Apa yang saya sampaikan bukanlah perihal aura negatif. Apa yang saya sampaikan justru perjalanan umat Islam selama 1400 tahun dan juga dari hadis Nabi (kalau Anda mempercayai hadis tersebut).
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa ulama adalah ahli waris para nabi selama dia tidak berangkulan dengan kekuasaan. Oleh karena itu, ulama-ulama besar alias kondang di tingkat dunia tidak ada yang mau bekerja sama dengan penguasa. Kalau ada ulama mau berangkulan dengan penguasa, jelas ia akan menjadi corong kekuasaan. Jadi, tugas ulama itu menebarkan pencerahan kepada pribadi, rumah tangga, dan masyarakat. Ini bukan pekerjaan kecil tetapi tugas raksasa. Bila ulama berhasil memberikan pencerahan kepada masyarakat maka para wakil rakyat dan aparat pemerintah --yang notabene lahir dari rakyat-- akan menjadi orang-orang yang adil dalam tugasnya. Silakan dicerna sedalam-dalamnya apa yang saya sampaikan ini. Wassalam, chodjim ----- Original Message ----- From: Lina Dahlan To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Wednesday, January 28, 2009 8:49 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: FATWA MUI: Golput Haram, Merokok antara Makruh dan Haram Waduh! kok jadi negatip auranya...ya ? Tentunya yang diharapkan kan kong kalikong untuk mensejahterakan umat, dunk. Sama saja dengan para umara' juga kalo kong kalikong tuk menindas umat juga bisa kan? Jadi kalo yg namanya ulama (agama) atau ahli (agama) berarti ahli dalam urusan rumah tangga aja ya?...ha..ha...Jangan disempit2in dong ah. Saya pikir juga ulama yang baik tidak akan mau ikut terjun ke dalam praktek politik. Menjaga jarak. Sekedar memberi nasehat or ide utk kebaikan semua umat (Islam) yang bukan cuma urusan rumah tangga saja. Saya berharap itu peran MUI. Jadi, harapan saya (lagi) para ulama yang berkumpul di MUI itu punya niat baik dan tidak perlu ikut praktek politik. wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "achmad chodjim" <chod...@...> wrote: > > Mbak Lina, > > Semboyan "kerja sama yang baik antara umara dan ulama" justru keluar dari sistem Islam. Tak ada sistem kependetaan dalam agama Islam. Kalau umara dan ulama bekerja sama yang akan terjadi adalah kong kalikong untuk menindas umat manusia. > > Ulama (agama) itu tempat bertanya dalam kehidupan beragama. Ulama (agama) itu harus bersifat marja' yaitu tempat rujukan di dalam menjalankan laku hidup spiritual dan moral. Oleh karena itu, ulama beken seperti Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hanbali tidak ada yang mau didudukkan oleh penguasa dari Kekhalifahan Umayyah maupun Abbasiyyah. Mereka lebih rela dipenjara alias dimasukkan bui daripada menjadi qadi. > > Berdasarkan term Islam, para ahli di bidang ilmu pengetahuan juga disebut ulama. Oleh karena itu, gelar profesor bisa disebut dalam bahasa Arabnya "al-'alamah". Nah, bila ulama (agama) itu benar-benar ahli, maka berbagai persoalan rumah-tangga itu akan bisa diatasi oleh para ulama (agama) seperti di zaman kejayaan Islam, dan bukan lagi "psikolog". Munculnya pengetahuan psikologi di zaman modern ini ya karena para ulama (agama -- apapun) sudah tidak mampu lagi mengatasi berbagai persoalan pribadi, rumahtangga, dan masyarakat. > > Wassalam, > chodjim > > > ----- Original Message ----- > From: Lina Dahlan > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com > Sent: Wednesday, January 28, 2009 2:26 AM > Subject: [wanita-muslimah] Re: FATWA MUI: Golput Haram, Merokok antara Makruh dan Haram > > > Kalo menurut saya pemerintah sebaiknya menempuh segala usaha: > pragmatis maupun non-pragmatis. Kerjasama yg baik antara ulama dan > umara...gituuuu. > > wassalam > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "achmad chodjim" > <chodjim@> wrote: > > > > "Pak Chodjim, saya tidak mengomentari tentang masalah hukum > halal/haram > > tetapi terhadap komentar Pak Chodjim mengenai aspek ekonomi dan > kesehatan > > dari perdagangan rokok." > > > > Pak Ton, > > Saya amat menyadari betul tentang dampak rokok. Dan, saya sendiri > tak pernah merokok. Namun, dalam hal ini saya ada perbedaan persepsi > dengan Pak Ton tentang rokok-merokok ini. > > > > Saya lebih memilih pragmatis. Selama pengangguran masih tinggi > seperti sekarang ini, sublimasi pengangguran dan kemiskinan pada > rokok saya pandang lebih baik ketimbang pelarangan ketat yang justru > bisa menciptakan suasana yang mudah dipicu untuk timbulnya kerusuhan > dan revolusi. Bila hal ini yang timbul, pelarangan rokok tidak > berhasil, dan pembangunan bangsa pun akan dihadapkan pada berbagai > problema yang berat. > > > > Bagi saya dewasa ini bangsa Indonesia harus didorong untuk rajin > bekerja, pemimpinnya harus didorong untuk hidup secara "clean > governance", dan kita ciptakan hidup sehat di lingkungan kita masing- > masing. > > > > Bagaimanapun saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Ton atas > berbagai tanggapannya terhadap komentar saya di milis ini. > > > > Salam, > > chodjim > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > [Non-text portions of this message have been removed]