Widya Castrena Dharma Shidha,
Terima kasih komentarnya, dan saya akan tulis lagi nanti.  Maaf, saya mau
pergi kerja.

Wassalam,
Utami
----- Original Message -----
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, November 10, 2003 3:02 AM
Subject: [yonsatu] Re: Komentar wanita pakai jilbab dari Utami!


> AWW.
>
>
>
> Dari segi interpretasi & aplikasinya sepertinya ada faktor
> pengaruh budaya
> dibelakangnya.  Di Arab, wanita betul2 terbelakang, tdk bisa
> voting di
> Pemilu, tdk boleh nyupir mobil, dll.  Hubungan social dan carir
> mereka
> sangat terbelakang.  Bukanlah itu sangat menyedihkan mendengarnya
> di jaman
> sekarang ini wanita harus berjalan 2 langkah di belakang pria!
>
> ==================
>
> Terima kasih Bu Utami, bagus sekali komentarnya, saya senang
> ada rekanita yang berkomentar.
> Di Arab memang demikian, terbelakang. Tapi harus diingat bahwa
> Arab tidak identik dengan Islam dan Arab bukanlah bukanlah
> indicator Islam. Prinsip jilbab adalah menutup aurat, sedangkan
> aurat wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak
> tangan. Jadi kalau ditambah cadar, menurut saya sekedar
> asesoris, bukan kewajiban. Penting untuk diperhatikan juga
> bahwa baju tersebut tidak menampakkan lekukan tubuh dan
> transparan. Jadi kalau di Indonesia ditemukan jilbaber dengan
> celana ketat dan kaos yang (kalau mengangkat tangan) udelnya
> kelihatan, belum dikategorikan sebagai menutup aurat.================
>
> berkah, kaum pria akan memukuli mereka.  Menurut saya itu sangat
> cruel &
> inhuman!
> Saya percaya bahwa dalam ajaran agama wanita dan pria punya hak
> yang sama
> utk berkembang, berkreasi dlm menuntut ilmu & meraih jabatan2
> penting dalam
> negara, sekolah, & perusahaan2.  Bagaimana itu hukumnya menurut
> agama ttg
> pakaian jilbab yang cuma terlihat mata saja!
>
> ================
> Memang berlebihan itu tidak baik walaupun untuk kebaikan. Namun
> kalau boleh memilih, menurut saya lebih baik wanita yang
> mengenakan cadar/burkah daripada wanita yang setengah atau
> bahkan telanjang di depan public.
> Saya setuju bahwa laki-laki dan perempuan punya hak dan
> kewajiban yang setara (bukan sama), sangat humanis dan jauh
> melampaui konsep feminisme yang pada dasarnya malah
> mengeksploitasi perempuan. Pandangan kesetaraan gender (di
> kampung saya sejenis kerupuk) sangat ditekankan dalam Islam.
> Prinsipnya tidak melanggar batasan syari'ah dan melampaui
> kemampuan kodratinya (sangat subyektif dan dipengaruhi oleh
> kultur setempat). Indah sekali Al Quran memaparkannya: Dan
> orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan sebahagian
> mereka adalah penolong sebahagian yang lain. Mereka menyuruh
> mengerjakan yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar.... Alloh
> menjanjikan kepada orangorang yang beriman lelaki dan
> perempuan, akan mendapatkan syurga.... (QS. At Taubah 71 -
72).=================
>
> Dan ttg jawaban Pak Doedoeng kalau pria ketemu wanita yang
> menggetarkan
> hatinya.....tinggalah wanita itu dan pulang ke istrinya.
> Bagaimana kalau
> kita sedang dalam meeting seharian dan tugas2 yg tdk bisa
> ditinggalkannya
> dan tdk bisa pulang ke istrinya???
> Dan betul menurut Pak Abas & Pak Utun bahwa Pria bisa terpesona
> dgn melihat
> matanya, mendengar suaranya, lambaiannya....dan bahkan tanpa
> melihatbadannya karena cuma dengar suaranya yang lembut ditelpun.
> Bagaimana kalau kaum2 prialah yang belajar menahan nafsunya....!
> Kenapa
> harus wanita saja yang harus berbaju ini dan itu supaya pria tak
> tergoda!!!
> ========================
>
> Persis Bu Utami, karena itu Alloh menurunkan ayat sebelum
> perintah berjilbab kepada perempuan beriman adalah keharusan
> laki-laki untuk menahan nafsunya. QS. An Nuur: 30. Katakanlah
> kepada laki-laki beriman: "Hendaklah mereka menahan
> pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu
> lebih suci bagi mereka .........." Jelas kan Bu, Pak Abas,
> konsepnya pandang lurus ke depan tak tengok kiri kanan....Tentang konsep
"keterpaksaan" saya pernah melontarkan kaidah
> berikut ini dan sempat menjadi polemik: Kebaikan yang dilakukan
> terpaksa adalah lebih baik dari pada kejahatan yang dilakukan
> sukarela. Contohnya begini, orang yang tidak korupsi karena
> takut hukuman (dengan demikian dia terpaksa tidak korupsi),
> adalah lebih baik dari orang yang korupsi yang dilakukan secara
> sadar dan penuh tanggung jawab.
> Wassalam. DZArifin.
> ===============
> Selain itu pertanyaan saya kepada para wanita berjilbab: apakah
> mereka pakai
> jilbab itu berdasarkan kemauan mereka sendiri? bukan karena suami
> atau
> masyarakat disekitarnya?
> Kalau wanita itu pakai jilbab karena suami/keluarga dan tekanan
> lingkungannya, menurut saya itu tdk benar !
>
> Silahkan berkomentar dan lanjutkan diskusinya!
>
> Salam,
> Tami Enberg
>
>
>
>
>
> ___________________________________________________________
> indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id
>
>
>
> --[YONSATU -
ITB]----------------------------------------------------------
> Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
> Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
> Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
>
>


--[YONSATU - ITB]----------------------------------------------------------
Online archive : <http://yonsatu.mahawarman.net>
Moderators     : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Unsubscribe    : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>
Vacation       : <mailto:[EMAIL PROTECTED]>


Reply via email to