Sdr.Suryana,

maaf bukan saya mau membela ahli fengshui, tapi 3 ahli fengshui
dibidang kuburan di kota Bogor yang saya kenal adalah master Shi,
master Huang dan master Gu. Saya rasa mereka bertiga tidak akan mau
merendahkan nama baik mereka untuk bermain mata dengan pemilik tanah.

Memang ada salah satu master ini yang dahulu pernah bekerja sama
dengan suatu yayasan pemakaman di kota Bogor dan  ada lagi salah satu
master tersebut konon sering dimintai pendapat untuk mencari lokasi
yang baik untuk fengshui kuburan oleh pemilik suatu tempat penitipan
jenazah di kota Bogor.

Jika anda tahu boleh anda sebutkan nama ahli fengshui yang anda
katakan bermain mata dengan pemilik tanah ? Jika diantara tiga orang
itu ternyata bermain mata, saya tidak akan segan-segan menegur mereka.
Dua orang diantara mereka adalah aliran Maoshan dan tentunya aliran
Maoshan memiliki etika moralitas yang perlu saya ingatkan kembali jika
mereka lupa.
Tapi memang saya tidak dapat memungkiri ada banyak ahli fengshui yang
tipis dalam etika moral. Semoga bukan mereka yang bermain mata.

Bicara masalah harga, saya jadi teringat beberapa tahun yang lalu
seorang kawan saya dikuburkan di Cipaku dengan harga tanah permeter
persegi sekitar Rp.2.000.000 rupiah. Bisa saya bayangkan harga tanah
di Gunung Gadung mencapai Rp.5.000.000 permeter persegi. Tapi dari
situ juga sebenarnya pemda mendapatkan PAD yang lumayan dan penduduk
sekitar bisa mendapatkan rejeki juga jika Chengbeng datang.

Dan sepanjang yang saya tahu, gunung Gadung adalah tempat yang
dikhususkan pemakaman Tionghoa sejak dahulu. Banyak kuburan-kuburan
disana yang umurnya puluhan hingga ratusan tahun.

Mengenai pembongkaran atau penjarahan kuburan Tionghoa yang anda
tuliskan, bukankah itu dilakukan atau diprovokasi oleh seorang
"paranormal" di kota Bogor ? Bahkan ia sempat mengatakan hal itu di
media massa ( cat: sayangnya saya lupa nama media massa tersebut ).

Dan tenang saja, saya memilih kremasi jika saya meninggal. 
Kaitan fengshui kuburan dengan keluarga yang ditinggalkan juga
seandainya benar, secara umum tidak akan lebih dari 3 generasi. Jadi
untuk apa membuang-buang uang hanya ingin mendapatkan fengshui bagus
untuk anak cucu jika hanya bertahan 3 generasi saja.

Kecuali memang ada ahli fengshui jempolan yang bisa membuat bertahan
lama. Tapi kenyataannya, kuburan kaisar Ming yang konon ditata menurut
 fengshui kuburan terbaik saja tetap runtuh. Dus tidak akan abadi.

Saya tidak tahu apakah kerajaan Inggris juga mengandalkan fengshui ?
Tapi faktanya kerajaan Inggris bertahan lebih lama daripada dinasti
Ming. Mungkin kerajaan Inggris akan runtuh ketika rakyatnya memilih
bentuk republik. Tapi entah kapan ?




Hormat saya,


Xuan Tong

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "gsuryana" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Tambahan dan himbau an.
> 
> Aku tinggal di Bogor dan tidak terlalu jauh dengan areal pemakaman
Gunung 
> Gadung, dimana di tahun 90-an luas nya sekitar 15 HA dan menjadi
sekitar 100 
> Ha di tahun 2000-an.
> 
> Tidak sedikit keluarga yang memakamkan sanak kerabatnya kena tipu
oleh para 
> biong yang sebenarnya lebih mengetahui tata cara pemakaman ala
Tionghoa, dan 
> akibatnya terjadi kongkalikong antara ahli Fengshui dengan pemilik
tanah 
> makam.
> 
> Karena ini adalah bisnis murni yang ROE nya paling menggiurkan
mengakibatkan 
> pemakaian tanah menjadi amburadul, pokoknya posisi dan letak secara
Fengshui 
> kurang bagus menjadi bisa bagus karena kolaborasi antar ahli
fengshui dengan 
> pemilik tanah, dan harganya pun selain cash keras mahalnya minta ampun, 
> untuk ukuran 4 X 4 M² minimal siap siap sampai 100 juta....
> 
> Memang Tionghoa Indonesia rada rada unik, untuk membuktikan kebaikannya 
> kepada almarhum tidak sungkan sungkan memakai tanah sampai ada yang
ribuan 
> M², untuk kelas yang ratusan M² boleh dibilang tidak sedikit.
> Akibatnya........keluarga semodel aku bila ada yang meninggal
terpaksa harus 
> di kremasi, karena sungguh menyakitkan tingkah pola dari pemilik
uang yang 
> kurang peka didalam ber sosialisasi.
> 
> Untuk di ketahui juga, bahwa daerah dekat kuburan fengshui nya tidak
bagus 
> untuk tempat tinggal, itu sebabnya areal Gunung Gadung menjadi
sarang preman 
> di waktu malam, dan.....masyarakatnya pun menjadi masyarakat berbeda
dengan 
> masyarakat lainnya..
> 
> Dan tambahan informasi, peruntukan tanah makam sebenarnya sudah ada
undang 
> undangnya dimana tidak boleh lebih 2 X1 M², sedang untuk pekuburan
Tionghoa 
> bisa menjadi berbeda dikarena peruntukannya memang bukan untuk makam, 
> melainkan untuk perumahan dengan sistim hak guna pakai.
> 
> Juga bila makam tidak di datang i dalam kurun tertentu ( bisa 5
tahun ), 
> dianggap ahli waris sudah tidak peduli, maka makam di kosong kan.
> 
> Sewaktu terjadi krisis ekonomi 98, tidak sedikit peti mati di lempar
ke kali 
> Cisadane setelah isi peti di kuras.
> 
> Untuk ini aku hanya bisa menghimbau...........gunakanlah sewajarnya.
> 
> Maaf dan ............:o)
> 
> sur ( aku mah sudah bilang disaat mati lempar ajah ke Cisadane juga
gak apa 
> apa....)
> ----- Original Message ----- 
> From: "liang.tjoa" <[EMAIL PROTECTED]>
>


Kirim email ke