[teknologia] Re: traffic dan feed (was Re: [teknologia] Web 2.0)

2005-11-13 Thread Ikhlasul Amal

On 11/11/05, Ronny Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Ayo kita bikin seperti Google. Mulai dr interface yg simple dan bisa
> digunakan. Gak usah fancy2. Just the news. Free. Usable. Professional
> journalism. Kasih rss feed. Fokusin ke kenyamanan dan kepentingan
> pembaca. Gak usah pake iklan dulu pertamanya gpp. Build the brand
> slowly. Nti udah gede baru sisipin iklan secara smart (targeted by
> topic/content) dan unobtrusive. Kalo udah gede, udah bisa buka harga
> mahalan buat iklan, dan juga bisa maksa pembeli utk ikut aturan kita

Heh?
Nanti muncul gurauan: apa bedanya dengan blog? atau: ini media massa
atau blog? Hehehe... SOL

Bagian terakhir mimpi Ronny di atas asyik: siapa yang mau pasang iklan
(harga mahal dong) di blog saya? :p

Hwarakadah, kata Pailul.

--
amal


[teknologia] Re: Serius nih!?! (was: Re: [teknologia] Re: traffic dan feed)

2005-11-14 Thread Ikhlasul Amal

On 11/14/05, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ayo kita gabung.
> Soalnya sudah dua tahun saya mikirin yang kayak gini.
> Saya sudah buat orat-oretnya (tapi paper-based),
> dan sudah saya ceritakan ke beberapa orang.
> (They didn't get it! Maybe it's too simple?)
>
> Saya bahkan sudah punya namanya "Writers United" :)
> Diilhami oleh B* colors united dan Manchester United? ;-)
> (i am not a fan of MU, though.)
>

Sepertinya asyik juga. ;)
Bisa jadi bekal menghadapi "usia senja", saat kemampuan memrogram
mulai kendur dan kurang telaten terus di dunia administrasi sistem.

Bisa jadi sandaran hidup seperti piara ayam, ya?

--
amal


[teknologia] Re: regulasi telp pra bayar

2005-11-21 Thread Ikhlasul Amal

On 11/21/05, Oskar Syahbana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  Operator sendiri juga bingung, apakah mereka bertanggung jawab terhadap
> validitas data yang didaftarkan. Ditambah lagi sebagian besar kontribusi
> penjualan kartu perdana itu berada di tangan distributor, bukan di tangan
> operator.
>

Kabar-kabar yang lain: sistem untuk keperluan registrasi itu sedang
disiapkan, kira-kira Maret/April (?) tahun depan akan dioperasikan.
Tentang kesahihan data yang masuk memang sulit diharapkan segera
terlaksana, "yang penting ada dulu". (Lah, siapa yang akan segera
membenahi sistem kependudukan negeri ini?)

--
amal


[teknologia] Re: regulasi telp pra bayar

2005-11-21 Thread Ikhlasul Amal

On 11/22/05, adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> On Tue, Nov 22, 2005 at 08:16:29AM +0700, Ikhlasul Amal wrote:
> > Tentang kesahihan data yang masuk memang sulit diharapkan segera
> > terlaksana, "yang penting ada dulu".
>
> kalau sudah sejak awal datanya tidak valid, tidak perlu dikumpulkan.
> ini sudah minimum requirement.

Hehehe... karena yang memberi tahu saya dari pihak aparat (regulator)
jadi ya begitulah: "yang penting ada dulu" tadi bersifat psikologis,
setidaknya ada yang dicatat dan buktinya. Entah, apakah kelanjutannya
akan diperbaiki. Barangkali sama dengan urusan surat-surat lain di
negara kita, yang walaupun sulit dilacak jika terjadi masalah
(misalnya untuk BPKB), namun "masih lebih bisa ditelusuri" dibanding
jika tidak ada.

> > (Lah, siapa yang akan segera membenahi sistem kependudukan negeri
> > ini?)
>
> memangnya kenapa?
> bedakan antara: cakupan kurang dan kriminal dengan validitas.

Maksud saya, seringkali urusan yang lebih mendasar di negara kita
dalam hal pencatatan ujungnya pada tertib administrasi (kependudukan
juga) yang belum ada. Jadi perlu waktu yang relatif lebih panjang
untuk mencapai sistem yang memadai dibanding keperluan yang acapkali
mendesak.

--
amal


[teknologia] Re: top posting

2005-11-22 Thread Ikhlasul Amal

On 11/22/05, Jay <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Banyak orang salah mengartikan thread dilihat dari subyek, sama
> seperti Gmail membuat konsep conversation hanya dilihat dari subyek,
> subyek diganti --dalam mode reply, bukan new compose email-- jadi
> thread baru padahal jika diurut secara teknis tetap satu thread.
>

Yup, saya tetap lebih senang gaya penampilan ulir diskusi ("thread
view") di Mutt dibanding Gmail. Di Gmail pemakai memang mudah melihat
bahwa ada respon/email baru untuk sebuah percakapan, namun tetap sulit
mendapatkan gambaran sebuah email menjawab email yang mana dalam
sebuah percakapan, karena semua ditumpuk secara linier, begitu saja
urut dari awal ke akhir.

*sambil menunggu janji antarmuka Yahoo! Mail yang konon lebih baik lagi.

--
amal


[teknologia] Re: top posting

2005-11-22 Thread Ikhlasul Amal

On 11/23/05, Arie Reynaldi Z <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Inilah perbedaan antara orang awam dengan orang teknis. Mereka akan
> nambah pusing kalau baca model thread yang ditawarin mutt. Karena
> lebih sulit dibacanya. Saya lebih seneng pake pine, karena plain and
> simple :). gmail menurut saya juga seperti ini, sederhana gak harus
> direpotin sama tree conversationnya. Simple aja, seperti yang
> dibutuhkan orang awam..  Jadi, selamat datang di dunia orang awam. :)
>

Sebenarnya tidak terlalu awam-awam sekali, pun bukan ahli, misalnya
begini: di sebuah ulir diskusi saya sedang menunggu respon peserta
diskusi lain yang menimpali pendapat saya, atau terdapat dua kelompok
yang membicarakan sebuah topik (sehingga menjadi subtopik) dan saya
lebih condong membahas dari subtopik-A. Nah, jika ditumpuk begitu saja
(linear), saya perlu memeriksa setiap ada pesan baru di ulir diskusi
tersebut (seperti yang saya lakukan di Gmail). Ternyata, email baru
yang masuk *bukan* respon terhadap pendapat saya. (kecele?)

--
amal


[teknologia] Terjemahan outsourcing (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia)

2005-11-24 Thread Ikhlasul Amal

On 11/24/05, risiyanto budi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> p.s.
> mas amal, outsource itu terjemahannya apa?
>

Saya belum tahu terjemahan yang tepat dan -- apalagi -- sudah cukup
diterima. Saya periksa di beberapa dokumen resmi yang dikeluarkan
beberapa instansi (dapat dari Google), mereka masih membiarkan sebagai
"outsourcing".

Untuk saya pribadi, apabila menulis istilah yang belum diperoleh
padanannya seperti itu, biasanya saya paparkan pengertian lengkapnya
terus diberi keterangan dalam kurung, dan setelah itu saya pakai
sebagian dari bentuk pengertian tersebut. Tidak selalu nyaman memang,
namun tetap perlu dilakukan.

--
amal


[teknologia] Re: Terjemahan outsourcing (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia)

2005-11-25 Thread Ikhlasul Amal

On 11/25/05, didik achmadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> mungkin [IMHO juga] ejaan "menyubkontrakkan" kurang sesuai oom bas.. karena
> dasarnya adalah sub kontrak.. jadi lebih tepat ke mensubkontrakkan. Untuk
> "mendelegasikan" dalam persepsi kelihatannya juga kurang sesuai.

Barangkali Baskara melihat dari kelaziman "s" di awal kata berubah
menjadi "ny", seperti "sapu" --> "menyapu". Saya belum tahu persis
aturannya, cuma memang agak terbentur untuk kata serapan, misalnya:
"sinkron" --> "mensinkronkan" atau "menyinkronkan"?

Kalau dicari di Google seperti yang dilakukan oleh Baskara, hehehe...
bisa jadi yang salah kaprah lebih banyak dibanding yang taat azas. ;)

>
> Tanya dikit nih oom amal, penggunaan tanda "-" itu sebenarnya bagaimana
> untuk kata kata tertentu, misal ya, yang sesuai itu men-subkontrak-kan atau
> mensubkontrakkan ?

Tanda hubung hanya dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing. (dikutip dari Pedoman Umum EYD)

Contoh:
* di-smash
* pen-tackle-an

Karena sub kontrak bukan kata asing, maka digabung saja, "mensubkotrakkan".

> *waktu sekolah duluw gak pernah mikirin hal2 semacam gini, baru akhir2 ini
> saja :D*

Sama. Setelah baca buku Tata Bahasa Bahasa Indonesia, Pedoman Umum EYD
dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah, asyik kok.

--
amal


[teknologia] Re: Terjemahan outsourcing (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia)

2005-11-25 Thread Ikhlasul Amal

On 11/25/05, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  Di milis bahtera sekarang pun sering Google digunakan untuk perbandingan.
> Paling tidak untuk mengetahui manakah yang sering digunakan masyarakat,
> bukan sebagai patokan mana yang benar dan salah.

Benar. Ini manfaat tambahan dari mesin pencari ya? ;)

> Saya masih sering baca buku ini sebagai patokan kalau bingung dalam menulis
> bahasa Indonesia. Sayang buku EYD saya di Jerman ini sangat terbatas (waktu
> liburan cuma sempat bawa koleksi saya 3 buku untuk pedoman dan kesalahan
> ejaan).  Seandainya ada versi elektronis mungkin akan sangat membantu sekali

Saya ingin memulai menyediakan Pedoman EYD dan Pembentukan Istilah
yang tipis itu, namun belum mulai bergerak juga. Kelihatannya tidak
ada persoalan juga dari sisi lisensi (CMIIW). Buku "Tata Bahasa" yang
lebih bagus dan lengkap, namun yang ini tidak boleh disalin begitu
saja ke media digital.

--
amal


[teknologia] Re: Terjemahan outsourcing (was: Re: Infrastruktur TI Indonesia)

2005-11-25 Thread Ikhlasul Amal

On 11/26/05, adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> untuk hipotesis-hipotesis. penggunakan kata 'metoda' dan 'hipotesa' itu
> salah (kalau diartikan jamak).

Seperti halnya "analisis" (bukan "analisa"), jadi seharusnya mengikuti
sumber kata tersebut: "hipotesis" (bukan "hipotesa").

--
amal


[teknologia] Re: Logika Naif Gara-Gara Cyberspace

2005-11-28 Thread Ikhlasul Amal

On 11/27/05, Zaki Akhmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bisakah saya jadi penulis yg mendistribusikan semua tulisan lewat web,
> namun buku-buku saya yang dicetak dan dijual di toko buku tetap dibeli
> orang? Bisakah misalnya saya seorang musisi yg mendistribusikan semua
> lagu .mp3. Tapi kaset/CD saya tetap dibeli orang? Konser saya juga
> tetap dibeli tiketnya? Untuk musisi, Pak Budi pernah post di milis ini
> dengan data-data. Kalau programmer saya kurang tahu juga.
>

Kalau memang yakin sudah "tidak terlalu mementingkan duit" (dengan
segala konsekuensinya), ya sudah: tulis semua buku dan publikasikan
gratis. Penghasilan masih tetap mungkin masuk: ada penerbit yang
tertarik dan hanya mendapat margin dari ongkos menerbitkan ("fine
print" dari penerbit masih lebih enak dibaca dibanding mencetak
sendiri lewat LaserJet) dan uang angpau dari menghadiri seminar, jumpa
pembaca, atau pelatihan yang menggunakan buku tersebut.

Biaya penelitian dan ongkos-ongkos lain penyusunan buku kemungkinan
dapat diperoleh dari sponsor.

Jika belum sampai seekstrim gambaran di atas: buat saja dua kelompok
tulisan. Satu kelompok untuk dipublikasikan komersial (menulis artikel
di koran, buku cetak, dll.) dan satu kelompok lagi gratis diakses
lewat Web. Dengan demikian prinsip yang dipakai adalah subsidi silang.

--
amal


[teknologia] Re: Logika Naif Gara-Gara Cyberspace

2005-11-28 Thread Ikhlasul Amal

On 11/28/05, Ariya Hidayat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> >  Walau bisa juga 2-2nya, track record di dunia ilmiah kenceng, dan novelnya
> > laku keras. Contoh Tolkien dan Umberto Eco
>
> Bagaimana kalau  yang bukan dua-duanya ? Sudah nggak ada pengakuan di
> dunia ilmiah, bukunya juga nggak laku :-P
>

Kalau mengikuti gaya T.A. Edison, ya berusaha lagi ribuan kali, siapa
tahu rezekinya memang bukan lewat penjualan buku. :p
Gombloh dan Van Gogh tidak menikmati duit penjualan produk mereka.

--
amal


[teknologia] Re: google labs, beta

2005-11-28 Thread Ikhlasul Amal

On 11/23/05, Muhamad Carlos Patriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ronny Haryanto wrote:
> > On Wed, Nov 23, 2005 at 12:57:52PM +0700, Trias Adijaya wrote:
> > > Ngobrolin ttg gmail, sampe sekrang saya engga ngerti kenapa Gmail
> > > masih Beta, padahal udah punya banyak programmer terhebat di dunia.
> >
> > Beta bisa diartikan selalu dikembangkan dan diperbaiki.
>
> Kemungkinan masa "Beta"-nya Google bertahun-tahun berdasarkan metode
> yang mereka pakai.
>

Slashdot edisi pagi ini:
"Why Does Beta Last So Long?"
http://slashdot.org/article.pl?sid=05/11/28/195219

Betas also have become a marketing device in a fiercely competitive
industry, allowing software and Internet firms to release new products
or services sooner and cultivate early buzz.

--
amal


[teknologia] Re: Yang bikin Gmail (tetap) Beta..

2005-12-01 Thread Ikhlasul Amal

On 11/30/05, adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> terpesona dengan slogan search don't sort untuk email? selamat kalau
> gitu. anda telah dikibuli dengan sukses.
>

Terpesona sih, tidak sampailah, Pak Adi. :)
(lah masak sama Webmail saja terpesona, kok seperti tidak ada
pemandangan yang indah di Bandung)
Cuma kalau disebut dikibuli, ya tidak juga.

Biasa-biasa saja. Ada orang yang punya keperluan seperti Bung Trias
dan barangkali tidak terpenuhi dengan fasilitas di Gmail; dan masih
ada yang lain yang merasa antarmuka Gmail tetap kompetitif di kalangan
Webmail.

--
amal


[teknologia] Re: Yang bikin Gmail (tetap) Beta..

2005-12-04 Thread Ikhlasul Amal

On 12/5/05, risiyanto budi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Wah, jadi tidak hanya engineer nya yang handal,
> marketeer nya juga handal :)
>
>
> *habis mendengarkan ceramah Hermawan K*
>

[OOT/Joke]
Kalau habis dengar "ustadz gaul", nanti ditambahi kriteria lagi:
insinyur dan pemasarnya perlu "beriman". :p

--
amal


[teknologia] Re: Darimana Asal Lingua Franca?

2005-12-11 Thread Ikhlasul Amal

On 12/11/05, adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> lingua franca adalah bahasa penjajah, atau bahasa yang dipilih oleh
> penjajah untuk digunakan, atau bahasa yang dipilih oleh yang dijajah,
> sebagai bahasa penghubung.
>

Kalau Bahasa Indonesia -- sebagai lingua franca di negara kita -- yang
diambil dari melayu di Riau, apakah masih membawa unsur penjajah atau
yang dijajah?

--
amal


[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-17 Thread Ikhlasul Amal

On 12/16/05, Zaki Akhmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sayang sekali, saya baru mengerti ternyata Matematika dan Menghitung
> itu berbeda ketika saya kuliah Kalkulus di tingkat pertama kuliah. Ah,
> sudah terlambat sekali saya! Kala SMA saya termasuk yang jarang belajar
> kalau mau ujian Matematika. Tapi kalau ujian Biologi, saya bakal
> mencari segala macam cara supaya hafalan sebanyak itu bisa masuk di
> kepala minimal sehari ketika ujian berlangsung. Ah, saya masih susah
> sekali (atau malas?) untuk menghafal.

Justru itu kan asyiknya matematika dan fisika (ini yang saya alami
selama di SMA). Tidak perlu terlalu banyak menghapal seperti halnya
biologi dan kimia.

> Kembali ke kuliah Kalkulus. Ketika ujian Kalkulus, saya bingung. Kok
> ujian Matematika tidak perlu membawa kalkulator? Kok tidak ada
> angka-angka dalam ujian? Mengapa soal Kalkulus beda sekali dengan soal
> Matematika waktu saya SMA?

Hmm... menurut saya, waktu SMA pun gejala pengurangan angka di
pelajaran matematika sudah terasa kok. Buku Matematika terbitan Balai
Pustaka yang saya gunakan di SMA dulu sudah mengurangi satu bagian
besar: Aritmatika dan diganti dengan pengantar kalkulus. Demikian juga
aljabar sudah bermain dengan simbol.

Yang benar-benar saya rasakan hilang pada saat kuliah adalah Geometri,
karena sudah diganti dengan metode analitik.

> Ada yang bisa memberikan saya pencerahan tentang dunia Matematika di
> Indonesia? Apa yang salah? Apa yang benar? Ditinjau dari sisi historis,
> apakah  India bisa memiliki kemampuan Matematika yang lebih baik
> gara-gara dijajah Inggris? Dan gara-gara Indonesia dijajah Belanda (dan
> Jepang), kemampuan Matematika-nya rendah? Bagaimana kalau Indonesia
> dulu tidak dijajah? Atau bagaimana kalau dulu Indonesia menjajah? :D

Wah, masak karena faktor penjajahan?
Kalau Inggris menjajah "lebih baik" dibanding Belanda, memang benar,
namun apakah dampak yang terlihat langsung dalam bidang matematika?

--
amal


[teknologia] Re: Ada Apa Dengan Matematika?

2005-12-18 Thread Ikhlasul Amal

On 12/19/05, Arie Reynaldi Z <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Nah.. ini yang penting.. share dong temen2 yang di luar.. BTW, kalo
> dilihat pendidikan jaman baheula (thn 70-80an) dimana sekolah ketat,
> PR segudang, Hafalan sejubrek, jadi metode lebih baik untuk saat ini ?
> oot dari matematik ya ? :)
>

Masak iya?
Memang sih, zaman saya sekolah dulu PR diberikan tapi rasanya tidak
sampai seabreg dan menyebabkan masalah bagi anak didik seperti yang
saya dengar saat ini di beberapa sekolah.

Atau, karena sekolah dasar saya dulu jauh di kampung? ;)

--
amal


[teknologia] Re: [OOT?] milis kreatif

2005-12-19 Thread Ikhlasul Amal

On 12/19/05, Andika Triwidada <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> On 12/19/05, Idban Secandri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > pak andika ikutan ikutan KISSnya pak adi py ?
> > SOL
> >
>
> Belum ikut.
>
> Ketemu arsipnya di http://www.mail-archive.com/kiss%40worldless.net/
> (thanks to Idban), tapi belum ketemu cara subscribe.
>

Sepertinya asyik nih si KISS (baru baca dari mail-archive), a.l.
karena si Edwin Pratomo yang selama ini saya baca "agitasinya" dengan
terkantuk-kantuk di perl-id, tampil muka di KISS.

BTW, MDAMT justru tetap kreatif kok setelah meninggalkan id-gmail. :p

--
amal


[teknologia] Re: Menilik pemilik/pengelola situs ROYSURYOWATCH.COM

2005-12-19 Thread Ikhlasul Amal

On 12/20/05, roel <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya baru tahu ada posting ini karena diberitahu teman saya. Pernyataan
> Anda yang menggiring pembaca untuk mempercayai bahwa sayalah pemilik
> domain roysuryowatch.org itu cuma 66.66% akurat. Domain itu bukan punya
> saya, dan saya juga tidak ada kontribusi apapun dalam setiap release
> yang dibuat oleh roysuryowatch.org. Soal hosting di server saya, ya
> saya pikir daripada 100Mbps up/down link nganggur, saya buat
> freehosting saja.
>
> PS: Ilmu whois dan nslookup Anda lebih tinggi dari pada yang dipamerin
> Roy Suryo di TV, tapi menurut Fajri masih kelas anak2 :D.
>

Ya sudah.
Sekarang begini saja deh: topik seperti ini potensial meluas ke arah
yang tidak kondusif karena ada figur yang disikapi dengan pro dan
kontra yang dibawa dalam subjek dan materi pertanyaan tersebut.
Apalagi si pembawa topik juga menggunakan identitas dan alamat email
yang tendensius.

Bukannya hal seperti itu tidak boleh di "mailing list" ini, namun
kurang bermanfaat dan sebenarnya topik yang dilempar sebagai wacana
dapat diganti dengan sesuatu yang lebih umum, misalnya: bagaimana cara
mengetahui identitas pemilik situs Web? atau: apakah cara saya
menggunakan whois dan nslookup dapat dipertanggungjawabkan?

Begitu usul saya.

--
amal


[teknologia] Re: [OOT?] milis kreatif

2005-12-20 Thread Ikhlasul Amal

On 12/20/05, Ben <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> On 12/20/05, Ikhlasul Amal <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >
> > Sepertinya asyik nih si KISS (baru baca dari mail-archive), a.l.
> > karena si Edwin Pratomo yang selama ini saya baca "agitasinya" dengan
> > terkantuk-kantuk di perl-id, tampil muka di KISS.
> >
> > BTW, MDAMT justru tetap kreatif kok setelah meninggalkan id-gmail. :p
> >
>
> lho, apa hubnya kreatip atau gak dgn milis id-gmail?
> kayaknya bebas-bebas aja orang datang ke dan pergi dari sebuah milis...
>

Hehehe... benar, memang tidak berhubungan langsung (bukan hanya
terhadap id-gmail, malah semua "mailing list"). Maksud saya secara
umum: barangkali saja faktor kecocokan yang seharusnya diperoleh, jadi
tidak terpenuhi karena satu dan lain hal. Wehehe... "mbulet" ya, kata
Pak Erte, kayaknya lebih baik dibahas di id-gmail sendiri.

--
amal


[teknologia] Re: The Internet's most versatile HTML editor

2005-12-20 Thread Ikhlasul Amal

On 12/21/05, Ronny Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Apa yg membuatnya "paling OK" menurut Anda? Kalo sekedar lempar2 nama
> editor aja sih gak menarik.
>
> Belum ada yg bisa mengalahkan Vim buat saya. Mau edit apa pun enak, dr
> HTML, CSS, programming Java, C, C#, PHP, Ruby, Perl, Rails, bahkan
> email ini pun saya ketik pake Vim. Banyak feature2 yg tidak atau


Jika ada diskusi tentang editor dan Ronny sudah angkat suara, saya
ikut senang: tinggal mengamini bahwa Vim dan gVim tetap yang paling
sulit ditinggalkan.


--
amal


[teknologia] Re: [OOT] Dating an Apple Developer

2005-12-23 Thread Ikhlasul Amal

On 12/23/05, Monang Setyawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sekedar selingan (maaf buat yang udah baca) :
>
> http://www.emilyhambidge.com/blog/emily/66/
>
> (udah lama gak ketawa karena baca blog..)
>

Hmmm,

1. "Sudah lama tidak membaca blog yang menyebabkan tertawa", atau
2. "Baca blog menyebabkan lama tidak [bisa] tertawa"?

--
amal


[teknologia] Re: The Internet's most versatile HTML editor

2005-12-23 Thread Ikhlasul Amal

On 12/23/05, Ronny Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Terima kasih buat linknya. Saya sudah coba ternyata masih belum pas
> juga. Sudah lumayan, tapi tetep belum sreg. Ini cuma menyelesaikan
> setengah masalah saya, yg tree explorer aja, tapi sayangnya bekerja
> dengan multiple filesnya masih tetap tidak nyaman.
>

Dengan monitor 15", 2 s.d. 4 file masih bisa 'dipaksakan', namun lebih
dari itu... terpaksa deh beberapa ditutup terus kalau perlu
dibuka-buka lewat "buffer". Tapi kalau disediakan multitab, nanti
dikira bukan klon-Vi lagi dong. ;)

--
amal


[teknologia] Re: Version control

2005-12-29 Thread Ikhlasul Amal

On 12/29/05, Ariya Hidayat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Buat rekans yang berkecimpung di dunia pengembangan software, saya
> ingin tahu aplikasi apa saja yang populer digunakan sebagai "version
> control"?
> Beberapa pilihan:
> - CVS
> - Subversion
> - SourceSafe
> - RCS
> - SCCS
> - Perforce
> - Sourcegear
> - FreeVCS

Sebelumnya saya dan teman-teman dekat menggunakan CVS (termasuk
dibantu oleh artikel yang dibuat oleh Ariya beberapa tahun lalu,
terima kasih!). Sekarang hampir semua sudah ganti ke Subversion. Di
komputer saya, CVS terpaksa diinstal karena ada beberapa "nightly
build" hasil unduh masih dalam format CVS.

Saya sendiri bukan pemrogram serius; kendali versi tetap diperlukan
untuk pengelolaan skrip sederhana (misalnya karena ada beberapa versi
akibat perbedaan platform), templat blog (supaya lebih mudah
ditelusuri jika terjadi revisi), dan sebagian dokumen-dokumen saya.
Untuk tempat cadangan ("backup") pun enak dan praktis.

--
amal


[teknologia] Re: bahasa indonesia: bertolak-belakang

2006-01-09 Thread Ikhlasul Amal

On 1/3/06, Ryo Saeba <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> saya sendiri bukan penganut EYD yang kaku, terlihat dari penggunaan
> huruf kecil di awal kalimat. jadi saya sendiri pun terkena gelar
> "bertolak-belakang" kalau memang setuju dengan ungkapan dari MDAMT
> (sayang beliau sendiri tidak pernah ikut lagi dalam diskusi ini).

Soal kamu[*] memilih menggunakan huruf kecil di awal kalimat, bukan
hanya tidak mengikuti EYD, melainkan terhadap banyak ejaan bahasa lain
yang berbasis huruf Latin. Jadi menurut saya justru lebih condong
sebagai "pemberontakan terhadap kelaziman penulisan huruf Latin." Jadi
kemungkinan besar bukan hanya pemakai EYD yang komplain (jika mereka
peduli), melainkan penutur bahasa Inggris pun turut keberatan. Apalagi
jika blogmu yang didatangi, yang menurut saya kualitas pemakaian
bahasa Inggrisnya sangat baik.

*) "kamu": kata ganti yang akrab dan santai untuk orang kedua.

> saya mungkin sealiran dengan zaki, dalam memandang wacana ini. adakah
> yang bisa memberikan padanan kata dalam bahasa indonesia, istilah
> asing "reinventing the wheel?" itu yang saya rasakan pertama kali
> membaca tulisan MDAMT. belum lagi istilah "lingua franca", apakah
> memang sulit sekali mempergunakan padanan dalam bahasa indonesia (jika
> memang ada)?

Saya sendiri tidak selalu dengan mudah mendapatkan padanan yang
sesuai, terutama untuk istilah mutakhir. Salah satu rujukan saya
selama ini adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia. Menurut saya, masalah
yang lebih penting dalam pemakaian bahasa Indonesia saat ini adalah
mengurangi kesenjangan pemakaiannya. Banyak ahli membicarakan padanan
istilah dan teori tata bahasa yang menurut saya memang sangat tinggi
tingkatannya, sedangkan di sisi lain pemakaian hasil-hasil ilmu yang
berkait dengan kebahasaan itu di masyarakat masih rendah kualitasnya.
Pada saat di satu sisi para ahli harus menyediakan solusi untuk
istilah-istilah asing yang menyerbu perbendaharaan kosa kata kita,
sebagian masyarakat masih rancu akan pemakaian awalan "di-" dan kata
hubung "di".

Hasilnya: seringkali diskusi tentang pemakaian bahasa Indonesia
seolah-olah "merisaukan" hadirin karena mereka akan terbelenggu dengan
pemakaian istilah aneh-aneh dan sekian puluh aturan yang terkesan
rewel. Seperti halnya bahasa lain di dunia ini yang memiliki tata
bahasa (pada sisi keilmuan disebut "aspek kecendekiaan" karena bisa
diformulasikan dan mengikuti kaidah), tentunya aturan-aturan dalam
bahasa Indonesia tidak dimaksudkan untuk mengekang penuturnya.

Inisiatif untuk lebih memasyarakatkan, dalam arti berusaha menggunakan
bahasa Indonesia pada ungkapan-ungkapan yang bersifat akrab, ini yang
saya rasa masih kurang. Bahkan di beberapa forum di Internet yang
membicarakan bahasa Indonesia pun saya amati hadirin di dalamnya
terkesan ogah mengikuti aturan kebahasaan.

Tentu saja ini bukan keluhan atau ofensif terhadap kondisi masyarakat
yang sedang menapaki proses. Saya lebih suka hal ini dianggap semacam
"kompetisi bebas" dan kesadaran bagi penutur untuk memilih yang lebih
baik. Toh, cara berbahasa mewakili alur berpikir penuturnya.

--
amal


[teknologia] "Kiat Gombal buat Pengusaha Kecil"

2006-01-09 Thread Ikhlasul Amal

Karena beberapa kali "The World is Flat" karya Thomas L. Friedman
disebut di "mailing list" ini, begitu disebut kemuraman globalisasi
yang diusung Si Tukang Recok "El Figson", Rafael Barajas Duran, dari
Meksiko dalam buku kartun satirnya, saya jadi ingat Teknologia.
Menurut ulasan di Tempo, 8 Januari, hal. 65: "Jika Friedman selalu
melihat dari sisi yang cerah, El Figson dari sisi muram."

* How to Succeed at Globalization
http://tinyurl.com/a9q9t (Amazon)
http://search.barnesandnoble.com/booksearch/isbnInquiry.asp?isbn=0805073957
(Barnes and Noble)

Terjemahan dalam bahasa Indonesia sudah tersedia:

* Menghadapi Globalisasi: Kiat Gombal buat Pengusaha Kecil
Penerbit: Margin Kiri

Penafian ("disclaimer"):
saya sendiri belum membaca kedua buku di atas. :)

--
amal


[teknologia] Re: mengapa harus steve jobs ?

2006-01-10 Thread Ikhlasul Amal

On 1/11/06, Ronny Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Memang orangnya charismatic sih. Selain luarnya bagus juga dia memang punya
> isi, bukan nice shell yg hollow. Dan isi yg bagus tidak selalu berarti
> 'menang angka' atau banyak duit. Mirip halnya seperti anak yg paling pinter
> di sekolah belum tentu yg paling populer.
>

Ini seperti salah satu komentar yang menanggapi jumlah kaos bergambar
Che Guevara lebih banyak dibanding Ossama bin Laden: karena Che lebih
ganteng dan ikon rambut panjang dan topi baret sudah mendunia. :)

--
amal


[teknologia] Re: Konsensus Milis Teknologia

2006-01-11 Thread Ikhlasul Amal

On 1/11/06, Rahmat M Samik-Ibrahim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Rekan Milis Yang Berbahagia,
>
>  Cerita lama ini mestinya pernah terbaca sebelumnya:
>
> "Kisah sang Penjual Ikan":
>
> =
>  Ada seorang penjual ikan memasang papan tulisan di atas meja
>  dagangannya:
>"Di sini Menjual Ikan Segar".
>


Hihihi... sepengetahuan saya, "di sini" tidak bisa menjual ikan. Yang
agak mending: di sini *dijual* ikan segar.

*bukan penjual atau pembeli, kadang-kadang saja penumpang lewat.

--
amal


[teknologia] Re: Why I should work for Google

2006-01-13 Thread Ikhlasul Amal

On 1/14/06, Zaki Akhmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Benar sekali Pak Budi! Tapi saya boleh bilang Pak Budi "curang"? Pada
> tahun 1997-1998 Pak Budi kan mainnya sudah kemana-mana. Sementara saya
> kala itu masih pakai "putih abu-abu", lagi ABG-ABG-nya, dan bahkan baru
> seneng-senengnya punya account email pertama di yahoo.
>
> Stanford? Makhluk apa itu? ITB? Wah kayaknya seru deh kalau bisa kuliah
> disitu. Begitu masuk, bingung gimana keluar dari ITB hidup-hidup.
> Somebody save me. SOSSOS...SOS
>

Pandanglah 5-10 mendatang, bukan 20 tahun lalu.
SMA sudah punya alamat email? Seharusnya Pak BR yang berteriak
"curang" kepadamu... ;)

--
amal


[teknologia] Re: Konsensus Milis Teknologia

2006-01-13 Thread Ikhlasul Amal

On 1/12/06, Rahmat M Samik-Ibrahim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Ha... ha... ha... seperti saya duga, kalau "ditantang", besar
>  kemungkinan akan "sembunyi". Namun, kalau "mendompleng";
>  jadinya ngalor-ngidul tidak keruan ujung-pangkalnya:
>  PTN vs. PTS, Dosen vs Mahasiswa, dst.
>
>  Milis ini merupakan cerminan  keadaan sebenarnya: memang
>  nggak pernah ada niat untuk mencapai konsensus! Kalau
>  demikian, apa bedanya dong dengan telematika?
>

Yang sudah dianggap "sukses" berdasarkan pengakuan beberapa anggota
tentang "mailing list" ini adalah kemauan untuk mengikuti tata tertib
penulisan dan pengiriman email. Sedangkan tentang materi di dalamnya,
kelihatannya memang potensial untuk "dibelokkan" ke topik-topik di
luar alur utama Teknologia.

Usul saya:
* iklan lowongan pekerjaan yang penampakannya seperti iklan baris dan
lebih-lebih berdatangan berturut-turut *ditolak* saja. Pengirimnya
perlu ditegur.
* jika sudah mulai ke luar jalur, memang sebaiknya diingatkan.
Konsensus kita sebaiknya: menyediakan pikiran yang lapang untuk
diingatkan agar kembali pada tujuan semula "mailing list" ini.

--
amal


[teknologia] Re: Google vs Netscape (was Re: [teknologia] Re: Why I should work for Google)

2006-01-15 Thread Ikhlasul Amal

On 1/15/06, Muhamad Carlos Patriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya yakin dari test matematiknya mas ariya menang 100% dibanding si
> puntesh. Cuman karena si Puntesh ini bekerja di apple,jadi potensi si
> puntesh ini tergali, bisa sukses besar dan kelihatannya dia lebih
> berhasil :-)
>

Ini dapat menjadi dua sisi mata pisau:

1. menjadikan kita beranggapan kurang kompetitif: ah, kan saya/kita
sebenarnya sudah selevel dengan perusahaan ternama X, hanya nasib saja
yang menjadikan lain;
2. dengan bekerja di perusahaan kecil sekarang, justru lebih bersih
dari sisi niat dan lebih semangat untuk "memperjuangkan" kondisi
sekitar.

Potensi Putesh memang benar-benar tergali di perusahaan X atau karena
perusahaan itu sudah ternama sehingga publik menjadi silau oleh nama
besar? ;)

--
amal


[teknologia] Re: iPod, Therefore I Am

2006-01-15 Thread Ikhlasul Amal

On 1/14/06, Ronny Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Maklum saya orang UNIX, jadi saya lebih suka barang yang "do one thing and do
> it well," daripada barang yg mencoba jadi "jack of all trade, master of
> none." Kalo saya mau beli music player, pasti pilih iPod drpd beli PDA.
> Kekurangannya ya gadgets yg mau dibawa2 jadi banyak.
>

Kalau begitu ya beli PDA benar-benar hanya dipasangi fungsi dasar dia.
Saya pakai Palm IIIx tua dan isinya memang hanya perangkat lunak dasar
bawaan dia. Dipasangi tambahan aplikasi lain, belum pernah puas:
barangkali karena saya cari versi gratisan, jadi dapatnya yang
kualitas pas-pasan dan tidak dapat dihubungkan dengan jpilot yang saya
gunakan.

Toh, sudah lumayan enak untuk menyimpan buku alamat, penjadwalan, dan
catatan kecil.

--
amal


[teknologia] [oot] konsensus (Re: apa yang membuat Yahudi Pintar)

2006-01-15 Thread Ikhlasul Amal

On 1/16/06, Ryo Saeba <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> ngomong-ngomong soal konsensus:
> http://rms46.blogspot.com/2006/01/yahpos-milis.html.
>


Hehehehe... itu maksudnya id-gmail ya?
Kalau tidak salah beliau pernah gabung ke sana juga kan?


--
amal


[teknologia] Re: Why I should work for Google

2006-01-15 Thread Ikhlasul Amal

On 1/16/06, Muhamad Carlos Patriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dalam inovasi, yang diinginkan adalah merubah untuk perubahan.
>
> Kalau 'sang perubah'nya saja berpikir konservatif,mana bisa
> berubah,alias tetap jadi tukang panci terus seumur hidup :-)
>
> Emangnya waktu bil gates dan steve jobs dulu bikin microsoft atau apple
>  tidak ditertawakan :)) he he he (bisa ditimpali pak budi nich).

Kalau untuk diri sendiri, ya terserah mau jadi tukang apapun: yang
penting pekerjaan itu halal. Ungkapan seperti yang disebut IMW atau
Ariya tetap perlu dijadikan pertimbangan untuk para pengambil
keputusan publik (pemerintah, ya?).

Tukang panci juga sangat mungkin ditertawakan dulu seperti halnya
Steve atau Bill. ;)

Contoh lain: Peterpan sukses berat di Malaysia dan salah satu pebisnis
hiburan di sana berkomentar bahwa kemampuan pemusik Indonesia memang
sudah jauh meninggalkan muzik negeri jiran tersebut. Barangkali saja
(dan saya cukup yakin) DNA bangsa kita mendekati model kemampuan
seperti itu.



--
amal


[teknologia] Teknologi dan perspektif (Re: Why I should work for Google)

2006-01-15 Thread Ikhlasul Amal

On 1/16/06, Muhamad Carlos Patriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sedangkan untuk anda yang pinter2 ini,mau ngerjain manual work bikin
> tukang panci ?
> pada kenyataanya saat ini memang intelektual di negeri ini cuman bisa
> bikin industri tukang panci saja,tapi bagaimana mendayagunakan
> anda,orang muda yang penuh semangat dan ber-intelek.Lulus ITB dan UI
> lagi :)

[...]

> Lihat sajalah di malaysia,encik mahatirnya dari 90an juga kalo melihat
> kondisi masyrakatnya saat itu,paling cuman bisa bikin panci dan termos
> :) tapi lihat sekarang,dimana smart people dan industri hiteknya
> ternyata menghasilkan devisi yang besar.

Pertama, "panci" dalam gambaran di atas hanya simbol, jadi jangan
sampai ilustrasi tersebut menutup kemungkinan perspektif lainnya. :)

Zaman Orba dulu Nurcholis Madjid pernah berujar, kira-kira begini:
perbedaan industri sepatu di Indonesia dan di RRC adalah: mereka
membuat sepatu yang terjangkau oleh buruh pabrik sepatu itu. (Saat itu
industri sepatu kita ramai dengan Nike, Adidas, dan Eagle yang umumnya
untuk kalangan menengah.)

Untuk Malaysia di atas: yang terjadi sekarang ini produk dari
"strategi yang [dianggap] benar" 10-an tahun lalu (tahun 1990-an) atau
produk dari kesungguhan dan kerja keras? *bukan saya tidak percaya
analisis lho, melainkan karena penjelasan kita kan muncul hari-hari
ini, bukan 10 tahun lalu.

Misalnya saya yakin bahwa olah rasa seni dan budaya kita saat ini
adalah komoditi prestisius, sedangkan pertanian yang menyerap banyak
orang dapat diandalkan untuk makan, hmm... kelihatannya menarik juga.
Perlu teknologi tinggi atau tidak? Nah!

Atau, hehehe... diskusi seperti ini selalu bermuara pada dua mazhab
besar di atas?

* subjek ulir diskusi ini diperbaiki, nanti dikira saya yang melamar
ke Google. ;)

--
amal


[teknologia] Re: Orang penting dan open-source

2006-01-25 Thread Ikhlasul Amal

On 1/19/06, Ariya Hidayat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Yang sudah saya deteksi, Menristek Kusmayanto Kadiman. Kalau tidak
> secara remote (webmail), beliau menggunakan Ximian Evolution, dengan
> desktopnya (rasanya) JDS. Perlu dikomporin supaya satu saat migrasi
> pindah ke Kontact :-)
>

Hehehe... kalau saya sudah jadi orang penting[*], kira-kira apa masih
kuat pakai Mutt terus ya? Sudah coba dua-tiga klien grafis, balik lagi
ke Mutt-Vim-Procmail... b!
:)

*) bentuk pengandaian hiperbolis. :p

--
amal


[teknologia] Re: Orang penting dan open-source

2006-01-25 Thread Ikhlasul Amal

On 1/25/06, jesie basuki <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Selera itu memang penting, toh selama kesadaran untuk berproprietary ria
> secara ilegal masih marak, ya.Open Source hanya cerita2 manis para
> kalong malam (baca:tukang oprek sampe pagi :-D) asal jangan orang penting
> minum masup angin [spam]
>

Ada ungkapan: katakanlah kebenaran walaupun pahit.
Nah, para kalong ini punya sendiri: katakanlah kebenaran walaupun manis. :-)

--
amal


[teknologia] Re: [Republika Online] 97 Persen Anak Sudah Pernah Akses Situs Porno

2006-01-27 Thread Ikhlasul Amal

On 1/27/06, jesie basuki <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  kenapa harus internet?...lah wong majalah POPULAR,FHM,dan sejenisnya aja 
> dijual di emperan tanpa adanya kontrol
>

Justru pembicaraan pada artikel tersebut sedang fokus pada Internet,
bukan pornografi secara umum. Tulisan tersebut *bukan* membandingkan
pornografi akibat Internet dengan media lainnya.

>  Ahini kan sama saja menyalahkan keberadaaan warnet (apa perlu setiap 
> warnet menggunakan kamera pengawas?), lagipula besarnya penetrasi internet 
> rumahan di Indonesia masih sangat kecil.
>
[...]
>   lagi2 ini pasti menyudutkan keberadaan warnet...

Heh?
Tulisan di artikel tersebut tidak menyinggung Warnet satu pun,
melainkan peran orang tua terhadap pemakaian Internet oleh anak-anak.
Barangkali salah satu faktornya adalah Warnet, namun tidak ada
penyudutan apapun. :)

--
amal


[teknologia] Re: The World is Flat: Family Name

2006-02-12 Thread Ikhlasul Amal

On 2/12/06, Andriansah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Menurut saya, kedepan,  jika saya punya anak , maka harus ada nama
> keluarga, karena selain untuk mempermudah dalam melacak keturunan, juga akan
> mempermudah dalam pendaftaran di mana.

"Mempermudah" dari sisi apa?
Saya memang pernah melihat sendiri keheranan orang Belanda terhadap
nama orang Indonesia yang tidak mengandung nama keluarga, namun justru
saya yang balik heran: sekarang kan urusan relasi sudah ditangani oleh
basisdata, untuk apa atribut seperti itu "harus" melekat pada nama?

Sebagai sebuah tradisi tentu tidak menjadi masalah jika diteruskan,
namun menurut saya tidak perlu semua penduduk di dunia ini menganut
sebuah asas dalam tata cara penamaan tersebut.

--
amal


[teknologia] Re: Sekolah rodi

2006-02-12 Thread Ikhlasul Amal

On 2/10/06, Harry Sufehmi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Tapi, kalau saya perhatikan, materi SMA saya dulu sekarang sudah diajarkan
> di SMP. Materi SMP dulu sudah mulai muncul di SD.
> Wow. Padahal dulu saja rasanya sudah ngos-ngosan kita mempelajarinya.
>

Bisa jadi tingkat kesukaran memang dapat diturunkan. Menjelaskan teori
relativitas pada tahun 1940-an, konon, jauh lebih sulit dibanding
akhir abad XX. Walaupun dalam kasus materi dan buku pelajaran ada
faktor lain yang kemungkinan juga signifikan, seperti kompetisi
antarpenerbit.

Di zaman saya sekolah menengah dulu, "Lupus" adalah bacaan anak SMA,
sekarang sudah turun jadi bacaan anak SMP. ;)

--
amal


[teknologia] Re: SBY

2006-02-16 Thread Ikhlasul Amal

On 2/17/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>  Dalam diskusi EYD ada 2 aliran yang memakai merubah dan mengubah (mirip
> dengan penerjemah atau penterjemah).   Mungkin yang menulis memiliki alirah
> merubah bukan mengubah. Di mailing list bahtera seingat saya ini sempat
> didiskusikan panjang.

Saya periksa di KBBI, memang ada bagian

rubah (2) -> ubah

tapi menurut saya, tolong deh, sebaiknya ikuti aturan bahwa kata dasar
untuk "mengubah", "perubahan", dst. adalah "ubah". Kesalahan yang
terjadi selama ini dengan "merubah" terlalu fatal untuk ditolerir dan
biasanya hanya permakluman untuk kemalasan kembali ke aturan yang
benar.

*) saya ikut Bahtera namun diskusi "ubah" dan "rubah" tidak tersimpan
di arsip Mutt saya dan pencarian untuk arsip Yahoogroups susah.

> > Begitu juga penulisan kata "Anda" tanpa didahului huruf kapital.
>
>  Saya kurang ingat pada kasus mana kesalahan di atas muncul. Tetapi
> penulisan Anda bisa menggunakan huruf besar, dan bisa menggunakan huruf
> kecil.  Tergantung pada posisi apa (sebagai panggilan atau tidak).  Di buku
> kesalahan EYD ada bab tentang ini.

Betul, tapi kelihatannya susah mencari penggunaan "anda" yang tidak
dipakai untuk "memanggil".

Menurut Pedoman Umum EYD, bagian "Pemakaian Huruf Kapital" (item no. 15):

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti "Anda".

(tidak ada penjelasan tambahan)

Menurut KBBI Edisi Ketiga:

Anda (pron) sapaan untuk orang yang diajak berbicara...

item "Anda" ditulis menggunakan huruf besar, sedangkan yang ditulis
dengan huruf kecil dalam "bentuk terikat" seperti "ayahanda",
"ibunda".

--
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google 
"teknologia" grup.
 To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com
 Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
 Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada 
http://groups.google.com/group/teknologia
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: The World is Flat: Family Name

2006-02-16 Thread Ikhlasul Amal

On 2/14/06, Fatih <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> hehe soal family name, memang orang luar sulit mengerti napa kok orang indo
> gak punya. waktu saya 'jalan2' ke sejumlah negara teluk (arab) setiap bagian
> imigrasi airport selalu ngeluh: "indunusi mushkilah, mafi ismul ab (orang
> indonesia, gak punya nama keluarga ).
>

Apa orang Arab sendiri punya nama keluarga?
Setahu saya, mereka menggunakan "bin Fulan" yang mengacu ke bapaknya,
seperti "Ali bin Abi Thalib", "Umar bin Khattab". Atau sekarang sudah
ganti ke "bin " seperti "Ossama bin Laden"?

--
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google 
"teknologia" grup.
 To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com
 Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
 Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada 
http://groups.google.com/group/teknologia
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Usaha hosting: textdrive

2006-02-16 Thread Ikhlasul Amal

On 2/15/06, Ronny Haryanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Ada lagi hosting yg nawarin Ruby on Rails, Dreamhost, nah kalo ini
> William Pramana yg pake setahu saya, tapi kayaknya dia gak di milis
> ini.
>

Saya juga pelanggan DreamHost. Selain faktor kapasitas (ukuran ruang
penyimpanan dan lebar pita koneksi), tersedia akun shell (Debian!),
kelengkapan modul (RoR, sqlite misalnya), dan faktor dukungan teknis.

*tolong jangan dianggap promosi, kalau ada yang mau sewa layanan di
sana saya dijadikan "referral" saja deh, lumayan dapat poin yang
meringankan biaya sewa saya, hehehe...

--
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google 
"teknologia" grup.
 To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com
 Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
 Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada 
http://groups.google.com/group/teknologia
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: How statistics caught Indonesia's war-criminals

2006-02-16 Thread Ikhlasul Amal

On 2/12/06, Edo Caligula <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Yg menjadi menarik adalah setelah melihat list project mereka
> http://www.hrdag.org/about/projects.shtml
> untuk Middle East hanya ada Iran, untuk Asia tidak ada Vietnam, untuk
> South America
> tidak ada Chile  :)
>
> Meskipun tetap menarik juga mereka mampu menggunakan statistik
> yg credible untuk memprediksi sesuatu yg selalu jadi debat, jumlah
> korban di daerah konflik.
> Sebentar lagi sepertinya Papua bakal menjadi portofolia mereka nih... :D
>

Hehehe... statistik memang menarik, dan seperti halnya senter, setelah
itu tinggal dilihat akan disorotkan ke mana. Perkuat ujung diplomatik,
ah! ;)

--
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google 
"teknologia" grup.
 To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com
 Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
 Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada 
http://groups.google.com/group/teknologia
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] [OOT] EYD? (Re: SBY)

2006-02-17 Thread Ikhlasul Amal

On 2/18/06, Oskar Syahbana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Hanya ingin mengingatkan saja...
>
> Please ini mah euy... bukan milis "cara berbahasa Indonesia yang baik dan
> benar ala EYD yang berbeda - beda aliran", tapi milis teknologia yang
> seharusnya memang membahas tentang teknologi. Kalaupun OOT, ya bikin tag OOT
> dengan topik baru.

Oke, terima kasih.
Saya juga tidak akan bersikukuh memaksakan pembahasan tentang EYD di
sini. Jika dilihat di ulir diskusi sebelumnya, kebetulan Benny
menyinggung tentang "merubah" dan IMW mengomentari. Saya jadi
tergelitik melihat rujukan di buku EYD dan KBBI. Kebetulan berikutnya,
penjelasan IMW saya anggap "berbeda" dengan pemahaman saya dari buku
tersebut.

Saya kira sudah menjadi kebiasaan kita jika ada sesuatu yang tidak
cocok dengan rujukan terus kita ingin mempertanyakan atau mengoreksi.
Tidak ada tendensi untuk melanjutkan respon IMW berikutnya karena bagi
saya sudah menjadi lebih jelas.

> Soalnya kalau dilihat dari topik awal sudah menyimpang jauh loh.
>

Menurut saya, sudut pandang yang dilihat Benny tentang pemakaian
bahasa dalam sebuah situs masih relevan, kecuali jika memang kita
hanya membatasi pembicaraan pada urusan dapur teknis. Inovasi Steve
Jobs dengan memberi nama komputer "Apple" dan bukan "RadioShack" juga
ada faktor bahasa, kan?

Sila kembali pada topik teknis situs Web tersebut.

--
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google 
"teknologia" grup.
 To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com
 Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
 Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada 
http://groups.google.com/group/teknologia
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: The World is Flat: Family Name

2006-02-17 Thread Ikhlasul Amal

On 2/17/06, Afandy Abdul Ghoni <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>
> On 2/12/06, Zaki Akhmad <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Yap memang gak usah diambil pusing banget-banget. Masih banyak
> > permasalahan di dunia yang harus dipecahkan. Lha wong, pergi ke LN aja
> > masih mimpi. Sekarang mending fokus bagaimana bisa keluar dari ITB
> > hidup-hidup dulu. Setiap orang unik, jadi penamaan itu gak
> > ngaruh-ngaruh banget. Tapi nama bisa jadi kayak MAC address juga kali
> > ya.
>
>  Ga sepakat  kalo nama  bisa  dijadikan  MAC  address,  soalnya  teman
> kuliah saya ada dua orang dengan nama yang sama, "Zainul Arifin". Kalo jadi
> IP sih saya sepakat.
>


Sebenarnya yang tidak saya sepakati dari dulu adalah "ambisi" Zaki
untuk keluar dari ITB hidup-hidup. Kalau hanya ingin keluar dari ITB
hidup-hidup, cari saja pintu gerbang di Ganesha, terus pilih salah
satu angkutan kota.

Beres, kan?



ITB, ada apa denganmu? -- modifikasi dari lagu Peterpan.

--
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google 
"teknologia" grup.
 To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com
 Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
 Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada 
http://groups.google.com/group/teknologia
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: microsoft's local.live.com vs google's maps.google.com

2006-02-18 Thread Ikhlasul Amal

On 2/18/06, Gempur SR <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Jangan cari Citra Satellit wiliayah Indonesia di web bakosurtanal
> carilah di web NOAA atau JPL NASA, jauh lebih mudah dan murah

Biarlah Bakosurtanal bergerak di daerah yang menjadi "kekuasaannya"
dan kalau kita hendak bermain di sisi teknis cari saja solusi yang
lebih membawa manfaat bagi banyak orang. ;)

Liberalisasi? Sekalipun saya agak berhati-hati juga dengan neo-liberalisasi.

> Untuk melakukan Foto Udara di wilayah Indonesia harus se-izin TNI AU,
> Menteri dll
> Sementara dengan Citra Satellit hanya perlu 'sedikit' biaya tanpa harus izin
> bla ...bla...

Ini manfaat investor yang berwawasan teknologi. Jika ada perusahaan
besar (dan barangkali perlu punya kedekatan personal juga dengan
kalangan atas) pasang kuda-kuda, urusan izin bla-bla itu cukup
dilakukan oleh satu pihak dan setelah itu hasilnya dapat dinikmati
banyak kalangan. Seperti zaman TPI muncul dulu: rasanya saat itu
hampir mustahil mendirikan televisi swasta, tapi karena pendiri TPI
punya kuasa yang hampir tak-terbantah, ya bisa gol juga.

--
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google 
"teknologia" grup.
 To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com
 Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
 Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada 
http://groups.google.com/group/teknologia
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: SBY

2006-02-19 Thread Ikhlasul Amal

On 2/19/06, Radia Latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya setuju dan terus mempelajari penggunaan bahasa yang benar, seperti
> mengubah daripada merubah, citra daripada image (apalagi imej),
> standardisasi daripada standarisasi, dan sebagainya, selama bahasa Indonesia
> yang digunakan tidak lebih asing daripada istilah-istilah yang sudah biasa
> didengar.
>

[dst. dihapus]


Gatal juga saya ingin merespon, karena beberapa hal yang dipertanyakan
itu sebenarnya sudah berulang-ulang muncul dalam persoalan seperti
ini.

Namun nanti malah dianggap terlalu jauh melenceng dari tema Teknologia lagi.

Sampai jumpa di "mailing list" EYD... (dan sampai hari ini saya belum
ketemu dengan "mailing list" tentang bahasa Indonesia yang sekaligus
menerapkan aturan itu dalam email sehari-hari.


--
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google 
"teknologia" grup.
 To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com
 Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
 Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada 
http://groups.google.com/group/teknologia
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Sekolah ala ABG India

2006-02-21 Thread Ikhlasul Amal

On 2/21/06, m.c. ptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Jadi mas Dicky tertipu dengan pilem India alias boliwud , jadi itu
> cuman ada filem saja mas DIcky, kalaupun ada yg agak 'seronok' katanya
> sich hanya ada di Bombay , di banglore saya lihat jarang banget ada
> perempuan yang pake jeans , malah kalo muslimnya masih strict banget ,
> masih pake CADAR yang kelihatanya matanya saja (seperti di negara
> arab).
>

Begitulah film, menyodorkan stereotip:
- Amerika Serikat (dan barangkali dunia ya?) seperti digambarkan Hollywood,
- Amsterdam identik dengan etalase distrik merah,
- dan Jakarta, apakah sudah seperti Jakarta Underground dan liputan
malam tv swasta?

Ditambah dengan "sampling" statistik, nikmat deh.

--
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
Anda menerima pesan ini karena Anda tergabung pada grup Grup Google 
"teknologia" grup.
 To post to this group, send email to teknologia@googlegroups.com
 Untuk keluar dari grup ini, kirim email ke [EMAIL PROTECTED]
 Untuk pilihan lainnya, lihat grup ini pada 
http://groups.google.com/group/teknologia
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Kamus Bahasa Melayu?

2006-04-04 Thread Ikhlasul Amal

On 4/3/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Saya lagi nyari apa ada kamus Bahasa Melayu (High Malay)
> yang bisa diakses secara online?
> Soalnya anak saya nanyain ... apa bahasa melayunya dari
> "karakteristik"? Welah ...
>
>
> -- budi
>

Saya ikut terperanjat: ternyata "karakteristik" (dan "karakter" juga)
tidak ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi Ketiga (2002).

Jika dilihat di Wikipedia Malaysia lewat Google, ada tiga empat laman
yang berisi "karakteristik":
http://www.google.com/search?q=site%3Ams.wikipedia.org+karakteristik

Bagaimana dengan "berciri" atau "bertanda"?
Menurut KBBI, berciri: bertanda (bersifat dsb) yang khas.

--
amal


[teknologia] Re: Kamus Bahasa Melayu?

2006-04-05 Thread Ikhlasul Amal

On 4/5/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> On 4/3/06, atrinia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> >  http://www.dbp.gov.my/lamandbp/main.php
>
> Kok gak bisa dibuka?
>
> -- budi
>

Laporan: kemarin dan hari ini saya buka dari Jalan Tubagus Ismail,
Bandung, berhasil. PJI kita sama kan, Pak?

--
amal


[teknologia] Re: Kamus Bahasa Melayu?

2006-04-05 Thread Ikhlasul Amal

On 4/3/06, atrinia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Kapan ya pemerintah kita menyediakan kamus online semacam ini?
>
>  atr


Hareee gini nunggu pemerintah???


Jika bisa kita kerjakan, sebaiknya dimulai saja. Sayangnya yang sulit
menurut saya adalah lisensi entri di KBBI. Padahal kamus tersebut
dibiayai atas projek nasional (CMMIW), seharusnya materi di dalamnya
tersedia dengan lisensi yang mudah disebarluaskan lagi oleh publik.

--
amal


[teknologia] Re: archive artikel notebook hilang di istana?

2006-04-06 Thread Ikhlasul Amal

On 4/6/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Seingat saya berita ini juga ada di Detikinet.com. Saya gunakan search
> engine yang ada di sana. Juga tidak ketemu. Wah, ternyata payah mesin
> pencarinya.

Banyak alat bantu pencarian yang berbasis situs tertentu malah
mengecewakan hasilnya. Bukan hanya media di Indonesia, mencari entri
di Yahoo! Groups pun repot. Akhirnya untuk topik di "mailing list"
sering saya cari dulu di arsip Maildir saya (via Mutt atau grep),
diperiksa tanggalnya dan baru buka arsip ybs. di Yahoo! Groups.
Padahal Yahoo! lho.

> Apakah masalah ini disebabkan oleh digunakannya dynamic content di
> situs yang menyediakan berita? Atau ada ide lain?

Kalau untuk situs berita di Indonesia memang ada kemungkinan seperti:

1) belum ada permalink (jadi sulit mendapatkan taut permanen);
2) fasilitas pencarian yang disediakan belum membantu banyak.

> Apakah lain kali saya harus menyimpan setiap berita yang mungkin saya
> butuhkan di kemudian hari? (Ada beberapa ide seperti misalnya saya
> simpan di del.icio.us saya, tapi saya ingin tahu yang dilakukan oleh
> rekan-rekan sekalian.)

Alternatif lain: memanfaatkan My Web Yahoo! yang menyediakan fasilitas
penyimpanan salinan halaman Web situs yang disimpan. Resikonya memang
pada pemakaian salinan tersebut sebagai rujukan, boleh jadi si pemilik
situs keberatan dengan adanya salinan di tempat lain. Paling dapat
diantisipasi dengan cara hanya disebutkan "dimuat pada media bla-bla
pada tanggal sekian" diikuti oleh kutipan ("blockquote").

Konon Adobe juga meluncurkan produk untuk menyimpan sebuah laman Web
utuh menjadi PDF, seharusnya lebih mudah dan "cemangking"
("portable").

--
amal


[teknologia] Re: Informasi harga domain .id

2006-04-09 Thread Ikhlasul Amal

On 4/8/06, Andriansah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dear all
>
>  Bisa kasih tau link resmi mengenai harga domain .ID?
>
>  di register.net.id tidak ada informasi mengenai harganya, kalo dulu waktu
> di idnic.net.id ada informasi harganya.
> Apa masih sama? atau sudah berubah? sebenanrnya saya butuh untuk pelengkap
> dalam proposal.
>

Dari salah satu halaman di register.net.id:

Pertanyaan: Berapa biaya perpanjangan domain ?
Jawaban: Untuk masalah perpanjangan domain .id sampai saat ini kami
belum bisa menentukan karena menunggu terbentuknya "Lembaga
Independen" yang akan segera dibentuk. Dan Lembaga Independen
tersebutlah yang nantinya akan mengeluarkan segala peraturannya.

Tunggu "lembaga independen", hehehe...

--
amal


[teknologia] Re: Windows XP Anda Adakah Telah Dikemas kini?

2006-04-12 Thread Ikhlasul Amal

On 4/12/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Cari Ikon My Computer di atas Desktop atau pada butang Start. Dengan
> Klik butang kanan tetikus
>
> My Computer -> Properties.
>
> Rujuk penyataan Windows XP pada System: yang akan dituruti sama ada
> Home atau Pro dan kemudian jenis SP.
>

Pakcik, Windows XP berbahasa Indonesia sudah tersedia di gerai-gerai
negeri kami. Pengguna macam awak bukan menyebut "memuat turun",
melainkan "mengunduh" SP2. Sedangkan tentang "kemas kini", lebih akrab
di telinga kami disebut "pemutakhiran" sekalipun banyak pengguna baik
di pejabat ataupun di rumah menyebut dengan "update".

--
amal


[teknologia] Re: Atmel di Bandung?

2006-04-18 Thread Ikhlasul Amal
On 4/16/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ceritanya sekarang adalah bagaiman kita bisa mensuply
> kebutuhan  engineer di luar negeri dulu (titip engineers di sana).
> Ada permintaah 200 electronic engineers (untuk design IC,
> circuits, etc.) di Intel di Malaysia. (Penang dan Cyberjaya.)
>

Hehehe... ekspor memang menggiurkan dengan resiko justru kekurangan
untuk keperluan domestik. Seperti halnya kita menggebu dengan ekspor
gas, sekarang pas diperlukan untuk pasokan pupuk dalam negeri, tidak
cukup. Di beberapa tempat kondisi yang sama terjadi pada sumber daya
alam: ikan yang bagus sudah diraup untuk ekspor, sisa di pasar lokal
kualitas kedua. Seingat saya, kondisi seperti ini juga terjadi di
Rumania sebelum Nicolae Ceauşescu tumbang.

Saya sendiri mendukung liberalisasi dalam hal tenaga kerja
berketrampilan ("skilled labor"). Silakan saja pemain badminton kita
bertebaran di negara orang, yang penting perjanjian kontrak dengan
PBSI dibuat yang benar dan ditaati.

--
amal


[teknologia] Re: Google vs Yahoo

2006-04-18 Thread Ikhlasul Amal

On 4/19/06, Andry <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Khusus Yahoo vs Google, itu lucu juga,
> Yahoo sudah punya Calendar sejak jaman dahulu kala. Tapi kok rasanya gaung
> Google Calendar terasa lebih kena ya? Yahoo yang kalah branding?
>

Yahoo! terlalu "konservatif" untuk Web 2.0 yang "lebih liberal".

Mengapa di abad XX dulu Calendar Yahoo! (misalnya) tidak heboh juga,
padahal sendirian? Hiruk-pikuk Web belum dimulai. Web baru seperti
pasar subuh: orang yang datang memang berkepentingan dengan dagangan
di sana; sekarang ini Web sudah seperti pasar malam: selain mereka
yang terlibat perdagangan, pengunjung yang buang-buang duit (baca:
"gaya hidup", kata Jay) atau sekadar cari angin segar juga banyak.

--
amal


[teknologia] Re: Google vs Yahoo

2006-04-18 Thread Ikhlasul Amal

On 4/19/06, m.c. ptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> sebenarnya ini cuman momentum sesaat saja.

Ups, hati-hati dengan term "sesaat"...
Sudah diperiksa sekian persen kebenarannya? ;-)

> Google Calendar dan Google Finance sebenarnya tidak ada apa apanya
> dibanding Yahoo Calendar dan Yahoo Finance dari sisi fundamental dan
> features.

Saya pemakai Yahoo! Calendar "serius" sebelum punya Palm III dan baru
hari ini mencoba Google Calendar: menurut saya Google Calendar lebih
kaya fiturnya dan antarmuka yang disediakan lebih mudah dibanding
Yahoo! Calendar (memang sih, ini akibat perkembangan teknologi
JavaScript lagi).

Sedangkan tentang Google Finance: sekalipun saya tidak mengerti "blas"
tentang dunia finansial, asyik juga main-main grafik di sana. Saya
bayangkan seperti sedang main-main plot grafik waktu praktikum fisika
dasar dulu.

Kecuali Yahoo! memang sedang merombak "groupware" mereka
besar-besaran. Saya tunggu renovasi Yahoo! Mail saja sampai hari ini
belum kebagian. :(

Yang membuat saya masih betah main-main di Yahoo! saat ini adalah Y!
360 dan Flickr. Ternyata memotret mengasyikkan juga. ;)

--
amal


[teknologia] Re: Tanya Kenapa? eh Tanya Siapa?

2006-05-04 Thread Ikhlasul Amal


On 5/5/06, fade2blac <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Ini mungkin sudah lama diperkirakan oleh Google. Coba bayangkan jika
search di google hasilnya adalah penuh dengan artikel blog dan karena
kemampuan SEO, bisa muncul depanan. Search engine google bisa mati.


Justru ini tantangan agar pembuat situs Web selain blog lebih baik
lagi dalam hal peduli terhadap semantik HTML. Lebih-lebih di
Indonesia, yang masih banyak
asal-ukuran-huruf-lebih-besar-dan-badan-tambun terus
dijadikan/dianggap judul.

Sedang bagi penulis blog alangkah baiknya (Karma: +9?) jika bersedia
berpayah-payah menyediakan taut ke rujukan. Jadi tidak sekadar,
"seingat saya, di trik optimasi Ruby pernah disebutkan...", yang
kemungkinan membuat pengunjung kecewa karena tidak ada taut memadai.

Kembali tentang keluhan Idban, barangkali lebih baik kembali
menggunakan Google Search? :)

--
amal


[teknologia] Re: TopCoder Open 2006 - Winners

2006-05-07 Thread Ikhlasul Amal


On 5/7/06, Felix Halim <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Buat yang belum tahu, TopCoder itu bukan usual yadda yadda programming
competition. In Fact, All Google Code Jam itu memakai TopCoder punya
programming contest engine. Jadi boleh dibilang TopCoder Open 2006
kali ini harusnya lebih bergengsi daripada any Google Code Jam (in
terms of the toughness). Tapi entah kenapa Google Code Jam terlihat
lebih menarik/populer.



Retorika: Apa sih yang dijual Google dan tidak laku?
Tinggal bungkus, beri jimat "o"-dobel seperti kata Kuncoro
Wastuwibowo, ajip-ajip deh!

Selamat buat Sindu!

--
amal


[teknologia] Re: Sharing tentang Programming Competition

2006-05-16 Thread Ikhlasul Amal

On 5/16/06, Dicky Arinal <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sebenarnya saya pingin tau.. misalkan Alan Turing ikutan kompetisi kayak
> ginian, apa dia bisa menang? Masalahnya ada pada waktu sih.. sempit sekali.
> Kalau real world problem kan bisa di solve dengan waktu yang manusiawi
> CMIIW.

Coba lihat perjalanan "karir" penyanyi atau musisi:
- ada yang menjadi sohor lewat festival (dulu Harvey Maleiholo sampai
dapat predikat "penyanyi festival");
- ada yang bakatnya ditemukan oleh produser;
- ada yang berkesenian lewat "petualangan" dari panggung ke panggung
(artis Kyai Kanjeng dan seniman pentas jalanan misalnya);
- tidak kurang juga yang berkarir "dalam sunyi" jauh dari hiruk-pikuk
industri massal musik seperti para jago gitar;
- ... dan lain-lain masih banyak.

Jadi tidak menjadi masalah jika Alan Turing gagal dalam kompetisi
seperti ini, seperti halnya setiap pemrogram punya jalan masing-masing
untuk menikmati dunianya. :)

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: sekolah di rumah

2006-05-18 Thread Ikhlasul Amal

On 5/19/06, baskara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Untuk keperluan di Indonesia, homeschooling masih sekedar semacam
> ekstrakurikuler saja. Yang diakui secara legal adalah pendidikan
> formal (SD, SMP, dst). Akan tetapi, saya pernah mendengar kalau dulu
> ada anak bandung yang tidak disekolahkan di sekolah formal saat SD dan
> SMP (atau hingga SMA?). Apakah ini benar? Tahun 96 masuk Elektro ITB
> (hanya beberapa bulan, lalu keluar dan sekolah di jepang).
>

Kontak Diknas terdekat untuk ikut ujian persamaan.

Pondok pesantren tradisional juga banyak yang tidak peduli sistem
pendidikan formal dan menurut saya cukup baik membekali alumninya
untuk berjuang hidup. Tentu saja, belum terdengar yang terus berkarir
di lingkungan TI.

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: sekolah di rumah

2006-05-20 Thread Ikhlasul Amal

On 5/20/06, m.c. cptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> sama seperti pesantren, kalau pesantrenya mempunyai visi/dimiliki oleh
> yg bervisi dan berpengalaman/memiliki pengajar yang mempunya expertise
> dibidang tertentu, nantinya disitu malah bisa muncul lapangan pekerjaan
> baru. Mereka yg ciptakan lapangan pekerjaan.

Bisa sih...

Agar tidak disalahpahami juga, pernyataan saya sebelumnya bahwa,
"belum terdengar yang berkarir di dunia TI" semata-mata dalam konteks
di sini "mailing list" Teknologia yang banyak membicarakan teknologi
informasi. Sama sekali bukan mengindikasikan bahwa ada persoalan
dengan kondisi tersebut.

Nanti dikira saya "tidak puas" atau "meremehkan" hasil pesantren. Bukan! :)

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Persamaan Helmholtz pecah di Tangan Dosen ITB

2006-05-20 Thread Ikhlasul Amal

On 5/20/06, m.c. cptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> yang paling mengena buat saya adalah bagian akhir artikel tersebut ,
> kayaknya obsesi engineer2 hitek indonesia di pusat riset dunia sama  ya
> dimana2.
>

Maksudnya bagian "India" itu? ;)
Asal jangan memindahkan perasaan "minderwaardig" sebagian dari kita
dari Barat ke India/Cina. :)

Apa tidak bisa kita cukup yakin bahwa kita perlu bekerja keras untuk
memperbaiki negara kita tanpa terlalu membanding-bandingkan dengan
negara lain?

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: sekolah di rumah

2006-05-20 Thread Ikhlasul Amal

On 5/19/06, m.c. cptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> tergantung yang ngajar.
>
> di negara lain banyak lulusan pesantren (gak hanya pesantren islam
> saja) yang jadi engineer IT , maklum yang bikin pesantrenya juga mantan
> orang Sun Microsystems :))
>
> -mcp
>

Sayang saya sebutkan di atas untuk kondisi di Indonesia lho... hehehe... :)

Betul. Kalau soal "tergantung" sih, memang banyak faktor, termasuk
kondisi lapangan pekerjaan juga (alumni Pondok Pesantren di tempat
yang jauh dari perkotaan tentu lebih realistis bekerja di sektor
pertanian/peternakan).

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Persamaan Helmholtz pecah di Tangan Dosen ITB

2006-05-21 Thread Ikhlasul Amal


On 5/21/06, Widi Pradnyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


sebenarnya di indonesia sudah banyak sekali yang bekerja keras,
tapi yang menghormati kerja-kerasnya masih lebih banyak di barat,
so, they move there



Kalau begitu: kita saja yang mulai menghormati kerja keras, asyik kan?
Lagipula, dikotomi Barat dan "sini" sebenarnya sudah mulai mencair
akhir-akhir ini.

--
amal
X-Google-Language: INDONESIAN,ASCII-7-bit
Received: by 10.54.63.19 with SMTP id l19mr163846wra;
   Sun, 21 May 2006 00:33:31 -0700 (PDT)
Return-Path: <[EMAIL PROTECTED]>
Received: from nf-out-0910.google.com (nf-out-0910.google.com [64.233.182.190])
   by mx.googlegroups.com with ESMTP id v11si596607cwb.2006.05.21.00.33.30;
   Sun, 21 May 2006 00:33:31 -0700 (PDT)
Received-SPF: pass (googlegroups.com: domain of [EMAIL PROTECTED] designates 
64.233.182.190 as permitted sender)
DomainKey-Status: good (test mode)
Received: by nf-out-0910.google.com with SMTP id c31so267966nfb
   for ; Sun, 21 May 2006 00:33:29 -0700 (PDT)
DomainKey-Signature: a=rsa-sha1; q=dns; c=nofws;
   s¾ta; d=gmail.com;
   
h=received:message-id:date:from:to:subject:in-reply-to:mime-version:content-type:content-transfer-encoding:content-disposition:references;
   
b=J1ymkStt97nYY56dS0o0L2dq/RQXV4nu9/pHvOqPthOESiKA5dZA+86K/G39T2rAGfcpDiEuHk+LW/70sNzEARoud9EB10zq7f5Ag1lSre8H9kMRJuxAm5UtbiXhDdk0JZYwXBO12oIH8/nv0KHLQT2OOTXDo2Sn91f6SYokVKsReceived:
 by 10.49.87.3 with SMTP id p3mr2765843nfl;
   Sun, 21 May 2006 00:33:29 -0700 (PDT)
Received: by 10.49.68.4 with HTTP; Sun, 21 May 2006 00:33:29 -0700 (PDT)
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Sun, 21 May 2006 14:33:29 +0700
From: "Ikhlasul Amal" <[EMAIL PROTECTED]>
To: teknologia@googlegroups.com
Subject: Re: [teknologia] Re: Persamaan Helmholtz pecah di Tangan Dosen ITB
In-Reply-To: <[EMAIL PROTECTED]>
Mime-Version: 1.0
Content-Type: text/plain
Content-Transfer-Encoding: quoted-printable
References: <[EMAIL PROTECTED]>
 <[EMAIL PROTECTED]>
 <[EMAIL PROTECTED]>
 <[EMAIL PROTECTED]>
 <[EMAIL PROTECTED]>
 <[EMAIL PROTECTED]>
 <[EMAIL PROTECTED]>
 <[EMAIL PROTECTED]>

On 5/21/06, Widi Pradnyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


sebenarnya di indonesia sudah banyak sekali yang bekerja keras,
tapi yang menghormati kerja-kerasnya masih lebih banyak di barat,
so, they move there



Kalau begitu: kita saja yang mulai menghormati kerja keras, asyik kan?
Lagipula, dikotomi Barat dan "sini" sebenarnya sudah mulai mencair
akhir-akhir ini.

--
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Ada apa dengan format isi email di Gmail?

2006-05-21 Thread Ikhlasul Amal

Email yang datang dari Teknologia sebagian dalam bentuk "acak-acakan":
pesan dan sebagian isi tajuk ("header") ditulis ulang, menjadi dua
kali. Jika dilihat asilnya (lewat menu "show original") tambah runyam
lagi, campur aduk antara format HTML dan teks. Dugaan saya: ada
masalah dengan pengodean format HTML untuk email dengan format teks
biasa.

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Ada apa dengan format isi email di Gmail?

2006-05-21 Thread Ikhlasul Amal


On 5/22/06, Anthony Fajri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


kalo format rich text  pasti ada  'yang disembunyikan dari pembacanya' (di
body email, bukan di header email). nah, kalo sekarang, yang 'disembunyikan
dari pembacanya' terbaca oleh pembaca. jadi keliatan kalo formatnya kacau.
cmiiw.



Setahu saya, klien email yang bertanggung jawab memang tetap
menyediakan email dalam format teks biasa (biasanya "plain ASCII")
sekalipun si pengirim menggunakan HTML untuk email. Sebagai contoh:
Yahoo! Mail termasuk yang bertanggung jawab, karena terlihat jelas
email dari Yahoo! Mail di Mutt terbagi dua, dalam bentuk asli HTML itu
dan format teks biasa. Hotmail termasuk yang menyebabkan masalah
karena hanya menyediakan HTML sehingga sering gagal dibaca oleh
pembaca email yang tidak mendukung HTML atau di arsip "mailing list".

Betul. Dugaan saya seperti penjelasan Fajri di atas: penanganan Gmail
untuk email berformat HTML kurang bagus.

--
amal
X-Google-Language: INDONESIAN,ASCII-7-bit
Received: by 10.54.73.16 with SMTP id v16mr179901wra;
   Sun, 21 May 2006 19:24:34 -0700 (PDT)
Return-Path: <[EMAIL PROTECTED]>
Received: from nf-out-0910.google.com (nf-out-0910.google.com [64.233.182.190])
   by mx.googlegroups.com with ESMTP id v11si816272cwb.2006.05.21.19.24.33;
   Sun, 21 May 2006 19:24:34 -0700 (PDT)
Received-SPF: pass (googlegroups.com: domain of [EMAIL PROTECTED] designates 
64.233.182.190 as permitted sender)
DomainKey-Status: good (test mode)
Received: by nf-out-0910.google.com with SMTP id x37so776503nfc
   for ; Sun, 21 May 2006 19:24:32 -0700 (PDT)
DomainKey-Signature: a=rsa-sha1; q=dns; c=nofws;
   s¾ta; d=gmail.com;
   
h=received:message-id:date:from:to:subject:in-reply-to:mime-version:content-type:content-transfer-encoding:content-disposition:references;
   
b=kVZtQqBb2mxjmS+Caz76QWg5TqG8A9ewb3xlu4iE+QXaMHZ4F1lojnYKhpNKjQW3TinOggTV1yp3t7gb4psRl6y8UhQi9xhiOTyTuR4ixs4UrBo9QUnpnWMsOOxWc989zlQMtJESaODRRVfpupG9ZLGkJug/7kihlEWUIWBWdX4Received:
 by 10.48.225.3 with SMTP id x3mr3336005nfg;
   Sun, 21 May 2006 19:23:58 -0700 (PDT)
Received: by 10.49.68.4 with HTTP; Sun, 21 May 2006 19:24:32 -0700 (PDT)
Message-ID: <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Mon, 22 May 2006 09:24:32 +0700
From: "Ikhlasul Amal" <[EMAIL PROTECTED]>
To: teknologia@googlegroups.com
Subject: Re: [teknologia] Re: Ada apa dengan format isi email di Gmail?
In-Reply-To: <[EMAIL PROTECTED]>
Mime-Version: 1.0
Content-Type: text/plain
Content-Transfer-Encoding: quoted-printable
References: <[EMAIL PROTECTED]>
 <[EMAIL PROTECTED]>

On 5/22/06, Anthony Fajri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


kalo format rich text  pasti ada  'yang disembunyikan dari pembacanya' (di
body email, bukan di header email). nah, kalo sekarang, yang 'disembunyikan
dari pembacanya' terbaca oleh pembaca. jadi keliatan kalo formatnya kacau.
cmiiw.



Setahu saya, klien email yang bertanggung jawab memang tetap
menyediakan email dalam format teks biasa (biasanya "plain ASCII")
sekalipun si pengirim menggunakan HTML untuk email. Sebagai contoh:
Yahoo! Mail termasuk yang bertanggung jawab, karena terlihat jelas
email dari Yahoo! Mail di Mutt terbagi dua, dalam bentuk asli HTML itu
dan format teks biasa. Hotmail termasuk yang menyebabkan masalah
karena hanya menyediakan HTML sehingga sering gagal dibaca oleh
pembaca email yang tidak mendukung HTML atau di arsip "mailing list".

Betul. Dugaan saya seperti penjelasan Fajri di atas: penanganan Gmail
untuk email berformat HTML kurang bagus.

--
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Persamaan Helmholtz pecah di Tangan Dosen ITB

2006-05-21 Thread Ikhlasul Amal

On 5/21/06, m.c. cptrwn <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> dari hasil analisanya, kalau dijalankan oleh enterpreneur Asia/AS ,
> hasil profit pershnya umumnya dikembalikan lagi ke publik dalam bentuk
> startups/investments IT lagi, sementara enterpreneur Eropa, cenderung
> kalau sudah sukses hidup foya2  jadi duitnya gak balik lagi ke publik.
>
> Oh ya, maksud Asia disini  jelas kan siapa ... he he he :))

Hehehe... negara kita punya dua wajah (bukan sesuatu yang mengherankan
juga, dasamuka sudah menjadi bagian dari dunia perwayangan ;) ):

- fans kerja keras ingin seperti "kebangkitan Asia" lainnya;
- sedangkan fans hura-hura, justru mengimpikan foya-foya seperti
gambaran "film Barat" itu tuh...

* Bukan, ini bukan kesimpulan atau tudingan. Hanya pengamatan sesaat...

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Internet Di Indonesia mau kemana ?

2006-06-07 Thread Ikhlasul Amal

On 6/7/06, Affan Basalamah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> > 4. Kontent spt apa yang bisa membuat orang banyak menggunakan internet  yang
> > pada akhirnya  bisa menurunkan harga internet.
>
> Portal gabungan antara Gmail, Friendster, Blogspot dan Kaskus yang
> ukurannya masif dan scale utk 240 juta orang Indonesia yg dihost di
> Indonesia sendiri, sehingga konsumsi bw Int'l akan turun dan orang gak
> perlu akses Internet ke luar. O ya, juga harus ada VoIP yg bisa dipake
> nelpon gratis ke semua provider GSM/CDMA dari PC atau PDA.
>

Apa benar lebarpita internasional ini begitu signifikan dalam urusan
ongkos Internet di Indonesia?

Bukan saya tidak percaya, namun -- agak melankolis -- kalau akses
Internasional masih juga disumbat-sumbat, alangkah malangnya nasib
orang-orang seperti saya yang ke luar negeri tidak punya modal, mau
menikmati sedikit "dugem" akses internasional ikut sulit juga...

Hehehe... kami tidak berangkat ke Silicon Valley, Mumbay, atau
Shanghai, jadi berilah kami sedikit cita rasa lewat Internet!

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: bisa gak sih 1 parabola untuk 2 siaran berbeda?

2006-07-20 Thread Ikhlasul Amal

On 7/20/06, The_Eye_In_The_Sky <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> kalau kedua siaran televisi itu ada di satellite yang sama dan punya
> polarisasi yang sama ya tinggal kabelnya di-split ke dua receiver berbeda.
>

Jika tidak salah, cara ini yang mulai ramai di pedesaan. Waktu saya
mudik beberapa hari lalu, di kampung saya sedang marak dan dikelola
secara "profesional": ada tagihan berdasarkan kanal yang dipilih,
layanan konsumen, sampai dengan pembangunan infrastruktur.

Seperti halnya era interkom dulu, sekarang ada pembangunan jalur kabel
ke mana-mana. Termasuk yang membuat saya "heran": kabel-kabel tersebut
dengan bebas dibentangkan di atas jalan umum. Jika musim layang-layang
tiba, televisi kabel tersebut sering terganggu: benang-benang yang
dilumuri serpihan kaca tersebut memangsa kabel.

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Bank Mandiri Bermasalah?

2006-10-14 Thread Ikhlasul Amal

On 10/14/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Tentu saja mereka tidak akan menceritakan masalahnya :D
> Yang saya ingin tahu justru cerita dari bawah (kalau ada).
>
> -- budi
>

Di Google hanya muncul hasil pencarian dari Jakarta Post,

"Customers of state Bank Mandiri became unwilling members of a
cashless society on ... experienced an error that disrupted ATM and
bank services nationwide."

Selanjutnya, URL Jakarta Post yang benar-benar parah: yang muncul
malah artikel lain dan "cache" Google pun berhasil mereka tipu. Hebat!

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan

2006-10-16 Thread Ikhlasul Amal

On 10/16/06, risiyanto budi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Wah betul itu!
> Kenapa Internet mahal, karena Internet itu dimata kita (saya juga) adalah
> google, yahoo, wikipedia, msn, cnn, etc.
>
> PAdahal detik.com, groups.or.id, jawapos.co.id itu internet juga.

Lah, namanya di depan Internet, ya ingin cita rasa internasional dong.
Masak orang lain sudah keliling dunia dengan pesawat jet, kami yang
belum punya kesempatan itu masih juga disindir hanya gara-gara ingin
mencicipi teknologi di Google atau berandai-andai dengan Yahoo!
Travel? :p

Jawa Pos, Kompas, atau Republika? Baca saja koran di meja ruang tamu
kantor, lebih nyaman dan tambah seru jika para komentator berkumpul.

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Rahasia Amerika Borong Nobel Sains

2006-10-17 Thread Ikhlasul Amal

On 10/18/06, Edo Caligula <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Artikel yg menarik:
> http://www.kompas.com/kompas-cetak/0610/18/utama/3040559.htm
>
> "..Anggota Komite Nobel Kimia, Anders Liljas, memberi penjelasan bahwa
> keputusan menganugerahi Kornberg Hadiah Nobel Kimia 2006 merupakan
> contoh dari apa yang yang ia sebut kelebihan AS dibandingkan dengan
> negara lainnya di dunia. Sebab, Kornberg bisa melakukan riset
> ilmiahnya selama satu dasawarsa tanpa didesak menerbitkan penemuannya
> sesegera mungkin.
>

Di Indonesia juga mungkin seperti itu. Tentu saja dalam kadar yang
berbeda: pelakunya harus berpuasa, mengurangi banyak keinginan, dan
berani melawan kelaziman. Apakah akan juga menghasilkan nobel?
Barangkali... misalnya nobel sastra atau perdamaian. Laboratorium
sosial kita masih memungkinkan menghasilkan gagasan cemerlang.

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Rahasia Amerika Borong Nobel Sains

2006-10-18 Thread Ikhlasul Amal

On 10/18/06, Youppie Arliansyah <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sistem penghargaan di masyarakat kita sepertinya lebih mengharapkan
> unsur terapan. Masyarakat kita lebih memberikan penghargaan terhadap
> seseorang ketika pengaruh orang tersebut lebih terasa bagi kelompok
> masyarakat kita. Contoh yang paling mudah, adalah penghargaan berupa
> kyai atau jagoan kampung. Dua penghargaan ini bertolak belakang, tapi
> memang dihargai oleh masyarakat.

Sampai batas-batas tertentu, menurut saya hal tersebut positif, dalam
arti tidak perlu dianggap sebagai "kesalahan" yang harus dihapus.
Banyak orang di Indonesia berpendapat bahwa kita sudah punya banyak
teori, namun sangat sedikit yang dipraktikkan. Dalam hal tersebut,
penghargaan yang bersifat aktivitas praktis di Indonesia seperti
Kalpataru, lebih membuat orang (terutama di sekitarnya) bersemangat,
walaupun barangkali belum menyentuh penyebab utama persoalan itu
sendiri.

Wajarlah: sebagian berusaha menekuni sisi yang lebih elementer, sisi
lainnya aktif bergerak pada penerapan. Kyai di tengah masyarakat tadi,
jika dia berada pada jalur yang benar, sangat mungkin lebih efektif
dalam memotivasi masyarakat dibanding pemikir sosial atau kyai lain
yang baru berbicara di tengah kerumunan penonton (bukan
masyarakatnya).

> Tapi memang masyarakat kita secara umum sepertinya lebih sulit
> menghargai hal-hal yang bersifat tidak langsung mengena pada diri
> mereka.
> Mengapa?

Lumrah saja: jika kita basah karena kehujanan, tentu sangat sedikit
yang berpikir bahwa angin telah mengumpulkan awan dan setelah melewati
jumlah tertentu menjadi hujan. Kita cukup menjawab praktis: saya
kehujanan.

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan

2006-10-18 Thread Ikhlasul Amal

On 10/19/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> On 10/17/06, hendra - <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Gimana kalau kita "balik". Jadi yg mengucapkan ini adalah orang luar
> negeri:
> >
> > "Lah, yg namanya di depan internet, ya ingin cita rasa internasional
> > dong. Kita kunjungi situs2 luar negeri, contohnya Jawa Pos, Kompas,
> > Republika, dll".. :D
>
> Boleh banyak yg ndak suka detik.com (disain lah, ini lah itu lah), tapi buat
> yg di LN merupakan situs Indonesia yg sering diakses.  Bahkan ada situs
> asing, yg rajin menerjemahkan berita di detik.com ke bahasa Inggris.

Nah, sudah dijawab.

Teman-teman saya di Groningen, Belanda, dulu, punya acara rutin:
setiap malam Minggu menonton wayang orang atau Srimulat (?) dari
Indosiar. Saya belum tahu tempat "hosting" kedua acara tersebut, namun
jika di Indonesia, kita ajak saja banyak-banyak perantau di manca
negara melihat acara tersebut, sehingga pemakaian lebarpita dari dalam
negeri tersedot banyak ke luar dan kita surplus.

Saya juga beberapa kali menyarankan penyedia situs Web di dalam negeri
menyediakan informasi hal-hal yang di dalam negeri dianggap mudah
dicari, tapi menjadi berharga di luar negeri. Ada teman di fakultas
hukum di luar negeri perlu materi GBHN, tak ketemu juga dicari yang
lengkap di situs Web. Akhirnya terpaksa titip minta dibawakan dari
Indonesia, yang di sini beronggokan di lapak penjual buku bekas.

Konteks pernyataan saya sebelumnya memang untuk kita yang tinggal di
dalam negeri, Indonesia, dan memiliki keterbatasan belum sanggup
jalan-jalan ke New York, Rio, dan Tokyo... ("... jangan sampai tua
sebelum waktunya", dendang Sheila Majid).

> Dulu katanya ada yg semangat bikin "saingan" detik.com dari sisi layout dsb,
> tapi koq ndak kedengaran lagi

Belum ketemu investor, barangkali ;-)

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan

2006-10-19 Thread Ikhlasul Amal

On 10/20/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> itulah. Kalau berbayar, ternyata yang di luar negeri lebih murah.
> (Opo tumon.)

Sekarang alasan kita jadi sama, Pak Budi: soalnya tempat hosting saya
berbayar dan saya merasa ongkos vs. layanan lebih enak di luar negeri.
Alasan lainnya: saya belum sempat membuat perbandingan yang memadai
antara dalam dan luar negeri.

> Ikutan ndompleng bandwidth dong. he he he.
> Kalau soal gratisan, saya nomor satu. Mata ini langsung ijo.
> hi hi hi.

Inginnya sih gratis atau dibayari (ya, siapa bersedia? hehehe...).
Cuma saya masih sering merasa tidak enak misalnya minta tambahan
layanan ini dan itu atau jika diminta ikut bantu-bantu oprek server
sedangkan kesempatan (dan kemampuan, hehehe...) saya sudah terbatas.

Lebih tegas hitung-hitungan bisnis saja: saya sudah bayar, jadi punya
hak untuk minta dilayani oleh penyedia tempat "hosting".

Tapi benar, jika memang ada sponsor sejati, saya ikutan "bermata ijo" deh... ;-)

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Tata tertib (Re: [teknologia] Re: 2MB...)

2006-10-19 Thread Ikhlasul Amal

On 10/19/06, hendra - <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kalau gitu, intinya adalah bagaimana agar Indonesia ini bisa lebih
> memperkaya dari contentnya. Semua hal selain content (infrastruktur,
> dll) tetap penting, tapi jgn lupakan untuk memperkaya content.
>

Bung Hendra, sebaiknya balasan untuk Teknologia ditulis di bawah pesan
yang ditanggapi dan hapus bagian yang tidak penting. Demikian menurut
konsensus dan tata tertib di sini. :-)

Terima kasih.

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan

2006-10-19 Thread Ikhlasul Amal

On 10/20/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Cari kamus Bahasa Indonesia juga sulit, atau panduan EYD :-).
>

Yang pertama: harus dibuat sendiri atau mendapatkan izin dari tim KBBI.
Yang kedua: belum ada relawan yang bersedia mengetikkan dari edisi cetak.

:(

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan

2006-10-19 Thread Ikhlasul Amal

On 10/20/06, muhammad panji <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kontaknya TIM kbbi dimana ya pak?

Menurut halaman pertama KBBI:
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional
Penerbit: Balai Pustaka

> saya punya mimpi punya versi digital statistik Indonesia, kalau bisa
> per daerah, sumber utamanya tentunya data dari BPS dan BI.

Betul, tentang Indonesia, banyak yang masih diperlukan atau
diinginkan. Anggap saja ini tantangan bahwa masih banyak yang dapat
ditekuni di negeri kita.

Koneksi lambat dan mahal? Ingat bonus: nasi hangat, rendang pedas,
sate kambing, dan kopi tubruk... ;-)

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan

2006-10-19 Thread Ikhlasul Amal

On 10/20/06, baskara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> btw. berapa persen penduduk yang sudah BUTUH Internet?
> Saya kalau lagi pulkam, nyaris tidak butuh komputer. Apalagi baca email. :-)
> Enakan ngobrol2, nongkrong, jalan2. hihihi.
>

Betul, itu karena *seorang Jepang sedang berlibur ke Indonesia*. Saya
juga ogah akses Internet jika sedang pulang kampung di Jember, lah
makanan melimpah, minuman meruah... (walaupun tetap bawa "notebook"
barangkali ada yang minta tolong SSH ke server di Bandung).

Sebaliknya juga: kisah nyata teman dari Bandung yang menjenguk
temannya di Delft. Rencana jalan-jalan menikmati pemandangan di Delft
(duh, pemandangan apa di tengah musim hujan dan angin kencang?) urung
begitu si tamu duduk di depan komputer. "Gileee, kenceng amat!" -- ya
iya, perbandingan dengan Jalan Ganesha yang sepoi-sepoi bau kotoran
burung.

Jangan lupa, Bas, 5--10 tahun mendatang, perlu dipersiapkan dari
sekarang. Telkom sudah pasang iklan koneksi (betul, baru iklan...) di
pedesaan, Speedy sudah sampai kabupaten, ... Setidaknya -- mengutip
pendapat Enda yang sedang "dimusuhi" Google -- harus duluan dapat
peringkat di Google. Makin tua, makin di atas. Begitu ujar beliau.

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan

2006-10-20 Thread Ikhlasul Amal

On 10/20/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Saya agak "patah-hati" dg KBBI. Pengalaman dg INPRES 02, banyak yang masih
> berkeberatan kalau diletakkan secara bebas di Web.

Terus terang, saya juga agak pesimis, soalnya upaya untuk menurunkan
harga edisi cetak saja belum terlihat. Rp 225-an ribu untuk kamus
bahasa yang sedang perlu peminat termasuk mahal. Bahkan jika
dibandingkan dengan kamus-kamus manca negara semacam keluarga Oxford
atau Collins [1]. (Pak Budi komentar lagi: "opo tumon?", hehehe...)

Padahal KBBI adalah proyek nasional (?) dengan cap Diknas, seharusnya
isi menjadi milik penduduk Indonesia.

[1] Perbandingan di Toko Gunung Agung Bandung.

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan

2006-10-20 Thread Ikhlasul Amal

On 10/20/06, Ariya Hidayat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> > Yang pertama: harus dibuat sendiri atau mendapatkan izin dari tim KBBI.
> > Yang kedua: belum ada relawan yang bersedia mengetikkan dari edisi cetak.
>
> Misalkan dibantu teknologi, katakan OCR, apakah hasilnya tidak akan
> lebih cepat? Tentu saja masih dibutuhkan satu atau beberapa orang
> untuk operator dan koreksi.

Untuk buku EYD ada rencana seperti itu. Mudah-mudahan ketemu OCR yang
cukup andal membaca kertas buram buku EYD. ;-)

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan

2006-10-21 Thread Ikhlasul Amal
On 10/21/06, ъєח <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Buku EYD yg dimaksud judulnya apa? Saya punya "Pedoman Umum Ejaan bahasa
> Indonesia yang Disempurnakan" terbitan Grasindo. Kertasnya bukan kertas
> buram :)

Betul. Edisi terakhir sudah dilengkapi dengan keterangan, "dicermatkan
pada Rapat Kerja Ke-30 Panitia Kerja Sama Kebahasaan di Tugu, 16--20
Desember 1990..."

Saya beli terbitan Yrama Widya, Rp 3.000,00, jadi dapat versi kertas buram. ;-)

> BTW, kalo disalin ke website apa gak dianggap melanggar HAK CIPTA?

Menurut saya tidak, karena di buku "Pedoman Umum..." tersebut ditulis:

"Disalin dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen
Pendidikan Nasional, RI".

Tidak ada keterangan apapun tentang hak cipta penerbit.

Selain itu, dokumen tersebut merupakan keputusan yang dikeluarkan oleh
pemerintah, jadi bebas disalin oleh publik. Hal serupa yang
menguntungkan dari Senarai Padanan Istilah untuk istilah teknologi
informasi yang dikeluarkan sebagai produk Inpres, sehingga materinya
tidak terikat hak cipta.

Seharusnya KBBI dapat dibuat seperti itu. Kalaupun produk berupa kamus
tetap berhak cipta penyusunnya, terdapat "versi senarai" yang
dikeluarkan sebagai produk pemerintah sehingga dapat digunakan oleh
publik secara bebas.

*hehehe... Diknas sudah puyeng dengan sekolah roboh dan ujian
nasional, urusan seperti ini prioritas rendah.

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan

2006-10-23 Thread Ikhlasul Amal
On 10/22/06, ъєח <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Soalnya di buku yg saya beli ada kutipan Sanksi Pelanggaran pasal 444 UU No.
> 7 1987 tentang Hak Cipta.
>
> Sudah gitu, masih ditambah dengan peringatan: "Dilarang mengutip atau
> memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari
> Penerbit."

Prasangka baik: si penerbit main tambahkan saja ketentuan tersebut di
bagian depan buku, tidak peduli [sumber] materi di dalamnya.

Prasangka cenderung baik: ada bagian tertentu di buku tersebut yang
ditulis oleh mereka sendiri (pengarang, penerbit?).

Prasangka kurang baik: menakut-nakuti pembaca (hehehe...).

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: 2MB unlimited 150 ribu / bulan

2006-10-27 Thread Ikhlasul Amal

On 10/27/06, Oskar Syahbana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sebenarnya ada kok mas, Fair Use Policy, jadi kita boleh - boleh saja
> mengutip sebagian (tapi bukan seluruhnya -- kayak excerpt gitu lah) dari
> sebuah artikel atau buku, tapi harus memberitahukan siapa sumber yang kita
> kutip. Nah kalau di Indonesia sih engga tau ada atau tidak hukum yang
> seperti ini. Kalau tidak ada, ya kapan mau berkembangnya :P
>

Untuk Pedoman Umum seperti EYD -- menurut saya -- yang diperlukan
semuanya. Tanggung jika hanya diambil sepotong-potong. Lagipula, bahan
asalnya secara utuh kan keputusan pemerintah, jadi seharusnya milik
publik.

Tentang Fair Use Policy, saya kira sudah digunakan misalnya kita
menulis situs Web dan mengutip sebagian dari tulisan yang didapat dari
buku atau media massa. Sejauh ini baik-baik saja. :)

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Jerman bisa, kita kapan?

2006-10-28 Thread Ikhlasul Amal

On 10/29/06, boy avianto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Full steam ahead for Linux in Munich
>
> http://www.heise.de/english/newsticker/news/80071
>
> Artikel yang menarik dan menantang =)
>

Bagian ini penting:

Nonetheless, Hoegner is skeptical that Munich will be able to serve as
a model for other cities considering migrating to Linux. [...]
"politicians do not know enough about Open Source and are afraid of
making a mistake," Hoegner complains.

dan sebaliknya: jika para politisi lebih dulu yakin, para teknisi yang
agak khawatir.
;-)

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Jerman bisa, kita kapan?

2006-10-30 Thread Ikhlasul Amal

On 10/30/06, Trias Adijaya <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Debian emang paling ampuh dan  di Indonesia komunitas Debian spertinya
> lebih solid ini dilihat dari miror-nya yang sampe sekarang paling
> lengkap meskipun yang menggunakan engga kelihatan berapa banyak.
> herannya engga ada pernah kedengeran paling engga installfest ato
> konferensi. Dulu pernah mo coba nawari Debian buat migrasi tapi malah
> banyak pertanyaan dari User jadi ribet sendiri mending pake yang udah
> familiar dengan mereka aja deh hehe...
>
> engga hanya keras kepala aja, pengguna Debian Indonesia lebih seneng
> bikin mirror dan kerja sendiri2x.. :-)
>

Mungkin memang Debian kurang cocok untuk acara instalfest yang
tujuannya lebih ke arah, "dalam sehari (atau kurang) Anda sudah
mendapat Linux siap-pakai". Biarlah para pendatang di Debian berkutat
dalam waktu yang lebih lama untuk sampai menyukai distro tsb. dan
tidak diekspos seperti halnya di sebuah instalfest.

Keras kepala juga sesekali ada baiknya, misalnya yang dilawan adalah
propaganda dengan artileri kapital bertumpuk. Siapa tahu juga dengan
"mirror" dalam negeri orang-orang Debian ingin sedikit membantu
menghemat devisa lebarpita yang sering dibicarakan tersebut. Jika
memang hanya bekerja sendiri, mengapa repot-repot menyediakan
"mirror"? Atau yang dimaksud "bekerja bersama" itu selalu menghasilkan
pemakai dalam jumlah banyak? Saya rasa bukan itu deh...

Ada yang menyebut "Debian hendak mati" akibat sejumlah "pertikaian"
internal akhir-akhir ini. Namun salah satu menyebut dengan lebih
santai: dengan beranggota 1400-an (atau lebih?) pengembang, wajar saja
sedang terjadi *turbulensi*.

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Wordpress MU

2006-10-30 Thread Ikhlasul Amal

On 10/30/06, Kuncoro Wastuwibowo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Sekali lagi, tolong donk. Barangsiapa punya info tentang webhosting di
> Indonesia yang bisa diinstali Wordpress MultiUser, mohon informasikan ke
> saya. Untuk skala kecil aja kok, bukan mau bikin saingannya Wordpress.com.

Ada baiknya disebutkan spesifikasi teknis yang diperlukan. Jika sama
seperti WP (PHP dan MySql), semua tempat "hosting" komersial rasanya
menyediakan.

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Debian (Re: Jerman bisa, kita kapan?)

2006-10-31 Thread Ikhlasul Amal

On 10/31/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Tapi tidak cukup ampuh kalau menghadapi proyek agak besar dan ada pertanyaan
> "Siapa persh besar di belakanga Debian ?" Inget yg tanya ndak tahu teknis
> dan tahu bahwa software akan terjamin kalau ada nama besar yang di
> belakanganya.

Betul, memang pertanyaan yang wajar, apalagi jika pemilik proyek
memang berencana menggunakan jasa layanan TI dari luar. Tidak mungkin
bagi mereka memelototi forum diskusi, "mailing list", dsb. untuk
mengelola sebuah distro. Perlu ada penjamin di belakangnya. Kalau
ingin dilihat sisi positifnya ya barangkali ini peluang juga,
menyediakan layanan berbasis distro.

(Walaupun saya belum ingin terjebak euforia, karena pada kenyataannya
tidak mudah begitu saja untuk menjadi penjamin di belakang tsb.)

Alhasil Debian dipakai di tempat-tempat yang memang sunyi dari
hiruk-pikuk: di instalfest tak muncul provokatornya, di kantor-kantor
biasanya bawaan staf internal yang dapat menggolkan pengadaan server +
Debian tanpa lewat proyek. Disebut sebagai "nasib" boleh, dicarikan
"keuntungan" dari kondisi itu juga ada... ;-)

> Mirip dengan kasus SUSE, meyakinkan orang pakai Linux karena nama Novell
> lebih muda daripada masih pakai nama SUSE :-) Siapa sih yang tak kenal
> Novell hehehe.

Sekalian bantingan: Microsoft Linux. Siapa sih yang tak kenal MS? :-)

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Debian (Re: Jerman bisa, kita kapan?)

2006-10-31 Thread Ikhlasul Amal

On 11/1/06, adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> justru karena minus support ini jadi timbul komentar-komentar
> miring: softwarenya sih gratis .. tapi supportnya mahal - jadi
> ya sama saja. mahalnya biaya support ini kan sudah merupakan
> konsekuensi logis dari miskinnya support akan linux. contohnya
> (misalnya) saya kalau dimintai bantuan support secara profesional
> ya mestinya mahal. karena (bagi saya) jadi terlalu banyak yang
> dipertaruhkan dan ini banyak karena memang saya tidak dedicated
> untuk kerjaan itu. kalau berat. mending tak bantuin saja,
> gratis :-) tapi jangan minta tanggung jawab macem-macem dari
> saya hi..hi..
>

Lah, Pak Adi ditanyai tentang cara menggunakan perintah "ls", tentu
jadi terlihat mahal dan sayang sumber daya. ;-)

*sambil memancing salah satu anggota "mailing list" ini yang beberapa
hari lalu mencari rujukan tentang "helpdesk", hehehe... bagaimana
dengan layanan "helpdesk" di lingkungan Linux?

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Jerman bisa, kita kapan?

2006-10-31 Thread Ikhlasul Amal

On 11/1/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Jadi jangankan Windows yang banyak komponen duit ke LN, lha pakai Linux saja
> masih dihitung berapa yang lari di dalam dan berapa yagn lari di luar.
>
> Dasar orang Jerman pelit.
>

Ini seperti agak berkebalikan dengan Belanda:

* Keluarga Windows banyak digunakan (promosi edisi bahasa Belanda, MSN
laris manis, sampai salah satu penulis buku-buku Windows:
Gandasoebrata);
* distro Linux yang populer di toko: SuSE dan Mandrake/Mandriva.
Slackware muncul hanya pada acara klub Linux.

Ah, hanya perangkat lunak, kok! Begitu barangkali.
Untuk urusan bunga tulip, baru mereka gusar jika pasarnya dicaplok Jerman.

:-)

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Bisnis Linux. Re: [teknologia] Re: Debian (Re: Jerman bisa, kita kapan?)

2006-11-01 Thread Ikhlasul Amal

On 11/2/06, risiyanto budi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bagi saya, perush yang bisa support linux ya berkontibusi nyata pada
> komunitas linux.
> seperti membuat distro (Ubuntu, BlankON)
> Membuat opensourse software (playsms, endonesia.com,  )
> Menyediakan mirror (padinet, cbn )
> apa lagi ya bentuk kontribusi yg lain?
>

Bagi yang lain: "bekontribusi" pada aktivitas mereka yang menggunakan Linux.

Perusahaan Genteng yang menggunakan Linux tentu lebih perlu cara
mengoptimalkan pemakaian Linux untuk produksi genteng mereka. Tidak
harus punya distro Genteng/Linux atau perangkat lunak GentengC++.
Tidak perlu peduli juga Linux yang digunakan diambil dari "mirror"
manapun, kalau perlu datang dalam kemasan cakram optik.

Mengapa? Kata direktur PT Genteng, "Internet mahal, pak! Jalur telepon
saja yang sejak kampanye tahun lalu dijanjikan masuk ke sini, sampai
sekarang belum datang juga."

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Instal Linux >5 komputer (Re: Bisnis Linux..)

2006-11-02 Thread Ikhlasul Amal

On 11/2/06, Made Wiryana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Salah satu artikel bagus dulu ada di SUSE ketika mereka instalasi 3000 PC di
> kantor terpisah di seluruh Jerman, gimana proses instalasi tanpa ada
> engineer di tempat, dan termasuk proses management dan update/patch.
>

Sudah "dipindah" ke Novell, hehehe...

http://www.novell.com/news/press/archive/2001/suse_archive/smartclient.html

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Migrasi Linux desktop, masih menjual ? Re: [teknologia] Re: Bisnis Linux. Re: [teknologia] Re: Debian

2006-11-02 Thread Ikhlasul Amal

On 11/3/06, Arie Reynaldi Z <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Pak.. dari tadi SUSE-SUSE mulu... jualan SUSE ya... xixixixixi.. Tapi
> sayang, yang bisa gitu cuma SUSE jerman doang.. coba SUSE ada juga
> disini.. dan di'jual' servicenya..

Kan sudah dipasang penafian ("disclaimer") oleh beliau: orang Jerman
itu bangga dengan produk dalam negeri dan sekarang Pak IMW sedang di
Jerman, ya terbawa anginlah... (Di Total Indonesië Balikpapan dulu
juga banyak staf domestik menyukai Peugeot dan konon katanya orang
Prancis juga cinta produk dalam negeri.)

Namun secara objektif saya juga melihat SuSE lebih menarik dalam
menyajikan edisi komersial, setidaknya boks dan dukungan teknis hijau
bunglon (atau kadal?) itu lebih sering saya jumpai di gerai-gerai
dibanding si topi merah.

> Tapi.. apa bener 'Migrasi Linux' masih tetap menjual ? Di kantor saya,
> 3 tahun yang lalu udah di coba.. It worked.. tap.. secara SDM nya
> kurang kuat, stategi implementasi kurang pas (disadari setelah beberap
> bulan jalan) dan OpenOffice belum canggih2 amat.. akhirnya 1 tahun
> lebih pindah lagi ke M$, beli license .. gak masalah.. sing penting
> user senang.. :D Tapi server teuteup dipaksa pake linux.

Tiga tahun lalu, lho...
Sekarang kan Linux Desktop disebut lebih indehoi oleh Linus sendiri.
OpenOffice juga sudah jauh lebih memadai dibanding zaman tersebut.
Teman saya yang sudah menggunakan OO untuk menulis buku hanya
mengeluhkan satu hal, yaitu konversi ke MS Word (karena penerbit
meminta format tsb.) di bagian tabel. Dengan "percaya diri" dia
berujar, "Itu si MS Word saja kurang cerdas membaca format yang
dihasilkan OO.." Hehehe... sekali-kali keras kepala!

;-)

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Migrasi Linux desktop, masih menjual ?

2006-11-02 Thread Ikhlasul Amal

On 11/3/06, Rudi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> pada nonton Editorial Media Indonesia gak tadi pagi ?, nih ulasannya
> http://www.media-indonesia.com/editorial.asp?id=2006110223432405
>

Oh, sudah baca (sekilas) di edisi cetak tadi pagi.

Cinta produk dalam negeri?
Pakai Linux dan sewa tenaga ahli perusahaan kami!

Bagaimana? hehehe... ;-)

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Microsoft backs Novell Linux..

2006-11-02 Thread Ikhlasul Amal

On 11/3/06, Arie Reynaldi Z <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Harusnya.. akan banyak perubahan positif untuk Linux, seperti
> interoperability openoffice dan ms-office, ato ms-exchange di port ke
> suse.. seru tuh.. :)
>

Tenang, tenang, frase di atas perlu diperbaiki agar menghormati
kedaulatan kedua belah pihak:

* perubahan positif untuk/dari Linux;
* OpenOffice dan MS Word bukan urusan Linux, karena OO/MS Word dapat
dibuat saling-mengenal di atas MS Windows;
* mana yang lebih banyak diperlukan: MS Exchange di lingkungan pemakai
Linux atau server mail yang gesit dan efisien di server keluarga
Windows?

*Yah, yah... saya hanya pemandu sorak!

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: Bisnis Linux

2006-11-04 Thread Ikhlasul Amal

On 11/4/06, Budi Rahardjo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Yes, good luck on this. (Maksud saya sarkasme lho. he he he.)
> It is easier said than done. Terlihat mudah, tapi nyatanya susah.
> (Kalau nggak susah, tentunya sekarang semua sudah pakai Linux.)
>

Hehehe... itulah di Indonesia (dan barangkali di negara lain juga):
teknologi yang sederhana pun sangat mungkin menjadi "tidak sederhana"
di lapangan. Macam-macam penyebabnya, setidaknya faktor lingkungan
yang berbeda (ini bukan teori dan praktikum lagi, Tuan!) dan
skalabilitas.

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



[teknologia] Re: [Tanya] Webstats untuk Multi Websites

2006-11-09 Thread Ikhlasul Amal

On 11/8/06, Toto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ndak kok kang,... saya pakai satu profile untuk beberapa situs bisa
> tuh... ;)
>

Diperjelas: maksud Enda semua statistik ratusan situs itu *di dalam
satu tampilan* (satu halaman deh, jika lebih spesifik lagi).

-- 
amal

--~--~-~--~~~---~--~~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~--~~~~--~~--~--~---



  1   2   3   4   >