Anda boleh merasa diri waliyullah..itu urusan anda. Anda boleh merasa diri saifullah.. itu urusan anda.
tapi tugas anda tidak lebih dari menyampaikan... selama tidak ada tindakan yang bersifat kriminal. Aksi-aksi kekerasan yang berawal dari keterbatasan pemahaman itu yang jelas keluar dari tuntunan Islam. Ancaman-ancaman itu yang jelas keluar dari tuntunan Islam. Pemaksaan-pemaksaan itu yang jelas keluar dari tuntunan Islam. Berbuat tidak adil itu yang jelas keluar dari tuntunan Islam. "Buruk muka cermin dibelah" itu kelakuan yang keluar dari tuntunan Islam. Merasa tersinggung, terhina, resah itu tanda-tanda penyakit hati tanda-tanda iman hanya dibibir belaka bukankah "dengan mengingat Allah hati menjadi tenang"? Hal-hal yang jelas mungkar harus disebut mungkar. Bukan malah dibela malahan harus diingatkan. Tidak perlu bilang maaf, tapi cukup berhenti melakukan hal-hal di atas. Tidak perlu merasa mengalah atau dikalahkan, tapi cukup berfikir ulang atas semua kelakuan di atas. Salam Ary ----- Original Message ----- From: rsa To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, April 22, 2008 1:40 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Republika: 'Islam Tak Butuh Mirza Ghulam Ahmad' Dear all, Maaf (dan ini tidak selalu karena salah, mau jawa atau bukan ...hehe), tapi saya kira sebenarnya masalah cukup jelas dari berbagai diskusi topik (yang sempat 'memakan korban' banning) ini, yaitu bahwa ada sementara kalangan (kecil) ummat yang tidak (merasa atau bisa) melihat bahwa aliran sesat asal Qadian ini sudah sesat, menyimpang dari ajaran tauhid Islam dan sekaligus menghina dan menistakan Islam dengan perangkat ajarannya yang bersumber utama dari Kitabullah dan Sunnati Rasulillah, dan di pihak lain, ada sementara kalangan (mayoritas) ummat yang tersinggung, terhina, resah dan bahkan ketakutan dengan keyakinan dan sepak terjang aliran sesat ini, yang segelintir elemen kalangan mayoritas ini ada yang tidak bisa diam menahan diri, setelah aliran ini puluhan tahun disanggah dan disadarkan tapi tidak mau berubah, sehingga dengan segala emosi dan keterbatasan pemahaman yang ada mereka ada yang melampiaskannya dengan 'menyerang' sarana milik aliran sesat ini, tapi tidak pernah menyerang pengikutnya. Jadi, masing-masing pihak saya kira perlu untuk saling menghargai saja, artinya bertukar fikiran dengan tetap memegang keyakinan masing- masing dan tidak harus selalu OOT dengan flaming, adhominem atau tindakan 'anarkis' lainnya yang tidak produktif dan kontributif buat mencoba mencari titik temu (tidak harus ada pihak yang 'kalah' atau 'mengalah') agar pihak penonton, yaitu ahmadiers, bisa segera melihat dampak buruk yang mereka timbulkan atas sikap pengecut mereka dengan secara sadar dan sengaja mengadu domba ummat Islam tanah air, semata untuk kepentingan diri dan kelompok. Maaf jika tidak berkenan. Islam memang tidak butuh klaim kenabian dan wahyu dari Ghulam Ahmad ('mirza' konon adalah gelar penghormatan, dan saya tidak setuju) atau siapapun yang konsekuensinya adalah penyesatan ummat dan pemecahbelahan ummat. salam, satriyo --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > 1. jadi agama urusannya cuman kalau mati aja ya? > 2. terus kalau KTP-nya ilang gimana? misalnya ada orang dijambret > terus dibunuh, termasuk KTP-nya juga diambil sama malingnya. > walhasil nggak ketauan agamanya apa. paling2 polisi bikin > pengumuman, ditemukan mayat dengan identitas ini, bagi keluarga > yang kehilangan bisa melihat di RS ini, tar dari situ keluarganya > bisa ngeliat dan ngurusin kan? > 3. jaman Nabi dulu juga gak ada KTP kok > > salam, > -- > wikan > > 2008/4/22 L.Meilany <[EMAIL PROTECTED]>: > > > > Nimbrung : > > 1. Agama itu perlu dicantumkan di KTP, surat2 keterangan jati diri yg > > dibawa-bawa. > > Manakala mati mendadak jauh dari keluarga, nyasar di pedalaman hutan, > > lantas gimana diperlakukan. > > Kalo islam kan musti cepet2 dikubur, disolatkan, orang kristen masih bisa > > lama nunggu bala bantuan. > > Kalo budha dibawa ke krematorium, dibakar habis abunya disimpan di guci > > untuk diingat-ingat. > [Non-text portions of this message have been removed]