salam mas Jan,

Waduh, 
jika mas Jan mau introspeksi sih bagus-bagus saja.

Tapi menurut saya sih,
nggak perlu sampai membuka aib dan mencaci-maki diri sendiri.
Apalagi di depan umum seperti ini.

Cukuplah disadari dalam hati dan berusaha untuk tidak mengulanginya 
lagi.

Jika sebelumnya mas Jan sering menyalahgunakan ilmu, sekarang 
berhenti.

Jika sebelumnya mas Jan mempelajari Islam sekedar atas dorongan 
nafsu, sekarang diperbaiki niatnya.

Jika sebelumnya mas Jan termsuk orang keblinger, ya berhentilah jadi 
orang keblinger.

Jika sebelumnya mas Jan termasuk orang yang miring, ya berusahalah 
jadi orang yang lurus.

Jika sebelumnya jadi orientalis, ya berhentilah jadi orientalis.


Yuk berkhalwat yuk, 
supaya terhindar dari kebejadan....
;-o

salam
Ary

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mia :
> 
> Pak Wikan, coba kita telaah satu-satu apa saja yang mungkin kita 
>  persepsikan sebagai (tanda-tanda) 'kiamat'? Misalnya saja:
>  - kerusakan lingkungan yang diikuti dengan bencana alam man-made 
>  disaster dan krisis energi.
>  - perubahan peran perempuan dan perspektif gender.
>  - globalism yang memperlebar kesenjangan.
>  - mitos apokaliptik itu sendiri.
>  Apalagi kira-kira? 
>  
> ============
> 
> Janoko :
> 
> Nambahin dikit aja,
> 
> - Banyaknya insan-insan "terpelajar" yang menyalahgunakan ilmunya.
>   Ilmunya tidak digunakan untuk mensejahterakan umat manusia, tapi 
untuk 
>   "ngadhalin", menipu, mbodohin, memanipulasi sesamanya / manusia 
yang
>   lain.
> 
> - Banyaknya insan-insan "terpelajar" yang mempelajari Islam bukan 
untuk 
>   mendekatkan diri kepada Allah tetapi untuk menjelek-jelekkan 
Islam.
> 
> - Banyaknya insan-insan "terpelajar" yang kebliger.
> 
> - Banyaknya insan-insan yang sudah pada "miring" tapi tidak 
menyadari bahwa
>   dirinya "miring".
>   Enggak tahu dech, miringnya kekiri atau kekanan.
> 
> - dll
> 
> Gitu dulu
> 
> --oo0oo--
>  
> 
> Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                                  Pak Wikan, 
coba kita telaah satu-satu apa saja yang mungkin kita 
>  persepsikan sebagai (tanda-tanda) 'kiamat'? Misalnya saja:
>  - kerusakan lingkungan yang diikuti dengan bencana alam man-made 
>  disaster dan krisis energi.
>  - perubahan peran perempuan dan perspektif gender.
>  - globalism yang memperlebar kesenjangan.
>  - mitos apokaliptik itu sendiri.
>  Apalagi kira-kira? 
>  
>  Dan apa reaksi kita pada persepsi ini? Antara lain telah 
disebutkan 
>  Pak Wikan, sekte2 agama di US dan Jepang, sebagai contoh radikal.  
>  Selain itu fundamentalisme agama (termasuk sekularism) yang 
melihat 
>  dunia jadi bipolar: lu ato gue.  Konservatisme beragama yang ingin 
>  mengendalikan perempuan, dan yang mengandalkan kekerasan seperti 
>  FPI. Juga sekte2 lain yang 'adem ayem' seperti Lia Aminuddin. 
Banyak 
>  yang mengandalkan tokoh2nya, dari yang emang punya kualitas 
kenabian 
>  sampai nabi palsu.
>  Apalagi kira-kira?
>  
>  Ada 'jamaah status quo' atau kelompok elit penguasa yang kudu 
>  mempertahankan posisinya yang sekarang.  Sebagian besar kita, saya 
>  pikir masuk 'jamaah hedonis', yaitu jamaah yang cukup ngeh dan 
sadar 
>  tapi maunya cari aman, ngikut kemana saja, dan inilah bagian yang 
>  paling dikuatirkan, karena situasi non decision making di 
mayoritas 
>  yang akan 'mempercepat datangnya kiamat' itu. 
>  
>  Bagaimana kita mempersepsikan 'tanda2 kiamat' itu? Sering kali 
>  bagaimana kita mempersepsikan persoalan adalah 
merupakan 'PERSOALAN' 
>  itu sendiri. 
>  
>  Bukan persepsi dikotomis hitam putih, karena memang nggak 
segampang 
>  itu. Peradaban yang tinggi membawa konsekwensi resiko kerusakan 
>  lingkungan yang tak terbayangkan.  Perubahan peran perempuan dan 
>  perspektif gender adalah perubahan alamiah yang nggak akan 
>  terbendung, perubahan yang saya pikir membawa berkah. Demikian 
juga 
>  dengan globalisme yang pasti tak terhindarkan, membawa kesempatan 
>  namun sekaligus membawa kesenjangan yang sudah kita rasakan sejak 
>  sekarang. Bagaimana pula menguraikan mitos apokaliptik yang sudah 
>  diharafiahkan itu?
>  
>  Bagaimana sikap proaktif & progressif kita terhadap resiko 
(persepsi 
>  tanda2 kiamat) ini, di tengah sikap reaktif para fundamentalis, 
>  kekukuhan status quo, dan untuk membangunkan diri kita sendiri 
dari 
>  sikap mayoritas cari aman?
>  
>  salam
>  Mia
>  
>  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" 
>  <wikan.danar@> wrote:
>  >
>  > seandainya semua orang seperti Mbak Mia ... mungkin dunia akan 
>  menjadi
>  > lebih baik :)
>  > soal Imam Mahdi ini memang bukan monopoli agama Islam, tapi juga 
>  ada
>  > di agama dan kepercayaan lain. Banyak pula muncul sekte2 hari 
>  kiamat
>  > yang sifatnya fatalis, dan bahkan anarkis.
>  > 
>  > Coba bayangkan, misal beneran besok hari kiamat. Si pemimpin 
sekte
>  > selama ini nggak pernah bohong, dia selalu jujur dengan apa yang
>  > dikatakan kepada pengikutnya. Dan dia mengatakan bahwa besok 
adalah
>  > kiamat. Apa yang dilakukan? Macem2 ... ada yang terus berdoa dan
>  > bertobat, dan saat esok harinya belum kiamat, maka sang pemimpin 
>  harus
>  > bertindak untuk menyelamatkan kepercayaannya ... meminta seluruh
>  > penganut sekte melepaskan jiwa dari raga mereka. Dan ini 
kejadian 
>  di
>  > Branch Davidian Amerika Serikat.
>  > 
>  > Ada pula yang sifatnya destruktif. Karena dunia mau kiamat, 
makin 
>  pula
>  > didekatkan ke arah kekiamatan itu. Bisa dengan jalan menguasai 
>  senjata
>  > pemusnah massal, bisa gas beracun atau bom nuklir. Ini kejadian 
di
>  > Sekte Aum Shinrikyo di Jepang. Anggotanya orang2 pinter luar 
biasa,
>  > insinyur2 dan profesor2 yang bisa mengembangkan gas sarin yang
>  > kemudian dipakai buat meracuni kereta bawah tanah Jepang. Gas 
>  sarinnya
>  > sendiri tidak berasal dari Jepang, tapi diproduksi di Australia,
>  > semakin mempertegas globalisme sekte ini.
>  > 
>  > Menjelang hari akhir ini, orang2 semakin mereka2 nubuat apa yang 
>  akan
>  > terjadi. Sebagian besar berarti penghancuran terhadap kelompok 
lain
>  > yang tidak mengikut kepada kelompoknya. Dan atas nama keyakinan
>  > terhadap kebenaran kelompoknza, mereka akan sangat militan 
>  melindungi
>  > keyakinan tersebut dari orang2 lain. Atau bisa juga sebaliknya, 
>  orang
>  > lain yang akan menghancurkan kelompok tersebut dengan tanpa belas
>  > kasihan karena dianggap sesat.
>  > 
>  > salam,
>  > --
>  > wikan
>  > http://wikan.multiply.com
>  > 
>  > On 7/6/07, Mia <aldiy@> wrote:
>  > >
>  > >
>  > >
>  > >
>  > >
>  > >
>  > > Pak Wikan,
>  > >  Tahun kemarin saya bermimpi, melihat badai hitam yang datang 
>  dari
>  > >  ufuk, yang akan melanda daerah dimana kita tinggal, yang 
sudah 
>  pasti
>  > >  menghancurkan.  Tentu saja saya berlari menghindari badai 
hitam 
>  itu,
>  > >  tapi trus balik lagi karena ingat orang2 di rumah.  Dalam 
>  perjalanan
>  > >  balik ke rumah saya menemukan kejadian2 mengerikan yang nggak 
>  bisa
>  > >  saya ceritakan di sini. Ketika terbangun waktu menjelang 
subuh, 
>  saya
>  > >  menangis dan langsung telpon ke keluarga, karena lagi di luar 
>  kota.
>  > >
>  > >  Poinnya adalah, dalam mimpi itu kejadian2 yang mengerikan 
>  terjadi
>  > >  bukan karena badai hitamnya, tapi karena reaksi kita terhadap 
>  satu
>  > >  sama lain dan lingkungan kita, terhadap peristiwa 
(apokaliptik) 
>  yang
>  > >  dipersepsikan akan meluluhlantakkan.
>  > >
>  > >  Dengan kata lain, kita selalu punya pilihan untuk 
megantisipasi
>  > >  suatu kejadian, termasuk ramalan2 apokaliptik ini. Kita bisa 
>  memilih
>  > >  berbuat atau meresponse lebih baik, mengacuhkannya, memakai 
aji
>  > >  mumpung, terus saja serakah, emosional membabi buta, dst.
>  > >
>  > >  Quraish pada mulanya nggak menolak Muhammad sebagai Nabi, 
malah
>  > >  mereka mau jadikan Muhammad sebagai pemimpin, asal mau 
mengakui
>  > >  dewa2 mereka disamping Allah.  Dewa2 mereka adalah simbol 
status
>  > >  kekuatan mereka yang baru berkembang utamanya dalam bidang
>  > >  perdagangan dengan segala macam kebudayaan baru yang 
menjanjikan
>  > >  seperti teks.
>  > >
>  > >  Nabi membawa kabar baik, kalau Quraish bisa memanfaatkan semua
>  > >  perubahan itu dengan sebaik2nya mereka semua akan maju.  Nabi
>  > >  membawa kabar buruk, kalau Quraish tetep jahil dengan kekuatan
>  > >  barunya itu, ya akan terus jadi bangsa jahil dan akhirnya 
punah.
>  > >
>  > >  Situasi pada waktu itu juga 'mendukung' kenabian Muhammad, 
>  dengan
>  > >  kerajaan2 megah Persia dan Roma yang lagi loyo dan mandeg. 
Siapa
>  > >  lagi yang bisa diharapkan?
>  > >
>  > >  Suatu kemajuan peradaban tinggi mungkin saja menyertakan 
>  konsekuensi
>  > >  yang.......yah...mengerikan.  Karen Armstrong menulis, bahwa 
tak
>  > >  pernah sebelumnya peradaban yang dibawa orang Barat ini 
membawa
>  > >  dunia dalam kemajuan seperti ini dan impian dunia di masa 
depan 
>  yang
>  > >  lebih canggih lagi - tapi dengan konsekuensi yang tak 
>  terbayangkan
>  > >  pula akibatnya, yaitu kerusakan lingkungan yang demikian 
parah.
>  > >  Kalo Al-Gore bilang, nggak pernah dalam sejarah bumi carbon 
>  mencapai
>  > >  angka 300, sekarang kita nabung carbon yang jumlahnya jauuuh 
di 
>  atas
>  > >  angka itu, dan akan tambah jauuuuh lagi dengan kecepatan yang
>  > >  sekarang.
>  > >
>  > >  Para Nabi adalah orang2 yang berhasil membawa ummatnya 
menyadari
>  > >  pilihan2 ini, dan ACT ON IT.  Para 'calon nabi' banyak yang 
>  sudah
>  > >  jadi martir atau tersingkir, karena kita nggak mampu mengenali
>  > >  kualitas mereka, atau waktunya belum tiba. Tapi masak akan 
>  terus2an
>  > >  begitu?  Nah, mitos Al-Mahdi, Isa dsb intinya kan bilang; 
>  tetaplah
>  > >  proaktif, jangan pernah putus asa, be strong.
>  >
>  
>  
>      
>                        
> 
>  Send instant messages to your online friends 
http://uk.messenger.yahoo.com 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke