Pake jilbabnya pas sedang sekolah saja. 
Kalo di rumah, main2 dengan tetangga, diajak pergi
ya nggak usah berjilbab dulu. Belum akil balik kan, masa sih kepikiran untuk 
bergenit-genit?

Di kampung belakang tempat saya ada anak2  sudah dijilbabin.
Pokoknya  pake jilbab, meski pake rok selutut, meski pake kaos lengan pendek,
meski main2 di comberan cari makanan ikan, meski main sepeda, main panas2-an, 
main hujan2-an.
Dan ketika di buka selain bau keringat yg khas, rambutnya kebanyakan tipis, 
jarang2 warnanya juga 
gak sehat.
Coba saja lihat dan buktikan!
Di komunitas Rufaqa pun demikian dari kecil kepala anak2 iotu laki2 atupun 
perempuan sudah di'bekap'
Dan kalo di buka keliatanlah rambutnya yg 'aneh'
Kalo cuma lihat kepalanya saja nggak kentara mana yg anak laki2 dan mana yg 
perempuan.
Padahal menurut tafsirat Qur'an, menurut hadith, perempuan nggak boleh 
menyerupai laki2 begitu juga sebaliknya.

Nah kalo urusan masalah rambut itu gimana rumusannya?
Kalo kenyataannya bentuk rambut antara laki2 dan perempuan sama.



Salam, 
l.meilany

  ----- Original Message ----- 
  From: Ari Condro 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Thursday, July 30, 2009 4:48 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -


    Waduh, anak saya masuk sekolah islam, jadi di tk nya sudah wajib pakai
  jilbab. masa harus saya pindahkan dulu sampai tk dan sdnya ke sekolah
  tetangga, st stanislaus biar rambutnya tumbuh subur semerbak, huehehhe
  ... :))

  On 7/30/09, L.Meilany <wpamu...@centrin.net.id> wrote:
  > Dari ikut seminar dokter kulit yg juga berjilbab maka di jelaskan :
  > Jilbab yg sehat seharusnya dipakaikan ketika anak itu menginjak usia ABG, 14
  > an tahun.
  > Ketika kulit kepala, rambutnya sudah kuat.
  >
  > Salah kaprah jilbab dipakaikan sejak bayi, maka mengakibatkan kulit kepala
  > rambut
  > tidak tumbuh baik. Coba saja perhatikan anak2 perempuan yg dipakaikan jilbab
  > sejak dini,
  > nyaris rambutnya tipis, jarang.
  >
  > Rambut itu itu ibarat tanaman yg memerlukan matahari.
  > Kalo gak kena matahari maka tanaman itu gak sehat bahkan mati.
  >
  > Salam,
  > l.meilany
  >
  >
  > ----- Original Message -----
  > From: eyang_mbelgedes
  > To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  > Sent: Wednesday, July 29, 2009 12:33 PM
  > Subject: [wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -
  >
  >
  > Proses (yg dilakukan wali/orangtua terhadap anak perempuan mereka agar
  > mengenakan jilbab) biasanya sudah dilakukan sejak (anak) perempuan itu masih
  > balita. Dengan cara ini anak-anak perempuan tersebut tidak biasanya tidak
  > melawan atau mempertanyakan mengapa mereka harus mengenakan jilbab mereka.
  > Setahu mereka, jilbab hanyalah perangkat baju normatif, pakaian biasa, bukan
  > pakaian politis yang digunakan untuk menggolong-golongkan agama seseorang
  > dari yang lain. Sedemikian biasanya mereka melihat, mengenakan dan menerima
  > jilbab itu sehingga mereka akan merasa tidak lengkap, risih, telanjang jika
  > melepasnya di muka publik. Perasaan 'tidak pantas' itu membuat mereka merasa
  > lebih aman dan nyaman jika jilbab itu tetap dikenakan. Dengan kata lain,
  > jilbabisasi, tanpa disadari, adalah 'proses cuci otak' yang dilakukan secara
  > sistematis sejak dini. Pembiasaan ini adalah prosesnya. Cuci otak adalah
  > metodenya. Fundamentalisme (biasanya) adalah hasilnya. Menarik! ...
  >
  >
  >
  >
  >
  > [Non-text portions of this message have been removed]
  >
  >

  -- 
  salam,
  Ari


  

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke