ngomongin masalah korupsi di negeri ini memang gak akan ada matinya. Semua 
orang tau, salah satu (mungkin penyebab utama) terhambatnya kemajuan bangsa ini 
adalah korupsi.  

Banyak dari kita yg langsung menumpahkan kesalahan kepada pemimpin negeri ini 
atau aparat penegak hukum. Kita menganggap mereka tidak becus/tidak peduli 
dengan masalah pemberantasan korupsi. Dalam hal ini saya setuju bahwa, 
pemimpin/aparat memegang peranan yg besar dalam pemberantasan korupsi.

Cuma mgkn ada satu hal yg kita lupa. Pemimpin adalah cermin dari masyarakat yg 
dipimpinnya. Dia pun lahir dari masyarakat. Dia pun, dulunya adalah 
'masyarakat'. Apa yang dia lakukan sebagai pemimpin, adalah apa juga yg 
dilakukan oleh masyarakat yg dipimpinnya. Bila pemimpin/aparat kita masih 
korup, mungkin sebagian besar rakyat kita pun masih korupsi. Tak peduli rakyat 
jelata ataupun orang kaya. Coba kita liat, dr level terbawah sekalipun, korupsi 
begitu mewabah. Tukang parkir jalanan yg jarang memberikan karcis parkir, kasir 
di toko yg jarang mengembalikan uang kembalian secara penuh, kita yg lbh suka 
menyogok polantas daripada ikut sidang, dan pasti msh banyak lg contoh lainnya. 
Selama perilaku2 spt itu blm bisa hilang, saya kira mengharapkan negara yg 
bersih dr korupsi adalah sebuah utopia.

Hanya opini pribadi, mohon maaf bila tidak berkenan.

Salam,

Reksa

 
Sent from my own phone off course :)

- original message -
Subject: Re: [Keuangan] Inti Sari Diskusi...
From: "Muh. Nurul Falah" <matfa...@gmail.com>
Date: 04/10/2009 08:31

Makanya harus tegas & konsisten dalam pemberantasan korupsi. Aparat yang
melanggar harus diberi *sanksi tegas & berlipat.* Apalagi aparat penegak
hukum (Polisi, Jaksa, Hakim, KPK), kalau perlu dihukum mati & di depan umum
agar menimbulkan efek jera. Kalau ini dilakukan, apa pun permintaan negara,
rakyat tidak akan sungkan untuk berkorban.  Kalau sekarang khan prinsipnya,
kalau bisa bayar pajak sekecil mungkin. Tujuan Tax Planning itu khan
meminimalkan pajak tanpa melanggar aturan yang ada.

Yang diperlukan adalah revolusi dalam hal pemberantasan korupsi. Kalau
sistem ekonomi sudah terlalu banyak modelnya. Orang pinter di negeri ini
juga tidak terhitung, baik lulusan kapitalis, komunis, syariah, dll.  Perlu
kekompakan semua lapisan masyarakat untuk melakukannya. Menangkap koruptor
di negeri tercinta ini seperti menangkap tikus di sarang tikus, sangat mudah
ditemukan !

Kalau perlu dikeluarkan aturan, barangsiapa yang bisa melaporkan aparat yang
korupsi maka akan mendapatkan insentif tertentu (misalnya keringan pajak,
hadiah, dll). Aparat yang ketangkep diproses secara tegas & di liput media
secara nasional. Biar masyarakat tahu bahwa kita sedang berperang terhadap
korupsi. Kalau perlu siaran langsung seperti siaran langsung penggerabekan
teroris di temanggung.

Maaf kalau saya agak sewot dengan "Musuh Besar Indonesia" ini.

Rgds,

Falah

Pada 4 Oktober 2009 04:57, Andi MF Avandy <link2ha...@gmail.com> menulis:

> Semua sistem berevolusi sebagaimana juga korupsi berevolusi baik kualitas
> maupun kuantitasnya.
> Andi MF Avandy
> Sent from my BlackBerryŽ smartphone
>


[Non-text portions of this message have been removed]


Kirim email ke