal, Rasonyo kalau di UBH agak tipih kemungkinan, apo lai hari Sabtu. Seluruh ruangan dikunci dek satpam. Utk maagiah kuliah tambahan sajo hari Sabtu tu, harus ado rekomendasi tertulis dari Dekan ybs. Rancaklah Iqbal cari tampek lain nan ka mungkin. Bara urang nan ka hadir gak ati? Ambo insya Allah hari itu bisa hadir. Mak Sati (L. 76+4+18) asa Galuang, Sungai Pua, Agam Jl. Sitawa 25, Tabiang 0852 63000 868 As Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "iqbal rahman" Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sat, 20 Jul 2013 04:28:09 To: rantau groups Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: [R@ntau-Net] Bingkisan RantauNet untuak anak2 Du'afa di kota Padang Assalammualaikum wr wb Mak Sati , Pak. ZD , Add Ephi Lintau dan Add Rita Murai Kukuban di Padang Assalammualaikum. Wr Wb Sesuai jo program dunsanak kito di rantaunet nan di koodinir dek ajo duta tantang bingkisan dari rantaunet untuak anak-anak du'afa di kota Padang ala mulai jalan . Satantangan baitu , kito nan di Padang mandapek amanah untuak mancari dima bingkisan akan kito sarahkan . Hasil bicaro ambo jo dunsanak kito Ephi Lintau , ambo mausulkan kito bicarakan dulu tantang sagalo sesuatunyo untuak itu kalau ado wakatu baanyo kalau kito batamu pado jam siang hari Sabtu nan akan datang tanggal.27 juli 2013 tampek pertemuan manyusul , Rencana ambo kito batamu muko di UBH ulak karang sajo tampek adiak kito Rangkayo Rita Murai kukuban maaja ( tapi alun konfirmasi) , mohon atensi yo Salam , Iqbal Rahman L60+ Pdg Powered by Telkomsel BlackBerry® -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Re: [R@ntau-Net] OOT : Mualaf
Untuk Mualaf karano pernikahan iko, sayangnyo ado pulo nan diawak nan barulah Ado babarapo kawan ambo nan samo karajo di kaletek, selain itu ado juo nan samo kuliah di Unri dulu Sasudah punyo anak, mereka pisah. Karano kawan iko batambuah pulo Jadinyo si istri baliak ka agamo semula karano tapaso baliak ka kaluarganyo. Yang amat disayangkan, anak yang tinggal dengan ibunya ikut pula kepercayaan mereka Nan agak bedo awak manyabuik, ado juo kawan kami nan ta-helo dari pihak istrinyo Lucunyo, walau alah murtad gala adat itu tatap terpampang di namo lengkapnyo. Namo aslinyo hanyo sebagai inisial sajo Tapi tampaknyo memang lah kalam dek baliau jalan ka kampuang Cukup lama menderita sakik talatak dirumah sebelum meninggal Apakah itu "tanda2" dari Allah, seperti Yahudi Ariel Sharon yang sampai sekarang masih "koma" Allahu alam bis sawab, kepada Allah kita berserah diri Yang saya diatas bukan untuk menjelekkan pihak lain atau maksud lain. Hanya untuk mengingatkan kita semua untuk memperkuat sendi2 beragama bagi kita dan keluarga kita. Syukur2 dapat mengajak orang lain handai- taulan kita untuk beragama dengan baik ---TR (58+ Rang Kiktenggi di Pku) Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Muchwardi Muchtar Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sat, 20 Jul 2013 08:49:39 To: Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] OOT : Mualaf Di terminal Tanjuangpariuak, Jakarta deksari (1992) pernah ado ciek rumah makan (lapau PKL) nan mambuek merek RM. SAKATO (masakan Padang). Satalah ambo singgah sabanta (bukan untauk makan), kamudian maajak nan manggaleh nasi tu mangecek baso awak tanyato nan punyo adolah urang Batak (pandai baso awak). Arati SAKATO tu katonyo SAMO-2 KATOLIK!!! RM.SAKATO tu indak bara lamo tatagak di sinan,kamudian mailang. Antah kama painyo ambo indak panah mananyoan dan indak pulo sempat nyinyia mancari tau. Salam..., *mm Lk-2, 58+, Bks (30 th bakantua di T'pariuak) Pada 20 Juli 2013 06.45, Ramadhanil pitopang menulis: > Pak TR, > Pernah ambo baco di kaco balakang OTO angkot di salah satu Kota di Sumatra > Barat . Tertulis MUALAB...bukan Mualaf.. > Setelah ambo tanyo supirnyo...Ruponyo artinyo "MUARO LABUAH"...asal supir > oto angkot tu.. > He..he..he...he..Sorry Nofend St. Mudo yang MUALAB.bukan Muaro > Lafuah.. > > Wassalam, > Ramadhanil > Palu- Sulawesi Tengah, 49 thn > > > -- > *Dari:* "taufiqras...@rantaunet.org" > *Kepada:* rantaunet@googlegroups.com > *Dikirim:* Sabtu, 20 Juli 2013 4:55 > *Judul:* [R@ntau-Net] OOT : Mualaf > > > Di Sumbar, mungkin karena tidak banyak Non Muslim yang tinggal, Jadi > kurang begitu terdengar yang jadi Mualaf > > TR > - > > Warga Iringi Mualaf Ramadhan Di Pekanbaru > > Jumat, 19 Juli 2013 21:45 > >  > >  > > Share > > Tweet > > TRIBUNPEKANBARU.COM, Pekanbaru - Bulan suci Ramadhan menjadi momen > berharga bagi tiga orang warga yang memeluk agama Islam atau "mualaf" di > Masjid Agung Annur, Kota Pekanbaru, Jumat. > > Disaksikan ratusan jamaah dan para ulama usai ibadah Shalat Jumat, tiga > orang mualaf itu mengucap dua kalimat syahadat sebagai syarat sah memeluk > agama Islam. Satu di ataranya adalah seorang pelajar SMK Tunas Karya > Pekanbaru bernama Untung Hasudungan Hutagalung. > > Kemudian, ada Dewi Irawati Boru Naibao dari Perawang, Kabupaten Siak, dan > Yarlina Haliwah, gadis yang datang dari Nias, Sumatera Utara. > > Pengucapan syahadat dimpimpin oleh Imam Masjid Agung Annur KH Yusuf Ahmad. > Mereka juga mengucapkan ikrar bahwa memeluk Islam tanpa ada tekanan dari > pihak manapun. > > Ratusan jamaah yang melihat proses tersebut memberi ucapan selamat kepada > tiga orang mualaf. Banyak dari para jamaah itu juga memberikan sumbangan > dana sukarela kepada mereka. > > Masjid Agung Annur memang menjadi tempat yang dituju bagi orang yang ingin > memeluk agama Islam, dan dalam sebulan rata-rata ada 4-5 orang mualaf yang > jumlahnya bisa meningkat saat bulan Ramadhan. Di tempat itu, setiap mualaf > mendapat bimbingan dari para ulama. > > "Setelah memeluk Islam, mereka mendapat bimbingan dan pelajaran sebanyak > lima kali pertemuan," tutur KH Yusuf Ahmad. (antarariau.com) > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > === > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk
[R@ntau-Net] Mancari info tentang SUTAN MOHAMAD SALIM
Salam Mamak2, Kakak2, sarato Sunsanak sakalian, Ambo mancari2 info tentang Sutan Mohamad Salim (ayah Haji Agus Salim) Hoofddjaksa asa Koto Gadang nan tasabuik di zamannyo. Terakhir batugeh di Tanjuang Pinang. Mohon info dari Sidang Palanta, apokoh alah ado urang (awak) nan manulih sijarah iduik Sutan Mohamad Salim ko? Ciek lai, ambo liek alun ado urang nan manulih biografi lengkap mengenai Haji Agus Salim. Mohon info dari Sidang Palanta abo buku nan alah ado nan agak lengkap manulih biografi Haji Agus Salim? Untuang2 ado carito mengenai ayah baliau di dalam buku tu. Ambo cibo maminjam buku ko dari perpustakaan, mudah2an ado info mengenai abak si "Abang Kecil'' ko di dalam. Titel: HadjiAgusSalim: hidupdanperdjuangannja/ oleh Solichin Salam HajiAgusSalim: hidupdanperjuangannja Auteur: Solichin Salam Jaar: 1961 Uitgever: Djakarta: Djajamurni Omvang: 200 p Formaat: 19 cm Persoon als onderwerp: Haji AgusSalim(1884-1954) Trefwoord: biographies; politicians; patriots; Indonesian history; Indonesia Aanvraagnummer: M aa 81 N Leeninformatie: reeds aangevraagd Beschikbaarheid: Beschikbaar voor reservering Uitleenindicatie: uitleenbaar Aantal reserveringen: 0 Mohon maklumat labiah lanjuik dari Sidang Palanta. Wassalam, Suryadi -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
[R@ntau-Net] Re: Bingkisan RantauNet untuak anak2 Du'afa di kota Padang
Ambo mangikuit sajo pak, dimaa sarancaknyo..., kito tunggu pulo kaba dari ni Rita, Mak Sati, dll. karena posisi ambo di banda buek/koto lalang..., agak jauh dari posisi Pak Iqbal/Mak Sati dan Ni Rita. Bialah nan mudo nan manuruit kasinan. salam Ephi Lintau Pada Sabtu, 20 Juli 2013 11:28:09 UTC+7, iqbal rahman menulis: > > Assalammualaikum wr wb > > Mak Sati , Pak. ZD , Add Ephi Lintau dan Add Rita Murai Kukuban di Padang > > Assalammualaikum. Wr Wb > > Sesuai jo program dunsanak kito di rantaunet nan di koodinir dek ajo duta > tantang bingkisan dari rantaunet untuak anak-anak du'afa di kota Padang ala > mulai jalan . > Satantangan baitu , kito nan di Padang mandapek amanah untuak mancari dima > bingkisan akan kito sarahkan . > Hasil bicaro ambo jo dunsanak kito Ephi Lintau , ambo mausulkan kito > bicarakan dulu tantang sagalo sesuatunyo untuak itu kalau ado wakatu baanyo > kalau kito batamu pado jam siang hari Sabtu nan akan datang tanggal.27 juli > 2013 tampek pertemuan manyusul , > Rencana ambo kito batamu muko di UBH ulak karang sajo tampek adiak kito > Rangkayo Rita Murai kukuban maaja ( tapi alun konfirmasi) , mohon atensi > yo > Salam , > Iqbal Rahman > L60+ Pdg > > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
Re: [R@ntau-Net] OOT: Konteks Kenegaraan dari Agamo.
Eh pak Muchlis, ambo kan batanyo? Ambo samo sakali indak berkeberatan jo sanak kito nan mandukuang NII. Ambo persilakan lanjuik, dan maajak jalan surang-surang. Tantang pak Mochtar, alah lamo ambo mandorong baliau manjalehkan apo bana nan baliau mukasuik jo ' Negara Islam' tu. Sampai kini alun ado penjelasan baliau. Bung ANB manjalehkan ado konsep Kartosuwiryo, ado konsep Daud Beureueh, kan wajar pulo ambo tahu apo konsep pak Mochtar, kan? Berang-berang ? Pasti indak. Apo hak ambo utk berang? Wassalam, SB. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
[R@ntau-Net] Donatur MTQ di Kel. Koto Lalang, Kec. Lubuk Kilangan - Mesjid Thariqatul jannah
Assalamua'alaikum wr wb Datuak, Angku, Ninik Mamak, Uni, Uda , Adiak - Dunsanak ka sadonyo di Palanta rantau net n.a.h Dalam mengisi/semarak bulan Suci Ramadhan ini, mesjid kami "Thariqatul Jannah" yang berada di Kel. Koto Lalang, Kec. Lubuk Kilangan - Padang, akan mengadakan MTQ tingkat umum se Kel. Koto Lalang. Insya Allah akan dilaksanakan pada tanggal 25 - 27 Juli 2013 setiap selesai sholat tarawih. bagi bpk/ibu, dunsanak kito di palanta yang bermurah hati untuk menjadi donatur, sangat kami harapkan, berikut ini link proposal kegiatan tersebut : https://docs.google.com/document/d/1QITjHFVGdG8v5OeGNMcF5QEmVFkOlclpSAuJtra_EbY/edit?pli=1 dan berikut ini link donatur yg telah kami terima hingga hari ini, 20 juli 2013, jam 14:00. https://docs.google.com/spreadsheet/ccc?key=0AtbQvt7HYQNDdHRrckJmLXd0YkNhZjJZWWpnRDY5Y3c#gid=0 atas bantuan bpk/ibu, dunsanak kito di palanta RN, ambo ucapkan tarimokasih. Semoga niat baik dan bantuan ini dibalas Allah, SWT dengan balasan yg berlipat ganda hendaknya. aamiin...YRA. Wassalamuaalaikum wr wb Ketua Panitia Yuhefizar a.k.a Ephi Lintau -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. === UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. === Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.