Saya setuju... Ki Bina. Tolong dijelaskan QS 10:100 itu dengan bahasa yang sederhana agar mudah ditangkap maknanya oleh pembaca milis ini.
Mohon maaf mulai sore ini saya tak aktif dulu di milis hingga pertengahan mei karena saya sedang mempersiapkan makalah untuk The Third International Postgraduate Consortium on Accounting di Universitas Brawijaya Malang pada 8-9 Mei ini. Pada konsorsium itu saya sebagai salah seorang nara sumber "Intuition: Driving Our Business". Wassalam, chodjim ----- Original Message ----- From: binasmara To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Friday, May 02, 2008 10:03 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: SEANDAINYA ---> wah senangnya daku.. ternyata posting SEANDAINYA memperoleh runtutan balasan yang haibat-haibat... pertama: "jika semua muslim fasih berbahasa arab" ternyata tidak menjamin ketenteraman... lha apalagi jika tidak fasih berbahasa arab? kedua tentang belajar islam lho kan di Indonesia ini ada Universitas Islam Negeri yang dulu namanya Institut Agama Islam Negeri, satu-satunya mungkin di dunia ini lembaga pendidikan tentang agama yang bernaung dibawah departemen (satu satunya juga di dunia) agama. cuma kalau berlajar berislam itu yang perlu dipikirkan gimana caranya... ketiga, islam dianggap dien paling sempurna sehingga tidak usah dicocok-cocokkan dengan akal manusia... lho lha kalau gitu agama ini bukan untuk makhluk berakal, apa? gimana nih.... Ustadz Chodjiiiim.... perlu dijelaskan dengan QS 10:100 gak? wah-wah wah.... manusia mengingkari kemanusiannya nih gimenong? dengan kesimpulan tetang bahasa adalah: Dalam Berislam ternyata BAHASA ARAB tidak MUTLAK.... karena memang tidak ada perintah: shlatlah kamu semuanya dengan bahasa ARAB.... tetapi lebih banyak 'ingatlah'.. dzikrullah (kalau tak salah juga, wong memang tak fasih bahasa Arab kok..;-)). satu satunya perintah melakukan shalat yang sangat menghunjam sanubari-ku adalah ayat ketiga surah Kautsar.... yang dirangkai dengan perintah ANHAR... keduanya menjadi perintah yang adalah konsekuensi manusia dalam memperoleh karunia Allah... lain itu tidak. nuhun ka sadayana... balasan-balasan anda semua semakin menguatkan pemahaman... tidak perlu pindah kuliah... hehehehehe... atau anda semua begitu karena terlalu jenuh, ya? jenuh mengikuti sistem pendidikan di negeri ini, yang sejak tahun 70an akhir mengubah mata pelajaran BERHITUNG (pasti, 1 + 1 = 2) menjadi MATEMATIKA (logika, 1 + 1 bisa 2 bisa 3-1, bisa 4/2 dst..). terlalu lama anda semua dilatih berlogika sehingga melupakan bahwa akal dan logika itu pasti diperlukan dalam beragama.... seperti ke- mantapan anda-anda semua memilih agama ISLAM... selamilah lebih dalam samudera hati... disana akan ketemu mutiara pengendali kesadaran dari pikiran anda yang lain... hehehehe... seperti datangnya wahyu... yang datang tidak pandang waktu dan kondisi... [mirip dengan selamatnya seorang gila berjalan di pinggir jalan tak pernah ketabrak mobil.... sebab kalau ketabrak yang aneh justru penabraknya itu.... nabrak kok ya orang gila... wong jalan saja otomatis milih di kanan kok....] bnsmr [Non-text portions of this message have been removed]