Pak Wikan, coba kita telaah satu-satu apa saja yang mungkin kita persepsikan sebagai (tanda-tanda) 'kiamat'? Misalnya saja: - kerusakan lingkungan yang diikuti dengan bencana alam man-made disaster dan krisis energi. - perubahan peran perempuan dan perspektif gender. - globalism yang memperlebar kesenjangan. - mitos apokaliptik itu sendiri. Apalagi kira-kira?
Dan apa reaksi kita pada persepsi ini? Antara lain telah disebutkan Pak Wikan, sekte2 agama di US dan Jepang, sebagai contoh radikal. Selain itu fundamentalisme agama (termasuk sekularism) yang melihat dunia jadi bipolar: lu ato gue. Konservatisme beragama yang ingin mengendalikan perempuan, dan yang mengandalkan kekerasan seperti FPI. Juga sekte2 lain yang 'adem ayem' seperti Lia Aminuddin. Banyak yang mengandalkan tokoh2nya, dari yang emang punya kualitas kenabian sampai nabi palsu. Apalagi kira-kira? Ada 'jamaah status quo' atau kelompok elit penguasa yang kudu mempertahankan posisinya yang sekarang. Sebagian besar kita, saya pikir masuk 'jamaah hedonis', yaitu jamaah yang cukup ngeh dan sadar tapi maunya cari aman, ngikut kemana saja, dan inilah bagian yang paling dikuatirkan, karena situasi non decision making di mayoritas yang akan 'mempercepat datangnya kiamat' itu. Bagaimana kita mempersepsikan 'tanda2 kiamat' itu? Sering kali bagaimana kita mempersepsikan persoalan adalah merupakan 'PERSOALAN' itu sendiri. Bukan persepsi dikotomis hitam putih, karena memang nggak segampang itu. Peradaban yang tinggi membawa konsekwensi resiko kerusakan lingkungan yang tak terbayangkan. Perubahan peran perempuan dan perspektif gender adalah perubahan alamiah yang nggak akan terbendung, perubahan yang saya pikir membawa berkah. Demikian juga dengan globalisme yang pasti tak terhindarkan, membawa kesempatan namun sekaligus membawa kesenjangan yang sudah kita rasakan sejak sekarang. Bagaimana pula menguraikan mitos apokaliptik yang sudah diharafiahkan itu? Bagaimana sikap proaktif & progressif kita terhadap resiko (persepsi tanda2 kiamat) ini, di tengah sikap reaktif para fundamentalis, kekukuhan status quo, dan untuk membangunkan diri kita sendiri dari sikap mayoritas cari aman? salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > seandainya semua orang seperti Mbak Mia ... mungkin dunia akan menjadi > lebih baik :) > soal Imam Mahdi ini memang bukan monopoli agama Islam, tapi juga ada > di agama dan kepercayaan lain. Banyak pula muncul sekte2 hari kiamat > yang sifatnya fatalis, dan bahkan anarkis. > > Coba bayangkan, misal beneran besok hari kiamat. Si pemimpin sekte > selama ini nggak pernah bohong, dia selalu jujur dengan apa yang > dikatakan kepada pengikutnya. Dan dia mengatakan bahwa besok adalah > kiamat. Apa yang dilakukan? Macem2 ... ada yang terus berdoa dan > bertobat, dan saat esok harinya belum kiamat, maka sang pemimpin harus > bertindak untuk menyelamatkan kepercayaannya ... meminta seluruh > penganut sekte melepaskan jiwa dari raga mereka. Dan ini kejadian di > Branch Davidian Amerika Serikat. > > Ada pula yang sifatnya destruktif. Karena dunia mau kiamat, makin pula > didekatkan ke arah kekiamatan itu. Bisa dengan jalan menguasai senjata > pemusnah massal, bisa gas beracun atau bom nuklir. Ini kejadian di > Sekte Aum Shinrikyo di Jepang. Anggotanya orang2 pinter luar biasa, > insinyur2 dan profesor2 yang bisa mengembangkan gas sarin yang > kemudian dipakai buat meracuni kereta bawah tanah Jepang. Gas sarinnya > sendiri tidak berasal dari Jepang, tapi diproduksi di Australia, > semakin mempertegas globalisme sekte ini. > > Menjelang hari akhir ini, orang2 semakin mereka2 nubuat apa yang akan > terjadi. Sebagian besar berarti penghancuran terhadap kelompok lain > yang tidak mengikut kepada kelompoknya. Dan atas nama keyakinan > terhadap kebenaran kelompoknza, mereka akan sangat militan melindungi > keyakinan tersebut dari orang2 lain. Atau bisa juga sebaliknya, orang > lain yang akan menghancurkan kelompok tersebut dengan tanpa belas > kasihan karena dianggap sesat. > > salam, > -- > wikan > http://wikan.multiply.com > > On 7/6/07, Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > > > > > > > > > > > Pak Wikan, > > Tahun kemarin saya bermimpi, melihat badai hitam yang datang dari > > ufuk, yang akan melanda daerah dimana kita tinggal, yang sudah pasti > > menghancurkan. Tentu saja saya berlari menghindari badai hitam itu, > > tapi trus balik lagi karena ingat orang2 di rumah. Dalam perjalanan > > balik ke rumah saya menemukan kejadian2 mengerikan yang nggak bisa > > saya ceritakan di sini. Ketika terbangun waktu menjelang subuh, saya > > menangis dan langsung telpon ke keluarga, karena lagi di luar kota. > > > > Poinnya adalah, dalam mimpi itu kejadian2 yang mengerikan terjadi > > bukan karena badai hitamnya, tapi karena reaksi kita terhadap satu > > sama lain dan lingkungan kita, terhadap peristiwa (apokaliptik) yang > > dipersepsikan akan meluluhlantakkan. > > > > Dengan kata lain, kita selalu punya pilihan untuk megantisipasi > > suatu kejadian, termasuk ramalan2 apokaliptik ini. Kita bisa memilih > > berbuat atau meresponse lebih baik, mengacuhkannya, memakai aji > > mumpung, terus saja serakah, emosional membabi buta, dst. > > > > Quraish pada mulanya nggak menolak Muhammad sebagai Nabi, malah > > mereka mau jadikan Muhammad sebagai pemimpin, asal mau mengakui > > dewa2 mereka disamping Allah. Dewa2 mereka adalah simbol status > > kekuatan mereka yang baru berkembang utamanya dalam bidang > > perdagangan dengan segala macam kebudayaan baru yang menjanjikan > > seperti teks. > > > > Nabi membawa kabar baik, kalau Quraish bisa memanfaatkan semua > > perubahan itu dengan sebaik2nya mereka semua akan maju. Nabi > > membawa kabar buruk, kalau Quraish tetep jahil dengan kekuatan > > barunya itu, ya akan terus jadi bangsa jahil dan akhirnya punah. > > > > Situasi pada waktu itu juga 'mendukung' kenabian Muhammad, dengan > > kerajaan2 megah Persia dan Roma yang lagi loyo dan mandeg. Siapa > > lagi yang bisa diharapkan? > > > > Suatu kemajuan peradaban tinggi mungkin saja menyertakan konsekuensi > > yang.......yah...mengerikan. Karen Armstrong menulis, bahwa tak > > pernah sebelumnya peradaban yang dibawa orang Barat ini membawa > > dunia dalam kemajuan seperti ini dan impian dunia di masa depan yang > > lebih canggih lagi - tapi dengan konsekuensi yang tak terbayangkan > > pula akibatnya, yaitu kerusakan lingkungan yang demikian parah. > > Kalo Al-Gore bilang, nggak pernah dalam sejarah bumi carbon mencapai > > angka 300, sekarang kita nabung carbon yang jumlahnya jauuuh di atas > > angka itu, dan akan tambah jauuuuh lagi dengan kecepatan yang > > sekarang. > > > > Para Nabi adalah orang2 yang berhasil membawa ummatnya menyadari > > pilihan2 ini, dan ACT ON IT. Para 'calon nabi' banyak yang sudah > > jadi martir atau tersingkir, karena kita nggak mampu mengenali > > kualitas mereka, atau waktunya belum tiba. Tapi masak akan terus2an > > begitu? Nah, mitos Al-Mahdi, Isa dsb intinya kan bilang; tetaplah > > proaktif, jangan pernah putus asa, be strong. >