Dari jawaban anda sudah semakin jelas, anda membenarkan semua langkah politik 
Pdip, Tanpa cacat! Bahkan dengan jujur mengakui beberapa langkah politik pdip 
karena pertimbangan realita politik yg ada, bukan murni atas pertimbangan 
moral! 
Jika sudah begini, tak ada jaminan bhw prabowo yg digandeng mega memang bersih! 
Bisa saja krn alasan politik praktis spt saat2 lalu! Dari pantauan lewat TV, 
sangat jelas wajah mega yg kuyu saat mengumumkan pencalonannya. Karena habis 
melakukan negosiasi yg alot dng prabowo! Dan perhatikan: calon lain ada yg 
angkat tangan bersama, sedang mega dan prabowo, saling pandang saja tidak, 
sangat kentara ini kawin paksa!
Habis, mau gimana lagi, daripada tak bisa maju ke pilpres!
 Inilah politik bung!
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-----Original Message-----
From: "gsuryana" <gsury...@indo.net.id>

Date: Tue, 23 Jun 2009 20:35:10 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Dari Tatap Muka Prabowo Subianto dengan 
Kalangan Tionghoa


Mengenai peran sutyoso persisnya spt apa ini masih bisa diperdebatkan, tapi 
anda hrs tahu perasaan para korban 27 juli yg sebagian menjadi simpatisan 
pdip! Mereka kebanyakan anti sutyoso! Mengapa mega mengabaikan perasaan 
konstituennya?
++++
:o)........itulah politik, sulit dibicarakan sebagai hitam dan putih.

Mereka merasa dikhianati! Apakah krn sutyoso begitu hebat prestasinya dlm 
memanage Dki? Ternyata tidak, Masyarakat tak ada yg memberi nilai hijau 
baginya! Satu2nya alasan mengapa mega memilih, menurut banyak orang adalah 
politik uang, sutyoso menyalurkan uang dari bandar judi! Kerjasama saling 
menguntungkan.
+++
Khusus kasus kudatuli yang sakit hati adalah aktivis mahasiswa, dilain sisi 
mereka juga pada aklhirnya bergabung dengan PDI-Perjuangan, sedang untuk 
kader PDI-Perjuangan disebut kelompok 123 sudah mendapat imbalan yang tidak 
pernah diduga sebelumnya, semisal menjadi anggota DPRD ( padahal berlatar 
belakang militansi semata ).

2.Tentang akbar tanjung, yg saya maksud adalah setelah pemilu 1999, saat 
mega mecari dukungan utk pemilihan presiden melalui mpr!
++++++
Pada saat pemilu 1999, sebagai pemilu terbuka pertama kali, PDI-Perjuangan 
menang, dan di MPR malah kena potong dengan poros tengah, sehingga terjadi 
koalisi koalisi, dan itulah kenyataannya dimana Mbak Mega kalah.


Dan di pemilu 2004, dia berkoalisi dng akbar tanjung untuk menghadang sby!
Teman saya sempat komentar: belum apa2 sudah bagi2 kursi dng golkar yg 
kotor, mendingan pilih tokoh baru." Pernahkan pdip mempertimbangkan hati 
rakyat pemilihnya yg merasa dikhianati?
+++++
Bicara 2004, maka tidak bisa lepas dari konvensi Golkar, dimana Golkar pada 
akhirnya mengusung Wiranto dengan Solahudin, disini PDI-Perjuangan mau tidak 
mau mencari cara untuk melakukan pecah suara, dan agar bisa terjadi maka 
harus ada yang bisa dirangkul di Golkarnya, jadi bukan semata mata bagi bagi 
kursi.
Dan mengenai Golkar yang kotor didalam kenyataannya Golkar menang pemilu 
setelah namanya hancur di 1999.

Mega dan pdip bisa punya segudang alasan untuk membenarkan diri, tapi pada 
akhirnya rakyatlah yg menilai. Sekuat apa alasan anda, jika rakyat tdk bisa 
terima ya percuma. Jika anda tak mau mendengar suara rakyat, anda akan 
ditinggalkan. Pdip mungkin takkan hilang, tapi jika tak tanggap membaca 
pikiran rakyat akan termarginalkan. Jangan mengandalkan diri pada usaha 
keras membangun organisasi, di indonesia, ketokohan seorang bisa merontokkan 
hasil kerja dalam semalam!
++++
Partai pasti mendengar suara Rakyat, sudah terbukti di Legislatif 
memposisikan diri sebagai partai oposisi, dimana peranan ini bukan semata 
asal interupsi, bila tujuannya baik dan benar akan di dukung, bila tujuannya 
kurang baik maka akan di oposisikan.

Pernahkah Pdip dan mega menganalisa, faktor apa yg membuat sby menang?
+++
Sudah jelas.......
Dan sudah cukup banyak data terkumpul, dan itu bukan untuk komsumsi publik.
Untuk 2009, pernah terbayang selama ini di Pilkada yang sudah berlangsung 
PDI-Perjuangan meraih kesuksesan sampai 48 %, sedang hasil Legislatif malah 
jeblok ?
Pernah terbayangkan Pilkada Jatim yang sedemikian rumeknya, sehingga seorang 
Kapolda mundur dan....................esok harinya menghadap Mbak Mega ?

sur.
Politik Indonesia saat ini belum bisa sedemokrasi di negara maju, selama 
tidak terjadi peristiwa seperti di Iran saat ini, kita sudah harus 
bersyukur. dan semoga Pilpres pun akan tetap aman tentram.

Sent from my BlackBerry®


Kirim email ke