didik achmadi wrote:
> Aplikasi management hardware yang saya gunakan harus pakai VB Script &
> JScript yang sialnya harus pake IE stuff dan saya eneg dengan IE 6,
> apalagi para pendahulunya.
>
> Ada solusi untuk bypass proses validasi tersebut ?
>
Windows Genuine Advantage -- ngeceknya bis
m .c. ptrwn wrote:
>
> lex, banyak banyakin dong orang microsoft , .NET , .asp minded di
> teknologia , biar "kekuatanya" berimbang dengan "kekuatan yang lain" ..
> he he he :-)
>
ah om carlos bisa aja ;)
saya bukan "orang" MS kok, kebetulan aja sekarang nyari makannya
konsentrasi disitu. Sebe
> Really? So? Mana Vistanya? Kapan sih jadinya di release? "something
> right" itu kalau udah launching, release dan terbukti di tangan
> user... Bukannya demikian?
>
http://www.microsoft.com/windowsvista/
Sudah bisa di download Beta1 untuk MSDN subscriber.
> *tidak bermaksud melakukan MS Bas
m. c. ptriawn wrote:
> ahutapea wrote:
> > Kan ada NDAnya om dan lagipula banyakan selama ini juga vendor dapet
> > akses dan yg ngebuat proyek2 kaya gitu. *topik outsource lg deh* ;p
> >
> oooh jadi source codenya bisa dibaca di US juga ya Bang Alex ?
>
bisa dibaca
adi wrote:
> On Thu, Jan 26, 2006 at 04:17:03AM -0800, ahutapea wrote:
> > Argumennya, kan yang nyupir ente. Mau di proteksi atau kaga itu kan
> > tergantung supirnya.
>
> perilaku/argumentasi sama saja dari dulu tidak berubah: user selalu idiot.
>
Lah kan yang wakt
Akhmad Fathonih wrote:
>
> Soal hitung-menghitung, saya juga bertanya-tanya kenapa tidak
> dipublikasikan kakulasinya. Classified material? Insignificant
> material? Kebetulan saya sedang "berhati baik" :p, jadinya saya
> berasumsi bahwa keputusan itu sudah "dihitung-hitung" sebelumnya :D.
>
Per
m. c. ptriawn wrote:
> Microsoft says it will license Windows source code as part of EU
> antitrust case
> http://www.mercurynews.com/mld/mercurynews/13709941.htm
>
> Mantap , Komentar ?
>
Kan ada NDAnya om dan lagipula banyakan selama ini juga vendor dapet
akses dan yg ngebuat proyek2 kaya gi
m. c. ptriawn wrote:
> > >
> > Tapi koq saya jarang (gag pernah dengar?) ada kasus tuntutan terhadap MS,
> > ketika produknya misalkan terkena Virus? :-)
> >
>
> kalo virus , bugs , software defect , dan penyakit it sejenisnya tidak
> mungkin tidak ada.
> Tidak ada yang sempurna.
>
Setuju 'om.
fade2blac wrote:
> Cuma perlu dilihat response time-nya. Kalau jam 2 malem ditelpon, mau datang
> ngga :-)
>
Nah ini yang perlu diatur di SLA nya. Dikategorikan dulu tingkat
kritikalnya suatu masalah terus diatur maximal respond timenya.
Contohnya tempat saya dulu ada channel TV sekitar 25. Kat
Made Wiryana wrote:
> On 1/24/06, adi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >
> > On Tue, Jan 24, 2006 at 10:29:08PM +0700, Akhmad Fathonih wrote:
> > > Mengenai jatuhnya pilihan pada Microsoft, saya yakin sudah lumayan
> > > "dihitung-hitung". IMO, kalaupun misalnya menjatuhkan pilihan pada
> > > pro
> 1. apa sih keuntungan outsourcing untuk hal ini (perawatan komputer) ?
> pertimbangan kami :
> a. tidak perlu pusing masalah komputer
> b. total cost per tahun lebih murah daripada hire orang
> c. kalo hire orang, anggaran di pos "Belanja Pegawai" udah terlalu tinggi :)
> ada yang bisa share k
Harry Sufehmi wrote:
> On 12/26/2005 at 10:06 AM ahutapea wrote:
> >Bukan bermaksud untuk membela om BG atau MS, tapi kenapa tidak dibalik
> >aja argumennya. Kalau saya ngak setuju sama EULA MS Office, masih ada
> >kok product office lainnya seperti Open Office. Begitu juga
Arif Hidayat wrote:
> mungkin OOT:
> Bisa dibayangkan kalau tidak ada disclaimer/EULA semacam ini.. Bill
> Gates/Microsoft akan sudah bangkrut dari dulu :). eksistensi EULA ini
> menunjukkan kalau pasar software masih milik produsen.. mereka bebas
> menentukan semua mulai dari spesifikasi, harga,
Muhamad Carlos Patriawan wrote:
> > Kebanyakan yg *bisa* IT dan *bisa* bahasa inggris sudah keluar negri
>
> Ahh yang bener :-)))
>
> Berdasarkan data statistik hasil hitung-hitung sendiri,justru sebagian
> besar masih di dalam negeri lho.
>
hehehe, tapi itupun ada argumennya 'om ;)
Hidup ini k
>
> nah apa hubungannya dengan Indonesia? Kalau google itu kita ibaratkan
> Indonesia, apa yang terjadi dengan IPTN dan Megaproject ini seperti excite.
> excite focus ke big hit. sementara google focus ke long tail. Kita berusaha
> untuk focus ke big hit. Ide2 mega project, ide2 tentang infosys,
> Menurut pak Hutapea: Apakah susah cari orang Indonesia yang jago
> english di Indonesia untuk phone-based call center ? tarohlah cuman
> butuh 20 orang saja, menurut saya sich tidak.Kita masih punya daya
> saing koq,entry level salary di Indonesia masih cukup
> bersaing,dibanding di Bangalo
>
> 1) Nikmat di mata
>
> 2) Bisa dibawa kemana saja
>
> 3) Bisa dicoret-coret
>
> 4) Bisa di koleksi
>
> 5) Kemudahan akses
>
> Lalu, apakah kelima faktor itu tidak bisa dilakukan oleh tablet PC nan
> super-canggih sekalipun? Bisa kok Zak! Tapi jangan tanya saya yah.
> Soalnya saya belum perna
> 3. Masalahnya mungkin saya lihat ada pada level pengusaha IT di
> Indonesia,cara mereka bisnis masih seperti cara "Old Way" a-)
> manufacturing (seperti bikin atau setup komputer semurah-murahnya)
> atay b-) industri services/service provider. Jarang banget (mudah2an
> saya yang kuper) yang me
Muhamad Carlos Patriawan wrote:
>
> Nah dari hasil diatas,kelihatan sekali Infosys persh India sendirian
> jauh lebih established dibanding player di open source yang
> US-based,bahkan Wipro lebih besar atau kurang lebih sama dibanding
> Sun+Novell sekaligus.
>
> Mungkin kesimpulan yang bisa dita
Dear All,
Cuman mau ngasih tau aja kalau dulu kalau mengaitkan microsoft dan
security, hampir kaya ngomong dua hal yg ngak mungkin sama.
just fyi, sudah ada yg namanya http://safety.live.com (hint: beta
version) dan http://update.microsoft.com yg salah satunya security
update adalah "Malicious S
> rasanya mustahil. kecuali kalau kedua sistem pakai sistem tertutup yang tidak
> bisa dimodifikasi oleh user (trusted computing?). setelah itu masih ada
> masalah gimana caranya supaya penerima tidak bisa copy & paste isi email, dan
> tidak bisa screenshot dan tidak bisa memotret layar pakai di
Oskar Syahbana wrote:
>
> Wah kalau model business-nya hanya didasarkan pada bursa efek, bisa - bisa
> terjadi lagi donk bubble burst versi 2 (lanjutan dari dotcom crash?). Saya
> sedang berargumen dengan seseorang VC dan dia beranggapan kalau bubble burst
> 2.0 adalah sesuatu yang mustahil (seti
Budi Rahardjo wrote:
> On 10/25/05, baskara <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> > Bagaimana dengan India Institute of Technology yang mempunyai kampus
> > di mana-mana, pak?
>
> Memang IIT punya kampus dimana-mana, tapi dosennya tetap
> tidak jalan-jalan. :)
> Kalau yang ITB/UI/dll. itu kan dosennya y
adi wrote:
> tapi yang paling menyedihkan justru anda berkali-kali bilang kita ini
> idiot-idiot-idiot-dan-idiot, dan 'mereka' lebih baik. masalahnya saya
> lebih suka kalau keidiotan kita bisa diperbaiki. itu namanya masih punya
> harapan boss :-) orang kalau sudah tidak punya harapan lagi, ya
Patriawan, Carlos wrote:
> Wah mantab sekali ulasan Pak Hutapea ini -->
>
ah om carlos bisa aja. Masih inget dulu om waktu job interview di CA?
:)
> Pak Hutapea saya ada beberapa pertanyaan sebab kelihatannya Bapak
> expert dalam hal pertambangan dan tahu informasi-informasi yang sensitip:
>
D
> ilustrasinya gak jelas ya kalau dikaitkan kasus yang dibahas :-)
> barangkali mirip sama yang disampaikan kwik yang disuguhi itung-itungan
> di atas kertas plus dikata-katain: udah sekolah sampai ke AS kok
> idiotnya masih mengerak he..he..
>
Dahulu sewaktu beliau cuman jadi kritisi dan cendi
> he..he. masa sih membuat aturan main untuk bisa membubarkan institusi,
> pejabat yang tidak akuntabel itu mahal :-)
>
nah itu bapak tahu kan kira2 solusi yg pertama2 diberesin itu apa ;)
ngak usahlah menasionalisasikan perusahaan asing soalnya "harga"
nasionalisasi yg langsung atau tidak lan
baskara wrote:
> Hutang itu ada, salah satunya adalah karena "rayuan" proyek.
> Contoh: perusahaan jasa atau barang di luar negeri (atau melalui pihak
> ketiga, yaitu pemerintah negaranya) menawarkan produk
> elektronik/transportasi/mekanik atau jasa konstruksi ke perusahaan di
> Indonesia atau
>
> yang ini serius. kita tingkatkan dulu kualitas kesehatan masyarakat
> kita. caranya (balik lagi!):
> - ganyang rezim medis dan komersialisasi pelayanan kesehatan
> (angka kematian bayi/ibu dan kematian akibat ISPA masih tinggi,
> berikut kematian akibat penyakit terkait higiene-sanitasi
> think locally, act globally (sengaja dibalik, kalau salah dibalik
> sendiri saja he..he..).
>
> nasionalisasi SDA dulu. baru kerjakan PR yang lain.
> turunkan harga BBM dulu, baru kita pikirkan alternatif. dst..dst..dst..
>
Pak, investasi di industri SDA itu besar sekali dan begitu juga denga
> Ya memang kalau dilihat dari segi teknis dan pengalamannya tentu saja mereka
> jauh lebih mumpuni. Tapi yang disorot oleh artikel tersebut bukan bagian
> situnya. Coba deh dibaca mas.
>
Saya membahas komen ttg SDA tidak usah diberikan ke asing. Saya
berusaha ber-argumen kenapa hal itu tidak pe
> sekarang jika ada PLTN di Indonesia, kemana para produsen Batubara/BBM
> akan menyalurkan produknya? dimana pasti harganya lebih mahal daripada
> di jual eceran.
>
percayalah sama saya 'mas, batubara/BBM masih akan punya market walau
ada saingan seperti PLTN ;)
> In Fact, dinegara kita.. ad
Budi Rahardjo wrote:
> Wah ... jawaban rekan-rekan sih bukan bisnis model,
> tapi itu yang kalian (dan yg saya) mau :)
> Yang dia tanyakan kan sisi bisnisnya.
> Apa memang menguntungkan?
Pak Budi,
boleh dong ngambil kesimpulan yg diambil bapak dari milis ini atau dari
luar mungkin ttg business
The_Eye_In_The_Sky wrote:
> Tergantung juga sih environment-nya pakai apa. Kalo kayak kantor temen
> saya di Bank bank Eropa, ketat sekali. PDA tidak boleh bawa, MP3 player
> dsb juga, USB disk tidak, semua port USB di lem epoxy, FDD dibuang,
> CDROM tidak ada. Pada kondisi ini jelas virus int
Andriansah wrote:
>
> Boleh tahu ini GHOST/RIS itu maksudnya apa? apa sama dengan ghost harddisk
> komputer?, kalo iya bagai mana dengan spek komputer yang berbeda? Soalnya
> selama ini kita pake ghostnya norton n kalo spek komputer berbeda pasti
> bermasalah.
RIS itu Remote Installation Servic
Beast wrote:
>
> Pakai AV diclient cuma buat formalitas saja, tdk banyak berguna. Yg
> banyak membantu justru di mail servernya. Saat ini spyware lebih banyak
> daripada worm/virus.
>
Saya harus tidak sependapat dengan hal ini. Misalnya harus milih make
AV client (integrated dgn server) dibandi
Andika Triwidada wrote:
> >
> > + Tetapi kalau anda ingin memaksimalkan TCO + ROI dan punya
resource yg
> > cukup cobalah untuk memakai Linux (walau bisa nantinya beda2 tipis
> > juga).
>
> Eh, maksud anda meminimalkan TCO dan memaksimalkan ROI ya?
> (telat nyadar)
Betul 'pak. Terima kasih atas
Ivo Setyadi wrote:
>
>
> Mungkin yang dipertanyakan oleh Neo adalah:
> Mengapa user yang harus jadi savvy?
> Mengapa tidak si pembuat OS yang harus
> membuat OS nya itself secure by default?
> Mac OS X bisa. Mengapa Windows tidak?
> Apakah karena ada perbedaan besarnya 'rogoh kocek'?
>
Bukan be
The_Eye_In_The_Sky wrote:
> Ini Oracle-nya pakai file system Linux (ext3fs) atau raw partition
untuk
> file databasenya?
>
Pakai ext3 walau awal2nya sempet 'ribut' juga antara orang aplikasinya
yg pingin di ext2 dengan pertimbangan IO yg lebih cepat.
> Make sense. BTW, kalo Proliant-nya sendi
Firman Pribadi wrote:
> # +/- 8 Tahun lalu ada Nusantara-21
>... konsep ini pertamakali diangkat 1994 apa 1997 sih?
>
Saya kurang tahu juga tapi sepengetahuan saya ini proyek deparpostel
dan banyak vendor juga yg diundang tetapi banyak juga yg kecewa karena
kurang serius dan dananya juga bel
The_Eye_In_The_Sky wrote:
>
> Kalo Oraclenya under maintenance contract atau warranty support dan
> diinstall di lingkungan Enterprise Linux yang diapprove Oracle,
kudunya
> 1st call-nya lari ke Oracle, kecuali kalo P1 call hardware dimana
> mesinnya tewas. Mungkin waktu itu kejadiannya install Li
Di tempat saya baru aja nyoba Oracle (DB + IAS) pake linux (RHEL 2.1)
dengan berpasangan dengan HP Proliant (G3 + G4) untuk aplikasi
enterprise untuk HR (ya ya ya, ngomongin enterprise tapi pakenya
proliant+linux)
1. Waktu diinstall Linux sama Oracle, secara random suka restart
sendiri di kedua s
42 matches
Mail list logo