MAS,
Sambil nunggu penjelasan Pak Chodjim, saya ingin pula 
mengekspresikan pikiran saya tentang kata "nabi" ini sendiri. Kalau 
mengikuti pola pikir pak Chodjim yang telah menjelaskan 
tentang "wahyu" yang dibedakan dengan "kitab AlQur'an", saya menduga 
kata "nabi" ini pun akan dibedakan dengan "Nabi" sebagai gelar 
kepada Muhammad SAW.

Seperti MGA katakan dalam "Wasyiah" bahwa,"karena itu, pada kondisi 
demikian beberapa orang kendatipun sebagai ummat (dapat) memperoleh 
gelar Nabi. Sebab kenabian yang demikian tidak terlepas dari 
kenabian Muhammad saw. Bahkan, bila diperhatikan dengan seksama, 
kenabian itu (hakekatnya) kenabian Muhammad saw sendiri yang nampak 
dalam bentuk baru."  

Meskipun saya tidak terlalu mengerti apa maksud dari "hakekat 
kenabian adalah kenabian Muhammad saw sendiri" Namun saya menangkap, 
ada beberapa orang yang bisa dapat gelar nabi. Gelar nabi dalam 
bentuk baru. 

Kalau menurut pak Chodjim, sayapun bisa mendapatkan wahyu (wahyu 
menurut definisi pak Chodjim), yang menjadi pertanyaan saya (sambil 
menunggu jawaban dari pak Chodjim ttg apa nabi itu), apakah saya 
bisa mendapat gelar nabi.

Jadi ada wahyu dalam artian baru dan ada nabi dalam artian baru 
pula. Banyak konotasi. Bagi orang Islam yang tidak sepaham dengan 
banyaknya konotasi ttg 'wahyu' atopun 'nabi', dalam arti wahyu dan 
nabi adalah satu makna saja, maka jelaslah MGA bukan nabi. Bagi yang 
berfikir banyak konotasi ttg kata 'nabi' dan 'wahyu', maka MGA, 
Paulus, Santa2 lainnya adalah nabi.

wassalam,

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ma_suryawan" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Lina,
> 
> Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi sesuai dengan pengakuannya sendiri.
> Beliau menjelaskan bahwa dirinya adalah nabi ummati, nabi pengikut
> Syariat Islam ...
> 
> Ini kutipan pernyataannya dari bukunya Ek Ghalati Ka Izala:
> 
> "Some members of my Jama`at, who are less familiar with my claim 
and
> its supporting arguments, and who have neither had the chance to 
study
> my books in depth, nor have they spent enough time in my company
> to be fully informed, sometimes counter an objection raised by an
> opponent with an answer which is entirely contrary to the facts. 
Thus,
> notwithstanding their adherence to the truth, they have to suffer
> embarrassment.
> 
> Only a few days ago, one of them was confronted with an objection 
that
> the person to whom he had sworn allegiance claimed to be a Prophet 
and
> Messenger, and the reply given was a mere denial, which was not
> correct. The fact is that in the Divine revelations of which I am 
the
> recipient, words such as 'Messenger', 'Apostle' and 'Prophet', 
appear
> not once, but hundreds of times. How then can it be correct to say
> that such words have not at all been used? The fact is that such 
words
> are found with much greater clarity and lucidity now than ever 
before."
> 
> Lengkapnya silahkan baca di:
> http://www.alislam.org/library/books/A-Misconception-Removed.pdf
> 
> Pak Chodjim yang menghayati Tasawuf, saya rasa bisa menjelaskannya
> dengan lebih baik. Gimana pak Chdojim, apakah berkenan untuk 
mengulas
> buku tersebut?
> 
> Salam,
> MAS
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <linadahlan@>
> wrote:
> >
> > Pak Rizal,
> > Sedangkal pemahaman saya "MGA adalah seorang mujaddid itu 
hanyalah 
> > kepercayaan Mas Hadi saja. Bukan pengakuan MGA sendiri bhw dia 
> > adalah seorang mujaddid. Saya sendiri mempercayai MGA sebagai 
> > mujaddid juga.
> > 
> > Sepengatahuan saya dari bacaan-bacaan yang saya baca, mujaddid 
MGA 
> > ini akidahnya sempat bergeser (Menurut bukunya Almauduudi). Pada 
> > suatu saat dia tak pernah mengaku menjadi nabi (ini waktu 
akidahnya 
> > lurus), namun pada saat lain dia mengaku menjadi nabi. Saya 
tidak 
> > tahu pasti apa yang menyebabkan hal tsb. Apa karena dorongan 
syahwat 
> > politik pengikutnya pada waktu itu? Atau memang MGA tidak pernah 
> > mengaku menjadi nabi selama hidupnya, hanya saja kemudian 
> > pengikutnya terdahulu menambahkan wahyu kedalam kumpulan wahyu 
> > tadzkirah itu ttg pengakuan MGA sbg nabi, untuk melegitimasi 
> > Pergerakan ini. Ini hanya dugaan saya saja setelah membaca hal2 
ttg 
> > Ahmadiyah sbg suatu pergerakan dan sejarah berdirinya.
> 
> 
> 
> 
> > 
> > wassalam,
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal 
> > <rakai_rizal@> wrote:
> > >
> > > Kalau betul dia mujaddid, mustahil dia mengaku nabi. Dengan 
> > pengakuannya sebagai nabi, maka dia sendiri terkeluar dari Islam 
> > sehingga mustahil pula dia seorang mujaddid. Mirza Ghulam Ahmad 
> > hanyalah seorang pembohong besar dan telah berlalu sebelum dia 
> > beberapa pembohong lain.
> > > 
> > > 
> > > -Rizal-
> > > 
> > > 
> > > 
> > > Hadi <hadi_st@> wrote: Assalamu 'alaikum, sugeng rawuh pak 
> > chodjim.
> > > 
> > > menarik sekali pembahasan tentang wahyu ini. maaf kalau saya 
tidak 
> > > mengikuti dari awal, hanya saja saya membaca pembahasan wahyu 
ini 
> > > antara pak chodjim dengan mbak Lina. Berkenaan dengan Mirza 
Ghulam 
> > > Ahmad ini saya mempercayainya sebagai seorang mujadid yang 
mana 
> > dalam 
> > > hadist disebutkan bahwa Allah mengutus seorang mujadid dalam 
masa 
> > > setiap 100 tahun. Hal ini akan lebih tepat jika mengatakan 
Mirza 
> > > Ghulam Ahmad sebagai mujadid agar tidak membuat salah kaprah 
orang 
> > > 
> > > 
> > > 
> > >        
> > > ---------------------------------
> > > Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! 
> > Mobile.  Try it now.
> > > 
> > > [Non-text portions of this message have been removed]
> > >
> >
>


Kirim email ke