Kang Sur,

1. Semua orang juga tahu, sutyoso dipilih dprd, tapi semua org juga dpt 
melihat, fraksi2 mana saja yg memberi suara dukungan untuk Sutyoso! Dan 
sayangnya itu termasuk PDIP! Seingatku yg menolak Pan dan pks. Rakyat 
mencatat itu! Spt uu pornografi, meski akhirnya lolos, rakyat tetap 
mencatat, pdi pernah menolak.
++++
Oke bila ingin jelasnya mengenai  Sutiyoso, mau tidak mau harus kembali ke 
peristiwa Kudatuli,
Pada waktu itu kantor PDI-Perjuangan akan di serang oleh kelompok lain, dan 
berita sudah menyebar, dan Sutiyoso yang mengetahui hal itu sudah mewanti 
wanti bahwa akan terjadi penyerangan besar besar an ke markas 
PDI-Perjuangan.
Untuk menghindari pertumpahan darah, maka Mbak Mega meminta seluruh jajaran 
partai untuk mundur dan melepas kantor tersebut, sehingga semua kader partai 
yang memiliki akses ke atas, mundur teratur, dan sebagian ( disebut kelompok 
123 ) yang tidak mengetahui perintah datang ke kantor tersebut dengan tujuan 
membela dan mempertahankan kantor tersebut, akibatnya terjadi korban baik 
luka, meninggal dan sebagian daerah kena dibakar ( aku pada waktu itu masih 
di Kwitang dan sudah diwanti wanti untuk selalu siap pulang, padahal bukan 
kader aktif, dan pada hari H akhirnya aku pulang duluan karena kondisi sudah 
sangat panas.
Dalam hal ini Sutiyoso sebelumnya sudah memberikan warning ke petinggi 
partai, dan Sutiyoso biarpun ber posisi tinggi tidak mungkin menolak 
perintah dengan hanya melarang, karena permasalahan sudah sedemikian 
memanas.

2. Justru saat menjadi sorotan publik, hrs cepat merespon kemauan rakyat, yg 
membuat noda hrs cepat diganti! Sby saja berani mengganti yusril yg punya 
partai, jaksa agung itu disokong partai apa? Jangan dng alasan stabilitas 
mempertahankan borok.
Siapa yg melintir kata2 mega? Apakah mega tak pernah berucap seperti itu? 
Semua media besar memuat itu, dan tak ada sanggahan dari mega kok!
++++
Jadi teringat di Bantar Gebang, semua media massa datang dan memenuhi 
podium, mulai dari media massa tayang, tulis sampai radio, dan pada akhirnya 
hanya 2 media massa tayang yang benar benar menayangkan deklarasi tersebut, 
padahal kendaraan media tayang memenuhi jalan di sekitar menuju panggung ( 
aku pernah hitung sepintas, lebih dari 15 media massa tayang ), Aku sering 
mendengar langsung ucapan ucapan Mbak dan ketika membaca di media massa 
menjadi berubah, terakhir di acara TV diawal Kampanye, ketika ada peserta 
yang ditanya bercita cita apa dan menjawab menjadi wartawan, oleh Mbak Mega 
dijawab mengapa hanya bercita cita menjadi wartawan thok, mengapa tidak 
ditambah menjadi pemilik media massa, dan di media massa tertulis Mbak Mega 
menghina posisi wartawan ( ini baru belum lama, bagaimana dengan sebelumnya 
?.........huehuehuehue hanya bisa nyengir kuda.

Situasi dan kondisi 2001-2004 sangat jauh berbeda sekarang, ekonomi masih 
amburadul, hukum hancur hancuran, pertahanan keamanan masih labil, eksekutif 
saling gontok gontokan, birokrasi jalan sendiri sendiri, Yudikatif semau mau 
nya dan Mbak Mega sedikit demi sedikit memperbaiki dengan memakai sistim 
prioritas, dan dasar dasar perbaikan sudah disediakan dengan harapan setelah 
2004 semua bisa menjadi awal yang baik.
Dan pada saat itu bila memang mau, bisa saja pemilu ditunda, karena Mbak 
Mega memiliki wewenang sd 2009 dan itu dilakukan karena bisa merusak fondasi 
yang sedang dibuatnya.

3. Dilengserkan atau terlengserkan intinya sama: orang2 lurus tersingkirkan, 
yg terpakai adalah orang2 yang Yes Mam! Semua yg bisa jilat mega. Ini akan 
semakin melemahkan partai! Perpecahan demi perpecahan bersumber dari sini! 
Jangan bilang partai pecahan hanya didukung sedikit suara pemilu. Pemilih yg 
ikut kecewa tentu tak otomatis mengalihkan suara ke partai sempalan, tapi 
bisa saja ke partai lain.
++++
Didalam politik tidak ada istilah lurus dan tidak lurus, yang ada adalah 
kerja sama team, bila semua pendapat harus ditampung tentunya akan tetap ada 
yang suka dan tidak suka, fungsi partai politik berbeda dengan mengelola 
perusahaan, dan PDI Perjuangan adalah partai wong cilik yang isinya sangat 
beragam latar belakang, yang Idealis keluar bukan berarti yang tertinggal 
tidak ada yang idealis, bila suara menjadi turun hal itu adalah konsekwensi 
yang harus diterima, dengan situasi dan kondisi yang penuh perubahan, 
mempertahankan sebuah prestasi jauh lebih sulit dibandingkan dengan meraih 
target yang sudah direncanakan.
Periode 2004 adalah hukuman nyata dan jelas, sedang periode 2009, masih 
menjadi tanda tanya karena masalah DPT serta gerakan operasi senyap berbeda 
dengan kasus 2004.

4. Tentang akbar tanjung, masak kang Sur lupa, yg saya sebut adalah 
peristiwa yang lalu, bukan pemilu sekarang! Dan kasus ak tanj jelas lain dng 
kasus GD, hrs dibedakan!
Jika anda hanya melihat kemampuan akbar tanjung memimpin golkar, lantas 
menawarkan kerjasama, ini memang pilihan politik praktis, tapi bukan 
berdasarkan pilihan moral tentunya. Apakah jika Mega mau mengajak kerjasama 
Akb tanj bisa langsung diartikan bhw akbar tanjung besih? Seperti statement 
anda dlm membela Prtabowo?
+++
Bila untuk kasus 2004, adalah keliru bila Mbak Mega meminta AT menjadi 
cawapres, lha posisi pada saat itu Golkar pemenang pemilu, mana ada pemenang 
pemilu menjadi cawapres ? ( peristiwa poros tengah tidak bisa diulang 
lagi ).

5. Anda menyalahkan media massa, tolong tanya, apa pks bisa melejit berkat 
bantuan media?
++++
Dengan perolehan suara dibawah 10 , dan pola kerja PKS, tidak membutuhkan 
media massa, karena sistim penggalangan massa nya berbeda dengan umumnya 
partai, dimana target utama PKS didalam gerakan mencari massa dilakukan 
melalui bidang pendidikan ( SLTA sd Universitas , itu sebabnya pada akhirnya 
mulai merangkul kader diluar kepribadian flatform partai/semisal dengan 
membuat iklan dengan penyanyi punkrock ).
Hal ini mirip dengan gerakan PDI dibawah Cang ATO, dimana sistim gerilya 
menjadi pola kerja yang paling effisien, dan itu dilakukan oleh Mbak Mega 
dengan datang ke daerah daerah, biarpun kedatang ke daerah daerah harus 
selalu dengan alasan alasan yang dibuat senormal mungkin, mulai dari kawinan 
kader, sampai sunatan kader, semua dilakukan untuk konsolidasi.


