Ada gejala yang timbul tenggelam berkaitan dengan ruqyah. Kesurupan masal misalnya, terjadi tidak secara periodik. Kadang terjadi dalam jumlah banyak dan tersebar di berbagai kota, kadang adem ayem selama berbulan-bulan. Saya malah curiga, ini terkait dengan agenda salah satu parpol untuk menarik massa, ibaratnya sebagai barang jualan, gitu. Kecurigaan saya itu karena beberapa alasan: 1. Ruqyah terjadi secara sporadis, menyebar di berbagai kota dan mendapat liputan media secara luas (media massa mendapat informasi adanya kesurupan massal biasanya diberitahu melalui telepon). Ini artinya memang dirancang secara rapi oleh manusia, bukan kehendak setan itu sendiri. 2. Peruqyah berasal dari kalangan yang sama. Padahal kalau di Jawa misalnya, dukun, kiai, dan sebangsanya bisa saja mengusir dedemit. 3. Mereka yang kerasukan biasanya sekolahan dan pabrik. Lebih khusus lagi, korban kerasukan adalah perempuan. Mengapa sekolah? Di lingkungan sekolah, orang-orang sudah saling mengenal, mungkin bahkan secara emosional dekat. Jadi begitu satu kena, yang lainnya kesetrum. Saya belum pernah mendengar kerasukan masal di mall atau di terminal dimana orang tidak saling mengenal. Ada tips yang pernah saya baca untuk mengatasi kesurupan massal yaitu, singkirkan orang yang belum kena setrum, lalu beri obat tidur. Cukup sederhana.
Salam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "He-Man" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ruqyah > > Oleh : Herri Permana > > > Siapa yang datang untuk mengusir jin dari tubuh seseorang ketika si > peruqyah membacakan mantra , jampi , do'a dll itu tidak akan ada yang > tau termasuk si peruqyah itu sendiri , ia hanya berpegang pada pegangan > yang rapuh bahwa itu kuasa Allah padahal dalam hati kecilnya mereka > sebenarnya ragu juga. >