[EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan
Nan sabananyo istilah "kampungan" tu memang indak tapek dunsanak... nampaknya itu cuma sekedar istilah para perantau dek karano MALU bandara-nyo secara management indak teratur.., nah urang awak ko cadiak memanfaatkan kesempatan tarutamo dlm mancari pitih.. (dlm hal iko bukan urang minang sé nan cadiak..) maka timbulah calo-calo dan petugas bandara yg berorientasi PITIH... tapi nampaknyo salamo pemerintahan SBY ko memang batambah penduduk miskin jadi kaba'a lai...? Wasalam, YT www.diagio-diamonds.com BLOG: http://lisman-bmw.blogspot.com Ingin juga saya ikut berkomentar tentang istilah kampungan yang identik dengan perilaku tidak baik. Padahal kalau kita mau lebih jeli menelaah, sekarang ini(atau dari dulu) mana yang lebih bermoral orang kampung atau orang kota, mana yang lebih mahal ayam kampung atau ayam...dst...selajutnya kita perhatikan, yang banyak jadi pemimpin : apakah orang yang berasal dari kampung atau dari kota, lihat saja SBY, GF dll berasal dari kampung, bukan dari kota, jadi apa dasarnya kalau perilaku seseorang yang kurang baik dikatakan kampungan??? padahal orang kampung lebih bermoral dari orang...sehingga perantau masih merindukan pulang kampunghmmm mungkin karena saya orang kampung... Salam, Yon H. Duri - Riau - From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of zul amri - Moody friends. Drama queens. Your life? Nope! - their life, your story. Play Sims Stories at Yahoo! Games. --~--~-~--~~~---~--~~ === Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008. Website: http://www.rantaunet.org === UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB. - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. === Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2. == -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan
Kok io lai SAYANG JO KAMPUANG apo nan dapek dengan TIDAK BOSAN dan HENTI HENTINYA agar BIN ini setaraf dengan Bandara lainnya Komentar tidak akan habis hasisnya Ini harus TERUS MENERUS Ch N Latief Dt Bandaro - Original Message From: zul amri <[EMAIL PROTECTED]> To: RantauNet@googlegroups.com Sent: Thursday, July 5, 2007 10:33:39 AM Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan Terkait Pelayanan Bandara , maka pada tahun ini Bandara ngurah Rai dinobatkan sebagai bandara terbaik di Indonesia dalam masalah pelayanan terhadap pemakai jasa bandara mengalahkan bandara Soekarno Hatta Cengkareng dan Hasanuddin Ujung Pandang . Saya tidak tahu BIM masuk kategori yang mana , namun kategori kampungan tidak ada dalam kategori penilaian , yang ada adalah : amat baik , baik , sedang , kurang . Hal yang selalu dikeluhkan oleh pengguna jasa bandara selama ini adalah masalah kamar kecil (toilet) yang kotor , sarana pengambilan bagasi yang sembrawut karena tidak tersedianya trolly yang cukup , dan pelayanan taksi yang masih belum tertib . Dan menurut pengamatan saya sewaktu pulkam beberapa waktu yang lalu Bandara BIM sudah berbuat maksimal dalam hal ini . Management Bandara BIM sudah menyediakan taxi counter dekat pengambilan bagasi penumpang dan bagi setiap penumpang dengan mudah bisa memesan taxi di taxi counter sesuai jurusan ( kota ) yang diinginkan dengan tariff resmi . Namun pengguna jasa lebih senang mencari taxi diluaran dengan tarif tawar menawar , dan ini tentunya menjadi mangsa emput bagi calo - calo taxi liar . Salah satu factor penilaian kinerja pelayanan suatu bandara diukur dengan berapa lama waktu effektif rata rata ( dalam satuan menit ) yang diperlukan oleh seorang penumpang sejak mulai turun dari pesawat dan sampai dia keluar dari terminal kedatangan dan meninggalkan bandara . Semakin pendek waktu yang digunakan maka semakin bagus kinerja pelayanan bandara tersebut . Wassalam : zul amry piliang ( 60 Th ) Mantari Sutan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebenarnya kejadian di BIM ini, adalah gejala umum bandara di Indonesia. Masalahnya sangat kompleks, perlu waktu lama untuk mengurai kembali benang kusut ini. Lihat saja Terminal TKI, udah sampai presiden masalahnya. Tapi tetap saja pola-pola lama berulang, setelah hanya 3 hari rapih berkat sidak para menteri. Kita hanya perlu mengakali saja masalah ini. Misalnya memberi tahu kepada calon wisatawan tentang kondisi bandara kita. Memberi tahu dengan cara yang elegan tanpa terlalu merendahkan negeri kita sendiri. Sebagai contoh, Korea Tourism lewat biro perjalanan partner mereka selalu memberi tahu tentang habit warganya, misalnya cenderung menawarkan cendera mata dengan harga tinggi. Atau misalnya, memberi tahu warga disana sedikit sombong dan kurang ramah. Jadi wisatawan sudah mengatisipasi hal-hal seperti ini. Kalau perlu disertai aneka tip. Salam - Original Message From: Riri - Mairizal Chaidir <[EMAIL PROTECTED]> To: RantauNet@googlegroups.com Sent: Tuesday, July 3, 2007 11:56:25 AM Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan Memang perlu dibenahi. Tapi agar fair, jangan semuanya dianggap salah BIM. Di Bandara manapun ada banyak pihak, ada Departemen Perhubungan, ada Angkasa Pura, ada perusahan penerbangan/ operator dll. Kalau pesawat terlambat itu wilayahnya operator. Jangan otoritas bandara yang disalahkan. Pemda juga tidak punya otoritas untuk itu. --- RantauNet@googlegroups.com <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > O wayoi, baa kolah ajoduta Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. http://travel.yahoo.com/ --~--~-~--~~~---~--~~ === Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008. Website: http://www.rantaunet.org === UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB. - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. === Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2. == -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan
Ingin juga saya ikut berkomentar tentang istilah kampungan yang identik dengan perilaku tidak baik. Padahal kalau kita mau lebih jeli menelaah, sekarang ini(atau dari dulu) mana yang lebih bermoral orang kampung atau orang kota, mana yang lebih mahal ayam kampung atau ayam...dst...selajutnya kita perhatikan, yang banyak jadi pemimpin : apakah orang yang berasal dari kampung atau dari kota, lihat saja SBY, GF dll berasal dari kampung, bukan dari kota, jadi apa dasarnya kalau perilaku seseorang yang kurang baik dikatakan kampungan??? padahal orang kampung lebih bermoral dari orang...sehingga perantau masih merindukan pulang kampunghmmm mungkin karena saya orang kampung... Salam, Yon H. Duri - Riau From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of zul amri --~--~-~--~~~---~--~~ === Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008. Website: http://www.rantaunet.org === UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB. - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. === Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2. == -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan
Terkait Pelayanan Bandara , maka pada tahun ini Bandara ngurah Rai dinobatkan sebagai bandara terbaik di Indonesia dalam masalah pelayanan terhadap pemakai jasa bandara mengalahkan bandara Soekarno Hatta Cengkareng dan Hasanuddin Ujung Pandang . Saya tidak tahu BIM masuk kategori yang mana , namun kategori kampungan tidak ada dalam kategori penilaian , yang ada adalah : amat baik , baik , sedang , kurang . Hal yang selalu dikeluhkan oleh pengguna jasa bandara selama ini adalah masalah kamar kecil (toilet) yang kotor , sarana pengambilan bagasi yang sembrawut karena tidak tersedianya trolly yang cukup , dan pelayanan taksi yang masih belum tertib . Dan menurut pengamatan saya sewaktu pulkam beberapa waktu yang lalu Bandara BIM sudah berbuat maksimal dalam hal ini . Management Bandara BIM sudah menyediakan taxi counter dekat pengambilan bagasi penumpang dan bagi setiap penumpang dengan mudah bisa memesan taxi di taxi counter sesuai jurusan ( kota ) yang diinginkan dengan tariff resmi . Namun pengguna jasa lebih senang mencari taxi diluaran dengan tarif tawar menawar , dan ini tentunya menjadi mangsa emput bagi calo - calo taxi liar . Salah satu factor penilaian kinerja pelayanan suatu bandara diukur dengan berapa lama waktu effektif rata rata ( dalam satuan menit ) yang diperlukan oleh seorang penumpang sejak mulai turun dari pesawat dan sampai dia keluar dari terminal kedatangan dan meninggalkan bandara . Semakin pendek waktu yang digunakan maka semakin bagus kinerja pelayanan bandara tersebut . Wassalam : zul amry piliang ( 60 Th ) Mantari Sutan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebenarnya kejadian di BIM ini, adalah gejala umum bandara di Indonesia. Masalahnya sangat kompleks, perlu waktu lama untuk mengurai kembali benang kusut ini. Lihat saja Terminal TKI, udah sampai presiden masalahnya. Tapi tetap saja pola-pola lama berulang, setelah hanya 3 hari rapih berkat sidak para menteri. Kita hanya perlu mengakali saja masalah ini. Misalnya memberi tahu kepada calon wisatawan tentang kondisi bandara kita. Memberi tahu dengan cara yang elegan tanpa terlalu merendahkan negeri kita sendiri. Sebagai contoh, Korea Tourism lewat biro perjalanan partner mereka selalu memberi tahu tentang habit warganya, misalnya cenderung menawarkan cendera mata dengan harga tinggi. Atau misalnya, memberi tahu warga disana sedikit sombong dan kurang ramah. Jadi wisatawan sudah mengatisipasi hal-hal seperti ini. Kalau perlu disertai aneka tip. Salam - Original Message From: Riri - Mairizal Chaidir <[EMAIL PROTECTED]> To: RantauNet@googlegroups.com Sent: Tuesday, July 3, 2007 11:56:25 AM Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan Memang perlu dibenahi. Tapi agar fair, jangan semuanya dianggap salah BIM. Di Bandara manapun ada banyak pihak, ada Departemen Perhubungan, ada Angkasa Pura, ada perusahan penerbangan/ operator dll. Kalau pesawat terlambat itu wilayahnya operator. Jangan otoritas bandara yang disalahkan. Pemda juga tidak punya otoritas untuk itu. --- RantauNet@googlegroups.com <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > O wayoi, baa kolah ajoduta - Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. --~--~-~--~~~---~--~~ === Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008. Website: http://www.rantaunet.org === UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB. - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. === Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2. == -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan - tambahan info...
Sanak Nofrins Sarancakno iko dimasuakan di DIMPAS, bia satalah banyak listnyo nanti awak carocohkan ka nan mamacik dilokasi masiang dan atasanno. Salam St. Parapatiah _ From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Yulnofrins Napilus Sent: Tuesday, July 03, 2007 11:34 AM To: RantauNet@googlegroups.com Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan - tambahan info... Sewaktu rombongan Beautiful Moment ANTV episode Payakumbuh mau shooting "Selamat datang di Bandara International Minangkabau dg artis2nya...", juga DIGANJAL oleh pihak Bandara. Katanya harus ada izin dulu. Asfarinal dan Pak Rafles akhirnya terpaksa BERNEGOSIASI dg pihak BIM. Ujung2nya Pak Rafles dr Tigobalai Tour yg ikut sponsor kendaraan tapaso "marogoh sakunyo" sehingga akhirnya bisa shooting disitu...:) Bara jumlahnyo, silahkan tanyo beliau... Nanang ampe malu juga tuh sama rombongan yg notabene bukan urang awak itu...:D Tapi ini tidak terjadi utk 3 episode sebelumnya yg didukung dan disambut langsung oleh Pemko/Pemda nya di BIM. Salam, Nofrins --~--~-~--~~~---~--~~ === Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008. Website: http://www.rantaunet.org === UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB. - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. === Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2. == -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan
Yang mengelola suruah datang baraja ka Bandara Ngurah Rai di Bali.. Salam Yul --- Nuraini B Prapdanu <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Ya, memang bener Om ...masing - masing sudah ada > kaplingnya sendiri - > sendiri..masalahnya di BIM ini sudah > kompleksitas , mulai dari operator > , pengelola bandara, sampai ke Dept Perhubungan , > untuk itu yang diminta > adalah action dari pihak yang berwenang , > berkompeten dan berkaitan untuk > itu, mungkin mereka perlu " duduk baselo di lapiak > nan samo " menyamakan > visi dan misi biar mereka kompak jalan tidak sendiri > - sendiri, dan > operational tidak berjalan pincang, jadi tidak ada > yang perlu disalahkan, > sadar sendiri wae lah ... > > Salam , > Nuraini > > -Original Message- > From: RantauNet@googlegroups.com > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On > Behalf Of Riri - Mairizal Chaidir > Sent: Tuesday, July 03, 2007 11:56 AM > To: RantauNet@googlegroups.com > Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan > > > Memang perlu dibenahi. > > Tapi agar fair, jangan semuanya dianggap salah BIM. > > Di Bandara manapun ada banyak pihak, ada Departemen > Perhubungan, ada Angkasa > Pura, ada perusahan penerbangan/ operator dll. > > Kalau pesawat terlambat itu wilayahnya operator. > Jangan otoritas bandara yang disalahkan. Pemda juga > tidak punya otoritas > untuk itu. > > Ambo kuduang > --- > > > > > > > > Lautan Sati Rantau Batuah Sutan Palito Alam 33 th Pinpoint customers who are looking for what you sell. http://searchmarketing.yahoo.com/ --~--~-~--~~~---~--~~ === Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008. Website: http://www.rantaunet.org === UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB. - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. === Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2. == -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan
Hehehehe.. Ada yang kurang nal, sopir taksinya suka ngajak kita sarapan dulu. Alasannya tadi kepagian keluar rumah. Pas sarapan minta kita yang bayarin. Sial tour guide, sebaiknya sih yang jadi Tour Guide orang ranah juga. Apa yang Ronal sampaikan bener sih, cuma sedikit kelewat ekstrim. Cuma perlu diingat juga, kerja paralel kita adalah mengurai benang kusut di bandara ini. Salam - Original Message From: Ronal Chandra <[EMAIL PROTECTED]> To: RantauNet@googlegroups.com Sent: Tuesday, July 3, 2007 12:41:34 PM Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan Angku Mantari,... Kalau gitu paralu urang rantau nan jadi tour guidenyo biar para wisatawan tau kondisi lapangan. Tour Guide akan berkata " Selamat Pagi para wisatawan, perkenalkan nama saya si buyung dan akan menjadi guide anda selama perjalanan" Wilayah tujuan kita adalah Sumatra Barat daerah yang sangat indah dengan panorama alamnya. Daerah ini terkenal dengan supir taksinya yang suka malak para turis dan bukan itu saja pengelola bandara ini sangat mudah untuk disogok jika anda ingin photo photo dibandara. Jadi ketika nanti kita turun dari bandara, maka kita pasti akan didatangi para supir taksi. Pertama supir taksi itu akan minta jatah ke supir travel biro karena tidak pakai taksinya dan kedua anda pasti akan ditakut2ti biar mau kasih tip juga, nah saat itu kita cukup bilang "Cape Deh.." Sumatra Barat terkenal dengan objek wisata yang tidak terkelola, jadi keunikan kami disini. Jangan heran kalau nanti anda akan melihat sampah berserakan disetiap objek wisata karena itu lah keunikan kami. Kami memiliki pejabat yang sangat mencintai pariwisata. Kepala dinas kami hobi nya jalan jalan menggaet para wisatawan dan mengenalkan keunggulan keunggulan kami diatas. Hayo siapa yang mau daftar jadi tour guide. Regards Ronal Chandra Mantari Sutan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebenarnya kejadian di BIM ini, adalah gejala umum bandara di Indonesia. Masalahnya sangat kompleks, perlu waktu lama untuk mengurai kembali benang kusut ini. Lihat saja Terminal TKI, udah sampai presiden masalahnya. Tapi tetap saja pola-pola lama berulang, setelah hanya 3 hari rapih berkat sidak para menteri. Kita hanya perlu mengakali saja masalah ini. Misalnya memberi tahu kepada calon wisatawan tentang kondisi bandara kita. Memberi tahu dengan cara yang elegan tanpa terlalu merendahkan negeri kita sendiri. Sebagai contoh, Korea Tourism lewat biro perjalanan partner mereka selalu memberi tahu tentang habit warganya, misalnya cenderung menawarkan cendera mata dengan harga tinggi. Atau misalnya, memberi tahu warga disana sedikit sombong dan kurang ramah. Jadi wisatawan sudah mengatisipasi hal-hal seperti ini. Kalau perlu disertai aneka tip. Salam Got a little couch potato? Check out fun summer activities for kids. http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mail&p=summer+activities+for+kids&cs=bz --~--~-~--~~~---~--~~ === Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008. Website: http://www.rantaunet.org === UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB. - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. === Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2. == -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan
Angku Mantari,... Kalau gitu paralu urang rantau nan jadi tour guidenyo biar para wisatawan tau kondisi lapangan. Tour Guide akan berkata " Selamat Pagi para wisatawan, perkenalkan nama saya si buyung dan akan menjadi guide anda selama perjalanan" Wilayah tujuan kita adalah Sumatra Barat daerah yang sangat indah dengan panorama alamnya. Daerah ini terkenal dengan supir taksinya yang suka malak para turis dan bukan itu saja pengelola bandara ini sangat mudah untuk disogok jika anda ingin photo photo dibandara. Jadi ketika nanti kita turun dari bandara, maka kita pasti akan didatangi para supir taksi. Pertama supir taksi itu akan minta jatah ke supir travel biro karena tidak pakai taksinya dan kedua anda pasti akan ditakut2ti biar mau kasih tip juga, nah saat itu kita cukup bilang "Cape Deh.." Sumatra Barat terkenal dengan objek wisata yang tidak terkelola, jadi keunikan kami disini. Jangan heran kalau nanti anda akan melihat sampah berserakan disetiap objek wisata karena itu lah keunikan kami. Kami memiliki pejabat yang sangat mencintai pariwisata. Kepala dinas kami hobi nya jalan jalan menggaet para wisatawan dan mengenalkan keunggulan keunggulan kami diatas. Hayo siapa yang mau daftar jadi tour guide. Regards Ronal Chandra Mantari Sutan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebenarnya kejadian di BIM ini, adalah gejala umum bandara di Indonesia. Masalahnya sangat kompleks, perlu waktu lama untuk mengurai kembali benang kusut ini. Lihat saja Terminal TKI, udah sampai presiden masalahnya. Tapi tetap saja pola-pola lama berulang, setelah hanya 3 hari rapih berkat sidak para menteri. Kita hanya perlu mengakali saja masalah ini. Misalnya memberi tahu kepada calon wisatawan tentang kondisi bandara kita. Memberi tahu dengan cara yang elegan tanpa terlalu merendahkan negeri kita sendiri. Sebagai contoh, Korea Tourism lewat biro perjalanan partner mereka selalu memberi tahu tentang habit warganya, misalnya cenderung menawarkan cendera mata dengan harga tinggi. Atau misalnya, memberi tahu warga disana sedikit sombong dan kurang ramah. Jadi wisatawan sudah mengatisipasi hal-hal seperti ini. Kalau perlu disertai aneka tip. Salam - Original Message From: Riri - Mairizal Chaidir <[EMAIL PROTECTED]> To: RantauNet@googlegroups.com Sent: Tuesday, July 3, 2007 11:56:25 AM Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan Memang perlu dibenahi. Tapi agar fair, jangan semuanya dianggap salah BIM. Di Bandara manapun ada banyak pihak, ada Departemen Perhubungan, ada Angkasa Pura, ada perusahan penerbangan/ operator dll. Kalau pesawat terlambat itu wilayahnya operator. Jangan otoritas bandara yang disalahkan. Pemda juga tidak punya otoritas untuk itu. --- RantauNet@googlegroups.com <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > O wayoi, baa kolah ajoduta > - > BIM Masih Kampungan PADANG -- Kendati di satu sisi, pelayanan terhadap pengguna jasa bandar udara di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), mulai membaik dibanding ketika jasa penerbangan masih dilayani di Bandara Tabing, namun kesan sebagai bandara kampungan masih mencolok. > Banyak persoalan yang bisa mencoreng kehalusan budi masyarakat Minangkabau di BIM. Cobalah perhatian, ketika sebuah pesawat bertarif mahal mendarat, biasanya para penjual jasa --mulai dari agen ojek sampai kepada awak taksi, bus bandara dan travel gelap-- terlihat tenang-tenang sapai. > Tapi coba kalau yang mendarat itu pesawat bertarif murah, mereka pasti akan saling menyerbu orang-orang yang baru menginjak bumi setelah beberapa puluh menit berada di angkasa. Ada yang mulanya merayu, tapi tak mempan. Sang agen sedikit mulai membelalakkan mata, tak mempan juga. Jalan terakhir adalah main tarik dan paksa. > Diri sinilah adegan selanjutnya bisa menjadi tontonan menarik. Yang ditarik bercarut pungkang, yang menarik pun marutok-rutok . Lepas dari satu agen, disambut pula oleh agen yang lain. Keras dan kasarnya tak kurang pula dari agen sebelumnya. Persis benar dengan agen bis berebut calon penumpang di Terminal Lintas Anda-las tempo doeloe . > ''Kalau yang mendarat itu Garuda, kami memang tenang-tenang saja. Sebab umumnya penumpang Garuda itu sudah ada mobil yang menjem-put. Jadi buat apa bacirabuik . Kalau yang datang itu Adam Air, Lion Air, Wings Air, Batavia Air, Air Asia dan pesawat murah lainnya, barulah kita 'menyerbut'. Kita tahu persis, sebagian besar di antara penumpang pasti tidak ada yang jemput. Kalaupun ada, ujung-ujungnya mereka juga akan mencari ojek atau angkutan lainnya," terang Ali, begitu seorang agen angkutan gelap yang kerap beroperasi di BIM minta dituliskan namanya. > Itu dari sisi pelayanan, belum lagi dari segi jadwal penerbangan. Tidak sedikit pula yang molor, baik pada penerbangan Jakarta-Padang maupun Padang-Jakarta. > "Saya ditelepon ad
[EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan
Sebenarnya kejadian di BIM ini, adalah gejala umum bandara di Indonesia. Masalahnya sangat kompleks, perlu waktu lama untuk mengurai kembali benang kusut ini. Lihat saja Terminal TKI, udah sampai presiden masalahnya. Tapi tetap saja pola-pola lama berulang, setelah hanya 3 hari rapih berkat sidak para menteri. Kita hanya perlu mengakali saja masalah ini. Misalnya memberi tahu kepada calon wisatawan tentang kondisi bandara kita. Memberi tahu dengan cara yang elegan tanpa terlalu merendahkan negeri kita sendiri. Sebagai contoh, Korea Tourism lewat biro perjalanan partner mereka selalu memberi tahu tentang habit warganya, misalnya cenderung menawarkan cendera mata dengan harga tinggi. Atau misalnya, memberi tahu warga disana sedikit sombong dan kurang ramah. Jadi wisatawan sudah mengatisipasi hal-hal seperti ini. Kalau perlu disertai aneka tip. Salam - Original Message From: Riri - Mairizal Chaidir <[EMAIL PROTECTED]> To: RantauNet@googlegroups.com Sent: Tuesday, July 3, 2007 11:56:25 AM Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan Memang perlu dibenahi. Tapi agar fair, jangan semuanya dianggap salah BIM. Di Bandara manapun ada banyak pihak, ada Departemen Perhubungan, ada Angkasa Pura, ada perusahan penerbangan/ operator dll. Kalau pesawat terlambat itu wilayahnya operator. Jangan otoritas bandara yang disalahkan. Pemda juga tidak punya otoritas untuk itu. --- RantauNet@googlegroups.com <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > O wayoi, baa kolah ajoduta > - > BIM Masih Kampungan PADANG -- Kendati di satu sisi, pelayanan terhadap pengguna jasa bandar udara di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), mulai membaik dibanding ketika jasa penerbangan masih dilayani di Bandara Tabing, namun kesan sebagai bandara kampungan masih mencolok. > Banyak persoalan yang bisa mencoreng kehalusan budi masyarakat Minangkabau di BIM. Cobalah perhatian, ketika sebuah pesawat bertarif mahal mendarat, biasanya para penjual jasa --mulai dari agen ojek sampai kepada awak taksi, bus bandara dan travel gelap-- terlihat tenang-tenang sapai. > Tapi coba kalau yang mendarat itu pesawat bertarif murah, mereka pasti akan saling menyerbu orang-orang yang baru menginjak bumi setelah beberapa puluh menit berada di angkasa. Ada yang mulanya merayu, tapi tak mempan. Sang agen sedikit mulai membelalakkan mata, tak mempan juga. Jalan terakhir adalah main tarik dan paksa. > Diri sinilah adegan selanjutnya bisa menjadi tontonan menarik. Yang ditarik bercarut pungkang, yang menarik pun marutok-rutok . Lepas dari satu agen, disambut pula oleh agen yang lain. Keras dan kasarnya tak kurang pula dari agen sebelumnya. Persis benar dengan agen bis berebut calon penumpang di Terminal Lintas Anda-las tempo doeloe . > ''Kalau yang mendarat itu Garuda, kami memang tenang-tenang saja. Sebab umumnya penumpang Garuda itu sudah ada mobil yang menjem-put. Jadi buat apa bacirabuik . Kalau yang datang itu Adam Air, Lion Air, Wings Air, Batavia Air, Air Asia dan pesawat murah lainnya, barulah kita 'menyerbut'. Kita tahu persis, sebagian besar di antara penumpang pasti tidak ada yang jemput. Kalaupun ada, ujung-ujungnya mereka juga akan mencari ojek atau angkutan lainnya," terang Ali, begitu seorang agen angkutan gelap yang kerap beroperasi di BIM minta dituliskan namanya. > Itu dari sisi pelayanan, belum lagi dari segi jadwal penerbangan. Tidak sedikit pula yang molor, baik pada penerbangan Jakarta-Padang maupun Padang-Jakarta. > "Saya ditelepon adik minta dijemput ke BIM pukul 12.00 WIB, karena dia berangkat dari Jakarta sekitar pukul 10.00 WIB. Be-rangkatlah saya pagi-pagi dari Bukittinggi. Eh apa lacur, pesa-watnya delay (penerbangan ditunda) hingga sore. Barangiklah saya di Bandara yang sepintas terkesan kalibuik saja," kata Nisa. > Beberapa pengguna jasa penerbangan dari BIM pun mengaku, jadwal penerbangan kerap delay atau malah dibatalkan sama sekali. "Sejak pukul 05.00 WIB saya sudah sampai di BIM, berangkat dari Side-mpuan tadi malam. Gila, pesawatnya ndak berangkat-berangkat juga. Udah tergelincir matahari, masih juga belum terbang aku," kata R. Harahap, pengguna jasa BIM. > Harahap bersama ratusan warga Tapanuli Selatan, Padangsidempuan dan Mandailing Natal, termasuk orang yang terpaksa menggunakan BIM menuju Jakarta, karena disamping lebih dekat dibandingkan harus ke Polonia Medan, biro perjalanan di Padangsidempuan yang menyediakan armada jemput antar ke bandara pun memilih BIM seba-gai tempat pemberangkatan dan kedatangan pengguna jasa mereka. > Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Aliman Salim, saat dikonfirmasi, tidak menapik kacau balaunya pengelolaan BIM. Namun menurutnya, persoalan justru terletak pada kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan Angkasa Pura dan maskapai penerbangan itu sendiri. > Akan tetapi
[EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan
Ya, memang bener Om ...masing - masing sudah ada kaplingnya sendiri - sendiri..masalahnya di BIM ini sudah kompleksitas , mulai dari operator , pengelola bandara, sampai ke Dept Perhubungan , untuk itu yang diminta adalah action dari pihak yang berwenang , berkompeten dan berkaitan untuk itu, mungkin mereka perlu " duduk baselo di lapiak nan samo " menyamakan visi dan misi biar mereka kompak jalan tidak sendiri - sendiri, dan operational tidak berjalan pincang, jadi tidak ada yang perlu disalahkan, sadar sendiri wae lah ... Salam , Nuraini -Original Message- From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Riri - Mairizal Chaidir Sent: Tuesday, July 03, 2007 11:56 AM To: RantauNet@googlegroups.com Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan Memang perlu dibenahi. Tapi agar fair, jangan semuanya dianggap salah BIM. Di Bandara manapun ada banyak pihak, ada Departemen Perhubungan, ada Angkasa Pura, ada perusahan penerbangan/ operator dll. Kalau pesawat terlambat itu wilayahnya operator. Jangan otoritas bandara yang disalahkan. Pemda juga tidak punya otoritas untuk itu. Ambo kuduang --- --~--~-~--~~~---~--~~ === Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008. Website: http://www.rantaunet.org === UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB. - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. === Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2. == -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan
Betul sekali makanya perlu dibuat analisa sederhana untuk mencari kebijakan yang pas dalam persoalan ini. sederhana saja dan tidak perlu panjang-panjang cukup memuat antara lain; 1. Latar belakang 2. Permasalahan A. Pihak berkepentingan B. Pilihan Kebijakan C. Assesement terhadap pilihan kebijakan 3. Rekomendasi. setelah itu MAPPAS bisa kirimkan ke pengelola BIM, Dephub, Pemda serta pihak berkepentingan lainnya.. Salam Ben Riri - Mairizal Chaidir <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Memang perlu dibenahi. Tapi agar fair, jangan semuanya dianggap salah BIM. Di Bandara manapun ada banyak pihak, ada Departemen Perhubungan, ada Angkasa Pura, ada perusahan penerbangan/ operator dll. Kalau pesawat terlambat itu wilayahnya operator. Jangan otoritas bandara yang disalahkan. Pemda juga tidak punya otoritas untuk itu. --- RantauNet@googlegroups.com wrote: > O wayoi, baa kolah ajoduta > - Boardwalk for $500? In 2007? Ha! Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games. --~--~-~--~~~---~--~~ === Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008. Website: http://www.rantaunet.org === UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Harap memperhatikan urgensi posting email, yang besar dari >300KB. - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, tidak dianjurkan! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. === Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id&cd=US&service=groups2. == -~--~~~~--~~--~--~---
[EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan
Memang perlu dibenahi. Tapi agar fair, jangan semuanya dianggap salah BIM. Di Bandara manapun ada banyak pihak, ada Departemen Perhubungan, ada Angkasa Pura, ada perusahan penerbangan/ operator dll. Kalau pesawat terlambat itu wilayahnya operator. Jangan otoritas bandara yang disalahkan. Pemda juga tidak punya otoritas untuk itu. --- RantauNet@googlegroups.com <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > O wayoi, baa kolah ajoduta > - > BIM Masih Kampungan PADANG -- Kendati di satu sisi, pelayanan terhadap pengguna jasa bandar udara di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), mulai membaik dibanding ketika jasa penerbangan masih dilayani di Bandara Tabing, namun kesan sebagai bandara kampungan masih mencolok. > Banyak persoalan yang bisa mencoreng kehalusan budi masyarakat Minangkabau di BIM. Cobalah perhatian, ketika sebuah pesawat bertarif mahal mendarat, biasanya para penjual jasa --mulai dari agen ojek sampai kepada awak taksi, bus bandara dan travel gelap-- terlihat tenang-tenang sapai. > Tapi coba kalau yang mendarat itu pesawat bertarif murah, mereka pasti akan saling menyerbu orang-orang yang baru menginjak bumi setelah beberapa puluh menit berada di angkasa. Ada yang mulanya merayu, tapi tak mempan. Sang agen sedikit mulai membelalakkan mata, tak mempan juga. Jalan terakhir adalah main tarik dan paksa. > Diri sinilah adegan selanjutnya bisa menjadi tontonan menarik. Yang ditarik bercarut pungkang, yang menarik pun marutok-rutok . Lepas dari satu agen, disambut pula oleh agen yang lain. Keras dan kasarnya tak kurang pula dari agen sebelumnya. Persis benar dengan agen bis berebut calon penumpang di Terminal Lintas Anda-las tempo doeloe . > ''Kalau yang mendarat itu Garuda, kami memang tenang-tenang saja. Sebab umumnya penumpang Garuda itu sudah ada mobil yang menjem-put. Jadi buat apa bacirabuik . Kalau yang datang itu Adam Air, Lion Air, Wings Air, Batavia Air, Air Asia dan pesawat murah lainnya, barulah kita 'menyerbut'. Kita tahu persis, sebagian besar di antara penumpang pasti tidak ada yang jemput. Kalaupun ada, ujung-ujungnya mereka juga akan mencari ojek atau angkutan lainnya," terang Ali, begitu seorang agen angkutan gelap yang kerap beroperasi di BIM minta dituliskan namanya. > Itu dari sisi pelayanan, belum lagi dari segi jadwal penerbangan. Tidak sedikit pula yang molor, baik pada penerbangan Jakarta-Padang maupun Padang-Jakarta. > "Saya ditelepon adik minta dijemput ke BIM pukul 12.00 WIB, karena dia berangkat dari Jakarta sekitar pukul 10.00 WIB. Be-rangkatlah saya pagi-pagi dari Bukittinggi. Eh apa lacur, pesa-watnya delay (penerbangan ditunda) hingga sore. Barangiklah saya di Bandara yang sepintas terkesan kalibuik saja," kata Nisa. > Beberapa pengguna jasa penerbangan dari BIM pun mengaku, jadwal penerbangan kerap delay atau malah dibatalkan sama sekali. "Sejak pukul 05.00 WIB saya sudah sampai di BIM, berangkat dari Side-mpuan tadi malam. Gila, pesawatnya ndak berangkat-berangkat juga. Udah tergelincir matahari, masih juga belum terbang aku," kata R. Harahap, pengguna jasa BIM. > Harahap bersama ratusan warga Tapanuli Selatan, Padangsidempuan dan Mandailing Natal, termasuk orang yang terpaksa menggunakan BIM menuju Jakarta, karena disamping lebih dekat dibandingkan harus ke Polonia Medan, biro perjalanan di Padangsidempuan yang menyediakan armada jemput antar ke bandara pun memilih BIM seba-gai tempat pemberangkatan dan kedatangan pengguna jasa mereka. > Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Aliman Salim, saat dikonfirmasi, tidak menapik kacau balaunya pengelolaan BIM. Namun menurutnya, persoalan justru terletak pada kurang maksimalnya pelayanan yang diberikan Angkasa Pura dan maskapai penerbangan itu sendiri. > Akan tetapi, Aliman kurang sependapat, jika BIM dikatakan sebagai bandara kampungan. "Meskipun saya menilai pengelolaannya telah berjalan cukup baik, tapi saya tidak menampik pelayanan yang diberikan pihak pengelola bandara dmn Maskapai penerbangan tidak maksimal. Pasalnya, pesawat masih ada yang men- delay (menunda) keberangkatannya," tuturnya. > Ke depan, kata Aliman, pengelola bandara dan maskapai penerbangan perlu melakukan pembenahan perubahan sistem ke arah yang lebih baik, sehingga bisa memberikan pelayanan terbaik terhadap penggu-na jasa bandara itu. > "Untuk it === Message Truncated === Luggage? GPS? Comic books? Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mail&p=graduation+gifts&cs=bz duation+gifts&cs=bz --~--~-~--~~~---~--~~ === Sukseskan Pulang Basamo se Dunia, bulan Juni 2008. Website: http://www.rantaunet.org ===
[EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan - tambahan info...
Sewaktu rombongan Beautiful Moment ANTV episode Payakumbuh mau shooting "Selamat datang di Bandara International Minangkabau dg artis2nya...", juga DIGANJAL oleh pihak Bandara. Katanya harus ada izin dulu. Asfarinal dan Pak Rafles akhirnya terpaksa BERNEGOSIASI dg pihak BIM. Ujung2nya Pak Rafles dr Tigobalai Tour yg ikut sponsor kendaraan tapaso "marogoh sakunyo" sehingga akhirnya bisa shooting disitu...:) Bara jumlahnyo, silahkan tanyo beliau... Nanang ampe malu juga tuh sama rombongan yg notabene bukan urang awak itu...:D Tapi ini tidak terjadi utk 3 episode sebelumnya yg didukung dan disambut langsung oleh Pemko/Pemda nya di BIM. Salam, Nofrins benni inayatullah <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Yth Bu Sekjen..sebaiknya MAPPAS tidak hanya menghimbau saja agar pengelola BIM memperbaiki pelayanannya tapi juga memberikan analisis, assesement kebijakan yang berisi kajian tentang kebijakan apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan yang ada. BUkankah MAPPAs punya departemen kajian kalau ndak salah, saya rasa banyak pengurus MAPAS yang mampu melakukan kajian kebijakan publik tersebut. salam Ben --- Nuraini B Prapdanu wrote: > Ajo duta dan dunsanak kasadonyo, > > Prihatin sekali terhadap situasi yang terjadi di BIM > dan MAPPAS akan > mengirimkan surat Himbauan kepada pengelola Bandara > Angkasa Pura dan > Maskapai Penerbangan, untuk mengadakan pembenahan > dan meningkatkan > pelayanannya , Perwakilan MAPPAS Sumbar akan > menindak lanjuti dengan > pemantauan di lokasi . > > Pengalaman buruk ini pun pernah menimpa KETUA I > MAPPAS M Johannas Backir > yang pernah terlunta - lunta di BIM , kami sama - > sama ketika itu dalam > perjalanan pulang setelah mengikuti rombongan > fotografer ke SUMBAR bulan mei > yang lalu, kami sudah sejak sore di Bandara , beliau > tidak satu pesawat > karena Saya menggunakan Asia Air , sementara beliau > menggunakan pesawat LION > AIR dengan jadwal penerbangan Pukul 19.00 Wib > ternyata sampai jam dinantikan > tidak ada informasi penerbangan di delay setelah > kasak kusuk ada informasi > delay, tunggu punya tunggu hari sudah malam dan > loket sudah gelap , masih > tidak ada informasi kejelasan , akhirnya setelah > complain dan bawa2 bendera > Pers mereka berjanji mau metransfer ke pesawat > Garuda , dan harus menunggu > lagi dan jadilah beliau bermalam di Bandara karena > mau pulang kemana ? > saudara nggak punya di Ranah mau balik ke Hotel > sudah tanggung , karena > informasi yang nggak jelas menunggu tanpa > kepastian...menyebalkan , keesokan > harinya setelah dengan upaya yang meletihkan > pimpong kesana - kemari kayak > ngurus KTP aja...Tiket garuda yang dijanjikan tak > kunjung tiba akhirnya > dengan secarik kertas dan tanda boarding pas untuk > rekomendasi Lion ke > Batavia Air, kebayang ngga kalau ada apa2 di udara > pasti beliau tidak bisa > ngurus asuransi , tapi dari pada harus nyangkut > lebih lama di BIM sementara > hari itu harus ngantor ..ya dgn Bismillah beliau > akhirnya nekad naik ke > Batavia Air tsb . > > Pengalaman buruk ini sudah disampaikan ke > Kadisparprov Sumbar , untuk > ditindak lanjuti dan ternyata kejadian yang sama > terulang terus menerus, ini > merupakan masalah utama untuk pengembangan > Pariwisata Sumbar , Bandara > merupakan Gerbang Utama dan bila di pintu masuk saja > sudah " Bad Mood " , > belum lagi ditambah perlakuan dari supir taxi yang > tidak berargo dan taksi > gelap yang notabene tidak sopan suka bercaruit - > caruit , untung saja > kekecewaan para wisatawan tersebut masih agak > sedikit terobati oleh > Pemandangan SUMBAR yang luar biasa menakjubkan . > > Ini harus segera di benahi ! wahai pihak yang > berwenang segeralah turun > kelapangan , survey dan sidak langsung , kalau cuma > terima laporan - > laporan dari balik meja saja , apa yang bisa > diharapkan, perubahan tinggal > mimpi dan angan - angan saja..contohlah Pemimpin > Kita Pak Presiden > beliau turun langsung kelapangan dan ternangis - > nangis ketika di lokasi . > > Semoga segera saja ada perbaikan dan dunia > pariwisata dapat tersenyum. > > salam, > Nuraini > > > > _ > > From: RantauNet@googlegroups.com > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On > Behalf Of dutamardin umar > Sent: Tuesday, July 03, 2007 8:04 AM > To: rantaunet@googlegroups.com > Subject: [EMAIL PROTECTED] BIM Masih Kampungan > > > > O wayoi, baa kolah > > ajoduta > > - > > BIM Masih Kampungan > > PADANG -- Kendati di satu sisi, pelayanan terhadap > pengguna jasa bandar > udara di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), > mulai membaik dibanding > ketika jasa penerbangan masih dilayani di Bandara > Tabing, namun kesan > sebagai bandara kampungan masih mencolok. > Banyak persoalan yang bisa mencoreng kehalusan budi > masyarakat Minangkabau > di BIM. Cobalah perhatian, ketika sebuah pesawat > bertarif mahal mendarat, > biasanya para penjual jasa --mulai dari agen ojek > sampai kepada
[EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan
Tarino kasih sanak Ben, Ambo taruihkan ke pengurus nan lain untuk langsung ditanggapi dan ditindak lanjuti khususnya masalah kajian tersebut , nan berkompeten menangani hal tersebut mudah2an analisis yang diberikan MAPPAS dapat bermanfaat sebagai acuan, karena MAPPAS hanya terbatas pada kajian saja untuk implementasi dan sampai seberapa jauh kajian tersebut dilaksanakan walahualam bisawab.setidaknya untuk Ranah tacinto kita sudah berbuat walaupun hanya bermodal NYALI Salam, Nuraini -Original Message- From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of benni inayatullah Sent: Tuesday, July 03, 2007 10:33 AM To: RantauNet@googlegroups.com Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan Yth Bu Sekjen..sebaiknya MAPPAS tidak hanya menghimbau saja agar pengelola BIM memperbaiki pelayanannya tapi juga memberikan analisis, assesement kebijakan yang berisi kajian tentang kebijakan apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan yang ada. BUkankah MAPPAs punya departemen kajian kalau ndak salah, saya rasa banyak pengurus MAPAS yang mampu melakukan kajian kebijakan publik tersebut. salam Ben --- Nuraini B Prapdanu <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Ajo duta dan dunsanak kasadonyo, > > Prihatin sekali terhadap situasi yang terjadi di BIM dan MAPPAS akan > mengirimkan surat Himbauan kepada pengelola Bandara Angkasa Pura dan > Maskapai Penerbangan, untuk mengadakan pembenahan dan meningkatkan > pelayanannya , Perwakilan MAPPAS Sumbar akan menindak lanjuti dengan > pemantauan di lokasi . > > Pengalaman buruk ini pun pernah menimpa KETUA I MAPPAS M Johannas > Backir yang pernah terlunta - lunta di BIM , kami sama - sama ketika > itu dalam perjalanan pulang setelah mengikuti rombongan fotografer ke > SUMBAR bulan mei yang lalu, kami sudah sejak sore di Bandara , beliau > tidak satu pesawat karena Saya menggunakan Asia Air , sementara beliau > menggunakan pesawat LION AIR dengan jadwal penerbangan Pukul 19.00 Wib > ternyata sampai jam dinantikan tidak ada informasi penerbangan di > delay setelah kasak kusuk ada informasi delay, tunggu punya tunggu > hari sudah malam dan loket sudah gelap , masih tidak ada informasi > kejelasan , akhirnya setelah complain dan bawa2 bendera Pers mereka > berjanji mau metransfer ke pesawat Garuda , dan harus menunggu lagi > dan jadilah beliau bermalam di Bandara karena mau pulang kemana ? > saudara nggak punya di Ranah mau balik ke Hotel sudah tanggung , > karena informasi yang nggak jelas menunggu tanpa > kepastian...menyebalkan , keesokan harinya setelah dengan upaya yang > meletihkan pimpong kesana - kemari kayak ngurus KTP aja...Tiket garuda > yang dijanjikan tak kunjung tiba akhirnya dengan secarik kertas dan > tanda boarding pas untuk rekomendasi Lion ke Batavia Air, kebayang > ngga kalau ada apa2 di udara pasti beliau tidak bisa ngurus asuransi , > tapi dari pada harus nyangkut lebih lama di BIM sementara hari itu > harus ngantor ..ya dgn Bismillah beliau akhirnya nekad naik ke Batavia > Air tsb . > > Pengalaman buruk ini sudah disampaikan ke Kadisparprov Sumbar , untuk > ditindak lanjuti dan ternyata kejadian yang sama terulang terus > menerus, ini merupakan masalah utama untuk pengembangan Pariwisata > Sumbar , Bandara merupakan Gerbang Utama dan bila di pintu masuk saja > sudah " Bad Mood " , belum lagi ditambah perlakuan dari supir taxi > yang tidak berargo dan taksi gelap yang notabene tidak sopan suka > bercaruit - caruit , untung saja kekecewaan para wisatawan tersebut > masih agak sedikit terobati oleh Pemandangan SUMBAR yang luar biasa > menakjubkan . > > Ini harus segera di benahi ! wahai pihak yang berwenang segeralah > turun kelapangan , survey dan sidak langsung , kalau cuma terima > laporan - laporan dari balik meja saja , apa yang bisa diharapkan, > perubahan tinggal mimpi dan angan - angan saja..contohlah > Pemimpin Kita Pak Presiden beliau turun langsung kelapangan dan > ternangis - nangis ketika di lokasi . > > Semoga segera saja ada perbaikan dan dunia pariwisata dapat tersenyum. > > salam, > Nuraini > > > > _ > > From: RantauNet@googlegroups.com > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of dutamardin umar > Sent: Tuesday, July 03, 2007 8:04 AM > To: rantaunet@googlegroups.com > Subject: [EMAIL PROTECTED] BIM Masih Kampungan > > > > O wayoi, baa kolah > > ajoduta > > - > > BIM Masih Kampungan > > PADANG -- Kendati di satu sisi, pelayanan terhadap pengguna jasa > bandar udara di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), mulai membaik > dibanding ketika jasa penerbangan masih dilayani di Bandara Tabing, > namun kesan sebagai ban
[EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan
Yth Bu Sekjen..sebaiknya MAPPAS tidak hanya menghimbau saja agar pengelola BIM memperbaiki pelayanannya tapi juga memberikan analisis, assesement kebijakan yang berisi kajian tentang kebijakan apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan yang ada. BUkankah MAPPAs punya departemen kajian kalau ndak salah, saya rasa banyak pengurus MAPAS yang mampu melakukan kajian kebijakan publik tersebut. salam Ben --- Nuraini B Prapdanu <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Ajo duta dan dunsanak kasadonyo, > > Prihatin sekali terhadap situasi yang terjadi di BIM > dan MAPPAS akan > mengirimkan surat Himbauan kepada pengelola Bandara > Angkasa Pura dan > Maskapai Penerbangan, untuk mengadakan pembenahan > dan meningkatkan > pelayanannya , Perwakilan MAPPAS Sumbar akan > menindak lanjuti dengan > pemantauan di lokasi . > > Pengalaman buruk ini pun pernah menimpa KETUA I > MAPPAS M Johannas Backir > yang pernah terlunta - lunta di BIM , kami sama - > sama ketika itu dalam > perjalanan pulang setelah mengikuti rombongan > fotografer ke SUMBAR bulan mei > yang lalu, kami sudah sejak sore di Bandara , beliau > tidak satu pesawat > karena Saya menggunakan Asia Air , sementara beliau > menggunakan pesawat LION > AIR dengan jadwal penerbangan Pukul 19.00 Wib > ternyata sampai jam dinantikan > tidak ada informasi penerbangan di delay setelah > kasak kusuk ada informasi > delay, tunggu punya tunggu hari sudah malam dan > loket sudah gelap , masih > tidak ada informasi kejelasan , akhirnya setelah > complain dan bawa2 bendera > Pers mereka berjanji mau metransfer ke pesawat > Garuda , dan harus menunggu > lagi dan jadilah beliau bermalam di Bandara karena > mau pulang kemana ? > saudara nggak punya di Ranah mau balik ke Hotel > sudah tanggung , karena > informasi yang nggak jelas menunggu tanpa > kepastian...menyebalkan , keesokan > harinya setelah dengan upaya yang meletihkan > pimpong kesana - kemari kayak > ngurus KTP aja...Tiket garuda yang dijanjikan tak > kunjung tiba akhirnya > dengan secarik kertas dan tanda boarding pas untuk > rekomendasi Lion ke > Batavia Air, kebayang ngga kalau ada apa2 di udara > pasti beliau tidak bisa > ngurus asuransi , tapi dari pada harus nyangkut > lebih lama di BIM sementara > hari itu harus ngantor ..ya dgn Bismillah beliau > akhirnya nekad naik ke > Batavia Air tsb . > > Pengalaman buruk ini sudah disampaikan ke > Kadisparprov Sumbar , untuk > ditindak lanjuti dan ternyata kejadian yang sama > terulang terus menerus, ini > merupakan masalah utama untuk pengembangan > Pariwisata Sumbar , Bandara > merupakan Gerbang Utama dan bila di pintu masuk saja > sudah " Bad Mood " , > belum lagi ditambah perlakuan dari supir taxi yang > tidak berargo dan taksi > gelap yang notabene tidak sopan suka bercaruit - > caruit , untung saja > kekecewaan para wisatawan tersebut masih agak > sedikit terobati oleh > Pemandangan SUMBAR yang luar biasa menakjubkan . > > Ini harus segera di benahi ! wahai pihak yang > berwenang segeralah turun > kelapangan , survey dan sidak langsung , kalau cuma > terima laporan - > laporan dari balik meja saja , apa yang bisa > diharapkan, perubahan tinggal > mimpi dan angan - angan saja..contohlah Pemimpin > Kita Pak Presiden > beliau turun langsung kelapangan dan ternangis - > nangis ketika di lokasi . > > Semoga segera saja ada perbaikan dan dunia > pariwisata dapat tersenyum. > > salam, > Nuraini > > > > _ > > From: RantauNet@googlegroups.com > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On > Behalf Of dutamardin umar > Sent: Tuesday, July 03, 2007 8:04 AM > To: rantaunet@googlegroups.com > Subject: [EMAIL PROTECTED] BIM Masih Kampungan > > > > O wayoi, baa kolah > > ajoduta > > - > > BIM Masih Kampungan > > PADANG -- Kendati di satu sisi, pelayanan terhadap > pengguna jasa bandar > udara di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), > mulai membaik dibanding > ketika jasa penerbangan masih dilayani di Bandara > Tabing, namun kesan > sebagai bandara kampungan masih mencolok. > Banyak persoalan yang bisa mencoreng kehalusan budi > masyarakat Minangkabau > di BIM. Cobalah perhatian, ketika sebuah pesawat > bertarif mahal mendarat, > biasanya para penjual jasa --mulai dari agen ojek > sampai kepada awak taksi, > bus bandara dan travel gelap-- terlihat > tenang-tenang sapai. > Tapi coba kalau yang mendarat itu pesawat bertarif > murah, mereka pasti akan > saling menyerbu orang-orang yang baru menginjak bumi > setelah beberapa puluh > menit berada di angkasa. Ada yang mulanya merayu, > tapi tak mempan. Sang agen > sedikit mulai membelalakkan mata, tak mempan juga. > Jalan terakhir adalah > main tarik dan paksa. > Diri sinilah adegan selanjutnya bisa menjadi > tontonan menarik. Yang ditarik > bercarut pungkang, yang menarik pun marutok-rutok . > Lepas dari satu agen, > disambut pula oleh agen yang lain. Keras dan > kasarnya tak kurang pula dari > agen sebelumnya. Persis benar de
[EMAIL PROTECTED] Re: BIM Masih Kampungan
Ajo duta dan dunsanak kasadonyo, Prihatin sekali terhadap situasi yang terjadi di BIM dan MAPPAS akan mengirimkan surat Himbauan kepada pengelola Bandara Angkasa Pura dan Maskapai Penerbangan, untuk mengadakan pembenahan dan meningkatkan pelayanannya , Perwakilan MAPPAS Sumbar akan menindak lanjuti dengan pemantauan di lokasi . Pengalaman buruk ini pun pernah menimpa KETUA I MAPPAS M Johannas Backir yang pernah terlunta - lunta di BIM , kami sama - sama ketika itu dalam perjalanan pulang setelah mengikuti rombongan fotografer ke SUMBAR bulan mei yang lalu, kami sudah sejak sore di Bandara , beliau tidak satu pesawat karena Saya menggunakan Asia Air , sementara beliau menggunakan pesawat LION AIR dengan jadwal penerbangan Pukul 19.00 Wib ternyata sampai jam dinantikan tidak ada informasi penerbangan di delay setelah kasak kusuk ada informasi delay, tunggu punya tunggu hari sudah malam dan loket sudah gelap , masih tidak ada informasi kejelasan , akhirnya setelah complain dan bawa2 bendera Pers mereka berjanji mau metransfer ke pesawat Garuda , dan harus menunggu lagi dan jadilah beliau bermalam di Bandara karena mau pulang kemana ? saudara nggak punya di Ranah mau balik ke Hotel sudah tanggung , karena informasi yang nggak jelas menunggu tanpa kepastian...menyebalkan , keesokan harinya setelah dengan upaya yang meletihkan pimpong kesana - kemari kayak ngurus KTP aja...Tiket garuda yang dijanjikan tak kunjung tiba akhirnya dengan secarik kertas dan tanda boarding pas untuk rekomendasi Lion ke Batavia Air, kebayang ngga kalau ada apa2 di udara pasti beliau tidak bisa ngurus asuransi , tapi dari pada harus nyangkut lebih lama di BIM sementara hari itu harus ngantor ..ya dgn Bismillah beliau akhirnya nekad naik ke Batavia Air tsb . Pengalaman buruk ini sudah disampaikan ke Kadisparprov Sumbar , untuk ditindak lanjuti dan ternyata kejadian yang sama terulang terus menerus, ini merupakan masalah utama untuk pengembangan Pariwisata Sumbar , Bandara merupakan Gerbang Utama dan bila di pintu masuk saja sudah " Bad Mood " , belum lagi ditambah perlakuan dari supir taxi yang tidak berargo dan taksi gelap yang notabene tidak sopan suka bercaruit - caruit , untung saja kekecewaan para wisatawan tersebut masih agak sedikit terobati oleh Pemandangan SUMBAR yang luar biasa menakjubkan . Ini harus segera di benahi ! wahai pihak yang berwenang segeralah turun kelapangan , survey dan sidak langsung , kalau cuma terima laporan - laporan dari balik meja saja , apa yang bisa diharapkan, perubahan tinggal mimpi dan angan - angan saja..contohlah Pemimpin Kita Pak Presiden beliau turun langsung kelapangan dan ternangis - nangis ketika di lokasi . Semoga segera saja ada perbaikan dan dunia pariwisata dapat tersenyum. salam, Nuraini _ From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of dutamardin umar Sent: Tuesday, July 03, 2007 8:04 AM To: rantaunet@googlegroups.com Subject: [EMAIL PROTECTED] BIM Masih Kampungan O wayoi, baa kolah ajoduta - BIM Masih Kampungan PADANG -- Kendati di satu sisi, pelayanan terhadap pengguna jasa bandar udara di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), mulai membaik dibanding ketika jasa penerbangan masih dilayani di Bandara Tabing, namun kesan sebagai bandara kampungan masih mencolok. Banyak persoalan yang bisa mencoreng kehalusan budi masyarakat Minangkabau di BIM. Cobalah perhatian, ketika sebuah pesawat bertarif mahal mendarat, biasanya para penjual jasa --mulai dari agen ojek sampai kepada awak taksi, bus bandara dan travel gelap-- terlihat tenang-tenang sapai. Tapi coba kalau yang mendarat itu pesawat bertarif murah, mereka pasti akan saling menyerbu orang-orang yang baru menginjak bumi setelah beberapa puluh menit berada di angkasa. Ada yang mulanya merayu, tapi tak mempan. Sang agen sedikit mulai membelalakkan mata, tak mempan juga. Jalan terakhir adalah main tarik dan paksa. Diri sinilah adegan selanjutnya bisa menjadi tontonan menarik. Yang ditarik bercarut pungkang, yang menarik pun marutok-rutok . Lepas dari satu agen, disambut pula oleh agen yang lain. Keras dan kasarnya tak kurang pula dari agen sebelumnya. Persis benar dengan agen bis berebut calon penumpang di Terminal Lintas Anda-las tempo doeloe . ''Kalau yang mendarat itu Garuda, kami memang tenang-tenang saja. Sebab umumnya penumpang Garuda itu sudah ada mobil yang menjem-put. Jadi buat apa bacirabuik . Kalau yang datang itu Adam Air, Lion Air, Wings Air, Batavia Air, Air Asia dan pesawat murah lainnya, barulah kita 'menyerbut'. Kita tahu persis, sebagian besar di antara penumpang pasti tidak ada yang jemput. Kalaupun ada, ujung-ujungnya mereka juga akan mencari ojek atau angkutan lainnya," terang Ali, begitu seorang agen angkutan gelap yang kerap beroperasi di BIM minta dituliskan namanya. Itu dari sisi pelayanan, belum lagi dari segi jadwal penerbangan. Tidak sedikit pula yang molor, baik