[wanita-muslimah] Doa untuk Pertanian

2007-11-20 Terurut Topik syamsuri149
Doa untuk Pertanian
Oleh: Syamsuri Rifai

Doa ini saya kutip dari kitab Mujarrabat Imamiyah. Kitab kumpulan 
amalan dan doa-doa yang telah ditajrib (dieksperimen) oleh banyak 
orang. Khusus doa ini sebagian teman-teman saya yang hidup di daerah 
pertanian di Jawa timur telah mempraktekkannya. Alhamdulillah berkat 
doa ini mereka berhasil, dan pertanian mereka terjaga dari hama saat 
pertanian yang lain terkena hama. Semoga doa ini dapat membantu para 
petani kita. Tentu setiap doa harus dimulai dengan suatu keyakinan 
yang kuat terhadap bantuan yang teristimewa dari Allah swt, dan 
disertai niat yang tulus-ikhlas karena Allah Yang Maha Dermawan dan 
Maha Penolong.

Doa ini diajarkan oleh salah seorang waliyullah dari keturunan 
Rasulullah saw, yaitu Imam Muhammad Al-Baqir (sa). Imam Muhammad Al-
Baqir adalah putera Ali zainal Abidin bin Husein bin Fatimah Az-
Zahra' binti Rasulillah saw. Imam Muhammad Al-Baqir (sa) 
berkata: Jika kamu hendak bertani atau menanam suatu tanaman, maka 
hendaknya kamu mengambil segenggam bibit dengan tanganmu sendiri. 
Kemudian menghadap ke kiblat sambil membaca ayat Al-Qur'an surat Al-
Waqi'ah: 64, yang artinya: Apakah kamu yang menumbuhkan atau Kami 
yang menumbuhkannya.

Kemudian membaca doa berikut, yang artinya:

Ya Allah, jadikan bibit ini menghasilkan pertanian yang penuh 
berkah, karuniakan kepada kami dalam pertanian ini keselamatan dan 
kesempurnaan. Jadikan bibit ini keberhasilan yang melimpah. Jangan 
halangi aku dari kebaikan yang aku harapkan, dan jangan binasakan 
aku karena hasil yang menyenangkan, dengan hak Muhammad dan 
keluarganya yang baik dan suci.

Kemudian taburlah atau tanamlah bibit yang ada dalam genggaman 
tanganmu itu, insya Allah, tanamanmu akan berhasil.

Catatan: Ketika mengambil bibit hendaknya dimulai dengan membaca 
Basmalah dan shalawat, usahakan dalam keadaan punya wudhu' dan suci 
dari hadas.

Tek arab doa dan bacaan tek latinnya, kunjungi dan copi dari:
http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia
http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa
Informasi tentang amalan praktis dan doa-doa pilihan, kunjungi :
http://shalatdoa.blogspot.com
Jika Anda ingin mengenal Feng Shui Islami, berikut rumus2 kaidahnya, 
kunjungi dan jadilah anggota:
http://groups.google.co.id/group/feng-shui-islami




[wanita-muslimah] Dunia pesantren jauh dari pendidikan gender?

2007-11-20 Terurut Topik HELB
dari milis tetangga yg sedang hit di Aceh.
Subject: [aceh_institute] Dunia pesantren jauh dari
pendidikan gender?


Hampir disetiap pesantren yang ada di Aceh tidak
terdapat pemimpin perempuan karena perempuan dianggap
sebagai subordinasi. Konsep gender dilingkungan
pesantren masih lemah. Benarkah dunia pesantren jauh
dari pendidikan gender?

Artikel 1211 07 | 17:57 WIB
Membangun Pendidikan Berperspektif Gender di Pesantren
Oleh : Syarifah Musanna | Staf Analisis YPSDI (Yayasan
Pengembangan Sumber Daya Insani)

klik ulasannya:
http://www.acehinstitute.org


  

Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs


[wanita-muslimah] Sudah disiksa tak di gaji pula …

2007-11-20 Terurut Topik arish04
Sudah disiksa tak di gaji pula …
Kisah malang Mustikawati di Arab

Kisah lama dengan korban baru, mungkin telah menjadi gambaran sendu
nasib buruh migran Indonesia. Betapa tidak perlakukan buruk dan kasar
yang selalu menimpa buruh migran Indonesia ternyata tidak pernah usai.
Setiap hari selalu ada saja buruh migran yang menjadi korban baru atas
perlakukan sewenang-wenang dan tidak manusiawi.

Nasib ini pula yang menimpa Mustikawati seorang buruh migran yang
bekerja di Arab Saudi. Nasib Mustikawati ternyata tak seindah namanya.
Buruh migran perempuan asal Kabupaten Kendal Propinsi Jawa Tengah
telah bekerja selama 15 bulan di Arab Saudi. ini mendapat perlakuan
sewenang-wenang dan tidak manusiawi dari sang majikan. 

selengkapnya di :
http://www.iwork-id.org/index.php?action=news.detailid_news=62



[wanita-muslimah] setelah seperempat abad [3]

2007-11-20 Terurut Topik Kusni jean
SETELAH SEPEREMPAT ABAD [3]

Oleh JJ:. Kusni*


2. Kemandirian:


Unsur kedua yang tersimpan dibalik pendirian dan pengembangan Koperasi Restoran 
Indonesia, sebatas pemahaman saya, adalah faktor semangat kemandirian, . yang 
barangkali, jika menggunakan istilah Bung Karno, bisa dikatakan sebagai 
semangat berdiri di atas kaki sendiri[berdikari]. Bagaimana tidak saya sampai 
pada pemahaman begini ketika merenungi praktek 25 tahun Koperasi ini?


Para pendirinya datang ke Perancis untuk mencari negeri berlindung sebagai 
suaka politik. Uang di kocek kurang dari pas-pasan. Untuk sewa apartemen dan 
hidup sehari-hari pun kurang dari pas-pasan. Jika menggunakan cara orang Jawa 
berkata: Masih untung kita orang Indonesia biasa hidup dengan uang pas-pasan 
atau dengan ungkapan orang Belanda bangsa yang bisa hidup dari uang 
sebenggol. Bisa hidup dari nasi dan garam saja. Tunjangan dari Jawatan 
Penggangguran yang didapatkan berkat kertas dari OFRA [Organisasi Perancis 
untuk Pencari Suaka dan Yang Terlempar dari Tanahair] sangat minim dan tidak 
langgeng. Berbeda dengan dugaan sementara orang di Indonesia yang membayangkan 
kami nyaman karena makan keju dan roti. Sementara harga singkong 6 cm lebih 
mahal dari sebungkus keju dan sebotol susu.


Ijazah akademi -- bagi yang sempat membawanya -- tidak pasti laku dan 
diseterakan bagi orang kulit berwarna , khusus pencari Indonesia yang dicap 
komunis.Apalagi kami datang pada saat golongan kanan berkuasa, kecuali bagi 
sementara teman yang datang kemudian secara lenggang kangkung ketika golongan 
kiri berkuasa [Mei 1981, Mitterrand terpilih jadi presiden menggantikan Giscard 
d'Estaing], dan sudah ada teman yang mendahului mereka, walau pun  Bung Umar 
Said dan saya sempat dipanggil pihak  kepolisian sesudah kedatangan teman-teman 
yang datang secara lenggang kangkung ini dengan dugaan melakukan perdagangan 
manusia.


Dalam keadaan begini, dengan semangat dan dipaksa bertarung, kami dipaksa untuk 
bertarung mencari jalan menjamin kehidupan tanpa tergantung pada bantuan 
pemerintah Perancis, terutama bagi pekerjaan bagi teman-teman lanjut usia yang 
datang belakangan dengan syarat lebih gampang. Kami yang datang lebih dahulu, 
relatif sudah mendapat sandaran ekonomi betapa pun sederhananya. 


Untuk mengatasi hal ini, kami berdiskusi mencari jalan keluar dan berkputusan 
untuk membangun Koperasi Restoran Indonesia. Dengan membangun restoran, kita 
bisa menyerap banyak tenaga kerja dan cash flownya bersifat segera. Masalah 
berikutnya: Darimana dan bagaimana mendapat modal sementara kita sendiri sangat 
tidak mungkin memodalinya. Untuk keperluan ini, maka disusunlah suatu rencana 
usulan dan rentabilitasnya di mana Bung Umar Said, sebagai orang kedua suaka 
politik Indonesia di Perancis, menyusunnnya dengan memetik pengalaman Perancis 
dan bantuan teman-teman Perancis. Ide yang terumuskan dalam proyek usulan 
inilah yang kemudian dijual ke pemerintah, LSM-LSM internasional dan 
teman-teman seluruh dunia yang berisimpati terhadap Indonesia serta anti 
militerisme. Dalam menjual proposal ini, yang dijadikan kartu as atau trup 
adalah kata suaka poilitik, mengatasnamai semua teman yang mencari status 
suaka politik dan sudah mendapat status suaka politik. Tanpa menggunakan dua 
kata majik ini, rasanya tidak mungkin lahir yang sekarang dikenam Koperasi 
Restoran Indonesia. Benar bahwa masing-masing individu terkait memberi 
sumbangan sesuai kemampuan, tapi adalah keliru memandang bahwa lahirnya 
Koperasi Restoran Indonesia, yang merupakan panji bersifat khusus di Eropa pada 
masa Orba, sebagai karya dan jasa invidual. Koperasi Restoran Indonesia Paris 
bisa berlangsung sampai 25 tahun, bukan tergantung pada satu dua individu tapi 
berkat kebersamaan. Adalah keangkuhan tak tahu diri individualis, manipulator 
narsis, jika mau jujur, yang menganggap dan merasakannya demikian. Hanya orang 
rabun yang tak tak tahu apa-apa tentang sejarah dan perkembangan Koperasi ini 
bisa bertahan dan berkembang jika berpandangan demikian. Dua puluh lima  tahun 
bersama, memberikan cukup waktu untuk mengenal kekuatan dan kelemahan 
masing-masing anggota Koperasi. Yang selalu kami usahakan adalah menggunakan 
unsur positif dari masing-masing. Jika di sini ada pahlawan, maka ia adalah 
kebersamaan dan keterbukaan tanpa tedeng aling-aling. Maka adalah satu 
kesalahan dan dusta besar individualis pengejar nama, narsis, jika ada yang 
menganggap bahwa Koperasi Restoran Indonesia di Paris ini sebagai milik dan 
jasa pribadinya sampai ia bisa bertahan 25 tahun. Secara teori dan kenyataan, 
pandangan dan sikap begini tidak bisa dipertanggungjawabkan dan melawan 
kenyataan. Dengan kata-kata ini, saya hanya ingin menempatkan masalah di tempat 
sebenarnya, baik secara teori mau pun kenyataan tanpa memasuki rinciannya. 
Hubungan antara individu dan massa adalah suatu masalah teoritis. Juga yang 
disebut pahlawan.


Koperasi Restoran Indonesia, yang mestinya bisa berkembang lebih jauh, adalah 
ujud 

Re: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya

2007-11-20 Terurut Topik Bina Smara
Peristilahan itu hak dan wewenangnya
PBI (Pusat Bahasa Indonesia)... yang
menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
itu. Kiranya hanya KBBI kamus bahasa
besar nasional lagi, yang tidak menyan-
tumkan data etimology setiap entry-nya...

bina


--- rsa [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Saya dukung deh kalo mas ngelamar ke pak pres buat
 jadi staf khusus 
 masalah peristilahan jadi biar bisa kyk jepang gitu
 mas, tertib dalam 
 (hampir) segala hal ...!
 
 satriyo
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad
 Chodjim 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Ki Denggleng,
  
  Inilah yang memrihatinkan saya. Banyak tokoh
 masyarakat di Republik 
 ini yang tidak paham terhadap budayanya sendiri,
 sehingga tidak dapat 
 membedakan antara takhayul, klenik, dan mistik.
 Ketiga kosa kata 
 tersebut berlain-lainan asalnya. 
  
  Takhayul jelas berasal dari bahasa Arab
 takhayyul yang artinya 
 imajinasi, fantasi; delusi, halusinasi.
  
  Klenik jelas berasal dari bahasa Jawa Kuna yang
 artinya makrifat, 
 atau ilmu-ilmu tentang ketuhanan, sangkan paraning
 dumadi. Jadi, 
 setiap orang yang beragama pasti hidup berklenik
 ria.
  
  Mistik berasal dari mystique (Perancis) yang
 artinya kekuatan 
 misteri atau rahasia seni yang hanya dipahami
 praktisinya.
  
  Oleh karena itu, saya setuju dengan Ki Denggleng
 bahwa di Jepang 
 yang mengesahkan setiap kosa kata serapan atau kosa
 kata baru adalah 
 kaisar. Dengan demikian semua pengguna atau pemakai
 kosa kata ada 
 rujukannya. Tidak seperti di Indonesia, kosa kata
 dilemparkan oleh 
 berbagai pihak dengan makna yang sewenang-wenang,
 sehingga sesuatu 
 yang benar bisa dianggap salah. Contohnya, ya
 pemakaian ketiga kata 
 tadi. Lha, ketika orang Jawa membahas Sangkan
 Paraning Dumadi (Inna 
 lillaahi wa inna ilayhi raaji'uun), jelas ilmu yang
 membahas untuk 
 itu disebut klenik. Keimanan adalah klenik. Tapi,
 makna ini dirusak 
 oleh banyak tokoh Islam yang tidak paham makna
 klenik. Maka, jangan 
 heran kalau orang Indonesia menjadi bodoh. Apa yang
 kita sebut mistik 
 sebenarnya supernatural yaitu kepercayaan tentang
 hantu atau 
 makhluk halus. Jadi, kepercayaan tentang hantu
 bukanlah wilayah 
 mistik, juga bukan mysticism [Yunani, mystes]. Di
 fakultas devine 
 ada jurusan mysticism, yang dikaji perihal praktik
 hubungan 
 langsung dengan dunia ketuhanan melalui kontemplasi
 dan meditasi.
  
  Kita perlu pemimpin yang berwawasan dan mampu
 mengarahkan bangsa 
 ini menuju yang benar.
  
  Wasalam,
  chodjim 
  
- Original Message - 
From: Ki Denggleng Pagelaran 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:04 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa
 MUI tentang Al-
 Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya
  
  
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5
 efikoe@ wrote:
 Dalam pidatonya, Presiden Yudhoyono mengaku
 menerima masukan 
 dari 
Menteri
 Agama dan MUI. Kemudian meminta agar aparat
 tegas terhadap 
 sesuatu 
yang
 bersifat tahayul, klenik, dan mistik. Kita
 harus melakukan 
 langkah 
tegas
 terhadap paham, aliran sesat, dan
 menyesatkan, tegasnya.
 Dalam sambutannya, Presiden meminta peran yang
 lebih besar dari 
 MUI 
untuk
 memerangi paham atau aliran menyesatkan. Saya
 memohon kepada 
 MUI agar
 berdiri di depan untuk menyelamatkan umat dari
 kemungkaran. 
 Memerangi
 kemungkaran dengan cara yang tidak munkar,
 katanya. (okz/rif)
 
 -- 
  
Wuuuik... gimana nih Ustad Chodjim... yang
tahayul, klenik dan mistik itu yang siapa?
buingung dhewek aku. Jare-jarene... kata-
katanya, kok ya kemana-mana gini ya?
  
=nuhun=
  
  
  
 
  
  [Non-text portions of this message have been
 removed]
 
 
 
 



  

Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs



[wanita-muslimah] TERKEJUT....!

2007-11-20 Terurut Topik binasmara
Sabtu siang, aku bertemu seseorang yang 
ngaku: aku ini seorang yang murtad 
dua kali.. hahaha, tapi ya wis... pek-peken 
kabeh...

Lho Apa, sebab Sampeyan berkata begitu?
Habis, wong kita ini ternyata guoblog-2
semua. Dikasih ajaran yang 'katanya' saja
jadi beringasnya mintak ampun.. Menuduh
kesana kemari...

Sik-sik to, Mbah... ini urusan apa?
Lhah gak mudheng ae koen iku. Itu lho MUI
itu, masak lembaga yang tak punya dasar
eksistensinya kok sewenang-wenang... haha.
Hayo Sampeyan cari, Bina... apa dasar yang
dapat dianggap melegalkan MUI mengeluarkan
fatwa sesat untuk Mossadech itu? Di KUHAP
kagak ada, di UUD-45 apalagi... malah UUD
45 sudah dilanggar oleh semuanya...
Sebagai misal nih, alasan menodai agama..
lho agama apa? Lha kalau dia dah ngaku nabi
ya otomatis punya agama sendiri toh ya?

Meresahkan agama... wuik.. di Indonesia ini
kan ada 6 agama yang resmi diakui, ini pun
justru melecehkan 'agama' asli Indonesia...
hahahaha.. Lha kudunya MUI itu tanya dulu
kepada para dewan agama-agama yang lain.
Ke Khong Hu Chu, ke Buddha, Ke Hindu, Ke
Kristen dan Katolik... resah gak? Terganggu
gak? Kalau memang semua merasa resah dengan
si Al Masih al Mawud itu, barulah dengan
resmi pemerintah (menteri agama, tentunya)
menyatakan bahwa ajaran si Masih Mawud
itu sesat lha ini kagak

Waaa lha kalau itu justru umatnya MUI
dong yang menistakan agamanya...

Weeh... contohnya?
Sering di setiap ruas jalan, Mbah, aku
menemui drum di tengah jalan, pakai raungan
ayat-ayat suci atau lagu-lagu arabiah,
pada menadahkan tangan tuh.. Katanya buat
bangun rumah Allah lholholho
ini kan?

Huusssy.. jangan gitu...

Bina



[wanita-muslimah] kolumnis diadili cemarkan kejaksaan agung

2007-11-20 Terurut Topik Kusni jean
rita achdris [EMAIL PROTECTED] wrote: 
  To: [EMAIL PROTECTED]
  From: rita achdris [EMAIL PROTECTED]
  Date: Tue, 20 Nov 2007 09:44:39 -
  Subject: [mediacare] Kolumnis Diadili Cemarkan Kejaksaan Agung

  ini ada kabar dari teman. maaf jika terkirim ganda.

  salam,
  rita

  ===

  Pers Rilis

  Kolumnis Diadili Cemarkan Kejaksaan Agung
  - Gara-gara pelarangan buku sejarah SMP dan SMU
  serta novel Pramoedya Ananta Toer


  Menulis kolom opini di surat kabar bisa menuai perkara di meja hijau. Kasus 
itulah yang menimpa penulis kolom, Bersihar Lubis yang diadili di Pengadilan 
Negeri (PN) Depok karena didakwa menghina instansi Kejaksaan Agung dan dituntut 
sesuai pasal 207 KUHP dan pasal 316 yo 310 ayat (1) KUHP. Jaksa Penuntut Umum 
Tikyono dari Kejaksaan Negeri Depok menuntut terdakwa dengan hukuman delapan 
bulan penjara pada 14 November lalu. Lubis menyampaikan pledooinya pada 21 
November 2007.

  Kisah ini berawal ketika Lubis menulis kolom pendapat di Koran TEMPO edisi 17 
Maret 2007 yang berjudul Kisah Interogator yang Dungu. Tulisan opini itu 
mengkritisi pelarangan buku sejarah SMP dan SMU oleh Kejaksaan Agung pada Maret 
lalu. Lubis juga mengaitkannnya dengan pelarangan novel Pramoedya Ananta Toer, 
Bumi Manusia (BM) dan Anak Semua Bangsa (ASB) pada 1981, juga oleh Kejaksaan 
Agung.

  Dalam kasus Pram, Lubis mengutip ceramah lisan Joesoef Isak, penerbit Hasta 
Mitra yang menerbitkan novel Pram, BM dan ASB pada 1981 lalu di Hari Sastra 
Indonesia di Paris pada Oktober 2004 lalu. Lubis mengutip, Joesoef Isak 
diperiksa interrogator dari Kejaksaan Agung pada 1981 yang menuturkan mulanya 
ia meminta supaya Kejaksaan Agung menggelar sebuah symposium ahli untuk 
membicarakan secara obyektif karya-karya Pram. Tapi ditolak dengan alasan 
interrogator lebih paham dari siapapun bahwa BM dan ASB adalah karya sastra 
Marxis.

  Tapi kemudian pemeriksa meminta Joesoef Isak menunjukkan baris-baris mana 
yang memperlihatkan adanya teori Marxis dalam novel BM dan ASB. Padahal, semula 
katanya lebih paham dari siapapun. Interrogator beralasan bahwa mereka memang 
tidak bisa mengidentifikasi pada baris-baris mana teori Marxis dalam novel itu, 
tapi dapat merasakannya. Itulah yang membuat Joesoef mengucapkan kata dungu 
di Hari Sastra Indonesia di Paris itu. Nah, kutipan kata dungu dalam kontek 
interogasi Joesoef Isak itulah yang dicuplik Lubis, sehingga ia didakwa telah 
menghina instansi Kejaksaan Agung.

  Kisah lama itu ditulis Lubis sehubungan dengan langkah Kejaksaan Agung 
melarang belasan buku sejarah SMP dan SMU karena tidak mencantumkan kebenaran 
sejarah tentang pemberontakan PKI di Madiun (1948) dan pemberontakan PKI pada 
1965. Itu pemutarbalikan fakta sejarah, kata Muchtar Arifin, Jaksa Agung Muda 
Intelijen, kini Wakil Jaksa Agung RI.

  Dalam kolomnya, Lubis mengkritisi pelarangan buku sejarah itu dari sudut 
kesejarahan belaka. Seandainya ada bahasan ilmiah yang melibatkan sejarawan 
seperti Asvi Warman Adam dan Anhar Gonggong, dan lainnya, mungkin pelarangan 
itu sedikitnya telah bertolak dari pandangan ilmiah, tulis Lubis di Koran 
TEMPO.

  Kebebasan Berpendapat 

  Dalam pembelaannya yang dibacakan pada 21 November 2007 di PN Depok, Lubis 
mantan wartawan Majalah TEMPO (1978-1994) itu mengutip berbagai fakta dalam 
persidangan. Ternyata tak seorang saksi pun yang secara tegas dan meyakinkan 
mengatakan bahwa kata dungu itu berasal dari Lubis. Dua saksi dari Kejaksaan 
Negeri Depok, sekaligus saksi pelapor ke Polres Depok, yakni Pudin Saprudin dan 
Abdul Syukur, semula berkata bahwa kata dungu dalam tulisan itu berasal dari 
Lubis. Kemudian keduanya bimbang setelah dicecar hakim. 

  Akhirnya, keduanya berkata, tidak tahu.

  Beda dengan saksi Susanto SH, juga dari Kejaksaan Negeri Depok, mengatakan 
bahwa kata dungu adalah kutipan dari Joesoef Isak. Keterangan saksi Daru 
Priyambodo selaku Redaktur Eksekutif Koran TEMPO dengan tegas mengatakan bahwa 
kata-kata dungu itu berasal dari Joesoef Isak, bukan terdakwa.

  Saksi Joesoef Isak, mulanya menjelaskan bahwa istilah dungu itu tidak 
sepenuhnya mencerminkan ceramah lisannya di Paris. Tapi mantan Pemred Harian 
Merdeka ini mengaku tak bisa mengulanginya secara persis (beliau sudah berusia 
79 tahun). Namun ketika Lubis memperlihatkan teks pidatonya sehubungan 
karya-karya Pram di Fordham University, New York pada 24 April 1999 di depan 
Majelis Hakim, Joesoef Isak membenarkan. Ia mengakui adanya kata idiocy dalam 
pidatonya di New York tersebut. Ia pun membenarkan beberapa butir teks 
pidatonya di New York, yang dikonfirmasikan terdakwa di depan majelis dan klop 
dengan tulisan terdakwa di Koran TEMPO.

  Joesoef Isak adalah penerima Hadiah Jeri Laber Pour La Liberte De l'edition 
dari Perhimpunan Penerbit Amerika, Partner Pen American Center, April 2004 di 
New York. Selain juga penghargaan dari Australia dan Belanda. 

  Menurut Lubis, teks pidato Joesoef di New York juga dibagikan-bagikan pada 
Hari Sastra Indonesia di Paris pada 

[wanita-muslimah] Let Us Walk

2007-11-20 Terurut Topik Sunny


http://www.arabnews.com/?page=13section=0article=103686d=20m=11y=2007pix=kingdom.jpgcategory=Local%20Press


  The Middle East's Leading English Language Daily 
   
   

  Sunday 18 November 2007 (08 Dhul Qa`dah 1428) 

 
  Let Us Walk 
  Huda Al-Salem . Al-Riyadh -
 

  When will the Kingdom's youth (both men and women) be 
recognized? When will the different governmental sectors acknowledge the 
psychological and physical needs of our youths? When will we establish 
educational centers, recreational facilities, spas and gymnasiums for them?

  To ensure people do not misunderstand my suggestions, I am 
speaking of segregated facilities.

  I believe the questions above will remain unanswered as long 
as some people continue to be convinced that physical recreation leads to women 
becoming corrupt. Women are locked between four walls while exposed to the 
uncensored world of the Internet.

  What a contradiction! One is further forced to ask the reason 
behind this. Is it done to protect women? Are there no other avenues that women 
could pursue to invest their energy and time in? The result of the current 
situation is that women have become the victims of psychological and physical 
illnesses.

  Things are devastating not only for women. Young men also 
have complaints about a lack of specialized facilities catering to their needs. 
The only available options are expensive gyms that cost an individual thousands 
of riyals for a walk on the treadmill and a swim in the pool. As for public 
facilities, they are below standard and are few and far between.

  Do you not think that we should know better? Don't we see the 
negative effects of not exercising on people's health?

  Let us examine walking, for instance. Who believes that women 
in Saudi Arabia dream of walking or jogging early morning to enjoy the fresh 
air? They want to walk in wide areas where they could have some sort of 
personal freedom.

  With all the spacious lands we have in this country, are we 
so limp to provide women with a few kilometers for them to just walk?

  Incidentally, for a few years now the health minister, as 
part of an awareness drive against diabetes, has been sponsoring a campaign to 
encourage people to walk. The percentage of diabetics in the Kingdom is on the 
rise, reaching 46 percent according to the latest statistics.

  There are other fatal and chronic diseases such as cancer, 
osteoporosis, rheumatism and many other illnesses that are caused by a lack of 
aerobic exercises, not to mention the psychological impact walking or jogging 
could have on people to elevate their spirits, bring about optimism and 
self-confidence.

  A few years ago, the Shoura Council agreed to establish 
sports facilities in every neighborhood. The idea was to find places where 
people from the neighborhood of different ages could come together to develop 
their mind and body. I won't even ask when this project will begin.

  Prince Salman Social Center, with separate sections for men 
and women, is a great initiative that should be used as a role model and copied 
elsewhere.

  Nada, 16, believes that I have the power to bring hope and 
take it away. She wrote to me, I dream to have a place near my house where I 
could meet my friends to play, swim, have fun and exercise away from the 
streets and harassers. Can you believe it? When I travel I become extremely 
delighted that I'm going to get a chance to walk?

  I replied, Yes, I do believe you. Why wouldn't I?

 
   
 
  
   
Copyright: Arab News © 2003 All rights reserved. Site designed by: 
arabix and powered by Eima IT 
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] 'A Jihad for Love'

2007-11-20 Terurut Topik Sunny
http://www.iht.com/articles/2007/11/20/opinion/edrashi.php

 


'A Jihad for Love' 
By Rashi Kesarwani

Tuesday, November 20, 2007 
'In Iran, we don't have homosexuals like in your country. The infamous line, 
spoken by President Mahmoud Ahmadinejad of Iran during his speech at Columbia 
University in September, was laughed off by the audience, deconstructed by 
academics, and eventually mocked by the comedian Andy Samberg on Saturday 
Night Live. Ahmadinejad's assertion underscores the poignancy of Parvez 
Sharma's new documentary, A Jihad for Love, which chronicles the travails of 
13 gay Muslims across seven countries - including Iran, where gay people not 
only exist but face severe punishment, even execution, for homosexual conduct.

The Muslims featured in the film struggle to reconcile their faith with their 
sexuality. Their efforts to overcome the inherent contradictions, often in 
places where this most basic human right is under attack, gives new meaning to 
the personal struggle that is at the heart of the Islamic concept of jihad.

In all of the different schools of jurisprudence within Islam, the word 
'jihad' - the greater jihad - is one of personal struggle . . . for the 
betterment of society and certainly for the betterment of [a] person, explains 
Sharma, who is Muslim. After Sept. 11, though . . . the word has been misused 
by extremists within Islam, and that misuse has found a mirror in how . . . 
Western governments or the media in the West portrays Islam.

Although Sharma identifies himself as both gay and Muslim, he says his secular 
upbringing in India shielded him from a potential conflict between his 
sexuality and his religion, which regards homosexuality as sinful. It was after 
Sept. 11 that Sharma felt compelled to come out as a Muslim in the United 
States. A lot of the discourses around Islam were extremely problematic, were 
divisive and were talking about the religion from a framework that was 
certainly not acceptable to me, he explained. This frustration led to A Jihad 
for Love, which presented an opportunity to tell the story of Islam through 
its most unlikely storytellers . . . gay and lesbian Muslims.

Sharma's documentary, six years in the making, is an odyssey through South 
Africa, Egypt, France, Iran, Turkey, India and Canada. But shooting the film 
was no easy task. Sharma was forced to employ guerrilla filmmaking tactics in 
Islamic countries where he knew he would never be granted government permission 
for his taboo subject matter. I would shoot touristy footage on the first 15 
minutes and the last 15 minutes of a tape, hoping that if the tape was actually 
confiscated at customs . . . they would not find the key part of the 
interviews, because they would just scroll through the beginning or the end, 
Sharma says. Luckily, Sharma managed to extradite his footage, over 400 hours 
worth, to the United States, where he whittled the secret lives of his subjects 
down to an 80-minute film.

The documentary's gay and lesbian storytellers take center stage at the outset, 
when two women, Maryam and Maza, visit a mosque in Egypt. There is no voiceover 
narration, so typical of documentary films, to mediate this opening scene; 
instead, the viewer is thrust into the couple's uncertain world of shame and 
secrecy. Their obscured faces on camera serve as a visual reminder of their 
inability to publicly function as lesbians in a Muslim country. There was a 
sense of danger - imminent danger - not only to them, but also to their 
families, Sharma explains. Later in the film, these women are shown consulting 
a reference book on Islam, searching for clues to the religion's stance on 
lesbianism. Although male homosexuality is harshly condemned, for women the 
only punishment is scolding, Maza reads. But Maryam's guilt is palpable: I 
want to be punished, she responds.

Arsham, a gay Muslim from Iran, compares a homosexual in his country to a 
person who opens his mouth to speak only to find his words caught in the 
throat. It is only in exile that Arsham expects to find the freedom to be both 
gay and Muslim. Eventually, he travels to Toronto, where the camera captures 
his emotional arrival. Tearfully, he says he used to wonder, How can I be free 
when so many others can't?

Gay men like Arsham, particularly those from Egypt and Iran, where 
homosexuality is criminalized, have increasingly sought asylum in the West. Yet 
Sharma questions whether any devout gay person can be free - in the East or 
West - when religion is narrowly defined by the clergy.

To illustrate the point, we are introduced to gay refugees in France who 
wrestle with their interpretation of the Koran's passages on homosexuality.

In two scenes that spotlight the tension between Islam and homosexuality, a 
Shiite imam in India and a Sunni imam in South Africa each are shown counseling 
a gay disciple to pray for deliverance from the malady of homosexuality. As the 
camera pans from the imam to 

[wanita-muslimah] Fw: press release kaukus perempuan parlemen untuk ham

2007-11-20 Terurut Topik Yulia Artati


- Forwarded Message 
From: sangumang kusni [EMAIL PROTECTED]
To: Yulia Artati [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, July 3, 2006 8:29:08 AM
Subject: press release kaukus perempuan parlemen untuk ham




Kaukus Perempuan Parlemen 
  untuk 
  Hak Asasi Manusia 
   
  Press Release
  MENGECAM WAKIL PRESIDEN TENTANG PROMOSI 
  TURISME SEKSUAL
 INDONESIA
  
   
  Sehubungan dengan pernyataan wakil presiden Yusuf Kalla pada pembukaan 
seminar tentang strategi pemasaran turisme untuk Timur Tengah yang menyatakan 
persetujuannya terhadap komoditisasi para janda Jawa Barat dan pulau Batam 
dengan ini Kaukus Perempuan Parlemen untuk Hak Asasi Manusia mengecam keras 
pernyataan tersebut, dengan alasan-alasan sebagai berikut :
  Usul tersebut bersifat melecehkan harkat dan martabat para janda 
khususnya dan kaum perempuan pada umumnya karena eksistensi kemanusiaan 
perempuan direduksi semata soal materi melalui transaksi seksual sesaat melalui 
perkawinan bawah tangan merupakan praktek ilegal di mata hukum nasional.
 
 Pernyataan bias pedagang yang hanya memburu keuntungan sendiri secara instan 
dan tidak responsif terhadap resiko bagi para janda pada jangka panjang 
terutama berkaitan dengan isu beban pengasuhan anak dan stigma sosial terhadap 
perempuan serta risiko terjangkit penyakit seksual menular dan HIV/AIDS. 
Pernyataan wakil presiden juga melawan hukum terutama karena menafikan hak anak 
atas pengasuhan orang tua.
  Bahwa pernyataan tersebut tidak sepantasnya dikeluarkan oleh wakil presiden 
terutama di saat parlemen tengah menyusun RUU untuk memerangi praktek 
perdagangan perempuan sebagai respon DPR terhadap masalah perdagangan perempuan 
dan anak dan sebagai bentuk komitmen kepada Rencana Aksi Nasional tentang 
Penghapusan Perdagangan Perempuan ( Keppres nomor 88 tahun 2002) serta 
pelaksanaan dari komitmen pemerintah setelah penandatanganan Konvensi PBB 
tentang Kejahatan
 Transnational Terorganisasi dan Protokol Perdagangan Orang khususnya Perempuan 
dan Anak (Convention on Transnational Organised Crimes and its Protocool on 
Elimenation of Trafficking Women and Children ). Wakil Presiden juga 
mengabaikan fakta bahwa saat ini Indonesia masuk dalam Watch List dan menempati 
peringkat terburuk di dunia dalam memerangi masalah perdagangan perempuan dan 
anak-anak. 
  Bahwa, wakil presiden cenderung mendorong dan meneruskan kebijakan yang 
menumbalkan perempuan (janda) atas kegagalan pemerintah untuk menghapus 
kemiskinan dan menyediakan kebutuhan dasar rakyat miskin. Strategi pembangunan 
dan budgeting yang tidak responsive terhadap kebutuhan rakyat miskin dan 
kepentingan gender justru merupakan penyebab utama kemiskinan para perempuan 
dan janda di Indonesia. 
  Berdasarkan argumen-argumen tersebut di atas dengan ini
 Kaukus Perempuan Perlemen untuk Hak Asasi Manusia menuntut agar Wakil Presiden 
meminta maaf kepada rakyat serta mencabut pernyataannya tersebut.
  A.n Kaukus Perempuan Parlemen untuk HAM
  (Nursyahbani Katjasungkana)
  Badriyah Fayumi (FKB) Dewi Djakse (PDIP)
  Eva Kusuma Sundari (PDIP) Tumbu Saraswati (PDIP) 
  Edimihati (PDIP) Tristanti Mitayani (PAN)
  Elviana (PDIP) Anisah (PKB) 
  Evi Hartati (PDIP) Ribta Tjiptaning (PDIP)
  Anna Muawammah (PKB) Ismayatun
 (PDIP)
  Tuti Lukman (PAN) Nadrah Isahari (PDIP)

 

Yahoo! Mail - now with AutoComplete that helps fill email addresses. 






  

Be a better pen pal. 
Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how.  
http://overview.mail.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] (INFO) Pendaftaran Youth Islamic Study Club

2007-11-20 Terurut Topik rohyat_abadi
Untuk apa hidup?

Hidup untuk apa?

 

 

Tujuan hidup seorang muslim apa ya?

Pacaran boleh ga sih? Apa benar poligami itu halal?

Apa benar bunga bank itu riba? 

Bagaimana mencari ketenangan bathin disaat sulit begini?

Apa bacaan Al Qur'an saya sudah benar?

Dimana ya bisa ikut kajian dengan materi yang terstruktur?

Dimana sih dapat teman gaul yang sholeh dan sholehah?

 

Mungkin kita selama ini mencari jawaban di atas.

Sama-sama yuk kita pelajari Islam dan nambah silaturahmi di...

 
 
Y I S C

( Youth Islamic Study Club )

Al Azhar
 
VISI : membangun komunitas belajar dan berakhlakul karimah

 

MENERIMA ANGGOTA BARU
 
 

Kegiatan Rutin Setiap Hari Minggu

Bimbingan Study Qur'an (BSQ) 

Waktu belajar (08.00-10.00)

Program untuk mempelajari bacaan Al-Qur'an dengan baik dan benar. 
Penempatan kelas berdasarkan kemampuan dan pemahaman peserta sesuai 
tes masuk, teridiri dari : - Tingkat Iqra;- Tajwid;-Tahsin;- Terjemah

Study Islam Intensif (SII)

Waktu belajar (10.00-12.00)

Melalui SII kita distimulasi untuk mempelajari Islam dengan lebih 
komprehensif. Menggunakan metode diskusi interaktif, materi yang 
dibawakan mengenai : -Tauhid ; -Fiqh; - Sejarah; -Muamalah ; -akhlak 
dan lain-lain.

 

Kegiatan lainnya meliputi:

Cahaya Ramadhan Cahaya Masjid (CRCM)

Mengisi Ramadhan dengan berbagai kegiatan seperti, shahur bersama 
kaum dhuafa, buka puasa bersama anak yatim, I'tikaf, muhasabah, dll.

Bakti Sosial (Baksos)

Kegiatan social berupa pengobatan gratis, sunatan massal, donor 
darah, posko bencana alam, dll.

Pembinaan adik asuh YISC (PAYISC)

Pembinaan terhadap adik-adik dari kalangan keluarga kurang mampu. 
Selain menjadi donatur, civitas YISC dapat berperan aktif menjadi 
kakak asuh sebagai pengajar dan pendidik.

Kegiatan Pengembangan Kepribadian

Berupa Self Development Training, Kehumasan, Jurnalistik, Klub 
BAHASA, Tadabur Alam, Jambore, Tafaquh Fiddin

Forum Cinta Ilmu (FCI)

Diskusi Mengenai isu-isu aktual seputar politik, ekonomi, sosial, 
budaya, dan hankam

Forum Dialog (FORDIL)

Dialog tentang agama dan permasalahan umum, dengan menghadirkan 
pembicara yang ahli di bidangnya

 

Kajian Tafsir Tematik

 

Manasik Haji,dll  

 
   

PERSYARATAN :

§  Usia 18-30 tahun

§  Fotocopy KTP/SIM

§  Pendidikan minimal SMU/sederajad

§  Pas Photo 2x3 (2 lbr), 3x4 (2 lbr)

§  Pendaftaran ; Rp.25.000,-

§  Iuran Semester I : Rp. 200.000,-

 

PENDAFTARAN :

Setiap hari s.d 14 Januari 2008

Pukul 10.00 s.d 19.00 WIB

 

TEMPAT PENDAFTARAN :

Sekretariat YISC Al-Azhar

Komp. Masjid Agung AL-AZHAR

Jl. Sisingamangaraja, Keb. Baru

Jakarta Selatan 12110

Telp/Fax : 0217247444 

 

 

CONTACT PERSON :

Hendry:99679856, 
([EMAIL PROTECTED])

 
Acil:08568315619,
([EMAIL PROTECTED])

§




[wanita-muslimah] Azan Berkumandang di Gereja New York

2007-11-20 Terurut Topik Sunny
http://www.antara.co.id/arc/2007/11/19/azan-berkumandang-di-gereja-new-york/

19/11/07 16:53

Azan Berkumandang di Gereja New York

New York (ANTARA News) - Allahu Akbar Allaahu Akbar... Laa Ilaaha Ilallaah, 
demikian azan --panggilan salat bagi kaum muslim-- dilantunkan dari awal hingga 
akhir dengan suara bariton oleh Christopher Herbert dan menggema di Gereja 
Marble Collegiate di kawasan Manhattan, New York.

Suara azan yang dikumandangkan anggota jamaah Marble Collegiate Church itu 
merupakan salah satu acara yang mengawali berlangsungnya dialog segitiga 
kalangan penganut agama Kristen, Yahudi dan Islam di New York, Minggu.

Dialog yang mengusung tema Perspektif dari Tiga Agama tersebut menghadirkan 
tiga pemimpin agama, yaitu pemimpin masyarakat muslim Indonesia Syamsi Ali, 
Pendeta Yahudi Peter J. Rubinstein, dan Pendeta Edwin G. Mulder --mewakili 
komunitas Marble Collegiate Church.

Mengawali sesi dialog, Syamsi Ali, yang juga Ketua Dewan Masjid Al-Hikmah New 
York, membawakan bacaan Alquran Surat Ali Imran ayat 102 yang maknanya 
menekankan bahwa persaudaraan merupakan sebuah karunia. 

Tidak hanya azan, dialog itu juga dimulai dengan pembacaan doa dan puji-pujian 
ala Yahudi dan Kristen. 
Menurut Syamsi, pengumandangan azan oleh salah satu Gereja telah melalui 
konsultasi dengan pihaknya. 

Mereka menanyakan apa yang bisa dibawakan untuk menghormati kedatangan warga 
muslim. Saya katakan azan saja. Beliau (Chrisopher Herbert, red) sendiri 
mengambil sekolah teologi di Universitas Harvard di Boston, kata Syamsi ketika 
menjawab pertanyaan ANTARA tentang berkumandangnya azan di Marble Collegiate 
Church. 

Gereja yang didirikan pada tahun 1854 itu sendiri dipadati oleh ratusan anggota 
Gereja serta beberapa warga muslim dan Yahudi.


Dialog segitiga --Islam, Kristen, Yahudi-- berlangsung santai karena ketiga 
pemimpin agama kerap saling melontarkan gurauan. 

Sekarang dia dulu yang jawab, kata Rubenstein sambil menunjuk Syamsi Ali 
ketika Pendeta Mulder mengajukan pertanyaan kedua kepadanya. 

Oh, terima kasih karena memberikan kesempatan duluan kepada yang paling muda, 
kata Syamsi yang disambut tawa gemuruh dari jamaah. 

Bertindak sebagai moderator, Pendeta Mulder mengajukan lima pertanyaan kepada 
Syamsi dan Rubenstein, yaitu apa pedoman dan prinsip agama yang dianut; masalah 
terkini yang menjadi keprihatinan masing-masing; apa peranan rumah ibadah 
masing-masing dalam bidang politik; apa artinya saling menghormati; serta 
bagaimana mereka merayakan Hari Pernyataan Terima Kasih. 

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab secara singkat oleh Syamsi, Rubenstein 
dan Mulder. 

Tentang masalah terkini, Syamsi menjawab bahwa persepsi yang salah tentang 
Islam adalah salah satu isu yang saat ini sangat memprihatinkan. 

Prihatin karena ada kesalahpahaman terhadap Islam, juga adanya Islamophobia 
(ketakutan akan Islam, red). Media sangat berperan besar dalam membangun 
pemahaman, kata Syamsi. 

Rubenstein melihat perdamaian dengan keadilan sebagai masalah serius yang harus 
diwujudkan sementara Pendeta Mulder menyebut rasisme sebagai salah satu masalah 
besar dan memprihatinkan. 

Tentang peranan rumah ibadah dalam bidang politik, ketiga pemimpin agama 
memberikan jawaban serupa, yaitu berusaha mendorong jamaahnya untuk melihat 
masalah-masalah yang berada di sekililingnya dan bagaimana mereka dapat 
berkontribusi untuk memecahkannya. 

Untuk isu Hari Pernyataan Terima Kasih, Syamsi menerangkan bahwa setiap waktu 
bagi muslim adalah pernyataan terima kasih. 

Kami dibiasakan untuk selalu mengucapkan kata `Alhamdulillahi Robbil 
`Alamiin`, ujarnya. 

Sambil menutup sesi dialog, Pendeta Mulder menyebut berlangsungnya dialog 
segitiga sebagai hal yang khusus yang mewarnai Thanksgiving. 

Seperti diungkapkan Mulder, dialog seperti pada hari Minggu itu telah memasuki 
tahun ke-15.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Re: Saudi: Korban Perkosaan Massal Divonis 200 Cambukan

2007-11-20 Terurut Topik Dwi W. Soegardi
On Nov 19, 2007 10:32 PM, Dwi W. Soegardi [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Pengacara korban mengajukan banding dan menuntut agar
 pengadilan menjatuhkan hukuman yang lebih berat kepada
 para terpidana.
 Memang kemudian hukuman dinaikkan sampai 9 tahun penjara,
 tetapi apa lacur, hukuman untuk korban perkosaan juga
 ditambah menjadi 200 dera dan 6 bulan penjara,
 atas perbuatan korban yang berbicara kepada media massa.
 Selain itu, pengadilan mencabut lisensi sang pengacara!


berikut ini keterangan Pemerintah Saudi:
- Pengacara korban diskorsing karena melanggar aturan dan tidak
menghormati pengadilan
- Hukuman dera dinaikkan jadi 200 karena ada bukti baru yang memberatkan korban.
- Pengadilan dilaksanakan sesuai prosedur, dan perempuan korban
perkosaan, teman laki-lakinya berkhalwat, dan para penculik dan pelaku
pemerkosa, semua menerima keputusan pengadilan.
- Menuduh pihak-pihak lain -media, Human Right Watch, lembaga advokasi
hak-hak perempuan- memperkeruh suasana dan mencari sensasi.

Ada yang bisa memberi pencerahan soal ini?

salam,
DWS


Saudi: Why we punished rape victim

* Story Highlights
* NEW: Justice will prevail at end of legal process, says Saudi
ambassador to U.S.
* Justice Ministry acknowledges woman's lawyer is no longer on the case
* Court more than doubled woman's original sentence of 90 lashes to 200
* U.S. State Department spokesman: U.S. officials expressed our
astonishment

(CNN) -- The Saudi Justice Ministry Tuesday issued a clarification
of a court's handling of a rape case and the increased punishment --
including 200 lashes --meted out to the victim.

The case, which has sparked media scrutiny of the Saudi legal system,
centers on a married woman. The 19-year-old and an unrelated man were
abducted, and she was raped by a group of seven men more than a year
ago, according to Abdulrahman al-Lahim, the attorney who represented
her in court.

The woman was originally sentenced in October 2006 to 90 lashes. But
that sentence was more than doubled to 200 lashes and six months in
prison by the Qatif General Court, because she spoke to the media
about the case, a court source told Middle Eastern daily newspaper
Arab News.

Al-Lahim told CNN his law license was revoked last week by a judge
because he spoke to the Saudi-controlled media about the case.

In a statement issued to CNN, Saudi Ambassador to the United States,
Adel al-Jubeir said, This case is working its way through the legal
process. I have no doubt that justice will prevail.

The Justice Ministry acknowledged in its statement Tuesday that the
attorney is no longer on the case, saying he was punished by a
disciplinary committee for lawyers because he exhibited disrespectful
behavior toward the court, objected to the rule of law and showed
ignorance concerning court instructions and regulations.

It added that the permanent committee of the Supreme Judicial Council
recommended an increased sentence for the woman after further evidence
against her came to light when she appealed her original sentence.

The judges of that committee also increased the sentences for the
perpetrators based on the level of their involvement in the crime.
Their sentences -- which had been two to three years in prison -- were
increased to two to nine years, according to al-Lahim.

The ministry also said it welcomes constructive criticism and insisted
that the parties' rights were preserved in the judicial process.

We would like to state that the system has ensured them the right to
object to the ruling and to request an appeal, the statement
continued, without resorting to sensationalism through the media that
may not be fair or may not grant anyone any rights, and instead may
negatively affect all the other parties involved in the case.

The statement also described the progress of the woman's case and
explained that it was heard by a panel of three judges, not one judge
as mentioned in some media reports.

It said the case was treated normally through regular court
procedures, and that the woman, her male companion and the
perpetrators of the crime all agreed in court to the sentences handed
down.

In Washington, State Department spokesman Sean McCormack said U.S.
officials had expressed our astonishment at the sentence, though not
directly to Saudi officials. It is within the power of the Saudi
government to take a look at the verdict and change it, he added.

White House homeland security adviser Frances Townsend, who announced
her resignation Monday, called the case absolutely reprehensible but
told CNN's American Morning the Saudis deserve credit for their
assistance in battling terrorism. This case is separate and apart
from that, and I just don't think there's any explaining it or
justifying it, she added.

The case has sparked outrage among human rights groups.

This is not just about the Qatif girl, it's about every woman in
Saudi Arabia, said Fawzeyah al-Oyouni, founding member of the newly
formed Saudi Association for the 

[wanita-muslimah] Mohon pencerahan please.....

2007-11-20 Terurut Topik kayung
Assalamu'alaykum Members WM yg Budiman...
saya mohon pencerahannya untuk masalah yg sedang dialami sahabat saya.
Begini, sahabat saya tuh lagi dirundung kesedihan karena kekasihnya 
dipaksa sama ibunya untuk menikah dengan gadis lain. Terus kekasihnya 
mau nekat melarikan diri dengan sahabat saya tapi takut durhaka. Yg 
ingin saya tanyakan; ada nggak dalam Al Qur'an atau hadist Nabi SAW yg 
membolehkan muslim dewasa untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri 
termasuk pasangan hidup. Tolong sekali bagi Members WM yg mau membantu 
dijelaskan secara detail ya termasuk ayat apa dan bunyinya serta 
artinya hehehhe serakah nih saya :))
Terus satu pertanyaan lagi, kalau maksa memilih pasangan hidup sendiri 
tapi ngga direstui sama orang tua tuh apa durhaka ya???

Segitu dulu pertanyaan saya yg perlu pencerahan.
Terimakasih banyak sebelumnya untuk Members yg sudi memberi pencerahan.

wa salam
kayung



[wanita-muslimah] Re: Mohon pencerahan please.....

2007-11-20 Terurut Topik rsa
mohon maaf sebelumnya, mungkin tanggapan saya tidak pas dengan apa 
yang diminta:

saya tergelitik menanggapi kondisi teman anda ini, karena terus 
terang sangat klise, sejak saya kecil sudah berulang kali hal ini 
terjadi dengan beragam latar belakang ... bla bla bla ... tapi baru 
sekarang ada yang prihatin dan larinya nanya apa ada ayat dan 
hadisnya soal durhaka pada orang tua dalam konteks asmara-jodoh.

tanggapan saya ini: apa yang menjadi landasan hubungan teman anda dan 
kekasihnya (yang dalam islam setahu saya tidak ada kekasih sebelum 
ijab-kabul alian nikah resmi sesuai syariat) ini, nafsu atau ibadah? 
lalu apa makna lembaga pernikahan buat teman anda dan kesasihnya ini? 
terakhir, apa makna orangtua bagi mereka?

silakan tanyakan dulu kepada teman anda terutama, baru cari dalil 
sekiranya masih ingin mencari pembenaran pelampiasan nafsu asmara 
ini ...

salam,
satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, kayung [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Assalamu'alaykum Members WM yg Budiman...
 saya mohon pencerahannya untuk masalah yg sedang dialami sahabat 
saya.
 Begini, sahabat saya tuh lagi dirundung kesedihan karena kekasihnya 
 dipaksa sama ibunya untuk menikah dengan gadis lain. Terus 
kekasihnya 
 mau nekat melarikan diri dengan sahabat saya tapi takut durhaka. Yg 
 ingin saya tanyakan; ada nggak dalam Al Qur'an atau hadist Nabi SAW 
yg 
 membolehkan muslim dewasa untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri 
 termasuk pasangan hidup. Tolong sekali bagi Members WM yg mau 
membantu 
 dijelaskan secara detail ya termasuk ayat apa dan bunyinya serta 
 artinya hehehhe serakah nih saya :))
 Terus satu pertanyaan lagi, kalau maksa memilih pasangan hidup 
sendiri 
 tapi ngga direstui sama orang tua tuh apa durhaka ya???
 
 Segitu dulu pertanyaan saya yg perlu pencerahan.
 Terimakasih banyak sebelumnya untuk Members yg sudi memberi 
pencerahan.
 
 wa salam
 kayung





[wanita-muslimah] Re: [Urangawak] Tuanku Nan Renceh dalam Perang Paderi

2007-11-20 Terurut Topik radityo djadjoeri
dari milis urangawak

Wady Afriadi [EMAIL PROTECTED] wrote:  Kontroversi Kaum Paderi: Jika 
Bukan Karena Tuanku Nan Renceh 
.fullpost{display:inline;} 




Keterangan foto: Benteng Fort de Kock di Bukittinggi (1826). Seorang panglima 
Paderi dengan pedang dan al-Qur'an dalam kantong kain yang digantungkan di 
leher mengawasi benteng itu dari kejauhan.

Sumber: H.J.J.L. Ridder de Stuers, De vestiging en uitbreiding den Nederlanders 
ter Westkust van Sumatra, Deel 1, Amsterdam: P.N. van Kampen, 1849: menghadap 
hlm. 92

Oleh Suryadi


Masyarakat Minangkabau masa lampau pernah merasakan pengalaman pahit akibat 
radikalisme agama. Di awal abad ke-19, demikian catatan sejarah, dekadensi 
moral masyarakat Minang sudah tahap lampu merah. Golongan ulama kemudian 
melancarkan gerakan kembali ke syariat, membasmi bid’ah dan khurafat. Mereka 
melakukannya dengan pendekatan persuasif melalui dakwah dan pengajian. Namun, 
kemudian muncullah seorang yang radikal dan militan di antara mereka: ia 
bersama pengikutnya memilih jalan kekerasan. Akibatnya, pertumpahan darah 
antara sesama orang Minangkabau tak terhindarkan, yang menorehkan lembaran 
hitam dalam sejarah Minangkabau. Siapa lagi ulama yang radikal itu kalau bukan 
Tuanku Nan Renceh.

Ingat nama Tuanku Nan Renceh, ingat pada Perang Paderi. Dialah panglima Paderi 
yang paling militan dan ditakuti. Sosoknya tidak sejelas namanya yang sudah 
begitu sering disebut dalam buku-buku sejarah. Tak banyak data historis 
mengenai dirinya. Hanya ada catatan-catatan fragmentris yang terserak di 
sana-sini. Tulisan ini mencoba merekonstruksi sosok Tuanku Nan Renceh 
berdasarkan berbagai catatan tersebut, baik yang berasal dari sumber asing 
(Belanda) maupun dari sumber pribumi sendiri.

Tuanku Nan Renceh berasal dari Kamang Ilia, Luhak Agam. Kurang jelas kapan 
persisnya ia dilahirkan, tapi pasti dalam paruh kedua tahun 1870-an. Tak ada 
catatan historis mengenai masa mudanya. Namun, sedikit banyak dapat 
direkonstruksi melalui satu sumber pribumi, yaitu Surat Keterangan Syekh 
Jalaluddin (SKSJ) karangan Fakih Saghir, salah seorang ulama Paderi dari 
golongan moderat (lihat transliterasi SKSJ oleh E. Ulrich Kratz dan Adriyetti 
Amir: Surat Keterangan Syeikh Jalaluddin Karangan Fakih Saghir. Kuala Lumpur: 
DBP, 2002).

Menurut SKSJ (yang ditulis sebelum tahun 1829), di masa remaja Tuanku Nan 
Renceh, di darek (pedalaman Minangkabau) muncul seorang lama berpengaruh, yaitu 
Tuanku Nan Tuo di Koto Tuo, Ampat Angkat. Banyak orang belajar agama kepadanya, 
yang datang dari berbagai nagari di Minangkabau, termasuk pemuda (Tuanku) Nan 
Renceh. Murid-murid Tuanku Nan Tuo yang sebaya dengan Tuanku nan Renceh antara 
lain Fakih Saghir. Mangaraja Onggang Parlindungan dalam bukunya yang 
kontroversial, Tuanku Rao ([Djakarta]: Tandjung Pengharapan, [1964]:129) 
mengatakan bahwa Tuanku Nan Renceh juga belajar agama Islam ke Ulakan.

Tahun-tahun terakhir abad ke-18 Tuanku Nan Renceh sudah aktif berdakwah bersama 
sahabatnya, Fakih Saghir. Mereka “berhimpun...dalam masjid Kota Hambalau di 
nagari Canduang Kota Lawas” (Kratz  Amir: 23). Mereka telah berdakwah selama 
empat tahun lamanya sebelum kemudian Haji Miskin (salah seorang pencetus 
Gerakan Paderi) pulang dari Mekah pada tahun 1803 (ibid.:25). Berarti, paling 
tidak Tuanku Nan Renceh, yang waktu itu masih seorang ulama muda, sudah aktif 
berdakwah sejak tahun 1799, beberapa tahun sebelum gerakan Paderi resmi dimulai 
oleh Haji Miskin, Haji Sumaniak, dan Haji Piobang.

Tampaknya bintang Tuanku Nan Renceh cepat bersinar, dan itu karena satu hal: 
sikapnya yang sangat radikal dan militan. Ia segera melibatkan diri sepenuh 
hati dan jiwa ke dalam Gerakan Paderi. Ini mungkin karena berita tentang Negeri 
Mekah yang didengarnya dari tiga haji yang baru pulang dari sana. Tak ada bukti 
bahwa Tuanku Nan Renceh pernah menginjakkan kaki di Tanah Suci. Tapi sudah 
biasa terjadi dalam soal Islam bahwa pendengar jadi lebih fanatik daripada yang 
mengalami sendiri pergi ke Mekah.

Di awal tahun 1820-an Tuanku Nan Renceh sudah menjadi salah seorang komandan 
perang Kaum Paderi yang menguasai lima nagari, yaitu Kamang, Bukik, Salo, 
Magek, dan Kota Baru. Ia dan pasukannya sangat ditakuti: bila mereka menyerang 
suatu nagari dapat dipastikan bahwa nagari itu menderita. Tarup (lumbung padi) 
dan rumah dibakar, penduduk yang melawan dibunuh atau ditawan. Fakih Saghir 
dalam SKSJ menggambarkan aksi bengis pasukan Tuanku Nan Renceh ketika menyerang 
nagari Tilatang: “Maka sampailah habis nagari Tilatang dan banyaklah [orang] 
berpindah dalam nagari; dan sukar menghinggakan ribu laksa rampasan, dan orang 
terbunuh dan tertawan lalu kepada terjual, dan [wanita] dijadikannya gundi’nya 
[gundiknya]”. Yang melakukan perbuatan kejam itu kebanyakan pengikut Tuanku Nan 
Renceh dari Salo, Magek, dan Kota Baru, sehingga pihak lawan menghina mereka 
dengan istilah “kerbau yang tiga kandang” (Kratz  Amir: 37), sebab perbuatan 
mereka dianggap sudah sama dengan 

[wanita-muslimah] Re: Mohon pencerahan please.....

2007-11-20 Terurut Topik Chae
Rada pesimis juga dengan persepsi kita terhadap konteks dari durhaka
terhadap orang tua. Memang apa sih defenisi dari durhaka itu?


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, kayung [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Assalamu'alaykum Members WM yg Budiman...
 saya mohon pencerahannya untuk masalah yg sedang dialami sahabat saya.
 Begini, sahabat saya tuh lagi dirundung kesedihan karena kekasihnya 
 dipaksa sama ibunya untuk menikah dengan gadis lain. Terus kekasihnya 
 mau nekat melarikan diri dengan sahabat saya tapi takut durhaka. Yg 
 ingin saya tanyakan; ada nggak dalam Al Qur'an atau hadist Nabi SAW yg 
 membolehkan muslim dewasa untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri 
 termasuk pasangan hidup. Tolong sekali bagi Members WM yg mau membantu 
 dijelaskan secara detail ya termasuk ayat apa dan bunyinya serta 
 artinya hehehhe serakah nih saya :))
 Terus satu pertanyaan lagi, kalau maksa memilih pasangan hidup sendiri 
 tapi ngga direstui sama orang tua tuh apa durhaka ya???
 
 Segitu dulu pertanyaan saya yg perlu pencerahan.
 Terimakasih banyak sebelumnya untuk Members yg sudi memberi pencerahan.
 
 wa salam
 kayung





[wanita-muslimah] Re: TERKEJUT....!

2007-11-20 Terurut Topik rsa
lucu juga orang yang anda temui sabtu siang itu, mas Bina ... dan 
lebih lucu lagi, dia tidak tahu apa itu MUI, sehingga membuat 
pernyataan yang tidak karuan juntrungannya ...

TERTAWA ...!

thanks buat intermezzo-nya ... ;-)

satriyo

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, binasmara [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Sabtu siang, aku bertemu seseorang yang 
 ngaku: aku ini seorang yang murtad 
 dua kali.. hahaha, tapi ya wis... pek-peken 
 kabeh...
 
 Lho Apa, sebab Sampeyan berkata begitu?
 Habis, wong kita ini ternyata guoblog-2
 semua. Dikasih ajaran yang 'katanya' saja
 jadi beringasnya mintak ampun.. Menuduh
 kesana kemari...
 
 Sik-sik to, Mbah... ini urusan apa?
 Lhah gak mudheng ae koen iku. Itu lho MUI
 itu, masak lembaga yang tak punya dasar
 eksistensinya kok sewenang-wenang... haha.
 Hayo Sampeyan cari, Bina... apa dasar yang
 dapat dianggap melegalkan MUI mengeluarkan
 fatwa sesat untuk Mossadech itu? Di KUHAP
 kagak ada, di UUD-45 apalagi... malah UUD
 45 sudah dilanggar oleh semuanya...
 Sebagai misal nih, alasan menodai agama..
 lho agama apa? Lha kalau dia dah ngaku nabi
 ya otomatis punya agama sendiri toh ya?
 
 Meresahkan agama... wuik.. di Indonesia ini
 kan ada 6 agama yang resmi diakui, ini pun
 justru melecehkan 'agama' asli Indonesia...
 hahahaha.. Lha kudunya MUI itu tanya dulu
 kepada para dewan agama-agama yang lain.
 Ke Khong Hu Chu, ke Buddha, Ke Hindu, Ke
 Kristen dan Katolik... resah gak? Terganggu
 gak? Kalau memang semua merasa resah dengan
 si Al Masih al Mawud itu, barulah dengan
 resmi pemerintah (menteri agama, tentunya)
 menyatakan bahwa ajaran si Masih Mawud
 itu sesat lha ini kagak
 
 Waaa lha kalau itu justru umatnya MUI
 dong yang menistakan agamanya...
 
 Weeh... contohnya?
 Sering di setiap ruas jalan, Mbah, aku
 menemui drum di tengah jalan, pakai raungan
 ayat-ayat suci atau lagu-lagu arabiah,
 pada menadahkan tangan tuh.. Katanya buat
 bangun rumah Allah lholholho
 ini kan?
 
 Huusssy.. jangan gitu...
 
 Bina





Re: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya

2007-11-20 Terurut Topik Achmad Chodjim
Amit-amit jabang bayi, Mas Satriyo. Saya tidak akan melamar sesuatu yang tidak 
ditawarkan. Bahkan ditawari saja, kalau itu hanya permainan saya tak mau 
menerima. Dalam hidup ini, saya pernah ditawari untuk menduduki posisi kepala 
bagian pertamanan kota pada awal tahun 1975. Saya undur diri dari jabatan 
tersebut setelah pada posisi itu bau korupsi.

Saya pernah ditawari posisi dirut (tahun 1991) anak perusahaan konglomerat 
yang lagi jaya-berjaya pada masa orba. Sekali lagi, saya undur diri, karena ada 
bau yang sama.

Bahkan ada seorang teman yang menominasikan saya untuk salah satu kandidat 
menteri agama, tapi saya menyatakan bahwa saya tidak mau duduk sebagai menteri 
agama selama jabatan itu merupakan permainan politik!

Wasalam,
chodjim



  - Original Message - 
  From: rsa 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, November 16, 2007 11:04 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-Qiyadah Agar 
Umat Tak Terperdaya


  Saya dukung deh kalo mas ngelamar ke pak pres buat jadi staf khusus 
  masalah peristilahan jadi biar bisa kyk jepang gitu mas, tertib dalam 
  (hampir) segala hal ...!

  satriyo

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Ki Denggleng,
   
   Inilah yang memrihatinkan saya. Banyak tokoh masyarakat di Republik 
  ini yang tidak paham terhadap budayanya sendiri, sehingga tidak dapat 
  membedakan antara takhayul, klenik, dan mistik. Ketiga kosa kata 
  tersebut berlain-lainan asalnya. 
   
   Takhayul jelas berasal dari bahasa Arab takhayyul yang artinya 
  imajinasi, fantasi; delusi, halusinasi.
   
   Klenik jelas berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya makrifat, 
  atau ilmu-ilmu tentang ketuhanan, sangkan paraning dumadi. Jadi, 
  setiap orang yang beragama pasti hidup berklenik ria.
   
   Mistik berasal dari mystique (Perancis) yang artinya kekuatan 
  misteri atau rahasia seni yang hanya dipahami praktisinya.
   
   Oleh karena itu, saya setuju dengan Ki Denggleng bahwa di Jepang 
  yang mengesahkan setiap kosa kata serapan atau kosa kata baru adalah 
  kaisar. Dengan demikian semua pengguna atau pemakai kosa kata ada 
  rujukannya. Tidak seperti di Indonesia, kosa kata dilemparkan oleh 
  berbagai pihak dengan makna yang sewenang-wenang, sehingga sesuatu 
  yang benar bisa dianggap salah. Contohnya, ya pemakaian ketiga kata 
  tadi. Lha, ketika orang Jawa membahas Sangkan Paraning Dumadi (Inna 
  lillaahi wa inna ilayhi raaji'uun), jelas ilmu yang membahas untuk 
  itu disebut klenik. Keimanan adalah klenik. Tapi, makna ini dirusak 
  oleh banyak tokoh Islam yang tidak paham makna klenik. Maka, jangan 
  heran kalau orang Indonesia menjadi bodoh. Apa yang kita sebut mistik 
  sebenarnya supernatural yaitu kepercayaan tentang hantu atau 
  makhluk halus. Jadi, kepercayaan tentang hantu bukanlah wilayah 
  mistik, juga bukan mysticism [Yunani, mystes]. Di fakultas devine 
  ada jurusan mysticism, yang dikaji perihal praktik hubungan 
  langsung dengan dunia ketuhanan melalui kontemplasi dan meditasi.
   
   Kita perlu pemimpin yang berwawasan dan mampu mengarahkan bangsa 
  ini menuju yang benar.
   
   Wasalam,
   chodjim 
   
   - Original Message - 
   From: Ki Denggleng Pagelaran 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:04 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-
  Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya
   
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 efikoe@ wrote:
Dalam pidatonya, Presiden Yudhoyono mengaku menerima masukan 
  dari 
   Menteri
Agama dan MUI. Kemudian meminta agar aparat tegas terhadap 
  sesuatu 
   yang
bersifat tahayul, klenik, dan mistik. Kita harus melakukan 
  langkah 
   tegas
terhadap paham, aliran sesat, dan menyesatkan, tegasnya.
Dalam sambutannya, Presiden meminta peran yang lebih besar dari 
  MUI 
   untuk
memerangi paham atau aliran menyesatkan. Saya memohon kepada 
  MUI agar
berdiri di depan untuk menyelamatkan umat dari kemungkaran. 
  Memerangi
kemungkaran dengan cara yang tidak munkar, katanya. (okz/rif)

-- 
   
   Wuuuik... gimana nih Ustad Chodjim... yang
   tahayul, klenik dan mistik itu yang siapa?
   buingung dhewek aku. Jare-jarene... kata-
   katanya, kok ya kemana-mana gini ya?
   
   =nuhun=
   
   
   
   
   
   [Non-text portions of this message have been removed]
  



   

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun

2007-11-20 Terurut Topik Achmad Chodjim
Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta phala yang artinya buah atau 
balasan. Setiap agama mengajarkan konsep pahala. Yang saya sayangkan ialah 
penyalah-gunaan konsep pahala. Misalnya, korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 
juta. Oleh karena Tuhan hanya menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang 
dibuat, maka kesalahan koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 
250 juta akan dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5 
milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala sebesar 1,5 milyar; 
maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, hahaha.. 

Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara terus korupsi 
Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, sehingga air minum yang dari 
Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih harus diberi label halal. Bagaimana 
ini MUI koq malah melanggar Alquran?

Wasalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: rsa 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun


  ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba 
  runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah 
  asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada 
  padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata 
  yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?!

  satriyo

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki
   agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;))
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
   
Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi 
  menjauhkan 
kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, 
  soale 
ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa 
direkonsiliasi atau dikonsolidasi.

Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit 
  itu 
belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi.

Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) 
dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti 
  itulah. 
Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita 
disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri. 
  Duh, 
dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus 
  utang. 
Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok 
  jadi 
nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini.

Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India 
termasuk tetangga2nya...hehehe..

Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, 
  tapi 
apa yang dihitung itu bisa beda2. Dan kita juga komunal kok, 
  semua 
orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2.

Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) 
  kalo 
itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik 
  lahiriah 
yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim 
  seperti 
di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api 
batuk, ini ngagetin.

Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah 
psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi 
mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae.

Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber 
pendapatan karena alamnya keras. India alamnya ekstrim tapi 
  jelas 
lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, 
kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya 
agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India 
  itu 
di garda terdepan).

Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena 
  udah 
di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya 
sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. 

Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak 
berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik -

terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri. 
Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus 
  (udah 
dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita 
  yang 
unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan 
  para 
nabi palsu.

salam
Mia


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
chairunisa_mahadewi@ wrote:

 Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung
 menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan 
  budaya 
asli
 dari masyarakat kita.
 
 Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat 
komunalnya
 dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara
 

Re: [wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-20 Terurut Topik Achmad Chodjim
Nabi dalam bahasa Arab ialah orang yang menerima berita dari Tuhan. Rasul dalam 
bahasa Arab ialah orang yang menjadi utusan Tuhan. Dus, menurut kriteria 
Alquran seseorang tidak bisa menganggap rasul pasti nabi dan nabi belum tentu 
rasul. Ini adalah pernyataan ulama di zaman pertengahan. Artinya, tidak 
didukung oleh pernyataan Alquran maupun Hadis.

Kosa kata nabi dalam bahasa Jawa Kuna artinya wudel, puser. Dari perjumpaan 
kata Arab nabi dan kata Jawa nabi lahirlah pemahaman bahwa pada setiap diri 
ada nabinya. Dalam bahasa Alqurannya li kulli ummah rasuul, setiap orang itu 
ada rasulnya. Itulah sebabnya dalam paham Islam Jawa, setiap orang harus 
berusaha hidup atas tuntunan rasulnya, alias nuraninya.

Wasalam,
chodjim
 
 
  - Original Message - 
  From: rsa 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, November 16, 2007 11:56 AM
  Subject: [wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak 
bersyarat


  nah lohhh ... selama ini memang nabi itu dikira apa to?

  mas chodjim, jadi penasaran nih, menurut mas, nabi dan rasul itu beda 
  ya? dalam tradisi nusantara ada ga padanannya?

  satriyo

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   seperti biasa Mba Mia bisa menjelaskannya jauh lebih baik sehingga
   saya pun tercerahkan:) jadi yang di larang itu dan bersifat dzalim
   adalah perbuatan berbohongnya???;) setuju dech..
   
   Mba Lina, kalau di lihat lagi sejarah dulu... kebanyakan jalan karir
   menjadi Nabi itu memang enggak mulus...ada yang dibakar, di usir,
   disalib, dibilang orang gila, dibilang tukang sihir...
   
   Kan ada pepatah kalau telor walau keluar dari pantat ayam diambil 
  biar
   dari pantat kyai/ulama/profesor kalau memang kentut yaaa lari..
   
   Nah soal Nabi..memang apa definisi Nabi itu
   
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
   
Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham.

mari bicara tentang orang yang mengaku nabi.

Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan 
kalimat ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. 
Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet 
wahyu malah bilang dapet wahyu. 

Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu 
  apa 
nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan?

(Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini 
gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' 
Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please 
  dong 
ah..)

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
linadahlan@ wrote:

 Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum 
siapa 
 tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di 
  Qur'an 
 kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
 
 toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi 
  BOLEH 
GAK 
 nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-)
 
 tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa 
  orang2 
 spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah 
 Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri 
  MGA,ya 
 Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna 
  [ya 
 Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak!
 
 wassalam,
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote:
 
  Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas 
  dibaca: ..padahal 
 tidak 
  ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan 
  menghukum 
 nabi 
  palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, 
  ngakunya 
 dapet 
  wahyu. Itu namanya berbohong.
  
  emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti 
  menghukum/melarang 
 orang 
  yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong 
  yang 
 ngaku 
  nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita 
  mau 
  playing God...:-)
  
  salam
  Mia
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan 
  linadahlan@ wrote:
  
   Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di 
  Qur'an 
 kita 
   tidak boleh ngaku Nabi??;)) 
   
   jawab Allah: lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih 
   lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg 
   mengatakan...]
   
   Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita 
  boleh 
   berlaku zalim??
   
   he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina.
   
   wassalam,
   
   -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
   chairunisa_mahadewi@ wrote:
   
Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur 
 urusan 
   Gusti
Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti
Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)

[wanita-muslimah] Pemimpin yang tak paham rakyatnya

2007-11-20 Terurut Topik arish04
Pemimpin yang tak paham rakyatnya
Bias penandatanganan ASEAN Charter

Kabar buruk tentang nasib buruh migran Indonesisa ternyata tidak hanya
berupa tindak kekerasan dan perlakukan sewenang-wenang dari para
majikan. Namun bisa juga berasal dari sang pemimpin negara.
Penandatangan ASEAN Charter oleh 10 pemimpin negara ASEAN, pada 20
November 2007 lalu menjadi kado akhir tahun yang buruk bagi para buruh
migran Indonesia.

ASEAN Charter dimata 10 pemimpin negara di kawasan Asia Tenggara ini
pengaturan ekonomi yang berorientasi pada investasi menjadi lebih
penting dari pada mengurusi rakyatnya yang menjadi buruh migran. Para
pemimpin ini menjadi tidak paham apa yang seharusnya diberikan untuk
kepentingan rakyatnya.

selengkapnya di :
http://www.iwork-id.org/index.php?action=news.detailid_news=63



[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat

2007-11-20 Terurut Topik rsa
matur suwun mas. Saya memang meminta pendapat mas, tapi apakah ini 
murni olah-fikir mas sendiri, atau ada referensi yang mas gunakan? 
Misalnya ketika mas bilang Ini adalah pernyataan ulama di zaman 
pertengahan; apakah bisa mas sebutkan siapa ulama dimaksud? Lalu, 
yang mas maksud dengan lanjutan pernyataan mas, Artinya, tidak 
didukung oleh pernyataan Alquran maupun Hadis. ini apakah artinya 
ulama yang mas maksud itu sama sekali tidak menyandarkan pendapatnya 
yang mas kutip itu kepada Alquran dan Hadis? Penasaran juga ingin 
tahu identitas ulama mas ini ...

Lalu menurut mas, apakah Alquran dan Hadis tidak menjelaskan sama 
sekali apa itu Nabi dan apa itu Rasul termasuk persamaa dan 
perbedaannya, tersirat/implisit/between the line (baik deduktif atau 
deduktif) sekalipun? Jika memang tidak ada yang jelas alasannya si 
ulama mas itu tidak menggunakan Alquran dan Hadis. Masuk akal bagi 
saya.

Menarik juga menilik kaitan 'nabi' arab dan 'nabi' jawa kuna. 
Pertanyaan saya, saat para wali mendakwahkan islam di tanah jawa, 
apakah masih ada jawa kuna atau tidak? Artinya apakah memang ada 
bukti yang bisa menunjukkan 'nyambungnya' dua 'nabi' arab dan jawa 
kuna ini, bukan sekadar asumsi liar atau tebak2an intelek saja?

Terakhir mas, mengapa mas terjemahkan 'ummah' dengan 'manusia'? Dan 
bukankah ada hadis yang menjelaskan bahwa maksud dari ayat ini bahwa 
adalah tiap ummat itu Allah utus Nabi dan atau Rasul, bukan seperti 
yang kangmas jelaskan? ummat di sini bukankah berarti kumpulan 
orang/manusia?

walikulli ummatin rasuulun fa-idzaa jaa-a rasuuluhum qudhiya baynahum 
bialqisthi wahum laa yuzhlamuuna 

[10:47] Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang 
rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan 
mereka (sedikitpun) tidak dianiaya. 

ayat lain yang nampaknya mirip, 

walaqad ba'atsnaa fii kulli ummatin rasuulan ani u'buduu allaaha 
waijtanibuu alththaaghuuta faminhum man hadaa allaahu waminhum man 
haqqat 'alayhi aldhdhalaalatu fasiiruu fii al-ardhi faunzhuruu kayfa 
kaana 'aaqibatu almukadzdzibiina 

[16:36] Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat 
(untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut 
itu, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk 
oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti 
kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan 
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-
rasul). 

atau juga ini,

tsumma arsalnaa rusulanaa tatraa kulla maa jaa-a ummatan rasuuluhaa 
kadzdzabuuhu fa-atba'naa ba'dhahum ba'dhan waja'alnaahum ahaadiitsa 
fabu'dan liqawmin laa yu/minuuna 

[23:44] Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami 
berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat 
itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan 
sebagian yang lain1004. Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), 
maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman. 

sedangkan ayat berikut, hemat saya, janji Allah buat para pendusta, 
pemutar balik ayat-ayat-NYA,

wayawma nahsyuru min kulli ummatin fawjan mimman yukadzdzibu bi-
aayaatinaa fahum yuuza'uuna 

[27:83] Dan (ingatlah) hari (ketika) Kami kumpulkan dari tiap-tiap 
umat segolongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, lalu 
mereka dibagi-bagi (dalam kelompok-kelompok). 

Lalu yang mas maksud dengan Itulah sebabnya dalam paham Islam Jawa, 
setiap orang harus berusaha hidup atas tuntunan rasulnya, alias 
nuraninya. apakah artinya cukup dengan nurani saja kita mengacu 
tidak perlu rasul/nabi sesungguhnya -- toh memang tidak ada lagi 
nabi/rasul di tengah2 kita, kec yang mengaku2 saja -- atau apakah 
maksudnya spt hadis rasul bhw kita cukup meminta fatwa pada hati 
kita, nurani kita apakah suatu hal itu maksiat/dosa atau bukan?

matur kesuwun,

satriyo


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Nabi dalam bahasa Arab ialah orang yang menerima berita dari Tuhan. 
Rasul dalam bahasa Arab ialah orang yang menjadi utusan Tuhan. Dus, 
menurut kriteria Alquran seseorang tidak bisa menganggap rasul pasti 
nabi dan nabi belum tentu rasul. Ini adalah pernyataan ulama di zaman 
pertengahan. Artinya, tidak didukung oleh pernyataan Alquran maupun 
Hadis.
 
 Kosa kata nabi dalam bahasa Jawa Kuna artinya wudel, puser. Dari 
perjumpaan kata Arab nabi dan kata Jawa nabi lahirlah pemahaman 
bahwa pada setiap diri ada nabinya. Dalam bahasa Alqurannya li kulli 
ummah rasuul, setiap orang itu ada rasulnya. Itulah sebabnya dalam 
paham Islam Jawa, setiap orang harus berusaha hidup atas tuntunan 
rasulnya, alias nuraninya.
 
 Wasalam,
 chodjim
  
  
   - Original Message - 
   From: rsa 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Friday, November 16, 2007 11:56 AM
   Subject: [wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -
cinta tak bersyarat
 
 
   nah lohhh ... selama ini memang nabi itu dikira apa to?
 
   mas 

[wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya

2007-11-20 Terurut Topik rsa
Wah ya sayang to mas, kesempatan untuk memangkas, bahkan mencerabut 
korupsi itu hilang begitu saja, manakala kita sebenarnya punya 
potensi dan mampu untuk itu tapi kita malah memilih 'cari aman' ... 
ya to mas? artinya, korupsi adalah kerikil yang menghadang yang harus 
kita lalui. kalo kita malah mandeg, ga terus maju, ya ga kemana-mana 
jadinya ...

jadi harapan mas untuk ada pemimpin yang mampu mengarahkan bangsa 
ini menuju yang benar. tentu tinggallah harapan bila setiap orang 
sebaik dan sekaliber mas achmad malah memilih menghindari kerikil. 
toh memang di dunia ini saat ini tidak ada lagi kenyataan indah -- 
kalo boleh saya gunakan kata itu -- peri kehidupan masa keemasan 
prinsip2 Islam di zaman Rasul dan para khulafa rasyidun. justru itu 
tantangan kita.

jadi menurut saya, teman-teman, tidak pada tempatnya kita hanya 
berani ber-NATO ria, padahal kiprah nyata belum ada. kalo tidak 
mengembalikan amanah krn ada 'bau busuk' biasanya tetap bertahan dan 
terlarut. menyedihkan memang nasib kita ... 

gak menyindir kang mas lho, tapi buat yang lain ini ... :-)

salam,
satriyo


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Amit-amit jabang bayi, Mas Satriyo. Saya tidak akan melamar sesuatu 
yang tidak ditawarkan. Bahkan ditawari saja, kalau itu hanya 
permainan saya tak mau menerima. Dalam hidup ini, saya pernah 
ditawari untuk menduduki posisi kepala bagian pertamanan kota pada 
awal tahun 1975. Saya undur diri dari jabatan tersebut setelah pada 
posisi itu bau korupsi.
 
 Saya pernah ditawari posisi dirut (tahun 1991) anak perusahaan 
konglomerat yang lagi jaya-berjaya pada masa orba. Sekali lagi, saya 
undur diri, karena ada bau yang sama.
 
 Bahkan ada seorang teman yang menominasikan saya untuk salah satu 
kandidat menteri agama, tapi saya menyatakan bahwa saya tidak mau 
duduk sebagai menteri agama selama jabatan itu merupakan permainan 
politik!
 
 Wasalam,
 chodjim
 
 
 
   - Original Message - 
   From: rsa 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Friday, November 16, 2007 11:04 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-
Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya
 
 
   Saya dukung deh kalo mas ngelamar ke pak pres buat jadi staf 
khusus 
   masalah peristilahan jadi biar bisa kyk jepang gitu mas, tertib 
dalam 
   (hampir) segala hal ...!
 
   satriyo
 
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim 
   chodjim@ wrote:
   
Ki Denggleng,

Inilah yang memrihatinkan saya. Banyak tokoh masyarakat di 
Republik 
   ini yang tidak paham terhadap budayanya sendiri, sehingga tidak 
dapat 
   membedakan antara takhayul, klenik, dan mistik. Ketiga kosa kata 
   tersebut berlain-lainan asalnya. 

Takhayul jelas berasal dari bahasa Arab takhayyul yang 
artinya 
   imajinasi, fantasi; delusi, halusinasi.

Klenik jelas berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya 
makrifat, 
   atau ilmu-ilmu tentang ketuhanan, sangkan paraning dumadi. Jadi, 
   setiap orang yang beragama pasti hidup berklenik ria.

Mistik berasal dari mystique (Perancis) yang artinya kekuatan 
   misteri atau rahasia seni yang hanya dipahami praktisinya.

Oleh karena itu, saya setuju dengan Ki Denggleng bahwa di 
Jepang 
   yang mengesahkan setiap kosa kata serapan atau kosa kata baru 
adalah 
   kaisar. Dengan demikian semua pengguna atau pemakai kosa kata ada 
   rujukannya. Tidak seperti di Indonesia, kosa kata dilemparkan 
oleh 
   berbagai pihak dengan makna yang sewenang-wenang, sehingga 
sesuatu 
   yang benar bisa dianggap salah. Contohnya, ya pemakaian ketiga 
kata 
   tadi. Lha, ketika orang Jawa membahas Sangkan Paraning Dumadi 
(Inna 
   lillaahi wa inna ilayhi raaji'uun), jelas ilmu yang membahas 
untuk 
   itu disebut klenik. Keimanan adalah klenik. Tapi, makna ini 
dirusak 
   oleh banyak tokoh Islam yang tidak paham makna klenik. Maka, 
jangan 
   heran kalau orang Indonesia menjadi bodoh. Apa yang kita sebut 
mistik 
   sebenarnya supernatural yaitu kepercayaan tentang hantu atau 
   makhluk halus. Jadi, kepercayaan tentang hantu bukanlah wilayah 
   mistik, juga bukan mysticism [Yunani, mystes]. Di 
fakultas devine 
   ada jurusan mysticism, yang dikaji perihal praktik hubungan 
   langsung dengan dunia ketuhanan melalui kontemplasi dan meditasi.

Kita perlu pemimpin yang berwawasan dan mampu mengarahkan 
bangsa 
   ini menuju yang benar.

Wasalam,
chodjim 

- Original Message - 
From: Ki Denggleng Pagelaran 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:04 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-
   Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya