[EMAIL PROTECTED] Re: Malakok < menjadi orang minang>

2007-05-07 Terurut Topik a.arifianto
datuk endang ysh,
   
  kebetulan saya membaca referensi tersebut buku tua tentang perang paderi di 
perpustakaan UIN syarif hidayatullah, 
   
  perang paderi yg selama ini kita kenal ternyata bukanlah bernama perang 
paderi, tetapi perang bonjol, perang paderi tidak pernah diikuti oleh imam 
bonjol, keterangan lebih lengkapnya silakan melihat referensi tersebut...
   
  satu hal pula yang menjadi catatan, perang paderi dan bonjol ditenggarai oleh 
keinginan sisa-sisa keluarga kerajaan pagaruyung untuk mendapatkan posisinya 
kembali yang pada saat itu hariman nan salapan menghabisi seluruh pewaris 
kerajaan pada jamuan makan malam karena dianggap kafir.
   
  --
  cerita dari orang2tua
   
  mengani pasukan sentot ali yang banyak itu sebagian besarnya dijadikan 
pekerja tambang di sawahlunto, yang kemudian banyak pula dari suku2 bangsa 
lain, setelah belanda angkat kaki, dan akhirnya terbentuk masyarakat disana, 
kaum ninikmamak mendudukkan mereka dalam sebuah suku, saya lupa nama sukunya, 
mohon dikoreksi.
   
  --
   
  buku itu lumayan bercerita banyak tentang perang paderi, akan tetapi 
sayangnya dikarenakan waktuyg terbatas saya tidak sempat mengkhatamkan buku 
tersebut...
   
   
  tan jabok
  

Datuk Endang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Dunsanak Arifianto ysh,
  Saya berusaha mencermati aspek eksternal dalam Perang Paderi, namun belum 
menemukan referensi yang memadai. Sentot Alibasya memang sebelumnya adalah 
salah seorang panglima perang dalam pasukan Pangeran Diponegoro, dan termasuk 
pemimpin-pemimpin pasukan pertama yang berhasil ditawan oleh Belanda. Pada masa 
itu sepertinya terdapat dua pilihan bagi pasukan yang ditawan, yaitu: 
diasingkan atau menjadi pasukan untuk Belanda.
  Beliau akhirnya masuk menjadi pasukan Belanda dan mendapatkan pangkat yang 
cukup tinggi, kalau tidak salah overstee, dan memimpin satu grup pasukan. 
Pasukan ini akhirnya diterjunkan pada Perang Paderi sejak tahun 1833. Namun 
tidak berapa lama akhirnya Belanda memulangkan beliau ke Jawa, karena dinilai 
beliau tidak sepenuh hati melakukan peperangan. Di tengah jalan, akhirnya 
beliau ditinggalkan di Bengkulu dan meninggal di tempat tersebut hingga akhir 
hayatnya (1855?).
  Saya masih meragukan bila disebutkan beliau bersisian dengan pasukan Paderi 
dalam peperangan melawan Belanda, kemungkinan hanya bersifat pasif atau 
memberikan informasi. Apalagi bila disebutkan selama ini beliau memprakarsai 
pertemuan di Bukit Marapalam itu. Salah satu alasan adalah bilamana memang ada 
relasi yang dekat dengan pasukan Paderi, tentunya dari Bengkulu beliau bisa 
bergerak kembali ke Minangkabau.
  Sebagai catatan kita bersama, peperangan Paderi 1821-1837, pasukan Paderi 
tidaklah bertempur dengan pasukan yang 100% Belanda. Di dalam suatu grup 
pasukan, paling hanya 10% yang berdarah murni Belanda, yaitu komandan dan para 
perwiranya saja. Selebihnya adalah pasukan pribumi yang pada umumnya berasal 
dari Maluku, Nusa Tenggara, Bugis, Madura, dan Jawa.
  Karenanya sangat menarik dicermati, bahwa setelah pengembalian kedaulatan 
Belanda dari Perancis 1800 dan penyerahan kedaulatan Indonesia dari Inggris ke 
Belanda (1805?), fokus pertama ‘penguasaan’ kembali secara teritorial oleh 
Belanda adalah ke wilayah Timur Indonesia; suatu wilayah geografis yang 
ditempuh paling jauh. Maksudnya memang bukan menguasai sumber daya alamnya, 
tetapi lebih kepada sumber daya manusianya. Kita mengenal pecahnya perang 
Pattimura 1817.
  Fokus kedua Belanda adalah wilayah Minangkabau, yang sudah dijajaki sejak 
tahun 1821. Namun pada tahun 1825, fokus itu beralih ke tanah Jawa, untuk 
kemudian beralih kembali ke Minangkabau pada tahun 1831. Strategi penguasaan 
secara militer ini memang menarik untuk dipelajari, terutama dalam hal 
mobilisasi sumber daya manusia dan pengelolaan logistik kemiliteran.
   
  Wassalam,
  -datuk endang


"a.arifianto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: assalamualaikum ciek lai..
   
  dek kato sejarah, sentot ali basya nan manjadi kawan diakhir peperangan 
bonjol (sejarawan belando mengaceknyo perang paderi), membawa pasukan jawa 
sedemikian banyaknya, walaupun diakhir cerita dikisahkan sang sentot berpaling 
membela imam bonjol... 
   
  singkat cerita pasukan sentot di duduk-an oleh ninik mamak dan di pasukuan 
dengan namo suku yang baru... (lupo namo sukunyo), dan memiliki hak dan 
kewajiban yang sama sebagaimana dengan suku2 minang lainnya... 
   
  selama ini kita bangsa minang terbelenggu oleh kata "minangkabau", sehingga 
kita lupa bahwa kita adalah bagian dari satu rumpun yang lebih besar lagi yang 
dibilang oleh dt. tan malaka nusantara (indonesia sebenarnya yang diusung tan 
malaka adalah rumpun melayu muda)... bangsa minang lupa mereka memiliki wilayah 
rantau... saudara2 wak nan di kuok, kampar, jambi, dsb menjadi hilang... 
   
  kita mungkin hanya teringat bagaimana nasib minangkabau yang sekarang 
menggenaskan, tapi lihat bagaimana rantau minangkabau sekrang, sangat2 
menggenaskan... yang terlihat hanya huta

[EMAIL PROTECTED] Re: Malakok < menjadi orang minang>

2007-05-07 Terurut Topik Rasyid, Taufiq \(taufiqr\)
Sangat satuju jo  pandapek datuak iko.
Kalau nan indak masuak criteria itu kan inyo masih warga Sumbar juo,
samo jo rang Cino jo Nieh di Padang...
Saluang se.. lah nan ka manyampaikanhehe...
Wassalam



From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of Datuk Endang
Sent: Tuesday, May 08, 2007 1:46 AM
To: RantauNet@googlegroups.com; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Malakok < menjadi orang minang>


Dunsanak ysh,
Dulu di milis RGM pernah saya sampaikan, yang disebut orang Minang itu
bila dia "sesuai" dan "memakai" adat Minangkabau, termasuk di dalamnya
masyarakat yang tinggal di perantauan dan yang "malakok" ke dalam salah
satu rumpun persukuan. Bila tidak, sebaiknya mengaku sajalah sebagai
orang Sumbar atau orang Padang, atau sebagai anak keturunan orang
Minang.
 
Wassalam,
-datuk endang


 

--~--~-~--~~~---~--~~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Malakok < menjadi orang minang>

2007-05-07 Terurut Topik Datuk Endang
Dunsanak Arifianto ysh,
  Saya berusaha mencermati aspek eksternal dalam Perang Paderi, namun belum 
menemukan referensi yang memadai. Sentot Alibasya memang sebelumnya adalah 
salah seorang panglima perang dalam pasukan Pangeran Diponegoro, dan termasuk 
pemimpin-pemimpin pasukan pertama yang berhasil ditawan oleh Belanda. Pada masa 
itu sepertinya terdapat dua pilihan bagi pasukan yang ditawan, yaitu: 
diasingkan atau menjadi pasukan untuk Belanda.
  Beliau akhirnya masuk menjadi pasukan Belanda dan mendapatkan pangkat yang 
cukup tinggi, kalau tidak salah overstee, dan memimpin satu grup pasukan. 
Pasukan ini akhirnya diterjunkan pada Perang Paderi sejak tahun 1833. Namun 
tidak berapa lama akhirnya Belanda memulangkan beliau ke Jawa, karena dinilai 
beliau tidak sepenuh hati melakukan peperangan. Di tengah jalan, akhirnya 
beliau ditinggalkan di Bengkulu dan meninggal di tempat tersebut hingga akhir 
hayatnya (1855?).
  Saya masih meragukan bila disebutkan beliau bersisian dengan pasukan Paderi 
dalam peperangan melawan Belanda, kemungkinan hanya bersifat pasif atau 
memberikan informasi. Apalagi bila disebutkan selama ini beliau memprakarsai 
pertemuan di Bukit Marapalam itu. Salah satu alasan adalah bilamana memang ada 
relasi yang dekat dengan pasukan Paderi, tentunya dari Bengkulu beliau bisa 
bergerak kembali ke Minangkabau.
  Sebagai catatan kita bersama, peperangan Paderi 1821-1837, pasukan Paderi 
tidaklah bertempur dengan pasukan yang 100% Belanda. Di dalam suatu grup 
pasukan, paling hanya 10% yang berdarah murni Belanda, yaitu komandan dan para 
perwiranya saja. Selebihnya adalah pasukan pribumi yang pada umumnya berasal 
dari Maluku, Nusa Tenggara, Bugis, Madura, dan Jawa.
  Karenanya sangat menarik dicermati, bahwa setelah pengembalian kedaulatan 
Belanda dari Perancis 1800 dan penyerahan kedaulatan Indonesia dari Inggris ke 
Belanda (1805?), fokus pertama ‘penguasaan’ kembali secara teritorial oleh 
Belanda adalah ke wilayah Timur Indonesia; suatu wilayah geografis yang 
ditempuh paling jauh. Maksudnya memang bukan menguasai sumber daya alamnya, 
tetapi lebih kepada sumber daya manusianya. Kita mengenal pecahnya perang 
Pattimura 1817.
  Fokus kedua Belanda adalah wilayah Minangkabau, yang sudah dijajaki sejak 
tahun 1821. Namun pada tahun 1825, fokus itu beralih ke tanah Jawa, untuk 
kemudian beralih kembali ke Minangkabau pada tahun 1831. Strategi penguasaan 
secara militer ini memang menarik untuk dipelajari, terutama dalam hal 
mobilisasi sumber daya manusia dan pengelolaan logistik kemiliteran.
   
  Wassalam,
  -datuk endang


"a.arifianto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:assalamualaikum ciek lai..
   
  dek kato sejarah, sentot ali basya nan manjadi kawan diakhir peperangan 
bonjol (sejarawan belando mengaceknyo perang paderi), membawa pasukan jawa 
sedemikian banyaknya, walaupun diakhir cerita dikisahkan sang sentot berpaling 
membela imam bonjol... 
   
  singkat cerita pasukan sentot di duduk-an oleh ninik mamak dan di pasukuan 
dengan namo suku yang baru... (lupo namo sukunyo), dan memiliki hak dan 
kewajiban yang sama sebagaimana dengan suku2 minang lainnya... 
   
  selama ini kita bangsa minang terbelenggu oleh kata "minangkabau", sehingga 
kita lupa bahwa kita adalah bagian dari satu rumpun yang lebih besar lagi yang 
dibilang oleh dt. tan malaka nusantara (indonesia sebenarnya yang diusung tan 
malaka adalah rumpun melayu muda)... bangsa minang lupa mereka memiliki wilayah 
rantau... saudara2 wak nan di kuok, kampar, jambi, dsb menjadi hilang... 
   
  kita mungkin hanya teringat bagaimana nasib minangkabau yang sekarang 
menggenaskan, tapi lihat bagaimana rantau minangkabau sekrang, sangat2 
menggenaskan... yang terlihat hanya hutan, kemana mereka? pernahkah kita ingat, 
bahwa mereka yang merantau atau bahkan diutus untuk menjadi pagar penopang 
minangkabau dari daerah luar ditempatkan di rantau... orang2 hebat minangkabau 
ditempatkan di daerah rantau, dharmasraya, deli, kampar, dsb... 
   
  ketika minangkabau (sumatera tengah) terpetakan paksa dengan propinsi2 yang 
lebih kecil (sumatera barat, riau, jambi, sumut, dsb..) dan rantau hancur 
hingga tak bersisa... masihkah kita sadar mereka saudara kita telah hilang...
   
  malakok, menjadi jawaban... ninik mamak harus cepat mendudukkan permasalahan 
ini... karena minangkabau bukan cuma 50 kota, tanah datar dan agam... 
   
  yang menjadi perhatian adalah, hancurnya minangkabau, hancurnya peradaban, 
menjadikan hancurnya kehidupan manusia yang ada didalamnya...
   
  apa yang bisa ninikmamak katakan esok pada anak dan kamanakannya... 
   
  rang mudo JABOK
  anak kamanakan mendengar...
  maaf terlalu semangat.. ^_^
  makasih atas saran2 dulu tentang imigrasi, alhamdulillah lah selesai walo 
agak berbelit seketek...

  
-
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.
--~--~-~--~~~---~--~~
Berhenti (unsubscri

[EMAIL PROTECTED] Re: Malakok < menjadi orang minang>

2007-05-07 Terurut Topik Datuk Endang
Dunsanak ysh,
  Dulu di milis RGM pernah saya sampaikan, yang disebut orang Minang itu bila 
dia “sesuai” dan “memakai” adat Minangkabau, termasuk di dalamnya masyarakat 
yang tinggal di perantauan dan yang “malakok” ke dalam salah satu rumpun 
persukuan. Bila tidak, sebaiknya mengaku sajalah sebagai orang Sumbar atau 
orang Padang, atau sebagai anak keturunan orang Minang.
   
  Wassalam,
  -datuk endang
  

ZUL FIKRI <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

 
-
Bored stiff? Loosen up...
Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.
--~--~-~--~~~---~--~~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Malakok < menjadi orang minang>

2007-05-06 Terurut Topik ZUL FIKRI
Minangkabau yang membanggakan.

Sejarahnya begitu penuh kilau perjuangan
Saya bangga jadi orang minangkabau
Karena apapun keadaan hari ini di minangkabau atau sumatera barat tidak bisa
dikatakan akan begitu pula besok - besok harinya.
Kita bisa bangkit kembali, Insya Allah.

Fikri
rangmudo di rantau

On 5/7/07, a.arifianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> assalamualaikum ciek lai..
>
> dek kato sejarah, sentot ali basya nan manjadi kawan diakhir peperangan
> bonjol (sejarawan belando mengaceknyo perang paderi), membawa pasukan jawa
> sedemikian banyaknya, walaupun diakhir cerita dikisahkan sang sentot
> berpaling membela imam bonjol...
>
> singkat cerita pasukan sentot di duduk-an oleh ninik mamak dan di pasukuan
> dengan namo suku yang baru... (lupo namo sukunyo), dan memiliki hak dan
> kewajiban yang sama sebagaimana dengan suku2 minang lainnya...
>
> selama ini kita bangsa minang terbelenggu oleh kata "minangkabau",
> sehingga kita lupa bahwa kita adalah bagian dari satu rumpun yang lebih
> besar lagi yang dibilang oleh dt. tan malaka nusantara (indonesia sebenarnya
> yang diusung tan malaka adalah rumpun melayu muda)... bangsa minang lupa
> mereka memiliki wilayah rantau... saudara2 wak nan di kuok, kampar, jambi,
> dsb menjadi hilang...
>
> kita mungkin hanya teringat bagaimana nasib minangkabau yang sekarang
> menggenaskan, tapi lihat bagaimana rantau minangkabau sekrang, sangat2
> menggenaskan... yang terlihat hanya hutan, kemana mereka? pernahkah kita
> ingat, bahwa mereka yang merantau atau bahkan diutus untuk menjadi pagar
> penopang minangkabau dari daerah luar ditempatkan di rantau... orang2 hebat
> minangkabau ditempatkan di daerah rantau, dharmasraya, deli, kampar, dsb...
>
> ketika minangkabau (sumatera tengah) terpetakan paksa dengan propinsi2
> yang lebih kecil (sumatera barat, riau, jambi, sumut, dsb..) dan rantau
> hancur hingga tak bersisa... masihkah kita sadar mereka saudara kita telah
> hilang...
>
> malakok, menjadi jawaban... ninik mamak harus cepat mendudukkan
> permasalahan ini... karena minangkabau bukan cuma 50 kota, tanah datar dan
> agam...
>
> yang menjadi perhatian adalah, hancurnya minangkabau, hancurnya peradaban,
> menjadikan hancurnya kehidupan manusia yang ada didalamnya...
>
> apa yang bisa ninikmamak katakan esok pada anak dan kamanakannya...
>
> *rang mudo **JABOK*
> *anak kamanakan mendengar...*
> *maaf terlalu semangat.. ^_^*
> *makasih atas saran2 dulu tentang imigrasi, alhamdulillah lah selesai walo
> agak berbelit seketek...*
> **
>
> *hanifah daman <[EMAIL PROTECTED]>* wrote:
>
> Waalaikum Salam Wr Wb
>
> Sato pulo sakaki.
> Kabatulan adiak ipar hanifah nan tingga ti Pulau Punjuang Dharmasraya
> basuami jo rang Jawa nan di Sitiung. Kato si uda bacarito, keluarga suami
> adiak tersebut malakok ka salah satu suku nan ado dikampuang (pulau
> punjuang). Ba potongan kambiang tando malakok tersebut. Kato sdi uda, labiah
> Minang pulo Jawa dan dari rang kampuang li. Angek ati no bisa manjadi urang
> Minang nan punyo suku.
>
> Kalau di Sungai Tanang antah ado acara malakok gon antah indak, indak tau
> pulo hanifah doh. Tapi kayakno untuak nan akan datang karano anak-anak jo
> kamanakan alah bi banyak punyo pasangan nan dari lua Minangkabau, budaya
> malakok gon mungkin bisa pulo di masyarakatkan sahinggo, anak-anak dan
> kamanakan lai punyo bako. Acara babako bisa dilaksanakan.
>
> Wass
>
> Hanifah Damanhuri
>
>
> *ZUL FIKRI <[EMAIL PROTECTED]>* wrote:
>
> Assalamualaikum.
>
> Salam kenal dunsanak kasadoalahannyo.  ambo fikri di jakarta nio mancibo
> manjawek soal malakok nan ditanyoanno dek sanak jabok.
>
> kok ambo analisa nan dimakasuik jo apaknyo jabok "malakok" itu adalah
> "bapandai-pandai".  baa kecek iwan sukri "dimana bumi dipijak disitu langit
> dijunjuang".  jadi, kalau kamanakan ko pandai ka mamaknyo, makonyo sayang
> lah apak-apak jo dunsanaknyo nan lain.  sahingga indak susah iduik no doh.
> saking urang2 ingin kasadoalahannyo ingin dahulu baragiah ka inyo.  baiak
> itu kasih sayang maupun jo harato.
>
> baitu mungkin manuruik ambo.
> Sakali lai salam kasadonyo,
> Fikri
>
> On 4/30/07, iwan soekri <[EMAIL PROTECTED] > wrote:
> >
> > salam
> > malakok.
> > saya ingat ada seorang dosen di ikip padang yang meraih kesarjanaan
> > s-1nya terkait masalah malakok, dgn daerah penelitian kalau tak salah
> > sekitar lubuk alung. kemudian s-2nya dengan daerah peneltian di sitiung.
> > kini dia ambil s-3nya di universitas utara malaysia, juga dengan fokus ke
> > malakok.
> > saya melihat, malakok hanya bentuk lain dari dimana bumi dipiajk  di
> > sana langit dijunjung bagi orang minang yang merantau. maka bagi pendatang
> > ke ranah minang, bentuk itu adalah malakok. paling tidak sebagai minoritas,
> > si pendatang akan membaur dengan penduduk asli agar kehidupannya berjalan
> > lancar.
> > justru, prinsip malakok ini banyak dijalankan para inovator untuk
> > mengubah cara pandang penduduk asli. termasuk kekalahan rakyat aceh dari
> > belanda, karena orang belanda men

[EMAIL PROTECTED] Re: Malakok < menjadi orang minang>

2007-05-06 Terurut Topik a.arifianto
assalamualaikum ciek lai..
   
  dek kato sejarah, sentot ali basya nan manjadi kawan diakhir peperangan 
bonjol (sejarawan belando mengaceknyo perang paderi), membawa pasukan jawa 
sedemikian banyaknya, walaupun diakhir cerita dikisahkan sang sentot berpaling 
membela imam bonjol... 
   
  singkat cerita pasukan sentot di duduk-an oleh ninik mamak dan di pasukuan 
dengan namo suku yang baru... (lupo namo sukunyo), dan memiliki hak dan 
kewajiban yang sama sebagaimana dengan suku2 minang lainnya... 
   
  selama ini kita bangsa minang terbelenggu oleh kata "minangkabau", sehingga 
kita lupa bahwa kita adalah bagian dari satu rumpun yang lebih besar lagi yang 
dibilang oleh dt. tan malaka nusantara (indonesia sebenarnya yang diusung tan 
malaka adalah rumpun melayu muda)... bangsa minang lupa mereka memiliki wilayah 
rantau... saudara2 wak nan di kuok, kampar, jambi, dsb menjadi hilang... 
   
  kita mungkin hanya teringat bagaimana nasib minangkabau yang sekarang 
menggenaskan, tapi lihat bagaimana rantau minangkabau sekrang, sangat2 
menggenaskan... yang terlihat hanya hutan, kemana mereka? pernahkah kita ingat, 
bahwa mereka yang merantau atau bahkan diutus untuk menjadi pagar penopang 
minangkabau dari daerah luar ditempatkan di rantau... orang2 hebat minangkabau 
ditempatkan di daerah rantau, dharmasraya, deli, kampar, dsb... 
   
  ketika minangkabau (sumatera tengah) terpetakan paksa dengan propinsi2 yang 
lebih kecil (sumatera barat, riau, jambi, sumut, dsb..) dan rantau hancur 
hingga tak bersisa... masihkah kita sadar mereka saudara kita telah hilang...
   
  malakok, menjadi jawaban... ninik mamak harus cepat mendudukkan permasalahan 
ini... karena minangkabau bukan cuma 50 kota, tanah datar dan agam... 
   
  yang menjadi perhatian adalah, hancurnya minangkabau, hancurnya peradaban, 
menjadikan hancurnya kehidupan manusia yang ada didalamnya...
   
  apa yang bisa ninikmamak katakan esok pada anak dan kamanakannya... 
   
  rang mudo JABOK
  anak kamanakan mendengar...
  maaf terlalu semangat.. ^_^
  makasih atas saran2 dulu tentang imigrasi, alhamdulillah lah selesai walo 
agak berbelit seketek...
  

hanifah daman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Waalaikum Salam Wr Wb
   
  Sato pulo sakaki.
  Kabatulan adiak ipar hanifah nan tingga ti Pulau Punjuang Dharmasraya basuami 
jo rang Jawa nan di Sitiung. Kato si uda bacarito, keluarga suami adiak 
tersebut malakok ka salah satu suku nan ado dikampuang (pulau punjuang). Ba 
potongan kambiang tando malakok tersebut. Kato sdi uda, labiah Minang pulo Jawa 
dan dari rang kampuang li. Angek ati no bisa manjadi urang Minang nan punyo 
suku. 
   
  Kalau di Sungai Tanang antah ado acara malakok gon antah indak, indak tau 
pulo hanifah doh. Tapi kayakno untuak nan akan datang karano anak-anak jo 
kamanakan alah bi banyak punyo pasangan nan dari lua Minangkabau, budaya 
malakok gon mungkin bisa pulo di masyarakatkan sahinggo, anak-anak dan 
kamanakan lai punyo bako. Acara babako bisa dilaksanakan.
   
  Wass
   
  Hanifah Damanhuri
  

ZUL FIKRI <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Assalamualaikum.

Salam kenal dunsanak kasadoalahannyo.  ambo fikri di jakarta nio mancibo 
manjawek soal malakok nan ditanyoanno dek sanak jabok.  

kok ambo analisa nan dimakasuik jo apaknyo jabok "malakok" itu adalah 
"bapandai-pandai".  baa kecek iwan sukri "dimana bumi dipijak disitu langit 
dijunjuang".  jadi, kalau kamanakan ko pandai ka mamaknyo, makonyo sayang lah 
apak-apak jo dunsanaknyo nan lain.  sahingga indak susah iduik no doh.  saking 
urang2 ingin kasadoalahannyo ingin dahulu baragiah ka inyo.  baiak itu kasih 
sayang maupun jo harato. 

baitu mungkin manuruik ambo.
Sakali lai salam kasadonyo,
Fikri

  On 4/30/07, iwan soekri <[EMAIL PROTECTED] > wrote: salam
  malakok.
  saya ingat ada seorang dosen di ikip padang yang meraih kesarjanaan s-1nya 
terkait masalah malakok, dgn daerah penelitian kalau tak salah sekitar lubuk 
alung. kemudian s-2nya dengan daerah peneltian di sitiung. kini dia ambil 
s-3nya di universitas utara malaysia, juga dengan fokus ke malakok. 
  saya melihat, malakok hanya bentuk lain dari dimana bumi dipiajk  di sana 
langit dijunjung bagi orang minang yang merantau. maka bagi pendatang ke ranah 
minang, bentuk itu adalah malakok. paling tidak sebagai minoritas, si pendatang 
akan membaur dengan penduduk asli agar kehidupannya berjalan lancar. 
  justru, prinsip malakok ini banyak dijalankan para inovator untuk mengubah 
cara pandang penduduk asli. termasuk kekalahan rakyat aceh dari belanda, karena 
orang belanda mengutus ahli dan malakok di sana. karena pandai baca dan tulis 
arab, dalam malakoknya, akhirnya langsung percaya penduduk aceh. dan mudah 
diketahui taktik dan strateginya, dan tentu saja kalahlah mereka.
  tapi apa benar malakok ini, yang biasanya dpakai public relations officer 
untuk mencapai tujuannya, amat mujarab?
  WALLAHU ALAM BISSAWAB
  salam
  iwan soekri   

"a.arifianto" < [EMAIL PROTECTED]> wrote:

  salam,
   
  baru2

[EMAIL PROTECTED] the new minangkabau brief >> Re: [EMAIL PROTECTED] Balasan: [EMAIL PROTECTED] Re: Malakok < menjadi orang minang>

2007-05-06 Terurut Topik a.arifianto
waalaikumsalam,
   
  menambahkan pula...
   
  diskusi pulo jo apak wak (kk laki2 ayah, kebetulan datuk pulo, dt. karaing 
nan sati)
  kato beliau wak petik dari diskusi nan terjadi...
   
  ado tiga perkara nan mambuek urang sasuku
   
  hubungan saparuik
  kalo nan iko ndak paralu dijaleh-an, lah jaleh amek, ntahlah kalau jadi 
mangkaruih...
   
  hubungan/karano - batali budi
  seperti dijaleh-an pak azmi, karano dek jasa seseorang terhadap suku tertentu 
maka suku tersebut meminta beliau untuk masuk dalam suku tersebut...
   
  batali ameh
  karena suatu hal, maka bolehlah diajukan permintaan pada suatu suku 
perlindungan menjadi bagian dari suku tertentu yang didiaminya...
   
  ---
   
  satu hal yang masih sulit saya kritisi bahkan terhadap suku sendiri adalah 
bagi seseorang warga, maka pengkultusan terhadap budaya adalah hal yang lumrah, 
bagaimana susunan struktural dalam pemerintahan suku menjadi sangat2 berbau 
kekeluargaan yang banyak membelenggu para pemuka/negarawan/datuk dalam suku 
minangkabau terbelenggu untuk membuat perubahan2 dalam minangkabau.
   
  ---
  MARI BERSAMA MENCIPTAKAN DT.PERPATIH DAN DT.KETEMANGGUNGAN
   
  minangkabau harus ditransformasikan, bukan berubah, mentransformasikan 
susunan budaya menjadi susunan yang lebih fungsional... begitu peradaban di 
mulai kata sang angku... mentransformasikannya tidaklah sulit, bahkan saya 
melihat bila ini berhasil, terciptalaha susunan minangkabau baru... dunia baru, 
dimana peradaban terbentuk...
   
  ---
tercengang saya membaca buku "Sejarah Ringkas Minangkabau dan Adatnya, karya M. 
Rasjid Manggis Dt. Radjo Panghoeloe', dan semakin yakin Minangkabau baru akan 
terwujud hari esok... dan bisa dimulai dari pengakuan akan keabsahan lembaga 
nagari secara formal dan independen, bila "adat salingka nagari", maka 
independensi kelembagaan harus dicapai sampai nagari, tak perlu ada kelembagaan 
terpusat yang sering kita lihat selama ini... 
   
  bagaimana?
   
  wassalam,
  tan jabok
  
azmi abu kasim azmi abu kasim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Kelapa Gading  5  Mei 2007
   
  Assalamu´alaikum w.w
  Angku2 Bapak2 dunsanak-dunsanak sapalanta nan ambo hormati.
   
  Sato ambo saketek tantang `”Malakok”, manuruik ambo ado tiga kelompok anggota 
masyarkat atau pendatang yang berasal dari luar adat nan salingka nagari atau 
dari luar Minangkabau  yang dapat di lakokkan atau dimasukkan kedalam sebuah  
suku yang ada di nagari-nagari di Minangkabau, seperti Urang Samando, anak 
ujung ameh atau anak pusako, dan pera pendatang baik sebagai  pegawai atau 
pedagang yang tinggal dalam waktu lama di Minangkabau. 
  I. Urang Samando.
  Memang setiap urang samando yang berasal dari luar atau dari luar adat nan 
salingka nagari  atau dari luar Minangkabau, sebaiknya di lakokkan atau 
dimasukan kedalam sebuah suku yang ada di nagari tersebut, dan kemudian 
diberikan gelar dari suku tempat di malakok itu. 
   
  Hal ini tentu berpedoman kepada istilah dalam adat, “Datang tampak muko 
bajalan tampak punggung, masuak bapahalau kalua bapalacuaik`”. Artinyo adolah, 
adanya permintaan dari yang bersangkutan,  atau penawaran dari pihak kita 
terhadap mereka dan keluarga besar mereka. Hal nangko sesuai pulo dengan 
istilah adat “Kok inggok mancukap, kok tabang basitumpu, inggok mancari suku 
tabang mancari indu”. `”Atau  “ dima bumi dipijak disinan langik dijunjung, 
dima air disauk disinan ranting dipatah`”
   
  Dari pihak kita tentu terlebih dahulu harus menjelaskan apa manfaat dari hal 
tersebut, baik terhadap pribadi dan rumah tangga mereka berdua, begitu juga 
terhadap keluarga besar kedua belah pihak, hal ini harus dijelaskan secara 
rinci, karena tak tahu maka tek kenal tak kenal maka tak sayang. Bahwa dengan 
dilakokkan atau dimasukkan dia kesebuah suku, mako dia sebagai seorang sumando, 
telah duduak samo randah dan tagak samo tinggi dengan  sumando-sumando nan lain 
sesuai dengan aturan adat nan balaku di nagari. 
   
  Menurut aturan adat Minangkabau nan Asli, bahwa sistem perkawinan menganut 
sistem matrilokaal, yaitu si suami tinggal di rumah istri dan rumah itu adolah 
rumah milik adat atau milik angota kaum yang telah ada secara turun temurun. 
Maka untuk sebagian daerah setiap urang samando atau manantu menurut aturan 
adat harus di jemput telibih dahulu, yaitu adat diisi limbago dituang, 
sekalipun perkawinan samo-samo sanagari. 
   
  Untuk daerah tertentu sekalipun perkawinan sesama sanagari dan terjadi di 
rantau, dan marapulainyo alun di japuik, mako jika dia pulang kakampung harus 
dilakukan penjemputan terlebih dahalu, sekalipun dalam bentuk yang sangat 
sederhana, dengan mengutus seseorang dengan membawa siriah dalam sapu tangan 
dan di nanti oleh mamak dan urang samando dari piah  keluarga sabalah. 
   
  Tata cara penjemputan sesuai dengan tata cara adat yang berlaku di nagari 
yang bersangkutan, atau atas kesepakat kedua bilah piah, dan saindak-indak 
siriah langkok dalam carano. Sebaiknya di jelaskan apa yang dimaksud atau 
fil

[EMAIL PROTECTED] Balasan: [EMAIL PROTECTED] Re: Malakok < menjadi orang minang>

2007-05-04 Terurut Topik azmi abu kasim azmi abu kasim
  Kelapa Gading  5  Mei 2007
   
  Assalamu´alaikum w.w
  Angku2 Bapak2 dunsanak-dunsanak sapalanta nan ambo hormati.
   
  Sato ambo saketek tantang `”Malakok”, manuruik ambo ado tiga kelompok anggota 
masyarkat atau pendatang yang berasal dari luar adat nan salingka nagari atau 
dari luar Minangkabau  yang dapat di lakokkan atau dimasukkan kedalam sebuah  
suku yang ada di nagari-nagari di Minangkabau, seperti Urang Samando, anak 
ujung ameh atau anak pusako, dan pera pendatang baik sebagai  pegawai atau 
pedagang yang tinggal dalam waktu lama di Minangkabau. 
  I. Urang Samando.
  Memang setiap urang samando yang berasal dari luar atau dari luar adat nan 
salingka nagari  atau dari luar Minangkabau, sebaiknya di lakokkan atau 
dimasukan kedalam sebuah suku yang ada di nagari tersebut, dan kemudian 
diberikan gelar dari suku tempat di malakok itu. 
   
  Hal ini tentu berpedoman kepada istilah dalam adat, “Datang tampak muko 
bajalan tampak punggung, masuak bapahalau kalua bapalacuaik`”. Artinyo adolah, 
adanya permintaan dari yang bersangkutan,  atau penawaran dari pihak kita 
terhadap mereka dan keluarga besar mereka. Hal nangko sesuai pulo dengan 
istilah adat “Kok inggok mancukap, kok tabang basitumpu, inggok mancari suku 
tabang mancari indu”. `”Atau  “ dima bumi dipijak disinan langik dijunjung, 
dima air disauk disinan ranting dipatah`”
   
  Dari pihak kita tentu terlebih dahulu harus menjelaskan apa manfaat dari hal 
tersebut, baik terhadap pribadi dan rumah tangga mereka berdua, begitu juga 
terhadap keluarga besar kedua belah pihak, hal ini harus dijelaskan secara 
rinci, karena tak tahu maka tek kenal tak kenal maka tak sayang. Bahwa dengan 
dilakokkan atau dimasukkan dia kesebuah suku, mako dia sebagai seorang sumando, 
telah duduak samo randah dan tagak samo tinggi dengan  sumando-sumando nan lain 
sesuai dengan aturan adat nan balaku di nagari. 
   
  Menurut aturan adat Minangkabau nan Asli, bahwa sistem perkawinan menganut 
sistem matrilokaal, yaitu si suami tinggal di rumah istri dan rumah itu adolah 
rumah milik adat atau milik angota kaum yang telah ada secara turun temurun. 
Maka untuk sebagian daerah setiap urang samando atau manantu menurut aturan 
adat harus di jemput telibih dahulu, yaitu adat diisi limbago dituang, 
sekalipun perkawinan samo-samo sanagari. 
   
  Untuk daerah tertentu sekalipun perkawinan sesama sanagari dan terjadi di 
rantau, dan marapulainyo alun di japuik, mako jika dia pulang kakampung harus 
dilakukan penjemputan terlebih dahalu, sekalipun dalam bentuk yang sangat 
sederhana, dengan mengutus seseorang dengan membawa siriah dalam sapu tangan 
dan di nanti oleh mamak dan urang samando dari piah  keluarga sabalah. 
   
  Tata cara penjemputan sesuai dengan tata cara adat yang berlaku di nagari 
yang bersangkutan, atau atas kesepakat kedua bilah piah, dan saindak-indak 
siriah langkok dalam carano. Sebaiknya di jelaskan apa yang dimaksud atau 
filosofi siriah dalam carano itu.  Karena pada umumnya orang luar Minang banyak 
juga yang menggunakan siriah sebagai kepala baso-basi.
   
  Diusahakan  jangan terkesan bahwa kita memaksakan kehendah, dengan mangatokan 
nan caro awak nan paling elok atau nak baragiah gadang ke awak, tetapi 
nyatokanlah bahwa  hal tersebut demi untuak saling menghormati,  dan demi 
keutuhan rumah tangga kedua belah pihak diemudian hari dengan landasan, “lain 
lubuak lain ikannyo, lain padang lain bilalang`”. 
   
  Kiranya di jelaskan pula bahwa, `”condong mato iyo ke nan  elok, condong 
salero kenan iyo ke nan lama, tapi mato indak sapandangan, salero indak saraso. 
Mato awak mamandang sumbang di urang pamenan hiduik paduniran, di awak lamak 
gulai padek, diurang lamak gulai manik`”. Dengan arti kitopun mempersilahkan 
kepada mereka untuak melakukan tata cara menurut adat mereka yang tentu ada  
pula manfaatnya terhadap kerukunan rumah tangga merekan dan  kedua  keluarga 
besar. 
   
  Dan jika kita mendapat bisan atau menatu orang Jawa atau orang luar, 
sebaiknya kemukakan dari awal bahwa, apa bila anak atau kemanakan kita berada 
ditempat mereka, dia  harus Jawa atau harus dapat pula mengikuti adat dan 
cara-cara mereka, dan tentu begitu pula sebaliknya,  apabila dia  berada di 
tempat kita, dia harus Minang, jadi usahakanlah jangan bercampur air dengan 
minyak atau sekandang itiak dengan ayam sakandang lai sabaun indak, hal ini 
tentu sesuai pula dengan lambang negara kita “Bhinneka Tunggal Ika”, 
bermacam-macam hanya untuk satu tujuan.
   
  Manfaat malakok adalah sangat besar terhadap urang sumando yang datang dari 
luar,  segala haknya dalam kehidupan bermasyarakat akan terlindungi terutama 
dalam hubungan suami istri. Jika terjadi perselisihan diantara mereka berdua, 
yang dia tidak mampu untuak manyalasaikan, maka dia dapat mengadu kepada mamak 
atau keluarga tempat dia malakok, mamak atau keluarga tempat dia malakok akan 
bertendak sebagai penengah dan sekaligus mambelah hak-haknya menurut aturan 
adat nan balaku di nagari,

[EMAIL PROTECTED] Re: Malakok < menjadi orang minang>

2007-05-01 Terurut Topik mulyadi

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Sato pulo sakaki + jari tangan (nan manari-nari di keybord komputer).

Masalah malakok ko di kami rang Sulik Ayie alah biaso tu mah di lakukan.
Ambo punyo ipa 3 (tigo) urang nan dari lua nagari kami Sulik Ayie. Ciek
dari Piaman, nan ciek lai dari Guguak Randah Agam dan nan terakhir rang
Tanah Data. Katigo-tigo ipa ambo tu sabalun acara baralek, inyo malakok
atau mangaku badunsanak (mangaku induak) atau sapasukuan jo apak kami.
Sahinggo oleh kamanakan2 apak kami, ipa ambo tu dianggap saudara dan
sapasukuan.

Dengan demikian raso harmonisasi dan nuansa keminangannyo didalam kaluarga
tetap terjalin.

auf wiedersehen... pulo untuak Jabok di Juraman.

Wassalam,
HM Dt.MB (50+)
Rang Sulik Ayie di Bumi Sriwijaya.

> Waalaikum Salam Wr Wb
>
>   Sato pulo sakaki.
>   Kabatulan adiak ipar hanifah nan tingga ti Pulau Punjuang Dharmasraya
> basuami jo rang Jawa nan di Sitiung. Kato si uda bacarito, keluarga
> suami adiak tersebut malakok ka salah satu suku nan ado dikampuang
> (pulau punjuang). Ba potongan kambiang tando malakok tersebut. Kato sdi
> uda, labiah Minang pulo Jawa dan dari rang kampuang li. Angek ati no
> bisa manjadi urang Minang nan punyo suku.
>
>   Kalau di Sungai Tanang antah ado acara malakok gon antah indak, indak
> tau pulo hanifah doh. Tapi kayakno untuak nan akan datang karano
> anak-anak jo kamanakan alah bi banyak punyo pasangan nan dari lua
> Minangkabau, budaya malakok gon mungkin bisa pulo di masyarakatkan
> sahinggo, anak-anak dan kamanakan lai punyo bako. Acara babako bisa
> dilaksanakan.
>
>   Wass
>
>   Hanifah Damanhuri
>
>
> ZUL FIKRI <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Assalamualaikum.
>
> Salam kenal dunsanak kasadoalahannyo.  ambo fikri di jakarta nio mancibo
> manjawek soal malakok nan ditanyoanno dek sanak jabok.
>
> kok ambo analisa nan dimakasuik jo apaknyo jabok "malakok" itu adalah
> "bapandai-pandai".  baa kecek iwan sukri "dimana bumi dipijak disitu
> langit dijunjuang".  jadi, kalau kamanakan ko pandai ka mamaknyo, makonyo
> sayang lah apak-apak jo dunsanaknyo nan lain.  sahingga indak susah iduik
> no doh.  saking urang2 ingin kasadoalahannyo ingin dahulu baragiah ka
> inyo.  baiak itu kasih sayang maupun jo harato.
>
> baitu mungkin manuruik ambo.
> Sakali lai salam kasadonyo,
> Fikri
>
>   On 4/30/07, iwan soekri <[EMAIL PROTECTED] > wrote:salam
>   malakok.
>   saya ingat ada seorang dosen di ikip padang yang meraih kesarjanaan
> s-1nya terkait masalah malakok, dgn daerah penelitian kalau tak salah
> sekitar lubuk alung. kemudian s-2nya dengan daerah peneltian di sitiung.
> kini dia ambil s-3nya di universitas utara malaysia, juga dengan fokus
> ke malakok.
>   saya melihat, malakok hanya bentuk lain dari dimana bumi dipiajk  di
> sana langit dijunjung bagi orang minang yang merantau. maka bagi
> pendatang ke ranah minang, bentuk itu adalah malakok. paling tidak
> sebagai minoritas, si pendatang akan membaur dengan penduduk asli agar
> kehidupannya berjalan lancar.
>   justru, prinsip malakok ini banyak dijalankan para inovator untuk
> mengubah cara pandang penduduk asli. termasuk kekalahan rakyat aceh dari
> belanda, karena orang belanda mengutus ahli dan malakok di sana. karena
> pandai baca dan tulis arab, dalam malakoknya, akhirnya langsung percaya
> penduduk aceh. dan mudah diketahui taktik dan strateginya, dan tentu
> saja kalahlah mereka.
>   tapi apa benar malakok ini, yang biasanya dpakai public relations
> officer untuk mencapai tujuannya, amat mujarab?
>   WALLAHU ALAM BISSAWAB
>   salam
>   iwan soekri
>
> "a.arifianto" < [EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   salam,
>
>   baru2 iko.. wak dapek pataruih dari apak... kalau dari adat minang ada 3
> apak yang saya miliki 1 ayah kandung, 2 ayah krn sdr laki2 ayah saya...
> jadi saya memanggil beliau pak adang n pak etek...
>
>   beliau menyinggung malakok... ada yang tahu?
>
>   mohon maaf dek karano kurang2 kato ndak lamak di baco...
>
>   salam,
>
>   jabok
> kecek urang minang di german, auf wiedersehen...



--~--~-~--~~~---~--~~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Malakok < menjadi orang minang>

2007-04-30 Terurut Topik Arnoldison

Assalamu'alaykum wr.wb

Malakok ini juga pernah dipraktekan oleh Rasulullah ketika beliau
mempersaudarakan kaum Muhajirin (pendatang) dengan kaum Anshor.

Dengan cara ini mengurang kesenjangan dan perbedaan antara penduduk
pendatang dengan kaum pribumi.

Dengan keikhlasan , kaum Anshor bersedia berbagi kepada kaum
Muhajirin dengan apa yang dimilikinya berupa harta, rumah, kebun, perniagaan.

Tentu saja bukan makosuik ambo untuk dipraktekkan kiniko di ranah
minang, karena konteksnya memang berbeda.


Arnoldison

Monday, April 30, 2007, 8:23:01 PM, you wrote:

hd> Waalaikum Salam Wr Wb
   
hd>   Sato pulo sakaki.
hd>   Kabatulan adiak ipar hanifah nan tingga ti Pulau Punjuang Dharmasraya 
basuami jo rang Jawa nan di Sitiung. Kato si uda bacarito, keluarga suami adiak 
tersebut malakok ka salah satu suku nan ado
hd> dikampuang (pulau punjuang). Ba potongan kambiang tando malakok tersebut. 
Kato sdi uda, labiah Minang pulo Jawa dan dari rang kampuang li. Angek ati no 
bisa manjadi urang Minang nan punyo suku. 
   
hd>   Kalau di Sungai Tanang antah ado acara malakok gon antah indak, indak tau 
pulo hanifah doh. Tapi kayakno untuak nan akan datang karano anak-anak jo 
kamanakan alah bi banyak punyo pasangan nan
hd> dari lua Minangkabau, budaya malakok gon mungkin bisa pulo di masyarakatkan 
sahinggo, anak-anak dan kamanakan lai punyo bako. Acara babako bisa 
dilaksanakan.
   
hd>   Wass
   
hd>   Hanifah Damanhuri
  

hd> ZUL FIKRI <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
hd>   Assalamualaikum.

hd> Salam kenal dunsanak kasadoalahannyo.  ambo fikri di jakarta nio mancibo 
manjawek soal malakok nan ditanyoanno dek sanak jabok.  

hd> kok ambo analisa nan dimakasuik jo apaknyo jabok "malakok" itu adalah 
"bapandai-pandai".  baa kecek iwan sukri "dimana bumi dipijak disitu langit 
dijunjuang".  jadi, kalau kamanakan ko pandai ka
hd> mamaknyo, makonyo sayang lah apak-apak jo dunsanaknyo nan lain.  sahingga 
indak susah iduik no doh.  saking urang2 ingin kasadoalahannyo ingin dahulu 
baragiah ka inyo.  baiak itu kasih sayang
hd> maupun jo harato. 

hd> baitu mungkin manuruik ambo.
hd> Sakali lai salam kasadonyo,
hd> Fikri

hd>   On 4/30/07, iwan soekri <[EMAIL PROTECTED] > wrote:salam
hd>   malakok.
hd>   saya ingat ada seorang dosen di ikip padang yang meraih kesarjanaan 
s-1nya terkait masalah malakok, dgn daerah penelitian kalau tak salah sekitar 
lubuk alung. kemudian s-2nya dengan daerah
hd> peneltian di sitiung. kini dia ambil s-3nya di universitas utara malaysia, 
juga dengan fokus ke malakok. 
hd>   saya melihat, malakok hanya bentuk lain dari dimana bumi dipiajk  di sana 
langit dijunjung bagi orang minang yang merantau. maka bagi pendatang ke ranah 
minang, bentuk itu adalah malakok.
hd> paling tidak sebagai minoritas, si pendatang akan membaur dengan penduduk 
asli agar kehidupannya berjalan lancar. 
hd>   justru, prinsip malakok ini banyak dijalankan para inovator untuk 
mengubah cara pandang penduduk asli. termasuk kekalahan rakyat aceh dari 
belanda, karena orang belanda mengutus ahli dan
hd> malakok di sana. karena pandai baca dan tulis arab, dalam malakoknya, 
akhirnya langsung percaya penduduk aceh. dan mudah diketahui taktik dan 
strateginya, dan tentu saja kalahlah mereka.
hd>   tapi apa benar malakok ini, yang biasanya dpakai public relations officer 
untuk mencapai tujuannya, amat mujarab?
hd>   WALLAHU ALAM BISSAWAB
hd>   salam
hd>   iwan soekri  

hd> "a.arifianto" < [EMAIL PROTECTED]> wrote:

hd>   salam,
   
hd>   baru2 iko.. wak dapek pataruih dari apak... kalau dari adat minang ada 3 
apak yang saya miliki 1 ayah kandung, 2 ayah krn sdr laki2 ayah saya... jadi 
saya memanggil beliau pak adang n pak
hd> etek...
   
hd>   beliau menyinggung malakok... ada yang tahu? 
   
hd>   mohon maaf dek karano kurang2 kato ndak lamak di baco...
   
hd>   salam,
   
hd>   jabok 
hd> kecek urang minang di german, auf wiedersehen...
   



   
hd> -
hd> Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
hd>  Check outnew cars at Yahoo! Autos.
hd> 



-- 
Best regards,
 Arnoldisonmailto:[EMAIL PROTECTED]




--~--~-~--~~~---~--~~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Malakok < menjadi orang minang>

2007-04-30 Terurut Topik hanifah daman
Waalaikum Salam Wr Wb
   
  Sato pulo sakaki.
  Kabatulan adiak ipar hanifah nan tingga ti Pulau Punjuang Dharmasraya basuami 
jo rang Jawa nan di Sitiung. Kato si uda bacarito, keluarga suami adiak 
tersebut malakok ka salah satu suku nan ado dikampuang (pulau punjuang). Ba 
potongan kambiang tando malakok tersebut. Kato sdi uda, labiah Minang pulo Jawa 
dan dari rang kampuang li. Angek ati no bisa manjadi urang Minang nan punyo 
suku. 
   
  Kalau di Sungai Tanang antah ado acara malakok gon antah indak, indak tau 
pulo hanifah doh. Tapi kayakno untuak nan akan datang karano anak-anak jo 
kamanakan alah bi banyak punyo pasangan nan dari lua Minangkabau, budaya 
malakok gon mungkin bisa pulo di masyarakatkan sahinggo, anak-anak dan 
kamanakan lai punyo bako. Acara babako bisa dilaksanakan.
   
  Wass
   
  Hanifah Damanhuri
  

ZUL FIKRI <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  Assalamualaikum.

Salam kenal dunsanak kasadoalahannyo.  ambo fikri di jakarta nio mancibo 
manjawek soal malakok nan ditanyoanno dek sanak jabok.  

kok ambo analisa nan dimakasuik jo apaknyo jabok "malakok" itu adalah 
"bapandai-pandai".  baa kecek iwan sukri "dimana bumi dipijak disitu langit 
dijunjuang".  jadi, kalau kamanakan ko pandai ka mamaknyo, makonyo sayang lah 
apak-apak jo dunsanaknyo nan lain.  sahingga indak susah iduik no doh.  saking 
urang2 ingin kasadoalahannyo ingin dahulu baragiah ka inyo.  baiak itu kasih 
sayang maupun jo harato. 

baitu mungkin manuruik ambo.
Sakali lai salam kasadonyo,
Fikri

  On 4/30/07, iwan soekri <[EMAIL PROTECTED] > wrote:salam
  malakok.
  saya ingat ada seorang dosen di ikip padang yang meraih kesarjanaan s-1nya 
terkait masalah malakok, dgn daerah penelitian kalau tak salah sekitar lubuk 
alung. kemudian s-2nya dengan daerah peneltian di sitiung. kini dia ambil 
s-3nya di universitas utara malaysia, juga dengan fokus ke malakok. 
  saya melihat, malakok hanya bentuk lain dari dimana bumi dipiajk  di sana 
langit dijunjung bagi orang minang yang merantau. maka bagi pendatang ke ranah 
minang, bentuk itu adalah malakok. paling tidak sebagai minoritas, si pendatang 
akan membaur dengan penduduk asli agar kehidupannya berjalan lancar. 
  justru, prinsip malakok ini banyak dijalankan para inovator untuk mengubah 
cara pandang penduduk asli. termasuk kekalahan rakyat aceh dari belanda, karena 
orang belanda mengutus ahli dan malakok di sana. karena pandai baca dan tulis 
arab, dalam malakoknya, akhirnya langsung percaya penduduk aceh. dan mudah 
diketahui taktik dan strateginya, dan tentu saja kalahlah mereka.
  tapi apa benar malakok ini, yang biasanya dpakai public relations officer 
untuk mencapai tujuannya, amat mujarab?
  WALLAHU ALAM BISSAWAB
  salam
  iwan soekri  

"a.arifianto" < [EMAIL PROTECTED]> wrote:

  salam,
   
  baru2 iko.. wak dapek pataruih dari apak... kalau dari adat minang ada 3 apak 
yang saya miliki 1 ayah kandung, 2 ayah krn sdr laki2 ayah saya... jadi saya 
memanggil beliau pak adang n pak etek...
   
  beliau menyinggung malakok... ada yang tahu? 
   
  mohon maaf dek karano kurang2 kato ndak lamak di baco...
   
  salam,
   
  jabok 
kecek urang minang di german, auf wiedersehen...
   



   
-
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.
--~--~-~--~~~---~--~~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Malakok < menjadi orang minang>

2007-04-30 Terurut Topik ZUL FIKRI
Assalamualaikum.

Salam kenal dunsanak kasadoalahannyo.  ambo fikri di jakarta nio mancibo
manjawek soal malakok nan ditanyoanno dek sanak jabok.

kok ambo analisa nan dimakasuik jo apaknyo jabok "malakok" itu adalah
"bapandai-pandai".  baa kecek iwan sukri "dimana bumi dipijak disitu langit
dijunjuang".  jadi, kalau kamanakan ko pandai ka mamaknyo, makonyo sayang
lah apak-apak jo dunsanaknyo nan lain.  sahingga indak susah iduik no doh.
saking urang2 ingin kasadoalahannyo ingin dahulu baragiah ka inyo.  baiak
itu kasih sayang maupun jo harato.

baitu mungkin manuruik ambo.
Sakali lai salam kasadonyo,
Fikri

On 4/30/07, iwan soekri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> salam
> malakok.
> saya ingat ada seorang dosen di ikip padang yang meraih kesarjanaan s-1nya
> terkait masalah malakok, dgn daerah penelitian kalau tak salah sekitar lubuk
> alung. kemudian s-2nya dengan daerah peneltian di sitiung. kini dia ambil
> s-3nya di universitas utara malaysia, juga dengan fokus ke malakok.
> saya melihat, malakok hanya bentuk lain dari dimana bumi dipiajk  di sana
> langit dijunjung bagi orang minang yang merantau. maka bagi pendatang ke
> ranah minang, bentuk itu adalah malakok. paling tidak sebagai minoritas, si
> pendatang akan membaur dengan penduduk asli agar kehidupannya berjalan
> lancar.
> justru, prinsip malakok ini banyak dijalankan para inovator untuk mengubah
> cara pandang penduduk asli. termasuk kekalahan rakyat aceh dari belanda,
> karena orang belanda mengutus ahli dan malakok di sana. karena pandai baca
> dan tulis arab, dalam malakoknya, akhirnya langsung percaya penduduk aceh.
> dan mudah diketahui taktik dan strateginya, dan tentu saja kalahlah mereka.
> tapi apa benar malakok ini, yang biasanya dpakai public relations officer
> untuk mencapai tujuannya, amat mujarab?
> WALLAHU ALAM BISSAWAB
> salam
> iwan soekri
>
> *"a.arifianto" <[EMAIL PROTECTED]>* wrote:
>
> salam,
>
> baru2 iko.. wak dapek pataruih dari apak... kalau dari adat minang ada 3
> apak yang saya miliki 1 ayah kandung, 2 ayah krn sdr laki2 ayah saya... jadi
> saya memanggil beliau pak adang n pak etek...
>
> beliau menyinggung malakok... ada yang tahu?
>
> mohon maaf dek karano kurang2 kato ndak lamak di baco...
>
> salam,
>
> *jabok*
> kecek urang minang di german, *auf wiedersehen...*
> **
> **
>
> *bandaro <[EMAIL PROTECTED]>* wrote:
>
>
> Haaa...  iyo lo du mak Sati.  Jauah pandangan mak.
> tagalak  surang jadino.
>
>
> Wass
> mak Ban
> bogor
> ~~~
>
>
>
>
> - Original Message -
> *From:* Syamsir Alam <[EMAIL PROTECTED]>
>
>
>
> - Original Message -
> *From:* Hayatun Nismah Rumzy <[EMAIL PROTECTED]>
>
>
>
> Jadi kalau manjadi padusi Minang ko iyo bana banyak pantangnyo. Kok
> bajalan baduo baboncengan jo urang lain salain muhrim jadi dipakecekkan
> urang banyak.
>
> Bundo Nismah,
>
> Kini lah sambuah rang padusi nan dibonceng tukang ojek di kampuang awak.
> Baa tu hukumnyo?
>
> mak Sati (70 th+ 2 bl)
> Tabiang
>
>
>
> --
> Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
> Check out new cars at Yahoo! 
> Autos.
>
> Image by FlamingText.com 
> >
> --
> Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
> Check out new cars at Yahoo! 
> Autos.
>
>

--~--~-~--~~~---~--~~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount
-~--~~~~--~~--~--~---



[EMAIL PROTECTED] Re: Malakok < menjadi orang minang>

2007-04-30 Terurut Topik iwan soekri
salam
  malakok.
  saya ingat ada seorang dosen di ikip padang yang meraih kesarjanaan s-1nya 
terkait masalah malakok, dgn daerah penelitian kalau tak salah sekitar lubuk 
alung. kemudian s-2nya dengan daerah peneltian di sitiung. kini dia ambil 
s-3nya di universitas utara malaysia, juga dengan fokus ke malakok.
  saya melihat, malakok hanya bentuk lain dari dimana bumi dipiajk  di sana 
langit dijunjung bagi orang minang yang merantau. maka bagi pendatang ke ranah 
minang, bentuk itu adalah malakok. paling tidak sebagai minoritas, si pendatang 
akan membaur dengan penduduk asli agar kehidupannya berjalan lancar.
  justru, prinsip malakok ini banyak dijalankan para inovator untuk mengubah 
cara pandang penduduk asli. termasuk kekalahan rakyat aceh dari belanda, karena 
orang belanda mengutus ahli dan malakok di sana. karena pandai baca dan tulis 
arab, dalam malakoknya, akhirnya langsung percaya penduduk aceh. dan mudah 
diketahui taktik dan strateginya, dan tentu saja kalahlah mereka.
  tapi apa benar malakok ini, yang biasanya dpakai public relations officer 
untuk mencapai tujuannya, amat mujarab?
  WALLAHU ALAM BISSAWAB
  salam
  iwan soekri

"a.arifianto" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
salam,
   
  baru2 iko.. wak dapek pataruih dari apak... kalau dari adat minang ada 3 apak 
yang saya miliki 1 ayah kandung, 2 ayah krn sdr laki2 ayah saya... jadi saya 
memanggil beliau pak adang n pak etek...
   
  beliau menyinggung malakok... ada yang tahu? 
   
  mohon maaf dek karano kurang2 kato ndak lamak di baco...
   
  salam,
   
  jabok
kecek urang minang di german, auf wiedersehen...
   
   
  
bandaro <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
   
  Haaa...  iyo lo du mak Sati.  Jauah pandangan mak.
  tagalak  surang jadino.
   
   
  Wass
  mak Ban
  bogor
  ~~~
   
   
   
- Original Message - 
  From: Syamsir Alam 
  

   
- Original Message - 
  From: Hayatun Nismah Rumzy 
   
  


  Jadi kalau manjadi padusi Minang ko iyo bana banyak pantangnyo. Kok bajalan 
baduo baboncengan jo urang lain salain muhrim jadi dipakecekkan urang banyak.  
   
  Bundo Nismah,
   
  Kini lah sambuah rang padusi nan dibonceng tukang ojek di kampuang awak. Baa 
tu hukumnyo?
   
  mak Sati (70 th+ 2 bl)
  Tabiang
   

  
-
  Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
Check out new cars at Yahoo! Autos.






Image by FlamingText.com
   
-
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.
--~--~-~--~~~---~--~~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Daftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount
-~--~~~~--~~--~--~---