Singkat saja kalo gitu, pendapat anda benar untuk anda, pendapat saya 
benar untuk saya. Sederhana kan? 

Jadi apa yang saya sampaikan selama ini, ya, tidak masalah jika bagi 
anda atau yg spt anda dipandang sesat atau sok benar sendiri, krn toh 
saya tidak sendirian, setidaknya saya merasa demikian. Dan memang 
demikianlah dunia ini. Masalahnya kan memang selama ini sudut pandang 
dan pola berpikir saya dan anda jelas beda. Apalagi ini milis yang 
sangat sesuai dengan ciri2 anda ini. Artinya, pada akhirnya, meski 
anda dengan 'adil' dan 'bijak' mau mengakui pendapat saya, toh akan 
ada dewan moderator yang memastikan hanya opini yang 'pantas' saja 
yang diluluskan. Tapi ya mau apa lagi, memang demikian 'perda' di 
milis ini.

Tapi jujur saya jadi bingung, jika buat anda wajar, buat saya 
komentar anda dalam rangka 'mengingatkan' atau 'meluruskan' opini spt 
saya (meski dg tulisan dan grammar standar dan santun malah) itu bisa 
vulgar. Coba lihat mayoritas tanggapan anda. Apa ini memang ciri anda 
atau apa? Tapi tdk penting. Saya hanya heran saja. Mana bisa ada 
dialog sehat jika komentar pro milis saja yang selalu menang, apapun 
kadarnya? ;-)

Anda bilang kuncinya di hati nurani? Tdk perlu pendidikan? Hmm ... 
padahal Al-Qur'an jelas bilang [1] 'bacalah' yang buat saya ini 
sinyal untuk berpendidikan (format formal atau tidak bukan persoalan) 
dan [2] 'kami turunkan kitab ini dalam bahasa Arab agar kamu mudah 
mengerti' yang artinya wajib kita tahu bahasa Arab!

Jika hati nurani adalah kunci, bagaimana anda menjelaskan perbedaan 
yang ada dalam hal aqidah yang tidak terjadi di masa Rasulullah? Jika 
ada yang menyimpang, spt musailamah al-kadzab, ini langsung beliau 
tumpas. Datanya? Ya kitab sirah. Tuh si mod pak Pei kelihatannya 
sangat paham sirah, pasti dia tahu.

Jika hati nurani adalah kunci, mana dalilnya dalam Al-Quran dan 
Hadis? Apa ini hasil olah logika anda yang konon terpelajar? Bukankah 
setan selalu siap sedia membujuk dan menggiring manusia pada 
kesesatan, yang adalah inti utama dari adanya serangkaian pewahyuan 
yang ujungnya adalah pada risalah Rasulullah Muhammad saw? Jadi 
selama ini anda pakai hatinurani saja? Rasa2nya saya ragu.

Apa sih hati nurani itu? Hati suci bersih? nurani kan dari bhs Arab: 
nur=cahaya ani ('aini)=mata ... 'cahaya mata' ... apa itu? Mbo ya 
jangan asal comot istilah, yang jeli gitu.

Baca lagi deh Al-Quran dan Hadis dengan cara yang benar yang sesuai 
kaidah yang selama ini membangun tradisi pilar iman dan ilmu dalam 
Islam, dan jangan melulu karena merasa ulama bisa salah jadi mudah 
menoleh dan mendengar celotehan non-muslim atau muslim yang mengacu 
pada sumber selain Islam (mis filsafat, dll) dalam menjelaskan Islam.

Tidak ada yang relatif di dunia ini. Semua sudah jelas. Tapi ya 
kembali ke atas, tanpa ada 'nurani' dalam hati anda, apapun yang anda 
pandang tidak sesuai dengan anda tentu anda tolak. 

Siapa sih sebenarnya yang memaksa, yang anda maksud itu? Jika ada set 
of belief yang jelas beda, lalu tidak mau menerima bahwa dirinya 
beda, apakah wajar perbedaan ini dianggap tidak ada?

Ibaratnya, ada orang lain yang datang kepada anda dan lalu tinggal 
bersama keluarga anda semata karena dia mengaku dirinya adalah 
anggota keluarga anda juga karena dia menggunakan denominator generik 
yaitu sama-sama manusia! Ya jelas beda. Silakan saja MGA atau 
siapapun mendeklarasikan agama baru, tapi jangan MEMAKSA ummat Islam 
menerima mereka sebagai ISLAM juga. Jelas?

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi Prihatmanto" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> mas satriyo,
> 
> berpendapat itu tidak jadi masalah.
> yakin thd satu pendapat itu juga tidak masalah, malah harus spy 
orang punya pegangan.
> pendapat yang anda teruskan itu boleh saja anda bilang bersumber 
dari Al-Quran dan Sunnah.
> 
> Tapi sadarilah bahwa pendapat tersebut hanyalah satu dari banyak 
pendapat yang lain yang juga bersumber dari Al-Quran dan Sunnah. 
Islam itu HAK setiap manusia. Tidak seorangpun BERHAK menilai orang 
itu islam atau tidak selain Allah. 
> Setiap manusia itu sama dengan yang lain. yang membedakan adalah 
ketakwaan, dan ketakwaan itu urusan Allah.
> 
> Begitu juga dari sisi generasi,  generasi kita adalah generasi 
manusia yang sama dengan generasi-generasi sebelumnya.
> Maha suci Allah dari memberikan petunjuk yang tidak dapat dipahami 
oleh sebarang manusia, sepanjang zaman, sebarang bangsa. Apakah 
berpendidikan atau tidak, pernah tahu bahasa Arab atau tidak dll. 
> Kuncinya di hati nurani yang jernih. Itulah Islam yang lurus. 
> 
> Jadi tidak boleh atas nama pendapat anda, anda paksakan 
pelaksanaannya ke orang lain.
> apalagi sambil ancam-mengancam, mengganggu kehidupan keluarga, 
merusak harta benda,
> itu semua sakral dan wajib dilindungi dalam pandangan Islam
> 
> 
> 
>   ----- Original Message ----- 
>   From: rsa 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Thursday, April 24, 2008 12:21 PM
>   Subject: [wanita-muslimah] Peringatan : Re: Rasulullah 
Salallahi 'alaihi Wasalam VS Mirza Ghulam Ahmad
> 
> 
>   Artinya andapun juga tidak jauh beda dari tuduhan anda sendiri 
pada 
>   saya: anda menuduh saya mudah menyesatkan, anda pun juga 
demikian, 
>   dan bahkan ditambah cap/label/stempel lain ... (silakan anda cek 
>   sendiri komen2 anda ke saya atau lainnya yang beda pendapat 
selama 
>   ini) ... 
> 
>   Tapi baguslah kalo anda tidak mengkultuskan ulama, memang itu 
haram, 
>   dan sadar semua juga manusia, kec manusia khusus, yaitu anbiya 
dan 
>   mursalin.
> 
>   Jika fakta saya mengatakan ini dan itu sesat, itu bukan semata 
oleh 
>   logika saya dalam berfatwa, tapi sekadar meneruskan informasi 
yang 
>   benar yang saya yakini. Apakah anda akan selalu mencap demikian 
>   kepada tiap orang yang spt saya yang saya kira lumayan banyak 
>   jumlahnya di dunia ini di kalangan muslim? jika ya, silakan 
saja ... 
>   toh tidak relevan dengan fakta bahwa memang yang sesat ya sesat, 
>   meski HAM, gender, dst dll dsb 'berkata' sebaliknya ... toh opini 
>   manusia berdasar olah logika manusia juga, bukan firman Allah 
atau 
>   hadis Rasul!
> 
>   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ary Setijadi 
Prihatmanto" 
>   <ary.setijadi@> wrote:
>   >


Kirim email ke