Mengapa masalahnya kok jadi belok kesini ya? sdr JS mengapa lebih memfokuskan 
masalah bantuan untuk kegiatan agama? 

Yang lebih umum terjadi di sini adalah: Yayasan/lembaga agama Khatolik ingin 
mendirikan rumah sakit umum, dia hanya bisa minta bantuannya ke Eropa, tidak 
mungkin dikasih arab saudi. yayasan/lembaga Islam ingin mendirikan sekolah 
umum, negeri Arab adalah sasaran utama untuk dimintai bantuan, pasti susah 
mencari dukungan Amerika. 

Banyak bea siswa yang diberikan oleh lembaga2 luar negeri, yang menerima bea 
siswa terbatas pada pemeluk agama tertentu. sedang bidang studinya tidak ada 
hubungannya dengan agama. Saya punya teman yang beragama Advent, dia menerima 
beasiswa semacam ini untuk mengambil jurusan managment di Philiphina. saya 
kira, pola ini tidak hanya monopoli Advent bukan? Ini adalah hal yang lumrah.

ZFy


  ----- Original Message ----- 
  From: Akhmad Bukhari Saleh 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, March 27, 2007 9:58 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: NEW: STUDY TOUR TAIWAN 2007, perincian 
biaya & schedule


  ----- Original Message ----- 
  From: JS
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
  Sent: Tuesday, March 27, 2007 6:29 PM
  Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: NEW: STUDY TOUR TAIWAN 2007, perincian 
  biaya & schedule

  > Pemikiran saya sederhana saja.
  > Kalau Arab bantunya mesjid,
  > Belanda bantunya gereja,
  > India bantunya kuil,
  > Taiwan membantu saudaranya di Indonesia (keturunan Tionghoa)...
  >
  > Sudah jelas logikanya?

  --------------------------------------------

  He he he... logikanya nggak logis dong!

  Yang Arab, Belanda dan India membantu sesuai dengan spesialisasi 
  masing-masing (mesjid, gereja, kuil), tetapi bantuan itu diberikan TANPA 
  pilih-pilih siapa yang dibantu, semua orang Indonesia dibantu tanpa dilihat 
  apakah saudaranya atau bukan, tanpa dilihat keturunan Arab atau Belanda atau 
  India atau bukan, semua orang Indonesia boleh pakai mesjidnya yang mau ke 
  mesjid, boleh pakai gerejanya yang mau ke gereja, boleh pakai kuilnya yang 
  mau ke kuil.

  Sedangkan yang Taiwan membantu sesuai dengan spesialisasinya (mengajar 
  bahasa Tionghoa), tetapi bantuan itu diberikan DENGAN pilih-pilih siapa yang 
  dibantu, cuma saudaranya sendiri saja yang boleh menerima bantuannya, yang 
  bukan saudaranya tidak boleh menerima bantuannya.

  Akibatnya apa?
  Akibatnya saudaranya di Indonesia itu jadi dimusuhin orang Indonesia 
  lainnya.

  Kalau RRT sudah belajar dari pengalaman. Tidak akan melakukan pilih-pilih 
  begitu, yang mereka sudah belajar dari pengalaman bahwa itu akan jadi 
  boomerang membikin menderita saudaranya yang jauh di negeri orang...

  Wasalam. 



   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke