Yth. Rekan-Rekan,

Kalo boleh saya kemukakan sedikit pendapat tentang Energi Listrik di Bali, ref 
beberapa 
emil yang saya baca dari rekan-rekan, bahwa Bali memang kelihatannya 
membutuhkan 
listrik skitar 300-400 kW (kalo enggak salah sebelum Bom Bali pertama), dan 
kemudian 
menurun jadi dibawah 300kW, sedangkan pasokan dari kabel Jawa-Bali kurang 
karena selain 
kebutuhan di Jawa meningkat juga kekhawatiran masalah kabel, serta pembangkit 
yg ada di 
Bali sudah berumur semuanya, maka diplan adanya pembangkit baru. Sementara 
sekarang 
timbul masalah lingkungan, dst. Pertanyaannya sekarang apakah sudah ada FS yang 
bener-
benar serius untuk menangani hal ini?, kalo iya berarti sudah ada pilihan 
berapa besar 
dan dimana lokasinya yg tepat untuk masing-masing pembangkit, apakah dari 
batubara, 
mini hydro, bayu, dll.

Menurut saya sih, sebesar-besarnya tenaga air tidak akan mencukupi, mungkin 
saat ini 
beda dengan kapasitas yg dulu (banyak air sungai yg sudah mengering), juga 
potensi 
angin yang belum dipetakan / diukur yg bener seperti halnya di Nusa Penida kan 
kurang 
menghasilkan. Kalo dari batubara, saya rasa pasti bisa besar namun 
penempatannya harus 
diperhatikan bener. Sebetulnya ada juga peluang lain, yaitu memanfaatkan energi 
ombak . 
Dengan demikian ke-tiga potensi yang ramah lingkungan itu disatukan (angin, air 
dan 
ombak), jika masih kurang, baru ditambahkan lagi yg batubara dengan lokasi yang 
tepat 
misalnya didaerah timur, bukan yg banyak tempat pariwisatanya seperti buleleng 
barat. 
dan juga kepada pengembang/ investor disarankan yg teknologi paling akhir 
dimana polusi 
sisa pembakaran batubara supaya disaring lagi yang bener (sistem cyclon kek, 
atau yg 
lainnya yang katanya sekarang sudah dikembangkan di Jerman), sehingga polusi 
berkurang 
lagi.

Demikian masukan / pendapat dari saya, dan mohon maaf pasti banyak 
kekurangannya.

Selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan, mudah-mudahan sejahtra dan damai 
semuanya.

Salam

Made Wirata


--
Open WebMail Project (http://openwebmail.org)


---------- Original Message -----------
From: "Asana Viebeke Lengkong" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <bali@lp3b.or.id>
Sent: Mon, 21 Jan 2008 01:09:00 +0800
Subject: [bali] Re: konferensi iklim dan bakar batu bara (a)

> P Sudja dan P Wis,
> 
> Kalau kita putar putar terus sekitar teori; nggak heran kita terus saja 
> dalam kondisi yang seperti ini tidak pernah termotivasi dan juga kurang 
> solidaritasnya sehingga tidak pernah kelihatan kemauan yang tinggi untuk 
> membangun kemauan yang terlegitimasi....
> 
> apa pilihan kita di Bali? Bagaimana kemudian kita membangun common idea agar 
> kemudian terjadi hal diatas itu.... People Power movement yang cukup tangguh 
> agar pemerintahnya mudeng apa gunanya mereka menjabat.
> 
> Di Badung, Bupati turun ke lapangan untuk ikut ngangkut sampah, rasanya 
> terlalu mahal lo biaya masyarakat membayar gaji para pejabat di daerah kalau 
> kerjanya ikut ngangkut sampah, padahal masih banyak pekerjaan management 
> yang perlu dilakukan di kantor dan memastikan adanya management penanganan 
> bencana, memastikan bahwa infrastruktur di Badung itu sangat penting dan 
> aturan tentang lingkungan hidup menjadi sangat sangat penting untuk 
> menyelamatkan masyarakat dari ke terpinggirkan (betul nggak bahasanya); 
> terkena bencana yang lebih hebat lagi.... dan lain lainnya.....
> 
> Kuta sebagai beach destination menjadi sebuah lelucon kalau melihat betapa 
> tidak terkendalinya sampah yang kembali ke pantai karena sampah masyarakat 
> masih membuang lebih dari 30% sampahnya ke kali....
> 
> Kalau kita kembali lagi ke listrik, salah satu pelayanan utility vital yang 
> menjadi tanggung jawab pemerintah; maka ayolah kita jangan terlalu banyak 
> berteori saja, dan lebih turun ke lapangan dan melakukan sesuatu yang 
> kemudian kita lihat hasilnya.... apakah itu mungkin atau tidak kita lihat 
> saja kemudian sambil mencari jalan keluar yang lebih realistis.  Saya rasa 
> semua lebih optimis kalau dengan jalan begitu, karena tidak semua kita 
> mendapat 'gaji bulanan' dimana kita bisa tenang dan nyaman untuk sekadar 
> mengeluarkan pendapat, tapi banyak juga diantara kita yang perlu untuk ber 
> pendapatan; jadi saya usul untuk para ahli, cendikiawan, pejabat, pemuda; 
> untuk membuat suatu perencanaan yang konkrit yang dapat diusulkan dan 
> dilaksanakan..... mari turun kelapangan... Bali sedang carut marut sosial 
> ekonomi dan lingkungannya dan bali adalah ONE SMALL ISLAND.... (P Sudja 
> kelihatannya punya akses cukup kuat di PLN pusat, apa jawaban mereka atas 
> pilihan Bali? (kalau ada pilihannya dan jawabannya) Apakah seperti yang 
> sudah di jelaskan berkali-kali?  BATU BARA KAH? tau masih negosiasi dalam 
> konteks dagang carbon?  Where are we all going at the end of the day???? or 
> may be more exact.... WHICH COMPARTMENT ARE YOU PUTTING AND TAKING US 
> ALL???? Pertanyaan ini lebih untuk para ahli dan akademisi yang ada di milis 
> ini; dan tentunya para pejabat kalau ada.....
> 
> Untuk Mas Tjahjo yang banyak menulis tentang Bali Planning Process; 
> bagaimana memulainya?  Bagaimana bentuk chartnya secara matrix? Kok nggak 
> kedengaran lagi?  Di milis ini banyak ahli ahli lo....
> 
> Saya mohon maaf kalau ada yang tidak berkenan, celotehan saya mohon di 
> abaikan saja.  Banyak masyarakat kita yang tidak memiliki access untuk 
> mendapatkan informasi atau ketika ada pun mereka tidak mempunya kemewahan 
> untuk dapat mengolahnya...... tidak seperti kita kita ini dengan kemewahan 
> berinternet ria....
> 
> Popo, Gung Alit.... ngiring sareng nae berkomentar... biar ada ujung hulu 
> dan hilir nya gitu loh
> 
> Apapun yang terjadi...... saya dengan semangat MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA 
> GALUNGAN DAN KUNINGAN............... DUMOGI RAHAYU SARENG 
> SAMI..................
> 
> Dalam damai,
> 
> Viebeke
>

--  
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi     : http://www.lp3b.or.id
Arsip         : http://bali.lp3b.or.id
Moderators    : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
Berlangganan  : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
Henti Langgan : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>

Reply via email to