Nikah sirri itu istilah sononya 'common law-marriage' kan? Bener 
nggak ya perbandingannya?

Yang ahli hukum apakah bisa mengklarifikasi, bahwa nikah sirri itu 
memang bener2 nggak ada di UU Perkawinan atau UU terkait lainnya?

Kalo nggak salah perkawinan common law di banyak negara maju diakui 
sebagai salah satu bentuk hukum perkawinan, artinya hak-kewajiban 
berkeluarga diaplikasikan di situ.  Tapi mungkin yang lain2 nggak 
dikaitkan dengan common law marriage, seperti misalnya joint income 
statement, fasilitas pajak ini-itu, konseling, dan program2 
Pemerintah lainnya - karena yang ditekankan memang lembaga perkawinan 
tercatat, gitu.

Mba Ai, menjelang perkawinan mungkin orang merasa gamang dengan pre-
nuptial seperti itu, jadi memang nggak mudah melakukannya walaupun 
ada jalannya.

Anyway, perkawinan sirri, harem, simpanan, bawah tangan, samen leven 
dan yang sejenisnya, kupikir akan selalu ada di masyarakat, apapun 
pemicu atau latar belakangnya.  Misalnya kawin sirri marak karena 
kecenderungan poligami, kawin kontrak karena tarik ulur antara budaya 
moral masyarakat dan prostitusi. Atau dalam kasus sepupu Pak 
Kinantaka ini karena kondisi sepupu perempuannya sendiri. 

Apakah kawin siri dan semacamnya akan diregulasikan untuk mengukur 
dampak negatif yang mungkin ditimbulkannya, misalnya hak anak, itu 
tergantung kebutuhan, tarik ulur yang berkepentingan, bahkan mungkin 
perubahan paradigma hukum.

salam
Mia
 
---  wanita-muslimah@yahoogroups.com, Kinantaka <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> bu aisha,
> 
> saudara saya ini punya dua orang anak... yg cewek masuk pesantren 
(usia
> kira2 10 tahun) dan yg satu lagi cowok belum sekolah (balita)...
> 
> sepertinya dokumen2 kelahiran anak lengkap... karena apa sih jaman 
sekarang
> yg ga bisa dibeli?
> saya seh sebenarnya sangat tidak setuju dengan cara saudara saya 
ini...
> kasihan masa depan anak2nya... tapi ya begitu... terserah deh...
> 
> ibu saya (sebagai buleknya) pernah menasehati dia.... tapi sama 
sekali ga
> digubris... :(
> 
> salam,
> kinantaka
> 
> 
> On 7/15/07, Aisha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   Pak Kinantaka,
> > Saudara sepupunya ini punya anak? Jika punya, untuk sekolah, 
passport, dll
> > kan butuh akte kelahiran. Apakah anak-anaknya tidak punya akte 
kelahiran,
> > atau dibuatkan akte kelahiran dengan keterangan yang tercantum di 
akte itu
> > status anak yang hanya ada nama ibunya saja dan status anak yang 
lahir di
> > luar nikah sebab akte kelahiran kan diurusnya dengan syarat surat 
nikah
> > orang tuanya (kebetulan kemarin mengurus akte kelahiran salah 
satu ponakan
> > yang baru lahir). Nikah sirri kan tidak ada surat nikahnya.
> >
> > Sebenarnya ada cara lain jika sepupu pak Kinantaka tidak mau 
ribet urusan
> > pembagian harta, dia bisa nikah di KUA dengan perjanjian pra-
nikah yang
> > menyatakan semua kekayaan yang didapatkannya sebelum nikah dan 
sesudah nikah
> > itu haknya dia dan tidak termasuk harta gono-gini yang dibagikan 
jika cerai.
> > Dengan cara ini, tidak ada keributan saat cerai soal harta tapi 
anak-anak
> > yang lahir itu jadi anak-anak sah yang jelas asal-usulnya dan 
tidak repot
> > jika mengurus berbagai hal di negara ini.
> >
> > salam
> > Aisha
> > ---------------
> > From : Kinantaka
> > saya punya saudara sepupu perempuan yg lumayan tajir (di atas 
rata2) yg
> > diperoleh dari usahanya sendiri yg halal...
> >
> > dia sudah 3x kawin cerai... dan semua pernikahannya secara 
sirri... dan yg
> > lebih bikin saya membelalakkan mata adalah... saudara sepupu saya 
sendiri yg
> > menginginkan nikah secara siiri... ga mau legal formal...
> >
> > kenapa?
> > ini karena secara ekonomi, penghasilan saudara saya tersebut di 
atas
> > penghasilan para suaminya... bisa ratusan kali lipat... info yg 
saya dapat,
> > dia memang sengaja menginginkan nikah sirri agar pada saat 
bercerai tidak
> > dipusingkan dengan pembagian harta yg ribet seperti nikah secara 
legal
> > formal...
> > bagaimana kalau begini?
> >
> > salam,
> > kinantaka
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> > 
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Reply via email to