>
>
> > (teman saya, sulfikar amir, barus selesai doktor science techonology
> > > policy di sini, disertasinya pas tentang determinisme teknologi ini,
> > > sejauh mana teknologi bisa merubah sosial. dia akan kembali ke itb
> > > akhir tahun ini.)
> >
> > Sebenarnya ini bukan di bidang teknologi saja,tapi bidang lain juga.
> >
> > Kalau dianalogikan,misalnya di satu kampung ada 10 jumlah penduduk,
> > lalu tiba2 4 orang jadi bintang film, tentunya yang naik kualitas
> > hidupnya secara ekonomi adalah 4 orang itu, 6 orang lagi yang bukan
> > bintang film mungkin tidak pernah upgrade status ekonomi/sosialnya.
> > Hanya saja, sisi baiknya adalah 6 orang ini bisa mengambil contoh dari
> > 4 orang ini kalau ada jalan lain menuju roma :)
> >
> > Ini persis kejadian di India seperti yang diceritakan temen saya, di
> > Chennai virtually ada dua tipe pekerjaan. Pertama : Farmers/Petani dan
> > Kedua: Software Developer.
> > Bidang yang sangat jauh bukan. Menariknya banyak keluarga yang tadinya
> > petani hidupnya sangat terangkat karena anaknya pindah "karir" ke
> > bagian software engineering. Sebaliknya, keluarga yang tetap berkutat
> > di pertanian, hidupnya kurang lebih tetap sama.
>
>
> nah ini yang bisa di pelajari dari India, kalau dengan konsep yang carlos
> bilang yang sukses cuman yang pindah ke IT, gimana caranya kalau di terapkan

Koreksi dulu: Bukan konsep saya, tapi kenyataan di lapangan.

Coba kita gali lebih dalam kondisi di Bangalore.
~Sebelum India Booming (perkiraan saya) pra 2000 :
median Income orang IT: ~5,000 usd/tahun
median Income orang non-IT (public service,gov.,farming) = ~2,500
usd/tahun

~Setelah India Booming (sekarang).
median Income orang IT= ~25,000 usd/tahun
median Income orang non-IT (public service,gov.) = ~4,000 usd/yr

Singkatnya:
- Karena investasi yang sangat signifikan di India, secara
dollar-to-dollar memang orang IT yang paling merasakan perbedaannya.
- Orang non-Engineering mungkin akan mengalami imbasnya secara
finansial, tapi sedikit.
-GAP antara orang Engineering dan non-Engineering sangat menonjol.

Untuk negara, jika persentasi orang Engineeringnya banyak disebuah
tempat, tentunya akan sangat mengangkat average income walaupun
sebenarnya terjadi gaps, dan bukan pemerataan pendapatan secara
menyeluruh.

Kondisi Gap antara Eng dan non-Eng tersebut tidak hanya terjadi di
India, tapi juga di AS. Perbedaan income di SV dan state lain bisa
double untuk pekerjaan yang sama.

Menariknya, secara tidak langsung ini membuat property estate juga
meningkat drastis didaerah dimana terdapat konsentrasi org Engineering,
hal yang sama juga terjadi di Bangalore dan kota2 India lain seperti
Chennai. Hal ini mungkin OK untuk kaum Engineering yang mempunyai new
buying power, tapi sangat memberatkan untuk kaum non-Engineering yang
mempunyai buying power lebih rendah.


Efeknya secara long term : Ini kejadian di SV , kebanyakan orang2
non-IT (dan kebetulan warga kulit putih) terpaksa pindah dari SV area,
mereka pindah ke tempat lain dimana ratio income/living cost lebih
mengena.


> solusi baru supaya  kalau ini di terapkan di Indo supaya dua-duanya
> sukses... kan menarik spt yang saya bilang di awal thread ini.

Ini memang pertanyaan besarnya karena pada kenyataan (yg mungkin saya
juga salah) ini belum terjadi, mungkin sesuai dengan desertasinya om
sulfikar ali temenya msa robi diatas.

Btw, Kalau mengikuti model di India itu sebenarnya gak ribet koq
(kecuali kalo mau dibikin ribet) , jadi orang tuanya menasehati
anaknya:

"Rakesh, kalau kamu mau hidup enak, jangan jadi petani lagi seperti
Bapak, sana belajar Java dan C++ yang giat di IIT atau jadi dokter
sekalian"   ... he he he :))

-mcp

Kirim email ke