[wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah

2008-05-02 Terurut Topik Hadi
Assalamu 'alaikum,

 Wa alaykumus salam wr. wb.,
 
 Wah, bagaimana mungkin wahyu malah membuat manusia menjadi bertindak
anarkis? Apa nggak salah baca, Kang Hadi? Kalau ada orang anarkis,
jelas orang itu mendapat hasutan SETAN!

iya maksud saya begitu, orang yang anarkis berarti perlu pembelajaran
yang lebih mendalam tentang wahyu, karena Nabi pun yang mendapat wahyu
melarang pengrusakan terhadap tempat-tempat yang banyak disebutkan
nama Allah, termasuk biara, gereja dan sinagog. Apalagi ini masjid
yang merupakan tempat ibadah umat islam.

Bagaimana caranya menyesuaikan atau yang disebut pak chodjim men'tune'
pemahaman kita terhadap wahyu dengan pemahaman Nabi, karena kita tidak
bisa melihat nabi lagi, hanya melalui sirah Nabawiyah saja, itupuan
zamannya sudah lain, jadi apakah bisa nyambung atau disesuaikan
dengan zaman sekarang. Bagaimana metoda mentune kesadaran dan
pemahaman kita ini dengan pemahaman Nabi yang hidup dizaman dahulu kala?

Apakah wahyu ini berisi kebaikan melulu pak? dan inspirasi atau ilham
bisa berisi kebaikan dan kejahatan tergantung pemakaiannya. karena ada
orang yang terinspirasi melakukan desain penipuan besar-besaran,
tetapi belum terdengar ada wahyu yang digunakan untuk kejahatan. 

 Wong Kanjeng nabi saja ketika menerima wahyu terasa berat dan merasa
mendengarkan bunyi genta yang memekakkan telinga, atau badan terasa
berat mau mabuk dan lain-lain.

saya cari artikel tentang hal ini dan ketemu juga:

Mengapa wahyu itu digambarkan dengan bunyi lonceng padahal dalam
banyak hadist lain Nabi SAW melarang bunyi lonceng, seperti hal azan
yang menyamai acara Kristian. Di dalam Sunan Abu Daud pula, terdapat
hadist yang melarang binatang dipakaikan lonceng.

Ia disamakan dengan bunyi lonceng karena:

1- Bunyi lonceng itu datang bertubi-tubi dan tidak terputus-putus,
seperti bunyi yang berterusan di mana bunyi tersebut tidak dapat
difikirkan bagaimana nadanya.
2- Apabila lonceng itu dipalu berterusan, bunyinya seakan-akan datang
dari semua sudut. Ini menunjukkan bahwa Qalam Allah itu tidak
bertempat, tidak berpihak dan tidak bersudut.

Dalam riwayat lain pula Nabi mengatakan bahawa wahyu itu bila datang
kepadanya bagaikan hampir-hampir tercabut nyawanya, atau hingga merah
muka Nabi SAW. Betapa beratnya wahyu yang Nabi tanggung, Subhanalloh.
Maka untuk menerima wahyu itu, sebenarnya Nabi SAW telah dianugerahkan
kekuatan 40 orang pemuda-pemuda di syurga.

Di dalam Musnad Ahmad pula, dikatakan bahawa Umar semasa berada
berhampiran dengan Nabi, mendengar semacam bunyi lebah yang terbang
sewaktu Nabi menerima wahyu. Sebenarnya di sisi Nabi SAW bunyi yang
didengar oleh Umar itu tidaklah sama seperti apa yang Umar dengar,
yang mana Nabi dapat memahami wahyu tersebut.

Wahyu itu pula datang kepada Nabi SAW sebanyak 24,000 kali. Beratnya
wahyu itu di hinggakan apabila Nabi duduk di atas unta, maka
terduduklah unta tersebut. Manakala Zaid bin Thabit pula mengatakan
bahawa semacam hendak patah pahanya sewaktu Nabi menerima wahyu dan
berpegang kepada pahanya itu. 

Mengingat beban penderitaan Nabi Muhammad ini, sudah selayaknya wahyu
itu dipelajari untuk kebaikan umat manusia,karena wahyu diturunkan
tidak sembarangan dan tersesatlah orang yang mencari kebenaran selain
dari wahyu apalagi yang bertentangan dengan wahyu.

Bagaimana dengan MGA ini, apakah penderitaannya sama dengan Nabi
Muhammad dalam menerima wahyu, sehingga berani mengaku sebagai Nabi
setelah Nabi Muhammad ? padahal tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad
sebagaimana disebutkan oleh Nabi kepada Imam Ali ra.

Wassalam,

Hadi 
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Wa alaykumus salam wr. wb.,
 
 Wah, bagaimana mungkin wahyu malah membuat manusia menjadi bertindak
anarkis? Apa nggak salah baca, Kang Hadi? Kalau ada orang anarkis,
jelas orang itu mendapat hasutan SETAN!
 
 Lho, lha koq tanya mekanismenya kepada saya:)) 
 
 Wong Kanjeng nabi saja ketika menerima wahyu terasa berat dan merasa
mendengarkan bunyi genta yang memekakkan telinga, atau badan terasa
berat mau mabuk dan lain-lain.
 
 Suwun,
 chodjim
 
 
   - Original Message - 
   From: Hadi 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Thursday, May 01, 2008 4:03 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah
 
 
   Assalamu 'alaikum, sugeng rawuh pak chodjim.
 
   menarik sekali pembahasan tentang wahyu ini. maaf kalau saya tidak 
   mengikuti dari awal, hanya saja saya membaca pembahasan wahyu ini 
   antara pak chodjim dengan mbak Lina. Berkenaan dengan Mirza Ghulam 
   Ahmad ini saya mempercayainya sebagai seorang mujadid yang mana dalam 
   hadist disebutkan bahwa Allah mengutus seorang mujadid dalam masa 
   setiap 100 tahun. Hal ini akan lebih tepat jika mengatakan Mirza 
   Ghulam Ahmad sebagai mujadid agar tidak membuat salah kaprah orang 
   yang mendengarnya, karena Nabi disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai 
   khataman Nabiyin, baik sebagai nabi yang terakhir dalam hal yang 
   diutus Allah, maupun

Re: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah

2008-05-02 Terurut Topik sriwening herpribadi
 
  Chodjim wrote==1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang 
maknanya seperti yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu. Dalam 
bahasa Arab wahyu ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah isyarat cepat. 
Dalam pemahaman teologis, wahyu adalah petunjuk konkret (nyata) yang datangnya 
dari Allah swt (Tuhan semesta alam). Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka 
mBak Lina akan bisa melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa 
proses belajar di sekolah. 
  ===
  Om Chodjim...sudah hampir 1 minggu negosiasi saya dengan owner batu bara 
mentok..3 hari yang lalu saat saya buang hajat ( maaf ) di toilet sambil 
mikirin solusinya dan tiba2 saja terlintas sebuah solusi...dan ternyata solusi 
itu bisa diterima oleh owner...apakah itu berarti saya dapat wahyu...kalau 
iya...masak sich wahyu turun saat saya sedang...hehehe malu akyuuu 
mengatakannyamungkin pengalaman sperti itu jua pernah dialami oleh om dan 
anggota milis inimohon pencerahannya om..monggo.
   
   
   
   
   
   
  

achmad chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Wa alaykumus salam wr. wb., mBak Lina.

1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang maknanya seperti 
yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu. Dalam bahasa Arab wahyu 
ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah isyarat cepat. Dalam pemahaman 
teologis, wahyu adalah petunjuk konkret (nyata) yang datangnya dari Allah swt 
(Tuhan semesta alam). Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka mBak Lina akan 
bisa melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa proses belajar 
di sekolah. 

Penemu makanan seperti bisa membedakan jamur yang beracun dan mematikan orang 
yang memakannya dengan jamur yang sehat untuk dimakan itu bukan coba-coba, tapi 
wahyu; seperti Maryam menerima perintah untuk menggoyang pohon korma untuk 
konsumsinya. Jika untuk menemukan jamur yang bisa dimakan itu dengan coba-coba, 
maka akan banyak timbul korban. Allah itu ar-rahman dan ar-rahim, maka Allah 
menghendaki sesuatu bagi orang-orang yang berkehendak. Kalau orang menghendaki 
petunjuk maka Allah akan menunjukinya, Allaahu yahdii man yasaa', bukankah 
begitu La Tando? Lha, Allah menunjuki manusia itu melalui qalbunya (QS 64:11). 
Bagaimana cara Allah menunjuki seseorang jika Allah tidak bercakap-cakap dengan 
manusia? Jawabannya ya QS 42:51!!!

Dus, wahyu itu ya hanya 3 macam seperti dinyatakan pada QS 42:51.

2) Ilham itu sama dengan inspirasi atau bisikan hati. Dengan demikian, ilham 
bisa berupa bisikan tentang kejahatan dan bisa pula tentang ketakwaan (QS 91:8).

3) Mbak Lina apa pura-pura lupa bahwa dalam QS 53:3-4 disebutkan wa maa 
yantiqu 'an al-hawaa in huwa illaa wahyuy yuuhaa. Dan, dia (Muhammad) tidak 
menuturkan itu (Alquran) dengan hawa nafsunya, melainkan wahyu yang diwahyukan.

4) Lho, kan sudah jelas di QS 2:4, bahwa orang-orang yang bertakwa itu 
mengimani kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan yang diturunkan kepada 
nabi-nabi sebelumnya. Jadi, tak disebutkan mengimani kitab yang diturunkan 
setelah Muhammad. Itu artinya Alquran sebagai kitab sudah final!

Yang menjadi persoalan kita dalam diskusi ini kan kita tidak dapat membedakan 
antara wahyu dan kitab. Jadi, nabi-nabi itu menerima wahyu berupa kitab, dan 
manusia biasa hanya menerima wahyu sebagai petunjuk dalam hidupnya agar bisa 
menyelesaikan persoalan hidup ini dengan mudah. Kalau kita membaca al-fatihah, 
kita MENYATAKAN PERMOHONAN untuk diberi petunjuk tentang jalan yang lurus 
seperti yang diberikan kepada orang-orang yang menerima kenikmatan dalam 
hidupnya. Padahal, jalan yang lurus itu hanya diberikan kepada para nabi, para 
shiddiiqiin, para syuhadaa', dan para shaalihiin (QS 4:69). Dan, ingat kembali 
bahwa petunjuk itu diturunkan ke qalb, dan caranya dengan wahyu lantaran Gusti 
Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia dengan bahasa dunia yang kita terima 
dari orang-orang di sekitar kita.

Wassalam,
chodjim

- Original Message - 
From: Lina Dahlan 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, April 30, 2008 2:01 AM
Subject: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah

Assalamu'alaikum pak Chodjim,

Saya mau bertanya hal2 berikut, Menurut pak Chodjim:

1) Apakah wahyu itu? Adakah pembagian2 atas wahyu?
2) Apakah Ilham itu?
3) Alqur'an itu termasuk wahyu atau ilham?
4) Akan adakah wahyu spt AlQur'an lagi nantinya, kalau memang wahyu 
tidak tuntas ? atau kalau memang AlQur'an tidak dianggap Wahyu 
Tuntas or Pil Tuntas..tas..tas...

Wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kelemahan bagi kebanyakan orang Islam adalah tidak mendapatkan 
pengajaran agama langsung dari Alquran. Sejak kecil orang Islam 
langsung diajari barang jadi seperti fikih, tauhid, tasawuf dan lain-
lainnya. Akibatnya, argumen yang dikemukakan oleh orang Islam adalah 
pengeyelan tanpa dalil naqli maupun aqli. Misalnya saja, menganggap 
wahyu sudah berhenti pasca Kanjeng Nabi Muhammad saw

Re: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah

2008-05-02 Terurut Topik achmad chodjim
Sdr. Sri, mosok Anda gak baca tulisan saya keseluruhan? Koq cuma dipotong? 
Wahyu datang tanpa proses belajar apalagi mikirin sesuatu. Ya, ia datang 
tiba-tiba seperti Maryam mendapat wahyu untuk menggoyang pohon kurma ketika 
perutnya merasa kesakitan hamil tua. Kalau baca, yang saksama ya... :))

Lihat lagi ketika Anda mohon doa jalan yang lurus sebagaimana jalannya 
orang-orang yang diberi kenikamatan, yaitu para nabi, shiddiiqiin, syuhadaa, 
dan shaalihiin. Jadi, yang Anda minta itu ialah kenikmatan sebagaimana yang 
diberikan kepada 4 golongan orang itu. Baca QS 4:69!

Lha, Allah kalau menunjuki manusia itu kepada qalbunya (QS 64:11). Baca 
Alquran, nanti Anda tahu kalau Kanjeng Nabi Muhammad saw  menerima wahyu yang 
diturunkan kepada qalbunya. Oleh karena Allah tidak bercakap-cakap dengan 
manusia, maka petunjuk itu diberikan melalui wahyu. Sekali lagi, PETUNJUK 
diberikan dengan cara wahyu. Ini juga agar jelas bukan petunjuk vs wahyu 
seperti yang disampaikan sdr. Wawan. Sekali lagi, petunjuk dari Allah itu masuk 
ke qalb dengan cara wahyu. Jelaskan? Itu dalil Alquran, mosok kurang jelas. 
Kalau kurang jelas ya ngaji lagi sing mempeng...

Wassalam,
chodjim


 
  - Original Message - 
  From: sriwening herpribadi 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, May 02, 2008 12:35 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah



  Chodjim wrote==1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang 
maknanya seperti yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu. Dalam 
bahasa Arab wahyu ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah isyarat cepat. 
Dalam pemahaman teologis, wahyu adalah petunjuk konkret (nyata) yang datangnya 
dari Allah swt (Tuhan semesta alam). Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka 
mBak Lina akan bisa melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa 
proses belajar di sekolah. 
  ===
  Om Chodjim...sudah hampir 1 minggu negosiasi saya dengan owner batu bara 
mentok..3 hari yang lalu saat saya buang hajat ( maaf ) di toilet sambil 
mikirin solusinya dan tiba2 saja terlintas sebuah solusi...dan ternyata solusi 
itu bisa diterima oleh owner...apakah itu berarti saya dapat wahyu...kalau 
iya...masak sich wahyu turun saat saya sedang...hehehe malu akyuuu 
mengatakannyamungkin pengalaman sperti itu jua pernah dialami oleh om dan 
anggota milis inimohon pencerahannya om..monggo.








  achmad chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Wa alaykumus salam wr. wb., mBak Lina.

  1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang maknanya seperti 
yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu. Dalam bahasa Arab wahyu 
ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah isyarat cepat. Dalam pemahaman 
teologis, wahyu adalah petunjuk konkret (nyata) yang datangnya dari Allah swt 
(Tuhan semesta alam). Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka mBak Lina akan 
bisa melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa proses belajar 
di sekolah. 

  Penemu makanan seperti bisa membedakan jamur yang beracun dan mematikan orang 
yang memakannya dengan jamur yang sehat untuk dimakan itu bukan coba-coba, tapi 
wahyu; seperti Maryam menerima perintah untuk menggoyang pohon korma untuk 
konsumsinya. Jika untuk menemukan jamur yang bisa dimakan itu dengan coba-coba, 
maka akan banyak timbul korban. Allah itu ar-rahman dan ar-rahim, maka Allah 
menghendaki sesuatu bagi orang-orang yang berkehendak. Kalau orang menghendaki 
petunjuk maka Allah akan menunjukinya, Allaahu yahdii man yasaa', bukankah 
begitu La Tando? Lha, Allah menunjuki manusia itu melalui qalbunya (QS 64:11). 
Bagaimana cara Allah menunjuki seseorang jika Allah tidak bercakap-cakap dengan 
manusia? Jawabannya ya QS 42:51!!!

  Dus, wahyu itu ya hanya 3 macam seperti dinyatakan pada QS 42:51.

  2) Ilham itu sama dengan inspirasi atau bisikan hati. Dengan demikian, ilham 
bisa berupa bisikan tentang kejahatan dan bisa pula tentang ketakwaan (QS 91:8).

  3) Mbak Lina apa pura-pura lupa bahwa dalam QS 53:3-4 disebutkan wa maa 
yantiqu 'an al-hawaa in huwa illaa wahyuy yuuhaa. Dan, dia (Muhammad) tidak 
menuturkan itu (Alquran) dengan hawa nafsunya, melainkan wahyu yang diwahyukan.

  4) Lho, kan sudah jelas di QS 2:4, bahwa orang-orang yang bertakwa itu 
mengimani kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan yang diturunkan kepada 
nabi-nabi sebelumnya. Jadi, tak disebutkan mengimani kitab yang diturunkan 
setelah Muhammad. Itu artinya Alquran sebagai kitab sudah final!

  Yang menjadi persoalan kita dalam diskusi ini kan kita tidak dapat membedakan 
antara wahyu dan kitab. Jadi, nabi-nabi itu menerima wahyu berupa kitab, dan 
manusia biasa hanya menerima wahyu sebagai petunjuk dalam hidupnya agar bisa 
menyelesaikan persoalan hidup ini dengan mudah. Kalau kita membaca al-fatihah, 
kita MENYATAKAN PERMOHONAN untuk diberi petunjuk tentang jalan yang lurus 
seperti yang diberikan kepada orang-orang yang menerima kenikmatan dalam 
hidupnya. Padahal, jalan yang

[wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah

2008-05-02 Terurut Topik ma_suryawan
Rizal ini makin lama makin sok tahu, tapi tidak tau apa yang diomongnya...

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalau betul dia mujaddid, mustahil dia mengaku nabi. 

Nabi itu sudah pasti mujaddid. Namun, mujaddid belum tentu nabi.

Pengakuannya sebagai nabi adalah perintah dari Allah, dan semua nabi
diperintah oleh Allah untuk mengatakan pada kaumnya bahwa ia adalah
nabi dan utusan Allah.

Dan, anda tidak punya hak untuk melarang orang mengklaim dirinya
sebagai nabi Allah.

 Dengan pengakuannya sebagai nabi, maka dia sendiri terkeluar dari
Islam sehingga mustahil pula dia seorang mujaddid. 

Anda ini yang merasa dirinya sebagai pemilik Islam dg entengnya
mengatakan orang yang mengaku sebagai nabi maka dengan sendirinya
terkeluar dari Islam.

Ngomong kok gak pake ilmu dan dasar

Rasulullah s.a.w. saja tidak pernah bicara seperti yang sampeyan omong...

Anda berasa lebih hebat dari rasul ya?

 Mirza Ghulam Ahmad hanyalah seorang pembohong besar dan telah
berlalu sebelum dia beberapa pembohong lain.

Bukannya anda sendiri yang suka ngibul, dan kalau ketahuan ngibulnya
maka langsung ngumpet kayak anak kecil...

Salam,
MAS

 
 
 -Rizal-
 
 
 
 Hadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu 'alaikum, sugeng rawuh pak chodjim.
 
 menarik sekali pembahasan tentang wahyu ini. maaf kalau saya tidak 
 mengikuti dari awal, hanya saja saya membaca pembahasan wahyu ini 
 antara pak chodjim dengan mbak Lina. Berkenaan dengan Mirza Ghulam 
 Ahmad ini saya mempercayainya sebagai seorang mujadid yang mana dalam 
 hadist disebutkan bahwa Allah mengutus seorang mujadid dalam masa 
 setiap 100 tahun. Hal ini akan lebih tepat jika mengatakan Mirza 
 Ghulam Ahmad sebagai mujadid agar tidak membuat salah kaprah orang 
 
 
 

 -
 Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. 
Try it now.
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah

2008-05-01 Terurut Topik Hadi
 
kepada orang-orang yang menerima kenikmatan dalam hidupnya. Padahal, 
jalan yang lurus itu hanya diberikan kepada para nabi, para 
shiddiiqiin, para syuhadaa', dan para shaalihiin (QS 4:69). Dan, 
ingat kembali bahwa petunjuk itu diturunkan ke qalb, dan caranya 
dengan wahyu lantaran Gusti Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia 
dengan bahasa dunia yang kita terima dari orang-orang di sekitar kita.
 
 Wassalam,
 chodjim
 
 
   - Original Message - 
   From: Lina Dahlan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, April 30, 2008 2:01 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah
 
 
   Assalamu'alaikum pak Chodjim,
 
   Saya mau bertanya hal2 berikut, Menurut pak Chodjim:
 
   1) Apakah wahyu itu? Adakah pembagian2 atas wahyu?
   2) Apakah Ilham itu?
   3) Alqur'an itu termasuk wahyu atau ilham?
   4) Akan adakah wahyu spt AlQur'an lagi nantinya, kalau memang 
wahyu 
   tidak tuntas ? atau kalau memang AlQur'an tidak dianggap Wahyu 
   Tuntas or Pil Tuntas..tas..tas...
 
   Wassalam,
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim 
   chodjim@ wrote:
   
Kelemahan bagi kebanyakan orang Islam adalah tidak mendapatkan 
   pengajaran agama langsung dari Alquran. Sejak kecil orang Islam 
   langsung diajari barang jadi seperti fikih, tauhid, tasawuf dan 
lain-
   lainnya. Akibatnya, argumen yang dikemukakan oleh orang Islam 
adalah 
   pengeyelan tanpa dalil naqli maupun aqli. Misalnya saja, 
menganggap 
   wahyu sudah berhenti pasca Kanjeng Nabi Muhammad saw. Mereka lupa 
   bahwa Allah itu al-mutakallim yang senantiasa bersifat kalam. 
Dalam 
   QS 55:29 dinyatakan bahwa Allah setiap saat dalam urusan 
   (kesibukan). Tentu saja, termasuk kesibukan dalam mengirimkan 
wahyu 
   kepada hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya.

Dalam QS 42:51 dijelaskan bahwa tak ada seorang pun yang 
bercakap-
   cakap dengan Allah (seperti bercakap-cakap dengan temannya atau 
   antar manusia), kecuali dengan cara wahyu, di balik tabir dan 
   dikirim utusan kepada orang itu untuk dibacakan wahyu kepadanya.

Tanpa ada wahyu, ya dunia ini mandek, ndak ada kemajuan dalam 
   hidup ini, apalagi ingin meningkatkan derajat spiritualnya. Tanpa 
   ada wahyu kita tak akan mampu meneladani Rasulullah. Harus 
terjadi 
   proses tune antara wahyu yang kita terima dengan wahyu yang 
   diterima Kanjeng Nabi Muhammad saw. Dan, dalam QS 29:49 
dinyatakan 
   dengan tegas bahwa ALQURAN yang sebenarnya itu berada di dalam 
   kesadaran orang-orang yang dilimpahi ilmu.

Oleh karena itu, bacalah dengan saksama Alquran dan usahakan 
   memahami maksudnya agar kita tidak membuat pernyataan yang justru 
   MENUTUPI Alquran itu sendiri.

Wassalam,
chodjim 


- Original Message - 
From: waskita adijarto 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Monday, April 28, 2008 2:18 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Peringatan : Re: Rasulullah 
   Salallahi 'alaihi Wasalam VS Mirza Ghulam Ahmad

Wahyu sudah tidak ada lagi sejak Nabi Muhammad wafat. Yang ada 
   setelah 
itu hanyalah ilham. Demikianlah keyakinan ahlusunnah wal jamaah 
   (Sunni). 
Ini juga bukannya tajuk klasik Ahmadiyah vs Islam ? Mustinya 
Pak 
   MAS 
lebih faham daripada saya.

-waskita-


[Non-text portions of this message have been removed]
   
 
 
 

 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah

2008-05-01 Terurut Topik achmad chodjim
Wa alaykumus salam wr. wb.,

Wah, bagaimana mungkin wahyu malah membuat manusia menjadi bertindak anarkis? 
Apa nggak salah baca, Kang Hadi? Kalau ada orang anarkis, jelas orang itu 
mendapat hasutan SETAN!

Lho, lha koq tanya mekanismenya kepada saya:)) 

Wong Kanjeng nabi saja ketika menerima wahyu terasa berat dan merasa 
mendengarkan bunyi genta yang memekakkan telinga, atau badan terasa berat mau 
mabuk dan lain-lain.

Suwun,
chodjim


  - Original Message - 
  From: Hadi 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, May 01, 2008 4:03 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah


  Assalamu 'alaikum, sugeng rawuh pak chodjim.

  menarik sekali pembahasan tentang wahyu ini. maaf kalau saya tidak 
  mengikuti dari awal, hanya saja saya membaca pembahasan wahyu ini 
  antara pak chodjim dengan mbak Lina. Berkenaan dengan Mirza Ghulam 
  Ahmad ini saya mempercayainya sebagai seorang mujadid yang mana dalam 
  hadist disebutkan bahwa Allah mengutus seorang mujadid dalam masa 
  setiap 100 tahun. Hal ini akan lebih tepat jika mengatakan Mirza 
  Ghulam Ahmad sebagai mujadid agar tidak membuat salah kaprah orang 
  yang mendengarnya, karena Nabi disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai 
  khataman Nabiyin, baik sebagai nabi yang terakhir dalam hal yang 
  diutus Allah, maupun dalam hal istilah stempel Nabi. 

  yang menjadi pertanyaan pak, bukankah wahyu itu diturunkan untuk 
  kebaikan umat manusia. Bagaimana jadinya kalau ternyata wahyu itu 
  malah membuat manusia menjadi bertindak anarkis? berarti ada yang 
  salah dalam hal penyampaian wahyu dan tidak sesuai dengan apa yang 
  diucapkan oleh Baginda Nabi Muhammad. Apa hal yang membuat keresahan 
  masyarakat berarti harus ada orang yang mencerahkan apa yang telah 
  dituturkan oleh Mirza Ghulam Ahmad itu sehingga penerimaannya tidak 
  salah dan bukannya membuat tindakan anarkis namun seharusnya justru 
  menyejukkan. bagaimana ini pak?

  Mengenai wahyu yang dalam pembahasan pak chodjim disebutkan secara 
  istilah sebagai isyarat cepat apakah bisa dikatakan juga sebagai 
  wahyu mimpi yang benar? karena menurut hadist Nabi mimpi yang benar 
  itu adalah seperenampuluh dari kenabian? 

  Mengenai ayat 42:51 yang berbunyi:

  wamaa kaana libasyarin an yukallimahu allaahu illaa wahyan aw min 
  waraa-i hijaabin aw yursila rasuulan fayuuhiya bi-idznihi maa yasyaau 
  innahu 'aliyyun hakiimun

  [42:51] Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-
  kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang 
  tabir atau dengan mengutus seorang utusan lalu diwahyukan kepadanya 
  dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha 
  Tinggi lagi Maha Bijaksana. 

  ada tiga cara Allah berkata-kata dengan manusia yaitu:
  1. dengan perantaraan wahyu
  2. dengan dibelakang tabir
  3. dengan mengutus utusan (malaikat) kemudian diwahyukan kepada 
  manusia dengan seizin Allah.

  pertanyaanya, bagaimana mekanisme dari ketiga proses diatas, terutama 
  yang dibelakang tabir? apa bisa menjelaskan pak?

  terima kasih sharingnya, dan atas jawabannya saya haturkan terima 
  kasih.

  Wassalam,

  Hadi
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Wa alaykumus salam wr. wb., mBak Lina.
   
   1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang 
  maknanya seperti yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu. 
  Dalam bahasa Arab wahyu ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah 
  isyarat cepat. Dalam pemahaman teologis, wahyu adalah petunjuk 
  konkret (nyata) yang datangnya dari Allah swt (Tuhan semesta alam). 
  Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka mBak Lina akan bisa 
  melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa proses 
  belajar di sekolah. 
   
   Penemu makanan seperti bisa membedakan jamur yang beracun dan 
  mematikan orang yang memakannya dengan jamur yang sehat untuk dimakan 
  itu bukan coba-coba, tapi wahyu; seperti Maryam menerima perintah 
  untuk menggoyang pohon korma untuk konsumsinya. Jika untuk menemukan 
  jamur yang bisa dimakan itu dengan coba-coba, maka akan banyak timbul 
  korban. Allah itu ar-rahman dan ar-rahim, maka Allah menghendaki 
  sesuatu bagi orang-orang yang berkehendak. Kalau orang menghendaki 
  petunjuk maka Allah akan menunjukinya, Allaahu yahdii man yasaa', 
  bukankah begitu La Tando? Lha, Allah menunjuki manusia itu melalui 
  qalbunya (QS 64:11). Bagaimana cara Allah menunjuki seseorang jika 
  Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia? Jawabannya ya QS 42:51!!!
   
   Dus, wahyu itu ya hanya 3 macam seperti dinyatakan pada QS 42:51.
   
   2) Ilham itu sama dengan inspirasi atau bisikan hati. Dengan 
  demikian, ilham bisa berupa bisikan tentang kejahatan dan bisa pula 
  tentang ketakwaan (QS 91:8).
   
   3) Mbak Lina apa pura-pura lupa bahwa dalam QS 53:3-4 
  disebutkan wa maa yantiqu 'an al-hawaa in huwa illaa wahyuy yuuhaa. 
  Dan, dia (Muhammad) tidak

Re: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah

2008-05-01 Terurut Topik Mohammad Rizal
Kalau betul dia mujaddid, mustahil dia mengaku nabi. Dengan pengakuannya 
sebagai nabi, maka dia sendiri terkeluar dari Islam sehingga mustahil pula dia 
seorang mujaddid. Mirza Ghulam Ahmad hanyalah seorang pembohong besar dan telah 
berlalu sebelum dia beberapa pembohong lain.


-Rizal-



Hadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu 'alaikum, sugeng rawuh pak chodjim.

menarik sekali pembahasan tentang wahyu ini. maaf kalau saya tidak 
mengikuti dari awal, hanya saja saya membaca pembahasan wahyu ini 
antara pak chodjim dengan mbak Lina. Berkenaan dengan Mirza Ghulam 
Ahmad ini saya mempercayainya sebagai seorang mujadid yang mana dalam 
hadist disebutkan bahwa Allah mengutus seorang mujadid dalam masa 
setiap 100 tahun. Hal ini akan lebih tepat jika mengatakan Mirza 
Ghulam Ahmad sebagai mujadid agar tidak membuat salah kaprah orang 



   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah

2008-05-01 Terurut Topik Lina Dahlan
Assalamu'alaikum wr wb pak Chodjim,

Terimakasih atas penjelasannya yang bagaikan pil tuntas buat saya. 
Karena itu, karena sudah bagaikan pil tuntas, maka tidak ada 
pertanyaan lagi yang timbul dalam pikiran saya mengenai hal ini. 
Saya berharap teman-teman lain juga menjadi mengerti dalam kerangka 
makna seperti inilah, pak Chodjim berpendapat demikian. Masing-
masing kita bisa saja mendapatkan wahyu ataupun ilham. Wahyu pasti 
positif sedangkan ilham bisa ada yang postif dan ada yang negatif. 
Begitu intinya kan, ya pak?

Saya kira selama ini kita2 disini hanya mempunyai pemahaman yang 
berbeda tentang wahyu dan ilham saja.

Sekali lagi, termakasih.

Wassalamu'alaikum wr wb.,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Wa alaykumus salam wr. wb., mBak Lina.
 
 1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang 
maknanya seperti yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu. 
Dalam bahasa Arab wahyu ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah 
isyarat cepat. Dalam pemahaman teologis, wahyu adalah petunjuk 
konkret (nyata) yang datangnya dari Allah swt (Tuhan semesta alam). 
Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka mBak Lina akan bisa 
melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa proses 
belajar di sekolah. 
 
 Penemu makanan seperti bisa membedakan jamur yang beracun dan 
mematikan orang yang memakannya dengan jamur yang sehat untuk 
dimakan itu bukan coba-coba, tapi wahyu; seperti Maryam menerima 
perintah untuk menggoyang pohon korma untuk konsumsinya. Jika untuk 
menemukan jamur yang bisa dimakan itu dengan coba-coba, maka akan 
banyak timbul korban. Allah itu ar-rahman dan ar-rahim, maka Allah 
menghendaki sesuatu bagi orang-orang yang berkehendak. Kalau orang 
menghendaki petunjuk maka Allah akan menunjukinya, Allaahu yahdii 
man yasaa', bukankah begitu La Tando? Lha, Allah menunjuki manusia 
itu melalui qalbunya (QS 64:11). Bagaimana cara Allah menunjuki 
seseorang jika Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia? Jawabannya 
ya QS 42:51!!!
 
 Dus, wahyu itu ya hanya 3 macam seperti dinyatakan pada QS 42:51.
 
 2) Ilham itu sama dengan inspirasi atau bisikan hati. Dengan 
demikian, ilham bisa berupa bisikan tentang kejahatan dan bisa pula 
tentang ketakwaan (QS 91:8).
 
 3) Mbak Lina apa pura-pura lupa bahwa dalam QS 53:3-4 
disebutkan wa maa yantiqu 'an al-hawaa in huwa illaa wahyuy 
yuuhaa. Dan, dia (Muhammad) tidak menuturkan itu (Alquran) dengan 
hawa nafsunya, melainkan wahyu yang diwahyukan.
 
 4) Lho, kan sudah jelas di QS 2:4, bahwa orang-orang yang bertakwa 
itu mengimani kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan yang 
diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Jadi, tak disebutkan 
mengimani kitab yang diturunkan setelah Muhammad. Itu artinya 
Alquran sebagai kitab sudah final!
 
 Yang menjadi persoalan kita dalam diskusi ini kan kita tidak dapat 
membedakan antara wahyu dan kitab. Jadi, nabi-nabi itu menerima 
wahyu berupa kitab, dan manusia biasa hanya menerima wahyu sebagai 
petunjuk dalam hidupnya agar bisa menyelesaikan persoalan hidup ini 
dengan mudah. Kalau kita membaca al-fatihah, kita MENYATAKAN 
PERMOHONAN untuk diberi petunjuk tentang jalan yang lurus seperti 
yang diberikan kepada orang-orang yang menerima kenikmatan dalam 
hidupnya. Padahal, jalan yang lurus itu hanya diberikan kepada para 
nabi, para shiddiiqiin, para syuhadaa', dan para shaalihiin (QS 
4:69). Dan, ingat kembali bahwa petunjuk itu diturunkan ke qalb, dan 
caranya dengan wahyu lantaran Gusti Allah tidak bercakap-cakap 
dengan manusia dengan bahasa dunia yang kita terima dari orang-orang 
di sekitar kita.
 
 Wassalam,
 chodjim
 
 
   - Original Message - 
   From: Lina Dahlan 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, April 30, 2008 2:01 AM
   Subject: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah
 
 
   Assalamu'alaikum pak Chodjim,
 
   Saya mau bertanya hal2 berikut, Menurut pak Chodjim:
 
   1) Apakah wahyu itu? Adakah pembagian2 atas wahyu?
   2) Apakah Ilham itu?
   3) Alqur'an itu termasuk wahyu atau ilham?
   4) Akan adakah wahyu spt AlQur'an lagi nantinya, kalau memang 
wahyu 
   tidak tuntas ? atau kalau memang AlQur'an tidak dianggap Wahyu 
   Tuntas or Pil Tuntas..tas..tas...
 
   Wassalam,
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim 
   chodjim@ wrote:
   
Kelemahan bagi kebanyakan orang Islam adalah tidak mendapatkan 
   pengajaran agama langsung dari Alquran. Sejak kecil orang Islam 
   langsung diajari barang jadi seperti fikih, tauhid, tasawuf dan 
lain-
   lainnya. Akibatnya, argumen yang dikemukakan oleh orang Islam 
adalah 
   pengeyelan tanpa dalil naqli maupun aqli. Misalnya saja, 
menganggap 
   wahyu sudah berhenti pasca Kanjeng Nabi Muhammad saw. Mereka 
lupa 
   bahwa Allah itu al-mutakallim yang senantiasa bersifat kalam. 
Dalam 
   QS 55:29 dinyatakan bahwa Allah setiap saat dalam urusan 
   (kesibukan). Tentu saja, termasuk kesibukan dalam mengirimkan 
wahyu

Re: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah

2008-05-01 Terurut Topik wawan wawan
pak chodjim, yg sy tangkap adalah
wahyu yg dimaksud pak chodjim adalah petunjuk yg masuk ke setiap manusia,
bukan wahyu dlm pengertian yg umum dipakai, yaitu yg hanya diterima Nabi
Muhammad saw.
untuk dibukukan ataupun disampaikan.

mungkin lebih tepat yg disebut masing2 dg petunjuk vs wahyu.
ini akan lebih tepat, karena akan rancu dalam pembahasan khususnya dlm
kasus2 spt ahmdiyah.

dalam KBBI pun, definisi wahyu adalah petunjuk dr Allah yg diturunkan hanya
kpd para nabi dan rasul melalui mimpi dsb

memakai definisi (saya) diatas,
apakah yg diterima MGA adalah wahyu ? ataukah petunjuk ?




On 5/2/08, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote:


 Terimakasih atas penjelasannya yang bagaikan pil tuntas buat saya.
 Karena itu, karena sudah bagaikan pil tuntas, maka tidak ada
 pertanyaan lagi yang timbul dalam pikiran saya mengenai hal ini.
 Saya berharap teman-teman lain juga menjadi mengerti dalam kerangka
 makna seperti inilah, pak Chodjim berpendapat demikian. Masing-
 masing kita bisa saja mendapatkan wahyu ataupun ilham. Wahyu pasti
 positif sedangkan ilham bisa ada yang postif dan ada yang negatif.
 Begitu intinya kan, ya pak?

 Saya kira selama ini kita2 disini hanya mempunyai pemahaman yang
 berbeda tentang wahyu dan ilham saja.

 Sekali lagi, termakasih.

 Wassalamu'alaikum wr wb.,
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Wa alaykumus salam wr. wb., mBak Lina.
 
  1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang
 maknanya seperti yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu.
 Dalam bahasa Arab wahyu ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah
 isyarat cepat. Dalam pemahaman teologis, wahyu adalah petunjuk
 konkret (nyata) yang datangnya dari Allah swt (Tuhan semesta alam).
 Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka mBak Lina akan bisa
 melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa proses
 belajar di sekolah.
 
  Penemu makanan seperti bisa membedakan jamur yang beracun dan
 mematikan orang yang memakannya dengan jamur yang sehat untuk
 dimakan itu bukan coba-coba, tapi wahyu; seperti Maryam menerima
 perintah untuk menggoyang pohon korma untuk konsumsinya. Jika untuk
 menemukan jamur yang bisa dimakan itu dengan coba-coba, maka akan
 banyak timbul korban. Allah itu ar-rahman dan ar-rahim, maka Allah
 menghendaki sesuatu bagi orang-orang yang berkehendak. Kalau orang
 menghendaki petunjuk maka Allah akan menunjukinya, Allaahu yahdii
 man yasaa', bukankah begitu La Tando? Lha, Allah menunjuki manusia
 itu melalui qalbunya (QS 64:11). Bagaimana cara Allah menunjuki
 seseorang jika Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia? Jawabannya
 ya QS 42:51!!!
 
  Dus, wahyu itu ya hanya 3 macam seperti dinyatakan pada QS 42:51.
 
  2) Ilham itu sama dengan inspirasi atau bisikan hati. Dengan
 demikian, ilham bisa berupa bisikan tentang kejahatan dan bisa pula
 tentang ketakwaan (QS 91:8).
 
  3) Mbak Lina apa pura-pura lupa bahwa dalam QS 53:3-4
 disebutkan wa maa yantiqu 'an al-hawaa in huwa illaa wahyuy
 yuuhaa. Dan, dia (Muhammad) tidak menuturkan itu (Alquran) dengan
 hawa nafsunya, melainkan wahyu yang diwahyukan.
 
  4) Lho, kan sudah jelas di QS 2:4, bahwa orang-orang yang bertakwa
 itu mengimani kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan yang
 diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Jadi, tak disebutkan
 mengimani kitab yang diturunkan setelah Muhammad. Itu artinya
 Alquran sebagai kitab sudah final!
 
  Yang menjadi persoalan kita dalam diskusi ini kan kita tidak dapat
 membedakan antara wahyu dan kitab. Jadi, nabi-nabi itu menerima
 wahyu berupa kitab, dan manusia biasa hanya menerima wahyu sebagai
 petunjuk dalam hidupnya agar bisa menyelesaikan persoalan hidup ini
 dengan mudah. Kalau kita membaca al-fatihah, kita MENYATAKAN
 PERMOHONAN untuk diberi petunjuk tentang jalan yang lurus seperti
 yang diberikan kepada orang-orang yang menerima kenikmatan dalam
 hidupnya. Padahal, jalan yang lurus itu hanya diberikan kepada para
 nabi, para shiddiiqiin, para syuhadaa', dan para shaalihiin (QS
 4:69). Dan, ingat kembali bahwa petunjuk itu diturunkan ke qalb, dan
 caranya dengan wahyu lantaran Gusti Allah tidak bercakap-cakap
 dengan manusia dengan bahasa dunia yang kita terima dari orang-orang
 di sekitar kita.
 




[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah

2008-04-30 Terurut Topik Lina Dahlan
Assalamu'alaikum pak Chodjim,

Saya mau bertanya hal2 berikut, Menurut pak Chodjim:

1) Apakah wahyu itu? Adakah pembagian2 atas wahyu?
2) Apakah Ilham itu?
3) Alqur'an itu termasuk wahyu atau ilham?
4) Akan adakah wahyu spt AlQur'an lagi nantinya, kalau memang wahyu 
tidak tuntas ? atau kalau memang AlQur'an tidak dianggap Wahyu 
Tuntas or Pil Tuntas..tas..tas...

Wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kelemahan bagi kebanyakan orang Islam adalah tidak mendapatkan 
pengajaran agama langsung dari Alquran. Sejak kecil orang Islam 
langsung diajari barang jadi seperti fikih, tauhid, tasawuf dan lain-
lainnya. Akibatnya, argumen yang dikemukakan oleh orang Islam adalah 
pengeyelan tanpa dalil naqli maupun aqli. Misalnya saja, menganggap 
wahyu sudah berhenti pasca Kanjeng Nabi Muhammad saw. Mereka lupa 
bahwa Allah itu al-mutakallim yang senantiasa bersifat kalam. Dalam 
QS 55:29 dinyatakan bahwa Allah setiap saat dalam urusan 
(kesibukan). Tentu saja, termasuk kesibukan dalam mengirimkan wahyu 
kepada hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya.
 
 Dalam QS 42:51 dijelaskan bahwa tak ada seorang pun yang bercakap-
cakap dengan Allah (seperti bercakap-cakap dengan temannya atau 
antar manusia), kecuali dengan cara wahyu, di balik tabir dan 
dikirim utusan kepada orang itu untuk dibacakan wahyu kepadanya.
 
 Tanpa ada wahyu, ya dunia ini mandek, ndak ada kemajuan dalam 
hidup ini, apalagi ingin meningkatkan derajat spiritualnya. Tanpa 
ada wahyu kita tak akan mampu meneladani Rasulullah. Harus terjadi 
proses tune antara wahyu yang kita terima dengan wahyu yang 
diterima Kanjeng Nabi Muhammad saw. Dan, dalam QS 29:49 dinyatakan 
dengan tegas bahwa ALQURAN yang sebenarnya itu berada di dalam 
kesadaran orang-orang yang dilimpahi ilmu.
 
 Oleh karena itu, bacalah dengan saksama Alquran dan usahakan 
memahami maksudnya agar kita tidak membuat pernyataan yang justru 
MENUTUPI Alquran itu sendiri.
 
 Wassalam,
 chodjim 
 
 
 - Original Message - 
   From: waskita adijarto 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Monday, April 28, 2008 2:18 PM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Peringatan : Re: Rasulullah 
Salallahi 'alaihi Wasalam VS Mirza Ghulam Ahmad
 
   Wahyu sudah tidak ada lagi sejak Nabi Muhammad wafat. Yang ada 
setelah 
   itu hanyalah ilham. Demikianlah keyakinan ahlusunnah wal jamaah 
(Sunni). 
   Ini juga bukannya tajuk klasik Ahmadiyah vs Islam ? Mustinya Pak 
MAS 
   lebih faham daripada saya.
 
   -waskita-
 
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





Re: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah

2008-04-30 Terurut Topik achmad chodjim
Wa alaykumus salam wr. wb., mBak Lina.

1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang maknanya seperti 
yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu. Dalam bahasa Arab wahyu 
ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah isyarat cepat. Dalam pemahaman 
teologis, wahyu adalah petunjuk konkret (nyata) yang datangnya dari Allah swt 
(Tuhan semesta alam). Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka mBak Lina akan 
bisa melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa proses belajar 
di sekolah. 

Penemu makanan seperti bisa membedakan jamur yang beracun dan mematikan orang 
yang memakannya dengan jamur yang sehat untuk dimakan itu bukan coba-coba, tapi 
wahyu; seperti Maryam menerima perintah untuk menggoyang pohon korma untuk 
konsumsinya. Jika untuk menemukan jamur yang bisa dimakan itu dengan coba-coba, 
maka akan banyak timbul korban. Allah itu ar-rahman dan ar-rahim, maka Allah 
menghendaki sesuatu bagi orang-orang yang berkehendak. Kalau orang menghendaki 
petunjuk maka Allah akan menunjukinya, Allaahu yahdii man yasaa', bukankah 
begitu La Tando? Lha, Allah menunjuki manusia itu melalui qalbunya (QS 64:11). 
Bagaimana cara Allah menunjuki seseorang jika Allah tidak bercakap-cakap dengan 
manusia? Jawabannya ya QS 42:51!!!

Dus, wahyu itu ya hanya 3 macam seperti dinyatakan pada QS 42:51.

2) Ilham itu sama dengan inspirasi atau bisikan hati. Dengan demikian, ilham 
bisa berupa bisikan tentang kejahatan dan bisa pula tentang ketakwaan (QS 91:8).

3) Mbak Lina apa pura-pura lupa bahwa dalam QS 53:3-4 disebutkan wa maa 
yantiqu 'an al-hawaa in huwa illaa wahyuy yuuhaa. Dan, dia (Muhammad) tidak 
menuturkan itu (Alquran) dengan hawa nafsunya, melainkan wahyu yang diwahyukan.

4) Lho, kan sudah jelas di QS 2:4, bahwa orang-orang yang bertakwa itu 
mengimani kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan yang diturunkan kepada 
nabi-nabi sebelumnya. Jadi, tak disebutkan mengimani kitab yang diturunkan 
setelah Muhammad. Itu artinya Alquran sebagai kitab sudah final!

Yang menjadi persoalan kita dalam diskusi ini kan kita tidak dapat membedakan 
antara wahyu dan kitab. Jadi, nabi-nabi itu menerima wahyu berupa kitab, dan 
manusia biasa hanya menerima wahyu sebagai petunjuk dalam hidupnya agar bisa 
menyelesaikan persoalan hidup ini dengan mudah. Kalau kita membaca al-fatihah, 
kita MENYATAKAN PERMOHONAN untuk diberi petunjuk tentang jalan yang lurus 
seperti yang diberikan kepada orang-orang yang menerima kenikmatan dalam 
hidupnya. Padahal, jalan yang lurus itu hanya diberikan kepada para nabi, para 
shiddiiqiin, para syuhadaa', dan para shaalihiin (QS 4:69). Dan, ingat kembali 
bahwa petunjuk itu diturunkan ke qalb, dan caranya dengan wahyu lantaran Gusti 
Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia dengan bahasa dunia yang kita terima 
dari orang-orang di sekitar kita.

Wassalam,
chodjim


  - Original Message - 
  From: Lina Dahlan 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, April 30, 2008 2:01 AM
  Subject: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah


  Assalamu'alaikum pak Chodjim,

  Saya mau bertanya hal2 berikut, Menurut pak Chodjim:

  1) Apakah wahyu itu? Adakah pembagian2 atas wahyu?
  2) Apakah Ilham itu?
  3) Alqur'an itu termasuk wahyu atau ilham?
  4) Akan adakah wahyu spt AlQur'an lagi nantinya, kalau memang wahyu 
  tidak tuntas ? atau kalau memang AlQur'an tidak dianggap Wahyu 
  Tuntas or Pil Tuntas..tas..tas...

  Wassalam,
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Kelemahan bagi kebanyakan orang Islam adalah tidak mendapatkan 
  pengajaran agama langsung dari Alquran. Sejak kecil orang Islam 
  langsung diajari barang jadi seperti fikih, tauhid, tasawuf dan lain-
  lainnya. Akibatnya, argumen yang dikemukakan oleh orang Islam adalah 
  pengeyelan tanpa dalil naqli maupun aqli. Misalnya saja, menganggap 
  wahyu sudah berhenti pasca Kanjeng Nabi Muhammad saw. Mereka lupa 
  bahwa Allah itu al-mutakallim yang senantiasa bersifat kalam. Dalam 
  QS 55:29 dinyatakan bahwa Allah setiap saat dalam urusan 
  (kesibukan). Tentu saja, termasuk kesibukan dalam mengirimkan wahyu 
  kepada hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya.
   
   Dalam QS 42:51 dijelaskan bahwa tak ada seorang pun yang bercakap-
  cakap dengan Allah (seperti bercakap-cakap dengan temannya atau 
  antar manusia), kecuali dengan cara wahyu, di balik tabir dan 
  dikirim utusan kepada orang itu untuk dibacakan wahyu kepadanya.
   
   Tanpa ada wahyu, ya dunia ini mandek, ndak ada kemajuan dalam 
  hidup ini, apalagi ingin meningkatkan derajat spiritualnya. Tanpa 
  ada wahyu kita tak akan mampu meneladani Rasulullah. Harus terjadi 
  proses tune antara wahyu yang kita terima dengan wahyu yang 
  diterima Kanjeng Nabi Muhammad saw. Dan, dalam QS 29:49 dinyatakan 
  dengan tegas bahwa ALQURAN yang sebenarnya itu berada di dalam 
  kesadaran orang-orang yang dilimpahi ilmu.
   
   Oleh karena itu, bacalah dengan saksama Alquran dan