ini tentu sebuah multilog (red=menyebut istilah lain dialog)
yg menarik.
Menengok ttg manusia, sejatiny kebutuhan dasar manusia
hanyalah dia ingin tempat untuk beristirahat dan menghindar
dari efek2 alam ...disebutlah papan, rumah,
kediaman...bentukny bisa macam2 rumah sendiri, rumah kost,
rumah sewa, numpang rumah kawan, numpang kost, numpang rumah
mertua :) dll..
Yang lain...dia untuk melangsungkan hidupnya butuh yang
namanya proses metabolisme dalam tubuh...entah apa yg
diproses yg jelas tubuh butuh zat untuk dicerna-dan terakhir
di sekrekasi...mo maknnya nasi kek, ubi singkok, roti tak
jadi soal..yg penting manusia butuh makan
(+minum)...disebutlah ini manusia butuh makan..
lalu yg terakhir..untuk melindungi tubuhny dari sengatan dan
efek2 alam juga dia butuh pakaian...
Itu saja...inilah hal dasar yg menggerakkan raga jasmani bisa
continue terus....
Lalu ada satu kebutuhan lain yaitu jiwa rohani yang butuh
juga di suapi..lalu timbullah model pencarian orang akan hal
tsb....Nabi Ibrahim menemukannya dan lalu diturunkannya pada
anak cucunya sampailah pada risalah kenabian Muhammad yg
membawa the only Islam as salvation, the one can save your
life....
Eitss....ss tunggu dulu...itu kata anak-cucu Islam...tapi
kata tetangga kita yg sebelah khan lain lagi...
Jadi sy hendak menyampaikan...kenapa sih kita ribut2 urusan
tetek bengek politik, budaya, Islam, non-Islam, Ahmadiyah....
Jalani kebutuhan hidup utama kita, menyekolahkan
anak..membiayainya....merawat orang tua, memilih menantu yg
pas untuk anak kita, berbakti dan santun pada orang tua...
And let them solve their outstanding matters....yg mo
nerbitin SKB Ahmadiyah yg biar saja bekerja, yang pakar hukum
merasa tidak ada dasar hukum terbitnya SKB ya silahkan
berkomentar, yg tidak setuju Ahmadiyah di bubarkan ya
silahkan bersuara..dan yg mo menegakkan konstitusi silahkan
bertindak sesuai penafsiran yang  benar..
Biarkan orang lain mengerjakan porsi mereka dan marilah kita
santi, rileks dan hidup dengan damai.
Ingatlah setelah hiruk pikuk urusan kayak2 gini...kita itu
akan MATI.......kholass.., finish...

Semua akan kembali ke pencipta-NYA
Allohu Akbar..

Salam
Doha



--- Ahmad Badrudduja <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Mas Agus,
> Ada banyak kalangan Islam yang enggan atau tak suka sama
> sekali Islam disebut sebagai budaya. Saya bisa memaklumi
> sikap seperti itu. Mereka khawatir jika Islam disebut
> sebagai budaya maka akan berubah terus, sebab watak budaya
> memang berubah dan relati serta kontekstual.
> 
> Pandangan yang lebih seimbang menurut saya ya di
> tengah-tengah. Islam memang sebuah agama. Tetapi
> manifestasi Islam dalam sejarah selalu berhimpit dengan
> budaya. Bahkan Islam diterjemahkan secara berbeda-beda oleh
> umat Islam di berbagai tempat karena faktor perbedaan
> budaya itu.
> 
> Sejauh budaya tidak bertentangan dengan semangat dasar
> Islam, menurut saya tak ada masalah. Begitu pula, Islam
> harus dibedakan dari budaya tempat dia lahir pertama kali,
> yaitu budaya Arab. Meskipun mustahil melepaskan Islam dari
> konteks budaya Arab, tetapi kita tetap harus selalu
> waspada, mana yang Islam dan mana yang Arab.
> 
> Tentu tidak semua budaya Arab kita tolak. Budaya Arab
> banyak yang baik, untuk itu kita terima. Begitu juga, belum
> tentu budaya kita sendiri sudah pasti baik; banyak di
> dalamnya yang buruk, dan karena itu harus ditolak.
> 
> Watak Islam itu memang mendua: ya agama dan budaya
> sekaligus. Islam juga mendua dalam aspek lain: dia satu,
> tetapi juga banyak. Satu dari segi prinsip dan akidah
> dasarnya, tetapi banyak dalam segi artikulasi dan
> penerjemahannya sepanjang sejarah. 
> 
> Orang SALAFI tentu tak suka dengan model berpikir seperti
> ini. Mereka maunya menyeragamkan Islam, menyesatkan Islam
> yang berbeda dari mereka. Gaya berpikir inilah yang
> sekarang sedang menjangkiti masyarakat kita. Oleh karena
> itu kita harus waspada.
> 
> AB
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> agussyafii <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                   
>          Mbak Lina,
>  
>  saya tergelitik tentang pertanyaan apakah ada yang disebut
> dengan
>  budaya Islam, Islam sebagai daulah dalam sejarah ada,
> berarti Islam
>  sebagai wilayah negara atau satu bangsa memang ada. paling
> tidak
>  pernah ada, salah satunya dalam catatan sejarah modern
> yang disebut
>  daulah Ustmaniyah.
>  
>  Bukan hanya budaya Islam namun lebih dari itu, Peradaban
> Islam pernah
>  melahirkan karya keilmuan yang genuine dari pemikiran
> Islam. ada tiga
>  karya yang menjadi masterpiece sampai kini, pertama, Ilmu
> Fiqh, Ilmu
>  Kalam, dan Tasawuf.
>  
>  salam,
>  agussyafii
>  
>  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan"
> <[EMAIL PROTECTED]>
>  wrote:
>  >
>  > Saya merasa geli saja. Pak AB ini mengajarkan agar kita
> mengambil 
>  > kebaikan walaupun sumbernya berasal dr orang yang
> berbeda. Jangan 
>  > membeci orang yang berbeda. It's a good lecture. Namun
> masih di 
>  > kesempatan yang sama pak AB ini 'membeci' salaf (mazhab
> Hanbali), 
>  > HTI. Ada kontradiksi. Apa tidak ada kebaikan pada salaf,
> HTI, dllnya 
>  > itu. Rupanya HTIpun tidak menyukai tindakan kekerasan
> (berdasarkan 
>  > artikel yg diposting Tana Doang). Sebetulnya semua juga
> tidak ada 
>  > yang suka kekerasan tanpa sebab ato kekerasan karena
> 'sebab yang 
>  > memaksa'...:-).  
>  > 
>  > Sumpah deh. Saya ini gaptek soal HTI, IM or organisasi2
> Islam yang 
>  > berbau politik. Saya cuma merasa semacam HT, IM ini
> bersikap keras 
>  > karena tanah airnya sudah diacak-acak sama Barat ato AS
> ? Mungkin 
>  > juga kemudian mereka menggunakan 'solidaritas muslim'
> untuk 
>  > membangkitkan semangat melawan penindasan Barat ato
> AS??? Termasuk 
>  > di Indonesia. Apakah Indonesia juga sudah merasa
> ditindas Barat or 
>  > AS? ? Inilah susahnya politik. Selalu ada hidden agenda.
> Saya males 
>  > ngintip2 sesuatu yang hidden...:-). Takut suudzon dan
> takut bintitan.
>  > 
>  > Juga soal kegemilangan Islam di masa lampau yang karena
> meracik 
>  > kebudayaan lain menjadi kebudayaan Islam. Masa seh? Mau
> gak meracik 
>  > kebudayaan berkoteka suku Asmat di Irja menjadi
> kebudayaan Islam? 
>  > Alhasil orang Islam harus berkoteka? Ato saya yang salah
> tangkap? 
>  > Ato maksudnya kita harus meracik budaya koteka menjadi
> budaya 
>  > berbusana menutup aurat spt yg dimaksud dlm budaya
> Islam? Alhasil 
>  > orang Asmat harus berbusana menutup aurat.
>  > 
>  > Moga2 emang saya saja yang salah mengerti. Mungkin
> maksute ada 
>  > penyesuaian budaya bangsa dengan budaya Islam ? Tapi,
> memangnya 
>  > Islam sebuah bangsa ya? Islam punya budaya ya? kok
> dibandingkan ? 
>  > Selevel gak? hmmm...
>  > 
>  > wassalam,
>  
>  
>      
>                                        
> 
>        
> ---------------------------------
> Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo!
> Mobile.  Try it now.
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 



      
____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ

Kirim email ke