Apa saya pernah bilang, bahwa menjaga pandangan artinya tidak boleh memandang sesuatu yang "edun-edun" atau sesuatu yang bikin terangsang? Mbak Chae terlalu jauh mentranslasinya. Menjaga pandangan menurut saya adalah = MELIHAT YANG TIDAK BOLEH DILIHAT (Aurat). Masalah aurat itu "edun-edun" atau "bikin terangsang", itu mah bisa berbeda antara satu orang dan lainnya. Bisa saja si A terangsang, dan si B tidak. Padahal yang dilihat ya itu-itu juga. Selama yang dilihat itu aurat, maka baik si A (terangsang) maupun si B(tidak terangsang) sama-sama HARAM hukumnya untuk melihat. Atau menurut mbak Chae/dik Aisha hukumnya jadi berbeda (untuk si A HARAM, dan untuk si B MUBAH)?
Kedua, kayanya definisi "aurat" kita berbeda, mbak Chae. Kalau menurut pemahaman saya, aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Jadi bila ada yang terbuka di luar yang dua itu, akan saya katakan membuka aurat. Menurut mbak Chae, apa sih aurat itu ? Wass, -Ning -----Original Message----- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Chae Sent: Friday, February 02, 2007 12:22 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain? Penjelasan Mba Aisyah lebih baik ...lebih jelas dan lebih tersusun/terperinci daripada penjelasan saya, terima kasih Mba Aisyah:)) Saya hanya ingin menambahkan sedikit saja kepada Mba Ning mengenai masalah Menjaga pandangan dan masalah aurat. Pertama menjaga padangan tidak berkonotasi dengan tidak boleh memandang sesuatu yang "edun-edun" atau sesuatu yang bikin terangsang baik terangsang secara seksual atau terangsang yang lainya seperti materi, kecemburuan dll. Maksud dari menjaga pandangan adalah memanage atau mengatur/mengolah/mengusahakan agar apa yang kita pandang tidak menimbulkan effek negatif (mudharat) kepada diri kita. Dengan demikian setiap orang akan senantiasa belajar untuk bisa mengontrol dirinya, katanya sih bisa karena biasa.. Kedua masalah aurat, apakah aurat ini selalu berkonotasi dengan ssuatu yang merangsang?? Ada laki-laki yang terangsang melihat hidung, bibir dari seorang wanita bahkan ada banyaak laki-laki yang teransang lihat bulu ketiak cowo lainya...apakah semua termasuk aurat?? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > Dik Aisha, > > Kalau dik Aisha mengira saya menganggap memelihara pandangan artinya > sama dengan tidak boleh berkontak mata, dik Aisha salah. > > Dalam pemahaman saya, memang pada saat berinteraksi atau berdialog > kita harus berkontak mata. Artinya ya harus memandang. Interaksi tidak > akan effective bila kontak mata tidak terjadi. Pemahaman saya terhadap > AnNur > 30-31 itu (menjaga pandangan), bukan berarti tidak boleh terjadi > contact mata. Tetapi tidak melihat aurat orang lain. Bila > masing-masing wanita dan pria itu tertutup aurat-nya dengan sempurna, > insya Allah interaksi akan lebih lancar. Karena tidak perlu > menghindar-hindarkan mata dari melihat yang bukan haknya. > > Jadi TIDAK BENAR bahwa yang namanya memelihara pandangan itu trus > jalannya nunduuuk terus, atau kalau lagi ngomong dengan orang lawan > jenis nunduuuk terus. Maksudnya memelihara pandangan itu ya, > mengontrol diri, agar TIDAK MELIHAT YANG BUKAN HAK-nya. Lha sulit kan > pengontrolan diri (agar tidak melihat yang bukan haknya tersebut), > kalau banyak yang > - mau tidak mau - pasti akan terlihat, wong berseliweran di depan > matanya. > > Ini tidak ada kaitannya sama sekali dengan apakah dia akan "tergoda > syahwatnya" atau tidak. Karena kalau menggunakan indikator tergoda > atau tidak, jadi relative untuk setiap orang. Ada orang yang bisa > tergoda hanya dengan mendengar suara perempuan, ada yang sama sekali > tidak tergoda biar pun ada orang pamer aurat keseluruhannya di depan matanya. > Kalau menggunakan indikator ini, maka bisa jadi : hukum memandang > aurat perempuan adalah HARAM bagi yang mudah tergoda, dan HALAL(MUBAH) > bagi yang tidak mudah tergoda. Apa begitu yang dik Aisha pahami? > > Wass, > -Ning > > > > > > > ________________________________ > > From: wanita-muslimah@yahoogroups.com > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Aisha > Sent: Friday, February 02, 2007 9:55 AM > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com; > keluarga-sejahtera@yahoogroups.com > Subject: [wanita-muslimah] Kontrol Diri atau Kontrol Orang Lain? > > > > Mba Ning, > Saya dibesarkan di tengah keluarga yang biasa ngobrol dengan saling > memandang, termasuk antar lawan jenis, misalnya anak perempuan dengan > ayahnya, anak perempuan dengan saudara laki-laki atau sepupu laki-laki > atau om atau pakde, dll. > > Jadi di luar rumah juga dalam aktivitas saya sejak sekolah sampai > kerja, saya terbiasa memandang lawan jenis. Ternyata ada laki-laki > yang menunduk atau memandang ke arah lain, rasanya tidak nyaman lho > mba, karena saya tidak berpakaian yang ketat atau buka sana-sini > sehingga membuat lawan jenis terangsang. Lama-lama saya mengerti bahwa > mereka, laki-laki atau wanita yang menunduk atau mengarahkan matanya > ke obyek lain itu ketika berhadapan dengan lawan jenis karena > menerapkan An Nur > 30-31 dengan tafsiran bahwa menjaga pandangan itu tidak boleh memandang. > Tidak apa-apa kalau memang mereka tidak kuat menahan nafsunya kalau > memandang, jadi saya sekarang memahami bahwa memang mereka masih lemah > dalam kontrol dirinya atau mungkin sejak kecil tidak terbiasa untuk > melihat lawan jenis itu sebagai sama-sama manusia yang bisa bekerja > sama melakukan sesuatu yang baik dalam fungsi kekhalifahannya di muka > bumi dan tidak hanya memandang manusia lainnya terutama lawan jenis > sebagai makhluk yang kaitannya selalu dengan syahwat. > > Nah, kembali ke tafsiran ayat itu, sama-sama muslim/ muslimah tapi > bisa beda-beda kan sikap dan perilakunya. Bagi saya sih, menjaga > pandangan itu adalah seperti yang mba Chaerunissa jelaskan, kita bisa > memandang lawan jenis tapi tetap bisa mengontrol diri, mengendalikan > diri sehingga tidak terjadi hal-hal yang buruk. Bukankah itu esensi > agama, ketika kita dihadapkan dengan segala godaan dunia yang > menjerumuskan kita ke perbuatan buruk, kendalikan, kontrol diri kita. > Nabi Yusuf memangnya tidak memandang Zulaika? Memandang dan malah > dikejar-kejar, secara fisik dekat sekali, tapi kontrol dirinya yang OK > sehingga dia tidak tergoda (walaupun terangsang kata mba Chae) untuk > melakukan hubungan seks dengan Zulaika. > > Contoh kecil lainnya untuk kontrol diri, saat puasa kita punya makanan > minum milik sendiri (halal) di rumah sendirian, pulang dari satu > tempat yang puanaaas banget, haus dan lapar, tergoda atau terangsang > untuk makan minum - minimal minum aja, tapi tidak kita lakukan karena > kita taat Allah dalam perintah puasa supaya kita jadi orang yang punya > kontrol diri yang bagus dalam hal makan minum. Kita puasa, misalnya > punya pasangan yang halal, lalu terangsang - kita tidak melakukan > hubungan seks walaupun dengan istri/ suami sendiri karena selama waktu > puasa, kita tidak boleh melakukannya. Dan tidak cukup kontrol diri > dari makanan, minuman atau pasangan yang halal saja, dengan puasa kita > juga harus mengontrol diri untuk makan minum dan melakukan hubungan > seks dengan yang tidak halal, termasuk disini mengontrol diri untuk > tidak mencuri, tidak korupsi, tidak nipu, dll untuk memenuhi makan > minum, hubungan seks atau kekayaan untuk kita nikmati. > > Begitu hebatnya anjuran puasa untuk bisa mengontrol diri ya mba Ning, > kalau memang orang benar-benar melakukannya, tidak ada alasan untuk > tidak bisa mengontrol diri ketika melihat wanita yang tidak halal > untuk dirinya. Jika memang begitu lemahnya kontrol diri, silahkan > menunduk atau memandang ke arah lain, jika sudah kuat pandanglah lawan > bicara dengan otak bersih tidak ngeres mikir yang aneh-aneh. > > Jika masalahnya di tayangan tv, di kantor, dll - itu sih bisa disikapi > dengan aturan-aturan kesepakatan bersama. Misalnya di satu kantor ada > aturan, rok di bawah lutut dan blouse dengan blazer yang dadanya tidak > terbuka. Itu sudah cukup sopan karena tidak semuanya muslimah, dan > yang muslimahnya sih rata-rata pakai rok panjang/ celana panjang > dengan jilbab. Jadi kesadaran menutup diri itu tidak dipaksakan, hanya > ada aturan minimal saja. Saya rasa orang juga tahu diri tanpa harus > dikontrol wanita harus berjilbab semua (mengontrol orang lain), wanita > datang ke pengajian atau ke mesjid kan tidak mungkin pakai tank top > atau pakai rok mini. Wanita mau bekerja di kantor berapa persen yang > pakai baju terbuka atau mini? Biasanya yang masih muda, setengah tua > atau tua atau yang muda juga tapi bertubuh gemuk, apa mau pakai mini > dan terbuka sana-sini? > > Jadi kontrol diri sendiri atau kontrol orang lain?:) > > salam > Aisha > ------- > From: Tri Budi Lestyaningsih > Justru itu mbak Chae. Mengontrol diri di pandangan kedua dan > selanjutnya itu kan maksudnya menghindari dari memandang lagi. Lha > kalau ada di depan mata, berarti orang itu harus melengos-lengos terus > don... Dan tidak lagi bebas memandang berkeliling. Gimana ? > ---------- > From: Chae > Untuk Mba Ning, > Justru itu yang saya maksud kan bahwa perintah menjaga pandangan yang > saya pahami sebagai kewajiban untuk bisa mengontrol diri sebagai suatu > hal yang harus di utamakan daripada membatasi pihak lain. > > Contoh kasus Nabi Yusuf, walau di goda sama yang somelehoi,denok > geboyyy kalau basicnya ok alias kontro dirinya hebat tidak akan > tergoda walau secara naluri Nabi Yusuf juga "terangsang". > > Jadi yang seharusnya di sosialisasikan adalah kontrol diri bukan > kontrol pihak lain untuk kepentingan diri sendiri. Maka dari itu ada > hadis yang menyatakan padangan pertama "berkah" pandangan kedua > maksiat...artinya ndak apa-apa kalau terpandang yang "edun-edun" > merangsang tapi kemudian ada daya upaya dari dalam diri (kontrol diri) > untuk bisa mengendalikan.... > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > ======================= Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment .... Yahoo! Groups Links