[wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah
Assalamu 'alaikum, Wa alaykumus salam wr. wb., Wah, bagaimana mungkin wahyu malah membuat manusia menjadi bertindak anarkis? Apa nggak salah baca, Kang Hadi? Kalau ada orang anarkis, jelas orang itu mendapat hasutan SETAN! iya maksud saya begitu, orang yang anarkis berarti perlu pembelajaran yang lebih mendalam tentang wahyu, karena Nabi pun yang mendapat wahyu melarang pengrusakan terhadap tempat-tempat yang banyak disebutkan nama Allah, termasuk biara, gereja dan sinagog. Apalagi ini masjid yang merupakan tempat ibadah umat islam. Bagaimana caranya menyesuaikan atau yang disebut pak chodjim men'tune' pemahaman kita terhadap wahyu dengan pemahaman Nabi, karena kita tidak bisa melihat nabi lagi, hanya melalui sirah Nabawiyah saja, itupuan zamannya sudah lain, jadi apakah bisa nyambung atau disesuaikan dengan zaman sekarang. Bagaimana metoda mentune kesadaran dan pemahaman kita ini dengan pemahaman Nabi yang hidup dizaman dahulu kala? Apakah wahyu ini berisi kebaikan melulu pak? dan inspirasi atau ilham bisa berisi kebaikan dan kejahatan tergantung pemakaiannya. karena ada orang yang terinspirasi melakukan desain penipuan besar-besaran, tetapi belum terdengar ada wahyu yang digunakan untuk kejahatan. Wong Kanjeng nabi saja ketika menerima wahyu terasa berat dan merasa mendengarkan bunyi genta yang memekakkan telinga, atau badan terasa berat mau mabuk dan lain-lain. saya cari artikel tentang hal ini dan ketemu juga: Mengapa wahyu itu digambarkan dengan bunyi lonceng padahal dalam banyak hadist lain Nabi SAW melarang bunyi lonceng, seperti hal azan yang menyamai acara Kristian. Di dalam Sunan Abu Daud pula, terdapat hadist yang melarang binatang dipakaikan lonceng. Ia disamakan dengan bunyi lonceng karena: 1- Bunyi lonceng itu datang bertubi-tubi dan tidak terputus-putus, seperti bunyi yang berterusan di mana bunyi tersebut tidak dapat difikirkan bagaimana nadanya. 2- Apabila lonceng itu dipalu berterusan, bunyinya seakan-akan datang dari semua sudut. Ini menunjukkan bahwa Qalam Allah itu tidak bertempat, tidak berpihak dan tidak bersudut. Dalam riwayat lain pula Nabi mengatakan bahawa wahyu itu bila datang kepadanya bagaikan hampir-hampir tercabut nyawanya, atau hingga merah muka Nabi SAW. Betapa beratnya wahyu yang Nabi tanggung, Subhanalloh. Maka untuk menerima wahyu itu, sebenarnya Nabi SAW telah dianugerahkan kekuatan 40 orang pemuda-pemuda di syurga. Di dalam Musnad Ahmad pula, dikatakan bahawa Umar semasa berada berhampiran dengan Nabi, mendengar semacam bunyi lebah yang terbang sewaktu Nabi menerima wahyu. Sebenarnya di sisi Nabi SAW bunyi yang didengar oleh Umar itu tidaklah sama seperti apa yang Umar dengar, yang mana Nabi dapat memahami wahyu tersebut. Wahyu itu pula datang kepada Nabi SAW sebanyak 24,000 kali. Beratnya wahyu itu di hinggakan apabila Nabi duduk di atas unta, maka terduduklah unta tersebut. Manakala Zaid bin Thabit pula mengatakan bahawa semacam hendak patah pahanya sewaktu Nabi menerima wahyu dan berpegang kepada pahanya itu. Mengingat beban penderitaan Nabi Muhammad ini, sudah selayaknya wahyu itu dipelajari untuk kebaikan umat manusia,karena wahyu diturunkan tidak sembarangan dan tersesatlah orang yang mencari kebenaran selain dari wahyu apalagi yang bertentangan dengan wahyu. Bagaimana dengan MGA ini, apakah penderitaannya sama dengan Nabi Muhammad dalam menerima wahyu, sehingga berani mengaku sebagai Nabi setelah Nabi Muhammad ? padahal tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad sebagaimana disebutkan oleh Nabi kepada Imam Ali ra. Wassalam, Hadi --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa alaykumus salam wr. wb., Wah, bagaimana mungkin wahyu malah membuat manusia menjadi bertindak anarkis? Apa nggak salah baca, Kang Hadi? Kalau ada orang anarkis, jelas orang itu mendapat hasutan SETAN! Lho, lha koq tanya mekanismenya kepada saya:)) Wong Kanjeng nabi saja ketika menerima wahyu terasa berat dan merasa mendengarkan bunyi genta yang memekakkan telinga, atau badan terasa berat mau mabuk dan lain-lain. Suwun, chodjim - Original Message - From: Hadi To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 01, 2008 4:03 AM Subject: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah Assalamu 'alaikum, sugeng rawuh pak chodjim. menarik sekali pembahasan tentang wahyu ini. maaf kalau saya tidak mengikuti dari awal, hanya saja saya membaca pembahasan wahyu ini antara pak chodjim dengan mbak Lina. Berkenaan dengan Mirza Ghulam Ahmad ini saya mempercayainya sebagai seorang mujadid yang mana dalam hadist disebutkan bahwa Allah mengutus seorang mujadid dalam masa setiap 100 tahun. Hal ini akan lebih tepat jika mengatakan Mirza Ghulam Ahmad sebagai mujadid agar tidak membuat salah kaprah orang yang mendengarnya, karena Nabi disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai khataman Nabiyin, baik sebagai nabi yang terakhir dalam hal yang diutus Allah, maupun
Re: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah
Chodjim wrote==1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang maknanya seperti yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu. Dalam bahasa Arab wahyu ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah isyarat cepat. Dalam pemahaman teologis, wahyu adalah petunjuk konkret (nyata) yang datangnya dari Allah swt (Tuhan semesta alam). Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka mBak Lina akan bisa melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa proses belajar di sekolah. === Om Chodjim...sudah hampir 1 minggu negosiasi saya dengan owner batu bara mentok..3 hari yang lalu saat saya buang hajat ( maaf ) di toilet sambil mikirin solusinya dan tiba2 saja terlintas sebuah solusi...dan ternyata solusi itu bisa diterima oleh owner...apakah itu berarti saya dapat wahyu...kalau iya...masak sich wahyu turun saat saya sedang...hehehe malu akyuuu mengatakannyamungkin pengalaman sperti itu jua pernah dialami oleh om dan anggota milis inimohon pencerahannya om..monggo. achmad chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa alaykumus salam wr. wb., mBak Lina. 1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang maknanya seperti yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu. Dalam bahasa Arab wahyu ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah isyarat cepat. Dalam pemahaman teologis, wahyu adalah petunjuk konkret (nyata) yang datangnya dari Allah swt (Tuhan semesta alam). Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka mBak Lina akan bisa melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa proses belajar di sekolah. Penemu makanan seperti bisa membedakan jamur yang beracun dan mematikan orang yang memakannya dengan jamur yang sehat untuk dimakan itu bukan coba-coba, tapi wahyu; seperti Maryam menerima perintah untuk menggoyang pohon korma untuk konsumsinya. Jika untuk menemukan jamur yang bisa dimakan itu dengan coba-coba, maka akan banyak timbul korban. Allah itu ar-rahman dan ar-rahim, maka Allah menghendaki sesuatu bagi orang-orang yang berkehendak. Kalau orang menghendaki petunjuk maka Allah akan menunjukinya, Allaahu yahdii man yasaa', bukankah begitu La Tando? Lha, Allah menunjuki manusia itu melalui qalbunya (QS 64:11). Bagaimana cara Allah menunjuki seseorang jika Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia? Jawabannya ya QS 42:51!!! Dus, wahyu itu ya hanya 3 macam seperti dinyatakan pada QS 42:51. 2) Ilham itu sama dengan inspirasi atau bisikan hati. Dengan demikian, ilham bisa berupa bisikan tentang kejahatan dan bisa pula tentang ketakwaan (QS 91:8). 3) Mbak Lina apa pura-pura lupa bahwa dalam QS 53:3-4 disebutkan wa maa yantiqu 'an al-hawaa in huwa illaa wahyuy yuuhaa. Dan, dia (Muhammad) tidak menuturkan itu (Alquran) dengan hawa nafsunya, melainkan wahyu yang diwahyukan. 4) Lho, kan sudah jelas di QS 2:4, bahwa orang-orang yang bertakwa itu mengimani kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Jadi, tak disebutkan mengimani kitab yang diturunkan setelah Muhammad. Itu artinya Alquran sebagai kitab sudah final! Yang menjadi persoalan kita dalam diskusi ini kan kita tidak dapat membedakan antara wahyu dan kitab. Jadi, nabi-nabi itu menerima wahyu berupa kitab, dan manusia biasa hanya menerima wahyu sebagai petunjuk dalam hidupnya agar bisa menyelesaikan persoalan hidup ini dengan mudah. Kalau kita membaca al-fatihah, kita MENYATAKAN PERMOHONAN untuk diberi petunjuk tentang jalan yang lurus seperti yang diberikan kepada orang-orang yang menerima kenikmatan dalam hidupnya. Padahal, jalan yang lurus itu hanya diberikan kepada para nabi, para shiddiiqiin, para syuhadaa', dan para shaalihiin (QS 4:69). Dan, ingat kembali bahwa petunjuk itu diturunkan ke qalb, dan caranya dengan wahyu lantaran Gusti Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia dengan bahasa dunia yang kita terima dari orang-orang di sekitar kita. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, April 30, 2008 2:01 AM Subject: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah Assalamu'alaikum pak Chodjim, Saya mau bertanya hal2 berikut, Menurut pak Chodjim: 1) Apakah wahyu itu? Adakah pembagian2 atas wahyu? 2) Apakah Ilham itu? 3) Alqur'an itu termasuk wahyu atau ilham? 4) Akan adakah wahyu spt AlQur'an lagi nantinya, kalau memang wahyu tidak tuntas ? atau kalau memang AlQur'an tidak dianggap Wahyu Tuntas or Pil Tuntas..tas..tas... Wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Kelemahan bagi kebanyakan orang Islam adalah tidak mendapatkan pengajaran agama langsung dari Alquran. Sejak kecil orang Islam langsung diajari barang jadi seperti fikih, tauhid, tasawuf dan lain- lainnya. Akibatnya, argumen yang dikemukakan oleh orang Islam adalah pengeyelan tanpa dalil naqli maupun aqli. Misalnya saja, menganggap wahyu sudah berhenti pasca Kanjeng Nabi Muhammad saw
Re: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah
Sdr. Sri, mosok Anda gak baca tulisan saya keseluruhan? Koq cuma dipotong? Wahyu datang tanpa proses belajar apalagi mikirin sesuatu. Ya, ia datang tiba-tiba seperti Maryam mendapat wahyu untuk menggoyang pohon kurma ketika perutnya merasa kesakitan hamil tua. Kalau baca, yang saksama ya... :)) Lihat lagi ketika Anda mohon doa jalan yang lurus sebagaimana jalannya orang-orang yang diberi kenikamatan, yaitu para nabi, shiddiiqiin, syuhadaa, dan shaalihiin. Jadi, yang Anda minta itu ialah kenikmatan sebagaimana yang diberikan kepada 4 golongan orang itu. Baca QS 4:69! Lha, Allah kalau menunjuki manusia itu kepada qalbunya (QS 64:11). Baca Alquran, nanti Anda tahu kalau Kanjeng Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang diturunkan kepada qalbunya. Oleh karena Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia, maka petunjuk itu diberikan melalui wahyu. Sekali lagi, PETUNJUK diberikan dengan cara wahyu. Ini juga agar jelas bukan petunjuk vs wahyu seperti yang disampaikan sdr. Wawan. Sekali lagi, petunjuk dari Allah itu masuk ke qalb dengan cara wahyu. Jelaskan? Itu dalil Alquran, mosok kurang jelas. Kalau kurang jelas ya ngaji lagi sing mempeng... Wassalam, chodjim - Original Message - From: sriwening herpribadi To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, May 02, 2008 12:35 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah Chodjim wrote==1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang maknanya seperti yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu. Dalam bahasa Arab wahyu ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah isyarat cepat. Dalam pemahaman teologis, wahyu adalah petunjuk konkret (nyata) yang datangnya dari Allah swt (Tuhan semesta alam). Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka mBak Lina akan bisa melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa proses belajar di sekolah. === Om Chodjim...sudah hampir 1 minggu negosiasi saya dengan owner batu bara mentok..3 hari yang lalu saat saya buang hajat ( maaf ) di toilet sambil mikirin solusinya dan tiba2 saja terlintas sebuah solusi...dan ternyata solusi itu bisa diterima oleh owner...apakah itu berarti saya dapat wahyu...kalau iya...masak sich wahyu turun saat saya sedang...hehehe malu akyuuu mengatakannyamungkin pengalaman sperti itu jua pernah dialami oleh om dan anggota milis inimohon pencerahannya om..monggo. achmad chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa alaykumus salam wr. wb., mBak Lina. 1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang maknanya seperti yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu. Dalam bahasa Arab wahyu ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah isyarat cepat. Dalam pemahaman teologis, wahyu adalah petunjuk konkret (nyata) yang datangnya dari Allah swt (Tuhan semesta alam). Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka mBak Lina akan bisa melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa proses belajar di sekolah. Penemu makanan seperti bisa membedakan jamur yang beracun dan mematikan orang yang memakannya dengan jamur yang sehat untuk dimakan itu bukan coba-coba, tapi wahyu; seperti Maryam menerima perintah untuk menggoyang pohon korma untuk konsumsinya. Jika untuk menemukan jamur yang bisa dimakan itu dengan coba-coba, maka akan banyak timbul korban. Allah itu ar-rahman dan ar-rahim, maka Allah menghendaki sesuatu bagi orang-orang yang berkehendak. Kalau orang menghendaki petunjuk maka Allah akan menunjukinya, Allaahu yahdii man yasaa', bukankah begitu La Tando? Lha, Allah menunjuki manusia itu melalui qalbunya (QS 64:11). Bagaimana cara Allah menunjuki seseorang jika Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia? Jawabannya ya QS 42:51!!! Dus, wahyu itu ya hanya 3 macam seperti dinyatakan pada QS 42:51. 2) Ilham itu sama dengan inspirasi atau bisikan hati. Dengan demikian, ilham bisa berupa bisikan tentang kejahatan dan bisa pula tentang ketakwaan (QS 91:8). 3) Mbak Lina apa pura-pura lupa bahwa dalam QS 53:3-4 disebutkan wa maa yantiqu 'an al-hawaa in huwa illaa wahyuy yuuhaa. Dan, dia (Muhammad) tidak menuturkan itu (Alquran) dengan hawa nafsunya, melainkan wahyu yang diwahyukan. 4) Lho, kan sudah jelas di QS 2:4, bahwa orang-orang yang bertakwa itu mengimani kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Jadi, tak disebutkan mengimani kitab yang diturunkan setelah Muhammad. Itu artinya Alquran sebagai kitab sudah final! Yang menjadi persoalan kita dalam diskusi ini kan kita tidak dapat membedakan antara wahyu dan kitab. Jadi, nabi-nabi itu menerima wahyu berupa kitab, dan manusia biasa hanya menerima wahyu sebagai petunjuk dalam hidupnya agar bisa menyelesaikan persoalan hidup ini dengan mudah. Kalau kita membaca al-fatihah, kita MENYATAKAN PERMOHONAN untuk diberi petunjuk tentang jalan yang lurus seperti yang diberikan kepada orang-orang yang menerima kenikmatan dalam hidupnya. Padahal, jalan yang
[wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah
Rizal ini makin lama makin sok tahu, tapi tidak tau apa yang diomongnya... --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau betul dia mujaddid, mustahil dia mengaku nabi. Nabi itu sudah pasti mujaddid. Namun, mujaddid belum tentu nabi. Pengakuannya sebagai nabi adalah perintah dari Allah, dan semua nabi diperintah oleh Allah untuk mengatakan pada kaumnya bahwa ia adalah nabi dan utusan Allah. Dan, anda tidak punya hak untuk melarang orang mengklaim dirinya sebagai nabi Allah. Dengan pengakuannya sebagai nabi, maka dia sendiri terkeluar dari Islam sehingga mustahil pula dia seorang mujaddid. Anda ini yang merasa dirinya sebagai pemilik Islam dg entengnya mengatakan orang yang mengaku sebagai nabi maka dengan sendirinya terkeluar dari Islam. Ngomong kok gak pake ilmu dan dasar Rasulullah s.a.w. saja tidak pernah bicara seperti yang sampeyan omong... Anda berasa lebih hebat dari rasul ya? Mirza Ghulam Ahmad hanyalah seorang pembohong besar dan telah berlalu sebelum dia beberapa pembohong lain. Bukannya anda sendiri yang suka ngibul, dan kalau ketahuan ngibulnya maka langsung ngumpet kayak anak kecil... Salam, MAS -Rizal- Hadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu 'alaikum, sugeng rawuh pak chodjim. menarik sekali pembahasan tentang wahyu ini. maaf kalau saya tidak mengikuti dari awal, hanya saja saya membaca pembahasan wahyu ini antara pak chodjim dengan mbak Lina. Berkenaan dengan Mirza Ghulam Ahmad ini saya mempercayainya sebagai seorang mujadid yang mana dalam hadist disebutkan bahwa Allah mengutus seorang mujadid dalam masa setiap 100 tahun. Hal ini akan lebih tepat jika mengatakan Mirza Ghulam Ahmad sebagai mujadid agar tidak membuat salah kaprah orang - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah
kepada orang-orang yang menerima kenikmatan dalam hidupnya. Padahal, jalan yang lurus itu hanya diberikan kepada para nabi, para shiddiiqiin, para syuhadaa', dan para shaalihiin (QS 4:69). Dan, ingat kembali bahwa petunjuk itu diturunkan ke qalb, dan caranya dengan wahyu lantaran Gusti Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia dengan bahasa dunia yang kita terima dari orang-orang di sekitar kita. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, April 30, 2008 2:01 AM Subject: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah Assalamu'alaikum pak Chodjim, Saya mau bertanya hal2 berikut, Menurut pak Chodjim: 1) Apakah wahyu itu? Adakah pembagian2 atas wahyu? 2) Apakah Ilham itu? 3) Alqur'an itu termasuk wahyu atau ilham? 4) Akan adakah wahyu spt AlQur'an lagi nantinya, kalau memang wahyu tidak tuntas ? atau kalau memang AlQur'an tidak dianggap Wahyu Tuntas or Pil Tuntas..tas..tas... Wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim chodjim@ wrote: Kelemahan bagi kebanyakan orang Islam adalah tidak mendapatkan pengajaran agama langsung dari Alquran. Sejak kecil orang Islam langsung diajari barang jadi seperti fikih, tauhid, tasawuf dan lain- lainnya. Akibatnya, argumen yang dikemukakan oleh orang Islam adalah pengeyelan tanpa dalil naqli maupun aqli. Misalnya saja, menganggap wahyu sudah berhenti pasca Kanjeng Nabi Muhammad saw. Mereka lupa bahwa Allah itu al-mutakallim yang senantiasa bersifat kalam. Dalam QS 55:29 dinyatakan bahwa Allah setiap saat dalam urusan (kesibukan). Tentu saja, termasuk kesibukan dalam mengirimkan wahyu kepada hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Dalam QS 42:51 dijelaskan bahwa tak ada seorang pun yang bercakap- cakap dengan Allah (seperti bercakap-cakap dengan temannya atau antar manusia), kecuali dengan cara wahyu, di balik tabir dan dikirim utusan kepada orang itu untuk dibacakan wahyu kepadanya. Tanpa ada wahyu, ya dunia ini mandek, ndak ada kemajuan dalam hidup ini, apalagi ingin meningkatkan derajat spiritualnya. Tanpa ada wahyu kita tak akan mampu meneladani Rasulullah. Harus terjadi proses tune antara wahyu yang kita terima dengan wahyu yang diterima Kanjeng Nabi Muhammad saw. Dan, dalam QS 29:49 dinyatakan dengan tegas bahwa ALQURAN yang sebenarnya itu berada di dalam kesadaran orang-orang yang dilimpahi ilmu. Oleh karena itu, bacalah dengan saksama Alquran dan usahakan memahami maksudnya agar kita tidak membuat pernyataan yang justru MENUTUPI Alquran itu sendiri. Wassalam, chodjim - Original Message - From: waskita adijarto To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, April 28, 2008 2:18 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Peringatan : Re: Rasulullah Salallahi 'alaihi Wasalam VS Mirza Ghulam Ahmad Wahyu sudah tidak ada lagi sejak Nabi Muhammad wafat. Yang ada setelah itu hanyalah ilham. Demikianlah keyakinan ahlusunnah wal jamaah (Sunni). Ini juga bukannya tajuk klasik Ahmadiyah vs Islam ? Mustinya Pak MAS lebih faham daripada saya. -waskita- [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah
Wa alaykumus salam wr. wb., Wah, bagaimana mungkin wahyu malah membuat manusia menjadi bertindak anarkis? Apa nggak salah baca, Kang Hadi? Kalau ada orang anarkis, jelas orang itu mendapat hasutan SETAN! Lho, lha koq tanya mekanismenya kepada saya:)) Wong Kanjeng nabi saja ketika menerima wahyu terasa berat dan merasa mendengarkan bunyi genta yang memekakkan telinga, atau badan terasa berat mau mabuk dan lain-lain. Suwun, chodjim - Original Message - From: Hadi To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, May 01, 2008 4:03 AM Subject: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah Assalamu 'alaikum, sugeng rawuh pak chodjim. menarik sekali pembahasan tentang wahyu ini. maaf kalau saya tidak mengikuti dari awal, hanya saja saya membaca pembahasan wahyu ini antara pak chodjim dengan mbak Lina. Berkenaan dengan Mirza Ghulam Ahmad ini saya mempercayainya sebagai seorang mujadid yang mana dalam hadist disebutkan bahwa Allah mengutus seorang mujadid dalam masa setiap 100 tahun. Hal ini akan lebih tepat jika mengatakan Mirza Ghulam Ahmad sebagai mujadid agar tidak membuat salah kaprah orang yang mendengarnya, karena Nabi disebutkan dalam Al-Qur'an sebagai khataman Nabiyin, baik sebagai nabi yang terakhir dalam hal yang diutus Allah, maupun dalam hal istilah stempel Nabi. yang menjadi pertanyaan pak, bukankah wahyu itu diturunkan untuk kebaikan umat manusia. Bagaimana jadinya kalau ternyata wahyu itu malah membuat manusia menjadi bertindak anarkis? berarti ada yang salah dalam hal penyampaian wahyu dan tidak sesuai dengan apa yang diucapkan oleh Baginda Nabi Muhammad. Apa hal yang membuat keresahan masyarakat berarti harus ada orang yang mencerahkan apa yang telah dituturkan oleh Mirza Ghulam Ahmad itu sehingga penerimaannya tidak salah dan bukannya membuat tindakan anarkis namun seharusnya justru menyejukkan. bagaimana ini pak? Mengenai wahyu yang dalam pembahasan pak chodjim disebutkan secara istilah sebagai isyarat cepat apakah bisa dikatakan juga sebagai wahyu mimpi yang benar? karena menurut hadist Nabi mimpi yang benar itu adalah seperenampuluh dari kenabian? Mengenai ayat 42:51 yang berbunyi: wamaa kaana libasyarin an yukallimahu allaahu illaa wahyan aw min waraa-i hijaabin aw yursila rasuulan fayuuhiya bi-idznihi maa yasyaau innahu 'aliyyun hakiimun [42:51] Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata- kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. ada tiga cara Allah berkata-kata dengan manusia yaitu: 1. dengan perantaraan wahyu 2. dengan dibelakang tabir 3. dengan mengutus utusan (malaikat) kemudian diwahyukan kepada manusia dengan seizin Allah. pertanyaanya, bagaimana mekanisme dari ketiga proses diatas, terutama yang dibelakang tabir? apa bisa menjelaskan pak? terima kasih sharingnya, dan atas jawabannya saya haturkan terima kasih. Wassalam, Hadi --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa alaykumus salam wr. wb., mBak Lina. 1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang maknanya seperti yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu. Dalam bahasa Arab wahyu ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah isyarat cepat. Dalam pemahaman teologis, wahyu adalah petunjuk konkret (nyata) yang datangnya dari Allah swt (Tuhan semesta alam). Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka mBak Lina akan bisa melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa proses belajar di sekolah. Penemu makanan seperti bisa membedakan jamur yang beracun dan mematikan orang yang memakannya dengan jamur yang sehat untuk dimakan itu bukan coba-coba, tapi wahyu; seperti Maryam menerima perintah untuk menggoyang pohon korma untuk konsumsinya. Jika untuk menemukan jamur yang bisa dimakan itu dengan coba-coba, maka akan banyak timbul korban. Allah itu ar-rahman dan ar-rahim, maka Allah menghendaki sesuatu bagi orang-orang yang berkehendak. Kalau orang menghendaki petunjuk maka Allah akan menunjukinya, Allaahu yahdii man yasaa', bukankah begitu La Tando? Lha, Allah menunjuki manusia itu melalui qalbunya (QS 64:11). Bagaimana cara Allah menunjuki seseorang jika Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia? Jawabannya ya QS 42:51!!! Dus, wahyu itu ya hanya 3 macam seperti dinyatakan pada QS 42:51. 2) Ilham itu sama dengan inspirasi atau bisikan hati. Dengan demikian, ilham bisa berupa bisikan tentang kejahatan dan bisa pula tentang ketakwaan (QS 91:8). 3) Mbak Lina apa pura-pura lupa bahwa dalam QS 53:3-4 disebutkan wa maa yantiqu 'an al-hawaa in huwa illaa wahyuy yuuhaa. Dan, dia (Muhammad) tidak
Re: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah
Kalau betul dia mujaddid, mustahil dia mengaku nabi. Dengan pengakuannya sebagai nabi, maka dia sendiri terkeluar dari Islam sehingga mustahil pula dia seorang mujaddid. Mirza Ghulam Ahmad hanyalah seorang pembohong besar dan telah berlalu sebelum dia beberapa pembohong lain. -Rizal- Hadi [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu 'alaikum, sugeng rawuh pak chodjim. menarik sekali pembahasan tentang wahyu ini. maaf kalau saya tidak mengikuti dari awal, hanya saja saya membaca pembahasan wahyu ini antara pak chodjim dengan mbak Lina. Berkenaan dengan Mirza Ghulam Ahmad ini saya mempercayainya sebagai seorang mujadid yang mana dalam hadist disebutkan bahwa Allah mengutus seorang mujadid dalam masa setiap 100 tahun. Hal ini akan lebih tepat jika mengatakan Mirza Ghulam Ahmad sebagai mujadid agar tidak membuat salah kaprah orang - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah
Assalamu'alaikum wr wb pak Chodjim, Terimakasih atas penjelasannya yang bagaikan pil tuntas buat saya. Karena itu, karena sudah bagaikan pil tuntas, maka tidak ada pertanyaan lagi yang timbul dalam pikiran saya mengenai hal ini. Saya berharap teman-teman lain juga menjadi mengerti dalam kerangka makna seperti inilah, pak Chodjim berpendapat demikian. Masing- masing kita bisa saja mendapatkan wahyu ataupun ilham. Wahyu pasti positif sedangkan ilham bisa ada yang postif dan ada yang negatif. Begitu intinya kan, ya pak? Saya kira selama ini kita2 disini hanya mempunyai pemahaman yang berbeda tentang wahyu dan ilham saja. Sekali lagi, termakasih. Wassalamu'alaikum wr wb., --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa alaykumus salam wr. wb., mBak Lina. 1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang maknanya seperti yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu. Dalam bahasa Arab wahyu ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah isyarat cepat. Dalam pemahaman teologis, wahyu adalah petunjuk konkret (nyata) yang datangnya dari Allah swt (Tuhan semesta alam). Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka mBak Lina akan bisa melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa proses belajar di sekolah. Penemu makanan seperti bisa membedakan jamur yang beracun dan mematikan orang yang memakannya dengan jamur yang sehat untuk dimakan itu bukan coba-coba, tapi wahyu; seperti Maryam menerima perintah untuk menggoyang pohon korma untuk konsumsinya. Jika untuk menemukan jamur yang bisa dimakan itu dengan coba-coba, maka akan banyak timbul korban. Allah itu ar-rahman dan ar-rahim, maka Allah menghendaki sesuatu bagi orang-orang yang berkehendak. Kalau orang menghendaki petunjuk maka Allah akan menunjukinya, Allaahu yahdii man yasaa', bukankah begitu La Tando? Lha, Allah menunjuki manusia itu melalui qalbunya (QS 64:11). Bagaimana cara Allah menunjuki seseorang jika Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia? Jawabannya ya QS 42:51!!! Dus, wahyu itu ya hanya 3 macam seperti dinyatakan pada QS 42:51. 2) Ilham itu sama dengan inspirasi atau bisikan hati. Dengan demikian, ilham bisa berupa bisikan tentang kejahatan dan bisa pula tentang ketakwaan (QS 91:8). 3) Mbak Lina apa pura-pura lupa bahwa dalam QS 53:3-4 disebutkan wa maa yantiqu 'an al-hawaa in huwa illaa wahyuy yuuhaa. Dan, dia (Muhammad) tidak menuturkan itu (Alquran) dengan hawa nafsunya, melainkan wahyu yang diwahyukan. 4) Lho, kan sudah jelas di QS 2:4, bahwa orang-orang yang bertakwa itu mengimani kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Jadi, tak disebutkan mengimani kitab yang diturunkan setelah Muhammad. Itu artinya Alquran sebagai kitab sudah final! Yang menjadi persoalan kita dalam diskusi ini kan kita tidak dapat membedakan antara wahyu dan kitab. Jadi, nabi-nabi itu menerima wahyu berupa kitab, dan manusia biasa hanya menerima wahyu sebagai petunjuk dalam hidupnya agar bisa menyelesaikan persoalan hidup ini dengan mudah. Kalau kita membaca al-fatihah, kita MENYATAKAN PERMOHONAN untuk diberi petunjuk tentang jalan yang lurus seperti yang diberikan kepada orang-orang yang menerima kenikmatan dalam hidupnya. Padahal, jalan yang lurus itu hanya diberikan kepada para nabi, para shiddiiqiin, para syuhadaa', dan para shaalihiin (QS 4:69). Dan, ingat kembali bahwa petunjuk itu diturunkan ke qalb, dan caranya dengan wahyu lantaran Gusti Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia dengan bahasa dunia yang kita terima dari orang-orang di sekitar kita. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, April 30, 2008 2:01 AM Subject: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah Assalamu'alaikum pak Chodjim, Saya mau bertanya hal2 berikut, Menurut pak Chodjim: 1) Apakah wahyu itu? Adakah pembagian2 atas wahyu? 2) Apakah Ilham itu? 3) Alqur'an itu termasuk wahyu atau ilham? 4) Akan adakah wahyu spt AlQur'an lagi nantinya, kalau memang wahyu tidak tuntas ? atau kalau memang AlQur'an tidak dianggap Wahyu Tuntas or Pil Tuntas..tas..tas... Wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim chodjim@ wrote: Kelemahan bagi kebanyakan orang Islam adalah tidak mendapatkan pengajaran agama langsung dari Alquran. Sejak kecil orang Islam langsung diajari barang jadi seperti fikih, tauhid, tasawuf dan lain- lainnya. Akibatnya, argumen yang dikemukakan oleh orang Islam adalah pengeyelan tanpa dalil naqli maupun aqli. Misalnya saja, menganggap wahyu sudah berhenti pasca Kanjeng Nabi Muhammad saw. Mereka lupa bahwa Allah itu al-mutakallim yang senantiasa bersifat kalam. Dalam QS 55:29 dinyatakan bahwa Allah setiap saat dalam urusan (kesibukan). Tentu saja, termasuk kesibukan dalam mengirimkan wahyu
Re: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah
pak chodjim, yg sy tangkap adalah wahyu yg dimaksud pak chodjim adalah petunjuk yg masuk ke setiap manusia, bukan wahyu dlm pengertian yg umum dipakai, yaitu yg hanya diterima Nabi Muhammad saw. untuk dibukukan ataupun disampaikan. mungkin lebih tepat yg disebut masing2 dg petunjuk vs wahyu. ini akan lebih tepat, karena akan rancu dalam pembahasan khususnya dlm kasus2 spt ahmdiyah. dalam KBBI pun, definisi wahyu adalah petunjuk dr Allah yg diturunkan hanya kpd para nabi dan rasul melalui mimpi dsb memakai definisi (saya) diatas, apakah yg diterima MGA adalah wahyu ? ataukah petunjuk ? On 5/2/08, Lina Dahlan [EMAIL PROTECTED] wrote: Terimakasih atas penjelasannya yang bagaikan pil tuntas buat saya. Karena itu, karena sudah bagaikan pil tuntas, maka tidak ada pertanyaan lagi yang timbul dalam pikiran saya mengenai hal ini. Saya berharap teman-teman lain juga menjadi mengerti dalam kerangka makna seperti inilah, pak Chodjim berpendapat demikian. Masing- masing kita bisa saja mendapatkan wahyu ataupun ilham. Wahyu pasti positif sedangkan ilham bisa ada yang postif dan ada yang negatif. Begitu intinya kan, ya pak? Saya kira selama ini kita2 disini hanya mempunyai pemahaman yang berbeda tentang wahyu dan ilham saja. Sekali lagi, termakasih. Wassalamu'alaikum wr wb., --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa alaykumus salam wr. wb., mBak Lina. 1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang maknanya seperti yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu. Dalam bahasa Arab wahyu ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah isyarat cepat. Dalam pemahaman teologis, wahyu adalah petunjuk konkret (nyata) yang datangnya dari Allah swt (Tuhan semesta alam). Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka mBak Lina akan bisa melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa proses belajar di sekolah. Penemu makanan seperti bisa membedakan jamur yang beracun dan mematikan orang yang memakannya dengan jamur yang sehat untuk dimakan itu bukan coba-coba, tapi wahyu; seperti Maryam menerima perintah untuk menggoyang pohon korma untuk konsumsinya. Jika untuk menemukan jamur yang bisa dimakan itu dengan coba-coba, maka akan banyak timbul korban. Allah itu ar-rahman dan ar-rahim, maka Allah menghendaki sesuatu bagi orang-orang yang berkehendak. Kalau orang menghendaki petunjuk maka Allah akan menunjukinya, Allaahu yahdii man yasaa', bukankah begitu La Tando? Lha, Allah menunjuki manusia itu melalui qalbunya (QS 64:11). Bagaimana cara Allah menunjuki seseorang jika Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia? Jawabannya ya QS 42:51!!! Dus, wahyu itu ya hanya 3 macam seperti dinyatakan pada QS 42:51. 2) Ilham itu sama dengan inspirasi atau bisikan hati. Dengan demikian, ilham bisa berupa bisikan tentang kejahatan dan bisa pula tentang ketakwaan (QS 91:8). 3) Mbak Lina apa pura-pura lupa bahwa dalam QS 53:3-4 disebutkan wa maa yantiqu 'an al-hawaa in huwa illaa wahyuy yuuhaa. Dan, dia (Muhammad) tidak menuturkan itu (Alquran) dengan hawa nafsunya, melainkan wahyu yang diwahyukan. 4) Lho, kan sudah jelas di QS 2:4, bahwa orang-orang yang bertakwa itu mengimani kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Jadi, tak disebutkan mengimani kitab yang diturunkan setelah Muhammad. Itu artinya Alquran sebagai kitab sudah final! Yang menjadi persoalan kita dalam diskusi ini kan kita tidak dapat membedakan antara wahyu dan kitab. Jadi, nabi-nabi itu menerima wahyu berupa kitab, dan manusia biasa hanya menerima wahyu sebagai petunjuk dalam hidupnya agar bisa menyelesaikan persoalan hidup ini dengan mudah. Kalau kita membaca al-fatihah, kita MENYATAKAN PERMOHONAN untuk diberi petunjuk tentang jalan yang lurus seperti yang diberikan kepada orang-orang yang menerima kenikmatan dalam hidupnya. Padahal, jalan yang lurus itu hanya diberikan kepada para nabi, para shiddiiqiin, para syuhadaa', dan para shaalihiin (QS 4:69). Dan, ingat kembali bahwa petunjuk itu diturunkan ke qalb, dan caranya dengan wahyu lantaran Gusti Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia dengan bahasa dunia yang kita terima dari orang-orang di sekitar kita. [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah
Assalamu'alaikum pak Chodjim, Saya mau bertanya hal2 berikut, Menurut pak Chodjim: 1) Apakah wahyu itu? Adakah pembagian2 atas wahyu? 2) Apakah Ilham itu? 3) Alqur'an itu termasuk wahyu atau ilham? 4) Akan adakah wahyu spt AlQur'an lagi nantinya, kalau memang wahyu tidak tuntas ? atau kalau memang AlQur'an tidak dianggap Wahyu Tuntas or Pil Tuntas..tas..tas... Wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Kelemahan bagi kebanyakan orang Islam adalah tidak mendapatkan pengajaran agama langsung dari Alquran. Sejak kecil orang Islam langsung diajari barang jadi seperti fikih, tauhid, tasawuf dan lain- lainnya. Akibatnya, argumen yang dikemukakan oleh orang Islam adalah pengeyelan tanpa dalil naqli maupun aqli. Misalnya saja, menganggap wahyu sudah berhenti pasca Kanjeng Nabi Muhammad saw. Mereka lupa bahwa Allah itu al-mutakallim yang senantiasa bersifat kalam. Dalam QS 55:29 dinyatakan bahwa Allah setiap saat dalam urusan (kesibukan). Tentu saja, termasuk kesibukan dalam mengirimkan wahyu kepada hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Dalam QS 42:51 dijelaskan bahwa tak ada seorang pun yang bercakap- cakap dengan Allah (seperti bercakap-cakap dengan temannya atau antar manusia), kecuali dengan cara wahyu, di balik tabir dan dikirim utusan kepada orang itu untuk dibacakan wahyu kepadanya. Tanpa ada wahyu, ya dunia ini mandek, ndak ada kemajuan dalam hidup ini, apalagi ingin meningkatkan derajat spiritualnya. Tanpa ada wahyu kita tak akan mampu meneladani Rasulullah. Harus terjadi proses tune antara wahyu yang kita terima dengan wahyu yang diterima Kanjeng Nabi Muhammad saw. Dan, dalam QS 29:49 dinyatakan dengan tegas bahwa ALQURAN yang sebenarnya itu berada di dalam kesadaran orang-orang yang dilimpahi ilmu. Oleh karena itu, bacalah dengan saksama Alquran dan usahakan memahami maksudnya agar kita tidak membuat pernyataan yang justru MENUTUPI Alquran itu sendiri. Wassalam, chodjim - Original Message - From: waskita adijarto To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, April 28, 2008 2:18 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Peringatan : Re: Rasulullah Salallahi 'alaihi Wasalam VS Mirza Ghulam Ahmad Wahyu sudah tidak ada lagi sejak Nabi Muhammad wafat. Yang ada setelah itu hanyalah ilham. Demikianlah keyakinan ahlusunnah wal jamaah (Sunni). Ini juga bukannya tajuk klasik Ahmadiyah vs Islam ? Mustinya Pak MAS lebih faham daripada saya. -waskita- [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah
Wa alaykumus salam wr. wb., mBak Lina. 1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang maknanya seperti yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu. Dalam bahasa Arab wahyu ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah isyarat cepat. Dalam pemahaman teologis, wahyu adalah petunjuk konkret (nyata) yang datangnya dari Allah swt (Tuhan semesta alam). Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka mBak Lina akan bisa melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa proses belajar di sekolah. Penemu makanan seperti bisa membedakan jamur yang beracun dan mematikan orang yang memakannya dengan jamur yang sehat untuk dimakan itu bukan coba-coba, tapi wahyu; seperti Maryam menerima perintah untuk menggoyang pohon korma untuk konsumsinya. Jika untuk menemukan jamur yang bisa dimakan itu dengan coba-coba, maka akan banyak timbul korban. Allah itu ar-rahman dan ar-rahim, maka Allah menghendaki sesuatu bagi orang-orang yang berkehendak. Kalau orang menghendaki petunjuk maka Allah akan menunjukinya, Allaahu yahdii man yasaa', bukankah begitu La Tando? Lha, Allah menunjuki manusia itu melalui qalbunya (QS 64:11). Bagaimana cara Allah menunjuki seseorang jika Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia? Jawabannya ya QS 42:51!!! Dus, wahyu itu ya hanya 3 macam seperti dinyatakan pada QS 42:51. 2) Ilham itu sama dengan inspirasi atau bisikan hati. Dengan demikian, ilham bisa berupa bisikan tentang kejahatan dan bisa pula tentang ketakwaan (QS 91:8). 3) Mbak Lina apa pura-pura lupa bahwa dalam QS 53:3-4 disebutkan wa maa yantiqu 'an al-hawaa in huwa illaa wahyuy yuuhaa. Dan, dia (Muhammad) tidak menuturkan itu (Alquran) dengan hawa nafsunya, melainkan wahyu yang diwahyukan. 4) Lho, kan sudah jelas di QS 2:4, bahwa orang-orang yang bertakwa itu mengimani kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Jadi, tak disebutkan mengimani kitab yang diturunkan setelah Muhammad. Itu artinya Alquran sebagai kitab sudah final! Yang menjadi persoalan kita dalam diskusi ini kan kita tidak dapat membedakan antara wahyu dan kitab. Jadi, nabi-nabi itu menerima wahyu berupa kitab, dan manusia biasa hanya menerima wahyu sebagai petunjuk dalam hidupnya agar bisa menyelesaikan persoalan hidup ini dengan mudah. Kalau kita membaca al-fatihah, kita MENYATAKAN PERMOHONAN untuk diberi petunjuk tentang jalan yang lurus seperti yang diberikan kepada orang-orang yang menerima kenikmatan dalam hidupnya. Padahal, jalan yang lurus itu hanya diberikan kepada para nabi, para shiddiiqiin, para syuhadaa', dan para shaalihiin (QS 4:69). Dan, ingat kembali bahwa petunjuk itu diturunkan ke qalb, dan caranya dengan wahyu lantaran Gusti Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia dengan bahasa dunia yang kita terima dari orang-orang di sekitar kita. Wassalam, chodjim - Original Message - From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, April 30, 2008 2:01 AM Subject: [wanita-muslimah] Wahyu--Peringatan : Re: Rasulullah Assalamu'alaikum pak Chodjim, Saya mau bertanya hal2 berikut, Menurut pak Chodjim: 1) Apakah wahyu itu? Adakah pembagian2 atas wahyu? 2) Apakah Ilham itu? 3) Alqur'an itu termasuk wahyu atau ilham? 4) Akan adakah wahyu spt AlQur'an lagi nantinya, kalau memang wahyu tidak tuntas ? atau kalau memang AlQur'an tidak dianggap Wahyu Tuntas or Pil Tuntas..tas..tas... Wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, achmad chodjim [EMAIL PROTECTED] wrote: Kelemahan bagi kebanyakan orang Islam adalah tidak mendapatkan pengajaran agama langsung dari Alquran. Sejak kecil orang Islam langsung diajari barang jadi seperti fikih, tauhid, tasawuf dan lain- lainnya. Akibatnya, argumen yang dikemukakan oleh orang Islam adalah pengeyelan tanpa dalil naqli maupun aqli. Misalnya saja, menganggap wahyu sudah berhenti pasca Kanjeng Nabi Muhammad saw. Mereka lupa bahwa Allah itu al-mutakallim yang senantiasa bersifat kalam. Dalam QS 55:29 dinyatakan bahwa Allah setiap saat dalam urusan (kesibukan). Tentu saja, termasuk kesibukan dalam mengirimkan wahyu kepada hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Dalam QS 42:51 dijelaskan bahwa tak ada seorang pun yang bercakap- cakap dengan Allah (seperti bercakap-cakap dengan temannya atau antar manusia), kecuali dengan cara wahyu, di balik tabir dan dikirim utusan kepada orang itu untuk dibacakan wahyu kepadanya. Tanpa ada wahyu, ya dunia ini mandek, ndak ada kemajuan dalam hidup ini, apalagi ingin meningkatkan derajat spiritualnya. Tanpa ada wahyu kita tak akan mampu meneladani Rasulullah. Harus terjadi proses tune antara wahyu yang kita terima dengan wahyu yang diterima Kanjeng Nabi Muhammad saw. Dan, dalam QS 29:49 dinyatakan dengan tegas bahwa ALQURAN yang sebenarnya itu berada di dalam kesadaran orang-orang yang dilimpahi ilmu. Oleh karena itu, bacalah dengan saksama Alquran dan