Sudah baca buku ayat-ayat Fitna-nya pak Quarish Shihab, belum ? Di bagian di mana ada anak kecil umur 3 tahun mengatakan bahwa dia diajari untuk mengatakan monyet dan babi untuk orang Yahudi, Pak Quraish menceritakan suatu latar belakang tertentu yang bisa jadi melatar belakangi mengapa - kalau memang benar - orang tua si anak mengajarkan seperti itu kepada si anak. Beliau mengatakan bahwa dia bisa mengerti kalau kemudian ada kejadian seperti itu, karena beliau mengetahui latar belakangnya. Namun beliau tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Pendeknya : Pak QS memahami mengapa ortu anak tsb (bila memang benar) mengajarkan hal tersebut pada si anak, tapi sebetulnya Pak QS tidak menyetujuinya. Apakah pak QS juga menggunakan logika yang mlungker ? Kalau saya sih berpendapat : tidak. Kita bisa mengerti atau berempati akan tindakan seseorang, tanpa harus setuju dengan tindakan seseorang tersebut. Saya rasa, kita sering menghadapi hal semacam ini. Seperti kisah TKW di Hongkong yang dikirmkan Sunny, saya tidak setuju dengan keberangkatan para wanita ke luar negeri sebagai TKW, tapi saya memahami kenapa mereka harus pergi. Keadaan di Indonesia memaksa seperti itu. Karenanya solusinya bukan kemudian mensupport para TKW itu pergi, tapi menghimbau pemerintah supaya mengatasi root cause-nya : menyediakan lapangan kerja yang cukup untuk para wali dari mereka, sehingga mereka tidak harus seperti itu. Wallahua'lam bishowab. Wassalaam, -Ning
________________________________ From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of miftahalzaman Sent: Friday, May 09, 2008 4:38 PM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: Pengalaman Kristen terjadi pada Islam sekarang --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com <mailto:wanita-muslimah%40yahoogroups.com> , "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Ini analisa yang tepat dari pernyataan HTI sendiri. HTI menolak > cara itu karena nggak mau Ahmadiyah diuntungkan (masak orang dijarah > diuntungkan?), bukan karena itu kriminalitas. > > HTI bisa memahami kalau sebagian orang bertindak anarkis.... > Memahami maksudya menerima? katanya menolak, ini pernyataan ambigu. > > Nggak ada ajakan dialog dengan niat baik, sama-sama masuk sorga. > Intinya, meminta tangan Pemerintah melarang Ahmadiyah, kalo nggak > dilarang kalau dijarah masyarakat (FPI), itu bisa dipahami, tapi > pada saat yang sama menolak karena itu menguntungkan Ahmadiyah? > > Serem amat, twisted logic. > > salam > Mia Twisted logic, atau logika yang "mlungker", adalah ciri khas cara berpikir HTI. Pada waktu al-Qiyadah sedang ramai dibicarakan, buletin HTI "Al-Islam" mengatakan bahwa: inilah akibat Demokrasi. Demokrasi menyebabkan aliran-aliran nyleneh seperti itu bebas bermunculan dan mengakibatkan umat menjadi sesat. Dengan kata lain, demokrasi berpotensi menyebabkan umat menjadi sesat. Sebab itu demokrasi harus ditumpas. Demikianlah buletin Al-Islam yang saban minggu di"makan" oleh para jamaah sholat Jumat di mana-mana. Kita sering tercenung melihat logika seperti ini. Kok bisa ya ada manusia bisa berpikir secara "mlungker" seperti itu, malah membela dan mempromosikan cara berpikir "mlungker" seperti itu. MZ [Non-text portions of this message have been removed]