kalo jalan tsb menemui jalan buntu, ya paling cepet nulis di keluhan di
surat kabar nasional, yg intinya minta agar orang tua hrs selalu waspada
agar tdk mengalami peristiwa serupa, jadi sekalian keselnya bisa dirasain
seluruh pembaca.
maaf kalo kurang membantu




-----Original Message-----
From: Henry Filman [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, February 09, 2004 2:05 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Mengadu Ke Mana Ya????


Dear Mama_nya Bryan

Saya setuju dengan niat anda untuk menindak lanjut kajadian ini, karena
memang masih
banyak pelayanan tidak memperhatikan aspek mendasar dari tugas mereka.
(anggap enteng)

Menurut saya memang harus ke Lembaga Komsumen Indonesia.

Demikian saja dulu, semoga bermanfaat.

Dhofan's dad
On Monday, February 9, 2004, at 01:50 PM, <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Saya mo sharing nich juga sekalian butuh infonya ya...
>
> Saat Bryan batuk yang lalu itu saya ke dsa, diberi obat anti biotik,
> resep itu saya belikan disalah satu apotik di Surabaya. Yang harus
> diminum itu adalah 3x5(hari).
> Ternyata ada yang 1x minum itu dikeluarin ama Bryan, sehingga pada
> hari terakhir, saya terpaksa membeli obat sebagai ganti yang
> dikeluarin tersebut.
> Waktu saya terima puyer, saya gak terlalu perhatikan, hanya setelah
> dirumah, baru sadar ternyata puyer yang saya beli itu (2 bh), isinya
> buanyak buanget dibanding yang lama (yang lama saat itu sisa 2
> bungkus-untuk hari terakhir).
> Perbandingan lebih banyaknya itu bisa 4-5 kali dari porsi yang pertama
> saya beli.
>
> Karena tidak sama dengan yg lalu, besoknya suami saya kembali ke
> apotik tsb untuk menanyakan perbedaannya. Kenapa yang baru dibuat ini
> jauh lebih banyak?
> Jawban mereka:
> 1. (Yang jawab bukan apotekernya, tetapi orang yang jaga diluar/kasir)
> 2. Jawaban mereka karena cuman beli 2 jadi glucose-nya dibagikan ke 2
> itu yang semestinya harus dibagi untuk 15 buah.. aneh khan?
>
> Suami mendapat jawaban dari mereka, langsung aja naik pitam, karena
> bukan yang meracik kok ikutan jawab, bahkan sampai suami saya
> menanyakan balik ke penjawab tersebut beranikah mereka mempertanggung
> jawabkan ini semua?
>
> Suami saya cari aoptekernya dijawab lagi gak ada. Sorenya baru datang
> (apoterkernya)
> Lalu suami telp ke dsa dengan dasar jawaban dari mereka, dsa juga gak
> mau. harus sesuai dengan dosis yang diminta.
>
> Akhirnya obat tersebut diganti dengan yang baru, emang ada sisi baik
> dari mereka, obat yang racikan lama itu dikembalikan ke kami, sehingga
> kami tau kalau racikan itu benar-benar baru.
>
> Yang bikin saya jengkel, mereka kok kesannya gak serius gitu ya, asal
> aja karena cuman minta 2 bh, sisanya dimasukkan, dsa aja bilang kalo
> terlalu banyak glucose, anak pasti nek.
>
> Terus terang saya pengen mengadukan ini tapi kemana ya? Apa ke Lembaga
> Konsumen Indonesia ato ada rekan yang tau harus kemana? Bukan masalha
> glucosenya tetapi cara pelayanan dan tanggung jawab terhadap > pekerjaan.
> Ini adalah obat, bukan main-main. menyangkut kesehatan bahkan mungkin
> ekstrimnya adalah nyawa manusia, apalagi, obat yang saya minta adalah
> untuk bayi dimana mereka itu masih peka sekali.
>
> Sekarang pun saya tulis ini kalo inget jadi jengkel banget.
> Tolong rekan disini bisa beri saya masukan, saya harus mengadu dimana?
> Agar hal ini tidak terulang ke pasien yang lain.
>
> Terimakasih atas masukannya
>
> salam,
> mama Bryan
>


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke