Sebenarnya istilah " mempertahankan " budaya Tionghoa ini yang harus dikoreksi.

Apanya yang harus dipertahankan? budaya babah sudah tidak ada lagi yang 
"hidup", coba, tionghoa mana yang masih bisa gambang kromong?  siapa yang masih 
pakai batik encim? budaya totok pun juga sudah hampir "mati " akibat kena 
berangus , coba, hasil sastra mandarin dari Indonesia mana ada yang pantas 
ditampilkan di pentas dunia? masak mau mempertahankan yang seperti ini? 

Yang lebih tepat adalah " revitalisasi" buaya Tionghoa! menghiupkan kembali.

kalau bicara menghidupkan kembali, semua harus dimulai lagi dari titik nol. 
kita bisa saja bercita2 menghidupkan kembali budaya babah, tapi sat ini kita 
juga harus memperlakukan budaya ini sebagai "barang baru", mencoba mengenalkan 
kembali ke generasi  baru yang telah merasa asing, .

Sama saja halnya saat kita mengajarkan bahasa mandarin pada generasi muda 
tionghoa. bagi mereka ini juga merpakan pelajaran "bahasa asing". 

kalau demikian halnya, kita tidak usah pusing mana yang lebih benar. bagi yang 
masih memahami budaya babah silahkan menyebarkan, bagi yang paham budaya totok 
juga silahkan meneruskan ke generasi muda. 

Hanya saja, bagi kaum muda, akan lebih tertarik pada budya jontemporer 
dibanding budaya masa silam, dan budaya kontemporer ya harus menggali dari 
negeri asalnya yang budayanya terus mengalami perkembangan. ini adalah hal yang 
alami.

kalau demikian, yang berjaya adalah budaya import dong? mana identitas lokal? 
tak usah risau, jika perkembangannya normal, tidak ada campur tangan politik, 
sesuai perjalanan waktu, pasti akan muncul lagi budaya lokal hasil 
akulturisasi, akan muncul lagi budaya babah jilid 2, seperti di masa lalu.


ZFy



  ----- Original Message ----- 
  From: Ulysee 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, May 23, 2007 10:27 PM
  Subject: Euphoria Budaya Tionghoa (RE: [budaya_tionghua] Re: Peringatan 
Tragedi Mei 98 di Los Angeles)


  Hmm menarik, 
  Terutama mengenai "akulturasi budaya tionghoa ke budaya lokal" itu.

  Belakangan ini saya memang lagi bingung mengenai ke-tionghoaan. 
  Maksud hati ingin melestarikan budaya tionghoa, tapi agak agak rancu, 
  budaya tionghoa yang mana yang mau dilestarikan?? 

  Budaya tionghoa lokal kah?
  Budaya tionghoa impor kah?

  Yang mana yang termasuk budaya tionghoa lokal? Bagaimana
  melestarikannya?
  Apakah dengan mempelajari gambang kromong, kebaya encim, dan masakan
  seperti lontong cap go meh?

  Yang mana termasuk budaya tionghoa impor? Bagaimana melestarikannya?
  Apakah les kaligrafi, les alat musik guzhen? Les wushu? 

  Bingung. 
  Ini kali yang dibilang 'gamang' itu ya? 
  Merasa yang impor lebih afdol..
  Krisis identitas???


  Recent Activity
    a..  20New Members
  Visit Your Group 
  SPONSORED LINKS
    a.. Dan 
    b.. Indonesian 
    c.. Indonesian language course 
    d.. Indonesian language learn 
  Yahoo! Mail
  Get it all!

  With the all-new

  Yahoo! Mail Beta

  Y! Messenger
  Instant smiles

  Share photos while

  you IM friends.

  Y! GeoCities
  Share Interests

  Connect with

  others on the web.
  . 
   

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke