Saya kirimkan artikel tentang pembuatan ikan asin
semoga berguna


 PENGOLAHAN IKAN ASIN

  Pengolahan ikan asin adalah cara pengawetan ikan yang telah kuno, tetapi
saat kini masih banyak dilakukan orang di berbagai negara. Di Indonesia,
bahkan ikan asin masih menempati posisi penting sebagai salah satu bahan
pokok kebutuhan hidup rakyat banyak walaupun terdapat kecenderungan bahwa
konsumsi ikan asin makin menurun.

  Cara pengawetan ini merupakan usaha yang paling mudah dalam menyelamat­kan
hasil tangkapan oleh nelayan. Dengan penggaraman proses pembusukan dapat
dihambat sehingga ikan dapat disimpan lebih lama. Penggunaan garam sebagai
ba­han pengawet terutama diandalkan pada kemampuannya menghambat pertumbuhan
bakteri dan kegiatan enjim penyebab pembusukan ikan yang terdapat dalam
tubuh ikan.

     Pengolahan ikan asin dijumpai di semua pusat produksi hasil perikanan.
Semua jenis ikan, ukuran dan mutunya dapat diolah untuk ikan asin. Karena
itu beragam jenis, ukuran, bentuk dan mutu ikan asin dijumpai dalam pasar.
Namun untuk mendapatkan mutu ikan asin yang baik memerlukan beberapa
persyaratan mengenai bahan yang digunakan (ikan, garam) dan cara
pengolahannya.

2.    PENYERAPAN GARAM OLEH DAGING IKAN

  Bila garam dicampurkan dengan ikan, sebagian air dari tubuh ikan ditarik
keluar sedangkan garam diserap daging ikan. Banyaknya garam yang masuk ke
dalam daging ikan selama proses penggaraman ternyata dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti disebutkan di bawah ini.

Kesegaran Ikan : Ikan yang tidak segar atau busuk jauh lebih cepat menyerap
garam daripada ikan yang masih segar. Oleh karena itu ikan segar memerlukan
penggaraman lebih lama.

Kandungan Ikan : Ikan yang banyak mengandung lemak lebih lambat menyerap
garam dari pada ikan yang berlemak rendah karena lemak menghalangi masuknya
garam ke dalam daging ikan.

Ketebalan Ikan : Makin tebal ikan, makin lama garam dapat masuk ke seluruh
otot daging ikan. Untuk mempercepat penyerapan garam pada ikan besar
biasanya ikan dibelah dan disayat.

Kehalusan Garam: Bila penggaraman ikan dilakukan dengan cara penggaraman
kering, makin halus kristal garam yang digunakan makin cepat larut dan
diserap oleh daging ikan. Tetapi penyerapan yang terlalu cepat, permukaan
daging ikan cepat mengeras sehingga menghambat penyerapan garam oleh otot
daging bagian dalam. Karena itu biasanya penggaraman kering sebaiknya
menggunakan campuran kristal garam yang halus dan yang kasar.

Kemurnian Garam: Garam yang murni lebih cepat diserap oleh daging ikan
karena kotoran dalam garam selain mempengaruhi rupa, warna dan rasa ikan
asin, juga memperlambat penyerapan khususnya bila mengandung kalsium dan
magnesium.

Kepekatan Garam :Bila penggaraman menggunakan larutan garam (penggaraman
basah), makin pekat larutan garam yang dipakai lebih cepat daging ikan
menyerap garam. Menurut pengalaman banyak orang, ikan yang digarami dengan
larutan garam yang pekat dengan waktu pendek lebih baik hasilnya dan pada
menggunakan larutan garam yang lebih encer dengan waktu penggaraman yang
lebih lama.

Suhu Penggaraman : Makin tinggi suhu penggaraman makin cepat proses
penyerap­an garam. Tetapi penggunaan suhu tinggi juga memacu proses
pembusukan. Berda­sarkan pengalaman lainnya, pemakaian suhu rendah akan
menghasilkan ikan asin yang lebih menarik meskipun penyerapan garam relatif
lebih lambat.

3.    BEBERAPA METODE PENGGARAMAN

  Terdapat beragam cara penggaraman, tetapi pada dasarnya dapat
dikelompokkan ke dalam 3 jenis, yaitu:

3.1.    Penggaraman Kering

  Dengan metode ini, ikan ditaburi garam dan dibiarkan ditumpuk untuk
beberapa lama. Cairan yang terbentuk dapat dibiarkan hanyut terbuang
(disebut penggaraman Kench) atau cairan dibiarkan merendam ikan. Metode ini
sebenarnya tidak begitu cocok diterapkan di daerah tropis seperti di
Indonesia karena proses pembusukan dapat mudah terjadi pada bagian ikan yang
terbuka berhubungan dengan udara dan tidak terselimuti garam. Selain itu
warna-warna juga mudah berubah oleh oksidasi udara pada lemak. Kerugian
lainnya adalah kadar garam tidak seragam dalam daging ikan.

3.2.    Penggaraman Basah

  Penggaraman ikan dilakukan dengan larutan garam dalam suatu wadah dan ikan
harus terendam seluruhnya. Cara penggaraman ini praktis menghemat waktu dan
tenaga serta kandungan garamnya lebih seragam. Kepekatan garam dan
perbanding­an larutan garam dengan ikan harus diperhatikan dan
dipertimbangkan dengan baik. Selain itu cairan harus sering diaduk agar
penyerapan garam lebih cepat, karena ke­lambatan penyerapan garam dapat
menyebabkan pembusukan.

3.3.    Penggaraman Kombinasi

Metode ini merupakan kombinasi penggaraman kering dan penggaraman basah.
Pertama kali ikan ditaburi dengan kristal garam seluruh permukaannya lalu
disusun dalam wadah. Bagian atas tumpukan dibebani dengan pemberat. Setelah
itu perlahan-lahan dituangi dengan larutan garam jenuh sampai ikan tepat
terendam per­mukaannya. Metode ini terutama banyak digunakan orang kalau
menginginkan ikan asin berkadar garam tinggi.

  Di Indonesia, pembuatan ikan asin umumnya dalam bentuk ikan asin kering.
Karena itu setelah selesai proses penggaraman selalu diikuti dengan proses
pengeringan. Proses pengeringan yang paling umum dilakukan adalah dengan
penjemuran matahari langsung karena pengeringan dengan alat pengeringan
buatan (cara mekanis) masih dianggap terlalu mahal. Sedangkan ikan asin
basah yang umum diperjualbelikan di Indonesia adalah ikan asin yang telah
mengalami fermentasi yang lebih terkenal dengan nama ikan peda yang umumnya
terbuat dari jenis ikan kembung.

4.   HAL-HAL LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PENGOLAHAN IKAN ASIN

  Mutu Garam

  Di Indonesia umumnya garam diperoleh dan air laut yang diuapkan. Kemurnian
garam yang dihasilkan sangat tergantung pada kondisi air laut yang digunakan
dan cara produksi garam yang dilakukan. Umumnya garam yang dihasilkan banyak
mengandung kotoran berupa lumpur yang mengandung bahan organik dan garam
jenis lain. Garam kasar ini dapat diolah lebih lanjut untuk lebih memurnikan
yang di negara kita dikerjakan oleh PN Garam. Hasil olahan ini terkenal
dengan nama garam PN. Tetapi cara pengolahan ini masih belum murni betul.

  Garam yang lebih murni selain menghasilkan ikan asin yang baik, juga tidak
mudah menyerap uap air selama penyimpanan. Sebaliknya garam kasar yang
banyak mengandung kotoran akan cepat meleleh karena menyerap uap air. Dalam
hubungannya dengan pemurnian garam untuk ikan asin, sebaiknya penggaraman
menggunakan larutan garam. Pada pembuatan larutan garam bila dibuat larutan
jenuh kotoran akan mengendap atau terapung yang mudah dipisahkan dari
larutan. Dengan cara ini kita mendapatkan larutan garam yang lebih murni.

Pencegahan Bakteri Tahan Garam

  Pada waktu penyimpanan ikan asin setelah beberapa lama sering timbul warna
kemerahan pada permukaan ikan atau timbulnya bintik-bintik putih. Kejadian
ini disebabkan oleh pertumbuhan bakteri yang tahan terhadap garam. Akibat
pertumbuhan bakteri ini tidak hanya merusak warna dan rupa ikan asin, juga
menyebabkan bau yang tidak enak.

Usaha untuk mencegah timbulnya permasalahan ini dapat dilakukan dengan
cara-cara di bawah ini:



a.  Gunakan garam yang telah disimpan lama (paling tidak 3 bulan). Garam
yang disimpan lama menyebabkan bakteri tahan garam tersebut dapat mati
dengan sendirinya. Jadi hindarkan pemakaian garam yang baru
dibuat/diproduksi dan gunakan garam yang lebih murni.



b.   Buat larutan garam jenuh dan biarkan beberapa lama (minimum 2 hari).
Selama masa penyimpanan larutan garam itu menjadi jernih dan bakteri akan
mati. Larutan yang diperoleh dapat digunakan untuk penggaraman ikan dengan
hasil yang baik.




Kebersihan

         Selama proses pembuatan ikan asin kebersihan harus selalu
dipelihara tidak hanya dalam hubungannya dengan segi mutu produk tetapi juga
memelihara sua­sana kerja yang menyenangkan karena bersih dan bebas dari bau
yang tidak menye­nangkan yang dapat menarik sèrangga (lalat) dan binatang
pengganggu lainnya. Di bawah ini beberapa hal yang perlu diperhatikan:

-    sediakan tempat sisa/kotoran ikan,

-    gunakan air bersih untuk mencuci ikan,

-    semua peralatan dan ruangan harus dicuci/dibersihkan sebelum dan
setelah pengolahan.

Mutu Bahan Baku

  Dalam setiap pengolahan makanan harus selalu diingat bahwa hanya dari
bahan baku yang baik akan diperoleh produk akhir yang baik pula. Karena itu
gunakanlah ikan yang sesegar mungkin agar hasilnya diperoleh ikan asin yang
baik. Sedangkan mutu bahan baku tergantung pada cara penanganan, baik di
atas perahu maupun setelah ikan sampai di tempat pengolahan, maka hindarilah
beberapa hal yang dapat menyebabkan kerusakan ikan pada waktu penanganan.

TAHAP-TAHAP PENGOLAHAN IKAN ASIN

Bahan mentah:

-    Ikan ukuran besar, sedang atau kecil

-    Garam P.N. atau garam rakyat

Alat-alat yang diperlukan:

-    Tong penggaraman yang kadap air

-    Penutup tong terbuat dari papan dan pemberatnya

-    Pisau

-    Timbangan

-    Keranjang plastik

-    Rak penjemur

Prosedur pengolahan:

1.   Untuk ikan-ikan besar (kakap, tenggiri, ikan mas dan lain-lain)

Ikan yang masih segar dibelah punggungnya, buang isi perut dan insang.

Cuci dengan air bersih hingga bebas dari darah dan lendir, kumpulkan dalam
keranjang plastik, tiriskanbeberapa saat.

Setelah tiris timbang beratnya.

Timbang garam hancuran sebanyak 20 - 25% dari berat ikan yang akan
diga­rami.

Taburkan garam secukupnya ke dalam tong penggaraman, kemudian susun ikan di
atas taburan garam, dan taburkan garam kembali demikian seterusnya hingga
ikan terletak di antara dua lapisan garam.


2.   Untuk ikan-ikan sedang (layang, kembung, mujair dan sebagainya).

Ikan sedapat mungkin di buang isi perutnya dan insang tanpa membelah
perut­nya, cuci dengan air bersih hingga bebas dari darah dan lendir.

Tiriskan dan timbang beratnya.

Timbang garam sebanyak 15- 20% dari berat ikan bersih.

Isikan garam ke dalam rongga perut ikan, kemudian sisanya diaduk dengan ikan
dalam tong penggaraman.  Di atas tumpukan ikan diberi penutup papan dan
beban secukupnya.

Ikan dibiarkan dalam tong selama 24 jam.

Selesai penggaraman ikan diangkat dari tong dan cuci dengan air bersih
sampai bebas dari kotoran dan garam yang melekat.

Tiriskan beberapa saat.

Ikan diatur di atas rak penjemur sambil sekali-sekali diaduk. Dengan panas
yang baik ikan akan cepat kering selama 2 hari.

Ikan yang sudah kering dipak dalam peti atau keranjang bambu yang telah
dilapisi dengan kertas dan kemudian disimpan dalam ruangan yang sejuk dan
kering.

3.  Untuk ikan-ikan kecil (teri, petek, dan lain-lain).

Ikan dicuci dengan air bersih tanpa dibuang isi perut dan insang. Masukkan
ke dalam keranjang plastik dan tiriskan, lalu ditimbang.

Timbang garam sebanyak 5 - 10% dari berat ikan yang akan digarami.

Ikan dan garam diaduk sampai rata dalam tong penggaraman. Ikan dibiarkan
selama 24 jam atau sampai ada kesempatan untuk menjemur.

Ikan yang telah digarami dicuci seperti biasa, kemudian dijemur di atas rak
penjemur. Waktu penjemuran 1- 2 hari.



Sumber:

Kumpulan hasil-hasil Penelitian Pasca Panen Perikanan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan
bekerjasama dengan United State Agency for International
Development-Fisheries Research and Development Project (USAID/FRDP)

|



>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke