Wa alaykumus salam wr. wb., mBak Lina. 1) Wahyu memang merupakan serapan dari kosa kata asing yang maknanya seperti yang disampaikan oleh Ki Bina dari kota hujan itu. Dalam bahasa Arab wahyu ditulis wawu-ha-alif bengkong artinya adalah isyarat cepat. Dalam pemahaman teologis, wahyu adalah petunjuk konkret (nyata) yang datangnya dari Allah swt (Tuhan semesta alam). Jadi, kalau mBak Lina menerima wahyu maka mBak Lina akan bisa melakukan sesuatu dengan benar (tanpa ragu-ragu lagi) tanpa proses belajar di sekolah.
Penemu makanan seperti bisa membedakan jamur yang beracun dan mematikan orang yang memakannya dengan jamur yang sehat untuk dimakan itu bukan coba-coba, tapi wahyu; seperti Maryam menerima perintah untuk menggoyang pohon korma untuk konsumsinya. Jika untuk menemukan jamur yang bisa dimakan itu dengan coba-coba, maka akan banyak timbul korban. Allah itu ar-rahman dan ar-rahim, maka Allah menghendaki sesuatu bagi orang-orang yang berkehendak. Kalau orang menghendaki petunjuk maka Allah akan menunjukinya, Allaahu yahdii man yasaa', bukankah begitu La Tando? Lha, Allah menunjuki manusia itu melalui qalbunya (QS 64:11). Bagaimana cara Allah menunjuki seseorang jika Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia? Jawabannya ya QS 42:51!!! Dus, wahyu itu ya hanya 3 macam seperti dinyatakan pada QS 42:51. 2) Ilham itu sama dengan inspirasi atau bisikan hati. Dengan demikian, ilham bisa berupa bisikan tentang kejahatan dan bisa pula tentang ketakwaan (QS 91:8). 3) Mbak Lina apa pura-pura lupa bahwa dalam QS 53:3-4 disebutkan "wa maa yantiqu 'an al-hawaa in huwa illaa wahyuy yuuhaa." Dan, dia (Muhammad) tidak menuturkan itu (Alquran) dengan hawa nafsunya, melainkan wahyu yang diwahyukan. 4) Lho, kan sudah jelas di QS 2:4, bahwa orang-orang yang bertakwa itu mengimani kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya. Jadi, tak disebutkan mengimani kitab yang diturunkan setelah Muhammad. Itu artinya Alquran sebagai kitab sudah final! Yang menjadi persoalan kita dalam diskusi ini kan kita tidak dapat membedakan antara wahyu dan kitab. Jadi, nabi-nabi itu menerima wahyu berupa kitab, dan manusia biasa hanya menerima wahyu sebagai petunjuk dalam hidupnya agar bisa menyelesaikan persoalan hidup ini dengan mudah. Kalau kita membaca al-fatihah, kita MENYATAKAN PERMOHONAN untuk diberi petunjuk tentang jalan yang lurus seperti yang diberikan kepada orang-orang yang menerima kenikmatan dalam hidupnya. Padahal, jalan yang lurus itu hanya diberikan kepada para nabi, para shiddiiqiin, para syuhadaa', dan para shaalihiin (QS 4:69). Dan, ingat kembali bahwa petunjuk itu diturunkan ke qalb, dan caranya dengan wahyu lantaran Gusti Allah tidak bercakap-cakap dengan manusia dengan bahasa dunia yang kita terima dari orang-orang di sekitar kita. Wassalam, chodjim ----- Original Message ----- From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, April 30, 2008 2:01 AM Subject: [wanita-muslimah] Wahyu-->Peringatan : Re: Rasulullah Assalamu'alaikum pak Chodjim, Saya mau bertanya hal2 berikut, Menurut pak Chodjim: 1) Apakah wahyu itu? Adakah pembagian2 atas wahyu? 2) Apakah Ilham itu? 3) Alqur'an itu termasuk wahyu atau ilham? 4) Akan adakah wahyu spt AlQur'an lagi nantinya, kalau memang wahyu tidak tuntas ? atau kalau memang AlQur'an tidak dianggap Wahyu Tuntas or Pil Tuntas..tas..tas... Wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "achmad chodjim" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kelemahan bagi kebanyakan orang Islam adalah tidak mendapatkan pengajaran agama langsung dari Alquran. Sejak kecil orang Islam langsung diajari barang jadi seperti fikih, tauhid, tasawuf dan lain- lainnya. Akibatnya, argumen yang dikemukakan oleh orang Islam adalah pengeyelan tanpa dalil naqli maupun aqli. Misalnya saja, menganggap wahyu sudah berhenti pasca Kanjeng Nabi Muhammad saw. Mereka lupa bahwa Allah itu al-mutakallim yang senantiasa bersifat kalam. Dalam QS 55:29 dinyatakan bahwa "Allah setiap saat dalam urusan (kesibukan)". Tentu saja, termasuk kesibukan dalam mengirimkan wahyu kepada hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. > > Dalam QS 42:51 dijelaskan bahwa tak ada seorang pun yang bercakap- cakap dengan Allah (seperti bercakap-cakap dengan temannya atau antar manusia), kecuali dengan cara wahyu, di balik tabir dan dikirim utusan kepada orang itu untuk dibacakan wahyu kepadanya. > > Tanpa ada wahyu, ya dunia ini mandek, ndak ada kemajuan dalam hidup ini, apalagi ingin meningkatkan derajat spiritualnya. Tanpa ada wahyu kita tak akan mampu meneladani Rasulullah. Harus terjadi proses "tune" antara wahyu yang kita terima dengan wahyu yang diterima Kanjeng Nabi Muhammad saw. Dan, dalam QS 29:49 dinyatakan dengan tegas bahwa ALQURAN yang sebenarnya itu berada di dalam kesadaran orang-orang yang dilimpahi ilmu. > > Oleh karena itu, bacalah dengan saksama Alquran dan usahakan memahami maksudnya agar kita tidak membuat pernyataan yang justru MENUTUPI Alquran itu sendiri. > > Wassalam, > chodjim > > > ----- Original Message ----- > From: waskita adijarto > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Monday, April 28, 2008 2:18 PM > Subject: Re: [wanita-muslimah] Peringatan : Re: Rasulullah Salallahi 'alaihi Wasalam VS Mirza Ghulam Ahmad > > Wahyu sudah tidak ada lagi sejak Nabi Muhammad wafat. Yang ada setelah > itu hanyalah ilham. Demikianlah keyakinan ahlusunnah wal jamaah (Sunni). > Ini juga bukannya tajuk klasik Ahmadiyah vs Islam ? Mustinya Pak MAS > lebih faham daripada saya. > > -waskita- > > > [Non-text portions of this message have been removed] > [Non-text portions of this message have been removed]