Abah, kalau soal bulu tangkis dan juga prioritas terhadap perempuan
merupakan produk dari konstruk sosial, b/way untuk bulu tangkis sudah
sama kok...pake rolling point:))

Untuk Mba Ning,

Justru itu yang saya maksud kan bahwa perintah menjaga pandangan yang
saya pahami sebagai kewajiban untuk bisa mengontrol diri sebagai suatu
hal yang harus di utamakan daripada membatasi pihak lain.

Contoh kasus Nabi Yusuf, walau di goda sama yang somelehoi,denok
geboyyy kalau basicnya ok alias kontro dirinya hebat tidak akan
tergoda walau secara naluri Nabi Yusuf juga "terangsang".

Jadi yang seharusnya di sosialisasikan adalah kontrol diri bukan
kontrol pihak lain untuk kepentingan diri sendiri. Maka dari itu ada
hadis yang menyatakan padangan pertama "berkah" pandangan kedua
maksiat...artinya ndak apa-apa kalau terpandang yang "edun-edun"
merangsang tapi kemudian ada daya upaya dari dalam diri (kontrol diri)
untuk bisa mengendalikan....

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "H. M. Nur Abdurrahman"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Secara genetik, laki-laki xy sedangkan perempuan xx, sehingga Ar-Rijaalu
> Qawwaamuwna 'alay (A)n-Nisaai. Dalam bulu tangkis (atau tangkis
bulu?) saja
> perempuan game pada score 11, laki-laki pada score 15. Kalau ada
bahaya /
> bencana alam, yang diurus diprioritaskan orang tua, anak-anak dan
perempuan.
> Wassalam,
> HMNA
> 
> ----- Original Message ----- 
> From: "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
> Sent: Thursday, February 01, 2007 10:54
> Subject: RE: [wanita-muslimah] Menjaga pandangan was Janda
> 
> 
> >
> > Mbak Chae anu geulis,
> >
> > Yang saya sebutkan di bawah tidak ada kaitannya dengan masalah
> > mengontrol diri. Biarpun seorang lelaki memiliki kontrol diri yang
> > sangat bagus, tetap saja memiliki kewajiban untuk melindungi
> > pandangannya dari hal-hal yang tidak boleh baginya untuk melihat.
Maksud
> > saya, aturan untuk melindungi pandangan itu bukan hanya untuk lelaki
> > yang "mudah tergoda", tetapi untuk lelaki keseluruhannya, bahkan untuk
> > perempuan juga kan ?
> >
> > Jadi, mbak, saya setuju dengan apa yang mbak Chae katakan, bahwa
manusia
> > diharuskan mempunyai kontrol terhadap diri sendiri. Tapi tetap juga
> > manusia itu harus menjaga pandangannya juga. Kasihan kan kalau yang
> > ingin menjaga pandangan trus harus krukupan di rumah terus, karena
> > lingkungan tidak "aman" baginya. Tapi kalau lingkungan "aman", insya
> > Allah semua orang juga aman untuk keluar rumah dan memandang keindahan
> > alam ini dengan "tanpa gangguan" atau takut melanggar perintah Allah
> > untuk menjaga pandangannya.
> >
> > Wallahu'alam bishowab.
> > Wassalaam,
> > -Ning
> >
> >
> > -----Original Message-----
> > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae
> > Sent: Thursday, February 01, 2007 10:36 AM
> > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> > Subject: [wanita-muslimah] Menjaga pandangan was Janda
> >
> > Mba Ning,
> >
> > Kalau menurut semangat dari Qur'an sendiri, manusia itu di haruskan
> > mempunyai kontrol terhadap diri sendiri terlebih dahulu. Dalam
> > Qs.24:31-32 baik laki-laki dan perempuan dewasa yang sudah cukup
berakal
> > "diwajibkan" untuk mempunyai kontrol terhadap dirinya sendiri.
> > Sepanjang kontrol diri sudah dimiliki maka godaan apapun diluar
dirinya
> > tidak akan berpengaruh buruk.
> >
> > Mengontrol pihak lain hanya untuk melindungi pihak2 yang lemah,yang
> > memang tidak mempunyai daya dan kekuatan dalam melindungi dirinya
> > sendiri. Disinilah semangat Qur'an yang saya pahami bahwa perlindungan
> > diberikan kepada PIHAK YANG LEMAH....apakah laki-laki secara umum
memang
> > menjadi pihak yang lemah terhadap rasangan seksual perempuan??
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih
> > \(Ning\)" <ninghdw@> wrote:
> > >
> > >
> > > Memang benar, bahwa beriman itu harus menggunakan akal. Akal
digunakan
> >
> > > sebagai tools untuk memahami apa yang dimaui oleh Yang Memberi
Hidup,
> > > Yang Memiliki tubuh dan jiwa kita. Kalau Dia menginginkan kita untuk
> > > melakukan ini dan itu, maka sudah seharusnya kita melakukan ini dan
> > > itu tersebut. Ya kan ?
> > >
> > > Mengenai interpretasi teokrat, mungkin benar seperti yang prof
> > sebutkan.
> > > Saya bukan supporter teochracy lho... jangan salah.. Sekarang,
> > > bagaimana interpretasi prof sendiri ? Apa benar bahwa kita boleh
> > > memperlakukan tubuh dan jiwa kita semau-maunya kita ? Atas nama
HAM ?
> > > Bukankah dengan demikian melanggar HAM orang lain juga ? (orang yang
> > > tidak suka melihat aurat orang lain... dan jangan diplesetkan ke
> > > makanan padang lah... gak nyambung..). Kalau ikutin kata mas Wikan,
> > > ada perempuan nxxxs di jalan pun ngga apa-apa ya ? Orang yang
ngga mau
> >
> > > "terganggu" dengan hal tersebut malahan yang harus dipasung di
> > > rumahnya... di mana letak keadilannya dong ?
> > >
> > > Wallahu'alam bishowab.
> > > Wassalaam,
> > > -Ning
> 
> __________________________________________________
> Apakah Anda Yahoo!?
> Lelah menerima spam?  Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik
terhadap spam  
> http://id.mail.yahoo.com
>


Kirim email ke