Anda mengakui kelemahan partai, tapi yg anda akui hanyalah kelemahan dlm 
komunikasi semata. Anda tak pernah mengakui, kemerosotan partai terutama 
adalah dari kesalahan2 sikap dan langkah2 politik, terutamana di eksekutif, 
krn saat itu mega presiden! Paratai yg memerintah selalu diuntungkan dlm hal 
komunikasi ke massa, kalau sampai kalah oleh seorang Sby yg baru membuat 
partai dadakan, dan juga belum cukup punya jaringan media, itu namanya 
rakyat menghukum partai penguasa! Seperti halnya pada pemilu sebelumnya, 
golkar yg sudah mapam berhasil di gulingkan pdip! Sejarah berulang Bung, yg 
tak mau belajar dr sejarah akan tergilas!
+++++
Ada banyak kisah dan pola yang bila ditulis satu persatu akan membuat pusing 
sendiri.
PDI-Perjuangan sudah menerima hukuman, dan itu sudah diakui, untuk kedepan 
mau tidak mau harus dilakukan melalui kongres partai, dan itu baru bisa 
terlaksana di tahun 2010.
Untuk bisa memperbaiki citra sebuah partai terlalu banyak faktor yang harus 
diperhitungkan, dan itu tidak bisa dikerjakan oleh satu orang, dan tidak 
bisa diputuskan oleh satu orang, biarpun di pusat bisa diputuskan belum 
tentu bisa berjalan ditingkat bawah, karena partai berbeda dengan 
perusahaan.

Eniwe aku sangat berterima kasih banget atas atensi kepada PDI-Perjuangan 
dan 'ketokohan Mega' karena dengan adanya perhatian ini, minimal ada 
'masyarakat' yang peduli, bandingkan dengan partai yang sudah tidak 
diperdulikan lagi, tentunya akan lebih menyedihkan lagi.

Untuk 2009 pun bukan berarti Mbak Mega bisa menang, yang perlu diambil 
hikmahnya adalah selama masa kampanye bila diteliti ulang bahwa Mbak Mega 
bukan tukang tidur siang  ( padahal istilah bobo siang demikian populer di 
kalangan wartawan ), lha menurut aku 1 bulan kampanye Presiden itu sangat 
sangat melelahkan, jangankan bisa tidur siang, mengatur waktu tidur pun 
menjadi sulit.....bila orang tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Mbak 
Mega, tentunya sulit bagi orang dekatnya untuk menjelaskan satu persatu.
Memang ada beberapa kali tampil di media massa tayang, salah satunya ketika 
ada acara di TV dengan moderatornya pemilik Jamu Jago, akhirnya pemilik Jamu 
Jago mengatakan bahwa apa yang beliau dengar ternyata berbeda dengan apa 
yang dia lihat secara nyata.

Akhir kata untuk bisa meningkatkan lagi perolehan suara PDI-Perjuangan, 
tentunya bukan hal yang mudah, dan itu membutuhkan waktu yang cukup panjang, 
dan aku yakin sampai kapanpun partai PDI-Perjuangan tidak akan musnah di 
NKRI ini, sama halnya dengan PPP dan Golkar, dimana semua ini dikarenakan 
struktur partai sudah sampai ketingkat bawah sudah eksis.
Mengenai idealisme dari kader, otomatis mati satu akan tumbuh seribu :o), 
karena kader militan tidak akan mudah hilang, yang ada tiarap dan siap 
bangkit bila memang partai sudah kembali ke asal sebagai partai yang penuh 
gontok gontokan...( aku suka nya karena ada gontok gontokan didalam, 
sehingga ketika keluar partai sudah bisa bersatu, bandingkan dengan periode 
99 mendadak banyak kader partai jadi jadi an, dimana roh partai nya berbeda 
dengan roh kader asli.

sur ( setelah selesai 2009 aku pribadi di partai akan retired, biarpun di 
tingkat kecamatan aku sudah diminta aktif, dan........capekkkk euy )


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT


From: "gsuryana"

Kirim email ke