[wanita-muslimah] Doa untuk Pertanian
Doa untuk Pertanian Oleh: Syamsuri Rifai Doa ini saya kutip dari kitab Mujarrabat Imamiyah. Kitab kumpulan amalan dan doa-doa yang telah ditajrib (dieksperimen) oleh banyak orang. Khusus doa ini sebagian teman-teman saya yang hidup di daerah pertanian di Jawa timur telah mempraktekkannya. Alhamdulillah berkat doa ini mereka berhasil, dan pertanian mereka terjaga dari hama saat pertanian yang lain terkena hama. Semoga doa ini dapat membantu para petani kita. Tentu setiap doa harus dimulai dengan suatu keyakinan yang kuat terhadap bantuan yang teristimewa dari Allah swt, dan disertai niat yang tulus-ikhlas karena Allah Yang Maha Dermawan dan Maha Penolong. Doa ini diajarkan oleh salah seorang waliyullah dari keturunan Rasulullah saw, yaitu Imam Muhammad Al-Baqir (sa). Imam Muhammad Al- Baqir adalah putera Ali zainal Abidin bin Husein bin Fatimah Az- Zahra' binti Rasulillah saw. Imam Muhammad Al-Baqir (sa) berkata: Jika kamu hendak bertani atau menanam suatu tanaman, maka hendaknya kamu mengambil segenggam bibit dengan tanganmu sendiri. Kemudian menghadap ke kiblat sambil membaca ayat Al-Qur'an surat Al- Waqi'ah: 64, yang artinya: Apakah kamu yang menumbuhkan atau Kami yang menumbuhkannya. Kemudian membaca doa berikut, yang artinya: Ya Allah, jadikan bibit ini menghasilkan pertanian yang penuh berkah, karuniakan kepada kami dalam pertanian ini keselamatan dan kesempurnaan. Jadikan bibit ini keberhasilan yang melimpah. Jangan halangi aku dari kebaikan yang aku harapkan, dan jangan binasakan aku karena hasil yang menyenangkan, dengan hak Muhammad dan keluarganya yang baik dan suci. Kemudian taburlah atau tanamlah bibit yang ada dalam genggaman tanganmu itu, insya Allah, tanamanmu akan berhasil. Catatan: Ketika mengambil bibit hendaknya dimulai dengan membaca Basmalah dan shalawat, usahakan dalam keadaan punya wudhu' dan suci dari hadas. Tek arab doa dan bacaan tek latinnya, kunjungi dan copi dari: http://groups.google.com/group/keluarga-bahagia http://groups.yahoo.com/group/Shalat-Doa Informasi tentang amalan praktis dan doa-doa pilihan, kunjungi : http://shalatdoa.blogspot.com Jika Anda ingin mengenal Feng Shui Islami, berikut rumus2 kaidahnya, kunjungi dan jadilah anggota: http://groups.google.co.id/group/feng-shui-islami
[wanita-muslimah] Dunia pesantren jauh dari pendidikan gender?
dari milis tetangga yg sedang hit di Aceh. Subject: [aceh_institute] Dunia pesantren jauh dari pendidikan gender? Hampir disetiap pesantren yang ada di Aceh tidak terdapat pemimpin perempuan karena perempuan dianggap sebagai subordinasi. Konsep gender dilingkungan pesantren masih lemah. Benarkah dunia pesantren jauh dari pendidikan gender? Artikel 1211 07 | 17:57 WIB Membangun Pendidikan Berperspektif Gender di Pesantren Oleh : Syarifah Musanna | Staf Analisis YPSDI (Yayasan Pengembangan Sumber Daya Insani) klik ulasannya: http://www.acehinstitute.org Never miss a thing. Make Yahoo your home page. http://www.yahoo.com/r/hs
[wanita-muslimah] Sudah disiksa tak di gaji pula
Sudah disiksa tak di gaji pula Kisah malang Mustikawati di Arab Kisah lama dengan korban baru, mungkin telah menjadi gambaran sendu nasib buruh migran Indonesia. Betapa tidak perlakukan buruk dan kasar yang selalu menimpa buruh migran Indonesia ternyata tidak pernah usai. Setiap hari selalu ada saja buruh migran yang menjadi korban baru atas perlakukan sewenang-wenang dan tidak manusiawi. Nasib ini pula yang menimpa Mustikawati seorang buruh migran yang bekerja di Arab Saudi. Nasib Mustikawati ternyata tak seindah namanya. Buruh migran perempuan asal Kabupaten Kendal Propinsi Jawa Tengah telah bekerja selama 15 bulan di Arab Saudi. ini mendapat perlakuan sewenang-wenang dan tidak manusiawi dari sang majikan. selengkapnya di : http://www.iwork-id.org/index.php?action=news.detailid_news=62
[wanita-muslimah] setelah seperempat abad [3]
SETELAH SEPEREMPAT ABAD [3] Oleh JJ:. Kusni* 2. Kemandirian: Unsur kedua yang tersimpan dibalik pendirian dan pengembangan Koperasi Restoran Indonesia, sebatas pemahaman saya, adalah faktor semangat kemandirian, . yang barangkali, jika menggunakan istilah Bung Karno, bisa dikatakan sebagai semangat berdiri di atas kaki sendiri[berdikari]. Bagaimana tidak saya sampai pada pemahaman begini ketika merenungi praktek 25 tahun Koperasi ini? Para pendirinya datang ke Perancis untuk mencari negeri berlindung sebagai suaka politik. Uang di kocek kurang dari pas-pasan. Untuk sewa apartemen dan hidup sehari-hari pun kurang dari pas-pasan. Jika menggunakan cara orang Jawa berkata: Masih untung kita orang Indonesia biasa hidup dengan uang pas-pasan atau dengan ungkapan orang Belanda bangsa yang bisa hidup dari uang sebenggol. Bisa hidup dari nasi dan garam saja. Tunjangan dari Jawatan Penggangguran yang didapatkan berkat kertas dari OFRA [Organisasi Perancis untuk Pencari Suaka dan Yang Terlempar dari Tanahair] sangat minim dan tidak langgeng. Berbeda dengan dugaan sementara orang di Indonesia yang membayangkan kami nyaman karena makan keju dan roti. Sementara harga singkong 6 cm lebih mahal dari sebungkus keju dan sebotol susu. Ijazah akademi -- bagi yang sempat membawanya -- tidak pasti laku dan diseterakan bagi orang kulit berwarna , khusus pencari Indonesia yang dicap komunis.Apalagi kami datang pada saat golongan kanan berkuasa, kecuali bagi sementara teman yang datang kemudian secara lenggang kangkung ketika golongan kiri berkuasa [Mei 1981, Mitterrand terpilih jadi presiden menggantikan Giscard d'Estaing], dan sudah ada teman yang mendahului mereka, walau pun Bung Umar Said dan saya sempat dipanggil pihak kepolisian sesudah kedatangan teman-teman yang datang secara lenggang kangkung ini dengan dugaan melakukan perdagangan manusia. Dalam keadaan begini, dengan semangat dan dipaksa bertarung, kami dipaksa untuk bertarung mencari jalan menjamin kehidupan tanpa tergantung pada bantuan pemerintah Perancis, terutama bagi pekerjaan bagi teman-teman lanjut usia yang datang belakangan dengan syarat lebih gampang. Kami yang datang lebih dahulu, relatif sudah mendapat sandaran ekonomi betapa pun sederhananya. Untuk mengatasi hal ini, kami berdiskusi mencari jalan keluar dan berkputusan untuk membangun Koperasi Restoran Indonesia. Dengan membangun restoran, kita bisa menyerap banyak tenaga kerja dan cash flownya bersifat segera. Masalah berikutnya: Darimana dan bagaimana mendapat modal sementara kita sendiri sangat tidak mungkin memodalinya. Untuk keperluan ini, maka disusunlah suatu rencana usulan dan rentabilitasnya di mana Bung Umar Said, sebagai orang kedua suaka politik Indonesia di Perancis, menyusunnnya dengan memetik pengalaman Perancis dan bantuan teman-teman Perancis. Ide yang terumuskan dalam proyek usulan inilah yang kemudian dijual ke pemerintah, LSM-LSM internasional dan teman-teman seluruh dunia yang berisimpati terhadap Indonesia serta anti militerisme. Dalam menjual proposal ini, yang dijadikan kartu as atau trup adalah kata suaka poilitik, mengatasnamai semua teman yang mencari status suaka politik dan sudah mendapat status suaka politik. Tanpa menggunakan dua kata majik ini, rasanya tidak mungkin lahir yang sekarang dikenam Koperasi Restoran Indonesia. Benar bahwa masing-masing individu terkait memberi sumbangan sesuai kemampuan, tapi adalah keliru memandang bahwa lahirnya Koperasi Restoran Indonesia, yang merupakan panji bersifat khusus di Eropa pada masa Orba, sebagai karya dan jasa invidual. Koperasi Restoran Indonesia Paris bisa berlangsung sampai 25 tahun, bukan tergantung pada satu dua individu tapi berkat kebersamaan. Adalah keangkuhan tak tahu diri individualis, manipulator narsis, jika mau jujur, yang menganggap dan merasakannya demikian. Hanya orang rabun yang tak tak tahu apa-apa tentang sejarah dan perkembangan Koperasi ini bisa bertahan dan berkembang jika berpandangan demikian. Dua puluh lima tahun bersama, memberikan cukup waktu untuk mengenal kekuatan dan kelemahan masing-masing anggota Koperasi. Yang selalu kami usahakan adalah menggunakan unsur positif dari masing-masing. Jika di sini ada pahlawan, maka ia adalah kebersamaan dan keterbukaan tanpa tedeng aling-aling. Maka adalah satu kesalahan dan dusta besar individualis pengejar nama, narsis, jika ada yang menganggap bahwa Koperasi Restoran Indonesia di Paris ini sebagai milik dan jasa pribadinya sampai ia bisa bertahan 25 tahun. Secara teori dan kenyataan, pandangan dan sikap begini tidak bisa dipertanggungjawabkan dan melawan kenyataan. Dengan kata-kata ini, saya hanya ingin menempatkan masalah di tempat sebenarnya, baik secara teori mau pun kenyataan tanpa memasuki rinciannya. Hubungan antara individu dan massa adalah suatu masalah teoritis. Juga yang disebut pahlawan. Koperasi Restoran Indonesia, yang mestinya bisa berkembang lebih jauh, adalah ujud
Re: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya
Peristilahan itu hak dan wewenangnya PBI (Pusat Bahasa Indonesia)... yang menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia itu. Kiranya hanya KBBI kamus bahasa besar nasional lagi, yang tidak menyan- tumkan data etimology setiap entry-nya... bina --- rsa [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya dukung deh kalo mas ngelamar ke pak pres buat jadi staf khusus masalah peristilahan jadi biar bisa kyk jepang gitu mas, tertib dalam (hampir) segala hal ...! satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Ki Denggleng, Inilah yang memrihatinkan saya. Banyak tokoh masyarakat di Republik ini yang tidak paham terhadap budayanya sendiri, sehingga tidak dapat membedakan antara takhayul, klenik, dan mistik. Ketiga kosa kata tersebut berlain-lainan asalnya. Takhayul jelas berasal dari bahasa Arab takhayyul yang artinya imajinasi, fantasi; delusi, halusinasi. Klenik jelas berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya makrifat, atau ilmu-ilmu tentang ketuhanan, sangkan paraning dumadi. Jadi, setiap orang yang beragama pasti hidup berklenik ria. Mistik berasal dari mystique (Perancis) yang artinya kekuatan misteri atau rahasia seni yang hanya dipahami praktisinya. Oleh karena itu, saya setuju dengan Ki Denggleng bahwa di Jepang yang mengesahkan setiap kosa kata serapan atau kosa kata baru adalah kaisar. Dengan demikian semua pengguna atau pemakai kosa kata ada rujukannya. Tidak seperti di Indonesia, kosa kata dilemparkan oleh berbagai pihak dengan makna yang sewenang-wenang, sehingga sesuatu yang benar bisa dianggap salah. Contohnya, ya pemakaian ketiga kata tadi. Lha, ketika orang Jawa membahas Sangkan Paraning Dumadi (Inna lillaahi wa inna ilayhi raaji'uun), jelas ilmu yang membahas untuk itu disebut klenik. Keimanan adalah klenik. Tapi, makna ini dirusak oleh banyak tokoh Islam yang tidak paham makna klenik. Maka, jangan heran kalau orang Indonesia menjadi bodoh. Apa yang kita sebut mistik sebenarnya supernatural yaitu kepercayaan tentang hantu atau makhluk halus. Jadi, kepercayaan tentang hantu bukanlah wilayah mistik, juga bukan mysticism [Yunani, mystes]. Di fakultas devine ada jurusan mysticism, yang dikaji perihal praktik hubungan langsung dengan dunia ketuhanan melalui kontemplasi dan meditasi. Kita perlu pemimpin yang berwawasan dan mampu mengarahkan bangsa ini menuju yang benar. Wasalam, chodjim - Original Message - From: Ki Denggleng Pagelaran To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:04 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al- Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 efikoe@ wrote: Dalam pidatonya, Presiden Yudhoyono mengaku menerima masukan dari Menteri Agama dan MUI. Kemudian meminta agar aparat tegas terhadap sesuatu yang bersifat tahayul, klenik, dan mistik. Kita harus melakukan langkah tegas terhadap paham, aliran sesat, dan menyesatkan, tegasnya. Dalam sambutannya, Presiden meminta peran yang lebih besar dari MUI untuk memerangi paham atau aliran menyesatkan. Saya memohon kepada MUI agar berdiri di depan untuk menyelamatkan umat dari kemungkaran. Memerangi kemungkaran dengan cara yang tidak munkar, katanya. (okz/rif) -- Wuuuik... gimana nih Ustad Chodjim... yang tahayul, klenik dan mistik itu yang siapa? buingung dhewek aku. Jare-jarene... kata- katanya, kok ya kemana-mana gini ya? =nuhun= [Non-text portions of this message have been removed] Never miss a thing. Make Yahoo your home page. http://www.yahoo.com/r/hs
[wanita-muslimah] TERKEJUT....!
Sabtu siang, aku bertemu seseorang yang ngaku: aku ini seorang yang murtad dua kali.. hahaha, tapi ya wis... pek-peken kabeh... Lho Apa, sebab Sampeyan berkata begitu? Habis, wong kita ini ternyata guoblog-2 semua. Dikasih ajaran yang 'katanya' saja jadi beringasnya mintak ampun.. Menuduh kesana kemari... Sik-sik to, Mbah... ini urusan apa? Lhah gak mudheng ae koen iku. Itu lho MUI itu, masak lembaga yang tak punya dasar eksistensinya kok sewenang-wenang... haha. Hayo Sampeyan cari, Bina... apa dasar yang dapat dianggap melegalkan MUI mengeluarkan fatwa sesat untuk Mossadech itu? Di KUHAP kagak ada, di UUD-45 apalagi... malah UUD 45 sudah dilanggar oleh semuanya... Sebagai misal nih, alasan menodai agama.. lho agama apa? Lha kalau dia dah ngaku nabi ya otomatis punya agama sendiri toh ya? Meresahkan agama... wuik.. di Indonesia ini kan ada 6 agama yang resmi diakui, ini pun justru melecehkan 'agama' asli Indonesia... hahahaha.. Lha kudunya MUI itu tanya dulu kepada para dewan agama-agama yang lain. Ke Khong Hu Chu, ke Buddha, Ke Hindu, Ke Kristen dan Katolik... resah gak? Terganggu gak? Kalau memang semua merasa resah dengan si Al Masih al Mawud itu, barulah dengan resmi pemerintah (menteri agama, tentunya) menyatakan bahwa ajaran si Masih Mawud itu sesat lha ini kagak Waaa lha kalau itu justru umatnya MUI dong yang menistakan agamanya... Weeh... contohnya? Sering di setiap ruas jalan, Mbah, aku menemui drum di tengah jalan, pakai raungan ayat-ayat suci atau lagu-lagu arabiah, pada menadahkan tangan tuh.. Katanya buat bangun rumah Allah lholholho ini kan? Huusssy.. jangan gitu... Bina
[wanita-muslimah] kolumnis diadili cemarkan kejaksaan agung
rita achdris [EMAIL PROTECTED] wrote: To: [EMAIL PROTECTED] From: rita achdris [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 20 Nov 2007 09:44:39 - Subject: [mediacare] Kolumnis Diadili Cemarkan Kejaksaan Agung ini ada kabar dari teman. maaf jika terkirim ganda. salam, rita === Pers Rilis Kolumnis Diadili Cemarkan Kejaksaan Agung - Gara-gara pelarangan buku sejarah SMP dan SMU serta novel Pramoedya Ananta Toer Menulis kolom opini di surat kabar bisa menuai perkara di meja hijau. Kasus itulah yang menimpa penulis kolom, Bersihar Lubis yang diadili di Pengadilan Negeri (PN) Depok karena didakwa menghina instansi Kejaksaan Agung dan dituntut sesuai pasal 207 KUHP dan pasal 316 yo 310 ayat (1) KUHP. Jaksa Penuntut Umum Tikyono dari Kejaksaan Negeri Depok menuntut terdakwa dengan hukuman delapan bulan penjara pada 14 November lalu. Lubis menyampaikan pledooinya pada 21 November 2007. Kisah ini berawal ketika Lubis menulis kolom pendapat di Koran TEMPO edisi 17 Maret 2007 yang berjudul Kisah Interogator yang Dungu. Tulisan opini itu mengkritisi pelarangan buku sejarah SMP dan SMU oleh Kejaksaan Agung pada Maret lalu. Lubis juga mengaitkannnya dengan pelarangan novel Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia (BM) dan Anak Semua Bangsa (ASB) pada 1981, juga oleh Kejaksaan Agung. Dalam kasus Pram, Lubis mengutip ceramah lisan Joesoef Isak, penerbit Hasta Mitra yang menerbitkan novel Pram, BM dan ASB pada 1981 lalu di Hari Sastra Indonesia di Paris pada Oktober 2004 lalu. Lubis mengutip, Joesoef Isak diperiksa interrogator dari Kejaksaan Agung pada 1981 yang menuturkan mulanya ia meminta supaya Kejaksaan Agung menggelar sebuah symposium ahli untuk membicarakan secara obyektif karya-karya Pram. Tapi ditolak dengan alasan interrogator lebih paham dari siapapun bahwa BM dan ASB adalah karya sastra Marxis. Tapi kemudian pemeriksa meminta Joesoef Isak menunjukkan baris-baris mana yang memperlihatkan adanya teori Marxis dalam novel BM dan ASB. Padahal, semula katanya lebih paham dari siapapun. Interrogator beralasan bahwa mereka memang tidak bisa mengidentifikasi pada baris-baris mana teori Marxis dalam novel itu, tapi dapat merasakannya. Itulah yang membuat Joesoef mengucapkan kata dungu di Hari Sastra Indonesia di Paris itu. Nah, kutipan kata dungu dalam kontek interogasi Joesoef Isak itulah yang dicuplik Lubis, sehingga ia didakwa telah menghina instansi Kejaksaan Agung. Kisah lama itu ditulis Lubis sehubungan dengan langkah Kejaksaan Agung melarang belasan buku sejarah SMP dan SMU karena tidak mencantumkan kebenaran sejarah tentang pemberontakan PKI di Madiun (1948) dan pemberontakan PKI pada 1965. Itu pemutarbalikan fakta sejarah, kata Muchtar Arifin, Jaksa Agung Muda Intelijen, kini Wakil Jaksa Agung RI. Dalam kolomnya, Lubis mengkritisi pelarangan buku sejarah itu dari sudut kesejarahan belaka. Seandainya ada bahasan ilmiah yang melibatkan sejarawan seperti Asvi Warman Adam dan Anhar Gonggong, dan lainnya, mungkin pelarangan itu sedikitnya telah bertolak dari pandangan ilmiah, tulis Lubis di Koran TEMPO. Kebebasan Berpendapat Dalam pembelaannya yang dibacakan pada 21 November 2007 di PN Depok, Lubis mantan wartawan Majalah TEMPO (1978-1994) itu mengutip berbagai fakta dalam persidangan. Ternyata tak seorang saksi pun yang secara tegas dan meyakinkan mengatakan bahwa kata dungu itu berasal dari Lubis. Dua saksi dari Kejaksaan Negeri Depok, sekaligus saksi pelapor ke Polres Depok, yakni Pudin Saprudin dan Abdul Syukur, semula berkata bahwa kata dungu dalam tulisan itu berasal dari Lubis. Kemudian keduanya bimbang setelah dicecar hakim. Akhirnya, keduanya berkata, tidak tahu. Beda dengan saksi Susanto SH, juga dari Kejaksaan Negeri Depok, mengatakan bahwa kata dungu adalah kutipan dari Joesoef Isak. Keterangan saksi Daru Priyambodo selaku Redaktur Eksekutif Koran TEMPO dengan tegas mengatakan bahwa kata-kata dungu itu berasal dari Joesoef Isak, bukan terdakwa. Saksi Joesoef Isak, mulanya menjelaskan bahwa istilah dungu itu tidak sepenuhnya mencerminkan ceramah lisannya di Paris. Tapi mantan Pemred Harian Merdeka ini mengaku tak bisa mengulanginya secara persis (beliau sudah berusia 79 tahun). Namun ketika Lubis memperlihatkan teks pidatonya sehubungan karya-karya Pram di Fordham University, New York pada 24 April 1999 di depan Majelis Hakim, Joesoef Isak membenarkan. Ia mengakui adanya kata idiocy dalam pidatonya di New York tersebut. Ia pun membenarkan beberapa butir teks pidatonya di New York, yang dikonfirmasikan terdakwa di depan majelis dan klop dengan tulisan terdakwa di Koran TEMPO. Joesoef Isak adalah penerima Hadiah Jeri Laber Pour La Liberte De l'edition dari Perhimpunan Penerbit Amerika, Partner Pen American Center, April 2004 di New York. Selain juga penghargaan dari Australia dan Belanda. Menurut Lubis, teks pidato Joesoef di New York juga dibagikan-bagikan pada Hari Sastra Indonesia di Paris pada
[wanita-muslimah] Let Us Walk
http://www.arabnews.com/?page=13section=0article=103686d=20m=11y=2007pix=kingdom.jpgcategory=Local%20Press The Middle East's Leading English Language Daily Sunday 18 November 2007 (08 Dhul Qa`dah 1428) Let Us Walk Huda Al-Salem . Al-Riyadh - When will the Kingdom's youth (both men and women) be recognized? When will the different governmental sectors acknowledge the psychological and physical needs of our youths? When will we establish educational centers, recreational facilities, spas and gymnasiums for them? To ensure people do not misunderstand my suggestions, I am speaking of segregated facilities. I believe the questions above will remain unanswered as long as some people continue to be convinced that physical recreation leads to women becoming corrupt. Women are locked between four walls while exposed to the uncensored world of the Internet. What a contradiction! One is further forced to ask the reason behind this. Is it done to protect women? Are there no other avenues that women could pursue to invest their energy and time in? The result of the current situation is that women have become the victims of psychological and physical illnesses. Things are devastating not only for women. Young men also have complaints about a lack of specialized facilities catering to their needs. The only available options are expensive gyms that cost an individual thousands of riyals for a walk on the treadmill and a swim in the pool. As for public facilities, they are below standard and are few and far between. Do you not think that we should know better? Don't we see the negative effects of not exercising on people's health? Let us examine walking, for instance. Who believes that women in Saudi Arabia dream of walking or jogging early morning to enjoy the fresh air? They want to walk in wide areas where they could have some sort of personal freedom. With all the spacious lands we have in this country, are we so limp to provide women with a few kilometers for them to just walk? Incidentally, for a few years now the health minister, as part of an awareness drive against diabetes, has been sponsoring a campaign to encourage people to walk. The percentage of diabetics in the Kingdom is on the rise, reaching 46 percent according to the latest statistics. There are other fatal and chronic diseases such as cancer, osteoporosis, rheumatism and many other illnesses that are caused by a lack of aerobic exercises, not to mention the psychological impact walking or jogging could have on people to elevate their spirits, bring about optimism and self-confidence. A few years ago, the Shoura Council agreed to establish sports facilities in every neighborhood. The idea was to find places where people from the neighborhood of different ages could come together to develop their mind and body. I won't even ask when this project will begin. Prince Salman Social Center, with separate sections for men and women, is a great initiative that should be used as a role model and copied elsewhere. Nada, 16, believes that I have the power to bring hope and take it away. She wrote to me, I dream to have a place near my house where I could meet my friends to play, swim, have fun and exercise away from the streets and harassers. Can you believe it? When I travel I become extremely delighted that I'm going to get a chance to walk? I replied, Yes, I do believe you. Why wouldn't I? Copyright: Arab News © 2003 All rights reserved. Site designed by: arabix and powered by Eima IT [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] 'A Jihad for Love'
http://www.iht.com/articles/2007/11/20/opinion/edrashi.php 'A Jihad for Love' By Rashi Kesarwani Tuesday, November 20, 2007 'In Iran, we don't have homosexuals like in your country. The infamous line, spoken by President Mahmoud Ahmadinejad of Iran during his speech at Columbia University in September, was laughed off by the audience, deconstructed by academics, and eventually mocked by the comedian Andy Samberg on Saturday Night Live. Ahmadinejad's assertion underscores the poignancy of Parvez Sharma's new documentary, A Jihad for Love, which chronicles the travails of 13 gay Muslims across seven countries - including Iran, where gay people not only exist but face severe punishment, even execution, for homosexual conduct. The Muslims featured in the film struggle to reconcile their faith with their sexuality. Their efforts to overcome the inherent contradictions, often in places where this most basic human right is under attack, gives new meaning to the personal struggle that is at the heart of the Islamic concept of jihad. In all of the different schools of jurisprudence within Islam, the word 'jihad' - the greater jihad - is one of personal struggle . . . for the betterment of society and certainly for the betterment of [a] person, explains Sharma, who is Muslim. After Sept. 11, though . . . the word has been misused by extremists within Islam, and that misuse has found a mirror in how . . . Western governments or the media in the West portrays Islam. Although Sharma identifies himself as both gay and Muslim, he says his secular upbringing in India shielded him from a potential conflict between his sexuality and his religion, which regards homosexuality as sinful. It was after Sept. 11 that Sharma felt compelled to come out as a Muslim in the United States. A lot of the discourses around Islam were extremely problematic, were divisive and were talking about the religion from a framework that was certainly not acceptable to me, he explained. This frustration led to A Jihad for Love, which presented an opportunity to tell the story of Islam through its most unlikely storytellers . . . gay and lesbian Muslims. Sharma's documentary, six years in the making, is an odyssey through South Africa, Egypt, France, Iran, Turkey, India and Canada. But shooting the film was no easy task. Sharma was forced to employ guerrilla filmmaking tactics in Islamic countries where he knew he would never be granted government permission for his taboo subject matter. I would shoot touristy footage on the first 15 minutes and the last 15 minutes of a tape, hoping that if the tape was actually confiscated at customs . . . they would not find the key part of the interviews, because they would just scroll through the beginning or the end, Sharma says. Luckily, Sharma managed to extradite his footage, over 400 hours worth, to the United States, where he whittled the secret lives of his subjects down to an 80-minute film. The documentary's gay and lesbian storytellers take center stage at the outset, when two women, Maryam and Maza, visit a mosque in Egypt. There is no voiceover narration, so typical of documentary films, to mediate this opening scene; instead, the viewer is thrust into the couple's uncertain world of shame and secrecy. Their obscured faces on camera serve as a visual reminder of their inability to publicly function as lesbians in a Muslim country. There was a sense of danger - imminent danger - not only to them, but also to their families, Sharma explains. Later in the film, these women are shown consulting a reference book on Islam, searching for clues to the religion's stance on lesbianism. Although male homosexuality is harshly condemned, for women the only punishment is scolding, Maza reads. But Maryam's guilt is palpable: I want to be punished, she responds. Arsham, a gay Muslim from Iran, compares a homosexual in his country to a person who opens his mouth to speak only to find his words caught in the throat. It is only in exile that Arsham expects to find the freedom to be both gay and Muslim. Eventually, he travels to Toronto, where the camera captures his emotional arrival. Tearfully, he says he used to wonder, How can I be free when so many others can't? Gay men like Arsham, particularly those from Egypt and Iran, where homosexuality is criminalized, have increasingly sought asylum in the West. Yet Sharma questions whether any devout gay person can be free - in the East or West - when religion is narrowly defined by the clergy. To illustrate the point, we are introduced to gay refugees in France who wrestle with their interpretation of the Koran's passages on homosexuality. In two scenes that spotlight the tension between Islam and homosexuality, a Shiite imam in India and a Sunni imam in South Africa each are shown counseling a gay disciple to pray for deliverance from the malady of homosexuality. As the camera pans from the imam to
[wanita-muslimah] Fw: press release kaukus perempuan parlemen untuk ham
- Forwarded Message From: sangumang kusni [EMAIL PROTECTED] To: Yulia Artati [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, July 3, 2006 8:29:08 AM Subject: press release kaukus perempuan parlemen untuk ham Kaukus Perempuan Parlemen untuk Hak Asasi Manusia Press Release MENGECAM WAKIL PRESIDEN TENTANG PROMOSI TURISME SEKSUAL INDONESIA Sehubungan dengan pernyataan wakil presiden Yusuf Kalla pada pembukaan seminar tentang strategi pemasaran turisme untuk Timur Tengah yang menyatakan persetujuannya terhadap komoditisasi para janda Jawa Barat dan pulau Batam dengan ini Kaukus Perempuan Parlemen untuk Hak Asasi Manusia mengecam keras pernyataan tersebut, dengan alasan-alasan sebagai berikut : Usul tersebut bersifat melecehkan harkat dan martabat para janda khususnya dan kaum perempuan pada umumnya karena eksistensi kemanusiaan perempuan direduksi semata soal materi melalui transaksi seksual sesaat melalui perkawinan bawah tangan merupakan praktek ilegal di mata hukum nasional. Pernyataan bias pedagang yang hanya memburu keuntungan sendiri secara instan dan tidak responsif terhadap resiko bagi para janda pada jangka panjang terutama berkaitan dengan isu beban pengasuhan anak dan stigma sosial terhadap perempuan serta risiko terjangkit penyakit seksual menular dan HIV/AIDS. Pernyataan wakil presiden juga melawan hukum terutama karena menafikan hak anak atas pengasuhan orang tua. Bahwa pernyataan tersebut tidak sepantasnya dikeluarkan oleh wakil presiden terutama di saat parlemen tengah menyusun RUU untuk memerangi praktek perdagangan perempuan sebagai respon DPR terhadap masalah perdagangan perempuan dan anak dan sebagai bentuk komitmen kepada Rencana Aksi Nasional tentang Penghapusan Perdagangan Perempuan ( Keppres nomor 88 tahun 2002) serta pelaksanaan dari komitmen pemerintah setelah penandatanganan Konvensi PBB tentang Kejahatan Transnational Terorganisasi dan Protokol Perdagangan Orang khususnya Perempuan dan Anak (Convention on Transnational Organised Crimes and its Protocool on Elimenation of Trafficking Women and Children ). Wakil Presiden juga mengabaikan fakta bahwa saat ini Indonesia masuk dalam Watch List dan menempati peringkat terburuk di dunia dalam memerangi masalah perdagangan perempuan dan anak-anak. Bahwa, wakil presiden cenderung mendorong dan meneruskan kebijakan yang menumbalkan perempuan (janda) atas kegagalan pemerintah untuk menghapus kemiskinan dan menyediakan kebutuhan dasar rakyat miskin. Strategi pembangunan dan budgeting yang tidak responsive terhadap kebutuhan rakyat miskin dan kepentingan gender justru merupakan penyebab utama kemiskinan para perempuan dan janda di Indonesia. Berdasarkan argumen-argumen tersebut di atas dengan ini Kaukus Perempuan Perlemen untuk Hak Asasi Manusia menuntut agar Wakil Presiden meminta maaf kepada rakyat serta mencabut pernyataannya tersebut. A.n Kaukus Perempuan Parlemen untuk HAM (Nursyahbani Katjasungkana) Badriyah Fayumi (FKB) Dewi Djakse (PDIP) Eva Kusuma Sundari (PDIP) Tumbu Saraswati (PDIP) Edimihati (PDIP) Tristanti Mitayani (PAN) Elviana (PDIP) Anisah (PKB) Evi Hartati (PDIP) Ribta Tjiptaning (PDIP) Anna Muawammah (PKB) Ismayatun (PDIP) Tuti Lukman (PAN) Nadrah Isahari (PDIP) Yahoo! Mail - now with AutoComplete that helps fill email addresses. Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo! Mail. See how. http://overview.mail.yahoo.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] (INFO) Pendaftaran Youth Islamic Study Club
Untuk apa hidup? Hidup untuk apa? Tujuan hidup seorang muslim apa ya? Pacaran boleh ga sih? Apa benar poligami itu halal? Apa benar bunga bank itu riba? Bagaimana mencari ketenangan bathin disaat sulit begini? Apa bacaan Al Qur'an saya sudah benar? Dimana ya bisa ikut kajian dengan materi yang terstruktur? Dimana sih dapat teman gaul yang sholeh dan sholehah? Mungkin kita selama ini mencari jawaban di atas. Sama-sama yuk kita pelajari Islam dan nambah silaturahmi di... Y I S C ( Youth Islamic Study Club ) Al Azhar VISI : membangun komunitas belajar dan berakhlakul karimah MENERIMA ANGGOTA BARU Kegiatan Rutin Setiap Hari Minggu Bimbingan Study Qur'an (BSQ) Waktu belajar (08.00-10.00) Program untuk mempelajari bacaan Al-Qur'an dengan baik dan benar. Penempatan kelas berdasarkan kemampuan dan pemahaman peserta sesuai tes masuk, teridiri dari : - Tingkat Iqra;- Tajwid;-Tahsin;- Terjemah Study Islam Intensif (SII) Waktu belajar (10.00-12.00) Melalui SII kita distimulasi untuk mempelajari Islam dengan lebih komprehensif. Menggunakan metode diskusi interaktif, materi yang dibawakan mengenai : -Tauhid ; -Fiqh; - Sejarah; -Muamalah ; -akhlak dan lain-lain. Kegiatan lainnya meliputi: Cahaya Ramadhan Cahaya Masjid (CRCM) Mengisi Ramadhan dengan berbagai kegiatan seperti, shahur bersama kaum dhuafa, buka puasa bersama anak yatim, I'tikaf, muhasabah, dll. Bakti Sosial (Baksos) Kegiatan social berupa pengobatan gratis, sunatan massal, donor darah, posko bencana alam, dll. Pembinaan adik asuh YISC (PAYISC) Pembinaan terhadap adik-adik dari kalangan keluarga kurang mampu. Selain menjadi donatur, civitas YISC dapat berperan aktif menjadi kakak asuh sebagai pengajar dan pendidik. Kegiatan Pengembangan Kepribadian Berupa Self Development Training, Kehumasan, Jurnalistik, Klub BAHASA, Tadabur Alam, Jambore, Tafaquh Fiddin Forum Cinta Ilmu (FCI) Diskusi Mengenai isu-isu aktual seputar politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam Forum Dialog (FORDIL) Dialog tentang agama dan permasalahan umum, dengan menghadirkan pembicara yang ahli di bidangnya Kajian Tafsir Tematik Manasik Haji,dll PERSYARATAN : § Usia 18-30 tahun § Fotocopy KTP/SIM § Pendidikan minimal SMU/sederajad § Pas Photo 2x3 (2 lbr), 3x4 (2 lbr) § Pendaftaran ; Rp.25.000,- § Iuran Semester I : Rp. 200.000,- PENDAFTARAN : Setiap hari s.d 14 Januari 2008 Pukul 10.00 s.d 19.00 WIB TEMPAT PENDAFTARAN : Sekretariat YISC Al-Azhar Komp. Masjid Agung AL-AZHAR Jl. Sisingamangaraja, Keb. Baru Jakarta Selatan 12110 Telp/Fax : 0217247444 CONTACT PERSON : Hendry:99679856, ([EMAIL PROTECTED]) Acil:08568315619, ([EMAIL PROTECTED]) §
[wanita-muslimah] Azan Berkumandang di Gereja New York
http://www.antara.co.id/arc/2007/11/19/azan-berkumandang-di-gereja-new-york/ 19/11/07 16:53 Azan Berkumandang di Gereja New York New York (ANTARA News) - Allahu Akbar Allaahu Akbar... Laa Ilaaha Ilallaah, demikian azan --panggilan salat bagi kaum muslim-- dilantunkan dari awal hingga akhir dengan suara bariton oleh Christopher Herbert dan menggema di Gereja Marble Collegiate di kawasan Manhattan, New York. Suara azan yang dikumandangkan anggota jamaah Marble Collegiate Church itu merupakan salah satu acara yang mengawali berlangsungnya dialog segitiga kalangan penganut agama Kristen, Yahudi dan Islam di New York, Minggu. Dialog yang mengusung tema Perspektif dari Tiga Agama tersebut menghadirkan tiga pemimpin agama, yaitu pemimpin masyarakat muslim Indonesia Syamsi Ali, Pendeta Yahudi Peter J. Rubinstein, dan Pendeta Edwin G. Mulder --mewakili komunitas Marble Collegiate Church. Mengawali sesi dialog, Syamsi Ali, yang juga Ketua Dewan Masjid Al-Hikmah New York, membawakan bacaan Alquran Surat Ali Imran ayat 102 yang maknanya menekankan bahwa persaudaraan merupakan sebuah karunia. Tidak hanya azan, dialog itu juga dimulai dengan pembacaan doa dan puji-pujian ala Yahudi dan Kristen. Menurut Syamsi, pengumandangan azan oleh salah satu Gereja telah melalui konsultasi dengan pihaknya. Mereka menanyakan apa yang bisa dibawakan untuk menghormati kedatangan warga muslim. Saya katakan azan saja. Beliau (Chrisopher Herbert, red) sendiri mengambil sekolah teologi di Universitas Harvard di Boston, kata Syamsi ketika menjawab pertanyaan ANTARA tentang berkumandangnya azan di Marble Collegiate Church. Gereja yang didirikan pada tahun 1854 itu sendiri dipadati oleh ratusan anggota Gereja serta beberapa warga muslim dan Yahudi. Dialog segitiga --Islam, Kristen, Yahudi-- berlangsung santai karena ketiga pemimpin agama kerap saling melontarkan gurauan. Sekarang dia dulu yang jawab, kata Rubenstein sambil menunjuk Syamsi Ali ketika Pendeta Mulder mengajukan pertanyaan kedua kepadanya. Oh, terima kasih karena memberikan kesempatan duluan kepada yang paling muda, kata Syamsi yang disambut tawa gemuruh dari jamaah. Bertindak sebagai moderator, Pendeta Mulder mengajukan lima pertanyaan kepada Syamsi dan Rubenstein, yaitu apa pedoman dan prinsip agama yang dianut; masalah terkini yang menjadi keprihatinan masing-masing; apa peranan rumah ibadah masing-masing dalam bidang politik; apa artinya saling menghormati; serta bagaimana mereka merayakan Hari Pernyataan Terima Kasih. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab secara singkat oleh Syamsi, Rubenstein dan Mulder. Tentang masalah terkini, Syamsi menjawab bahwa persepsi yang salah tentang Islam adalah salah satu isu yang saat ini sangat memprihatinkan. Prihatin karena ada kesalahpahaman terhadap Islam, juga adanya Islamophobia (ketakutan akan Islam, red). Media sangat berperan besar dalam membangun pemahaman, kata Syamsi. Rubenstein melihat perdamaian dengan keadilan sebagai masalah serius yang harus diwujudkan sementara Pendeta Mulder menyebut rasisme sebagai salah satu masalah besar dan memprihatinkan. Tentang peranan rumah ibadah dalam bidang politik, ketiga pemimpin agama memberikan jawaban serupa, yaitu berusaha mendorong jamaahnya untuk melihat masalah-masalah yang berada di sekililingnya dan bagaimana mereka dapat berkontribusi untuk memecahkannya. Untuk isu Hari Pernyataan Terima Kasih, Syamsi menerangkan bahwa setiap waktu bagi muslim adalah pernyataan terima kasih. Kami dibiasakan untuk selalu mengucapkan kata `Alhamdulillahi Robbil `Alamiin`, ujarnya. Sambil menutup sesi dialog, Pendeta Mulder menyebut berlangsungnya dialog segitiga sebagai hal yang khusus yang mewarnai Thanksgiving. Seperti diungkapkan Mulder, dialog seperti pada hari Minggu itu telah memasuki tahun ke-15. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Saudi: Korban Perkosaan Massal Divonis 200 Cambukan
On Nov 19, 2007 10:32 PM, Dwi W. Soegardi [EMAIL PROTECTED] wrote: Pengacara korban mengajukan banding dan menuntut agar pengadilan menjatuhkan hukuman yang lebih berat kepada para terpidana. Memang kemudian hukuman dinaikkan sampai 9 tahun penjara, tetapi apa lacur, hukuman untuk korban perkosaan juga ditambah menjadi 200 dera dan 6 bulan penjara, atas perbuatan korban yang berbicara kepada media massa. Selain itu, pengadilan mencabut lisensi sang pengacara! berikut ini keterangan Pemerintah Saudi: - Pengacara korban diskorsing karena melanggar aturan dan tidak menghormati pengadilan - Hukuman dera dinaikkan jadi 200 karena ada bukti baru yang memberatkan korban. - Pengadilan dilaksanakan sesuai prosedur, dan perempuan korban perkosaan, teman laki-lakinya berkhalwat, dan para penculik dan pelaku pemerkosa, semua menerima keputusan pengadilan. - Menuduh pihak-pihak lain -media, Human Right Watch, lembaga advokasi hak-hak perempuan- memperkeruh suasana dan mencari sensasi. Ada yang bisa memberi pencerahan soal ini? salam, DWS Saudi: Why we punished rape victim * Story Highlights * NEW: Justice will prevail at end of legal process, says Saudi ambassador to U.S. * Justice Ministry acknowledges woman's lawyer is no longer on the case * Court more than doubled woman's original sentence of 90 lashes to 200 * U.S. State Department spokesman: U.S. officials expressed our astonishment (CNN) -- The Saudi Justice Ministry Tuesday issued a clarification of a court's handling of a rape case and the increased punishment -- including 200 lashes --meted out to the victim. The case, which has sparked media scrutiny of the Saudi legal system, centers on a married woman. The 19-year-old and an unrelated man were abducted, and she was raped by a group of seven men more than a year ago, according to Abdulrahman al-Lahim, the attorney who represented her in court. The woman was originally sentenced in October 2006 to 90 lashes. But that sentence was more than doubled to 200 lashes and six months in prison by the Qatif General Court, because she spoke to the media about the case, a court source told Middle Eastern daily newspaper Arab News. Al-Lahim told CNN his law license was revoked last week by a judge because he spoke to the Saudi-controlled media about the case. In a statement issued to CNN, Saudi Ambassador to the United States, Adel al-Jubeir said, This case is working its way through the legal process. I have no doubt that justice will prevail. The Justice Ministry acknowledged in its statement Tuesday that the attorney is no longer on the case, saying he was punished by a disciplinary committee for lawyers because he exhibited disrespectful behavior toward the court, objected to the rule of law and showed ignorance concerning court instructions and regulations. It added that the permanent committee of the Supreme Judicial Council recommended an increased sentence for the woman after further evidence against her came to light when she appealed her original sentence. The judges of that committee also increased the sentences for the perpetrators based on the level of their involvement in the crime. Their sentences -- which had been two to three years in prison -- were increased to two to nine years, according to al-Lahim. The ministry also said it welcomes constructive criticism and insisted that the parties' rights were preserved in the judicial process. We would like to state that the system has ensured them the right to object to the ruling and to request an appeal, the statement continued, without resorting to sensationalism through the media that may not be fair or may not grant anyone any rights, and instead may negatively affect all the other parties involved in the case. The statement also described the progress of the woman's case and explained that it was heard by a panel of three judges, not one judge as mentioned in some media reports. It said the case was treated normally through regular court procedures, and that the woman, her male companion and the perpetrators of the crime all agreed in court to the sentences handed down. In Washington, State Department spokesman Sean McCormack said U.S. officials had expressed our astonishment at the sentence, though not directly to Saudi officials. It is within the power of the Saudi government to take a look at the verdict and change it, he added. White House homeland security adviser Frances Townsend, who announced her resignation Monday, called the case absolutely reprehensible but told CNN's American Morning the Saudis deserve credit for their assistance in battling terrorism. This case is separate and apart from that, and I just don't think there's any explaining it or justifying it, she added. The case has sparked outrage among human rights groups. This is not just about the Qatif girl, it's about every woman in Saudi Arabia, said Fawzeyah al-Oyouni, founding member of the newly formed Saudi Association for the
[wanita-muslimah] Mohon pencerahan please.....
Assalamu'alaykum Members WM yg Budiman... saya mohon pencerahannya untuk masalah yg sedang dialami sahabat saya. Begini, sahabat saya tuh lagi dirundung kesedihan karena kekasihnya dipaksa sama ibunya untuk menikah dengan gadis lain. Terus kekasihnya mau nekat melarikan diri dengan sahabat saya tapi takut durhaka. Yg ingin saya tanyakan; ada nggak dalam Al Qur'an atau hadist Nabi SAW yg membolehkan muslim dewasa untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri termasuk pasangan hidup. Tolong sekali bagi Members WM yg mau membantu dijelaskan secara detail ya termasuk ayat apa dan bunyinya serta artinya hehehhe serakah nih saya :)) Terus satu pertanyaan lagi, kalau maksa memilih pasangan hidup sendiri tapi ngga direstui sama orang tua tuh apa durhaka ya??? Segitu dulu pertanyaan saya yg perlu pencerahan. Terimakasih banyak sebelumnya untuk Members yg sudi memberi pencerahan. wa salam kayung
[wanita-muslimah] Re: Mohon pencerahan please.....
mohon maaf sebelumnya, mungkin tanggapan saya tidak pas dengan apa yang diminta: saya tergelitik menanggapi kondisi teman anda ini, karena terus terang sangat klise, sejak saya kecil sudah berulang kali hal ini terjadi dengan beragam latar belakang ... bla bla bla ... tapi baru sekarang ada yang prihatin dan larinya nanya apa ada ayat dan hadisnya soal durhaka pada orang tua dalam konteks asmara-jodoh. tanggapan saya ini: apa yang menjadi landasan hubungan teman anda dan kekasihnya (yang dalam islam setahu saya tidak ada kekasih sebelum ijab-kabul alian nikah resmi sesuai syariat) ini, nafsu atau ibadah? lalu apa makna lembaga pernikahan buat teman anda dan kesasihnya ini? terakhir, apa makna orangtua bagi mereka? silakan tanyakan dulu kepada teman anda terutama, baru cari dalil sekiranya masih ingin mencari pembenaran pelampiasan nafsu asmara ini ... salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, kayung [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaykum Members WM yg Budiman... saya mohon pencerahannya untuk masalah yg sedang dialami sahabat saya. Begini, sahabat saya tuh lagi dirundung kesedihan karena kekasihnya dipaksa sama ibunya untuk menikah dengan gadis lain. Terus kekasihnya mau nekat melarikan diri dengan sahabat saya tapi takut durhaka. Yg ingin saya tanyakan; ada nggak dalam Al Qur'an atau hadist Nabi SAW yg membolehkan muslim dewasa untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri termasuk pasangan hidup. Tolong sekali bagi Members WM yg mau membantu dijelaskan secara detail ya termasuk ayat apa dan bunyinya serta artinya hehehhe serakah nih saya :)) Terus satu pertanyaan lagi, kalau maksa memilih pasangan hidup sendiri tapi ngga direstui sama orang tua tuh apa durhaka ya??? Segitu dulu pertanyaan saya yg perlu pencerahan. Terimakasih banyak sebelumnya untuk Members yg sudi memberi pencerahan. wa salam kayung
[wanita-muslimah] Re: [Urangawak] Tuanku Nan Renceh dalam Perang Paderi
dari milis urangawak Wady Afriadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Kontroversi Kaum Paderi: Jika Bukan Karena Tuanku Nan Renceh .fullpost{display:inline;} Keterangan foto: Benteng Fort de Kock di Bukittinggi (1826). Seorang panglima Paderi dengan pedang dan al-Qur'an dalam kantong kain yang digantungkan di leher mengawasi benteng itu dari kejauhan. Sumber: H.J.J.L. Ridder de Stuers, De vestiging en uitbreiding den Nederlanders ter Westkust van Sumatra, Deel 1, Amsterdam: P.N. van Kampen, 1849: menghadap hlm. 92 Oleh Suryadi Masyarakat Minangkabau masa lampau pernah merasakan pengalaman pahit akibat radikalisme agama. Di awal abad ke-19, demikian catatan sejarah, dekadensi moral masyarakat Minang sudah tahap lampu merah. Golongan ulama kemudian melancarkan gerakan kembali ke syariat, membasmi bidah dan khurafat. Mereka melakukannya dengan pendekatan persuasif melalui dakwah dan pengajian. Namun, kemudian muncullah seorang yang radikal dan militan di antara mereka: ia bersama pengikutnya memilih jalan kekerasan. Akibatnya, pertumpahan darah antara sesama orang Minangkabau tak terhindarkan, yang menorehkan lembaran hitam dalam sejarah Minangkabau. Siapa lagi ulama yang radikal itu kalau bukan Tuanku Nan Renceh. Ingat nama Tuanku Nan Renceh, ingat pada Perang Paderi. Dialah panglima Paderi yang paling militan dan ditakuti. Sosoknya tidak sejelas namanya yang sudah begitu sering disebut dalam buku-buku sejarah. Tak banyak data historis mengenai dirinya. Hanya ada catatan-catatan fragmentris yang terserak di sana-sini. Tulisan ini mencoba merekonstruksi sosok Tuanku Nan Renceh berdasarkan berbagai catatan tersebut, baik yang berasal dari sumber asing (Belanda) maupun dari sumber pribumi sendiri. Tuanku Nan Renceh berasal dari Kamang Ilia, Luhak Agam. Kurang jelas kapan persisnya ia dilahirkan, tapi pasti dalam paruh kedua tahun 1870-an. Tak ada catatan historis mengenai masa mudanya. Namun, sedikit banyak dapat direkonstruksi melalui satu sumber pribumi, yaitu Surat Keterangan Syekh Jalaluddin (SKSJ) karangan Fakih Saghir, salah seorang ulama Paderi dari golongan moderat (lihat transliterasi SKSJ oleh E. Ulrich Kratz dan Adriyetti Amir: Surat Keterangan Syeikh Jalaluddin Karangan Fakih Saghir. Kuala Lumpur: DBP, 2002). Menurut SKSJ (yang ditulis sebelum tahun 1829), di masa remaja Tuanku Nan Renceh, di darek (pedalaman Minangkabau) muncul seorang lama berpengaruh, yaitu Tuanku Nan Tuo di Koto Tuo, Ampat Angkat. Banyak orang belajar agama kepadanya, yang datang dari berbagai nagari di Minangkabau, termasuk pemuda (Tuanku) Nan Renceh. Murid-murid Tuanku Nan Tuo yang sebaya dengan Tuanku nan Renceh antara lain Fakih Saghir. Mangaraja Onggang Parlindungan dalam bukunya yang kontroversial, Tuanku Rao ([Djakarta]: Tandjung Pengharapan, [1964]:129) mengatakan bahwa Tuanku Nan Renceh juga belajar agama Islam ke Ulakan. Tahun-tahun terakhir abad ke-18 Tuanku Nan Renceh sudah aktif berdakwah bersama sahabatnya, Fakih Saghir. Mereka berhimpun...dalam masjid Kota Hambalau di nagari Canduang Kota Lawas (Kratz Amir: 23). Mereka telah berdakwah selama empat tahun lamanya sebelum kemudian Haji Miskin (salah seorang pencetus Gerakan Paderi) pulang dari Mekah pada tahun 1803 (ibid.:25). Berarti, paling tidak Tuanku Nan Renceh, yang waktu itu masih seorang ulama muda, sudah aktif berdakwah sejak tahun 1799, beberapa tahun sebelum gerakan Paderi resmi dimulai oleh Haji Miskin, Haji Sumaniak, dan Haji Piobang. Tampaknya bintang Tuanku Nan Renceh cepat bersinar, dan itu karena satu hal: sikapnya yang sangat radikal dan militan. Ia segera melibatkan diri sepenuh hati dan jiwa ke dalam Gerakan Paderi. Ini mungkin karena berita tentang Negeri Mekah yang didengarnya dari tiga haji yang baru pulang dari sana. Tak ada bukti bahwa Tuanku Nan Renceh pernah menginjakkan kaki di Tanah Suci. Tapi sudah biasa terjadi dalam soal Islam bahwa pendengar jadi lebih fanatik daripada yang mengalami sendiri pergi ke Mekah. Di awal tahun 1820-an Tuanku Nan Renceh sudah menjadi salah seorang komandan perang Kaum Paderi yang menguasai lima nagari, yaitu Kamang, Bukik, Salo, Magek, dan Kota Baru. Ia dan pasukannya sangat ditakuti: bila mereka menyerang suatu nagari dapat dipastikan bahwa nagari itu menderita. Tarup (lumbung padi) dan rumah dibakar, penduduk yang melawan dibunuh atau ditawan. Fakih Saghir dalam SKSJ menggambarkan aksi bengis pasukan Tuanku Nan Renceh ketika menyerang nagari Tilatang: Maka sampailah habis nagari Tilatang dan banyaklah [orang] berpindah dalam nagari; dan sukar menghinggakan ribu laksa rampasan, dan orang terbunuh dan tertawan lalu kepada terjual, dan [wanita] dijadikannya gundinya [gundiknya]. Yang melakukan perbuatan kejam itu kebanyakan pengikut Tuanku Nan Renceh dari Salo, Magek, dan Kota Baru, sehingga pihak lawan menghina mereka dengan istilah kerbau yang tiga kandang (Kratz Amir: 37), sebab perbuatan mereka dianggap sudah sama dengan
[wanita-muslimah] Re: Mohon pencerahan please.....
Rada pesimis juga dengan persepsi kita terhadap konteks dari durhaka terhadap orang tua. Memang apa sih defenisi dari durhaka itu? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, kayung [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaykum Members WM yg Budiman... saya mohon pencerahannya untuk masalah yg sedang dialami sahabat saya. Begini, sahabat saya tuh lagi dirundung kesedihan karena kekasihnya dipaksa sama ibunya untuk menikah dengan gadis lain. Terus kekasihnya mau nekat melarikan diri dengan sahabat saya tapi takut durhaka. Yg ingin saya tanyakan; ada nggak dalam Al Qur'an atau hadist Nabi SAW yg membolehkan muslim dewasa untuk menentukan pilihan hidupnya sendiri termasuk pasangan hidup. Tolong sekali bagi Members WM yg mau membantu dijelaskan secara detail ya termasuk ayat apa dan bunyinya serta artinya hehehhe serakah nih saya :)) Terus satu pertanyaan lagi, kalau maksa memilih pasangan hidup sendiri tapi ngga direstui sama orang tua tuh apa durhaka ya??? Segitu dulu pertanyaan saya yg perlu pencerahan. Terimakasih banyak sebelumnya untuk Members yg sudi memberi pencerahan. wa salam kayung
[wanita-muslimah] Re: TERKEJUT....!
lucu juga orang yang anda temui sabtu siang itu, mas Bina ... dan lebih lucu lagi, dia tidak tahu apa itu MUI, sehingga membuat pernyataan yang tidak karuan juntrungannya ... TERTAWA ...! thanks buat intermezzo-nya ... ;-) satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, binasmara [EMAIL PROTECTED] wrote: Sabtu siang, aku bertemu seseorang yang ngaku: aku ini seorang yang murtad dua kali.. hahaha, tapi ya wis... pek-peken kabeh... Lho Apa, sebab Sampeyan berkata begitu? Habis, wong kita ini ternyata guoblog-2 semua. Dikasih ajaran yang 'katanya' saja jadi beringasnya mintak ampun.. Menuduh kesana kemari... Sik-sik to, Mbah... ini urusan apa? Lhah gak mudheng ae koen iku. Itu lho MUI itu, masak lembaga yang tak punya dasar eksistensinya kok sewenang-wenang... haha. Hayo Sampeyan cari, Bina... apa dasar yang dapat dianggap melegalkan MUI mengeluarkan fatwa sesat untuk Mossadech itu? Di KUHAP kagak ada, di UUD-45 apalagi... malah UUD 45 sudah dilanggar oleh semuanya... Sebagai misal nih, alasan menodai agama.. lho agama apa? Lha kalau dia dah ngaku nabi ya otomatis punya agama sendiri toh ya? Meresahkan agama... wuik.. di Indonesia ini kan ada 6 agama yang resmi diakui, ini pun justru melecehkan 'agama' asli Indonesia... hahahaha.. Lha kudunya MUI itu tanya dulu kepada para dewan agama-agama yang lain. Ke Khong Hu Chu, ke Buddha, Ke Hindu, Ke Kristen dan Katolik... resah gak? Terganggu gak? Kalau memang semua merasa resah dengan si Al Masih al Mawud itu, barulah dengan resmi pemerintah (menteri agama, tentunya) menyatakan bahwa ajaran si Masih Mawud itu sesat lha ini kagak Waaa lha kalau itu justru umatnya MUI dong yang menistakan agamanya... Weeh... contohnya? Sering di setiap ruas jalan, Mbah, aku menemui drum di tengah jalan, pakai raungan ayat-ayat suci atau lagu-lagu arabiah, pada menadahkan tangan tuh.. Katanya buat bangun rumah Allah lholholho ini kan? Huusssy.. jangan gitu... Bina
Re: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya
Amit-amit jabang bayi, Mas Satriyo. Saya tidak akan melamar sesuatu yang tidak ditawarkan. Bahkan ditawari saja, kalau itu hanya permainan saya tak mau menerima. Dalam hidup ini, saya pernah ditawari untuk menduduki posisi kepala bagian pertamanan kota pada awal tahun 1975. Saya undur diri dari jabatan tersebut setelah pada posisi itu bau korupsi. Saya pernah ditawari posisi dirut (tahun 1991) anak perusahaan konglomerat yang lagi jaya-berjaya pada masa orba. Sekali lagi, saya undur diri, karena ada bau yang sama. Bahkan ada seorang teman yang menominasikan saya untuk salah satu kandidat menteri agama, tapi saya menyatakan bahwa saya tidak mau duduk sebagai menteri agama selama jabatan itu merupakan permainan politik! Wasalam, chodjim - Original Message - From: rsa To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, November 16, 2007 11:04 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya Saya dukung deh kalo mas ngelamar ke pak pres buat jadi staf khusus masalah peristilahan jadi biar bisa kyk jepang gitu mas, tertib dalam (hampir) segala hal ...! satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Ki Denggleng, Inilah yang memrihatinkan saya. Banyak tokoh masyarakat di Republik ini yang tidak paham terhadap budayanya sendiri, sehingga tidak dapat membedakan antara takhayul, klenik, dan mistik. Ketiga kosa kata tersebut berlain-lainan asalnya. Takhayul jelas berasal dari bahasa Arab takhayyul yang artinya imajinasi, fantasi; delusi, halusinasi. Klenik jelas berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya makrifat, atau ilmu-ilmu tentang ketuhanan, sangkan paraning dumadi. Jadi, setiap orang yang beragama pasti hidup berklenik ria. Mistik berasal dari mystique (Perancis) yang artinya kekuatan misteri atau rahasia seni yang hanya dipahami praktisinya. Oleh karena itu, saya setuju dengan Ki Denggleng bahwa di Jepang yang mengesahkan setiap kosa kata serapan atau kosa kata baru adalah kaisar. Dengan demikian semua pengguna atau pemakai kosa kata ada rujukannya. Tidak seperti di Indonesia, kosa kata dilemparkan oleh berbagai pihak dengan makna yang sewenang-wenang, sehingga sesuatu yang benar bisa dianggap salah. Contohnya, ya pemakaian ketiga kata tadi. Lha, ketika orang Jawa membahas Sangkan Paraning Dumadi (Inna lillaahi wa inna ilayhi raaji'uun), jelas ilmu yang membahas untuk itu disebut klenik. Keimanan adalah klenik. Tapi, makna ini dirusak oleh banyak tokoh Islam yang tidak paham makna klenik. Maka, jangan heran kalau orang Indonesia menjadi bodoh. Apa yang kita sebut mistik sebenarnya supernatural yaitu kepercayaan tentang hantu atau makhluk halus. Jadi, kepercayaan tentang hantu bukanlah wilayah mistik, juga bukan mysticism [Yunani, mystes]. Di fakultas devine ada jurusan mysticism, yang dikaji perihal praktik hubungan langsung dengan dunia ketuhanan melalui kontemplasi dan meditasi. Kita perlu pemimpin yang berwawasan dan mampu mengarahkan bangsa ini menuju yang benar. Wasalam, chodjim - Original Message - From: Ki Denggleng Pagelaran To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:04 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al- Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 efikoe@ wrote: Dalam pidatonya, Presiden Yudhoyono mengaku menerima masukan dari Menteri Agama dan MUI. Kemudian meminta agar aparat tegas terhadap sesuatu yang bersifat tahayul, klenik, dan mistik. Kita harus melakukan langkah tegas terhadap paham, aliran sesat, dan menyesatkan, tegasnya. Dalam sambutannya, Presiden meminta peran yang lebih besar dari MUI untuk memerangi paham atau aliran menyesatkan. Saya memohon kepada MUI agar berdiri di depan untuk menyelamatkan umat dari kemungkaran. Memerangi kemungkaran dengan cara yang tidak munkar, katanya. (okz/rif) -- Wuuuik... gimana nih Ustad Chodjim... yang tahayul, klenik dan mistik itu yang siapa? buingung dhewek aku. Jare-jarene... kata- katanya, kok ya kemana-mana gini ya? =nuhun= [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun
Ya, pahala berasal dari kosa kata Sanskerta phala yang artinya buah atau balasan. Setiap agama mengajarkan konsep pahala. Yang saya sayangkan ialah penyalah-gunaan konsep pahala. Misalnya, korupsi 1 milyar lalu diamalkan 250 juta. Oleh karena Tuhan hanya menghukum kesalahan sebesar kesalahan yang dibuat, maka kesalahan koruptor itu ya hanya 1 milyar. Lalu, karena dia beramal 250 juta akan dapat pahala minimal 10 kali lipat, berarti besarnya pahala 2,5 milyar. Oleh karena pahala dikurangi dosa masih ada pahala sebesar 1,5 milyar; maka makin besar korupsi makin besar pahalanya, hahaha.. Maka.., orang-orang Islam yang menjabat di negara terus korupsi Sertifikat halal terus ada dan diperbesar, sehingga air minum yang dari Alqurannya sudah dinyatakan halal, masih harus diberi label halal. Bagaimana ini MUI koq malah melanggar Alquran? Wasalam, chodjim - Original Message - From: rsa To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, November 16, 2007 11:40 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Di saat hujan turun ada... untuk langkah awal, tidak perlu dulu buat tafsir, tapi coba runut ke belakang, dari mana asal kata 'pahala' ... itu apakah asli/khas indonesia/nusantara atau dari asing, lalu apakah ada padanannya dalam al-Qur'an ... yang kalo ga salah itu hanya ada kata yang maknanya 'balasan/reward' ... tul ga mas chodjim...?! satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: mungkin tafisr kita terhadap pahala itu harus di revisi/diperbaiki agar bisa menjadi petunjuk yang benar...ada ide;)) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Betul mba, hitung menghitung pahala kayak gitu malah jadi menjauhkan kita dari yang kita tuju. Solat iya...tapi korupsi jalan terus, soale ada buku debit kredit pahala-dosa, yang di akhir bulan nanti bisa direkonsiliasi atau dikonsolidasi. Nggak bisa kita mengubah karakter kalo tembok mental credit debit itu belum runtuh - ini yang namanya mental sekular yang dsalahkaprahi. Tapi jangan salah mba. Orang Indonesia harus berhitung (efisien) dalam soal kekayaan alam, rencana hidup/kerja, yang seperti itulah. Kalo nggak berhitung cermat terus2an kekayaan alam dan HR kita disedot keluar tanpa langsung bermanfaat untuk kita sendiri. Duh, dari dulu sampe sekarang kita hobi jual aset negara nih, plus utang. Saya mengagumi Pak Amin Rais yang kritis dalam hal ini...lo kok jadi nyasar ke AR, soale dia emang yang paling jujur dalam hal ini. Selain Arab, ada juga yang jago hitung berhitung...orang India termasuk tetangga2nya...hehehe.. Kita juga masyarakat berhitung mba...wong semua orang berhitung, tapi apa yang dihitung itu bisa beda2. Dan kita juga komunal kok, semua orang juga komunal, tapi yang jadi basis komunal itu beda2. Orang Indonesia relatif kurang berhitung (i.e kurang efisien) kalo itu masalah natural resources, untung rugi duit/usaha, fisik lahiriah yang semacam itulah...wong alamnya ramah, mild, nggak ekstrim seperti di Arab dan India sono - kecuali kalo lagi gempa dan gunung api batuk, ini ngagetin. Tapi orang Indo berhitung banget soal moral, nama baik, masalah psikologis-spiritual gitu lah. Makanya kalo salah kaprah, jadi mengejar 'kesalehan pribadi' menurut istilah mba Chae. Orang Arab cenderung berhitung banget dengan resources ato sumber pendapatan karena alamnya keras. India alamnya ekstrim tapi jelas lebih kaya dibandingkan Arab. Di India agama nggak ada nilainya, kecuali itu relevan dengan kehidupannya sehari2 (apa ini namanya agama yang membumi? dalam kehidupan spiritual konon katanya India itu di garda terdepan). Umpamanya tuh, orang Indonesia ngarepin sorga nantiii...karena udah di sorga di dunia, orang India Arab ngarepin sorganya sekarangsoale mesti kerja keras untuk menaklukkan alam. Tapi orang Indonesia yang selalu siap berbagi, plural, nggak berhitung dengan kekayaan fisik, tapi berhitung dengan non fisik - terus2an salah kaprah, dibodohin, atau membodohi diri sendiri. Sekarang, kalo nggak hati2 aset negara kita bisa dijual terus (udah dijual sebagian sama kelompok Megawati dkk), termasuk HR kita yang unskilled, sementara kita hitung2an terus dengan pahala-dosa dan para nabi palsu. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Mungkin ya Mba Mia, sebenarnya sistem hitung berhitung..tabung menabung pahala ini ndak cocok dengan kondisi dan keadaan budaya asli dari masyarakat kita. Masyarakat arab kan kental banget dengan bentuk masyarakat komunalnya dimana hampir tidak ada hak kepemilikan dan kepentingan secara
Re: [wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
Nabi dalam bahasa Arab ialah orang yang menerima berita dari Tuhan. Rasul dalam bahasa Arab ialah orang yang menjadi utusan Tuhan. Dus, menurut kriteria Alquran seseorang tidak bisa menganggap rasul pasti nabi dan nabi belum tentu rasul. Ini adalah pernyataan ulama di zaman pertengahan. Artinya, tidak didukung oleh pernyataan Alquran maupun Hadis. Kosa kata nabi dalam bahasa Jawa Kuna artinya wudel, puser. Dari perjumpaan kata Arab nabi dan kata Jawa nabi lahirlah pemahaman bahwa pada setiap diri ada nabinya. Dalam bahasa Alqurannya li kulli ummah rasuul, setiap orang itu ada rasulnya. Itulah sebabnya dalam paham Islam Jawa, setiap orang harus berusaha hidup atas tuntunan rasulnya, alias nuraninya. Wasalam, chodjim - Original Message - From: rsa To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, November 16, 2007 11:56 AM Subject: [wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat nah lohhh ... selama ini memang nabi itu dikira apa to? mas chodjim, jadi penasaran nih, menurut mas, nabi dan rasul itu beda ya? dalam tradisi nusantara ada ga padanannya? satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: seperti biasa Mba Mia bisa menjelaskannya jauh lebih baik sehingga saya pun tercerahkan:) jadi yang di larang itu dan bersifat dzalim adalah perbuatan berbohongnya???;) setuju dech.. Mba Lina, kalau di lihat lagi sejarah dulu... kebanyakan jalan karir menjadi Nabi itu memang enggak mulus...ada yang dibakar, di usir, disalib, dibilang orang gila, dibilang tukang sihir... Kan ada pepatah kalau telor walau keluar dari pantat ayam diambil biar dari pantat kyai/ulama/profesor kalau memang kentut yaaa lari.. Nah soal Nabi..memang apa definisi Nabi itu --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Ok, let's drop 'playing god', bisa jadi tambah salah paham. mari bicara tentang orang yang mengaku nabi. Dalam ayat yang mba Lina kutip, mba Lina melewatkan kalimat ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Yang artinya Tuhan mencela orang yang suka berbohong, nggak dapet wahyu malah bilang dapet wahyu. Lalu, bagaimana kita membuktikan seorang MGA beneran dapet wahyu apa nggak dari Tuhan? Apa perlu dibuktikan? (Banyak orang nggak percaya si anu-ani itu nabi...soale hari gini gitu looh...Tapi jaman sekarang banyak yang percaya model 'nabi' Einstein, Newton, Bill Gates...tanpa mereka ngaku nabi..please dong ah..) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Saya bicara tidak dalam konteks playing god or siapa menghukum siapa tapi menjawab pertanyaan mbak Chae,emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) toh pertanyaan mbak Chae juga bukan soal playing god, tapi BOLEH GAK nya KITA NGAKU NABI or playing prophet...:-) tapi kalo dipikir-pikir, yang playing god itu sapa ya? Apa orang2 spt MGA ini playing god juga?? Coba bayangkan aja dalam Tukhfah Bagdad, hal. 25 MGA menulis bhw Tuhan mengatakan ttg diri MGA,ya Ahmad, nama-Mu bisa sempurna, tapi nama-Ku tidak bisa sempurna [ya Ahmad yutimmu ismuka, wa la yutimmu ismii]. Gubrak! wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia aldiy@ wrote: Duh, mba Lina..ada potongan ayat yang lepas dibaca: ..padahal tidak ada diwahyukan sesuatupun kepadanya.. Artinya, Tuhan menghukum nabi palsu yang ngaku2 nabi padahal nggak diturunin wahyu, ngakunya dapet wahyu. Itu namanya berbohong. emang nggak disebut di situ bahwa kita mesti menghukum/melarang orang yang ngaku nabi, hanya dikatakan Tuhan menghukum pembohong yang ngaku nabi, padahal nggak pernah dapet wahyukecuali kalo kita mau playing God...:-) salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina Dahlan linadahlan@ wrote: Baca lagi pertanyaan sampeyan. emang ada pasalnya di Qur'an kita tidak boleh ngaku Nabi??;)) jawab Allah: lebih zalim. [ato bahasa saya neh (yg lebih lunak) ada gak sih orang yang lebih dableg daripada org yg mengatakan...] Lalu manusia mo bilang emangnya ada pasal di Qur'an kita boleh berlaku zalim?? he..he..kayak Yahudi ngeyel di kisah Sapi Betina. wassalam, -- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae chairunisa_mahadewi@ wrote: Jelas sekali di ayat ini bahwa kita ini ndak ikut campur urusan Gusti Allah sama Makluk-Nya wong nanti yang balas juga Gusti Allah...kok...sepertinya kita2 kadang suka over acting:)
[wanita-muslimah] Pemimpin yang tak paham rakyatnya
Pemimpin yang tak paham rakyatnya Bias penandatanganan ASEAN Charter Kabar buruk tentang nasib buruh migran Indonesisa ternyata tidak hanya berupa tindak kekerasan dan perlakukan sewenang-wenang dari para majikan. Namun bisa juga berasal dari sang pemimpin negara. Penandatangan ASEAN Charter oleh 10 pemimpin negara ASEAN, pada 20 November 2007 lalu menjadi kado akhir tahun yang buruk bagi para buruh migran Indonesia. ASEAN Charter dimata 10 pemimpin negara di kawasan Asia Tenggara ini pengaturan ekonomi yang berorientasi pada investasi menjadi lebih penting dari pada mengurusi rakyatnya yang menjadi buruh migran. Para pemimpin ini menjadi tidak paham apa yang seharusnya diberikan untuk kepentingan rakyatnya. selengkapnya di : http://www.iwork-id.org/index.php?action=news.detailid_news=63
[wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun -cinta tak bersyarat
matur suwun mas. Saya memang meminta pendapat mas, tapi apakah ini murni olah-fikir mas sendiri, atau ada referensi yang mas gunakan? Misalnya ketika mas bilang Ini adalah pernyataan ulama di zaman pertengahan; apakah bisa mas sebutkan siapa ulama dimaksud? Lalu, yang mas maksud dengan lanjutan pernyataan mas, Artinya, tidak didukung oleh pernyataan Alquran maupun Hadis. ini apakah artinya ulama yang mas maksud itu sama sekali tidak menyandarkan pendapatnya yang mas kutip itu kepada Alquran dan Hadis? Penasaran juga ingin tahu identitas ulama mas ini ... Lalu menurut mas, apakah Alquran dan Hadis tidak menjelaskan sama sekali apa itu Nabi dan apa itu Rasul termasuk persamaa dan perbedaannya, tersirat/implisit/between the line (baik deduktif atau deduktif) sekalipun? Jika memang tidak ada yang jelas alasannya si ulama mas itu tidak menggunakan Alquran dan Hadis. Masuk akal bagi saya. Menarik juga menilik kaitan 'nabi' arab dan 'nabi' jawa kuna. Pertanyaan saya, saat para wali mendakwahkan islam di tanah jawa, apakah masih ada jawa kuna atau tidak? Artinya apakah memang ada bukti yang bisa menunjukkan 'nyambungnya' dua 'nabi' arab dan jawa kuna ini, bukan sekadar asumsi liar atau tebak2an intelek saja? Terakhir mas, mengapa mas terjemahkan 'ummah' dengan 'manusia'? Dan bukankah ada hadis yang menjelaskan bahwa maksud dari ayat ini bahwa adalah tiap ummat itu Allah utus Nabi dan atau Rasul, bukan seperti yang kangmas jelaskan? ummat di sini bukankah berarti kumpulan orang/manusia? walikulli ummatin rasuulun fa-idzaa jaa-a rasuuluhum qudhiya baynahum bialqisthi wahum laa yuzhlamuuna [10:47] Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya. ayat lain yang nampaknya mirip, walaqad ba'atsnaa fii kulli ummatin rasuulan ani u'buduu allaaha waijtanibuu alththaaghuuta faminhum man hadaa allaahu waminhum man haqqat 'alayhi aldhdhalaalatu fasiiruu fii al-ardhi faunzhuruu kayfa kaana 'aaqibatu almukadzdzibiina [16:36] Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul- rasul). atau juga ini, tsumma arsalnaa rusulanaa tatraa kulla maa jaa-a ummatan rasuuluhaa kadzdzabuuhu fa-atba'naa ba'dhahum ba'dhan waja'alnaahum ahaadiitsa fabu'dan liqawmin laa yu/minuuna [23:44] Kemudian Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain1004. Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman. sedangkan ayat berikut, hemat saya, janji Allah buat para pendusta, pemutar balik ayat-ayat-NYA, wayawma nahsyuru min kulli ummatin fawjan mimman yukadzdzibu bi- aayaatinaa fahum yuuza'uuna [27:83] Dan (ingatlah) hari (ketika) Kami kumpulkan dari tiap-tiap umat segolongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, lalu mereka dibagi-bagi (dalam kelompok-kelompok). Lalu yang mas maksud dengan Itulah sebabnya dalam paham Islam Jawa, setiap orang harus berusaha hidup atas tuntunan rasulnya, alias nuraninya. apakah artinya cukup dengan nurani saja kita mengacu tidak perlu rasul/nabi sesungguhnya -- toh memang tidak ada lagi nabi/rasul di tengah2 kita, kec yang mengaku2 saja -- atau apakah maksudnya spt hadis rasul bhw kita cukup meminta fatwa pada hati kita, nurani kita apakah suatu hal itu maksiat/dosa atau bukan? matur kesuwun, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Nabi dalam bahasa Arab ialah orang yang menerima berita dari Tuhan. Rasul dalam bahasa Arab ialah orang yang menjadi utusan Tuhan. Dus, menurut kriteria Alquran seseorang tidak bisa menganggap rasul pasti nabi dan nabi belum tentu rasul. Ini adalah pernyataan ulama di zaman pertengahan. Artinya, tidak didukung oleh pernyataan Alquran maupun Hadis. Kosa kata nabi dalam bahasa Jawa Kuna artinya wudel, puser. Dari perjumpaan kata Arab nabi dan kata Jawa nabi lahirlah pemahaman bahwa pada setiap diri ada nabinya. Dalam bahasa Alqurannya li kulli ummah rasuul, setiap orang itu ada rasulnya. Itulah sebabnya dalam paham Islam Jawa, setiap orang harus berusaha hidup atas tuntunan rasulnya, alias nuraninya. Wasalam, chodjim - Original Message - From: rsa To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, November 16, 2007 11:56 AM Subject: [wanita-muslimah] playing god-Re: Di saat hujan turun - cinta tak bersyarat nah lohhh ... selama ini memang nabi itu dikira apa to? mas
[wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al-Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya
Wah ya sayang to mas, kesempatan untuk memangkas, bahkan mencerabut korupsi itu hilang begitu saja, manakala kita sebenarnya punya potensi dan mampu untuk itu tapi kita malah memilih 'cari aman' ... ya to mas? artinya, korupsi adalah kerikil yang menghadang yang harus kita lalui. kalo kita malah mandeg, ga terus maju, ya ga kemana-mana jadinya ... jadi harapan mas untuk ada pemimpin yang mampu mengarahkan bangsa ini menuju yang benar. tentu tinggallah harapan bila setiap orang sebaik dan sekaliber mas achmad malah memilih menghindari kerikil. toh memang di dunia ini saat ini tidak ada lagi kenyataan indah -- kalo boleh saya gunakan kata itu -- peri kehidupan masa keemasan prinsip2 Islam di zaman Rasul dan para khulafa rasyidun. justru itu tantangan kita. jadi menurut saya, teman-teman, tidak pada tempatnya kita hanya berani ber-NATO ria, padahal kiprah nyata belum ada. kalo tidak mengembalikan amanah krn ada 'bau busuk' biasanya tetap bertahan dan terlarut. menyedihkan memang nasib kita ... gak menyindir kang mas lho, tapi buat yang lain ini ... :-) salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Amit-amit jabang bayi, Mas Satriyo. Saya tidak akan melamar sesuatu yang tidak ditawarkan. Bahkan ditawari saja, kalau itu hanya permainan saya tak mau menerima. Dalam hidup ini, saya pernah ditawari untuk menduduki posisi kepala bagian pertamanan kota pada awal tahun 1975. Saya undur diri dari jabatan tersebut setelah pada posisi itu bau korupsi. Saya pernah ditawari posisi dirut (tahun 1991) anak perusahaan konglomerat yang lagi jaya-berjaya pada masa orba. Sekali lagi, saya undur diri, karena ada bau yang sama. Bahkan ada seorang teman yang menominasikan saya untuk salah satu kandidat menteri agama, tapi saya menyatakan bahwa saya tidak mau duduk sebagai menteri agama selama jabatan itu merupakan permainan politik! Wasalam, chodjim - Original Message - From: rsa To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, November 16, 2007 11:04 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al- Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya Saya dukung deh kalo mas ngelamar ke pak pres buat jadi staf khusus masalah peristilahan jadi biar bisa kyk jepang gitu mas, tertib dalam (hampir) segala hal ...! satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Achmad Chodjim chodjim@ wrote: Ki Denggleng, Inilah yang memrihatinkan saya. Banyak tokoh masyarakat di Republik ini yang tidak paham terhadap budayanya sendiri, sehingga tidak dapat membedakan antara takhayul, klenik, dan mistik. Ketiga kosa kata tersebut berlain-lainan asalnya. Takhayul jelas berasal dari bahasa Arab takhayyul yang artinya imajinasi, fantasi; delusi, halusinasi. Klenik jelas berasal dari bahasa Jawa Kuna yang artinya makrifat, atau ilmu-ilmu tentang ketuhanan, sangkan paraning dumadi. Jadi, setiap orang yang beragama pasti hidup berklenik ria. Mistik berasal dari mystique (Perancis) yang artinya kekuatan misteri atau rahasia seni yang hanya dipahami praktisinya. Oleh karena itu, saya setuju dengan Ki Denggleng bahwa di Jepang yang mengesahkan setiap kosa kata serapan atau kosa kata baru adalah kaisar. Dengan demikian semua pengguna atau pemakai kosa kata ada rujukannya. Tidak seperti di Indonesia, kosa kata dilemparkan oleh berbagai pihak dengan makna yang sewenang-wenang, sehingga sesuatu yang benar bisa dianggap salah. Contohnya, ya pemakaian ketiga kata tadi. Lha, ketika orang Jawa membahas Sangkan Paraning Dumadi (Inna lillaahi wa inna ilayhi raaji'uun), jelas ilmu yang membahas untuk itu disebut klenik. Keimanan adalah klenik. Tapi, makna ini dirusak oleh banyak tokoh Islam yang tidak paham makna klenik. Maka, jangan heran kalau orang Indonesia menjadi bodoh. Apa yang kita sebut mistik sebenarnya supernatural yaitu kepercayaan tentang hantu atau makhluk halus. Jadi, kepercayaan tentang hantu bukanlah wilayah mistik, juga bukan mysticism [Yunani, mystes]. Di fakultas devine ada jurusan mysticism, yang dikaji perihal praktik hubungan langsung dengan dunia ketuhanan melalui kontemplasi dan meditasi. Kita perlu pemimpin yang berwawasan dan mampu mengarahkan bangsa ini menuju yang benar. Wasalam, chodjim - Original Message - From: Ki Denggleng Pagelaran To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, November 13, 2007 3:04 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Kiai Sahal: Fatwa MUI tentang Al- Qiyadah Agar Umat Tak Terperdaya