Mas Agus,
Ada banyak kalangan Islam yang enggan atau tak suka sama sekali Islam disebut 
sebagai budaya. Saya bisa memaklumi sikap seperti itu. Mereka khawatir jika 
Islam disebut sebagai budaya maka akan berubah terus, sebab watak budaya memang 
berubah dan relati serta kontekstual.

Pandangan yang lebih seimbang menurut saya ya di tengah-tengah. Islam memang 
sebuah agama. Tetapi manifestasi Islam dalam sejarah selalu berhimpit dengan 
budaya. Bahkan Islam diterjemahkan secara berbeda-beda oleh umat Islam di 
berbagai tempat karena faktor perbedaan budaya itu.

Sejauh budaya tidak bertentangan dengan semangat dasar Islam, menurut saya tak 
ada masalah. Begitu pula, Islam harus dibedakan dari budaya tempat dia lahir 
pertama kali, yaitu budaya Arab. Meskipun mustahil melepaskan Islam dari 
konteks budaya Arab, tetapi kita tetap harus selalu waspada, mana yang Islam 
dan mana yang Arab.

Tentu tidak semua budaya Arab kita tolak. Budaya Arab banyak yang baik, untuk 
itu kita terima. Begitu juga, belum tentu budaya kita sendiri sudah pasti baik; 
banyak di dalamnya yang buruk, dan karena itu harus ditolak.

Watak Islam itu memang mendua: ya agama dan budaya sekaligus. Islam juga mendua 
dalam aspek lain: dia satu, tetapi juga banyak. Satu dari segi prinsip dan 
akidah dasarnya, tetapi banyak dalam segi artikulasi dan penerjemahannya 
sepanjang sejarah. 

Orang SALAFI tentu tak suka dengan model berpikir seperti ini. Mereka maunya 
menyeragamkan Islam, menyesatkan Islam yang berbeda dari mereka. Gaya berpikir 
inilah yang sekarang sedang menjangkiti masyarakat kita. Oleh karena itu kita 
harus waspada.

AB






agussyafii <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                             Mbak Lina,
 
 saya tergelitik tentang pertanyaan apakah ada yang disebut dengan
 budaya Islam, Islam sebagai daulah dalam sejarah ada, berarti Islam
 sebagai wilayah negara atau satu bangsa memang ada. paling tidak
 pernah ada, salah satunya dalam catatan sejarah modern yang disebut
 daulah Ustmaniyah.
 
 Bukan hanya budaya Islam namun lebih dari itu, Peradaban Islam pernah
 melahirkan karya keilmuan yang genuine dari pemikiran Islam. ada tiga
 karya yang menjadi masterpiece sampai kini, pertama, Ilmu Fiqh, Ilmu
 Kalam, dan Tasawuf.
 
 salam,
 agussyafii
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" <[EMAIL PROTECTED]>
 wrote:
 >
 > Saya merasa geli saja. Pak AB ini mengajarkan agar kita mengambil 
 > kebaikan walaupun sumbernya berasal dr orang yang berbeda. Jangan 
 > membeci orang yang berbeda. It's a good lecture. Namun masih di 
 > kesempatan yang sama pak AB ini 'membeci' salaf (mazhab Hanbali), 
 > HTI. Ada kontradiksi. Apa tidak ada kebaikan pada salaf, HTI, dllnya 
 > itu. Rupanya HTIpun tidak menyukai tindakan kekerasan (berdasarkan 
 > artikel yg diposting Tana Doang). Sebetulnya semua juga tidak ada 
 > yang suka kekerasan tanpa sebab ato kekerasan karena 'sebab yang 
 > memaksa'...:-).  
 > 
 > Sumpah deh. Saya ini gaptek soal HTI, IM or organisasi2 Islam yang 
 > berbau politik. Saya cuma merasa semacam HT, IM ini bersikap keras 
 > karena tanah airnya sudah diacak-acak sama Barat ato AS ? Mungkin 
 > juga kemudian mereka menggunakan 'solidaritas muslim' untuk 
 > membangkitkan semangat melawan penindasan Barat ato AS??? Termasuk 
 > di Indonesia. Apakah Indonesia juga sudah merasa ditindas Barat or 
 > AS? ? Inilah susahnya politik. Selalu ada hidden agenda. Saya males 
 > ngintip2 sesuatu yang hidden...:-). Takut suudzon dan takut bintitan.
 > 
 > Juga soal kegemilangan Islam di masa lampau yang karena meracik 
 > kebudayaan lain menjadi kebudayaan Islam. Masa seh? Mau gak meracik 
 > kebudayaan berkoteka suku Asmat di Irja menjadi kebudayaan Islam? 
 > Alhasil orang Islam harus berkoteka? Ato saya yang salah tangkap? 
 > Ato maksudnya kita harus meracik budaya koteka menjadi budaya 
 > berbusana menutup aurat spt yg dimaksud dlm budaya Islam? Alhasil 
 > orang Asmat harus berbusana menutup aurat.
 > 
 > Moga2 emang saya saja yang salah mengerti. Mungkin maksute ada 
 > penyesuaian budaya bangsa dengan budaya Islam ? Tapi, memangnya 
 > Islam sebuah bangsa ya? Islam punya budaya ya? kok dibandingkan ? 
 > Selevel gak? hmmm...
 > 
 > wassalam,
 
 
     
                                       

       
---------------------------------
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke