Kalo saya lihatnya itu karena aturan pemerintah. Kalo mau nggak ikuti aturan apa gunanya pemerintah, dept agama :-) Saya pikir keputusan dep agama itu fungsinya untuk menjadi standar/acuan umat yg beragam pemahamannya. Kejadian idul fitri beda-beda hari gak cuma tahun ini saja, tahun lalu juga demikian. Dan siapapun bebas menjalankannya; lain gitu waktu zaman orba, bisa dipanggil ke koramil.
Mendengar bincang2 di tv, konon Indonesia dengan penduduk mayoritas Islam adalah negara yg ber idul fitri dengan banyak versi, tidak bulat. Ada yg hari ini, ada yg besoknya ada yg lusanya. [ Tiba2 mau di khilafiahkan, apa gak repot, urusan shalat Ied saja dah bikin pusing :-) ] Dep agama menyeragamkan; sampai2 di Madura, PNS dep agama tidak boleh menjadi khatib shalat Ied versi Muhammadiyah. Harus taat kalo mau tetep jadi PNS :-) PNS itu bukan Muhammadiyah, NU, Persis, HT kan gitu pakemnya. Nggak pake pengeras suara itu kan kan sudah merupakan toleransi, karena kalo pengeras suara jadi heboh, banyak yg bingung, masih puasa atau dah lebaran? Ada yg bilang puasa harus digenapkan 30 hari. Jadi kalo mau beda dengan yg ditetapkan pemerintah - ulil amri ya harus terima risiko dibedakan. Sudah mending deh nggak di panggil ke koramil, ikhlas saja. :-) Salam l.meilany ----- Original Message ----- From: Sunny To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, October 16, 2007 4:23 PM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Perbedaan perlakuan terhadap sesama muslim Mungkin mentrinya mengerti kerugian dari "pollusi suara", dan juga dengan suara keras loud speaker itu tidak ada bukti bahwa orang lebih yakin kepada ajaran Illahi, kalau suara keras itu menyakinkan orang supaya turut perintah Allah, maka pasti Indonesia itu negeri yang paling aman dan pemimpin-pemimpinya paling jujur di dunia. Agama Islam masuk dan berkembang di Indonesia tanpa sound system dan loudspeaker. ----- Original Message ----- From: ma_suryawan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, October 16, 2007 8:43 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Perbedaan perlakuan terhadap sesama muslim Saya dengar juga begitu, mesjid agung al-Azhar ditutup (tidak dibuka utk shalat ied) dan dialihkan ke lapangan blok S. Itu juga tanpa dibolehkan menggunakan sound system. Memang menteri Agamanya M Basyuni yang makin menggila, merasa dirinya sebagai pemilik Islam. --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Kartono Mohamad" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Pada tanggal 12 Oktober 2007 mereka yang merayakan 1 Syawal mengadakan > sholat ied mendapat perlakuan diskriminatif. Beberapa lapangan ditutup dan > dikunci pagarnya. Lapangan yang dapat dimasuki, misalnya lapangan Blok S, > hanya satu pintu yang kecil dibuka. Pintu depan baru beberapa saat kemudian > sesudah menjelang jam 7 dibuka. Nampaknya meski dibolehkan untuk sholat, > penggunaan pengeras suara dilarang. Sehingga khotbah tidak dapat terdengar > dari belakang. Di beberapa daerah terdapat perlakuan serupa. Sepertinya ada > instruksi dari pemerintah pusat (departemen agama?) untuk memperlakukan > seperti itu. > Rasanya baru sekali ini perlakukan seperti itu terjadi. Di jaman > pemerintahan Presiden Sukarno pernah juga ada perbedaan hari dalam merayakan > 1 Syawal. Demikian pula di jaman pemerintahan Soegharto, perbedaan serupa > pernah terjadi.Tetapi tidak pernah terjadi perlakuan yang diskriminatif > apapula pembatasan-pembatasan untuk orang melakukan sholat Ied. Anehnya > justru di jaman pemerintahan reformasi terdapat perlakuan serupa itu. > Pemerintah sekarang, entah inisiatif Menteri Agama atau atas ijin Presiden > telah melakukan diksriminasi terhadap sesama umat Islam yang secara formal > katanya diakui. > Diktator dalam beragama nampaknya mulai dilakukan. Apa sikap ICMI, > Muhammadyah, dan kelompok Islam lainnya? Termasuk yang tidak memperingati 1 > Syawal tanggal 12 Oktober? Jangan lupa, sekali hal ini dibiarkan, bukan > tidak mungkin lain kali giliran mereka juga akan diperlakukan serupa kalau > kebetulan tidak sejalan dengan sikap pemerintah. > KM > ---------------------------------------------------------- No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.488 / Virus Database: 269.14.12/1072 - Release Date: 10/15/2007 5:55 PM [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]