Saya mengeluarkan pendapat saya tentang pola postingan Satriyo dan Arcon berdasarkan postingan2 mereka selama ini, dan sudah cukup lama observasinya. Demikian juga dengan mba Mei. Artinya, ini lesson learned bagi kita semua, tentang prilaku bermilis.
Yang jelas kita semua bersetuju pada satu hal, bahwa moderator kenyataannya sudah membiarkan mereka bebas saling mengejek, walaupun keduanya pernah ditegur dengan postingan2 pendek2 itu, dan kemudian menskors salah satu yang mengeluarkan ancaman, untuk sementara. Dan keliatannya milis ini udah jalan lagi rada normal. alhamdulillah...dah berjalan alami kok, tks to all. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Numpang nyelak dan curhat : > Jadi kalo Mia menganggap Pak Arcon bermain peran/boong2-an demi mengaduk aduk perasaan orang lain, > apakah memang benar dan mengapa hal ini juga tidak disangkakan pada pak Satriyo? > Dua2-nya sama2 bermain peran dengan sempurna, yg satu memancing- pengumpan yg satu kena. > Artinya sama2 -anggap saja obrolan di milis biar rame. > > Pak Arcon di milis ini pada beberapa topik tertentu mengesankan seorang provokator [ saya serius], kalimat2, pernyataannya selalu bernada provokatif. Jadi bukan sekedar ber role playing. > Bukan cuma kepada Pak Satriyo tetapi kepada beberapa orang. > Dari perkara yg mungkin banyak nggak tahu, karena atau sudah melebar bahasannya sampai urusan lain2, imunisasi, vaksinasi, pajak dll. > Sayangnya Pak Satriyo adalah seorang yg mudah tersulut, temperamental kalo ada yg tak sejalan. Saya juga serius menyatakan ini. > Mungkin liburan 30 hari ia bisa lebih sabar, kalo ada yg ngomongnya dirasa menyakiti ya cuekin. > Contohlah member yg lain yg bisa menahan diri, istighfar sajalah > Atau mungkin member2 yg kena disangka 'hobi melihat pertumpahan darah' itu bisa ikhlas nerima tuduhan ini. > :-)) > Menurut saya ngobrol di milis itu juga bukan sekedar iseng, kalimat yg terucapkan itu juga harus disikapi serius, bertanggungjawab > (Beberapa waktu lalu yg tak bisa hilang2 dari ingatan saya adalah ungkapan 'cis!' dari pak Arcon. > Bagi orang yg dituju diartikan/yg tersirat adalah perbuatan 'meludahi'. > Kalo kata Herni omongan di WM ibarat ngobrol di warkop, maka gimana gitu rasanya kalo ada yg lagi ngomong kemudian > di 'cis!....di ludahi....oleh pak Arcon? > > Sedangkan 'cis' yg saya tahu bukan di ludahi tapi dicemoohkan, disepelekan, direndahkan. > Meski beda maksudnya tapi akibatnya tetap sama2 menyakitkan selain pada ybs juga bagi saya/yg tidak dituju > Tapi kan saya belajar menahan diri, biar sajalah yg kena 'cis' juga nggak meributkannya, meski akhirnya curhat ke saya..... > Yg saya dapat cerna : Kok ya pak Arcon itu tidak suka pada seseorang yg mengungkapkan pendapatnya yg beda dengannya? > Sampai diludahi segala. Tapi saya dan semua member WM juga diam saja. > Padahal menurut saya itu serius menghina, masa sih beda pemikiran kok diludahin!) > > Jadi kalo kemudian saya menanyakan soal 'keadilan-obyektivitas' mengapa hanya 'Pak Satriyo yg tidak diditoleransi' - seharusnya kan > judulnya 'posting Arcon dan Satriyo yang tidak ditoleransi' > Ini baru sip > :-)))) > > Salam, > l.meilany > > > ----- Original Message ----- > From: Mia > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Friday, April 25, 2008 11:06 PM > Subject: POSTING SATRIYO YANG TIDAK DITOLERANSI {Re: Kebenaran Re: [wanita-muslimah] Re: Heran} > > > Pak Irwank, > Kalo diperhatikan pola Satriyo ini dari dulu, dia nggak bisa > berhadapan dengan kesadarannya sendiri, yang terefleksikan di > tulisannya, yang ada cuma nafsu mau menang, sekalipun kalau kata2nya > dihaluskan. > > Arcon kan lagi melakukan role playing selama ini, jangan salah. Dan > berhasil, karena itu Satriyo keluar aslinya. > > Kalau Pak Irwank cukup jeli memperhatikan postingan Arcon, dia nggak > spesifik 'memfitnah atau menyakitkan' seseorang. Sebagian kita > memang bisa digolongkan 'demen liat pertumpahan darah' wong > kekerasan adalah inheren dengan sifat manusia, buktinya pelem > horor/violent laku. Kalau ada kecelakaan jalanan macet karena pada > nonton. > > Tapi perhatikan postingan Satriyo, spesifik HANYA kepada Arcon, > bahkan kata 'mati' ditandakutipkan khusus dan diplesetkan, seolah > menyembunyikan padahal konteksnya memang mengancam seseorang secara > fisik dan spesifik. Yes, he is deadly serious, kalau dia nggak > melakukan itu soal lain. > > Kalau sudah jelas begini, sebaiknya Pak Irwank dan mba Mei jangan > kebingungan atau memaksakan diri ingin obyektif nggak berat > sebelah. Setiap orang kan sudah ada bagian masing-masing, Arcon lah > yang kena ancam (karena resiko role playing itu), Satriyolah yang > malah mengancam fisik. Pak Irwank nggak bisa menyimpulkan begitu > saja Arcon berlagak lugu, mungkin saja dia memang mengekespressikan > kekagetannya karena diancam. Kedua karakter ini berbeda dan > treatmentnya mesti berbeda, barulah kita bisa bersikap adil. > > salam > Mia > > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK <irwank2k6@> wrote: > > > > IMHO, ente terlalu serius bos.. bahkan bercandaan ente memasukkan > unsur/ > > kalimat ancaman.. Itu yang ditanyakan Bos Dwi dan diektingi Arcon > dengan > > sikap merasa (seperti) diancam.. > > > > Insya Allah, gw ngerti ente cuma bermaksud bercanda.. tapi ya itu > tadi.. > > rasanya > > gak pas aja.. malah jadi bahan dilecehin jadinya, bos.. itu juga > kalo > > pendapat > > gw diterima.. kalo gak, silahkan jalan dengan apa adanya ente.. :-) > > > > Dalam batas tertentu adaptasi itu perlu.. > > CMIIW.. > > > > Wassalam, > > > > Irwan.K > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] >