Patriawan, Carlos wrote: > Wah mantab sekali ulasan Pak Hutapea ini --> >
ah om carlos bisa aja. Masih inget dulu om waktu job interview di CA? :) > Pak Hutapea saya ada beberapa pertanyaan sebab kelihatannya Bapak > expert dalam hal pertambangan dan tahu informasi-informasi yang sensitip: > Disclaimer dulu nih om yah, saya ngak berkerja di pertambangan lagi dan terkadang saya melebih2kan dan menyederhanakan masalah ;) > 1. Dengan current demand,apakah benar oil resources di Indonesia akan > benar-benar habis dalam tempo sepuluh tahun dari sekarang ? > Begini om, namanya berusaha kan perlu namanya profit, sekarang harga jual dikurangi harga produksi maka didapat value yg menjadikan untung atau rugi. Jadi sesuatu dikategorikan 'reserve' itu tergantung dari harga energi itu sendiri. Kalau harga naik gila2an sekarang, semua kandungan didalam bumi ini bisa dijadikan reserve tetapi kalau kaya 3 tahun lalu dimana harga rendah, cuman sedikit yg bisa dikategorikan reserve. Terus juga ada faktor teknologi. Dulu waktu pertamina ngelola block cepu maka dibilang sudah habis dan tidak ekonomis lagi. Terus dibelilah hak block tersebut sama tommy (sebagai broker aja sih) dan dijual ke Exxon. Exxon dengan 'luxury' fund dan teknologi mereka maka mereka masih bisa ngambil crude oil dengan bisa mendapatkan untung dan dengan jumlah yang banyak. Kasus seperti ini juga terjadi di Caltex dimana dengan bantuan teknologi terbaru mereka bisa menarik crude oil dengan ekonomis. Dan terakhir (sebetulnya masih conspiracy theory sih tapi marketing agent untuk sektor energi emang jahat banget) yaitu timbulkanlah persepsi ketakutan maka harga akan naik dimana tidak terdeteksi sama Technical Analysis para broker ;) > 2. Apa yang dilakukan so-called group2 diatas yang menerima profit > cukup besar dari harga dunia crude oil dan natural gas yang naik > sangat tinggi akhir-akhir ini untuk kondisi di tanah air ? > Jawaban singkatnya mereka pesta pora. Tetapi mereka kan ngejalanin perusahaan dan bukan perusahaan keluarga jadi banyakan duitnya juga buat investasi misalnya untuk beli/sewa truck2 baru, ngebuat pabrik/mesin2 proses yg baru dan lain2, pokoknya CAPEX jadi tinggi banget. Intinya mereka pingin ngenjot produksi gila2an karena mereka tahu cina bakal ngebuka lagi keran export mereka untuk tambang dan harga yg melayang seperti ini tidak untuk selamanya. Buat group2 diatas, sebetulnya keuntungan itu nomor berapalah untuk mereka tetapi harus ngebuat persepsi ke market bahwa keuntungan mereka tinggi sehingga nilai saham mereka jadi naik. > 3. Dari informasi yang didapatkan dari sumber2 yang tidak bisa dijadikan > patokan,konon kabarnya masih banyak sekali oil reserve Indonesia yang > berada di offshore yang belum digali (karena keterbatasan dana untuk > explorasi) ? Apakah itu benar sebab datanya tidak bisa diquantify ? > Kurang lebih gitu 'om. eksplorasi itu kan butuh waktu dan butuh dana. Peta2 block sih banyak dan beberapa juga udah di tenderkan waktu awal2 SBY naik itu. Tapi tau sendirilah, baru ngadaiin 'survey seismic' udah dikira mau eksploitasi jadi pungutan udah banyak banget. (Unocal 2 bulan lalu dituntut jutaan dolar oleh para nelayan lokal karena melakukan survey seismic) Untung kita masih punya bapak Kurtubi (bekas dirjen), beliau yg mati2an memberikan pelajaran kepada regulator dan DPR. Just be realistic, kita ngak punya duit yah udah kasih lah pihak swasta (lokal atau luar) untuk ngelola lalu kalau masih tahap eksplorasi ngak usahlah dipalak2in dengan pajak dan pungli resmi jadi bisa menarik investasi juga. Tapi dari yang saya lihat kemaren itu masih banyak juga 'broker' yg menang tender ;) > Jadi jangan terkotak-kotak lalu menganggap kalau peruashaan asing > ya lantas semuanya Bule,udah **gak jaman lagi*** itu my friend. > Betul 'om, argumen tersebutlah yang pingin saya ungkapkan. Jaman sekarang perusahaan asing dan perusahaan lokal kaga ada bedanya lagi dan tujuan mereka adalah nyari duit. > Siapa tahu ada yang mau bikin thesis tentang perbandingan tata cara korupsi > di Indonesia dan Amerika Serikat dan cari tahu mana yang lebih halus atau > lebih pintar. > ah om carlos, mana ada sih korupsi di Indonesia tercinta ini ;) --alex