makanya belajarlah dari sikap stereotipe Amerika yang anda benci itu.

bukan malah jadi begundalnya dengan malah ikut-ikutan seperti itu.

  ----- Original Message ----- 
  From: rsa 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, April 22, 2008 5:06 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Republika: 'Islam Tak Butuh Mirza Ghulam 
Ahmad'


  Hahaha ... saya jadi seolah ngaca dengan 'saya' beberapa waktu lalu, 
  persis anda ini wahai Muhammad Syafei ...

  No comment. Anda memang sangat 'islami' ... lihat saja nama lahir 
  anda! coba aja ke ammrik, pasti yang lolos sensor di pabean, at least 
  lolos dari kernyitan dahi atau tatapan mata curiga petugasnya kala 
  memperhatikan nama adalah SATRIYO, bukan MUHAMMAD SYAFEI ... mirip si 
  SYAHRUKH KHAN yang mingsu-mingsu karena digeledah petugas pabean 
  semata krn namanya yang 'islami' itu ...

  Ampun Oom ... dah dah ga usah cemberut lagi ... ya ... gih sana main 
  lagi ... hehehe

  salam
  :-)

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Muhammad Syafei" 
  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
  >
  > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <efikoe@> wrote:
  > >
  > > eits,
  > > pak mod kok temperamen toh?
  > > emang tidak bisa menerima fakta dan kenyataan yang beda? ;-)
  > > santai saja bos!
  > 
  > sok taunya kambuh ..
  > dari mana anda tahu saya temperamen?
  > dari mana anda tahu saya sedang gak santai?
  > 
  > > semua juga subjektif ... apalagi buat yang memang terpojok dan 
  > > kehabisan alasan untuk membela kesesatan. silakan anda berlindung 
  di 
  > > balik alasan apapun juga, tetap saja yang namanya sesat ya sesat.
  > 
  > Anda bilang "terpojok dan kehabisan alasan" .. Anda punya argumen
  > untuk itu, atau seperti biasa pake jurus 'omelan'?
  > 
  > > wah kebayang deh, kalo anda punya otoritas di dunia nyata spt di 
  > > milis ini, yang beda pendapat pasti anda kerangkeng dalam 
  berbagai 
  > > aturan yang sok adil dan ham dan sok pluralis tapi malah sami 
  mawon.
  > > kan saya bilang masalahnya sederhana, ko anda buat rumit?
  > > anda mau memaksakan kehendak dan tidak terima dengan orang dan 
  > > pendapat orang yang beda dari anda? silakan saja ...
  > 
  > Siapa yang memaksakan kehendak?
  > Apa pernah saya mengancam anda karena berbeda pendapat?
  > Apa saya pernah memaksa anda ganti agama karena -mungkin- perbedaan 
  faham?
  > 
  > Kalau mau ngomong dipikir, biar jangan keliatan betul 'pinter'-nya.
  > meng-counter pendapat orang jelas bukan cerminan sikap ga mau nerima
  > perbedaan pendapat .. mosok gitu aja gak faham?
  > 
  > tapi ini spt 
  > > yang saya bilang, suatu sikap yang tidak produktif dan 
  kontributif 
  > > juga tidak konstruktif buat adanya dialog yang selama ini selalu 
  jadi 
  > > salah satu bagian apologi para pembela dan pengikut ghulam ahmad 
  ini.
  > > wah saya jadi curiga, sedemikian rupa kadar anda membela golongan 
  > > sesat hingga anda tidak sadar sudah melangkah jauh 
  untuk 'memojokkan' 
  > > kalau tidak 'memusuhi' saudara seiman,
  > 
  > Saya gak ada urusan dengan pojok-memojokkan. Yang ada saya hanya
  > meng-counter pendapat yang menurut saya tidak betul. 
  > Jika anda merasa terpojok, ya silakan counter lagi dengan pendapat
  > yang lebih argumentatif. Masak gak bisa sih?
  > 
  > ... kec anda memang ahmadiers 
  > > under-cover ... itu urusan anda lah.
  > 
  > Ketika gagal melakukan counter secara argumentatif .. anda beralih
  > menebarkan prasangka (mending kalo tebar pesona).
  > 
  > Sungguh sangat 'islami' sikap anda itu
  > 
  > Salam
  > 
  > 
  > > salam
  > > 
  > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Muhammad Syafei" 
  > > <muh_syafei@> wrote:
  > > >
  > > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <efikoe@> wrote:
  > > > >
  > > > > Dear all,
  > > > > 
  > > > > Maaf (dan ini tidak selalu karena salah, mau jawa atau 
  > > > > bukan ...hehe), 
  > > > > tapi saya kira sebenarnya masalah cukup jelas dari berbagai 
  > > diskusi 
  > > > > topik (yang sempat 'memakan korban' banning) ini, yaitu bahwa 
  ada 
  > > > > sementara kalangan (kecil) ummat yang tidak (merasa atau 
  bisa) 
  > > > > melihat bahwa aliran sesat asal Qadian ini sudah sesat, 
  > > menyimpang 
  > > > > dari ajaran tauhid Islam dan sekaligus menghina dan 
  menistakan 
  > > Islam 
  > > > > dengan perangkat ajarannya yang bersumber utama dari 
  Kitabullah 
  > > dan 
  > > > > Sunnati Rasulillah,
  > > > 
  > > > Satriyo coba membelokkan masalah. Yang sedang dibahas dan 
  didebatkan
  > > > adalah soal hak 'kebebasan beragama', terlepas dari anggapan 
  sesat
  > > > atau tidaknya thd. jamaah Ahmadiyah.
  > > > 
  > > > Soal menistakan agama adalah klaim yang sangat subyektif. Tiap 
  orang
  > > > dengan subyektivitasnya masing2 bisa saja meng-klaim ini 
  penistaan,
  > > > itu penghinaan, dsb. Apakah dg klaim yang subyektif itu lantas 
  ada
  > > > merasa berhak untuk menghakimi yang lainnya?
  > > > 
  > > > > dan di pihak lain, ada sementara kalangan 
  > > > > (mayoritas) ummat yang tersinggung, terhina, resah dan bahkan 
  > > > > ketakutan dengan keyakinan dan sepak terjang aliran sesat 
  ini, 
  > > yang 
  > > > > segelintir elemen kalangan mayoritas ini ada yang tidak bisa 
  diam 
  > > > > menahan diri, setelah aliran ini puluhan tahun disanggah dan 
  > > > > disadarkan tapi tidak mau berubah, sehingga dengan segala 
  emosi 
  > > dan 
  > > > > keterbatasan pemahaman yang ada mereka ada yang 
  melampiaskannya 
  > > > > dengan 'menyerang' sarana milik aliran sesat ini, tapi tidak 
  > > pernah 
  > > > > menyerang pengikutnya.
  > > > > 
  > > > Ini lagi-lagi klaim ..
  > > > Mayoritas itu yang mana?
  > > > Lebih banyak orang yang adem-ayem, tenang-tenang saja, ada 
  Ahmadiyah
  > > > atau tidak.
  > > > 
  > > > Jika memang dialog sudah dilakukan, namun tetap pada pendirian 
  > > masing2
  > > > kenapa kaidah "lanaa a'malunaa wa lakum a'malukum" gak dipakai?
  > > > 
  > > > > Jadi, masing-masing pihak saya kira perlu untuk saling 
  menghargai 
  > > > > saja, artinya bertukar fikiran dengan tetap memegang 
  keyakinan 
  > > masing-
  > > > > masing dan tidak harus selalu OOT dengan flaming, adhominem 
  atau 
  > > > > tindakan 'anarkis' lainnya yang tidak produktif dan 
  kontributif 
  > > buat 
  > > > > mencoba mencari titik temu (tidak harus ada pihak 
  yang 'kalah' 
  > > > > atau 'mengalah') agar pihak penonton, yaitu ahmadiers, bisa 
  > > segera 
  > > > > melihat dampak buruk yang mereka timbulkan atas sikap 
  pengecut 
  > > mereka 
  > > > > dengan secara sadar dan sengaja mengadu domba ummat Islam 
  tanah 
  > > air, 
  > > > > semata untuk kepentingan diri dan kelompok.
  > > > > 
  > > > Ini ngawur ..
  > > > siapa yang mengadu domba?
  > > > siapa yang diadu domba?
  > > > jangan main fitnah seenak udelnya .. mentang2 thd minoritas
  > > > 
  > > > > Maaf jika tidak berkenan. Islam memang tidak butuh klaim 
  kenabian 
  > > dan 
  > > > > wahyu dari Ghulam Ahmad ('mirza' konon adalah gelar 
  penghormatan, 
  > > dan 
  > > > > saya tidak setuju) atau siapapun yang konsekuensinya adalah 
  > > > > penyesatan ummat dan pemecahbelahan ummat.
  > > > > 
  > > > Yang sedang memecah belah itu anda dan kelompok anda. Yang 
  rajin 
  > > amat
  > > > mengobarkan kebencian dan permusuhan itu kelompok anda.
  > > > 
  > > > Emang ga mampu yah hidup berdampingan secara damai?
  > > > 
  > > > Salam
  > > > 
  > > > 
  > > > > salam,
  > > > > satriyo
  > > > >
  > >
  >



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke