Kritik ini patut didengarkan dan diapresiasi. Anda benar ketika mengatakan 
"belum terjawab", karena masih menyisakan kemungkinan untuk terjawab. Ini 
sebenarnya semacam imperatif untuk mengatakan 'economist as vocation'. Apa dan 
bagaimana ini? semua sangat tergantung para ekonom Indonesia untuk merumuskan. 
Teori atau hukum tentulah hasil pergulatan.

Saya hanya bisa bicara normatif karena saya bukan ekonom, ya mau dipaksa dan 
diperah seperti apa, nggak bakalan bisa menjabarkan secara ilmiah. Tapi sebagai 
orang yang memiliki harapan, saya masih berharap bahwa kita mampu, soal kapan, 
ini proses. Karena jujur saja hidup di zaman yang hegemoninya bukan bagaimana 
individualitas-sosialitas berimbang tapi timpang, tentu sulit mencari sebuah 
jalan keluar.

Mereka, para pemikir muda dg idealisme ini ada, dan kepada mereka kita bisa 
menaruh harap. Saya tak hendak beretorika atau berapologetik, hanya supaya 
fair, butuh waktu berapa lama sebuah mazhab atau ideologi baru menemukan dan 
merumuskan dirinya? kapitalisme sejauh kemapanannya tercermin dalam pusaran 
Revolusi Industri di Inggris dan jika merunut teori Weber, sudah dimulai sejak 
reformasi Protestan, di abad ke-16. Dan teori ekonomi klasik ke neoklasik butuh 
waktu satu abad lebih. Ini sekedar perspektif saya.

terima kasih

pras




________________________________
Dari: Poltak Hotradero <hotrad...@gmail.com>
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 22:09:59
Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA

  
At 11:40 AM 10/6/2009, you wrote:
>Aku jd tertarik jg comment. Menurutku semua pemikiran/konsep selalu 
>merupakan respond terhadap tantangan jaman dan waktu. Jd, ada 
>assumsi yg melandasi konsep tsb.
>
>Asumsi2 dasar ekonomi kapitalis, sosialis rasanya sudah jelas. Yg 
>rasanya belum jelas ialah ekebenarnya apa sih asumsi2 ekonomi Pancasila?

Bung Enda,

Itu dia bagian dari pertanyaan saya sejak berhari-hari yang lewat.
Pancasila itu konkritnya apa? (dan sama dengan itu - ekonomi 
Pancasila itu konkritnya apa?)

Kayaknya masih belum terjawab.
Dan kalau memang belum terjawab -- bagaimana kita bisa tahu ekonomi 
pancasila (apapun itu) adalah penyelesaian atas masalah ekonomi kita?

Bila ternyata Pancasila tidak mendorong penegakan hukum atau 
meritocracy -- maka semakin berkuranglah poin untuk menyatakan bahwa 
ekonomi pancasila adalah resep yang tepat...

Sekadar jadi gerakan moral ya silahkan saja -- tetapi sebagai "agama" 
atau doktrin ekonomi -- Pancasila rasanya sudah terlalu jauh.

>Pertanyaan berikutnya tentu, seberapa penting sebenarnya asumsi tsb 
>dibawa dalam tahap operasional. [Aku sendiri pernah schock baca 
>paper lama dari Milton Friedman "The Methodology of Positive 
>Economics", yg kurang lebih bilang bhw unrealistics assumsi dalam 
>teori ekonomi tidaklah penting, selama teori tsb menghasilkan 
>prediksi yg benar].
>
>Apakah teori sdh jd agama?
>
>Salam,
>Enda





      Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke