Sdr.Suryana,

jika anda meneliti budaya orang Timur Tengah terutama Yahudi pada
jaman dahulu, mereka tidak dimakamkan melainkan ditaruh di dalam gua.
Gua atau kuburan mereka juga termasuk berukuran besar.

Budaya kremasi sebenarnya juga dikenal oleh orang Tionghoa jaman
dahulu bahkan ada banyak jenis pemakaman. 

Saya sebutkan salah satunya adalah shui zhang atau penguburan air. Ini
 kurang lebih seperti permintaan saudara Suryana jika meninggal, yakni
dilempar ke sungai.

Selain itu adalah mu zhang atau penguburan pohon, biasanya ditepat di
atas kuburan itu ditanamkan pohon dan tanpa bentuk arsitektur apapun,
hanya sebatang pohon.

Yang dianggap pengaruh Buddhism tapi sebenarnya salah kaprah adalah
huo zhang atau kremasi. Jaman Shang sudah mengenal berbagai macam cara
penguburan.

Karena adanya muzhang, sempat beredar anggapan bahwa di bawah pohon
tua yang ada di Huangdi ling atau makam kaisar Kuning adalah tempat
jenazah beliau dikuburkan.


Hormat saya,


Xuan Tong

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "gsuryana" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> From: "liang.tjoa" <[EMAIL PROTECTED]>
> cut---->
> > Juga yang menjadi kendala , kalau agamanya alm  adalah kristen ,
> > apakah mungkin kita menggambarkan salib , dsbnya di bongpay, sedangkan
> > keinginan kita membuat "kuan" dengan meja dllnya.
> > Sekian dulu , terima kasih
> ++++
> Didalam kebudayaan timur tengah tidak dikenal kuburan yang memiliki
batu 
> nisan, dan malah untuk sebagian wilayah seseorang yang meninggal di
kubur 
> begitu saja tanpa tanda apapun, itu sebabnya didalam Alkitab sejak bab 
> pertama sampai akhir selalu banyak pengulangan silsilah leluhur
semisal Adam 
> beranak anu dan anu beranak anu dan anu beranak anu......
> Dengan sifat budaya seperti ini maka didalam cara penguburan Kristen
sudah 
> di modifikasi menjadi makan yang bermisan, dan 'tidak boleh'
ditambah lagi 
> dengan segala macam meja dan segala macam "kuan".
> 
> Tionghoa yang memiliki kebudayaan berbeda dimana silsilah selain
ditulis di 
> rumah marga, juga ditulis di batu nisan ( seperti yang sudah di
diskusi kan 
> di millis ini ), dan karena kebudayaannya adalah menyembah "Thian" yang 
> harus ada meja dan "kuan", juga ada acara Ceng Beng, dimana setahun
sekali 
> makam di sambang i, selain bertujuan untuk silahturami antar sanak
keluarga 
> ( memiliki makna psikologis bahwa akhirnya manusia itu ada didalam
tanah ), 
> juga untuk mengingatkan ke generasi selanjutnya bahwa nenek
moyangnya di 
> makam kan di lokasi tertentu, sehingga minimal keturunannya bisa saling 
> kenal, minimal........"7 turunan", sekali lagi kebudayaan Tionghoa unik 
> sekali dan bila di mengerti dengan baik dan benar sangat sangat
bermanfaat, 
> tentu saja bukan berarti budaya Timur Tengah jelek, karena
keuntungan budaya 
> Timur Tengah didalam hal silsilah tidak memakan banyak tanah.....(
akibat 
> dari ini maka timbulah modifikasi lagi yaitu di Kremasi.)
> 
> Mohon maaf bila ada yang keliru.....silahkan di koreksi.
> 
> sur.
>


Kirim email ke