MZ :
Lagipula mengapa Anda bertanya "Apakah pak QS juga menggunakan logika
yang mlungker ?". Bukankah sebenarnya bukan pak QS dalam hal ini yang
berlogika, melainkan orangtua si anak itu.
Pak QS hanya bersikap saja terhadap cara berpikir tsb.  

======

Sorry, mungkin kurang jelas. Saya ingin menjelaskan bahwa memahami tidak
necessarily langsung sama dengan menyetujui, gitu Pak. Jadi saya tidak
setuju kalau anda katakan orang yang tidak setuju akan sesuatu tetapi
memahami mengapa terjadi sesuatu itu terus dikatakan berlogika mlungker.
Gitu, Pak.

Dalam case di atas : Pak QS memahami mengapa orang tua si anak
mengajarkan si anak seperti itu. Tetapi di saat yang bersamaan Pak QS
sebenarnya tidak setuju dengan hal tersebut. Jadi yang berlogika seperti
itu adalah Pak QS. Dan menurut saya, logika beliau tidak mlungker.

Mudah-mudahan jelas, ya Pak. Afwan, kadang kalau menulis tuh susah
menjelaskannya.

Wassalaam and have a productive weekend for all.
-Ning

-----Original Message-----
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of miftahalzaman
Sent: Friday, May 09, 2008 5:38 PM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: Pengalaman Kristen terjadi pada Islam
sekarang

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih (Ning)"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  
> Sudah baca buku ayat-ayat Fitna-nya pak Quarish Shihab, belum ?
>  
> Di bagian di mana ada anak kecil umur 3 tahun mengatakan bahwa dia 
> diajari untuk mengatakan monyet dan babi untuk orang Yahudi, Pak 
> Quraish menceritakan suatu latar belakang tertentu yang bisa jadi 
> melatar belakangi mengapa - kalau memang benar - orang tua si anak 
> mengajarkan seperti itu kepada si anak. Beliau mengatakan bahwa dia 
> bisa mengerti kalau kemudian ada kejadian seperti itu, karena beliau 
> mengetahui latar belakangnya. Namun beliau tidak setuju dengan
pernyataan tersebut.
> Pendeknya : Pak QS memahami mengapa ortu anak tsb (bila memang benar) 
> mengajarkan hal tersebut pada si anak, tapi sebetulnya Pak QS tidak 
> menyetujuinya.
>  
> Apakah pak QS juga menggunakan logika yang mlungker ? 
>  
> Kalau saya sih berpendapat : tidak. Kita bisa mengerti atau berempati 
> akan tindakan seseorang, tanpa harus setuju dengan tindakan seseorang 
> tersebut.

Memang kita bisa mengerti sekaligus tidak setuju. Tetapi apakah cara
berpikir sedemikian lantas dibiarkan saja, apalagi sampai "didakwahkan"?
Barangkali kita bisa maklum dengan contoh kasus di atas, karena mungkin
hal itu terjadi di level privat (keluarga).
Bagaimana kalau itu terjadi di level publik dan dipromosikan sedemikian
(dengan harapan) agar diterima sebagai "kebenaran publik".
Tentu sangat membahayakan. Lagipula mengapa Anda bertanya "Apakah pak QS
juga menggunakan logika yang mlungker ?". Bukankah sebenarnya bukan pak
QS dalam hal ini yang berlogika, melainkan orangtua si anak itu.
Pak QS hanya bersikap saja terhadap cara berpikir tsb.  

MZ



------------------------------------

=======================
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI :
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Anak Muda Islam mailto:[EMAIL PROTECTED]

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
....Yahoo! Groups Links



Kirim email ke