Ada beberapa point yang ingin saya jawab satu persatu.

1. apakah pendidikan indonesia bagus?
kalau dari apa yang saya lihat (di bandung maksudnya),
maka bisa saya katakan: umumnya bagus.
tapi saya tidak bisa komentar soal di luar kota bandung.

metoda yang saya lakukan adalah membandingkan sekolah
di sini dengan north america (juga yang saya tahu saja).
kalau ITB, misalnya, teksbook sama dengan di luar negeri.
jadi yang ini kita pisahkan (mungkin anomali).
tapi kalau saya lihat beberapa "sekolah" memang kurikulumnya
masih sekenanya. hasilnya tentu saja sekenanya.

itu yang umum ya.

ps: di amerika pun saat ini ada masalah besar dengan
pendidikan mereka sehingga time magazine(?) membuat sebuah
issue dengan judul "dropout nation". oprah membuat acara
khusus dengan (bill) gates foundation. demikian seriusnya
masalah pendidikan di amerika.

2. siswa indonesia lebih bagus.
ternyata sistem pendidikan yang buruk pun masih bisa
menghasilkan orang2 bagus. mungkin yang ini karena bahan bakarnya
(alias siswanya) bagus.
saya ambil contoh anak saya yang sulung. luar biasa pinternya,
dan bukan karena belajar! karena saya melihat sendiri di rumah
dia nggak pernah belajar, tapi nilai matematiknya 10.
(sekarang dia di singapura karena mendapat beasiswa ke sana -
ini cerita lain mengenai hebatnya komitmen singapura - dan
kemarin nilai matematik di rapornya juga 9.9)
yang ini saya simpulkan karena bahannya sudah baik.
jadi sistem pendidikan burukpun masih bagus juga keluarnya.

(seperti sistem di ITB ... biar dosennya bego, lulusannya juga
bagus. ini disebabkan karena murid-muridnya yang bagus.
he he he. jadi proses rekrutmen sangat penting. itu sebabnya
singapura melakukan rekrutmen yang serius!)

mungkin ini karena penduduk kita banyak, jadi untuk mencari
10 orang juara math/fisika/kimia/biologi/komputer tentu saja
lebih mudah :) kecuali kalau berdasarkan persentase.
10% orang indonesia apa lebih pandai dari 10% singapura?
saya tidak berani ...


3. kualitas vs coverage
memang ada dua pendapat; yang penting cakupan pendidikan dulu
baru nanti kita bicara kualitas atau kualitas juga penting?
saya sendiri mengatakan dua-duanya penting, akan tetapi dengan
sedikit "twist" yaitu harus ada orang dari kedua kubu yang
tetap serius mendalaminya. ini bukan sebuah hal yang benar
atau salah. memang ini merupakan filosofi/prinsip yang mendasar.
pendulum akan bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya.

nah, saya sendiri lebih fokus untuk memikirkan kualitas!
jadi jangan saya "digondeli" untuk pemerataan pendidikan.
harus ada kawan-kawan yang berjuang terus untuk meratakan
akses ke pendidikan di Indonesia.
(jangan salah, saya pun juga melakukan upaya untuk pemerataan
pendidikan akan tetapi upaya saya itu tidak/belum maksimal.)

jadi kita harus tetap berjuang dengan filosofi-nya masing2.


4. soal ijasah
pentingnya ijasah itu biasanya kental di pemerintahan atau
BUMN. kalau di perusahaan swasta banyak yang tidak mementingkan
soal ijasah ini.
ambil contoh perusahaan saya dan beberapa partner kami.
beberapa waktu yang lalu kami bidding di perusahaan BUMN.
ternyata harus memasukkan CV dan ijasah.
setelah kami kumpulkan ... he he he. repot ternyata karena
tim kami banyak yang tidak memiliki ijasah S1 !!!
ada banyak anggota kami yang dropout perguruan tinggi
(dengan berbagai alasan). kalaupun ada ijasah S1, jurusannya
juga "aneh"; geologi, pertanian, ... ha ha ha.
kalau dari sisi skill, saya tidak khawatir. diadu dengan
perusahaan asingpun saya berani.
tapi kalau diadu ijasah ... terus terang, kami kalah!

jadi pentingkah ijasah? saya jawab: YA!
jadi saya selalu encourage karyawan/staf/kawan untuk tetap
mengambil ijasah. paling sedikit, S1. jurusan tidak penting!
(hah! inilah ... kenyataan)
tentu saja di tempat kami akhirnya pada ngambil S1 di
jurusan IT, MIS, atau yang berhubungan dengan IT karena
itu yang mereka suka.

saya katakan ke mereka bahwa kalian sudah mendapat pekerjaan.
jadi satu kekhawatiran sudah hilang. nah, sekarang kepentingan
untuk belajar di perguruan tinggi adalah (1) untuk ijasah,
(2) untuk ilmunya. he he he. jadi sekolah boleh agak santai
sedikit. nah problemnya adalah sebagian besar perguruan tinggi
di indonesia memberikan batas waktu kuliah sehingga merepotkan
bagi mereka yang sudah bekerja ini. mestinya ada upaya untuk
membuat continuing education (seperti di luar negeri).
sehingga mereka pun bisa mendapatkan ijasah S1 meskipun dalam
waktu yang cukup lama.


begitu opini saya.

-- budi

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
http://teknoblogia.blogspot.com/2005/02/tata-tertib-milis-v15.html
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke