eits, pak mod kok temperamen toh? emang tidak bisa menerima fakta dan kenyataan yang beda? ;-) santai saja bos! semua juga subjektif ... apalagi buat yang memang terpojok dan kehabisan alasan untuk membela kesesatan. silakan anda berlindung di balik alasan apapun juga, tetap saja yang namanya sesat ya sesat. wah kebayang deh, kalo anda punya otoritas di dunia nyata spt di milis ini, yang beda pendapat pasti anda kerangkeng dalam berbagai aturan yang sok adil dan ham dan sok pluralis tapi malah sami mawon. kan saya bilang masalahnya sederhana, ko anda buat rumit? anda mau memaksakan kehendak dan tidak terima dengan orang dan pendapat orang yang beda dari anda? silakan saja ... tapi ini spt yang saya bilang, suatu sikap yang tidak produktif dan kontributif juga tidak konstruktif buat adanya dialog yang selama ini selalu jadi salah satu bagian apologi para pembela dan pengikut ghulam ahmad ini. wah saya jadi curiga, sedemikian rupa kadar anda membela golongan sesat hingga anda tidak sadar sudah melangkah jauh untuk 'memojokkan' kalau tidak 'memusuhi' saudara seiman, ... kec anda memang ahmadiers under-cover ... itu urusan anda lah. salam
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Muhammad Syafei" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <efikoe@> wrote: > > > > Dear all, > > > > Maaf (dan ini tidak selalu karena salah, mau jawa atau > > bukan ...hehe), > > tapi saya kira sebenarnya masalah cukup jelas dari berbagai diskusi > > topik (yang sempat 'memakan korban' banning) ini, yaitu bahwa ada > > sementara kalangan (kecil) ummat yang tidak (merasa atau bisa) > > melihat bahwa aliran sesat asal Qadian ini sudah sesat, menyimpang > > dari ajaran tauhid Islam dan sekaligus menghina dan menistakan Islam > > dengan perangkat ajarannya yang bersumber utama dari Kitabullah dan > > Sunnati Rasulillah, > > Satriyo coba membelokkan masalah. Yang sedang dibahas dan didebatkan > adalah soal hak 'kebebasan beragama', terlepas dari anggapan sesat > atau tidaknya thd. jamaah Ahmadiyah. > > Soal menistakan agama adalah klaim yang sangat subyektif. Tiap orang > dengan subyektivitasnya masing2 bisa saja meng-klaim ini penistaan, > itu penghinaan, dsb. Apakah dg klaim yang subyektif itu lantas ada > merasa berhak untuk menghakimi yang lainnya? > > > dan di pihak lain, ada sementara kalangan > > (mayoritas) ummat yang tersinggung, terhina, resah dan bahkan > > ketakutan dengan keyakinan dan sepak terjang aliran sesat ini, yang > > segelintir elemen kalangan mayoritas ini ada yang tidak bisa diam > > menahan diri, setelah aliran ini puluhan tahun disanggah dan > > disadarkan tapi tidak mau berubah, sehingga dengan segala emosi dan > > keterbatasan pemahaman yang ada mereka ada yang melampiaskannya > > dengan 'menyerang' sarana milik aliran sesat ini, tapi tidak pernah > > menyerang pengikutnya. > > > Ini lagi-lagi klaim .. > Mayoritas itu yang mana? > Lebih banyak orang yang adem-ayem, tenang-tenang saja, ada Ahmadiyah > atau tidak. > > Jika memang dialog sudah dilakukan, namun tetap pada pendirian masing2 > kenapa kaidah "lanaa a'malunaa wa lakum a'malukum" gak dipakai? > > > Jadi, masing-masing pihak saya kira perlu untuk saling menghargai > > saja, artinya bertukar fikiran dengan tetap memegang keyakinan masing- > > masing dan tidak harus selalu OOT dengan flaming, adhominem atau > > tindakan 'anarkis' lainnya yang tidak produktif dan kontributif buat > > mencoba mencari titik temu (tidak harus ada pihak yang 'kalah' > > atau 'mengalah') agar pihak penonton, yaitu ahmadiers, bisa segera > > melihat dampak buruk yang mereka timbulkan atas sikap pengecut mereka > > dengan secara sadar dan sengaja mengadu domba ummat Islam tanah air, > > semata untuk kepentingan diri dan kelompok. > > > Ini ngawur .. > siapa yang mengadu domba? > siapa yang diadu domba? > jangan main fitnah seenak udelnya .. mentang2 thd minoritas > > > Maaf jika tidak berkenan. Islam memang tidak butuh klaim kenabian dan > > wahyu dari Ghulam Ahmad ('mirza' konon adalah gelar penghormatan, dan > > saya tidak setuju) atau siapapun yang konsekuensinya adalah > > penyesatan ummat dan pemecahbelahan ummat. > > > Yang sedang memecah belah itu anda dan kelompok anda. Yang rajin amat > mengobarkan kebencian dan permusuhan itu kelompok anda. > > Emang ga mampu yah hidup berdampingan secara damai? > > Salam > > > > salam, > > satriyo > >