Saya mo sharing nich juga sekalian butuh infonya ya...

Saat Bryan batuk yang lalu itu saya ke dsa, diberi obat anti biotik, resep itu saya 
belikan disalah satu apotik di Surabaya. Yang harus diminum itu adalah 3x5(hari).
Ternyata ada yang 1x minum itu dikeluarin ama Bryan, sehingga pada hari terakhir, saya 
terpaksa membeli obat sebagai ganti yang dikeluarin tersebut.
Waktu saya terima puyer, saya gak terlalu perhatikan, hanya setelah dirumah, baru 
sadar ternyata puyer yang saya beli itu (2 bh), isinya buanyak buanget dibanding yang 
lama (yang lama saat itu sisa 2 bungkus-untuk hari terakhir).
Perbandingan lebih banyaknya itu bisa 4-5 kali dari porsi yang pertama saya beli.

Karena tidak sama dengan yg lalu, besoknya suami saya kembali ke apotik tsb untuk 
menanyakan perbedaannya. Kenapa yang baru dibuat ini jauh lebih banyak?
Jawban mereka:
1. (Yang jawab bukan apotekernya, tetapi orang yang jaga diluar/kasir)
2. Jawaban mereka karena cuman beli 2 jadi glucose-nya dibagikan ke 2 itu yang 
semestinya harus dibagi untuk 15 buah.. aneh khan?

Suami mendapat jawaban dari mereka, langsung aja naik pitam, karena bukan yang meracik 
kok ikutan jawab, bahkan sampai suami saya menanyakan balik ke penjawab tersebut 
beranikah mereka mempertanggung jawabkan ini semua?

Suami saya cari aoptekernya dijawab lagi gak ada. Sorenya baru datang (apoterkernya)
Lalu suami telp ke dsa dengan dasar jawaban dari mereka, dsa juga gak mau. harus 
sesuai dengan dosis yang diminta.

Akhirnya obat tersebut diganti dengan yang baru, emang ada sisi baik dari mereka, obat 
yang racikan lama itu dikembalikan ke kami, sehingga kami tau kalau racikan itu 
benar-benar baru.

Yang bikin saya jengkel, mereka kok kesannya gak serius gitu ya, asal aja karena cuman 
minta 2 bh, sisanya dimasukkan, dsa aja bilang kalo terlalu banyak glucose, anak pasti 
nek.

Terus terang saya pengen mengadukan ini tapi kemana ya? Apa ke Lembaga Konsumen 
Indonesia ato ada rekan yang tau harus kemana? Bukan masalha glucosenya tetapi cara 
pelayanan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.
Ini adalah obat, bukan main-main. menyangkut kesehatan bahkan mungkin ekstrimnya 
adalah nyawa manusia, apalagi, obat yang saya minta adalah untuk bayi dimana mereka 
itu masih peka sekali.

Sekarang pun saya tulis ini kalo inget jadi jengkel banget.
Tolong rekan disini bisa beri saya masukan, saya harus mengadu dimana? Agar hal ini 
tidak terulang ke pasien yang lain.

Terimakasih atas masukannya

salam,
mama Bryan

Kirim email ke