Bung Akhmad Bukhari Saleh dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan (sahur)?

Hehehe.... setuju dengan pernyataan anda.

Senang saya membaca tulisan anda di milis ini, segar, santai
tapi padat berisi.

Berbeda dengan basa lisan, memang basa tertulis di milis ini
cukup unik. Mesti dibaca dengan santai dan menyeluruh. Sebab
ada saja orang yang terburu-buru (diuber setan atau tenggat
waktu kejar tayang?) baca sekilas, belum tuntas belum perik-
sa lagi isinya, sudah buru-buru respon dengan makian sekedar
one liner (baca milis dari jalan pake gadget kecil terbatas?)
padahal kalau dibaca lagi, ternyata ndak nyambung ama reply
yang dibuatnya. Atau juga yang dimaksud A, ditangkap B. Lalu
sudah kadung ributin soal B sampai heboh ke mana-mana, lantas
topik A sudah ketinggalan entah di mana nyasarnya. Unik sih. 

Kalau ndak begitu, ya memang bukan milis namanya ya? :D)

Namanya orang, katanya memang tidak sempurna, bisa hilaf bi-
sa salah sangka salah tafsir, tapi nampaknya kosakata 'maaf'
sudah hampir hilang dari kamus basa indonesia ya? Perlu jiwa
besar dan usus panjang memang, apalagi kalau bercuap-cuap le-
wat keyboard dalam secangkir atau semangkuk milis gini, jeh!

Begitu ajah sih, kira-kira.


Salam damai & kompak selalu,
Ophoeng
BSD City, Tangerang

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Akhmad Bukhari Saleh"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Sebetulnya, yang namanya milis itu nggak ada hubungannya
dengan berkarya nyata.
Namanya juga "mail", jadi di mail-list itu yang utama adalah
'berkarya ngomong' memang! Atau persisnya 'berkarya ngetik'...
 
Dan tidak ada keharusan/kewajiban bagi para owners dan
moderators suatu milis untuk merepotkan diri berkarya nyata
sehubungan dengan topik-topik/issue-issue yang dibahas dalam milisnya.
 
Tetapi yang dimaksud Tan-lookay bukanlah kalau ngomong
dan nulis/ngetik di milis ini salah. Dan tidak juga
dimaksudkannya bahwa kesalahan itu harus 'ditebus' dengan berkarya nyata.
 
Yang di maksudkan salah oleh Tan-lookay adalah berulang-
ulang menyerang orang yang tidak ada di milis ini, mengenai
suatu kasus/fenomena yang nyata terjadi di masyarakat.
Untuk yang demikian ini, hal tersebut merugikan warga milis
lainnya, paling tidak rugi waktu dan bandwith.
Dan tindakan omong kosong semacam itulah yang sebaiknya 
dialihkan menjadi karya nyata yang sesuai dengan
kasus/fenomena yang diserang secara shadow boxing itu.
 
Sehingga menjadi sesuatu yang positif, alih-alih bertindak
negatif menebar 'badai' di lingkungan milis yang cuma
'secangkir/semangkok' ini.
 
Wasalam.
 



Kirim email ke