Untuk mengakhiri polemik.. marilah tema ini kita baca sebagai bentuk nyata interaksi silat dengan spiritualisme, tanpa memandang wujud formalnya. Dan bahwa hidup tidak bisa dipisah2 sebagai semacam sekularisme. Dan pada dasarnya ilmu itu adalah tunggal, dan menuju satu ketunggalan. Suatu jalan menemukan Tuhan. Silat bisa menjadi gerbang penemuan jalan ruhani. Setiap tahapannya, dari yang kasar hingga tataran kehalusan budi dan penemuan makna gerak, sikap dan keyakinan harusnya bermuara pada Yang Satu. Karena setiap guru dan pelatih tidak sekedar orang2 yg ngajarin berkelahi, tapi membimbing muridnya untuk menemukan "jalan pedangnya". Pedang itu bukan untuk menebas musuh tapi untuk meluruskan jalan kita.. Sebagai seorang muslim, saya bersyukur. Dan sebagai seorang pesilat saya bangga bahwa silat belum habis, untuk turun derajat hingga sekedar jadi wadah tukang berkelahi. Seperti jalan yang sudah ditemukan lebih dahulu oleh sesepuh2 pendahulu kita. Mari menuju jalan spiritual kita, dan bebaskan diri kita setelah menguasai badan wadaq kita. Setelah kita tidak takut akan diri kita sendiri dan orang lain. Sesuai keyakinan kita masing2. Menggunakan akal budi dan hati nurani serta ajaran yg lurus sebagai sarana menggembleng diri dengan disiplin, dengan Satu Tujuan..
Salam Pesilat, Denny NB : Mari kita perangi premanisme! perangi ketakutan kita akan kriminalitas yang menguasai kota2 kita. Jangan biarkan kejahatan menjadi penguasa. Dengan melawan dan melindungi... --- Pada Sen, 23/2/09, sriwidodod <sriwido...@yahoo.com> menulis: Dari: sriwidodod <sriwido...@yahoo.com> Topik: [silatindonesia] Re: Steven Krauss: Dari Pencak Silat Menuju Islam Kepada: silatindonesia@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 23 Februari, 2009, 2:49 PM Maaf saya anak baru yang baru aja masuk ke milis ini dan saya begitu tertarik dengan apa yang sedang diperbincangkan Maaf saudara-saudara setahu saya silat itu kan dari Indonesia asli lha baru alirannya aja yang lain-lain sehingga jadi banyak tapi itukan malah menjadi sebuah kekayaan baik kekayaan gerak teknik maupun filsafat yang terkandung didalamnya yang setahu saya silat itu kaya dengan filsafat baik filsafat dari gerak maupun filsafat secara psikis dan hal ini setahu saya juga tidak terkait dengan agama manapun karena di silat atau di dalam filsafat seorang pesilat bahwa hukum atau ajaran yang kekal adalah hukum kodrat / hukum tabur siapa menanam dia akan menuai serta yang memberi akan menerima bukankah hal tsb adalah sesuatu yang universal dan penyadaran keuniversalan ini aja yang tidak akan terjebak maupun menjebakan diri dalam kancah permainan kata menurut saya saudara-saudara, silat secara gerak itu kuat tapi lentur, luwes tapi tak terbelokan sehingga tampak betul kualitas pesilat baik secar gerak fisik maupun gerak batin akan tampak seperti apa yang digerakan dan dilatihkan karena bukankah pada dasarnya yang tampak dari luar itu adalah cerminan dari dalam dan apa yang digerakan di dalam adalah polah gerakan luar atau lair/fisik. dengan kaidah -kaidah demikianlah maka silat yang adalah milik indonesia dan jiwa indonesia dan juga tidak terkait dengan manapun karena silat itu sendiri adalah mandiri dan juga telah lengkap dengan kaidah falsafahnya sendiri salam, andai salah-salah kata yang saya tulis mohon dimaafkan adik baru A.S.Widodo --- In silatindonesia@ yahoogroups. com, Herman B <herman_0573@ ...> wrote: > > Wah maaaaaaaaaaap banget ternyata posting saya ini bikin polemik disini. Dari awal posting saya tidak mikir sejauh ini, karena kebetulan baca artikel yg ada kaitannya dengan silat maka langsung saya forward ke milist silat dengan maksud untuk memberikan gambaran bahwa silat bukan hanya gerakan fisik tapi juga sarat dengan makna lain, salah satunya makna spiritual. > > Sekali lagi saya minta maaf kepada semua pihak khususnya yang kurang berkenan dengan posting ini. > > > > --- On Sat, 2/21/09, Alda Amtha <dala3...@.. .> wrote: > > From: Alda Amtha <dala3...@.. .> > Subject: [silatindonesia] Re: Steven Krauss: Dari Pencak Silat Menuju Islam > To: silatindonesia@ yahoogroups. com > Date: Saturday, February 21, 2009, 12:57 AM > > > > > > > Dear Sahabat Silat, > > Saya ingin memberikan pandangan sedikit mengenai tulisan ini, agar > tidak memicu polemik selanjutnya. > > Dari jaman dahulu, seni beladiri merupakan salah satu alat yg ampuh > dalam menyebarkan agama, dan kebanyakan seni beladiri tradisional > mengandung unsur spiritual yg sangat tinggi didalamnya. Kita lihat > bagaimana seni kungfu/wushu menyebar lewat biara Shaolin. Begitu juga > pencak silat kita. Beberapa silat tradisional betul2 ditujukan untuk > syiar agama Islam, dan disisi yg lain ada perguruan2 pencak silat yg > berbasiskan bukan Islam seperti THS/THM. > > Namun demikian, memperbandingkan satu agama dg agama lainnya, saya > rasa bukan pada tempatnya di milis ini. Begitu juga memperbandingkan > salah satu silat dg silat lainnya (termasuk terhadap belaidiri2 > lainnya) dengan tujuan untuk melebih2kan satu dg lainnya, harus kita > hindari. Tujuan kita dalam bermilis adalah afar kita semua > bersatu-padu membangkitkan kembali pencak silat di tanah air kita > tercnta ini, bukan untuk memicu perpecahan di antara kita. Kita semua > adalah Sahabat Silat, dari berbagai macama agama, suku dan jenis > beladiri.... ... > > Dalam file "Aturan Dalam Bermilis" yang selalu dikirmkan oleh > modarator sekali sebulan, tercantum bahwa dalam tulisan tidak boleh > menyinggung SARA alias Suku, Agama, Ras dan Antar golongan. Jadi mohon > diperhatikan bagai para anggota milis. > > Salam. > > --- In silatindonesia@ yahoogroups. com, Irwansyah Irwansyah > <irwansyah@ ..> wrote: > > > > Hmmm, saya tidak emosi kok ;) > > > > Menurut saya kata-kata berikut ini menjelek-jelekkan Kristen dan > > melakukan pembodohan terhadap kita sebagai muslim. > > > > "Ketika itu, ia bukanlah seorang pemeluk Kristen yang taat. > > Menurutnya, agama Kristen Protestan yang ia peluk sudah tidak relevan > > lagi dengan jaman sekarang." > > > > "Saya sukar menemukan apapun dalam agama itu yang bisa saya > > aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kekecewaan saya terhadap > > ajaran Kristen membuat saya menutup diri dengan hal-hal yang diklaim > > sebagai agama yang terorganisir, karena menurut asumsi saya semua > > agama semacam itu sama saja paling tidak dalam hal tidak aplikatif dan > > tidak bermanfaatnya agama-agama seperti itu." > > > > "Ia mengaku sulit menerima tentang konsep ketuhanan dan konsep tentang > > hubungan antara manusia dengan Tuhan dalam ajaran Kristen, yang > > menurutnya ganjil. Dalam filosofis Kristen, ungkap Abdul Latif, > > hubungan antara manusia dengan Tuhan lewat perantara yaitu Yesus, > > padahal Yesus manusia juga cuma memiliki kelebihan sebagai utusan > > Tuhan." > > > > "Filosofis hubungan manusia dengan Tuhan yang sulit dan tidak jelas > > itu membuat saya mencari sesuatu yang bisa memberikan pemahaman yang > > lebih baik tentang Tuhan dan hubungan manusia dengan Tuhan. Mengapa > > dalam Kristen saya tidak bisa berdoa langsung pada Tuhan? Mengapa > > setiap berdoa saya harus mengawali dan mengakhirinya dengan menyebut > > 'atas nama bapak, dan putera dan roh kudus'? Mengapa Tuhan yang Maha > > harus mengambil bentuk sebagai seorang laki-laki yaitu Yesus, mengapa > > Tuhan merasa perlu melakukan hal seperti itu?" ujar Abdul Latif." > > > > "Islam bukan agama yang bisa dirasionalisasikan seperti agama Kristen > > dan Yudaisme" > > > > 2009/2/21 Umar Hapsoro <umar.hapsoro@ ...>: > > > Sahabat Silat, ... > > > > > > Postingan tentang Steven Krauss, ... saya baca sampai ber-ulang2, > ... tapi > > > saya tidak menemukan unsur2 propaganda untuk menyebarkan aliran > pemikiran > > > tertentu dari satu > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > Pemerintahan yang jujur & bersih? Mungkin nggak ya? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed]