Saya setuju sekali dengan pendapat Pak Reksa, mana mungkin negara yang kita 
cintai ini bebas dari korupsi, sementara sebagian besar rakyatnya lebih 
menginginkan hal itu terjadi. Sebagai contoh kita sebagai konstituen dalam 
pemilu masih memilih para wakil rakyat yang kita tau sendiri mereka dari awal 
kampanye sudah membagi-bagikan duit, sementara kita masa bodo dengan hal itu 
yang penting dapat duit walaupun hanya Rp. 20 ribuan. Dimana harga diri kita, 
dimana akal sehat kita. Tapi itulah kenyataan yang harus kita hadapi, himbauan 
rasa lapar mengalahkan segalanya. Disamping itu banyak dari warga kita yang 
tidak punya rasa malu, kita lebih malu kalau tetangga melihat kita tidak punya 
apa-apa, tapi kita akan bangga kalau punya rumah bagus, punya mobil mewah, 
punya deposito, punya tanah dimana-mana dan punya HP keluaran terbaru, walaupun 
didapat dengan cara-cara dengan menghilangkan rasa malu itu, contoh Pengemis, 
sampai-sampai MUI suatu daerah Mem-Fatwa-kan bahwa Mengemis itu Haram.. Nah ini 
artinya apa bahwa kita sebenarnya enggan mendapatkan sesuatu dengan kerja 
keras, maunya dengan cara gampang atau INSTAN. Dengan kata lain bahwa rakyat 
kita adalah rakyat yang PEMALAS.

Mohon maaf, hanya pendapat pribadi

Ray
  ----- Original Message ----- 
  From: rx_mencen...@yahoo.com 
  To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, October 04, 2009 9:06 AM
  Subject: Re: [Keuangan] Inti Sari Diskusi...


    ngomongin masalah korupsi di negeri ini memang gak akan ada matinya. Semua 
orang tau, salah satu (mungkin penyebab utama) terhambatnya kemajuan bangsa ini 
adalah korupsi. 

  Banyak dari kita yg langsung menumpahkan kesalahan kepada pemimpin negeri ini 
atau aparat penegak hukum. Kita menganggap mereka tidak becus/tidak peduli 
dengan masalah pemberantasan korupsi. Dalam hal ini saya setuju bahwa, 
pemimpin/aparat memegang peranan yg besar dalam pemberantasan korupsi.

  Cuma mgkn ada satu hal yg kita lupa. Pemimpin adalah cermin dari masyarakat 
yg dipimpinnya. Dia pun lahir dari masyarakat. Dia pun, dulunya adalah 
'masyarakat'. Apa yang dia lakukan sebagai pemimpin, adalah apa juga yg 
dilakukan oleh masyarakat yg dipimpinnya. Bila pemimpin/aparat kita masih 
korup, mungkin sebagian besar rakyat kita pun masih korupsi. Tak peduli rakyat 
jelata ataupun orang kaya. Coba kita liat, dr level terbawah sekalipun, korupsi 
begitu mewabah. Tukang parkir jalanan yg jarang memberikan karcis parkir, kasir 
di toko yg jarang mengembalikan uang kembalian secara penuh, kita yg lbh suka 
menyogok polantas daripada ikut sidang, dan pasti msh banyak lg contoh lainnya. 
Selama perilaku2 spt itu blm bisa hilang, saya kira mengharapkan negara yg 
bersih dr korupsi adalah sebuah utopia.

  Hanya opini pribadi, mohon maaf bila tidak berkenan.

  Salam,

  Reksa

  Sent from my own phone off course :)

  - original message -
  Subject: Re: [Keuangan] Inti Sari Diskusi...
  From: "Muh. Nurul Falah" <matfa...@gmail.com>
  Date: 04/10/2009 08:31

  Makanya harus tegas & konsisten dalam pemberantasan korupsi. Aparat yang
  melanggar harus diberi *sanksi tegas & berlipat.* Apalagi aparat penegak
  hukum (Polisi, Jaksa, Hakim, KPK), kalau perlu dihukum mati & di depan umum
  agar menimbulkan efek jera. Kalau ini dilakukan, apa pun permintaan negara,
  rakyat tidak akan sungkan untuk berkorban. Kalau sekarang khan prinsipnya,
  kalau bisa bayar pajak sekecil mungkin. Tujuan Tax Planning itu khan
  meminimalkan pajak tanpa melanggar aturan yang ada.

  Yang diperlukan adalah revolusi dalam hal pemberantasan korupsi. Kalau
  sistem ekonomi sudah terlalu banyak modelnya. Orang pinter di negeri ini
  juga tidak terhitung, baik lulusan kapitalis, komunis, syariah, dll. Perlu
  kekompakan semua lapisan masyarakat untuk melakukannya. Menangkap koruptor
  di negeri tercinta ini seperti menangkap tikus di sarang tikus, sangat mudah
  ditemukan !

  Kalau perlu dikeluarkan aturan, barangsiapa yang bisa melaporkan aparat yang
  korupsi maka akan mendapatkan insentif tertentu (misalnya keringan pajak,
  hadiah, dll). Aparat yang ketangkep diproses secara tegas & di liput media
  secara nasional. Biar masyarakat tahu bahwa kita sedang berperang terhadap
  korupsi. Kalau perlu siaran langsung seperti siaran langsung penggerabekan
  teroris di temanggung.

  Maaf kalau saya agak sewot dengan "Musuh Besar Indonesia" ini.

  Rgds,

  Falah

  Pada 4 Oktober 2009 04:57, Andi MF Avandy <link2ha...@gmail.com> menulis:

  > Semua sistem berevolusi sebagaimana juga korupsi berevolusi baik kualitas
  > maupun kuantitasnya.
  > Andi MF Avandy
  > Sent from my BlackBerryŽ smartphone
  >

  [Non-text portions of this message have been removed]



  

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke