----- Original Message ----- 
  From: zho...@yahoo.com 

  Mengapa anda begitu percaya dng segala yg diomongkan prabowo? Hanya krn dia 
telah dipilih mega? Mengapa anda begitu percaya dng mega? Hanya krn anda telah 
menjadi kader PDI? Banyak lho kader pdi yg akhirnya keluar krn tak puas dng 
mega!
  ++++
  Yeah.......tiap kepala berbeda isi, aku percaya karena menurut apa yang aku 
ketahui semua benar adanya.

  dan kebetulan aku baru menjawab postingan di millis sebelah, isinya mirip 
dengan diatas.

  Dari 10 postingan kegagalan Mbak Mega, sebenarnya tidak semua gagal, dan 
  masih bisa dijadikan bahan argumentasi, apalagi sekarang sudah tahun 2009, 
  sehingga minimal bisa menjadi lebih jelas lagi mengapa dimasa lalu ada 
  kejadian seperti itu.

  Hanya 1 yang aku komentari.
  Komentar TK yang meminta maaf karena kadernya gagal menjalankan amanah 
  Rakyat, itu aku amin i, dan itu bukan kegagalan Mbak Mega semata, melainkan 
  kegagalan instituisi dibawah Mbak Mega sebagai ketua umum yang juga 
  merangkap sebagai R2 kemudian R1.

  Seperti diketahui periode 1999 sd 2004 adalah kisah paling unik yang pernah 
  terjadi selama Indonesia merdeka, dan ini harus dijadikan bahan pelajaran 
  yang paling penting.
  Untuk periode 1999-2004 yang namanya DPR mendadak fungsinya menjadi BUKAN 
  pengawas Eksekutif, melainkan menjadi pembuat keputusan alokasi APBD ( aku 
  lupa mengenai APBN, eniwe APBD ditingkat Kotamadya/Kabupaten gaungnya lebih 
  terasa langsung ke Masyarakat ).
  Akibat dari perubahan tersebut, dilain sisi kader PDI-Perjuangan yang duduk 
  di DPRD bisa dibilang banyak banget ( sekali lagi banyak banget ) yang 
  berasal dari level bawah ( lha mana kepikiran akan menang pemilu ), sehingga 
  ketika duduk menjadi anggota DPRD langsung pada nginyem dan tidak tahu harus 
  bekerja seperti apa ( sekali lagi banyak kader karbitan yang jangankan 
  bicara hukum, dan uang, bicara apa fungsi Legislatif saja banyak yang tidak 
  tahu ), akibatnya Birokrat menyodorkan buku untuk di tanda tangani, langsung 
  saja di teken, sampai sampai slip gaji pun hanya ditanya apa di sini ada 
  uang korupsi, bila dijawab tidak ada maka langsung ditanda tangani, 
  akibatnya.........jelegur di 2005 banyak yang kena kasus korupsi, memang 
  tidak semua daerah, tergantung dari APBD nya, bila APBD nya besar maka 
  korupsinya menjadi tidak ada, karena masih masuk kedalam nilai 'kepatutan', 
  sedang bagi daerah yang APBD nya rendah, maka jadilah koruptor dadakan, dan 
  media massa memblow up, sebagai kasus korupsi, padahal si koruptor sendiri 
  kebingungan dari mana bisa jadi koruptor, lha semua ditanda tangani secara 
  syah ( kasus awal terjadi di Sumbar kemudian merembet ke daerah lain ).

  Dan untuk periode 2005-2009 fungsi DPRD dikembalikan ke fungsi Legislatif 
  lagi, dan dampak dari periode 1999-2004 sudah kadung terpatri.
  Apakah hanya kader PDI-Perjuangan thok ?, neinnn saat itu semua anggota DPRD 
  mau tidak mau terlibat, hanya media massa sekali lagi peranan media massa 
  lebih suka memblow up kader PDI-Perjuangan.
  ( apalagi di daerah tsb mayoritas Merah ).

  Eniwe nasi sudah menjadi bubur, untuk memperbaiki semua itu mau tidak mau 
  membutuhkan waktu yang cukup panjang.

  Untuk Kader yang keluar dari PDI-Perjuangan dan membuat partai baru ( 
  dikecualikan KKG dan Sophan, KKG tiarap demikian juga Sophan, seingatku 
  ketika aku ikut pembentukan PDP Sophan tidak pernah terlibat ), dikarenakan 
  tidak sabar untuk memperbaiki apa yang sudah terjadi, dilain pihak di DPP 
  sendiri memiliki pola pikir yang berbeda, dan itu wajar saja.

  Bisa dilihat pecahan PDI-Perjuangan perolehan suaranya bisa dibilang tidak 
  ada yang lebih dari 2 %, dan sekali lagi media massa dan pembaca tidak 
  memperdulikan data, melainkan lebih memperhatikan sosoknya semata, sehingga 
  yang terpatri orang Mbak Mega yang idealis minggir, padahal orang yang 
  idealisnya tinggi masih banyak, dan mereka tentunya tidak akan banyak cuap 
  cuap.
  Dalam hal ini berbeda dengan KKG yang memang sejak lahirnya tidak bisa asal 
  diam ( bagus juga sih minimal bisa ada informasi mengenai daleman 
  PDI-Perjuangan, makanya apa yang diucapkan oleh KKG tidak banyak dibantah 
  oleh orang PDI-Perjuangan ).

  Semoga oretan ku ini sedikitnya bisa dimengerti, sehingga minimal bisa 
  dijadikan bahan renungan mengapa begini dan mengapa begitu.
  Mengenai 9 postingan lainnya, sebenarnya beberapa masih bisa dibantah sih. 
  ( hanya aku bukan orang yang berkompeten menulisnya, karena beberapa kasus 
  melibatkan 'sesuatu kepentingan' yang lebih besar untuk NKRI ).


  Kalau mengambil contoh ex aktivis yg direkrut ps, jawabannya adalah krn 
mereka tergiur uang, ini diungkap oleh ex teman2 mereka sendiri sesama aktivis! 
  ++++
  Ada yang berfikir seperti itu, ada juga yang sadar bahwa menjalankan 
konstitusi melalui jalur jalanan hasilnya tidak akan pernah maksimal, dan untuk 
bisa masuk bukanlah hal yang mudah.
  Silahkan tunjuk aktivis jalanan siapapun yang Pak Zhou kenal, persilahkan 
masuk partai, apakah ybs mampu langsung masuk ke lingkaran atas ?


  Kalau membandingkan kemerosotan, PDI mengalami kemerosotan terbesar! Dari 35 
% menjadi 15% bung! Ini apakah bukan menandakan kekecewaa rakyat? Terutama 
penurunan dari 35% menjadi 18% pd pemilu sebelumnya, dimana mega masih menjadi 
presiden! Ini jelas menunjukkan mega telah kehilangan kepercayaan rakyat.
  ++++
  Aku oret diatas.

  sur.

Kirim email ke